Semoga Allah senantiasa menjaga keistiqomahan antum ustadz (Ahmad syahrin thoriq)senantiasa melimpahkan keberkahan ilmu,umur,dan amal "اللهم اجزِ شيخنا خير الجزاء، وبارك له في علمه وعمله، واجعل ما يقدمه خالصًا لوجهك الكريم، ورفعة له في الدنيا والآخرة." "اللهم وفق شيخنا لما تحب وترضى، وبارك له في عمره وعافيته، وزده علمًا ونورًا، وانفع به الإسلام والمسلمين." "اللهم اجعل ما يعلّمه لنا صدقة جارية له، وأكرمه برضاك وجنتك، ووفقه لكل خير." حفظكم الله ورعاكم جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
Ulama seperti beliau ini sangat dibutuhkan oleh umat islam apalagi di indonesia yg notabene banyak sekali kelompok" sehingga banyak juga ikhtilaff nya.. Dgn cakrawala berfikir yg luas dan referensi yg banyak dari ulama mutaqoddimin dan muta'akhirin InshaAllaah bisa membantu mencerdaskan umat dalam beragama di indonesia Sehat selalu ustadz..🤲
Masya Allah, bangga jadi masyarakat samarinda, ternyata masih banyak ulama samarinda yang ilmiah dalam keilmuan agama, syukron ustadz syahrin thoriq mudahan Allah selalu jaga dan berkahi kehidupan ustadz selalu, salam saya ustadz, anak samarinda yang sedang belajar agama dipulau madura
Bismillah. 2:39: Akh Zainal Hakim mengatakan bahwa Mu'awiyah memberikan uang tutup mulut kepada Abu Hurairah. Didasarkan pada riwayat atsar Sa'id bin Musayyib yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Ijli di dalam Ma'rifatis Tsiqahnya. Tanggapan saya: 1. Sanad atsar tersebut shahih sampai kepada Sa'id bin Musayyib sebagaimana beliau katakan. - Ala bin Abdil Jabbar Al Anshari Maulahum, Abul Hasan Al Bashri: tsiqah, min rijal Bukhari. - Hammad bin Salamah Al Bashri: tsiqah abid, min rijal muslim, wa al Bukhari ta'liqan. - Yahya bin Sa'id Al Anshari Abu Sa'id Al Madani: tsiqah tsabt, min rijal Shahihain - Said bin Musayyib Abu Muhammad Al Madani: ahadul 'ulama al atsbat, min rijal shahihain. 2. Matan atsar berbunyi: كَانَ أَبُو هُرَيْرَة إِذا أعطَاهُ مُعَاوِيَة سَكَتَ وَإِذا أَمْسَكَ عَنهُ تَكَلَّم tarjamah lepasnya kurang lebih demikian: "Jika Mu'awiyah memberi Abu Hurairah pemberian, maka Abu Hurairah diam, jika Mu'awiyah menahan pemberian, Abu Hurairah berbicara. Apabila atsar ini dimaknai bahwa pemberian Mu'awiyah kepada Abu Hurairah adalah uang tutup mulut sebagaimana disangkakan Akh Zainal Hakim -semoga Allah meluruskan beliau-, maka hal tersebut tidak benar dengan alasan sebagai berikut: Satu: atsar tersebut masih multitafsir tidak menyebutkan, pemberian itu apa?, dan untuk apa?. Sehingga tidak bisa ditafsirkan secara sepihak bahwa pemberian itu adalah uang tutup mulut. Kedua: atsar tersebut tidak menyebutkan Abu Hurairah diam dari apa? dan berbicara tentang apa? sehingga perlu ditelusuri latar belakang sejarahnya, Abu Hurairah berbicara dan diam terhadap Mu'awiyah itu dalam rangka apa? Ketiga: Imam As Sakhowi rahimahullah dalam kitabnya التحفة اللطيفة في تاريخ المدينة mengatakan: وكذا استعمل معاوية أبا هريرة غير مرة hal ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah adalah wakil Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk memimpin di Madinah, yang tentunya Mu'awiyah berkewajiban memberikan upah kepada Abu Hurairah sebagai wakil Khalifah di Madinah. Berdasarkan keterangan ini, konteks pemberian Mu'awiyah bagi Abu Hurairah bukan uang tutup mulut sebagaimana disangkakan Akh Zainal Hakim -semoga Allah meluruskan beliau-, namun pemberian itu memang hak Abu Hurairah sebagai wakil khalifah yang harus diberikan oleh Mu'awiyah sebagai khalifah kepada wakilnya di daerah tugasnya. Maka, berbicaranya Abu Hurairah ketika tidak diberi oleh Mu'awiyah, adalah berbicaranya seseorang yang menuntut hak upahnya ketika tidak diberikan. Dan diamnya Abu Hurairah ketika sudah diberi oleh Mu'awiyah adalah diamnya seseorang yang sudah ditunaikan haknya. Uraian saya ini menambah keterangan Ustadz Abdus Syakur -hafizhahullah- di akhir statment bahwa pemberian Mu'awiyah kepada Abu Hurairah memang pemberian yang merupakan haknya Abu Hurairah, bukan uang tutup mulut sebagaimana disangkakan. وبالله التوفيق Semoga Allah memberkahi Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq hafizhahullah dan asatidzah lainnya yang membela Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam.
Terlepas Abu Hurairah berdusta apa tidak, itu adalah hal ghaib (sudah lampau, & kita tidak bisa memverifikasi kebenarannya). Yang terpenting dan harus dipertanyakan adalah KEIMANAN PADA HADIS!? HADIS TIDAK BOLEH DIIMANI SAMA SEPERTI AL-QUR'AN! Hadis tidak sama dengan Sunnah nabi! Hadis adalah berita/CERITA BERANTAI dari para PERAWI HADIS tentang sunnah nabi, so secara logika BISA BENAR BISA SALAH. Lalu masalahnya sekarang Verifikasi hadis melalui sanad sudah tidak bisa digunakan lagi alias USANG, dan tidak ilmiah. seharusnya VERIFIKASI PALING BENAR adalah menggunakan AL-QUR'AN dan AKAL SEHAT. *HADIS SESUAI AL-QUR'AN AMBIL, TIDAK SESUAI BUANG* !! Fakta dilapangan para penceramah sering mengutip hadis2 yg bertolakbelakang dg akal sehat bahkan bertentangan dg Al-Qur'an. Maka benar bahwa Al-Qur'an berkata : { ... فَبِأَيِّ حَدِيثِۭ بَعۡدَ ٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ يُؤۡمِنُونَ } [Al-Jatsiyah: 6] "..., MAKA *DENGAN HADIS MANA LAGI MEREKA AKAN BERIMAN SETELAH ALLAH DAN AYAT-AYAT-NYA* ?"
Luar biasa tuan guru Ahmad Syahrin Thoriq semoga Allah beri kesehatan, meluaskan rizki dan memberkati dengan umur panjang..🤲 Allhuma Aamiin 🤲🤲🏻🤲🏼🤲🏽🤲🏾🤲🏿
Maasyaa Allah KH Syahrin Thoriq.. Antum sangat pantas disebut orang berilmu dan cerdas.. Berkah selalu ustadz.. Semoga keturunan saya juga cerdas seperti antum😊
Alhamdulillah...saya dari Banyumas Jawa Tengah,jujur...saya sangat bangga karna di Indonesia ternyata memiliki ustadz cerdas seperti KH Ahmad Syahrin Thoriq, beliau mungkin tidak terkenal di televisi,namun ilmu pengetahuan / tsaqofah Islam beliau tidak kalah dengan para da'i-da'i yang terlihat di televisi.
Alhamdulillah Dengan terlaksananya diskusi terbuka antara ahli ilmu ini sdh terlaksana dgn baik dan lancar. Semoga hal ini jadi jln terbukanya kejernihan hati kita masing2 dlm berdakwah dlm menyampaikan ilmu sehingga tdk mudah menuduh org lain pendusta apalagi dituduhkan kepada sohabat Abu hurairah. Semoga Allah membuka hatinya para penuduh pendusta kepada Abu hurairah Utk bisa segera bertaubat kepada Allah Robbul izzah Barokallahu fina wafikum
MENUDUH SAHABAT ABU HURAIROH SBG PENDUSTA SECARA TDK LANGSUNG MERUPAKAN SU,UZON TERHADAP RASULULLAH SAW. karna Abu Hurairoh adlah salah satu sahabat yg sngat DEKAT dg Rasulullah> Mustahil kalau Beliau tdk mengetahuinya dan memujinya...
Kalimat paling mahal dan justru makin tampak jelas ke-Elegan-an Ust. Ahmad Syahrin salah satunya mulai di menit ke 2:43:05. Best of the Best Statement sih kalo boleh di bilang 🙂
Dalam kitab Al I’thisom salah seorang sahabat Nabi Abu Darda’ ketika sudah meninggalnya Nabi dan Khalifaur Rasyidin dan yang berkuasa adalah Muawiyah berkata : “Seandainya Nabi Muhammad SAW sekarang masih hidup, beliau pasti berkata sudah tidak ada lagi ajaran Islam yang dijalankan saat ini selain Sholat lima waktu saja.”. begitu juga Anas bin Malik, beliau berkata : “Seandainya Rasulullah SAW hidup kembali saat ini, beliau akan berkata tidak ada yang tertinggal dari ajaranku yang masih dijalankan kecuali sekedar membaca Kalimah Syahadat.”. Bahkan Ibnu Hudzaifah pernah berkata : “Dahulu dimasa Nabi Muhammad SAW hidup orang munafik masih menyembunyikan kemunafikannya, tapi sekarang mereka sudah terang-terangan menampakkan kemunafikannya.” Dimasa masih adanya sebagian sahabat yang masih hidup, ajaran Dinul Islam sudah mulai hilang dan kembali asing, lalu bagaimana dengan saat ini ?.
ولم يكتف أبو رية بتحريف الكلم عن مواضعه بل زاد على ذلك أن لفظ على في قوله (على ملء بطني) إنما هو للتعليل. وأن ابن هشام رحمه الله ذكر أن (على) تأتي على تسعة معان، إحداها التعليل، فلماذا تعين عند أبي رية أن تكون لمعنى واحد من هذه المعاني التسع، مع أنها في قول أبي هريرة تصلح لأكثر تلك المعاني؟ قال الإمام النووي في شرح قول أبي هريرة (على ملء بطني ): أي: ألازمه وأقنع بقوتي ولا أجمع مالا لذخيرة ولا غيرها ولا أزيد على قوتي ، والمراد من حيث حصول القوت من الوجوه المباحة ، وليس هو من الخدمة بالأجرة (النووي على مسلم. ١٦، ٥٣). وقال الحافظ ابن حجر : (على ملء بطني) : أي مقتنعًا بالقوت، أي فلم تكن له غيبة عنه (فتح الباري. ٤، ٢٣١). وقال العلامة العيني: (على ملء بطني : أي مقتنعًا بالقوت) (عمدة القارئ. ٥، ٣٩٤). Ada banyak sekali ulama yg telah membantah pikiran Abu Rayyah khususnya ttg Abu Hurairah, di antaranya : 1. Muhammad Abu Syuhbah dalam "Majallah al-Azhar" 2. Muhammad Samahi dalam "Abu Hurairah fi al-Mizan" 3. Abd al-Razaq dalam "Zulumat Abi Rayyah Imam Adhqa' al-Sunnah al-Muhammadiyah" 4. Abd al-Rahman al-Mu'allimi dalam "Anwar al-Kasyifah li Ma fi Kitab Adwa'" 5. Ajjaj Khatib dalam Abu Hurairah "Riwayat al-Islam & al-Sunnah Qabl al-Tadwin" 6. Mustafa al-Azami dlm banyak karyanya 7. Mustafa al-Siba'i dalam "al-Sunnah wa Makanatuha fi Tasyri' al-Islami" dll. Dengan kata lain, org yg masih menggunakan sumber Abu Rayyah menunjukkan ia tdk update dan tdk mengikuti dinamika pemikiran yg trs berjalan dan berkembang. Padahal, pemikiran Abu Rayyah telah usang.
Ibnu Syihab sendiri mengatakan dia tidak suka Qola wa Qola, padahal materi debat tentang perawi hadist terbanyak. Kata Gus Baha' "Debat agama kok menurut saya? emangnya kamu siapa? kok menurut saya"
tidak bisa begitu, pendapat pribadi masa bisa dikatakan apa yg mereka dapat dari pembelajaran mereka? wkwk, saya aja saat bertanya pada guru saya "bagaimana pendapat anda tentang.... " beliau langsung berkata, "saya tidak memiliki pendapat" tapi langsung beliau jelaskan😊
Mengaku Sunniy tapi pemahamannya Syi'ah. Syukron wa jazakallah ustaz KH. Ahmad Syahrin Thoriq yg sudah menerangi kegelapan yg dimunculkan oleh bapak Ibnu Ubaidillah dan kelompokknya, kita berdoa semoga Allah memberikan mereka Hidayah.
Siapa saja yang mendustakan Abu Hurairah maka dapat dipastikan dia adalah Syi'ah Rafidah, dan kalau pun bukan, maka juga dapat dipastikan bahwa dia sudah terkena syubhat Syi'ah Rafidah
Musibah Besar Umat Islam zaman sekarang adalah MEnuduh Sahabat Nabi sebagai Pendusta. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi rojiun. Selamatkan kami dari Fitnah dunia ini Ya Allah
Anda salah faham! Ini bukan dialog antar golongan! Ust. Ibnu adalah sunni lawan dan moderator juga audience semua sunni! Ini adalah debat internal tentang auto kritik seorang ust. Ibnu yang tentu saja dikeroyok seisi forum kecuali si baju kuning!
Intinya orang yg meragukan sahabat nabi abu Hurairah Radhiyallahu adalah munafik dan seorang zindiq. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam saja menjamin mereka sebaik-baik manusia adalah generasi sahabat
Satu fakta dari ibnu Syihab ketika live tiktok dia mengaku bermadzah syafii tapi menolak hadis abu Hurairah sedangkan imam Syafi'i juga memakai hadis abu Hurairah
Zaman sekarang banyak orang katanya orang berilmu karena nafsu syahwatnya dan ingin cepat populer dan dapat banyak undangan yg ujung ujungnya ingin kaya, lalu membuat suatu perbedaan dan mencari cari perbedaan yg bertentangan dan melawan arus dari pandangan ulama pada umumnya sehingga mengganggu ketenangan umat...
Zainal hakim adalah contoh orang yang datang bukan untuk bertanya dan diskusi, tapi hanya untuk berdebat, dia tidak peduli dengan jawaban orang yang ditanya, dia hanya ingin mendengar apa yang dia dengar dan berbicara panjang tapi tidak suka kalau pendapatnya dibantah. Ingin keliatan pinter tapi malah keliatan kalau tidak berilmu Tidak memiliki adab seorang penuntut ilmu, atau memang tidak berilmu?
