ada kasus dengan ironi serupa. penggunaan material beton/semen. dulu penggunaan beton dianjurkan karena kekokohan dan "ramah" lingkungan, karena masa itu rumah pribadi masih banyak pake kayu, yang mana dianggap sebagai salah satu kontributor kerusakan alam. namun beberapa tahun terakhir, dalam internal Arsitektur sendiri terjadi gerakan "Back to nature" dimana konsepnya, jika pohon sudah tidak bernilai sebagai nilai bangun, maka tanah yang tadinya ingin dibangun, pohonnya ditebang begitu saja, "jika ketergantungan kita terhadap alam sudah tidak ada, maka alam sudah tidak bernilai, dan sejatinya manusia tidak akan melindungi sesuatu yang tidak bernilai" kurang lebih itu kata Yusing, salah satu Arsitek Indonesia yang concern terhadap green architecture. untuk kasus bata ini, jangan sampe menjadi kasus beton, terlebih di wilayah yang masih menggunakan bata tanah. beberapa pertanyaan terkait inovasi ini, 1. Bangunan pasti mengalami perubahan dalam kurun waktu yang singkat, bisa karena faktor bertambahnya penghuni, atau si pemilik sudah mampu merenovasi rumahnya menjadi lebih baik. pada kasus ini pasti terdapat sisa bongkaran, meskipun tidak rutin, dan bisa jadi tidak se-eksponensial sampah plastik biasa, apakah sisa bongkaran itu didaur ulang menjadi bata, atau gimana ? ya, solusinya integrasi bla bla bla, keterlibatan bla bla bla, apakah sama dengan sampah plastik biasa yang, sekarang kita tau bahwa dampaknya tidak seberapa ? 2. Sama seperti kasus beton, dengan meningkatnya permintaan bata plastik karena efisiensi, akan ada pencemaran lain terhadap tanah, yang mungkin sulit kita tebak saat ini. ini sudut pandang lain dari kacamata Arsitektur hijau, meskipun konsep "green" ini sedikit "munafik" untuk beberapa kasus, bahkan ilmunya sendiri yang mengatakan "There's no true green architecture"
Sebagai orang yang berkecimpung di dunia perproyekan konstruksi dari hulu sampe hilir, konsep "green" ini untuk sekarang memang kebanyakan untuk mengurangi dampaknya ke lingkungan, bukan benar-benar "green" yang menghilangkan dampak negatifnya, walaupun ujungnya tetep keamanan sebuah bangunan adalah prioritas nomor wahid, dilanjutkan oleh cost atau biaya karena umumnya bangunan dengan konsep "green" cenderung memiliki biaya yang lebih tinggi dari "konvensional". CMIIW
Saya orang lombok yg kebetulan juga aktif di umkm desa yg mengolah sampah, lokasi saya dekat dengan sd 4 taman sari. Tapi baru tau kalo pembangunannya dari batu bata plastik, kalo masalah bata plastik emang udah dikembangkan di kampus saya bang sejak 2019 (seingat saya), kebetulan fakultas saya juga belajar tentang manajemen pengolahan limbah. Thanks informasi nya bang ferry, saya jadi tau ternyata di Lombok permasalahan sampah plastik sudah menemukan titik temu penyelesaian, semoga bisa konsisten dan menginspirasi untuk masyarakat sekitar Salam untuk masyarakat sipil sekalian yang masih punya nurani untuk memikirkan nasib anak cucu kita kelak 💪
@@jieyankirana namanya juga dari plastik ya tentu bisa terbakar, tapi karena proses pembuatannya menggunakan padatan plastik yg sudah dibakar bata nya punya jangka waktu sekitar 1 jam untuk benar benar terbakar. Proses pembuatannya mirip mirip kaya aspal, dipanasin dulu terus pas udah leleh tinggal masukin ke cetakan, tinggal tunggu keringnya
@@yayangmaulanaiswan4654 selain tahan api, itu kalau sesui kondisi iklim di indonesia, itu bata plastik bertahan berapa lama? trus itu yang bolong tengahnya di isi semen atau cuma pasang kaya lego ya?
Ga sedikit jg yg engga bro. Makanya kita sbg engineer jg harus punya perspektif luas. Ga cuma inovasi di hulu taunya laris jualan aja tapi juga mikir di hilir, bahkan sekarang harus mikir gimana yg udah di hilir bisa balik ke hulu lagi. Okelah inovasi hal baru tiap hari tapi ayolah mikir ini "warisan lama" yg ga bs ilang ini mau dikemanain? 😂
Saya seorang guru berasal dari Jawa yg mengajar di Lombok. Sebenarnya keresahan saya akan sampah di Lombok ini sudah dimulai sejak saya pertama menginjakkan kaki di Lombok tahun 2017. Dalam pikiran saya sangat disayangkan sekali pulau seindah Lombok tp masih banyak saya lihat masyarakat yg membuang sampah di sungai. Kesadaran akan sampah masyarakat Lombok masih sangat kurang bahkan sampai saat ini. Karena itu saya berusaha mulai dr lingkup kecil yg bisa saya jangkau yaitu sekolah tempat saya mengajar dengan mengajak anak2 untuk mengolah sampah plastik tertolak (yg tidak laku dijual) untuk diolah menjadi paving blok dengan menggunakan peralatan sederhana (besi cetakan dan panci bekas yg tidak terpakai). Meskipun hanya langkah kecil semoga bisa memberikan manfaat untuk lingkungan
Bener pak, sy org lombok. Banyak org buang sampah sembarang di lahan kosong dan sungai. Tp ada juga yg kepala desanya beneran kerja itu ada petugas sampahnya dan di buang ke TPA.
Halo bg ferry, sedikit curhat untuk masalah sampah ini saya yang di Sumatera ini sudah kepikiran solusi ini dari beberapa bulan yang lalu. Namun karena keterbatasan biaya, solusi ini masih dalam angan angan. Jujur saja tempat saya di Duri, Bengkalis, Riau ini selain sudah menjadi kota Debu, saat ini juga sudah mulai bertransisi menambah julukan baru sebagai kota Sampah dalam artian sebenarnya. Selain dari pemerintah daerah yang abai dalam kasus sampah di tempat ini terdapat masyarakat yang masih belum mengerti tentang bagaimana parah nya akibat dari sampah ini apabila di buang sembarangan dan dibakar di halaman rumah masing masing setiap sore nya. Saya ingin berdiskusi lebih lanjut lagi dengan bg ferry bila berkenan tentang masalah sampah di Sumatera ini. Terima kasih selalu atas semua konten yg bermanfaat setidaknya bagi saya pribadi bg ferry, semoga Ridho Allah menyertai.
