SULTAN MALIK AS-SHALEH

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 2 жов 2024
  • Sultan Maulana Malik Al Saleh lahir dengan nama Meurah Silu di Nagur, Tanah Gayo pada abad ke-13. Ia merupakan keturunan dari Suku Imam Empat atau Sukee Imeum Peuet, sebutan bagi keturunan empat maharaja atau meurah bersaudara yang berasal dari Champa. Suku tersebut diyakini sebagai pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh sebelum terpengaruh oleh agama Islam.
    Sebelum menjadi pemimpin Samudera Pasai, Meurah Silu belum beragama Islam. Ia menjadi pemeluk Islam setelah bertemu dengan Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut dari Mesir yang datang ke Sumatera untuk merebut pelabuhan kambayat di Gujarat, India. Nazimuddin Al Kamil mengangkat Meurah Silu sebagai raja Pasai pertama dan memberinya gelar Sultan Malik Al Saleh, yang artinya raja yang saleh
    Sultan Malik Al Saleh naik takhta Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1267 Masehi. Ia berhasil menyatukan dua kerajaan sebelumnya, yaitu Samudera dan Pasai, menjadi satu kesatuan yang kuat dan makmur. Ia juga membangun hubungan dagang dan diplomatik dengan negara-negara lain, terutama dengan Kerajaan Mamluk di Mesir dan Kerajaan Yuan di China.
    Sultan Malik Al Saleh dikenal sebagai raja yang saleh dan bijaksana. Ia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan mengembangkan pendidikan Islam di wilayahnya. Ia juga mengirimkan utusan-utusan ke berbagai daerah untuk menyebarkan ajaran Islam. Salah satu utusan yang terkenal adalah Syekh Ismail, yang berhasil mengislamkan Kerajaan Perlak.
    Sultan Malik Al Saleh wafat pada tahun 1297 Masehi dan dimakamkan di Desa Beuringen Pirak, Aceh Utara. Makamnya masih dapat dilihat hingga saat ini dan menjadi saksi sejarah kejayaan Kerajaan Samudera Pasai. Nama Sultan Malik Al Saleh kini diabadikan sebagai Bandar Udara Malikus Saleh dan Universitas Malikussaleh (UNIMAL) di Kota Lhokseumawe.

КОМЕНТАРІ • 11