1. Abu Hurairah mengaku hidup di masjid Nabi sehingga dia banyak mengetahui tentang Nabi Muhammad, sehingga ini dijadikan alasan oleh Abu Hurairah untuk meriwayatkan banyak hadis. 2. Abu Hurairah paling banyak meriwayatkan hadis meskipun dia mengaku bersama Nabi selama tiga tahun. Dan banyak ulama Islam yang meragukan semua hadis-hadisnya seperti Mahmud Abu Rayyah karena sebagian hadisnya dikeluarkan untuk kepentingan penguasa pada waktu itu. Para sahabat besar dan Aisyah (istri Nabi) juga menentang dan menolak hadis-hadisnya (Abu Hurairah). 3. Ada juga sebagian yang membela Abu Hurairah dengan menepis semua tuduhan-tuduhan terhadapnya dengan mengeluarkan sanggahan yang sesuai dengan Abu Hurairah. Misalkan, dia (Abu Hurairah) kuat hafalannya karena mendapatkan doa khusus dari Nabi Muhammad. 4. Abu Hurairah itu bisa disamakan dengan Paulus yang mengaku bertemu Isa Al-Masih as dalam perjalanan ke Syam dan dialah sebenarnya pendiri agama Kristen. 5. Sebagian besar hadis dalam Sahih Bukhori berasal dari Abu Hurairah, bagaimana dengan sahabat terdekat 4 khalifah rasyidin, Aisyah dan istri beliau yang lain? intinya Sunnah sangat berbeda dengan hadis (berita/cerita tentang sunnah)
Ditunggu vidio permintaan maafnya Ibnu Syihab yg telah menuduh Abu Hurairah RA pendusta. sudah meng-Iya-kan tadi saat argumen sendiri runtuh dalam live debatnya.
@zahroazzaqiyah1869 Justru karena kebenaran telah di Akui dan kebohongan sebelumnya telah tersebar luas di masyarakat Awam, itu perlu diluruskan sebelum jadi sebab rusaknya Akidah bagi yg tidak menonton debat ini. Nauzubillah... Pikir umat dek, bukan ego.
Seharusnya kementrian agama sudah harus membentuk lembaga tabayun yang memfasilitasi debat seperti ini agar perdebatan tidak liar di media sosial sehingga menimbulkan perdebatan tanpa ujung di social media dan berdampak pada kerukunan umat karena kebingungan umat.
Duhh... Sayang ada sedikit kurang profesional suaranya. Cuma satu mik saja yg masuk. Seharusnya vd nya ngambil suaranya di mixer langsung. Jd mic apapun yg di pegang masuk ke rekaman. Apa mungkin ga pake mixer? Pake sound werles saja?
Tentang Ka'b al-Ahbar menurut saya ust. AST salah, Ka'b bukan sahabat melainkan tabi'in. Beliau Masuk Islam di masa kekhilafahan Umar. Hadits ini sekalipun dlm Shahih Muslim dia termasuk dlm hadits Dhaif. Krn rawi bernama Ibnu Juraij. Dialah yg memungkinkan melakukan salah memasukkan hadits ini dlm riwayat Abu Hurairah.
Koreksi untuk poin ka’bul ahbar, beliau tabi’i bukan shohabi. قال الزركلي في الأعلام: كعب بن ماتع بن ذي هجن الحميري، أبو إسحاق: تابعي. كان في الجاهلية من كبار علماء اليهود في اليمن، وأسلم في زمن أبي بكر، وقدم المدينة في دولة عمر. قال عنه الذهبي في السير: «كعب الأحبار: هو كعب بن ماتع الحميري اليماني العلامة الحبر،الذي كان يهوديا فأسلم بعد وفاة النبي - صلى الله عليه وسلم - وقدم المدينة من اليمن في أيام عمر رضي الله عنه ، فجالس أصحاب محمد - صلى الله عليه وسلم - فكان يحدثهم عن الكتب الإسرائيلية ، ويحفظ عجائب ويأخذ السنن عن الصحابة. وكان حسن الإسلام، متين الديانة، من نبلاء العلماء»
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penipuan, di dalamnya orang yang berdusta dipercaya sedang orang yang jujur didustakan, orang yang berkhianat diberi amanah, sedang orang yang amanah dikhianati, dan di dalamnya juga terdapat al-ruwaibidhah.” Ditanya, “Apa itu al-ruwaibidhah wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Yaitu orang bodoh yang berbicara (memberi fatwa) dalam urusan manusia” (HR Ahmad).
Bagus ustadz kami masyarakat umum tercerahkan, kalau ada yang membingungkan di debat ilmiah lagi saja ustad, jadi biar orang lebih hati hati untuk berfatwa atau berkata..
Kualitas videonya kurang bagus ustadz. Resolusinya belum HD kurang jernih. Barangkali ke depannya untuk lebih di tingkatkan lagj. Kan sangat sayang momen penting seperti ini jika kurang jernih.
SIAPA SAHABAT NABI SAW ? Kita jangan keliru dalam mendifinisikan siapa orang yang disebut Sahabat RA. Berdasarkan keterangan AlQur’an orang yang disebut sahabat Nabi dan Allah Ridhoi (Radhi Alllahu’an) hanya ada 3 kelompok, yaitu ; 1. Ashabiqul awwalun (orang yg pertama masuk islam yg kemudian hijrah ke Habasyah) 2. Muhajirin (Orang yg ikut hijrah ke Madinah) 3. Anshor (Penyambut Nabi SAW yg terlibat di perang Badar dan Uhud) Merekalah 3 kelompok sahabat yang Radhialllahu’an. Adapun orang yg baru masuk Islam setelahnya disebut Tabi’in (Pengikut). Lihatlah dalam Surat At-Taubah Ayat 100 : Artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” Jadi tidak benar kalau semua orang yang masuk islam dimasa Nabi SAW hidup disebut oleh Allah sebagai sahabat RA. Diantara mereka banyak juga yang Munafik, arinya pura-pura masuk Islam tapi sejatinya ingin merusak Islam dari dalam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749) Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah bentuk kebid’ahan. Dan Abu Hurairah adalah pendukung utama Mu'awiyah dan Yazid dari Bani Umayyah. Mereka adalah Khalifah yang didukung penuh oleh KA'AB AL AHBAR (seorang yahudi yang pura-pura masuk islam dan juga menjadi Guru Besar Abu Hurairah) untuk merebut dan membinasakan Ahlul Ba'it Nabi SAW yaitu Ali bin Abu Thalib dan anak-anaknya.
BAHAYA MENGIKUTI KA’AB AL AHBAR (ULAMA YAHUDI) “Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. At-Taubah :32) Upaya orang yang memusuhi para Nabi, untuk merusak akidahnya sebenarnya sudah menimpa pada hampir semua Nabi. Setiap Allah mengutus seorang nabi, sebagian besar ummatnya yang tidak suka akan terus merusak akidahnya, menghina dan membulinya. Orang yang memusuhi Nabi ini bukan hanya orang luar saja, bahkan diantara para dzurriyah Nabipun terseret untuk memusuhi dan merusak akidah. Bahkan tidak jarang menjadi pelopor orang yang mendustakan Nabinya. Hal ini banyak terekam dalam Al Quran, dimana Bani Israel dan Ulama Yahudi yang katanya merupakan anak cucu Nabi Ibrahim dari Nabi Ya’qub sering menjadi tokoh utama penentang para nabi dari kalangan mereka sendiri. Nabi Musa (Pembawa Taurat) dan Nabi Isa (Pembawa Injil) yang Ulul Azmi bahkan mereka dustakan juga. Tapi, uniknya Bani Israel (Kaum Yahudi) yang mendustakan ini dalam sejarah mengaku dan merasa tetap berpegang pada Taurat dan Injil. Hanya saja menurut Al Quran, Taurat dan Injil sudah mereka pelintir pemahamannya disesuaikan dengan hawa nafsu (keinginan) mereka. Upaya ulama yahudi (Ahlul Kitab) dan orang lainnya yang memusuhi Nabi Muhammad untuk merusak akidah Islam sebenarnya sudah dimulai sejak masa kehidupan Nabi. Hanya saja saat itu Nabi Muhammad dengan tegas melarang mengikuti pemikiran mereka. Al Quran menerangkan perilaku mereka dengan gamblang. Pemelintiran sejarah dan akidah terus menerus mereka gaungkan, sebegaimana disebut dalam Surat Al Baqarah ayat : 120 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” 143. “....Kami tidak menjadikan kiblat yang kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” 145. “Walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (argumentasi) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu (Ka’bah), dan engkau pun tidak boleh mengikuti kiblat mereka (Ba’it Yahudi). Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka (meyakini kebenaran kiblat Yahudi) setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau (ummat islam) termasuk orang-orang zhalim. Berdasarkan analisa ayat Al Quran diatas, dapat kita simpulkan bahwa secara perlahan-lahan ulama-ulama Ahlul Kitab akan menyeret kita dari jalan kebenaran hingga kita mengikuti kemauan mereka, artinya berakidah sesuai dengan keinginan mereka. Dalam upayanya menyeret akidah Islam agar sesuai dengan keinginan mereka, tidak jarang mereka berpura-pura masuk Islam untuk menghilangkan kecurigaan ummat. Upaya mereka merusak akidah dimasa Nabi dan Khulafaur Rasyidin tidak berhasil, mereka semua dengan tegas menolak pemikiran ulama Yahudi yang ingin mencampur adukkan akidah Islam dengan hdits-hadits Israiliyat versi mereka. Namun, walapun khalifaur Rasyidin menolak pemikiran Yahudi, tidak menutup kemungkinan ada juga beberapa sahabat generasi akhir kenabian yang terpengaruh dan terseret oleh kepiawaian Ulama Ahlil Kitab dalam bernarasi. Sesudah Khalafaur Rasyidin, upaya ulama Ahlul Kitab (Ka’ab Al Ahbar) untuk menyeret akidah Islam sesuai keinginan mereka mulai mendapat angin segar. Mereka memanfaatkan konflik turun temurun antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah. Dengan lihai dan berpura-pura masuk Islam, orang Yahudi ini berhasil menyusup kedalam pemerintahan, dan mulai menabur khurafat-khurafat dan narasi-narasi yang melencengkan akidah islam kepada bid’ah (pendapat mereka). Upaya orang yahudi merusak akidah ini akhirnya berhasil, dan mendapat dukungan sempurna dari penguasa sejak wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, demi memperoleh legitimasi dan mempertahankan kekuasaan. Sejak saat itu, ratusan ribu bahkan mungkin jutaan hadits palsu mulai tersebar dan bertaburan. Pemikiran-pemikiran Al Ahbar Yahudi dianggap benar, jujur dan tsiqah. Dinul Islam mulai dicampur adukkan dengan akidah Al Ahbar dan Kafir Musyrik (jahiliyah) kembali. Bentuk khurafat-khurafat dan hadits-hadits yang perlu dicermati kembali antara lain : 1. Upaya untuk menenggelamkan kesucian Rasulullah SAW. Ini dimulai sejak Nabi Muhammad belum lahir, bahkan terhadap Bapak dan Ibu Nabi. Sebagian ummat Islam akhirnya meyakini kebenaran hadits bahwa bapak dan ibu nabi meninggal dalam kekafiran dan masuk neraka. Hadits ini perlu kita cermati, mengingat : - Sebagian besar Nabi adalah keturunan Nabi Ibrahim, dan tidak ada nabi keturunan Ibrahim lainnya yang diyakini keturunan dari orang kafir. Lalu mengapa terhadap Nabi Muhammad kita meyakini sebagai keturunan orang kafir musyrik ?. - Orang tua nabi hidup dimasa sebelum kenabian, jadi walaupun mereka dianggap tidak beragama Islam tidaklah pantas rasanya memvonis mereka yang hidup dimasa kenabian sebagai ahli neraka. Lebih-lebih leluhur nabi terkenal sebagai orang yang shalih dan berakhlak tinggi dimasanya. - Ingat, pada dasarnya Ad Din orang-orang Arab adalah agama Hanif (agama Ibrahim yang lurus), dan ini tidak jauh berbeda dengan Islam. Hanya saja dimasa jahiliyah, pengikut agama Hanif ini banyak yang terseret pada pemikiran-pemikiran pemuja berhala. Namun ini tidak berarti semua orang Quraish Arab saat itu menjadi pemuja berhala, diantara mereka masih ada yang lurus dalam Ad Din Ibrahim yang hanif. Ad Din Ibrahim yang hanif inilah yang nantinya dikokohkan kembali oleh Nabi Muhammad dalam satu payung yaitu Dinul Islam. - Bukti bahwa Rasulullah meneruskan dan meluruskan kembali Ad Din Ibrahim yang hanif ini adalah banyaknya kesamaan ritual antara ritual Islam dengan ritual jahiliyah, seperti dalam haji, puasa, zakat, bahkan mungkin dalam ritual shalat. 2. Untuk merusak citra Bani Hasyim juga dilontarkan dengan hadits bahwa paman beliau Abu Thalib meninggal dalam keadaan kafir. Hadits inipun perlu dicermati, mengingat : - Abu Thalib orang yang sangat mendukung dakwah Nabi dan melindunginya dari gangguan orang kafir. Orang yang mendukung dakwah nabi pastinya adalah orang yang meyakini bahwa apa yang disampaikan nabi adalah kebenaran. Dan sangatlah mustahil, orang yang membela mati-matian nabi dari gangguan-gangguan orang lain itu akidahnya serupa dengan orang yang mengganggunya. - Walaupun benar Abu Thalib tidak mengucapkan syahadat dengan lisannya, penulis yakin Abu Thalib pengikut Ad Din Ibrahim yang hanif (lurus). Perilaku dan akhlak Abi Thalib membuktikan bahwa beliau bukan orang musyrik sebagimana sangkaan sebagian ummat islam. 3. Mayoritas ummat Islam meyakini nabi Muhammad adalah Nabi yang buta huruf Arab. Mereka menggiring makna Nabi yang ummi kepada buta aksara arab, yang tentu hal ini berdampak kepada keyakinan Rasulullah tidak bisa membaca tulisan dalam Al Quran. Dan secara tidak kita sadari, ini berdampak kepada keyakinan Rasulullah tidak pernah tahu kalimat apa sebenarnya yang ditulis sahabatnya, disaat mereka membantu Nabi menuliskan teks Al Quran. Inipun sulit diterima akal sehat, mengingat : - Semua orang yang sejak kecil hidup dan mendapat pendidikan dari Nabi, seperti Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husain semuanya pandai menulis dan membaca.Bahkan Aisyah yang konon katanya dinikahi Nabi sejak usia dini juga sangat pandai menulis dan membaca. - Orang lupa bahwa makna ummi disini sebenarnya adalah Nabi tidak pernah membaca Al Kitab (Taurat dan Injil). Beliau mendapat informasi dalam Al Quran adalah bukan karena dari membaca Taurat dan Injil, tapi langsung mendapat informasi dari sumbernya yaitu Malaikat Jibril (An Namus). - Dan seandainya pun saat turunnya Surat Al Iqra’ memang benar nabi menjawab “Saya tidak bisa membaca”, masih perlu dikaji apakah benar saat itu Malaikat Jibril datang dengan membawa lembaran yang bertulis huruf Arab ?, mengingat menurut keterangan yang disuruh baca oleh Malaikat Jibril atau An Namus saat itu adalah kitab yang merupakan sumber dari Taurat dan Injil. Dan tentu saja kitab sumber tersebut belum tentu dalam bahasa Arab, karena Nabi Musa dan Isa saat itu berbahasa Ibrani. 4. Tidak sampai disana, masih ada sebagian ummat islam terseret kepada keyakinan bahwa nasab nabi Muhammad sudah terputus, dengan dalih keturunan nabi terlahir dari anak perempuannya, yaitu Fatimah. Dalam tradisi jahiliyah Arab, nasab tersambung hanya melalui jalur anak laki-laki saja, sedangkan bila melalui perempuan terputus. Sayyidina Hasan, Husain, dan seterusnya adalah keturunan Ali bin Abi Thalib, bukan keturunan Nabi Muhammad. - Kebenaran pemikiran jahiliyah tentang silsilah nasab hanya melalui jalur laki-laki saja, inipun perlu dicermati, mengingat dalam Islam, posisi ibu (ummi) memiliki tempat terhormat dan sangat mulia. - Dalam teori ilmiahpun, faktor keturunan (DNA) dipengaruhi oleh kedua orang tuanya (Bapak dan Ibu). Keduanya saling mempengaruhi, dan saling menurunkan genitiknya. - Bahkan, kalau mau jujur setiap anak yang lahir, yang bisa dipastikan benar adalah ibunya karena ibunyalah yang mengandung. Tapi kalau terhadap ayahnya tidak bisa dipastikan, siapa tahu itu hasil selingkuh ?, Maaf !