@@muhammadfirdaus3125 disini nggak ada kampus atau komunitas lingkungan bg, cuma kota kecil di Sumatera tapi sampahnya sepanjang jalan. Masyarakat disini mayoritas dari kalangan buruh tambang minyak yg tidak terlalu peduli dengan lingkungan. Terkadang terbesit rasa iri dengan daerah lain seperti Jogja, Bandung dan Jakarta yg komunitas lingkungan nya banyak dan sangat aktif di daerah nya masing masing. Ingin sekali memulai tapi apalah daya bila hanya ada satu kepala dan dua tangan yg ekonomi nya masih ngos ngosan.
Ini bener bener game changer buat limbah plastik sih, ketika sampah bisa menjadi nilai untuk kehidupan manusia dan menjaga alam tetap lestari, setidaknya mengurangi dampak polusi untuk alam ❤
Pembahasan yg bagus. Coba bahas juga, bro ferry, tentang penemuan pupuk urea yg ternyata lama kelamaan merusak tanah, padahal dulunya diciptakan hanya untuk tanah yg terkena dampak perang karena tdk bisa ditumbuhi
Yg jadi problem pertanian kita, rata" tanah lahan pertanian khususnya pesawahan kandungan organik nya kurang, padahal kebutuhan organik d tanah itu nggak lebih dr 5%. Nah petani disini kadang harus di edukasi yg sulitnya
@@barayatani kita sudah terlalu terobsesi dengan barang instan. Apa-apa digeneralisasi. Baik itu kasus pupuk urea, plastik kresek, hingga akses internet.
puluhan tahun bapakku jadi petani, aku pernah bertanya benarkah urea merusak tanah, jawabnya tidak. tapi manusia yg makin banyak bikin lahan subur jadi perumahan, nyata bahayanya, kebanyakan petani TIDAK memiliki tanah garapannya, hanya menumpang..
Inovasi yang bagus, tapi ada satu hambatan kecil yang susah banget dihilangkan. Manusia Indo gak bisa memilah sampah dengan baik dan benar. Seandainya pengelolaan sampah lebih rapi, daur ulang sampah begini bisa jadi jauh lebih cepat dan murah. . Berhubung teknologi pengolah sampah sudah ada di Indonesia. Tinggal kapan masyarakat mau ikut berupaya dalam menjaga lingkungan ini. Minimal bisa memilah dan membuang sampah di tempat yang tepat.
Gw agak meragukan itu, tong sampah di kantor kelurahan gw saja itu kecampur, truk sampah masih mencampur adukkan sampah, bhkn pembuangan sampah terakhir pun masih tercampur, mungkin seandainya Jika ada kebijakan yg punya proses yg bertahap mungkin bisa
@@ideas211 Susah, jadi dilema apalagi buat orang yg ngaku gk punya akses (biasanya Yg menengah ke bawah), karena seperti pemulung itumah bisa yg beberapa non-organik seperti botol plastik, tapi dengan mental yg masih gitu-gitu aja apa harus begini, kan harus ada sesuatu yg bisa menggerakkan seperti kerja bakti tapi gk harus serentak
Izin sharing sedikit berhubung saya ada di lingkup waste management and youth movement. Satu dari sekian solusi yang dapat diusahakan saat ini terkait pemilahan adalah memaksimalkan fungsi bank sampah yang sudah banyak tersebar di Indonesia terutama di daerah2 urban. Bank sampah akan sangat ideal jadi sentra edukasi serta pemilahan sampah berbasis komuntias mulai dari tingkat RT/RW. Sayangnya efektivitas bank sampah disini masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan jumlahnya (Quantity over Quality) dikarenakan regenerasi kepengurusannya yang masih mandek, dominan masih diisi oleh orang yang sudah berumur. Saya senang sekali baca komentar dan diskusi disini. Edukasi memang ga akan ada habisnya. Semoga jadi makin banyak yang menyebarkan awareness terkait itu. Btw, ga perlu jauh2 ke startup dan segala disrupsi nya dulu, bisa cek2 ke dearah tempat tinggal sekitarnya dan bantu2 bank sampah disana loh. Yuk gerak bareng2, kontribusi dan berinovasi dari yang terdekat dulu
Kalau mau nyontoh yaa ke singapura. Sampah dibakar, jadi energi panas lalu asap nya dibuant melewati filter yg menjadikan asap menjadi udara bersih, hasil pembakaran nya dibiarkan menjadi pulau yang mana tumbuhan hidup dan burung burung hidup di pulau sisa pembakaran
Hi bang Ferry, Lama sudah menonton konten anda, tapi baru kali ini saya ikut berkomentar. Di kabupaten Cilacap, Jawa Tengah juga sudah mulai memanfaatkan sampai beberapa tahun belakangan ini. Salah satu pabrik semen BUMN yang berlokasi di Cilacap ini sudah mulai memanfaatkan sampah dengan menggunakan teknology Refused Derived Fuel (RDF) sebagai bahan pengganti batubara dalam proses pembakaran semen. Terahir kali saya tau,pada proses ini mampu memproses sampah plastik sebanyak 60Ton setiap harinya. Hal ini cukup berdampak positif karena dari yg tadinya sampah di timbun begitu saja di TPA sekarang hanya sampah non plastik saja yang di timbun di TPA. Harapannya banyak industri dapat melakukan hal yg serupa agar tidak ada lagi timbunan sampah plastik di Indonesia😊
ironi memang dulu plastik dibuat untuk mengganti kertas yg tidak ramah lingkungan, sekarang pakai kertas untuk mengganti plastik yg tidak ramah lingkungan
sekedar beropini, mungkin terobosan penggunaan sampah plastik sebagai batu bata dapat menjadi solusi untuk mengurangi sampah plastik. namun dalam proses pembuatannya batu batanya masih membutuhkan pembakaran di suhu yang tinggi sehingga energi yg dibutuhkan juga tinggi. belum lagi carbon emmission nya yg dihasilkan. sebagai informasi tambahan aja bang, di luar negeri, sudah ada start up yg memproduksi semen dan produk turunannya seperti batu bata melalui proses fermentasi menggunakan bakteri. proses fermentasi dilakukan di suhu ruang dan tanpa pembakaran sama sekali, nama perusahaannya biomason.
