Jika filsafat mengerucut tentang suatu proses dan falsafah adalah produk. Ada kecenderungan hmpir punya kesamaan dengan istilah visi dan misi ya pak, nmun penjabaran dan lingkup filsafat & falsafah lbih luas dalam segi kehidupan apapun.
Filsafat Timur memang punya kecenderungan menjadi pegangan hidup. Namun, sebenarnya tidak semua pandangan hidup dari khazanah pemikiran Timur itu identik dengan agama tertentu. Taoisme dalam filsafat Tiongkok, misalnya, mengajarkan tentang harmoni di antara semua unsur dalam alam semesta, yang artinya tidak mengajak orang untuk bersikap dan berperilaku ekstrem. Ajakan demikian sama artinya dengan merelatifkan, bukan memutlakkan; bahwa di dalam terang itu ada gelap dan di dalam gelap itu ada terang. Agama sering mengambil kedudukan yang lebih tegas, dengan tidak lagi menerima pencampuran antara gelap dan terang. Memang benar, bahwa suatu pandangan hidup dapat saja kemudian diperkaya dan dikemas dengan ritual-ritual, yang dalam jangka waktu tertentu kemudian punya pengikut dan ujung-ujungnya diberi predikat sebagai agama. Tentu, dalam hal ini akan ada perbedaan pendapat tentang asal muasal agama itu, karena "agama" yang dimaksudkan seperti itu [menurut literatur tertentu] dapat dinamakan sebagai "agama bumi" (maksudnya datang dari masyarakat; bottom-up), yang dibedakan dengan jenis agama lain yang diyakini datang dari wahyu Tuhan ("agama langit"); top-down). Untuk memahami hal ini, silakan cari literatur tambahan! Salah satunya, karya Alfred N. Whitehead, Relgion in the Making.
🙏🙏 pak atas ilmunya
Mantap Materinya. Sukses selalu.
Jika filsafat mengerucut tentang suatu proses dan falsafah adalah produk. Ada kecenderungan hmpir punya kesamaan dengan istilah visi dan misi ya pak, nmun penjabaran dan lingkup filsafat & falsafah lbih luas dalam segi kehidupan apapun.
Terima kasih, Pak atas ilmunya 🙏
Bapak ini cocok dengan pak Roky Gerung
Filsafat timur selalu dikaitkan dengan Agama, pertanyaan saya apakah yang menjadi filsafat tersebut dengan Agama? ("")
Filsafat Timur memang punya kecenderungan menjadi pegangan hidup. Namun, sebenarnya tidak semua pandangan hidup dari khazanah pemikiran Timur itu identik dengan agama tertentu. Taoisme dalam filsafat Tiongkok, misalnya, mengajarkan tentang harmoni di antara semua unsur dalam alam semesta, yang artinya tidak mengajak orang untuk bersikap dan berperilaku ekstrem. Ajakan demikian sama artinya dengan merelatifkan, bukan memutlakkan; bahwa di dalam terang itu ada gelap dan di dalam gelap itu ada terang. Agama sering mengambil kedudukan yang lebih tegas, dengan tidak lagi menerima pencampuran antara gelap dan terang. Memang benar, bahwa suatu pandangan hidup dapat saja kemudian diperkaya dan dikemas dengan ritual-ritual, yang dalam jangka waktu tertentu kemudian punya pengikut dan ujung-ujungnya diberi predikat sebagai agama. Tentu, dalam hal ini akan ada perbedaan pendapat tentang asal muasal agama itu, karena "agama" yang dimaksudkan seperti itu [menurut literatur tertentu] dapat dinamakan sebagai "agama bumi" (maksudnya datang dari masyarakat; bottom-up), yang dibedakan dengan jenis agama lain yang diyakini datang dari wahyu Tuhan ("agama langit"); top-down). Untuk memahami hal ini, silakan cari literatur tambahan! Salah satunya, karya Alfred N. Whitehead, Relgion in the Making.
Trims Bapak Shidarta
Pak btw buku kelanjutan akar filosofis / Hukum pelaran dan pelaran hukum, kapan adanya ya, Pak?
Semoga selalu, Bapak❤️