JADI SIMPEL AJA SAUDARA.!!! DARI PADA ANTUM PANJANG LEBAR KOMENTAR DI SOSMED dan ILMU ANTUM SUDAH MEMADAI.!!! ALANGKAH BAIKNYA ANTUM DATANG DAN DISKUSI ATAU DEBAT TERBUKA🙏
Menanggapi besarnya jumah hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya ada banyak hal yang perlu dikritisi mengingat : 1. Hadits yang bersumber dari Abu Hurairah banyak yang tidak mendapat legitimasi dari Khalifaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali). Dalam catatan sejarah yang melegitimasi hadits dari Abu Hurairah adalah Bani Umayyah penguasa dimasa itu. - Ibn Qutaibah menceritakan di dalam bukunya Ta’wil Fil Mukhtalaf al-Hadith, hlm.27, bahwa Nizam berkata: ”Umar, Utsman, Ali bin Abi Talib dan Aisyah menolak riwayat Abu Hurairah. - Umar bin Khatab bahkan pernah memukulnya, karena Umar menuduhnya menggelapkan uang Baitul Mal. Umar menuduhnya sebagai pencuri ketika ia menjadi gubernur di Bahrain. Dan Umar menyebutnya sebagai “musuh Allah dan KitabNya, dan juga musuh kaum muslimin”. - Umar juga melarang Abu Hurairah mengumbar hadits-hadits Nabi. 2. Disamping kurang mendapat legitimasi dari Khalifaur Rasyidin, Aisyah isteri Nabipun sering mempertanyakan kebenaran hadits Abu Hurairah. Aisyah beranggapan bahwa banyak hadits yang disampaikan Abu Hurairah adalah hal yang baru dan tidak pernah Aisyah dengar sebelumnya. Disamping itu Aisyah telah menuding Abu Hurairah tidak membedakan mana Hadist Nabi dan mana ucapan Ka’ab Al Ahbar (guru barunya). 3. Tidak dapat dipungkiri, Abu Hurairah lebih banyak belajar kepada tokoh Yahudi Ka’ab Al Ahbar dibanding belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Abu Hurairah bersama Nabi tidak lebih dari 2 tahun saja, sedangkan bersama Ka’ab Al Ahbar lebih dari 20 tahun. - Menurut Syu‟bah bin al-Hajaj bahwa periwayatan dari Abu Hurairah ini tadlis (bias), karena Abu Hurairah meriwayatkan hadis yang diterimanya dari Ka’ab Al-Ahbar dan juga ada yang secara langsung dari Rasulullah, dan dalam periwayatannya ini Abu Hurairah tidak membedakan di antara kedua sumber tersebut. Abu Hurairah mencampur-adukkan hadits Nabi dan perkataan Ka’ab Al Ahbar. 4. Dimasa Bani Umayyah berkuasa, tidak bisa kita pungkiri Bani Umayyah banyak meminta atau memesan hadits kepada beberapa sahabat yang mau diajak untuk merekayasa bahkan memalsukan hadits untuk kepentingan politik dan kekuasaannya. Abu Hurairah juga termasuk salah satu yang diajak bekerjasama - Abu Hurairah di masa Bani Ummayyah mendapat posisi di bidang agama yang sangat tinggi. - Hampir tidak ada satupun fatwa dari Abu Hurairah yang memposisikan Bani Umayyah berada dalam penyimpangan. Menanggapi tudingan tentang banyaknya hadits yang disampaikannya, Abu Hurairah menyampaikan beberapa alasan, : a. Dia mengaku paling rajin mengahadiri majelis nabi disaat sahabat lainnya dari Muhajirin dan Anshar sibuk dengan pekerjaan dan dagang. Sementara Aisyah disibukkan oleh bercermin, bercelak dan berdandan. - Abu Hurairah mengatakan, “Aku senantiasa menyertai Rasulullah sepenuh hati, sementara kaum Muhajirin sibuk berdagang di pasar dan kaum Anshar sibuk mengurus harta mereka.” Ini bentuk penistaan kepada Sahabat Muhajirin dan Anshor RA yg nyata telah dipuji langsung oleh Allah SWT sebagai orang yang Allah Ridho'i, termasuk kepada Abu Bakar, Umar, Utsman dan 'Ali. b. Mengaku memiliki ingatan kuat dengan alasan pernah mendapat barokah dari selendangnya sehingga hafalannya kuat dan tidak pernah lupa apa yang di dengar dari Rasulullah. - Menurut Abu Hurairah sendiri, saat ia menghadiri majelis Rasulullah, beliau bersabda : “Barang siapa membentangkan selendangnya hingga aku selesai berbicara, lalu dia melipat kembali selendangnya itu, dia tidak akan pernah lupa apa pun yang dia dengar dariku.” Setelah itu Abu Hurairah membentangkan selendang dan melipatnya kembali. c. Bahkan dalam keterangan dikatakan bahwa Abu Hurairah menerima dua gudang (pundi) ilmu dari Rasulullah, dan yang disampaikan kepada ummat baru setengah bagian saja dan setengahnya lagi masih dia simpan (tidak mau disampaikan) karena khawatir ia dipenggal. Woww...sungguh luar biasa gudang ilmunya!. Tapi sayang, keutamaan Abu Hurairah hanya pengakuan dia sendiri yg disandarkan kepada sabda Rasulullah SAW.
Walaupun Abu Hurairah menyampaikan beberapa alasan tapi tetap perlu dikritisi. Apa yang mendasari penulis berpendapat bahwa Abu Hurairah kurang layak dijadikan sumber rujukan hadits dan Riwayatul Islam, mengapa ? : 1. Pada dasarnya Rasulullah melarang sahabat untuk mencatat perkataan-perkataannya selain Al Quran. Dan sampai masa Khalifaur Rasyidin tidak ada seorangpun diantara mereka yang berani membukukan perkataan Nabi selain Al Quran. Pada zaman Khulafa’ al-Rasyidin khususnya pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatthab, kedua khalifah ini mengambil kebijakan untuk melakukan Taqlil Hadits, yaitu pengetatan periwayatan hadits-hadits Nabi SAW agar tidak diriwayatkan secara serampangan. Khalifaur Rasyidin tidak setuju dengan penukilan atau periwayatan hadits secara bebas tanpa audit, bahkan menurut keterangan Abu Bakar telah membakar 500 catatan-catatan hadits yang ditulis sahabat pada masa hidup beliau. Hal tersebut dilakukan Abu Bakar karena Rasulullah melarang orang untuk membuat hadits. Rasulullah melarang karena dikhawatirkan dijadikan sarana untuk pemalsuan, memecah belah ummat dan mengkaburkan informasi Al Quran. Sebagaimana riwayat: Aisyah menyatakan bahwa Abu Bakar telah mengumpulkan lima ratus hadis. Lalu ia tidur dengan gelisah. Maka Aisyah bertanya, apakah ayah sedang sakit atau ada sesuatu? pagi harinya, Abu Bakar menyuruh Aisyah untuk mendatangkan hadits yang ada padaku, setelah itu aku menyerahkannya lalu ia membakarnya. Lalu saya bertanya, kenapa ayah membakarnya? Menjawab pertanyaan Aisyah, Abu Bakar berkata bahwa ia takut jika dia wafat dan catatan tersebut masih ada, dan di dalamnya terdapat hadits-hadits dari seorang yang aku percayai, padahal itu tidak seperti yang beliau sampaikan kepadaku, maka berarti aku telah menyebarluaskannya. Berkaitan dengan hal ini, Abu Bakar pernah mengumpulkan manusia serta memerintahkan untuk tidak meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tazkirat al-Huffazh karya Imam al-Dzahabi (w.748 H) : Artinya:“Bahwa Abu Bakar mengumpulkan manusia dan berkata kalian adalah orang-orang yang disampaikan hadits dari Rasulullah dan kalian berbeda pendapat tentangya, dan orang-orang setelah kalian akan semakin banyak perbedaannya, maka janganlah kalian meriwayatkan hadits sedikitpun, dan siapa yang bertanya kepada kamu, jawablah di antara kita telah ada kitabullah, maka halal untukmu apa yang telah dihalalkannya, dan haram bagimu apa yang telah diharamkannya”. Dan setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khatthab menunjukkan sikap yang sama, bahkan lebih keras dari Abu Bakar. Ibnu Qutaibah menulis bahwa Umar sangat tidak menyukai orang yang meriwayatkan hadits, apalagi tanpa disertai saksi atas hadits yang dibawanya. Ia memerintahkan para sahabat untuk tidak serampangan dalam meriwayatkan hadits. Al-Darimi (w.255 H) dalam kitabnya al-Musnad al-Jami’ li alDarimi menyatakan bahwa Umar memerintahkan kepada para sahabat untuk melakukan taqlil hadits. Abu Bakar dan Umar memerintahkan kepada para sahabat untuk melakukan taqlil hadits dengan cara melarang menukil, menulis hingga meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW. Mereka juga memberi tekanan dan membatasi para sahabat untuk memperbanyak periwayatan, dan ini berlangsung sampai masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dimasa mereka Al Quran adalah benar-benar menjadi sumber utama ajaran Dinul Islam. Namun, setelah meninggalnya Ali bin Abi Thalib dan yang berkuasa adalah musuhnya yaitu Mu’awiyah bin Shakhr bin Harb, hadits mulai dibiarkan secara liar bergulir. Inilah masa menjamurnya pemalsuan dan penukilan hadits-hadits, bahkan jutaan hadits saat itu beredar di masyarakat. Abu Hurairah, sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis, pernah ditanya oleh Abu Salamah apakah ia banyak meriwayatkan hadis di masa Umar, sebagaimana riwayat : Abu Salamah bertanya pada Abu Hurairah :apakah engkau sering meriwayatkan hadits di zaman Umar? Ia berkata: "Sekiranya aku meriwayatkan hadits di masa Umar seperti aku meriwayatkan kepadamu, niscaya Umar akan mencambukku dengan cambuknya." Dimasa Khalifaur Rasyidin, Abu Hurairah terbukti tidak berani menyampaikan hadits-hadits secara masif. Bahkan Abu Hurairah tidak mendapat kepercayaan dari mereka ketika ia menyampaikan hadits. Seandainya Abu Hurairah dipandang benar-benar banyak menguasai hadits-hadits Nabi, tentu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan isteri-isteri Nabi tidak akan segan-segan untuk menjadikannya sebagai rujukan. Bahkan disaat penyusunan Mushab Al Quran, tentu Abu Hurairah akan diajak dalam tiem karena hafalannya yang paling kuat diantara semua sahabat (Imam para Hafidz). Kita seharusnya merenungkan kembali mengapa Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali tidak mendudukkan Abu Hurairah di dalam majelis mereka sebagai tempat bertanya tentang hadits, bahkan Umar menyuruh Abu Hurairah berhenti nyerocos tentang hadits.