Aku dari dulu kepikiran kalau sampah plastik yang begitu banyaknya bisa buat pelampung raksasa yang di atasnya bisa dibangun fasilitas yang berguna buat negara gitu. Seperti pulau apung. Daripada membuat pulau dengan tanah akhirnya malah meningkatkan ketinggian air laut, aku rasa ide pulau apung ini menarik untuk dibahas lebih lanjut. Anyway, ini ide sejak lama, entah terlalu naif atau benar2 bisa menjadi solusi, kalian yang menentukan😊
Sebagai tukang rosok aku bangga karena tiap hari ge membantu nyelamatin dunia.....kelak jika Allah memanggilku kesana, aku udah tau jawaban apa yg akan gw katakan....❤
Yup. Kontennya asik, betul ini game changer untuk solusi plastic. Tapi mungkin alangkah baiknya pro-cons dari plasticnya bisa disebutkan, seperti pressure test, perbandingan dengan material lain. karena informasinya akan membantu memotori komunitas termasuk kawasan industri. Kalau ada CP untuk block sollution a.k.a ECO block daerah jabodetabek boleh donk dishare, seneng kalau bisa berkomunikasi langsung.
saat ini sudah cukup banyak startup dan beberapa company berbasis waste to material. Untuk daerah Jakarta dan sekitar ada @rebricks @plustik, kalo Bandung ada @parong.pong
Keren sih, bang. Meski sebelumnya gw sudah tau perihal berita ini (pabrik pembuatan bata plastik di lombok), tapi setelah menyimak penjelasan dari lu, pemahaman gw tentang dampak dari sampah plastik ini sedikit bertambah lagi, belum lagi salah satu solusi yg lu tawarkan juga berimbang dengan apa yg ada dewasa ini, 'masalah moderat musti diatasi dengan solusi yg moderat.' Keren.
Semoga setiap provinsi pemerintah daerah nya bs mendirikan Perusahaan spt ini, insyaAllah byk masalah terpecahkan, sampah plastik, pengangguran, dan penggunaan materi bangunan yg lbh murah untuk rakyat ekonomi menengah ke bawah
Menunggu kajian produk sampingan dari produksinya, kajian ketahanan, dampak klo ada perubahan cuaca (misal kena apanas trs), atau mungkin arah ke pembahasan mikroplastik. Btw semua solusi lingkungan emang nggak konkret, pasti ada sisi negatifnya. Jadi yg dipilih yg lebih sedikit sisi negatifnya atau dg kata lain plg efektif.
Setahu saya di Indonesia banyak kok pabrik daur ulang sampah plastik, bahkan mereka sampai mengimpor sampah plastik dari luar negeri karna modal yg lebih murah, dan sampahnya lebih bersih. Di sinilah peran penting pemerintah untuk mulai membuat peraturan terkait memilah sampah dan tidak membuang disembarang tempat, juga memperbanyak tempat penampungan sampah daur ulang.
kalau seluruh stakeholder bekerja sama dgn warga sy jamin bisa, tinggal mulai. pngolahan menjadi bata plastik mmg solutif tp tentu sj ada risiko lain yg blum bisa diukur skrg. problem utama di kita indo ini betul mmg soal pemilahan sampah. maka ini sesuatu yg akan memakan waktu utk mengedukasi. tapi hasil yg besar jg pasti btuh proses yg sm besar atau bahkan lebih besar. kalau stakeholder gotong royong dgn warga, gk mungkin indonesia gk bisa soal gotong royong.
Thanks pembahasannya bro, videonya bagus dan informatif. Untuk case bata plastik ini, saya pernah menonton di youtube juga orang India bikin rumah pakai bata plastik kayak gini, tapi dia swakelola alias bikin sendiri batanya tanpa alat2 pabrik, hasilnya memang lebih jelek dari buatannya block solution ini tapi semangat dia untuk bikin sendiri itu patut diacungi jempol.
Salah satu langkah awal yang harus dilakukan supaya sampah plastik bisa didaur ulang sih harus dipilah terlebih dahulu. Nah ini yg cukup sulit untuk diterapkan di masyarakat, pernah tuh tahun brp ya di bandung wali kota mewajibkan masyarakatnya memilah sampah. Kalau gk dipilah gk akan diangkut oleh petugas mobil sampah, eeh warga malah lebih milih bakar sampahnya sendiri daripada harus memilah sampah... Akhirnya peraturan itu tdk diterapkan lagi
Teringat obrolan sama teman soal isu lingkungan, dan salah satu pokok pembahasan adalah sampah plastik. Bgmn jika seaindainya sampah plastik semakin tdk terkendali, anggaplah air dan tanah sudah mengandung plastik, apakah tubuh kita akan beradaptasi mengkonsumsi bahan yg mengandung plastik? Dan salah satu teman nyeletuk soal isu lingkungan gak usahlah terlalu dikhawatirkan, kita ini telah melewati beberapa evolusi dari jutaan tahun lalu, jd jika nantinya bumi ini gak layak huni lagi, ya mungkin kita juga sudah berevelusi atau beradaptasi dengan lingkungan dan menganggap bumi ini yg paling layak dihuni
saya sangat setuju bang sebagai mahasiswa Teknik Lingkugan, kebetulan saya ada kesempatan bulan depan untuk mengikuti kunjugan industri ke jepang, yang mana nanti membahas tentang sekular ekonomi dari sampah pelastik. semoga dari pegalaman yang saya tapat mudah-mudahan dapat berdampak positif ke lingkugan sekitar.
