Yang Utama Dari Manusia Adalah Pengayoman dan Kasih Sayang
Вставка
- Опубліковано 10 жов 2024
- Yang Utama Dari Manusia Adalah Pengayoman Dan Kasih Sayang
Kenduri Cinta edisi 16 Juni 2017 | RUWAIBIDHOH
Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta.
#kenduricinta #caknun #arsipkc #maiyah #sinaubareng #KCSept
Dokumentasi: Kenduri Cinta
===============================
• www.kenduricin...
• Instagram/kenduricinta
• Twitter/kenduricinta
• Facebook/kenduricinta
• / kenduricinta.id
Terima kasih..mbah ❤
❤❤❤❤❤❤❤
Matur nuwun kagem MbahNun...❤❤❤
Terimakasih Min ❤❤❤
Karna memanusiakan adalah menyadarkan kita untuk berfikir yang cerdas dalam menghadapi kehidupan.Enje gusti kanjeng Qul zat Nur Allah Nur Muhammad fastajabna🤲🏻🤲🏻🤲🏻🙏🏻
Kangen mbah nun kulo saking malang butuh perlindungan :)
Please tim KC, mohon upload video2 lama Mbah Nun terutama yang full video buat mengobati kerinduan kami pada Simbah dan sebagai peredam kejut kami atas kehidupan yang makin memuakkan.
Please kabulkan ini
pliss.. menumbuhkan semangat.
Mbaaah 😢
Terima kasih Kenduri Cinta.
❤❤❤
Sangat cerdas Mbah Nun, meskipun tidak punya gelar Droktor/Professor. Intelektualnya tinggi
Menurutku, Mbah Nun sll mengajak berfikir kritis berdaulat, menuntun cucu2nya dgn memberikan kunci kunci ptg dlm stiap diskursus. Menuntun agar memiliki kesadaran sbg kholifah d muka bumi.
setiap hari jum'at di minggu ke 2
Ini eps baru kah
d
rek tak kandani yo.
kasih sayang iku cuman perkara hormon dan reaksi2 kimia biologis aja tuh. misal kon stress trus hormon2 kon gak balance, ya pikiran dan perasaan ikut terpengaruh rek, ujung2nya jd nesuan, jd tamak, jd rakus, jadi gak blissful kalo jare Sadhguru (perlu arek2 ketahui Noe letgo terpengaruh banyak oleh Sadhguru).
Piye carane biar iso menumbuhkan kasih sayang (compassion)? ya kon mesti bahagia dengan awakmu dewek rek. Kalo hormon2 dan kimiawi tubuh mu lg bergejolak kayak cewek datang bulan, ya susah.
manusia bersifat kasih sayang itu dudu sebab rek, tapi akibat. compassion yg disuarakan ustad di video ini belum jangkep karena terkesan sebagai sebuah kualitas yg dipaksakan harus ada pada diri menungso. Padahal kualitas tersebut muncul sebagai akibat dr rentetan sebab2.
Misal testosteron sama kortisol kon lagi tinggi, kon bawaannya nesuan dan negatif2 lainnya. Tp ketika hormon kon stabil, ditambah sedikit pengaruh feminimitas/untsa (not zakarin), kon bakal jd pengasih penyayang, puitis barang, jd doyan tafakur barang. itu semua kimiawi sifatnya rek.
bisa aja sih memaksakan bersikap (dudu sifat) compassion padahal suasana hati dan pikiran tak selaras, tp kan jatohnya jd pencitraan dan artifisial tuh rek😂.
mulane jd menungso iku ra sah ke langit dulu, urus aja bumi dulu yakni diri mu sendiri.
tak kandani meneh yo, kalo kon memaksakan segala kualitas sifat2 nan tinggi/luhur terhadap dirimu, sementara gejolak kimiawi tubuh dan otak mu tidak selaras dengan keseriusan dan kesungguhan mu terhadap seluruh kualitas itu, maka kamu sesungguhnya sedang menabung bom waktu yg ledakannya bisa berupa penyakit baik dalam dimensi fisik, batin, relationship, hingga nasib.
makanya kualitas luhur itu memang ditanamkan, tapi yo tanahnya harus apik dan ready rek. tanahnya itu ya diri mu, dan dalam ranah sains yaitu kestabilan kimiawi tubuh dan otak mu, mulane wong jowo suka puasa mutih, ono laku tirakat nguna ngunu, itu smua dalam rangka conquering our own self, body and mind.
agar kualitas2 luhur dan tinggi itu tidak justru jadi beban, maka pondasi harus pas geometrinya. Agar suatu saat gak ambruk. karena bagaimanapun manusia belum bisa melampaui syariat qodratnya sebagai tubuh fisik dengan segala reaksi kimianya.
tolong sertakan contoh konkretnya dong mbah Jon🙏🙏
@@dejohnettejack2273ketika reaksi kimiawi jasad mu mengatakan A, tapi kamu memaksakan bersikap B, maka sesungguhnya kamu sedang menambah beban di diri mu sendiri.
yg lebih baik adalah : menetralkan/menjinakkan A terlebih dahulu agar si B tumbuh alami dan sehat di diri mu sebagai sebuah kualitas, bukan sebagai sebuah pilihan yg dipaksakan.
masalahnya konsep sabar itu banyak yg salah kaprah.
sabar itu kon bukan menahan, tapi menetralisir. misal kon nesu, tp kon tahan, itu bukan baik malah stress dan jd penyakit. yg bener itu kon nesu, trus kon netralisir nesunya, sehingga kimiawi dan residu2nya ikut ke-detox juga, itu namanya sabar. Nah cara netralisir gejolak kimiawi tubuh ini yg sangat penting kalo emang manusia serius pingin hidup lebih baik, tp emang ono sing peduli? wong kabeh sibuk sama wawasan2 spektakuler biar terlihat smart, tp ra ono sing gelem mempelajari dirinya sendiri😢
mbah Jon keren banget 👏👏👏
Tulisane apik ndakik-ndakik kayak manusia yang tau sembarang hal, buat podcast dong om, pengen tau wajahmu itu kayak apa.
@@dobolski000ngga ndakik rek.
intinya itu sederhana.
manusia lebih bersifat kimia daripada matematika.
kalo di matematik, -5 tambah 5 = 0
kalo di kimawi manusia, 5 testosterone ditimpa 5 estrogen bukan jadi 0. Demikian pula 5 kortisol ditimpa 5 endorfin/dopamin tidak lantas jadi 0.
pada level kimiawi biologis semuanya terakumulasi. maka pada tubuh jasad manusia itu banyak residu dan limbah2 yg sangat signifikan pengaruhnya terhadap fisik hingga mental, bahkan kesadaran.
maka, kalo manusia nggak punya metode dalam pengelolaan limbah dan residu tersebut, inilah akar segala masalah di hidup seorang manusia. ini juga mengapa sangat penting untuk bisa mengenal diri sendiri. karena misal kalo kadar 1 kortisol + 2 adrenalin pada diri si A memberikan reaksi xyz, bisa jadi pada diri si B reaksinya beda, mungkin ghj atau klm. Intinya, diri mu itu sangat personal, saking personalnya sampe ada hadist qudsi kalo kenal diri maka kenal tuhan.
Saya ora iso bikin podcast karena wawasan yg muncul di kepala saya tidak bisa saya rencanakan sendiri.
❤❤❤❤❤