2. Penyampaian hadits oleh Abu Hurairah mulai menjamur sesudah masa Khalifaur Rasyidin dan ditengah-tengah hiruk pikuk konflik, fitnah dan perebutan kekuasaan. Dengan dukungan penguasa (Bani Umayyah) dan guru besarnya Ka’ab Al Ahbar, Abu Hurairah mulai mendominasi urusan-urusan dalam agama islam sehingga disebut Rawiyatul Islam atau perawi terbaik tentang islam. Untuk menguatkan posisi Abu Hurairah, konon Marwan bin Hakam mengatakan bahwa dia sudah menguji kemampuan Abu Hurairah dalam menghafal hadits. Namun, benarkah yang banyak dihafal Abu Hurairah semuanya adalah hadits yang benar-benar datang dari Nabi. Ataukah Abu Hurairah telah mencampur aduk antara hadits Nabi dan perkataan Ka’ab Al Ahbar (guru barunya) yang patut dicurigai ingin merusak Islam ?. Dalam pandangan penulis Abu Hurairah kurang layak untuk menjadi Rawiyatul Islam mengingat : - Ummul Mukminin Aisyah sering menolak hadits-hadits yang dismapaikan Abu Hurairah, bahkan terus aktif mencounter hadits-hadits dari Abu Hurairah yang dianggapnya telah dicampur aduk dengan pendapatnya sendiri (dari kantong Abu Hurairah sendiri) ataupun perkataan Ka’ab Al Ahbar. - Penulis menilai Abu Hurairah terkesan lihai dalam memilih narasi bahasa dan piawai dalam menyusupkan sesuatu yang bukan dari Nabi ke dalam haditsnya. Ini membuat orang yang kurang jeli mengamati dan menganalisa, terpesona oleh tutur katanya yang terkesan tinggi. - Banyaknya hadits-hadits ahad dan hadits Israiliyat yang disampaikan Abu Hurairah membuktikan bahwa Abu Hurairah memang benar-benar belajar kepada Ka’ab Al Ahbar. Sampai-sampai Ka’ab berkata : “Bukan main Abu Hurairah! Aku belum pernah melihat seseorang yang tidak membaca Taurat lebih mengetahui isinya dari Abu Hurairah”. Kita seharusnya berpikir, mengapa Aisyah sering mencounter hadits dari Abu Hurairah. Apa benar tidak ada yang salah dengan Abu Hurairah sampai berani membully Ummul Mukminin lewat kata-katanya yang kurang sopan kepada isteri Nabi Aisyah. Dalam riwayat Al Hakim dalam kitab Al Mustadrak, dari jalur Khalid bin Said bin Amr bin Said bin Al ‘Ash dari ayahnya dari Aisyah bahwa ia memanggil Abu Hurairah lalu berkata kepadanya: ”Hai Abu Hurairah, apa-apaan ini hadits-hadits yang aku dengar kamu menyampaikannya., Apakah kamu mendengar apa yang juga kami dengar? Kamu menyaksikan apa yang juga kami saksikan? Maka Abu Hurairah berkata: “Sesungguhnya cermin dan celak mata serta berdandan untuk memikat perhatian nabi telah menyibukkanmu dari mendengar hadist Rasulullah”. Hadis ini dishahihkan oleh Al Hakim. Ibnu Qutaibah melukiskan hubungan Aisyah dengan Abu Hurairah: “Engkau menyampaikan hadits yang tidak kudengar dari Nabi saw’. Demikianlah kata-kata Aisyah yang ditujukan kepada Abu Hurairah. Abu Hurairah menjawab dengan jawaban yang kurang hormat, seperti diriwayatkan oleh Bukhari, Ibnu Sa’d, Ibnu Katsir dan lainlain:‘Engkau (terlalu) sibuk dengan cermin dan tempat celak!’. Dan di bagian lain ia berkata kepada Aisyah: ‘Aku tidak disibukkan oleh cermin dan tempat celak serta pewarna, tetapi aku melihat engkau demikian”. Dan diriwayatkan oleh Dzahabi bahwa Aisyah berkata kepada Abu Hurairah: “Keterlaluan Abu Hurairah, berlebihan yang engkau sampaikan tentang Rasul Allah!’. Dan Abu Hurairah menjawab: ‘Aku tidak disibukkan oleh cermin dan tidak oleh tempat celak dan tidak juga dengan alat pemoles”. 3. Ketika sebagian ummat menanyakan mengapa beliau banyak hafal hadits padahal bertemu nabi hanya sekitar 2 tahun, sementara sahabat senior Nabi tidak?, dengan jelas Abu Hurairah membela diri bahwa : - Menurutnya disaat Rasulullah mengisi majelis, sahabat-sahabat Muhajirin sibuk berdagang, sementara sahabat-sahabat Anshar sibuk dengan hartanya. Sementara dia merasa tidak disibukkan oleh hal tersebut, sehingga terus tekun mengikuti majelis Rasul. - Abu Hurairah mengaku bahwa hafalannya kuat berkat sebuah selendang yang dibuka dan dilipatnya kembali saat Nabi berbicara di Majelis. Kita juga harus berpikir, kalau Abu Hurairah memang sosok yang The Best diantara para sahabat, mengapa tidak ada sahabat yang menyampaikan keutamaan Abu Hurairah seperti ceitera Abu Hurairah sendiri. Mengapa Abu Hurairah mengaku hebat dan diutamakan oleh Nabi hanya berdasarkan cerita dan keterangannya sendiri ?. Dan pembelaan diri Abu Hurairah ini justru mengandung tuduhan atas para sahabat Muhajirin dan Anshar, serta isteri Nabi. Tidaklah benar bahwa semua orang Muhajirin adalah disibukkan oleh dagangan, tidak juga semua kaum Anshar disibukkan oleh kebunnya. Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan Miqdad -yang mana mereka adalah kaum Muhajirin gelombang pertama yang memeluk Islam- mereka bukan pedagang. Dan catatan yang kuat menunjukkan bahwa tidak semua Sahabat sibuk dengan harta milik mereka. Misalnya Salman Al Farisi yang oleh Rasul Allah disebut sebagai anggota bagian dari Ahlul Ba’it. Rasulullah SAW pernah berkata mengenai Salman: “Andaikata Ad Din berada di bintang kejora (tsurayya) akan dapat dicapai oleh Salman”. Dan Aisyah berkata tentang Salman: ‘Salman selalu duduk bersama Rasulullah, sendirian ia menemani Rasul sampai malam dan hampir saja ia mengalahkan kami’. Dan berkata Ali: ‘Sesungguhnya Salman Al Farisi seperti Luqman Al Hakim, ia mengetahui ilmu dari awal sampai akhir. Lautan ilmu yang tidak mengering”. 4. Kecurigaan tidak semua hadits dari Abu Hurairah adalah valid disamping didasarkan atas keterangan diatas, Abu Hurairah sering menjadi saksi dari suatu kejadian (sejarah dll), padahal dia tidak hadir ditempat tersebut. Misalnya ia menceritakan bahwa Rasulullah menyuruh Abu Thalib membaca syahadat tatkala ayah Ali itu sedang menghadapi maut, tetapi Abu Thalib menolak, dan karena itu Abu Thalib meninggal dalam keadaan kafir. Katanya, pada waktu itulah turun ayat Al Quran :” Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qhashas Ayat 56). 5. Sangat disayangkan bahwa yang terjadi sekarang adalah bahwa hadis-hadis Abu Hurairah seakan-akan lebih berkumandang di atas mimbar-mimbar daripada ayat-ayat suci Al Qur’an al Karim! Adapun yang mentsiqahkan Abu Hurairah adalah: Abu Hurairah sendiri, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Ka’ab Al Ahbar dan murid-murid pendukungnya. Ini adalah problem besar, oleh karenanya kita tidak boleh tergesah-gesah mempercayai hadits dan sebaiknya berhati-hati dalam menjaga Dinul Islam. [12.34, 30/12/2024] RUSMANDANI: Khalifaur Rasyidin ketika menerima hadits sangatlah berhati-hati. Seperti yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dengan menggunakan metode kesaksian atau as-Shahadah. Umar bin Khatab dalam meriwayatkan hadits menggunakan metode albayyinah yaitu metode pembuktian yang dapat medapat meyakinkan hati. Ali bin Abi Thalib ketika meriwayatkan hadits menggunakan metode istihlaf atau kesiapan untuk mengucap sumpah. Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa dia tidaklah ragu ketika meriwayatkan sebuah hadits yang datangnya langsung dari Rasulullah, namun jika terdapat hadits dari orang lain maka akan dimintai ucapan sumpah. Oleh karena sudah banyak hadits-hadits yang sudah terkontaminasi, maka secara umum kebenaran hadits perlu dikaji ulang, termasuk hadits-hadits qudsi. A…
Bagus dialog ini meski perlu catatan, diantaranya belum fokus utk menjawab bagaimana tentang Abu Hurairah antara yg mensakralkan atau yg melihat ada kelemahannya. Bila beliau ada masalah, apakah serta merta bisa dipakai/ditinggal riwayatnya? Tentang Tadlis, ini juga masalah. Bisa saja alasannya krn tidak perlu, tetapi memungkinkan juga mengarang.
Alhamdulillah... Yg menuduh sahabat abu Hurairah pendusta tdk mampu memberikan ibaroh yg kuat dan sanad² yg mengucapkan itu nyambung ke sahabat ali Radiyallahu anhum.. Sehat selalu ustadz
Apapun perkataan yg bukan datang dari Roaullulah kemudian disampaikan dengan mengatasnamakan datang dr Rosulluloh adalah sebuah "dusta".....! Meskipun ada pernyataan/pengakuan/revisi itu bukan datang dr Rosulluloh.... alih2 menyebut/mengatas namakan kejujuran....! Bukaknkah Rosulluloh melarang bahkan ada acaman neraka apabila sesorang malakukan kedustaan atas nama hadis....😅
Jelas rujukan Ibnu Ubaidillah ini bukan ulama' Ahlussunnah dan juga tidak berdasarkan keterangan ulama' Ahlussunnah yang mu'tabar melainkan rujukannya adalah orang-orang bermasalah dan menyimpang namun mengutip sebagian ucapan atau keterangan ulama' yg sekilas mereka anggap bisa mendukung kesesatan ataupun penyimpangan makar mreka terhadap IsIam Namun apapun rujukannya bagi yg hatinya bersih in syaa Allah terang dan jelaslah manakah dr ke 2 nya hujjah yang lebih dan selamat kepada kebenarannya Kepada Al Ustadz Ahmad Syahrin Thariq hafizahullahu ta'ala wa ra'aahu kami ucapkan jazaakallahu khoiron wa ahsanal jazaa'
saya paling suka dg yg terbuka dg ulama yg tdk menyembunyikan kebenaran, sejarah sangat terang dan jelas apa yg terjadi sebelum rasul wafat dan ketika masih hidup, bagaimana sikap orang2 yg hidup di sekitar nabi, contohnya perang uhud akibat tdk taat pd nabi, perang jamal merupakan akibat keadilan sahabat, perang siffin akibat keadilan sahabat, peristiwa pembantaian cucu nabi yg di sembunyikan akibat keadilan sahabat seharusnya di jelaskan kepada umat apa adil itu sehingga keluarga nabi di perangi oleh keadilan itu sendiri
Yang bapak peci nanya ustadz Syahrin itu jelas dia mengarahkan bahwa Abu Hurairah itu dpt uang tutup mulut/suap. Sangat dangkal bgt. Klo hadits tuh d terjemahkan secara serampangan
Islam sampai kepada kita Krn perjuangan mereka kalau Kalau mrk di dustakan lalu apa jadi nya agama kita !!! Apa kah ia dapat berdusta padahal ia merupakan periwayat hadits yg artinya "Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka." Apa tanggapan kalian terhadap orang yg mendustakan merk-merk yg telah Allah ridhoi ??? Dan mungkinkah Allah meridhoi pendusta ??? Adapun orang Syi'ah mereka adalah orang-orang yang membenci para sahabat nabi, berbeda dengan agama yg lain mereka mencintai orang-orang yang bersama nabi mereka... Lalu apa kah kesaksian mereka terhadap para sahabat di terima... RENungkan lah wahai SAUDARAKU.
Saya menyimpulkan singkat. Ubaidilah menuduh Abu Hurairah pendusta, dengan dalil2 dusta, dijelaskan dengan bungkus dusta dengan rujukan para pendusta. Itu saja sudah.
Hanya syi'ah yg lancang menuduh shahabat, syiah menyusup dan membayar ke nu untuk memecah belah sunni ditengah2 masyarakat indonesia yang sunnah. Dustaan ini sudah lama muncul dan selalu akan dimunculkan oleh orang2 yg sudah terkontaminasi oleh syiah, liberal, dan plural.
Artinya sahabat nabi SAW itu tdk ada yg secerdas dan seserius abu Hurairah yg cukup 2 thn berhasil menghafal hampir semua hadits bahkan dia mampu menghafal hadits yang tdk sempat abu Hurairah dengar dan saksikan! Sungguh menyedihkan kualitas sahabat nabi SAW, baik muhajirin dan Anshar!
@@hakhamhurhapratama1624 ya saya sangat sedih dengan kebodohan guru2 saya yg sunni! Sekalipun madzhab yg melahirkan dan membesarkan saya, saya harus jujur bicara soal kebenaran!
Masya Allah,. Alhamdulillah
terima kasih Ya Allah, Engkau telah hadirkan Ust Ahmad Syahrin Thariq di tengah tengah kami muslim nusantara
Moderator dosen saya pas kuliah😍. Barakallah Ustad Abdusyakur, Lc. MH.
Semoga Allah senantiasa menjaga keistiqomahan antum ustadz (Ahmad syahrin thoriq)senantiasa melimpahkan keberkahan ilmu,umur,dan amal
"اللهم اجزِ شيخنا خير الجزاء، وبارك له في علمه وعمله، واجعل ما يقدمه خالصًا لوجهك الكريم، ورفعة له في الدنيا والآخرة."
"اللهم وفق شيخنا لما تحب وترضى، وبارك له في عمره وعافيته، وزده علمًا ونورًا، وانفع به الإسلام والمسلمين."
"اللهم اجعل ما يعلّمه لنا صدقة جارية له، وأكرمه برضاك وجنتك، ووفقه لكل خير."
حفظكم الله ورعاكم جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
Ulama seperti beliau ini sangat dibutuhkan oleh umat islam apalagi di indonesia yg notabene banyak sekali kelompok" sehingga banyak juga ikhtilaff nya..
Dgn cakrawala berfikir yg luas dan referensi yg banyak dari ulama mutaqoddimin dan muta'akhirin InshaAllaah bisa membantu mencerdaskan umat dalam beragama di indonesia
Sehat selalu ustadz..🤲
Masya Allah, bangga jadi masyarakat samarinda, ternyata masih banyak ulama samarinda yang ilmiah dalam keilmuan agama, syukron ustadz syahrin thoriq mudahan Allah selalu jaga dan berkahi kehidupan ustadz selalu, salam saya ustadz, anak samarinda yang sedang belajar agama dipulau madura
Bismillah.
2:39: Akh Zainal Hakim mengatakan bahwa Mu'awiyah memberikan uang tutup mulut kepada Abu Hurairah. Didasarkan pada riwayat atsar Sa'id bin Musayyib yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Ijli di dalam Ma'rifatis Tsiqahnya.
Tanggapan saya:
1. Sanad atsar tersebut shahih sampai kepada Sa'id bin Musayyib sebagaimana beliau katakan.
- Ala bin Abdil Jabbar Al Anshari Maulahum, Abul Hasan Al Bashri: tsiqah, min rijal Bukhari.
- Hammad bin Salamah Al Bashri: tsiqah abid, min rijal muslim, wa al Bukhari ta'liqan.
- Yahya bin Sa'id Al Anshari Abu Sa'id Al Madani: tsiqah tsabt, min rijal Shahihain
- Said bin Musayyib Abu Muhammad Al Madani: ahadul 'ulama al atsbat, min rijal shahihain.
2. Matan atsar berbunyi:
كَانَ أَبُو هُرَيْرَة إِذا أعطَاهُ مُعَاوِيَة سَكَتَ وَإِذا أَمْسَكَ عَنهُ تَكَلَّم
tarjamah lepasnya kurang lebih demikian:
"Jika Mu'awiyah memberi Abu Hurairah pemberian, maka Abu Hurairah diam, jika Mu'awiyah menahan pemberian, Abu Hurairah berbicara.
Apabila atsar ini dimaknai bahwa pemberian Mu'awiyah kepada Abu Hurairah adalah uang tutup mulut sebagaimana disangkakan Akh Zainal Hakim -semoga Allah meluruskan beliau-, maka hal tersebut tidak benar dengan alasan sebagai berikut:
Satu:
atsar tersebut masih multitafsir tidak menyebutkan, pemberian itu apa?, dan untuk apa?. Sehingga tidak bisa ditafsirkan secara sepihak bahwa pemberian itu adalah uang tutup mulut.
Kedua:
atsar tersebut tidak menyebutkan Abu Hurairah diam dari apa? dan berbicara tentang apa? sehingga perlu ditelusuri latar belakang sejarahnya, Abu Hurairah berbicara dan diam terhadap Mu'awiyah itu dalam rangka apa?
Ketiga:
Imam As Sakhowi rahimahullah dalam kitabnya التحفة اللطيفة في تاريخ المدينة mengatakan:
وكذا استعمل معاوية أبا هريرة غير مرة
hal ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah adalah wakil Mu'awiyah bin Abi Sufyan untuk memimpin di Madinah, yang tentunya Mu'awiyah berkewajiban memberikan upah kepada Abu Hurairah sebagai wakil Khalifah di Madinah.
Berdasarkan keterangan ini, konteks pemberian Mu'awiyah bagi Abu Hurairah bukan uang tutup mulut sebagaimana disangkakan Akh Zainal Hakim -semoga Allah meluruskan beliau-, namun pemberian itu memang hak Abu Hurairah sebagai wakil khalifah yang harus diberikan oleh Mu'awiyah sebagai khalifah kepada wakilnya di daerah tugasnya.
Maka, berbicaranya Abu Hurairah ketika tidak diberi oleh Mu'awiyah, adalah berbicaranya seseorang yang menuntut hak upahnya ketika tidak diberikan. Dan diamnya Abu Hurairah ketika sudah diberi oleh Mu'awiyah adalah diamnya seseorang yang sudah ditunaikan haknya.