Plastik memang solusi krn bisa didaur ulang berkali dan berubah bentuk, yg masalah adalah manusianya yg membuang sampah tidak dipilah mana sampah organik, anorganik dan B3 bang ferry Ada yg bilang percuma di pisah, ujung2nya dibuang ketempat yg sama, kita semua tahu ada yg namanya pemulung yg kerjaan nyari botol plastik, tanpa kita suruh mereka akan mengurai sampah plastik, krn ditong sampah kita semua sampah jadi satu maka dia ambil yg botol plastik saja krn mudah di ambil dan sampah plastik yg lain tidak dia ambil Jika kita memilah sampah khusus plastik saat membuang, bahagia sekali pemulung tersebut krn 70% pekerjaan dia sudah kita bantu Jadi skemanya akan sperti ini jika ada 3 jenis 1. Tong sampah organik akan diambil oleh tukang sampah keliling 2. Tong sampah anorganik akan diambil oleh para pemulung krn bisa didaur ulang 3. Tong sampah B3 akan diambil oleh para pemulung khusus B3 (untuk yg ini baru ada pemulung oli bekas)
Saya heran dengan perilaku orang yg sangat bangga apabila menggunakan barang yg bahannya terbuat dari sesuatu yg bisa mencemari lingkungan . contohnya selama ini aku sangat senang membuat barang dari limbah .baik limbah yg berbahan tekstil atau limbah yg berbahan plastik karena itu hobby saya dan saya bisa membuatnya . dan salah satu yg saya buat yaitu tas atau dompet yg bahannya terbuat dari karung semen yg sudah jadi limbah . dan ketika saya menjualnya mereka justru malu untuk memakainya dan mereka menganggap itu tidak layak untuk dipakai atau kadang mereka maunya gratis karena menganggap itu tidak dimodali . tapi saya tidak perduli pendapat mereka karena saya punya prinsip yaitu " apabila kita membuat barang yg cantik dan bahannya dari sesuatu yg mahal itu biasa tapi apabila kita membuat sesuatu yg indah atau cantik tapi bahannya dari sesuatu yg sudah jadi sampah atau sudah tidak terpakai maka itu luar biasa menurut saya " dan mengenai batu bata yg terbuat dari sampah plastik itu adalah sesuatu yg sangat luar luar biasa . mudah - mudahan dimasa yg akan datang batu bata yg terbuat dari tanal liat akan diganti dengan batu bata yg terbuat dari sampah plastik
Pak Presiden yang terhormat izin menyarankan pembangunan di IKN menggunakan Block solution ini sebagai langkah pertama menuju IKN Nusantara yang Hijau dan ramah lingkungan
Penting untuk menyadari bahwa mengatasi masalah plastik memerlukan kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, industri, masyarakat, dan individu. Melalui tindakan bersama, kita dapat mencapai pengurangan dampak negatif plastik terhadap lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. #Peace✌
Menurut kami, masalah sampah plastik di Indonesia itu bukan karena pengolahan sampah - sampah plastik seperti daur ulang yang tidak efektif atau apapun.. Tetapi kurangnya kesadara masyarakat di Indonesia yang tidak bisa atau malas untuk memisahkan sampah - sampah plastik ini. Itu mangkanya, negara Indonesia merupakan salah satu penerimaan sampah plastik terbesar dari negara lain untuk kebutuhan industri manufakturing bebahan baku plastik daripada memisahkan sampah plastik dengan skala besar itu merupakan suatu hal yang bermasalah salah satunya biayanya lebih mahal
Usaha daur ulang memang mempunyai potensi dan kemanfaatan bagi lingkungan yg sangat besar tetapi faktanya ketika kita terjun ke industri tsb banyak yg rugi dan akhirnya bangkrut. Mengapa itu terjadi? Karena ketika kita menjadi produsen banyak sekali mafia² yg mencampur plastik hasil daur ulangnya plastik jenis satu ke plastik yg lain sehingga tidak bisa di cetak, dan hebatnya plastik hal tsb tidak akan ketahuan kalo belum masuk mesin, yg kedua karen banyaknya tangan dari pemulung,pengepul,pemilah,penggiling,pemroses biji,dan baru sampai ke produsen sehingga harga plastik yg semula sampah menjadi seperti emas dg harga 10-20 ribu per kg. Sebenarnya ada solusi yg lebih baik lagi daripada block solution yaitu bikin TPST karena nilai cuannya lebih besar lagi
Semoga pemerintah mendengar solusi ini dan melakukan pengembangan lebih jauh. Karena saya yakin ada banyak potensi yang bisa digali dari pengolahan sampah plastik menjadi bata ini juga meminimalkan resiko dari proses pengolahannya lewat pemanasan yang menghasilkan residu gas
Semoga proyek besar semacam ini berkesinambungan dengan para pengrajin batu bata dari tanah, pengusaha bata ringan (hebel), batako, paving blok dan lain sebagainya. #peace 😊
Segala upaya untuk kebaikan bumi wajib dilakukan, hanya saja sifatnya mengurangi kerusakan. Tetap bumi akan rusak karena penghuninya adalah manusia. Eksistensi manusia dibumi untuk 100 th lagi patut dipertanyakan..
Halo bang Fery...salam kenal, saya Dian dari dinas LHK NTB ... Terima kasih banyak untuk video ini, terima kasih telah membantu kami mengedukasi warga sipil ... Salam NTB Zero waste 🤓 kami tunggu kedatangannya di Lombok
Sy org Lombok tinggal di kampung, masyarakat di sini (termasuk sy) pada buang di sungai dan lahan kosong, sekarang udah numpuk. Pemerintah desa ga peduli, jd mau gimana lagi. Terpaksa. Belum lagi tambang pasir yg bikin keruh air sungai tiap hari. Kampung yg dulunya bersih udah tinggal kenangan.
