Apa yang bapak kemukakan di dalam video2 di channel ini mungkin sangat besar manfaatnya bagi para akademisi dan peneliti tapi tidak bagi petani. Untuk bisa mewujudkan apa yang bapak sampaikan harus ada sinergisme antara ilmuan dan pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah. Langkah yang mungkin agak mendekati yaitu memperbanyak sosialisasi oleh lembaga terkait tentang potensi komoditas di tiap wilayah, bukan memaksa memaksa mengembangkan komoditas yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah. Contoh kecil di daerah saya tepatnya di kalimantan utara, beberapa tahun lalu di salah satu kabupaten (tidak perlu disebutkan) ada program reboisasi yang mungkin tujuannya bagus, agar memanfaatkan lahan2 tidur yang belum tersentuh pengelolaan. Tapi sayangnya program itu cuma dibuat seperti proyek saja biar kelihatannya dinas kehutanan dan perkebunan itu ada kegiatan. Yang bikin miris itu ketika proyek bagi2 bibit itu yang dibagikan diantaranya bibit pohon jati, yang pada perjalanannya ketika ketinggian sekitar 1-2 meter sudah tumbuh percabangan seperti pohon rambutan, padahal seharusnya untuk pohon seperti itu tumbuhnya harus tegak lurus biar produksi kayu olahan seperti papan dan baloknya berkwalitas, tapi apa mau dikata itu sdh terlanjur demikian. Padahal dari sisi kodrat alam saja sudah salah, seharusnya program itu membudidayakan kayu2 asli lokal yang sudah mulai langka dan hampir punah seperti ulin, meranti dan lain2. Itulah sedikit gambaran yang ada di negeri ini. Banyak diantara peneliti dan ilmuan di negeri ini yang hasil penelitiannya dianggap tidak bermanfaat bahkan dikeluarkan dari organisasi kelompoknya... Teruslah berkarya insya allah cepat ataupun lambat tetap saja kebaikan itu ada manfaatnya
Apa yang bapak kemukakan di dalam video2 di channel ini mungkin sangat besar manfaatnya bagi para akademisi dan peneliti tapi tidak bagi petani.
Untuk bisa mewujudkan apa yang bapak sampaikan harus ada sinergisme antara ilmuan dan pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah.
Langkah yang mungkin agak mendekati yaitu memperbanyak sosialisasi oleh lembaga terkait tentang potensi komoditas di tiap wilayah, bukan memaksa memaksa mengembangkan komoditas yang tidak sesuai dengan kondisi wilayah.
Contoh kecil di daerah saya tepatnya di kalimantan utara, beberapa tahun lalu di salah satu kabupaten (tidak perlu disebutkan) ada program reboisasi yang mungkin tujuannya bagus, agar memanfaatkan lahan2 tidur yang belum tersentuh pengelolaan.
Tapi sayangnya program itu cuma dibuat seperti proyek saja biar kelihatannya dinas kehutanan dan perkebunan itu ada kegiatan.
Yang bikin miris itu ketika proyek bagi2 bibit itu yang dibagikan diantaranya bibit pohon jati, yang pada perjalanannya ketika ketinggian sekitar 1-2 meter sudah tumbuh percabangan seperti pohon rambutan, padahal seharusnya untuk pohon seperti itu tumbuhnya harus tegak lurus biar produksi kayu olahan seperti papan dan baloknya berkwalitas, tapi apa mau dikata itu sdh terlanjur demikian.
Padahal dari sisi kodrat alam saja sudah salah, seharusnya program itu membudidayakan kayu2 asli lokal yang sudah mulai langka dan hampir punah seperti ulin, meranti dan lain2.
Itulah sedikit gambaran yang ada di negeri ini. Banyak diantara peneliti dan ilmuan di negeri ini yang hasil penelitiannya dianggap tidak bermanfaat bahkan dikeluarkan dari organisasi kelompoknya...
Teruslah berkarya insya allah cepat ataupun lambat tetap saja kebaikan itu ada manfaatnya