Uraian saya ini menambah keterangan Ustadz Abdus Syakur -hafizhahullah- di akhir statment bahwa pemberian Mu'awiyah kepada Abu Hurairah memang pemberian yang merupakan haknya Abu Hurairah, bukan uang tutup mulut sebagaimana disangkakan. وبالله التوفيق
Semoga Allah memberkahi Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq hafizhahullah dan asatidzah lainnya yang membela Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam.
🔥🔥
Keren
Mantap suhu
Terlepas Abu Hurairah berdusta apa tidak, itu adalah hal ghaib (sudah lampau, & kita tidak bisa memverifikasi kebenarannya).
Yang terpenting dan harus dipertanyakan adalah KEIMANAN PADA HADIS!?
HADIS TIDAK BOLEH DIIMANI SAMA SEPERTI AL-QUR'AN!
Hadis tidak sama dengan Sunnah nabi!
Hadis adalah berita/CERITA BERANTAI dari para PERAWI HADIS tentang sunnah nabi, so secara logika BISA BENAR BISA SALAH.
Lalu masalahnya sekarang Verifikasi hadis melalui sanad sudah tidak bisa digunakan lagi alias USANG, dan tidak ilmiah.
seharusnya VERIFIKASI PALING BENAR adalah menggunakan AL-QUR'AN dan AKAL SEHAT.
*HADIS SESUAI AL-QUR'AN AMBIL, TIDAK SESUAI BUANG* !!
Fakta dilapangan para penceramah sering mengutip hadis2 yg bertolakbelakang dg akal sehat bahkan bertentangan dg Al-Qur'an.
Maka benar bahwa Al-Qur'an berkata :
{ ... فَبِأَيِّ حَدِيثِۭ بَعۡدَ ٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ يُؤۡمِنُونَ }
[Al-Jatsiyah: 6]
"..., MAKA *DENGAN HADIS MANA LAGI MEREKA AKAN BERIMAN SETELAH ALLAH DAN AYAT-AYAT-NYA* ?"
Lalu apakah cukup dengan Al-Qur'an dan Akal saja tanpa penjelasan dari yang mendapat Wahyu Al-Qur'an
أُوتو ذكاءً ولم يُؤتوا زكاءً
Mereka diberi kecerdasaan, tapi tidak diberikan kesucian hati
Kalimat mahal sih ini.. ❤
هذا كلام شيخ الإسلام ابن تيمية عندما رد فرقة المعتزلة
Climers@@ولاتغرنكمالدنيا
ternyata begitu . bagaimana anda mengatakan abu hurairoh dusta padahal sudah jelas beliu adalah sahabat rosululloh yng hadits shohihnya juga banyak.
Luar biasa tuan guru Ahmad Syahrin Thoriq semoga Allah beri kesehatan, meluaskan rizki dan memberkati dengan umur panjang..🤲 Allhuma Aamiin 🤲🤲🏻🤲🏼🤲🏽🤲🏾🤲🏿
Maasyaa Allah KH Syahrin Thoriq..
Antum sangat pantas disebut orang berilmu dan cerdas..
Berkah selalu ustadz..
Semoga keturunan saya juga cerdas seperti antum😊
Alhamdulillah...saya dari Banyumas Jawa Tengah,jujur...saya sangat bangga karna di Indonesia ternyata memiliki ustadz cerdas seperti KH Ahmad Syahrin Thoriq, beliau mungkin tidak terkenal di televisi,namun ilmu pengetahuan / tsaqofah Islam beliau tidak kalah dengan para da'i-da'i yang terlihat di televisi.
Alhamdulillah
Dengan terlaksananya diskusi terbuka antara ahli ilmu ini sdh terlaksana dgn baik dan lancar.
Semoga hal ini jadi jln terbukanya kejernihan hati kita masing2 dlm berdakwah dlm menyampaikan ilmu sehingga tdk mudah menuduh org lain pendusta apalagi dituduhkan kepada sohabat Abu hurairah.
Semoga Allah membuka hatinya para penuduh pendusta kepada Abu hurairah
Utk bisa segera bertaubat kepada Allah Robbul izzah
Barokallahu fina wafikum
Ma sya Allah ust Ahmad..
Semoga Allah menjaga beliau dan ilmunya
Maasya Allah. Barakallahu lak KH. Syahrin Thoriq. Semoga ilmunya senantiasa barakah utk menjaga kesucian dan kemurnian hati para Sahabat Nabi.
Emangnya sahabat nabi itu org2 suci?
@@sofyanabdi2175yg menyebut suci siapa?
Maunya sih begitu! Suci murni! Hanya saja harus kita bakar dulu segala kitab tarikh dan edit dahulu kitab2 hadits!
Barakallah fiikum ustadz ahmad syahrin thoriq
Barakallahu fiikum KH Ahmad Syahrin Thoriq dan para guru sekalian, semoga Allah balas dengan kebaikan yang berlimpah aamiin
Syukran Buya Ahmad Syahrin, sehat selalu ust🤲🏻😊
MENUDUH SAHABAT ABU HURAIROH SBG PENDUSTA SECARA TDK LANGSUNG MERUPAKAN SU,UZON TERHADAP RASULULLAH SAW. karna Abu Hurairoh adlah salah satu sahabat yg sngat DEKAT dg Rasulullah> Mustahil kalau Beliau tdk mengetahuinya dan memujinya...
Barakallahu fikum
Tak ikut nimbrung ust
Seorang yang telah menuduh sahabat berdusta maka bisa di pastikan orang tersebut adalah munafik atau zindiq
Alhamdulillah, bnyk faedah
Kalimat paling mahal dan justru makin tampak jelas ke-Elegan-an Ust. Ahmad Syahrin salah satunya mulai di menit ke 2:43:05. Best of the Best Statement sih kalo boleh di bilang 🙂
Yg saya perhatikan itu kalimat satire ust syahrin, mengatakan mereka berdua pinter tp keblinger 😂
الحمدلله الذي اعزنا بلإسلام،
Hujjah ahlussunnah sangat terang benderang..
Masya Allah ustadz2 Aswaja benar2 ustadz yang mendalam ilmunya.
احسنتم يا أستاذ واحسن الله اليك أستاذ احمد شهرين طارق جزاكم الله عن اصحاب رسول الله خيرا
Terima kasih ust syahrin meluruskan org 2 yg menyimpang dari Alhussunnah wal jama'ah
Ustadz ustadz kami lulusan azhar insyaAllah siap melawan syubhat-syubhat di bumi indinesia
Lulusan al azhar juga yg nyebarin syubhat: boleh mengucapkan selamat natal, jilbab tdk wajib😂
Haha
Lulusan Al Azhar itu sebagian menyebar syubhat dan sebagian lagi lurus akidah nya ,,
@@fahmi-in9im gr2 syubhat ini tiap thn mo salah merayakan natal🤣
@@spikerz81 iya tiap tahun di sebar kan syubhat nya oleh orang"ahlul Kalam dari lulusan ini
Yang pendusta itu sebenarnya orang-orang yang mengatakan/mengklaim Abu Hurairah R.A. pendusta
Dalam kitab Al I’thisom salah seorang sahabat Nabi Abu Darda’ ketika sudah meninggalnya Nabi dan Khalifaur Rasyidin dan yang berkuasa adalah Muawiyah berkata : “Seandainya Nabi Muhammad SAW sekarang masih hidup, beliau pasti berkata sudah tidak ada lagi ajaran Islam yang dijalankan saat ini selain Sholat lima waktu saja.”. begitu juga Anas bin Malik, beliau berkata : “Seandainya Rasulullah SAW hidup kembali saat ini, beliau akan berkata tidak ada yang tertinggal dari ajaranku yang masih dijalankan kecuali sekedar membaca Kalimah Syahadat.”.
Bahkan Ibnu Hudzaifah pernah berkata : “Dahulu dimasa Nabi Muhammad SAW hidup orang munafik masih menyembunyikan kemunafikannya, tapi sekarang mereka sudah terang-terangan menampakkan kemunafikannya.”
Dimasa masih adanya sebagian sahabat yang masih hidup, ajaran Dinul Islam sudah mulai hilang dan kembali asing, lalu bagaimana dengan saat ini ?.
Kajian mendalam, mantap
Semangat ustadz , semoga Allah mudahkan ustadz dalam segala urusan ❤
ولم يكتف أبو رية بتحريف الكلم عن مواضعه بل زاد على ذلك أن لفظ على في قوله (على ملء بطني) إنما هو للتعليل. وأن ابن هشام رحمه الله ذكر أن (على) تأتي على تسعة معان، إحداها التعليل، فلماذا تعين عند أبي رية أن تكون لمعنى واحد من هذه المعاني التسع، مع أنها في قول أبي هريرة تصلح لأكثر تلك المعاني؟
قال الإمام النووي في شرح قول أبي هريرة (على ملء بطني ): أي: ألازمه وأقنع بقوتي ولا أجمع مالا لذخيرة ولا غيرها ولا أزيد على قوتي ، والمراد من حيث حصول القوت من الوجوه المباحة ، وليس هو من الخدمة بالأجرة (النووي على مسلم. ١٦، ٥٣).
وقال الحافظ ابن حجر : (على ملء بطني) : أي مقتنعًا بالقوت، أي فلم تكن له غيبة عنه (فتح الباري. ٤، ٢٣١).
وقال العلامة العيني: (على ملء بطني : أي مقتنعًا بالقوت) (عمدة القارئ. ٥، ٣٩٤).
Ada banyak sekali ulama yg telah membantah pikiran Abu Rayyah khususnya ttg Abu Hurairah, di antaranya :
1. Muhammad Abu Syuhbah dalam "Majallah al-Azhar"
2. Muhammad Samahi dalam "Abu Hurairah fi al-Mizan"
3. Abd al-Razaq dalam "Zulumat Abi Rayyah Imam Adhqa' al-Sunnah al-Muhammadiyah"
4. Abd al-Rahman al-Mu'allimi dalam "Anwar al-Kasyifah li Ma fi Kitab Adwa'"
5. Ajjaj Khatib dalam Abu Hurairah "Riwayat al-Islam & al-Sunnah Qabl al-Tadwin"
6. Mustafa al-Azami dlm banyak karyanya
7. Mustafa al-Siba'i dalam "al-Sunnah wa Makanatuha fi Tasyri' al-Islami" dll.
Dengan kata lain, org yg masih menggunakan sumber Abu Rayyah menunjukkan ia tdk update dan tdk mengikuti dinamika pemikiran yg trs berjalan dan berkembang. Padahal, pemikiran Abu Rayyah telah usang.
Jazakallohu Khoiron Ustadz Ahmad
Tolong ust dibuat kan buku pdf versi indo dan disebarkan krn orang seprti ini akan trus ada jazakaallah
Maasya Allah luas nya Ilmu para ulama Islam.
Ibnu Syihab sendiri mengatakan dia tidak suka Qola wa Qola, padahal materi debat tentang perawi hadist terbanyak. Kata Gus Baha' "Debat agama kok menurut saya? emangnya kamu siapa? kok menurut saya"
Menurut saya itu bukan berarti juga pendapat dia pribadi , Tapi apa yg mereka dapati dari Pembelajaran mereka
@@trianaeka4473 ya berarti perlu disebutkan rujukannya, bukan dengan "menurut saya".
@@trianaeka4473 ya itu kan qola wa qola juga dong
Yah ini orang aneh, menurut saya,ya pendapat pribadi,masa pendapat orang lain,,,,,
tidak bisa begitu, pendapat pribadi masa bisa dikatakan apa yg mereka dapat dari pembelajaran mereka? wkwk, saya aja saat bertanya pada guru saya "bagaimana pendapat anda tentang.... " beliau langsung berkata, "saya tidak memiliki pendapat" tapi langsung beliau jelaskan😊
Mengaku Sunniy tapi pemahamannya Syi'ah. Syukron wa jazakallah ustaz KH. Ahmad Syahrin Thoriq yg sudah menerangi kegelapan yg dimunculkan oleh bapak Ibnu Ubaidillah dan kelompokknya, kita berdoa semoga Allah memberikan mereka Hidayah.
Siapa saja yang mendustakan Abu Hurairah maka dapat dipastikan dia adalah Syi'ah Rafidah, dan kalau pun bukan, maka juga dapat dipastikan bahwa dia sudah terkena syubhat Syi'ah Rafidah
Musibah Besar Umat Islam zaman sekarang adalah MEnuduh Sahabat Nabi sebagai Pendusta. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi rojiun.
Selamatkan kami dari Fitnah dunia ini Ya Allah
Mantap
Budayakan dialog antar golongan biar masyarakat bisa belajar, patut dikembangkan biar masyarakat cerdas
Anda salah faham! Ini bukan dialog antar golongan! Ust. Ibnu adalah sunni lawan dan moderator juga audience semua sunni!
Ini adalah debat internal tentang auto kritik seorang ust. Ibnu yang tentu saja dikeroyok seisi forum kecuali si baju kuning!
Intinya orang yg meragukan sahabat nabi abu Hurairah Radhiyallahu adalah munafik dan seorang zindiq. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam saja menjamin mereka sebaik-baik manusia adalah generasi sahabat
Satu fakta dari ibnu Syihab ketika live tiktok dia mengaku bermadzah syafii tapi menolak hadis abu Hurairah sedangkan imam Syafi'i juga memakai hadis abu Hurairah
Barakallahu fiik, Ustadz Syahrin.
Terima kasih ustadz syahrin berikhtiyar menjaga kemuliaan sahabat nabi.
Akhir diskusi yg husnul Khotimah❤. Like kedua nara sumber❤
Zaman sekarang banyak orang katanya orang berilmu karena nafsu syahwatnya dan ingin cepat populer dan dapat banyak undangan yg ujung ujungnya ingin kaya, lalu membuat suatu perbedaan dan mencari cari perbedaan yg bertentangan dan melawan arus dari pandangan ulama pada umumnya sehingga mengganggu ketenangan umat...
Betul, demi kepopuleran mereka menyerang Islam dari dalam, astaghfirullah
Zainal hakim adalah contoh orang yang datang bukan untuk bertanya dan diskusi, tapi hanya untuk berdebat, dia tidak peduli dengan jawaban orang yang ditanya, dia hanya ingin mendengar apa yang dia dengar dan berbicara panjang tapi tidak suka kalau pendapatnya dibantah. Ingin keliatan pinter tapi malah keliatan kalau tidak berilmu
Tidak memiliki adab seorang penuntut ilmu, atau memang tidak berilmu?
1. Abu Hurairah mengaku hidup di masjid Nabi sehingga dia banyak mengetahui tentang Nabi Muhammad, sehingga ini dijadikan alasan oleh Abu Hurairah untuk meriwayatkan banyak hadis.
2. Abu Hurairah paling banyak meriwayatkan hadis meskipun dia mengaku bersama Nabi selama tiga tahun. Dan banyak ulama Islam yang meragukan semua hadis-hadisnya seperti Mahmud Abu Rayyah karena sebagian hadisnya dikeluarkan untuk kepentingan penguasa pada waktu itu. Para sahabat besar dan Aisyah (istri Nabi) juga menentang dan menolak hadis-hadisnya (Abu Hurairah).
3. Ada juga sebagian yang membela Abu Hurairah dengan menepis semua tuduhan-tuduhan terhadapnya dengan mengeluarkan sanggahan yang sesuai dengan Abu Hurairah. Misalkan, dia (Abu Hurairah) kuat hafalannya karena mendapatkan doa khusus dari Nabi Muhammad.