1. Tote Bag vs Plastic Bag Tote Bag harus dipakai ulang sebanyak lebih dr 130x supaya dampak lingkungannya lebih kecil dari Plastic Bag. Kebiasaan rumah tangga di Asia yang memakai Plastic Bag minimal 2x (pertama untuk belanja, kedua untuk pakaian bekas dan sampah) sebenarnya sudah jauh lebih baik daripada menggunakan Tote Bag. --- 2. Industrialisasi dan Produksi Massal Semua hal yang diproduksi massal secara industrial itu--yakinlah 1000%--pasti memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Jangan mudah percaya "iklan" yang meng-klaim bahwa suatu bahan itu "ramah lingkungan" dan "sustainable". Semuanya akan percuma kalau "barang ramah lingkungan" tersebut harus dikirimkan secara massal dari Eropa untuk digunakan di Asia. Terkadang yang paling ramah lingkungan dan sustainable itu adalah barang2 yang diproduksi secara lokal di daerah sekitar kita, tanpa "iklan ramah lingkungan" dan tanpa embel2 apapun. Terlihat kurang "keren", tapi itulah nyatanya.
terima kasih bang ferry atas info tambahannya sy sendiri yg besar di lombok dan saat ini berada di lombok baru tau ada info yg bermanfaat ini sy tau pengolahan limbah plastik untuk material bahan bangunan dari luar pulau lombok, yaitu dari rebrick idenya juga sangat cemerlang, yaitu memanfaatkan limbah plastik untuk bahan bangunan tetapi kita juga musti melihat dari cost yang dikeluarkan, apakah lebih murah dari kayu atau batu bata, atau dari beton yang saat ini kita gunakan
Mudah2an orang pemprov dki dan pemerintah kota bekasi ada yang liat video ini dan terinspirasi buat nyelesain masalah tumpukan sampah di bantar gebang yang ga ada abisnya. Atau mungkin pemprov dki mau bikin tpa sendiri jadi ga menyusahkan kota satelitnya :)
Disini ga dijelaskan berapa biaya untuk mendapatkan lego blok jadi tembok. Walaupun semua tahu affordability selalu menjadi masalah didalam konsep 3R penanggulangan sampah plastik. Reduce and reuse mungkin bisa diimplementasikan atas dasar ekonomi untuk mengurangi pengeluaran. Tapi recycle? Sebagian kecil mungkin bisa, tapi secara keseluruhan meragukan. Solusi dari sampah plastik itu sendiri sudah diketahui secara teknis yaitu mendaur ulang. Sampah plastik selain thermoplastik macam styrofoam umumnya sudah bisa ditemukan solusinya. Jadi lego block kek gini cuma inovasi ke hasil recycle. Sampah plastik yg sudah di sortir dan dilelehkan kembali untuk jadi biji plastik banyak yang mau nerima, ga cuma buat tembok. Plastik itu per kg nya mahal. Terlebih ga semua sampah plastik itu tahan terhadap UV dan malah menyebabkan permasalahan lain yaitu menjadi microplastic. Ga semua material polimer bisa stabil dalam jangka panjang malah bisa jadi risiko penyakit kalau penggunanya ga sadar. Kalau masyarakat ga pernah diajarkan untuk melakukan sorting terhadap sampah domestik, maka selama itu juga industri hilir pengolah sampah plastik akan kesulitan memprosesnya. Sortir sampah plastik itu menjadi bagian yang paling sulit secara ekonomi. Alatnya diluar negeri sudah ada kok, tapi balik lagi indutri disana mau menerima karena kualitas dan harga bahan baku biji plastiknya. Sisanya yg ga diterima tinggal ekspor sampah atau masukan ke incenerator buat PLTSa biar jadi listrik. Di Indonesia banyak yang belum terbuka matanya, jasa-jasa pemulung malah dihina dan direndahkan, padahal daripada mayoritas SJW yg cuma teriak2 doang, pemulung ini malah punya kontribusi lebih dalam menjaga lingkungan. Ayo buka mata, pemulung, pengepul, petugas kebersihan itu justru profesi yang layak diberi apresiasi bukan malah direndahkan! Mereka yang berjasa mengumpulkan sampah kita, menyortir dan mengumpulkan supaya bisa didaur ulang. Mereka ini yang berjasa dalam memerangi sampah plastik. Bukan Gubernur, Walikota atau Bupati yang dapat Adipura, tapi mereka diatas juga layak mendapat apresiasi.
Fyi kalo di beberapa kampus² teknik gitu udah ada riset tentang bahan bakar kek minyak gitu yg bahan dasarnya dari sampah plastik pake metode pirolisis. Kalo di kampusku minyak hasil pirolisis itu bisa dipake buat ngidupin diesel meskipun cuman sebatas percobaan, tapi mesin diesel nya nggk yg gimana² gitu bisa nyala normal (diesel nya bukan kendaraan tapi generator listrik).
Selain kesadaran tentang bahaya plastik, dinegara 'itu' juga sangat rendah tentang peduli untuk tidak membuang sampai sembarangan khusus ke wilayah sungai atau perairan, entah itu sekecil gorong-gorong, hingga sungai, danau, dan laut yg dipenuhi oleh makhluk hidup yang banyak dari mereka harus kehilangan nyawa karena plastik, entah itu secara sengaja dimakan, atau secara tidak sengaja 'entah itu sedotan plastik' yg masuk sangat dalam ke rongga hidung seekor penyu.
Sma sama bang...gue suka konten lo edukatif dan make sense....bg Fer bahas tentang GENDER EQUALITY dong patriaki ini masih mendarah dagjng dan wajib di patahkan contoh dari segi domestik . Thx 🙏
for the first time, inspirer kita bahas Lombok. andai bang ferry yg langsung riset ke lombok pasti bakalan ditulis bgt dan dikupas sampe ke akar-akarnya. ditunggu kehadirannya di pulau lombok bang fery. ada banyak hal yg bisa dibedah dsini, motoGP, MXGP, degradasi budaya, dll.
