Menyikapi Bulan Al Muharram - Ustad Adi Hidayat

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah, kalender yang digunakan oleh umat Islam. Bulan ini memiliki makna yang sangat penting dalam agama Islam.
Muharram secara literal berarti "terlarang" atau "dilarang". Namun, di bulan Muharram, tidak ada larangan khusus bagi umat Islam, kecuali larangan yang umum berlaku bagi seluruh tahun. Bulan ini juga dianggap sebagai bulan yang khusus dan sakral.
Ada beberapa peristiwa yang berhubungan dengan bulan Muharram yang sangat berarti bagi umat Islam. Salah satu peristiwa yang sangat penting adalah peringatan Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Pada hari ini, umat Islam memperingati berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu, termasuk kisah Nabi Musa (Moses) yang diselamatkan dari Firaun dan umat Islam yang dibebaskan dari penindasan oleh Nabi Muhammad.
Selain itu, bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan kesedihan bagi umat Islam. Pada tanggal 9 dan 10 Muharram, umat Islam mengenang peristiwa yang sangat menyedihkan, yaitu tragedi di Karbala. Pada tahun 61 Hijriyah, cucu Nabi Muhammad yang bernama Imam Husain dan keluarganya mengalami penyiksaan dan pembantaian di Karbala oleh pasukan Yazid. Peristiwa ini sangat berarti bagi kelompok Syiah, yang memperingatinya dengan melakukan prosesi ziarah dan mengenang tragedi tersebut.
Dalam bulan Muharram juga terdapat tradisi ibadah puasa, di mana umat Islam dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Puasa ini tidak diwajibkan, namun umat Islam dianjurkan untuk melakukannya sebagai bentuk penghormatan dan mengenang peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan ini.
Secara umum, bulan Muharram memiliki berbagai makna dan peringatan yang penting bagi umat Islam. Selain sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah, Muharram juga menjadi momen refleksi, kesedihan, dan penghormatan terhadap peristiwa-peristiwa yang membentuk sejarah dan kepercayaan Islam.