Kawah Air Panas Sampuraga, Kutukan Si Anak Durhaka dari Mandailing Natal | XPLORE PARIWISATA

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 12 чер 2024
  • KAWAH air panas Sampuraga yang terletak di Desa Sirambas, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, menyimpan cerita unik. Berjarak kurang lebih 15 menit dari Panyabungan, Ibu Kota Mandailing Natal, aksesibilitas menuju lokasi ini terbilang sudah cukup baik, bisa dilalui berbagai jenis kendaraan. Dari sepeda motor, kendaraan roda empat sampai bus berukuran besar.
    Sampuraga bukan sekadar nama tempat. Ia berangkat dari satu cerita rakyat yang sangat populer. Sampuraga adalah seorang anak laki-laki yang mendurhaka terhadap ibunya. Warga setempat punya sebutan untuknya yakni ‘Sampuraga Maila Marina’, yang artinya: ‘Sampuraga yang malu dengan ibunya’. Sedikit banyak mirip kisah Malin Kundang dari Tanah Minang. Sampuraga sendiri pun diriwayatkan bukan putra daerah Mandailing. Dia pendatang dari kerajaan lain.
    “Sampuraga itu perantau, datang ke sini. Dulu di sini ada kerajaan. Lantaran jujur dan gigih, raja menyukainya dan menjodohkannya dengan putri raja. Pesta pernikahan pun digelar meriah. Saat pesta berlangsung datang seorang perempuan tua berbaju compang-camping, Perempuan itu ibu kandung Sampuraga, dan dia tidak mengakuinya. Sang Ibu marah dan minta kutukan sama Tuhan,” kata pengelola Kawah Air Panas Sampuraga, Lukman Batubara.
    Di sini letak beda dengan kisah Malin Kundang. Kutukan ibu Malin menyasar Malin seorang, yang mengubahnya menjadi batu, sedangkan kutukan Ibu Sampuraga menenggelamkan Sampuraga berikut seisi kampung ke balik tanah yang kemudian memunculkan cerukan mirip kawah yang terus mengeluarkan air panas sampai hari ini.
    Pada tahun 1999, sejumlah peneliti dari kampus ITB dan satu kampus di Australia datang untuk memeriksa kawah. Lazimnya, kawah terdapat di gunung vulkanik dan air panas yang dikeluarkan dari aktivitasnya mengandung kadar mineral tinggi, terutama belerang. Namun di Kawah Sampuraga tidak ditemukan kandungan belerang. Kawah juga tidak berhubungan dengan gunung vulkanik mana pun.
    “Waktu itu mereka menancapkan alat di tengah kawah air panas ini. Hasilnya, kawah tidak terbentuk dari gunung vulkanik dan tidak ada belerangnya juga. Mereka bilang, di bawah sana, ada kolam yang luasnya kurang lebih satu kilometer,” kata Lukman.
    Saat ini Kawah Air Panas Sampuraga yang dikelola pihak swasta dan beberapa tahun belakangan sudah mulai ditata apik -meski di beberapa bagian masih belum disentuh secara maksimal. Di bagian lain area kawah ini juga dibangun wahana air waterboom yang kekinian dan jadi penarik wisatawan.
    Kawah Air Panas Sampuraga ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari akhir pekan dan libur nasional. Pada musim buah-buahan tiba, biasanya warga sekitar menjajakan dagangannya kepada wisatawan.(*)
    #tribunmedan #inspirasiperubahan #pariwista #sampuraga #wisatasumut #pariwisatasumut #airpanas

КОМЕНТАРІ •