Jangan lupa game *pilah sampah plastik* gunakan 4 kotak dirumah masing2 kotak *ditulis* *1. Sampah organik* (paginya campur ke tanah) *2. Sampah plastik* (semua isi dibuang ke sampah organik (sambal, acar, lalapan dll)) *3. Sampah non organik* ( kabel, kaca, kain dll) *4. Sampah sedekah* (Botol, gelas plastik, sendok plastik, karton, kaleng) Semakin banyak orang di rumah semakin besar kotak sampah plastik. Efeknya 1. Anak Peduli sesama dan lingkungan 2. Anak attention to detail 3. Anak menjadi empati 4. Cek recek 5. In sya allah *pahala* 6. Dll *Coba selama 3 bulan* , yang tidak kuat lambaikan tangan 🖐️di komen
Kelihatannya bagus dan sangat inovatif bang fer. Saran sih klo tulisanku dibaca sama mereka. "Please make a PVC board ceiling from plastic waste because in urban and rural areas they really like it. that would be great for both business and the environment. I guarantee a lot of fans because PVC board doesn't need paint . make an Instagramable pvc board ceiling model"
Masalah dunia yang harus kita selesaikan bersama, jika hanya rakyat memang kurang maksimal dan jika hanya pemerintah itupun sama, kita semua bersama melestarikan bumi ini yang rusak karena ulah manusia itu sendiri. Sudah ada gagasannya semoga pemerintah dikedepannya menganggarkan dana untuk Tempat pembuangan akhir yang memadai dan solutif
Sungguh ironi pengolahan sampah di negri ini kekurangan bahan yang layak untuk di daur ulang sehingga mereka membeli bahan daur ulang dari luar negri, karena di negri ini sampah plastik itu pemilhanya kurang baik, jika perusahaan pengolahan itu membeli bahan dari suplier lokal maka pengeluaran mereka akan lebih banyak untuk pemilahan bahan dibandingkan mereka beli dari luar. Pengolahan sampah menjadi material bangunan hanya jadi salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan, cara terbaik dalam mengurangi penggunaan plastik harus di mulai dari kita sendiri, saya sering bawa tas dari kain kalau belanja, sering juga ditanya kenapa gak mau pake kantong plastik atau ibu saya sering bilang pake aja biar gampang itupun sering di paksa, seakan memakai kantong plastik adalah sebuah kewajiban saat belanja apapun.
bang masalah utamanya sebenernya adalah warga kita yang masih nggak mau membersihkan limbah plastik dan memilahnya. nggak cukup buat memilah, tapi harus membersihkan. habis membeli sesuatu yang dibungkus plastik, sebelum plastik itu bisa didaur ulang sampah plastik perlu dibersihkan dulu. kalo nggak dibersihkan akhirnya berujung nyampur dengan berbagai macam limbah dan berujung di TPA. sudah banyak komplek perumahan yang menyediakan pengumpulan sampah yang bisa didaur ulang, tapi mereka hanya bisa nerima sampah bersih. jadi emang kebiasan mencuci limbah plastik sebelum dipilah itu perlu dibiasakan. alhamdulillah setelah beberapa kasus sampah di beberapa kota, di rumah sudah mulai membiasakan untuk membersihkan sampah plastik, agar bisa dipilah dan dikumpulkan untuk didaur ulang. intinya setiap kita punya tanggung jawab terhadap lingkungan, dan kita juga bertanggung jawab atas apa yang kita buang
Mantap, spt LEGO bloknya rumahnya ,oke lah namun hanya mindahin plastik dari bentuk kantong ke bentuk blok namun material plastik nya tetap eksis d bumi..beda pendekatan solusi yg ditawarkan perusahaan SWAYTHEFUTURE yg memproduksi kantong plastik dri rumput laut (tumbuh cepat tanpa pupuk kimia..) yg dalam 40 an hari plastik buatan mereka akan terdekomposisi menjadi tanah, artinya tdk ada material plastik lg yg tersisa dlm 40 an hari, energi pun lebih hemat dlm penanganan limbah plastik produk mereka, sedangkan pembuatan blok material bangunan dri limbah plastik akan butuh energi panas (element pemanas listrik ) yg berdampak pd penambahan gas carbon effek rumah kaca.
Ini wajib di dukung sih, Pemerintah juga harus sosialisasi masalah pemilahan sampah, ganti tuh baner sampah (politikus) yg gede2 bener, kenal kaga tp senyum mulu.
Sangat menarik untuk dibahas, bisa dijadikan topic penelitian dalam hal seberapa efektif si penggunaan block plastik untuk menggantikan material umum yang digunakan. Kita berandai misal seandainya product ini diterima masyarakt dan pastinya bakal meningkat juga productivitasnya. Meningkat productivitasnya juga meningkatkan penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan untuk produksi. Apakah seefektif itu sebagai product ramah lingkungan?atau kita cuma memindahkan pencemaran saja?menarik untuk dikaji berharap suatu saat ada bahan bakar yang ramah lingkungan juga.
sampah yang di buang tidak sesuai jenis nya tempat nya masalahnya selain sdm yang tidak siap entah berupa dana atau alat mungkin karena juga cemoohan 😂 , padahal setiap sampah bisa di reycle kecuali sampah masyarakat . sampah organik bisa jadi alternatif menjadi pupuk kompos sementara sampah plastik yang lama sekali terurai namun banyak sekali uraian nya, masa nya tidak lari jauh ketika di bakar , plastik merupakan benda padat . Dengan treatment yang baik sampah plastik yang di bakar akan menghasilkan minyak yang bersifat seperti minyak tanah namun lebih berpolusi . sementar mentahan nya dapat dijadikan objek material berupa paving block , genting ,bata , sekian persen campuran aspal ,bahkan bisa bahan bakar pembangkit listrik . dalam sebuah imajinasi
Bang gue dari lombok, mau kasi info terkait perusahaan itu block solutions. Itu emang udah lamaa banget viral banyak komunitas peduli lingkungan yang transfer plastik kadang kesitu. Banyak bule yang jadi relawan dan tenaga pengajar nya disana. Keren dahh kebetulan ada temen bule yg relawan disana katanya bukan hanya untuk membangun tapi sudah jadi industri kreatif seperti membuat kerajinan aksesoris dll. Tapi sayangnya concern pemerintah setempat masih kurang disana dibuktiin dengan ga ada promosi dari pemda setidaknya pamflet sekalipun sangat jarang. Yang tau paling komunitas limgkungan dan warga sekitar.