4. Abu Hurairah itu bisa disamakan dengan Paulus yang mengaku bertemu Isa Al-Masih as dalam perjalanan ke Syam dan dialah sebenarnya pendiri agama Kristen.
5. Sebagian besar hadis dalam Sahih Bukhori berasal dari Abu Hurairah, bagaimana dengan sahabat terdekat 4 khalifah rasyidin, Aisyah dan istri beliau yang lain? intinya Sunnah sangat berbeda dengan hadis (berita/cerita tentang sunnah)
Ditunggu vidio permintaan maafnya Ibnu Syihab yg telah menuduh Abu Hurairah RA pendusta. sudah meng-Iya-kan tadi saat argumen sendiri runtuh dalam live debatnya.
gak usah provokatif om dialog ilmiah gak ada yg perlu minta maaf karena tujuannya bicara kebenaran
@zahroazzaqiyah1869 Justru karena kebenaran telah di Akui dan kebohongan sebelumnya telah tersebar luas di masyarakat Awam, itu perlu diluruskan sebelum jadi sebab rusaknya Akidah bagi yg tidak menonton debat ini. Nauzubillah... Pikir umat dek, bukan ego.
Seharusnya kementrian agama sudah harus membentuk lembaga tabayun yang memfasilitasi debat seperti ini agar perdebatan tidak liar di media sosial sehingga menimbulkan perdebatan tanpa ujung di social media dan berdampak pada kerukunan umat karena kebingungan umat.
Diskusi seperti ini sangat baik
Nyimak ustadz AST
Barakallahufik
Permasalahan sudah lama hanya karena kurang nya ilmu kita jadi seolah2 baru
Apabila sahabat yang mulia di tuduh sebagai pendusta maka gugurlah semua Hadis hadis abu Hurairah yg lebih dari 2000 ribu hadits. والله المستعان 😢
Senang dialog2 damai semacam ini ❤
Duhh... Sayang ada sedikit kurang profesional suaranya. Cuma satu mik saja yg masuk. Seharusnya vd nya ngambil suaranya di mixer langsung. Jd mic apapun yg di pegang masuk ke rekaman. Apa mungkin ga pake mixer? Pake sound werles saja?
Alhamdulillah,, masih banyak ulama muda yang menegakkan kebenaran,,
Tentang Ka'b al-Ahbar menurut saya ust. AST salah, Ka'b bukan sahabat melainkan tabi'in. Beliau Masuk Islam di masa kekhilafahan Umar.
Hadits ini sekalipun dlm Shahih Muslim dia termasuk dlm hadits Dhaif. Krn rawi bernama Ibnu Juraij. Dialah yg memungkinkan melakukan salah memasukkan hadits ini dlm riwayat Abu Hurairah.
Koreksi untuk poin ka’bul ahbar, beliau tabi’i bukan shohabi.
قال الزركلي في الأعلام: كعب بن ماتع بن ذي هجن الحميري، أبو إسحاق: تابعي.
كان في الجاهلية من كبار علماء اليهود في اليمن، وأسلم في زمن أبي بكر، وقدم المدينة في دولة عمر.
قال عنه الذهبي في السير: «كعب الأحبار: هو كعب بن ماتع الحميري اليماني العلامة الحبر،الذي كان يهوديا فأسلم بعد وفاة النبي - صلى الله عليه وسلم - وقدم المدينة من اليمن في أيام عمر رضي الله عنه ، فجالس أصحاب محمد - صلى الله عليه وسلم - فكان يحدثهم عن الكتب الإسرائيلية ، ويحفظ عجائب ويأخذ السنن عن الصحابة. وكان حسن الإسلام، متين الديانة، من نبلاء العلماء»
Menuduh pendusta, bisa jd yg menuduh jd yg melakukan dusta. Apalagi menuduh sahabat nabi , Na'udzubillah min dzalik.
Seharusnya seperti ini hal yg bagus ketika ada permasalahan maka diadakan diskusi bukan baku serang di medsos
Dimenit 2.33.40 moment epick ust ibnu ubaidillah taslim bahwa sahabat Abu Hurairah bukan pendusta.
Padahal di tema nya dengan berani mengakatakan "Pendusta"
Nampaknya itu taqiyah
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penipuan, di dalamnya orang yang berdusta dipercaya sedang orang yang jujur didustakan, orang yang berkhianat diberi amanah, sedang orang yang amanah dikhianati, dan di dalamnya juga terdapat al-ruwaibidhah.” Ditanya, “Apa itu al-ruwaibidhah wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Yaitu orang bodoh yang berbicara (memberi fatwa) dalam urusan manusia” (HR Ahmad).
Moment taqiah
Kelakuan rafidhah bikin geleng2 kepala
Bagus ustadz kami masyarakat umum tercerahkan, kalau ada yang membingungkan di debat ilmiah lagi saja ustad, jadi biar orang lebih hati hati untuk berfatwa atau berkata..
Kualitas videonya kurang bagus ustadz. Resolusinya belum HD kurang jernih. Barangkali ke depannya untuk lebih di tingkatkan lagj. Kan sangat sayang momen penting seperti ini jika kurang jernih.
Ada orang diberikan kecerdasan...tapi tidak diberikan kebeningan hati...
SIAPA SAHABAT NABI SAW ?
Kita jangan keliru dalam mendifinisikan siapa orang yang disebut Sahabat RA. Berdasarkan keterangan AlQur’an orang yang disebut sahabat Nabi dan Allah Ridhoi (Radhi Alllahu’an) hanya ada 3 kelompok, yaitu ;
1. Ashabiqul awwalun (orang yg pertama masuk islam yg kemudian hijrah ke Habasyah)
2. Muhajirin (Orang yg ikut hijrah ke Madinah)
3. Anshor (Penyambut Nabi SAW yg terlibat di perang Badar dan Uhud)
Merekalah 3 kelompok sahabat yang Radhialllahu’an. Adapun orang yg baru masuk Islam setelahnya disebut Tabi’in (Pengikut). Lihatlah dalam Surat At-Taubah Ayat 100 : Artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”
Jadi tidak benar kalau semua orang yang masuk islam dimasa Nabi SAW hidup disebut oleh Allah sebagai sahabat RA. Diantara mereka banyak juga yang Munafik, arinya pura-pura masuk Islam tapi sejatinya ingin merusak Islam dari dalam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749) Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah bentuk kebid’ahan. Dan Abu Hurairah adalah pendukung utama Mu'awiyah dan Yazid dari Bani Umayyah. Mereka adalah Khalifah yang didukung penuh oleh KA'AB AL AHBAR (seorang yahudi yang pura-pura masuk islam dan juga menjadi Guru Besar Abu Hurairah) untuk merebut dan membinasakan Ahlul Ba'it Nabi SAW yaitu Ali bin Abu Thalib dan anak-anaknya.
BAHAYA MENGIKUTI KA’AB AL AHBAR (ULAMA YAHUDI)
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya,
walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.”
(QS. At-Taubah :32)
Upaya orang yang memusuhi para Nabi, untuk merusak akidahnya sebenarnya sudah menimpa pada hampir semua Nabi. Setiap Allah mengutus seorang nabi, sebagian besar ummatnya yang tidak suka akan terus merusak akidahnya, menghina dan membulinya. Orang yang memusuhi Nabi ini bukan hanya orang luar saja, bahkan diantara para dzurriyah Nabipun terseret untuk memusuhi dan merusak akidah. Bahkan tidak jarang menjadi pelopor orang yang mendustakan Nabinya. Hal ini banyak terekam dalam Al Quran, dimana Bani Israel dan Ulama Yahudi yang katanya merupakan anak cucu Nabi Ibrahim dari Nabi Ya’qub sering menjadi tokoh utama penentang para nabi dari kalangan mereka sendiri.
Nabi Musa (Pembawa Taurat) dan Nabi Isa (Pembawa Injil) yang Ulul Azmi bahkan mereka dustakan juga. Tapi, uniknya Bani Israel (Kaum Yahudi) yang mendustakan ini dalam sejarah mengaku dan merasa tetap berpegang pada Taurat dan Injil. Hanya saja menurut Al Quran, Taurat dan Injil sudah mereka pelintir pemahamannya disesuaikan dengan hawa nafsu (keinginan) mereka.
Upaya ulama yahudi (Ahlul Kitab) dan orang lainnya yang memusuhi Nabi Muhammad untuk merusak akidah Islam sebenarnya sudah dimulai sejak masa kehidupan Nabi. Hanya saja saat itu Nabi Muhammad dengan tegas melarang mengikuti pemikiran mereka. Al Quran menerangkan perilaku mereka dengan gamblang. Pemelintiran sejarah dan akidah terus menerus mereka gaungkan, sebegaimana disebut dalam Surat Al Baqarah ayat :
120 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
143. “....Kami tidak menjadikan kiblat yang kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”
145. “Walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (argumentasi) kepada orang-orang yang diberi Kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu (Ka’bah), dan engkau pun tidak boleh mengikuti kiblat mereka (Ba’it Yahudi). Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka (meyakini kebenaran kiblat Yahudi) setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau (ummat islam) termasuk orang-orang zhalim.
Berdasarkan analisa ayat Al Quran diatas, dapat kita simpulkan bahwa secara perlahan-lahan ulama-ulama Ahlul Kitab akan menyeret kita dari jalan kebenaran hingga kita mengikuti kemauan mereka, artinya berakidah sesuai dengan keinginan mereka. Dalam upayanya menyeret akidah Islam agar sesuai dengan keinginan mereka, tidak jarang mereka berpura-pura masuk Islam untuk menghilangkan kecurigaan ummat.
Upaya mereka merusak akidah dimasa Nabi dan Khulafaur Rasyidin tidak berhasil, mereka semua dengan tegas menolak pemikiran ulama Yahudi yang ingin mencampur adukkan akidah Islam dengan hdits-hadits Israiliyat versi mereka. Namun, walapun khalifaur Rasyidin menolak pemikiran Yahudi, tidak menutup kemungkinan ada juga beberapa sahabat generasi akhir kenabian yang terpengaruh dan terseret oleh kepiawaian Ulama Ahlil Kitab dalam bernarasi.
Sesudah Khalafaur Rasyidin, upaya ulama Ahlul Kitab (Ka’ab Al Ahbar) untuk menyeret akidah Islam sesuai keinginan mereka mulai mendapat angin segar. Mereka memanfaatkan konflik turun temurun antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah. Dengan lihai dan berpura-pura masuk Islam, orang Yahudi ini berhasil menyusup kedalam pemerintahan, dan mulai menabur khurafat-khurafat dan narasi-narasi yang melencengkan akidah islam kepada bid’ah (pendapat mereka). Upaya orang yahudi merusak akidah ini akhirnya berhasil, dan mendapat dukungan sempurna dari penguasa sejak wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, demi memperoleh legitimasi dan mempertahankan kekuasaan.
Sejak saat itu, ratusan ribu bahkan mungkin jutaan hadits palsu mulai tersebar dan bertaburan. Pemikiran-pemikiran Al Ahbar Yahudi dianggap benar, jujur dan tsiqah. Dinul Islam mulai dicampur adukkan dengan akidah Al Ahbar dan Kafir Musyrik (jahiliyah) kembali. Bentuk khurafat-khurafat dan hadits-hadits yang perlu dicermati kembali antara lain :
1. Upaya untuk menenggelamkan kesucian Rasulullah SAW. Ini dimulai sejak Nabi Muhammad belum lahir, bahkan terhadap Bapak dan Ibu Nabi. Sebagian ummat Islam akhirnya meyakini kebenaran hadits bahwa bapak dan ibu nabi meninggal dalam kekafiran dan masuk neraka. Hadits ini perlu kita cermati, mengingat :
- Sebagian besar Nabi adalah keturunan Nabi Ibrahim, dan tidak ada nabi keturunan Ibrahim lainnya yang diyakini keturunan dari orang kafir. Lalu mengapa terhadap Nabi Muhammad kita meyakini sebagai keturunan orang kafir musyrik ?.
- Orang tua nabi hidup dimasa sebelum kenabian, jadi walaupun mereka dianggap tidak beragama Islam tidaklah pantas rasanya memvonis mereka yang hidup dimasa kenabian sebagai ahli neraka. Lebih-lebih leluhur nabi terkenal sebagai orang yang shalih dan berakhlak tinggi dimasanya.
- Ingat, pada dasarnya Ad Din orang-orang Arab adalah agama Hanif (agama Ibrahim yang lurus), dan ini tidak jauh berbeda dengan Islam. Hanya saja dimasa jahiliyah, pengikut agama Hanif ini banyak yang terseret pada pemikiran-pemikiran pemuja berhala. Namun ini tidak berarti semua orang Quraish Arab saat itu menjadi pemuja berhala, diantara mereka masih ada yang lurus dalam Ad Din Ibrahim yang hanif. Ad Din Ibrahim yang hanif inilah yang nantinya dikokohkan kembali oleh Nabi Muhammad dalam satu payung yaitu Dinul Islam.
- Bukti bahwa Rasulullah meneruskan dan meluruskan kembali Ad Din Ibrahim yang hanif ini adalah banyaknya kesamaan ritual antara ritual Islam dengan ritual jahiliyah, seperti dalam haji, puasa, zakat, bahkan mungkin dalam ritual shalat.
2. Untuk merusak citra Bani Hasyim juga dilontarkan dengan hadits bahwa paman beliau Abu Thalib meninggal dalam keadaan kafir. Hadits inipun perlu dicermati, mengingat :
- Abu Thalib orang yang sangat mendukung dakwah Nabi dan melindunginya dari gangguan orang kafir. Orang yang mendukung dakwah nabi pastinya adalah orang yang meyakini bahwa apa yang disampaikan nabi adalah kebenaran. Dan sangatlah mustahil, orang yang membela mati-matian nabi dari gangguan-gangguan orang lain itu akidahnya serupa dengan orang yang mengganggunya.
- Walaupun benar Abu Thalib tidak mengucapkan syahadat dengan lisannya, penulis yakin Abu Thalib pengikut Ad Din Ibrahim yang hanif (lurus). Perilaku dan akhlak Abi Thalib membuktikan bahwa beliau bukan orang musyrik sebagimana sangkaan sebagian ummat islam.
3. Mayoritas ummat Islam meyakini nabi Muhammad adalah Nabi yang buta huruf Arab. Mereka menggiring makna Nabi yang ummi kepada buta aksara arab, yang tentu hal ini berdampak kepada keyakinan Rasulullah tidak bisa membaca tulisan dalam Al Quran. Dan secara tidak kita sadari, ini berdampak kepada keyakinan Rasulullah tidak pernah tahu kalimat apa sebenarnya yang ditulis sahabatnya, disaat mereka membantu Nabi menuliskan teks Al Quran. Inipun sulit diterima akal sehat, mengingat :
- Semua orang yang sejak kecil hidup dan mendapat pendidikan dari Nabi, seperti Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husain semuanya pandai menulis dan membaca.Bahkan Aisyah yang konon katanya dinikahi Nabi sejak usia dini juga sangat pandai menulis dan membaca.
- Orang lupa bahwa makna ummi disini sebenarnya adalah Nabi tidak pernah membaca Al Kitab (Taurat dan Injil). Beliau mendapat informasi dalam Al Quran adalah bukan karena dari membaca Taurat dan Injil, tapi langsung mendapat informasi dari sumbernya yaitu Malaikat Jibril (An Namus).
