Makna Berkah dalam Shalawat | Ustadz Ammi Nur Baits

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 28 кві 2024
  • MAKNA BERKAH DALAM SHALAWAT
    Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
    🗓️ Selasa, 30 April 2024
    🏢 Masjid Al Furqon, Godean, Sleman
    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
    Di antara bentuk bacaan shalawat nabi yang paling utama yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ ialah :
    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
    “Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.” (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma’arif).
    Secara ilmu bahasa, al-barakah, berarti kebaikan yang banyak, berkembang, bertambah dan kebahagiaan. Dan Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Asal makna keberkahan, ialah kebaikan yang banyak dan abadi”.[2]
    ([2] Syarhu Shahîh Muslim, oleh an-Nawawi, 1/225.)
    Sumber keberkahan adalah Allah سبحانه و تعالى dan Allah سبحانه و تعالى memuji dirinya sendiri dengan keberkahan sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Mulk
    تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
    Artinya: 1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
    Sementara obyek yang mendapatkan keberkahan itu adalah makhluk. Makhluk yang diberkahi itu bertingkat-tingkat dan makhluk yang diberkahi dalam Al Qur'an mencakup :
    - Tempat ; Mekkah, Baitul Maqdis
    - Waktu : Lailatul Qadr
    - Manusia ; Para Nabi
    - Benda alam : Air hujan
    Apabila makhluk memiliki keberkahan yang banyak maka dapat menularkan keberkahan kepada makhluk yang lain. Ngalap berkah itu ada prosedurnya, semisal :
    1. Air hujan yakni mandi dengan air hujan
    عن أنسٍ رضي الله عنه-، قال: أصابنا ونحن مع رسول الله -صلى اللهُ عليه وسلم مطرٌ، قال: فحسَر رسول الله صلى اللهُ عليهِ وسلم ثوبَه حتى أصابَه مِن المطر، فقلنا: يا رسول الله! لمَ صنعتَ هذا؟ قال: “لأنَّه حديثُ عهدٍ بِربِّه تعالى”
    Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “hujan turun membasahi kami (para Sahabat) dan Rasulullah ﷺ, maka Rasululullah ﷺ membuka bajunya, sehingga hujan mengguyur beliau, maka kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah untuk apa engkau berbuat seperti ini?’ Beliau menjawab,
    لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
    “Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah ta’āla ciptakan.” (HR. Muslim no. 898).
    2. Al Quran dengan membaca, mentadaburinya, mempelajarinya, & mengamalkannya
    3. Ulama dengan ilmu & akhlaknya
    4. Hajar Aswad dengan menciumnya sebagaimana sunnah Nabi ﷺ, perhatikan hadits berikut,
    عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ
    “Dari ‘Abis bin Robi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata, “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah ﷺ, maka tentu aku tidak akan menciummu” (HR. Bukhari no. 1597, 1605 dan Muslim no. 1270).
    wallahu'alam
    UA-cam : • Makna Berkah dalam Sha...
    Facebook : fb.watch/rLQUQdLa9e/
    #shalawat #berkah #nabi #makhluk

КОМЕНТАРІ • 2