Inovasi bagus, tapi perlu di kontrol juga dari hasil pembakaran tersebut pasti mengasilkan emisi dioksin, furan, dan karbon. Senyawa tersebut dapat berefek negatif pada lingkungan sekitar
Di jogja lagi parah2nya... TPU utama nya di tutup karna sudah overload, orang2 bingung buang sampah dimana, alhasil tiap lewat jalan pasti ada aja kantong plastik numpuk. Mungkin pemda jogja bisa ngusulin untuk sampahnya di supply ke lombok hehe
Apalagi bekas wadah skincare tu bingung mau dikemanain. Cari tempat daur ulang khusus pun gada meskipun ada tpi belum tersebar merata. Semoga kedepannya ada program daur ulang dan tersebar rata setiap daerah. Dan dimanfaatkan seperti yang dijelaskan di video
Pertanyaan selanjutnya... Plastiknya apakah dari sampah plastik import atau sampah plastik dari Indonesia sendiri? Secara, sampah2 kita tidak dipilah antara sampah daur ulang dan sampah non daur ulang. Kalo dipikir lagi, produsen lebih memilih import sampah daur ulang drpd sampah indonesia sendiri karena cost yg lebih murah dan waktu yg lebih cepat karena tidak harus memilah sendiri. Kedua, bangunan mungkin bisa diklaim tahan sampai 100thn, tapi apakah kenyamanan dari bangunan tersebut terjamin? Sifat tanah liat yg menyerap panas, apakah plastik itu bisa menyerap panas juga lebih baik atau sama baiknya drpd tanah liat?
ide yang bagus bung ferry untuk mengurangi masalah sampah di indonesia tapi pengimplementasiannya bakal aga susah karena dulu aku pernah membuat hal yang mirip akan tetapi masalahnya ada di pemilahan sampah masyrakat indonesia terlalu malas memilah sampah jangankan tiap jenis plastik, organik dan anorganik saja susah, masyrakat indonesia sudah terbiasa dengan hal yang instan, mungkin dari hal kecil pembiasaan memilah sampah akan menjadi awal yang besar kedepannya dan dapat mengimplementasi program program lainnya, salam lestari
Perokok indonesia tiba-tiba disiplin ketika sedang berada di Singapura. Aturan di sana tegas dengan denda besar. Ini yg harus diatur regulasi dan kebijakan publiknya
Oppenheimer. Menurut gw film ini bisa jadi refrensi untuk pembersihan sampah plastik, menurut lu mungkin ga bang? Org aja meleleh apalagi plastik, ya ini si solusi pendek, bukan jangka panjang buat ledak"in terus, nah sanksinya yg masih buang plastik, perlu di ledakin bareng
Inovasi pengolahan limbah plastik jadi bata/ conblock/ furniture udah sering lihat di dokumentasi luar negeri. Memang butuh modal dan masih skala pabrik kecil. Plastik dan styrofoam sekali pakai sih yang paling bikin jengkel lihatnya. Di salah satu t4 wisata yg tadinya kalau makan, disuguhkan dengan piring kaca/ keramik, sekarang pakai plastik/styrofoam. Sampahnya sampai numpuk. Ayo dong, budayakan dan biasakan 3R, ganti pakai yg reusable/ ramah lingkungan. Indonesia salah satu penghasil sampah plastik terbesar lho. Pilah sampah saja banyak yg belum paham. Jadi emosi sendiri😅
Guys selama minyak bumi msh dipakai maka akan ada efek samping dari proses refinery lalu direspon industri petrokimia. Polyethylen dan Polypropylene (pelet plastik) adl bahan utama mmbuat plastik, bahannya murah krn bs dibilang itu residu. Makanya kalo mau mengurangi plastik silahkan suruh tutup industri polypropylene
Problem struktural equal dengan solusi struktural. Problem sampah itu struktural. Mulai dari ngebangun habit lewat edukasi, sampe ngefasilitasi pake regulasi. Kalo pemerintah aware dan tegas aja, masalah sampah itu selesai.
Solusi baru menciptakan masalah baru, sama seperti inovasi kantong plastik pertama kali untuk mengurangi penggunaan kantong kertas, dan sekarang malah kantong plastik yang jadi masalah lingkungan. Entah masalah apa yang akan timbul dikemudian hari dari penggunaan batu bata dari bahan daur ulang sampah plastik. Sejauh yang saya lihat pokok masalahnya adalah populasi manusia yang hampir overpopulated, bumi sudah sesak ditambah dengan masalah masalah manusia dengan alamnya. Banyak inovasi inovasi lain yang menimbulkan masalah baru yang tidak bisa dijelaskan disini karena terlalu panjang. Memang dilema saat kita harus mengorbankan alam atau nyawa manusia. Oh iya pernah baca kutipan yang isinya "Corona adalah virus bagi kita dan vaksin adalah penyembuhnya, tetapi boleh jadi kita adalah virus bagi bumi dan corona adalah vaksinnya."
akar yg merusak lingkungan adalah kebiasan konsuntif setiap individu, semakin banyaknya konsumsi maka semakin banyak yg harus dikorbankan terhadap lingkungan, contohnya ya plastik ini, niatnya menyelamatkan tp malah merusak.
Sampah plastik di buat galon berukuran kontainer dan di isi air laut dan ditumpuk di kutub utara, ketika badai salju kontainer berisi air jg ikutan beku, maka akan mengurangi tingginya air laut. Maka seluruh dunia harusnya bergotong royong menyumbang galon kontainer tiap tahunnya di kutub utara menjadikan gunung es buatan.Kalo dilakukan selama 50 tahun kedepan gak ada tuh namanya kenaikan air laut. Lautan bebas plastik dan kutub utara stabil,dan air laut tidak mengalami kenaikan yg menenggelamkan pulau2 kecil dan kota2 pesisir. Disisi lain perlu penanaman pohon besar2an, dan membuat aturan kalau membangun rumah kedepannya harus seperti rumahnya hobbit, lambat laun bumi makin hijau dan kutb utara selamanya stabil
idenya bagus dan bisa diterapkan didaerah lain, tapi hanya untuk dinding partisi aja (atau dinding bagian dalam rumah) tidak untuk dinding diluar rumah.