- Dan seandainya pun saat turunnya Surat Al Iqra’ memang benar nabi menjawab “Saya tidak bisa membaca”, masih perlu dikaji apakah benar saat itu Malaikat Jibril datang dengan membawa lembaran yang bertulis huruf Arab ?, mengingat menurut keterangan yang disuruh baca oleh Malaikat Jibril atau An Namus saat itu adalah kitab yang merupakan sumber dari Taurat dan Injil. Dan tentu saja kitab sumber tersebut belum tentu dalam bahasa Arab, karena Nabi Musa dan Isa saat itu berbahasa Ibrani.
4. Tidak sampai disana, masih ada sebagian ummat islam terseret kepada keyakinan bahwa nasab nabi Muhammad sudah terputus, dengan dalih keturunan nabi terlahir dari anak perempuannya, yaitu Fatimah. Dalam tradisi jahiliyah Arab, nasab tersambung hanya melalui jalur anak laki-laki saja, sedangkan bila melalui perempuan terputus. Sayyidina Hasan, Husain, dan seterusnya adalah keturunan Ali bin Abi Thalib, bukan keturunan Nabi Muhammad.
- Kebenaran pemikiran jahiliyah tentang silsilah nasab hanya melalui jalur laki-laki saja, inipun perlu dicermati, mengingat dalam Islam, posisi ibu (ummi) memiliki tempat terhormat dan sangat mulia.
- Dalam teori ilmiahpun, faktor keturunan (DNA) dipengaruhi oleh kedua orang tuanya (Bapak dan Ibu). Keduanya saling mempengaruhi, dan saling menurunkan genitiknya.
- Bahkan, kalau mau jujur setiap anak yang lahir, yang bisa dipastikan benar adalah ibunya karena ibunyalah yang mengandung. Tapi kalau terhadap ayahnya tidak bisa dipastikan, siapa tahu itu hasil selingkuh ?, Maaf !
JADI SIMPEL AJA SAUDARA.!!!
DARI PADA ANTUM PANJANG LEBAR KOMENTAR DI SOSMED dan ILMU ANTUM SUDAH MEMADAI.!!!
ALANGKAH BAIKNYA ANTUM DATANG DAN DISKUSI ATAU DEBAT TERBUKA🙏
Itu kh udh dibantah ..tunjukn kitabnya ulama ahluh sunnh yang mngshoheh kn tunduhan rujukn kitabnya ..
@@arelhae7775
Debat di medsos percuma bro PAMER ILMU AJA.
datengi aja ustad di vidio itu baru 👍
@@banghusein3231 bnr mas soal kita yng sedng mncri ilmu jdi bingung ..untung ada ustas bantahn jdi kita tenang ..
Menanggapi besarnya jumah hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya ada banyak hal yang perlu dikritisi mengingat :
1. Hadits yang bersumber dari Abu Hurairah banyak yang tidak mendapat legitimasi dari Khalifaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali). Dalam catatan sejarah yang melegitimasi hadits dari Abu Hurairah adalah Bani Umayyah penguasa dimasa itu.
- Ibn Qutaibah menceritakan di dalam bukunya Ta’wil Fil Mukhtalaf al-Hadith, hlm.27, bahwa Nizam berkata: ”Umar, Utsman, Ali bin Abi Talib dan Aisyah menolak riwayat Abu Hurairah.
- Umar bin Khatab bahkan pernah memukulnya, karena Umar menuduhnya menggelapkan uang Baitul Mal. Umar menuduhnya sebagai pencuri ketika ia menjadi gubernur di Bahrain. Dan Umar menyebutnya sebagai “musuh Allah dan KitabNya, dan juga musuh kaum muslimin”.
- Umar juga melarang Abu Hurairah mengumbar hadits-hadits Nabi.
2. Disamping kurang mendapat legitimasi dari Khalifaur Rasyidin, Aisyah isteri Nabipun sering mempertanyakan kebenaran hadits Abu Hurairah. Aisyah beranggapan bahwa banyak hadits yang disampaikan Abu Hurairah adalah hal yang baru dan tidak pernah Aisyah dengar sebelumnya. Disamping itu Aisyah telah menuding Abu Hurairah tidak membedakan mana Hadist Nabi dan mana ucapan Ka’ab Al Ahbar (guru barunya).
3. Tidak dapat dipungkiri, Abu Hurairah lebih banyak belajar kepada tokoh Yahudi Ka’ab Al Ahbar dibanding belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Abu Hurairah bersama Nabi tidak lebih dari 2 tahun saja, sedangkan bersama Ka’ab Al Ahbar lebih dari 20 tahun.
- Menurut Syu‟bah bin al-Hajaj bahwa periwayatan dari Abu Hurairah ini tadlis (bias), karena Abu Hurairah meriwayatkan hadis yang diterimanya dari Ka’ab Al-Ahbar dan juga ada yang secara langsung dari Rasulullah, dan dalam periwayatannya ini Abu Hurairah tidak membedakan di antara kedua sumber tersebut. Abu Hurairah mencampur-adukkan hadits Nabi dan perkataan Ka’ab Al Ahbar.
4. Dimasa Bani Umayyah berkuasa, tidak bisa kita pungkiri Bani Umayyah banyak meminta atau memesan hadits kepada beberapa sahabat yang mau diajak untuk merekayasa bahkan memalsukan hadits untuk kepentingan politik dan kekuasaannya. Abu Hurairah juga termasuk salah satu yang diajak bekerjasama
- Abu Hurairah di masa Bani Ummayyah mendapat posisi di bidang agama yang sangat tinggi.
- Hampir tidak ada satupun fatwa dari Abu Hurairah yang memposisikan Bani Umayyah berada dalam penyimpangan.
Menanggapi tudingan tentang banyaknya hadits yang disampaikannya, Abu Hurairah menyampaikan beberapa alasan, :
a. Dia mengaku paling rajin mengahadiri majelis nabi disaat sahabat lainnya dari Muhajirin dan Anshar sibuk dengan pekerjaan dan dagang. Sementara Aisyah disibukkan oleh bercermin, bercelak dan berdandan.
- Abu Hurairah mengatakan, “Aku senantiasa menyertai Rasulullah sepenuh hati, sementara kaum Muhajirin sibuk berdagang di pasar dan kaum Anshar sibuk mengurus harta mereka.” Ini bentuk penistaan kepada Sahabat Muhajirin dan Anshor RA yg nyata telah dipuji langsung oleh Allah SWT sebagai orang yang Allah Ridho'i, termasuk kepada Abu Bakar, Umar, Utsman dan 'Ali.
b. Mengaku memiliki ingatan kuat dengan alasan pernah mendapat barokah dari selendangnya sehingga hafalannya kuat dan tidak pernah lupa apa yang di dengar dari Rasulullah.
- Menurut Abu Hurairah sendiri, saat ia menghadiri majelis Rasulullah, beliau bersabda : “Barang siapa membentangkan selendangnya hingga aku selesai berbicara, lalu dia melipat kembali selendangnya itu, dia tidak akan pernah lupa apa pun yang dia dengar dariku.” Setelah itu Abu Hurairah membentangkan selendang dan melipatnya kembali.
c. Bahkan dalam keterangan dikatakan bahwa Abu Hurairah menerima dua gudang (pundi) ilmu dari Rasulullah, dan yang disampaikan kepada ummat baru setengah bagian saja dan setengahnya lagi masih dia simpan (tidak mau disampaikan) karena khawatir ia dipenggal. Woww...sungguh luar biasa gudang ilmunya!. Tapi sayang, keutamaan Abu Hurairah hanya pengakuan dia sendiri yg disandarkan kepada sabda Rasulullah SAW.
Walaupun Abu Hurairah menyampaikan beberapa alasan tapi tetap perlu dikritisi. Apa yang mendasari penulis berpendapat bahwa Abu Hurairah kurang layak dijadikan sumber rujukan hadits dan Riwayatul Islam, mengapa ? :
1. Pada dasarnya Rasulullah melarang sahabat untuk mencatat perkataan-perkataannya selain Al Quran. Dan sampai masa Khalifaur Rasyidin tidak ada seorangpun diantara mereka yang berani membukukan perkataan Nabi selain Al Quran.
Pada zaman Khulafa’ al-Rasyidin khususnya pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatthab, kedua khalifah ini mengambil kebijakan untuk melakukan Taqlil Hadits, yaitu pengetatan periwayatan hadits-hadits Nabi SAW agar tidak diriwayatkan secara serampangan. Khalifaur Rasyidin tidak setuju dengan penukilan atau periwayatan hadits secara bebas tanpa audit, bahkan menurut keterangan Abu Bakar telah membakar 500 catatan-catatan hadits yang ditulis sahabat pada masa hidup beliau. Hal tersebut dilakukan Abu Bakar karena Rasulullah melarang orang untuk membuat hadits. Rasulullah melarang karena dikhawatirkan dijadikan sarana untuk pemalsuan, memecah belah ummat dan mengkaburkan informasi Al Quran.
Sebagaimana riwayat: Aisyah menyatakan bahwa Abu Bakar telah mengumpulkan lima ratus hadis. Lalu ia tidur dengan gelisah. Maka Aisyah bertanya, apakah ayah sedang sakit atau ada sesuatu? pagi harinya, Abu Bakar menyuruh Aisyah untuk mendatangkan hadits yang ada padaku, setelah itu aku menyerahkannya lalu ia membakarnya. Lalu saya bertanya, kenapa ayah membakarnya? Menjawab pertanyaan Aisyah, Abu Bakar berkata bahwa ia takut jika dia wafat dan catatan tersebut masih ada, dan di dalamnya terdapat hadits-hadits dari seorang yang aku percayai, padahal itu tidak seperti yang beliau sampaikan kepadaku, maka berarti aku telah menyebarluaskannya.
Berkaitan dengan hal ini, Abu Bakar pernah mengumpulkan manusia serta memerintahkan untuk tidak meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tazkirat al-Huffazh karya Imam al-Dzahabi (w.748 H) :
Artinya:“Bahwa Abu Bakar mengumpulkan manusia dan berkata kalian adalah orang-orang yang disampaikan hadits dari Rasulullah dan kalian berbeda pendapat tentangya, dan orang-orang setelah kalian akan semakin banyak perbedaannya, maka janganlah kalian meriwayatkan hadits sedikitpun, dan siapa yang bertanya kepada kamu, jawablah di antara kita telah ada kitabullah, maka halal untukmu apa yang telah dihalalkannya, dan haram bagimu apa yang telah diharamkannya”.
Dan setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khatthab menunjukkan sikap yang sama, bahkan lebih keras dari Abu Bakar. Ibnu Qutaibah menulis bahwa Umar sangat tidak menyukai orang yang meriwayatkan hadits, apalagi tanpa disertai saksi atas hadits yang dibawanya. Ia memerintahkan para sahabat untuk tidak serampangan dalam meriwayatkan hadits. Al-Darimi (w.255 H) dalam kitabnya al-Musnad al-Jami’ li alDarimi menyatakan bahwa Umar memerintahkan kepada para sahabat untuk melakukan taqlil hadits.
Abu Bakar dan Umar memerintahkan kepada para sahabat untuk melakukan taqlil hadits dengan cara melarang menukil, menulis hingga meriwayatkan hadits-hadits Nabi SAW. Mereka juga memberi tekanan dan membatasi para sahabat untuk memperbanyak periwayatan, dan ini berlangsung sampai masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dimasa mereka Al Quran adalah benar-benar menjadi sumber utama ajaran Dinul Islam.
Namun, setelah meninggalnya Ali bin Abi Thalib dan yang berkuasa adalah musuhnya yaitu Mu’awiyah bin Shakhr bin Harb, hadits mulai dibiarkan secara liar bergulir. Inilah masa menjamurnya pemalsuan dan penukilan hadits-hadits, bahkan jutaan hadits saat itu beredar di masyarakat.
Abu Hurairah, sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis, pernah ditanya oleh Abu Salamah apakah ia banyak meriwayatkan hadis di masa Umar, sebagaimana riwayat : Abu Salamah bertanya pada Abu Hurairah :apakah engkau sering meriwayatkan hadits di zaman Umar? Ia berkata: "Sekiranya aku meriwayatkan hadits di masa Umar seperti aku meriwayatkan kepadamu, niscaya Umar akan mencambukku dengan cambuknya."
Dimasa Khalifaur Rasyidin, Abu Hurairah terbukti tidak berani menyampaikan hadits-hadits secara masif. Bahkan Abu Hurairah tidak mendapat kepercayaan dari mereka ketika ia menyampaikan hadits. Seandainya Abu Hurairah dipandang benar-benar banyak menguasai hadits-hadits Nabi, tentu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan isteri-isteri Nabi tidak akan segan-segan untuk menjadikannya sebagai rujukan. Bahkan disaat penyusunan Mushab Al Quran, tentu Abu Hurairah akan diajak dalam tiem karena hafalannya yang paling kuat diantara semua sahabat (Imam para Hafidz).
Kita seharusnya merenungkan kembali mengapa Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali tidak mendudukkan Abu Hurairah di dalam majelis mereka sebagai tempat bertanya tentang hadits, bahkan Umar menyuruh Abu Hurairah berhenti nyerocos tentang hadits.
2. Penyampaian hadits oleh Abu Hurairah mulai menjamur sesudah masa Khalifaur Rasyidin dan ditengah-tengah hiruk pikuk konflik, fitnah dan perebutan kekuasaan. Dengan dukungan penguasa (Bani Umayyah) dan guru besarnya Ka’ab Al Ahbar, Abu Hurairah mulai mendominasi urusan-urusan dalam agama islam sehingga disebut Rawiyatul Islam atau perawi terbaik tentang islam. Untuk menguatkan posisi Abu Hurairah, konon Marwan bin Hakam mengatakan bahwa dia sudah menguji kemampuan Abu Hurairah dalam menghafal hadits.
Namun, benarkah yang banyak dihafal Abu Hurairah semuanya adalah hadits yang benar-benar datang dari Nabi. Ataukah Abu Hurairah telah mencampur aduk antara hadits Nabi dan perkataan Ka’ab Al Ahbar (guru barunya) yang patut dicurigai ingin merusak Islam ?. Dalam pandangan penulis Abu Hurairah kurang layak untuk menjadi Rawiyatul Islam mengingat :
- Ummul Mukminin Aisyah sering menolak hadits-hadits yang dismapaikan Abu Hurairah, bahkan terus aktif mencounter hadits-hadits dari Abu Hurairah yang dianggapnya telah dicampur aduk dengan pendapatnya sendiri (dari kantong Abu Hurairah sendiri) ataupun perkataan Ka’ab Al Ahbar.
- Penulis menilai Abu Hurairah terkesan lihai dalam memilih narasi bahasa dan piawai dalam menyusupkan sesuatu yang bukan dari Nabi ke dalam haditsnya. Ini membuat orang yang kurang jeli mengamati dan menganalisa, terpesona oleh tutur katanya yang terkesan tinggi.
- Banyaknya hadits-hadits ahad dan hadits Israiliyat yang disampaikan Abu Hurairah membuktikan bahwa Abu Hurairah memang benar-benar belajar kepada Ka’ab Al Ahbar. Sampai-sampai Ka’ab berkata : “Bukan main Abu Hurairah! Aku belum pernah melihat seseorang yang tidak membaca Taurat lebih mengetahui isinya dari Abu Hurairah”.
Kita seharusnya berpikir, mengapa Aisyah sering mencounter hadits dari Abu Hurairah. Apa benar tidak ada yang salah dengan Abu Hurairah sampai berani membully Ummul Mukminin lewat kata-katanya yang kurang sopan kepada isteri Nabi Aisyah.
Dalam riwayat Al Hakim dalam kitab Al Mustadrak, dari jalur Khalid bin Said bin Amr bin Said bin Al ‘Ash dari ayahnya dari Aisyah bahwa ia memanggil Abu Hurairah lalu berkata kepadanya: ”Hai Abu Hurairah, apa-apaan ini hadits-hadits yang aku dengar kamu menyampaikannya., Apakah kamu mendengar apa yang juga kami dengar? Kamu menyaksikan apa yang juga kami saksikan?
Maka Abu Hurairah berkata: “Sesungguhnya cermin dan celak mata serta berdandan untuk memikat perhatian nabi telah menyibukkanmu dari mendengar hadist Rasulullah”. Hadis ini dishahihkan oleh Al Hakim.
Ibnu Qutaibah melukiskan hubungan Aisyah dengan Abu Hurairah: “Engkau menyampaikan hadits yang tidak kudengar dari Nabi saw’. Demikianlah kata-kata Aisyah yang ditujukan kepada Abu Hurairah.
Abu Hurairah menjawab dengan jawaban yang kurang hormat, seperti diriwayatkan oleh Bukhari, Ibnu Sa’d, Ibnu Katsir dan lainlain:‘Engkau (terlalu) sibuk dengan cermin dan tempat celak!’. Dan di bagian lain ia berkata kepada Aisyah: ‘Aku tidak disibukkan oleh cermin dan tempat celak serta pewarna, tetapi aku melihat engkau demikian”.
Dan diriwayatkan oleh Dzahabi bahwa Aisyah berkata kepada Abu Hurairah: “Keterlaluan Abu Hurairah, berlebihan yang engkau sampaikan tentang Rasul Allah!’. Dan Abu Hurairah menjawab: ‘Aku tidak disibukkan oleh cermin dan tidak oleh tempat celak dan tidak juga dengan alat pemoles”.
3. Ketika sebagian ummat menanyakan mengapa beliau banyak hafal hadits padahal bertemu nabi hanya sekitar 2 tahun, sementara sahabat senior Nabi tidak?, dengan jelas Abu Hurairah membela diri bahwa :
- Menurutnya disaat Rasulullah mengisi majelis, sahabat-sahabat Muhajirin sibuk berdagang, sementara sahabat-sahabat Anshar sibuk dengan hartanya. Sementara dia merasa tidak disibukkan oleh hal tersebut, sehingga terus tekun mengikuti majelis Rasul.
- Abu Hurairah mengaku bahwa hafalannya kuat berkat sebuah selendang yang dibuka dan dilipatnya kembali saat Nabi berbicara di Majelis.
Kita juga harus berpikir, kalau Abu Hurairah memang sosok yang The Best diantara para sahabat, mengapa tidak ada sahabat yang menyampaikan keutamaan Abu Hurairah seperti ceitera Abu Hurairah sendiri. Mengapa Abu Hurairah mengaku hebat dan diutamakan oleh Nabi hanya berdasarkan cerita dan keterangannya sendiri ?.
Dan pembelaan diri Abu Hurairah ini justru mengandung tuduhan atas para sahabat Muhajirin dan Anshar, serta isteri Nabi. Tidaklah benar bahwa semua orang Muhajirin adalah disibukkan oleh dagangan, tidak juga semua kaum Anshar disibukkan oleh kebunnya. Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir dan Miqdad -yang mana mereka adalah kaum Muhajirin gelombang pertama yang memeluk Islam- mereka bukan pedagang. Dan catatan yang kuat menunjukkan bahwa tidak semua Sahabat sibuk dengan harta milik mereka. Misalnya Salman Al Farisi yang oleh Rasul Allah disebut sebagai anggota bagian dari Ahlul Ba’it.
Rasulullah SAW pernah berkata mengenai Salman: “Andaikata Ad Din berada di bintang kejora (tsurayya) akan dapat dicapai oleh Salman”. Dan Aisyah berkata tentang Salman: ‘Salman selalu duduk bersama Rasulullah, sendirian ia menemani Rasul sampai malam dan hampir saja ia mengalahkan kami’. Dan berkata Ali: ‘Sesungguhnya Salman Al Farisi seperti Luqman Al Hakim, ia mengetahui ilmu dari awal sampai akhir. Lautan ilmu yang tidak mengering”.
4. Kecurigaan tidak semua hadits dari Abu Hurairah adalah valid disamping didasarkan atas keterangan diatas, Abu Hurairah sering menjadi saksi dari suatu kejadian (sejarah dll), padahal dia tidak hadir ditempat tersebut. Misalnya ia menceritakan bahwa Rasulullah menyuruh Abu Thalib membaca syahadat tatkala ayah Ali itu sedang menghadapi maut, tetapi Abu Thalib menolak, dan karena itu Abu Thalib meninggal dalam keadaan kafir. Katanya, pada waktu itulah turun ayat Al Quran :” Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qhashas Ayat 56).
5. Sangat disayangkan bahwa yang terjadi sekarang adalah bahwa hadis-hadis Abu Hurairah seakan-akan lebih berkumandang di atas mimbar-mimbar daripada ayat-ayat suci Al Qur’an al Karim!
Adapun yang mentsiqahkan Abu Hurairah adalah: Abu Hurairah sendiri, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Ka’ab Al Ahbar dan murid-murid pendukungnya. Ini adalah problem besar, oleh karenanya kita tidak boleh tergesah-gesah mempercayai hadits dan sebaiknya berhati-hati dalam menjaga Dinul Islam.
[12.34, 30/12/2024] RUSMANDANI: Khalifaur Rasyidin ketika menerima hadits sangatlah berhati-hati. Seperti yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dengan menggunakan metode kesaksian atau as-Shahadah. Umar bin Khatab dalam meriwayatkan hadits menggunakan metode albayyinah yaitu metode pembuktian yang dapat medapat meyakinkan hati.
Ali bin Abi Thalib ketika meriwayatkan hadits menggunakan metode istihlaf atau kesiapan untuk mengucap sumpah. Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa dia tidaklah ragu ketika meriwayatkan sebuah hadits yang datangnya langsung dari Rasulullah, namun jika terdapat hadits dari orang lain maka akan dimintai ucapan sumpah.
Oleh karena sudah banyak hadits-hadits yang sudah terkontaminasi, maka secara umum kebenaran hadits perlu dikaji ulang, termasuk hadits-hadits qudsi. A…
STOP !!!
TIDAK ADA YG MENGGUNJING PARA SAHABAT NABI..KECUALI ORG² YG MEMBENCI AHLUS SUNNAH.
Jawaban cerdas, bisa g ya ustadz Thariq ini membantah ya ??
@@abuqoisl784 kalau terlalu fanatik kepada Abu Hurairah dan kaab Al ahbar berarti Sunni itu pengikut Muawiyah ya, bukan pengikut Abu bakar dan Umar RA
Bagus dialog ini meski perlu catatan, diantaranya belum fokus utk menjawab bagaimana tentang Abu Hurairah antara yg mensakralkan atau yg melihat ada kelemahannya. Bila beliau ada masalah, apakah serta merta bisa dipakai/ditinggal riwayatnya? Tentang Tadlis, ini juga masalah. Bisa saja alasannya krn tidak perlu, tetapi memungkinkan juga mengarang.
Kocak kau bang.
@qidis saya khawatir dgn gagal fokus 😀
Barakallahufik ustadz❤❤
Alhamdulillah... Yg menuduh sahabat abu Hurairah pendusta tdk mampu memberikan ibaroh yg kuat dan sanad² yg mengucapkan itu nyambung ke sahabat ali Radiyallahu anhum.. Sehat selalu ustadz
بارك الله فيك يا أستاذ
Apapun perkataan yg bukan datang dari Roaullulah kemudian disampaikan dengan mengatasnamakan datang dr Rosulluloh adalah sebuah "dusta".....!
Meskipun ada pernyataan/pengakuan/revisi itu bukan datang dr Rosulluloh.... alih2 menyebut/mengatas namakan kejujuran....!
Bukaknkah Rosulluloh melarang bahkan ada acaman neraka apabila sesorang malakukan kedustaan atas nama hadis....😅
Hadits itu tdk berlaku bagi sahabat nabi SAW yg pasti adil! Itulah ijma' ahlus sunnah!
Jelas rujukan Ibnu Ubaidillah ini bukan ulama' Ahlussunnah dan juga tidak berdasarkan keterangan ulama' Ahlussunnah yang mu'tabar melainkan rujukannya adalah orang-orang bermasalah dan menyimpang namun mengutip sebagian ucapan atau keterangan ulama' yg sekilas mereka anggap bisa mendukung kesesatan ataupun penyimpangan makar mreka terhadap IsIam
Namun apapun rujukannya bagi yg hatinya bersih in syaa Allah terang dan jelaslah manakah dr ke 2 nya hujjah yang lebih dan selamat kepada kebenarannya
Kepada Al Ustadz Ahmad Syahrin Thariq hafizahullahu ta'ala wa ra'aahu kami ucapkan jazaakallahu khoiron wa ahsanal jazaa'
Balikpapan menyimak siaran tundanya
Mungkin perlu di editing rekamannya dulu supaya lebih jernih dan jelas gambar dan audionya !
Baarokallohu Fiik Ustadz Ahmad
Kayaknya kebalik, justru yang menuding Abu Hurairah pendusta, dialah pendusta sebenarnya 😊
Iya sangat betul ikhwah
Lanjut part 2 ustadz Syahrin Dan yang pakai baju kuning
Barokalloh Ustad Syahrin Thoriq
pas bagian ppt di baca doank gk di jelasin.. gk semua audience bisa dan paham bahasa arab..
udah jelas semua Ulama hadits sepakat bahwa semua Shahabat adil masa pembohong
Ilmu yang amat bermanfaat
Dari cara baca sholawat ust Ibnu adalah khas sholawat Syi'ah , yaitu selalu membawa kalimat " Wa Alihi "
WA alihi adalah sunnah nabi SAW karena menjadi ciri syi'ah jadi nggak usah dipakai! Begitu fatwa ulama saudi!
saya paling suka dg yg terbuka dg ulama yg tdk menyembunyikan kebenaran, sejarah sangat terang dan jelas apa yg terjadi sebelum rasul wafat dan ketika masih hidup, bagaimana sikap orang2 yg hidup di sekitar nabi, contohnya perang uhud akibat tdk taat pd nabi, perang jamal merupakan akibat keadilan sahabat, perang siffin akibat keadilan sahabat, peristiwa pembantaian cucu nabi yg di sembunyikan akibat keadilan sahabat seharusnya di jelaskan kepada umat apa adil itu sehingga keluarga nabi di perangi oleh keadilan itu sendiri
mantap ustad ibnu punya rujukan yg benar abu roiroh pernah berdusta di marah umar bin khothop dan pernah di marah imam Ali itu shaheh
الله يبارك فيكم ياأستاذ
saya pernah debat sama org syiah, asli afghanistan. beliau rujukannya nahjul balaghah
Yang menuduh Sahabat Abu Hurairah sebagai pendusta adalah SYIAH
Berarti siti a'isyah ra dan umat ra setengah syi'ah !
tdklh membenci seorangpun dari sahabat Nabiy,pasti dia/pada dirinya ada benih2 kesesatan,ke-bid'ah-an dan kebodohan,spt syiah dan yg lainnya....
Yang bapak peci nanya ustadz Syahrin itu jelas dia mengarahkan bahwa Abu Hurairah itu dpt uang tutup mulut/suap. Sangat dangkal bgt. Klo hadits tuh d terjemahkan secara serampangan
Yg benci sahabat biasanya syiah 😂
Ya betul....rujukan yg diambil ada yg dari ulama syiah
Islam sampai kepada kita Krn perjuangan mereka kalau
Kalau mrk di dustakan lalu apa jadi nya agama kita !!!
Apa kah ia dapat berdusta padahal ia merupakan periwayat hadits yg artinya "Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka."
Apa tanggapan kalian terhadap orang yg mendustakan merk-merk yg telah Allah ridhoi ???
Dan mungkinkah Allah meridhoi pendusta ???
Adapun orang Syi'ah mereka adalah orang-orang yang membenci para sahabat nabi, berbeda dengan agama yg lain mereka mencintai orang-orang yang bersama nabi mereka...
Lalu apa kah kesaksian mereka terhadap para sahabat di terima...
RENungkan lah wahai SAUDARAKU.
Yang nuduh salah satu sahabat pendusta udah ketahuan dari server mana.
Para pembenci sahabat Nabi dan pengkultus Ali bin Abi Thalib.
Ustadz Syahrin mulus betul menggiringnya.... gocekannya mantapp
Suaranya ada yg tidak terdengar
Jawa timur hadir dari tadi malam.
Saya menyimpulkan singkat. Ubaidilah menuduh Abu Hurairah pendusta, dengan dalil2 dusta, dijelaskan dengan bungkus dusta dengan rujukan para pendusta. Itu saja sudah.
Hanya syi'ah yg lancang menuduh shahabat, syiah menyusup dan membayar ke nu untuk memecah belah sunni ditengah2 masyarakat indonesia yang sunnah. Dustaan ini sudah lama muncul dan selalu akan dimunculkan oleh orang2 yg sudah terkontaminasi oleh syiah, liberal, dan plural.
جزاك الله خير
Syukron ustad Ahmad Syahrin 🙌
Salah paham ttg pengertian mudallis dari perkataan Syu'bah ttg Abu Hurairah
Naam ustadz ku
Hayyakumullahu
3 tahun jadi sahabat Nabi saw. Diangkat jadi mufti, apa nggak bahaya?
Klu cerdas knp bisa jd gk mgkin..🤣🤣🤣🤣🤣byk jg orang cerdas di bandingkan orang tua🤭🤭🤭🤭
Kenapa kaget...? Sultan Muhammad Al Fatih merebut konstantinopel pada umur 20 an awal generasi pada saat itu termasuk 3 generasi terbaik...
Artinya sahabat nabi SAW itu tdk ada yg secerdas dan seserius abu Hurairah yg cukup 2 thn berhasil menghafal hampir semua hadits bahkan dia mampu menghafal hadits yang tdk sempat abu Hurairah dengar dan saksikan! Sungguh menyedihkan kualitas sahabat nabi SAW, baik muhajirin dan Anshar!
@@GofurCading yg sedih kn ente🤣🤣🤣🤣🤣
@@hakhamhurhapratama1624 ya saya sangat sedih dengan kebodohan guru2 saya yg sunni! Sekalipun madzhab yg melahirkan dan membesarkan saya, saya harus jujur bicara soal kebenaran!
2.48.20....sangat menarik... Ditunggu debat masalah nasab yg lagi rame....
Nah...
Wah itumah udah beda lagi 😂 kecampur Ama kepentingan yg lebih besar
Benar! Abu Hurairah ra saja bisa diperdebatkan! Harusnya soal baalawi lebih mudah karena nggak bakal ngaruh pada mainstream!