Ini keren si Bang, dan menurutku setiap plastik bisa didaur ulang jika pake metode pelelehan, tapi tingkat kesulitannya yg berbeda. Dan yang jadi kendala pengolahan ini adalah sampah yang masih BERCAMPUR. Harusnya dari rumah sampah sudah dipilah untuk memudahkan pengolahan. Tapi, residu yg dihasilkan dari pelelehan ini perlu diperhatikan juga gak sih, Bang? Soalnya kan ini sebelas dua belas sama membakar plastik yg asapnya berbahaya
Salah 1 budaya & kebiasaan yg disusupi plastik adalah Tahlilan beserta berkatnya, Mlijo (penjual sayur keliling), pesta dan kebiasaan pembungkus saat beli makanan dan belanja lain2. Sekedar share pribadi sbg orang Malang. Pernah ke saudara di Bogor tahun 2015. Kebetulan ada acara arisan. Dan sangat kaget dg kebiasaan berkat di sono yg banyak banget plastiknya. 1 kue dibungkus plastik, nasi kepal dibungkus, begitu juga sayur dan lauknya.... .. Intinya 1 berkat isian standar paling gak ada 7-8 plastik. 6 tahun kemudian ternyata kebiasaan ini menjalar ke Malang.
Mortar tidak akan menempel, kecuali jika mereka dirancang dengan permukaan kasar khusus. Namun demikian, diharapkan mortar tidak menempel secara dapat diandalkan. Plastik mungkin terlihat kuat, tetapi akan terdeformasi di bawah tekanan. ... Plastik memiliki umur terbatas karena terdegradasi oleh sinar UV. ... Plastik mudah terbakar.
Saat peleburan sampah plastik mau ga mau butuh energi panas yg tinggi dan produk samping setelah peleburan tersebut tidak jauh dari asap yg pasti banyak mengandung COx. Plastiknya terminimalisir, asapnya yg jadi case selanjutnya. Apakah asap saat peleburan dilakukan terdapat pengolahan selanjutnya? Misalnya pengolahan asap atau teknis tertentu lainnya
bisa lebih kokoh lagi kalau pakai cairan foam kayak yg biasa dipakai di USA . kalau dibilang modwrn solution, kayaknya di indo udh telat deh. inovasinya kayak udh lama deh. sy pernah liat jg di channel YT luar. dan sepertinya mereka akan lebih fokus ke daerah kecil atau pelosok karena yg mudah menerima ya mereka. kalau di kota, diledekin rumah kok plastik 😅
intinya di daur ulang.. tapi walau sudah berubah bentuk, tetap saja itu plastik. terkena panas hujan angin dll pasti mengalami pengkikisan dan jadi debu micro plastik.. mungkin terdengar solusi modern yang ideal tapi hemat saya, karena plastik adalah olahan minyak bumi gas bumi yg dicampur bahan kimia lain.. sesuatu yang diambil dari perut bumi harus kembali kedalam perut bumi.. ide saya adalah, membuat kuburan raksasa seperti yang dilakukan PELABUHANBEBAS pencari emas timbun dan kubur semua sampahnya, atau sampah yang menggunung tersebut dijadikan material reklamasi... dimana kau mengambilnya, disana kau mengembalikannya..
Good konten. Edukasi. Pengetahuan semua saya dapatkan ketika menonton vlog dari channel Bang Ferry, semangat Bang. Kami menanti konten-konten edukasi lainnya.
Semoga juga di palu hadir perusahaan blok solution, sama kaya lombok palu juga terjadi peristiwa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi dan bisa jadi akan terjadi lagi karena lembah palu di lewati patahan palu-koro. Banyak yang meninggal akibat rentuhan bangunan dengan bahan bangunan yang terbuat dari plastik mungkin bisa memberikan kesempatan hidup saat terkena rentuhannya.
ada kasus dengan ironi serupa. penggunaan material beton/semen. dulu penggunaan beton dianjurkan karena kekokohan dan "ramah" lingkungan, karena masa itu rumah pribadi masih banyak pake kayu, yang mana dianggap sebagai salah satu kontributor kerusakan alam. namun beberapa tahun terakhir, dalam internal Arsitektur sendiri terjadi gerakan "Back to nature" dimana konsepnya, jika pohon sudah tidak bernilai sebagai nilai bangun, maka tanah yang tadinya ingin dibangun, pohonnya ditebang begitu saja, "jika ketergantungan kita terhadap alam sudah tidak ada, maka alam sudah tidak bernilai, dan sejatinya manusia tidak akan melindungi sesuatu yang tidak bernilai" kurang lebih itu kata Yusing, salah satu Arsitek Indonesia yang concern terhadap green architecture.
untuk kasus bata ini, jangan sampe menjadi kasus beton, terlebih di wilayah yang masih menggunakan bata tanah. beberapa pertanyaan terkait inovasi ini,
1. Bangunan pasti mengalami perubahan dalam kurun waktu yang singkat, bisa karena faktor bertambahnya penghuni, atau si pemilik sudah mampu merenovasi rumahnya menjadi lebih baik. pada kasus ini pasti terdapat sisa bongkaran, meskipun tidak rutin, dan bisa jadi tidak se-eksponensial sampah plastik biasa, apakah sisa bongkaran itu didaur ulang menjadi bata, atau gimana ? ya, solusinya integrasi bla bla bla, keterlibatan bla bla bla, apakah sama dengan sampah plastik biasa yang, sekarang kita tau bahwa dampaknya tidak seberapa ?
2. Sama seperti kasus beton, dengan meningkatnya permintaan bata plastik karena efisiensi, akan ada pencemaran lain terhadap tanah, yang mungkin sulit kita tebak saat ini.
ini sudut pandang lain dari kacamata Arsitektur hijau, meskipun konsep "green" ini sedikit "munafik" untuk beberapa kasus, bahkan ilmunya sendiri yang mengatakan "There's no true green architecture"
True green architecture? Try primitive technology
@@adityawardhana5103 wow.. Jadi keingat bangunan kuno lebih sustainable ketimbang bangunan modern
Sebagai orang yang berkecimpung di dunia perproyekan konstruksi dari hulu sampe hilir, konsep "green" ini untuk sekarang memang kebanyakan untuk mengurangi dampaknya ke lingkungan, bukan benar-benar "green" yang menghilangkan dampak negatifnya, walaupun ujungnya tetep keamanan sebuah bangunan adalah prioritas nomor wahid, dilanjutkan oleh cost atau biaya karena umumnya bangunan dengan konsep "green" cenderung memiliki biaya yang lebih tinggi dari "konvensional". CMIIW
panjang bener kaya cicilan
@@adityawardhana5103primitive technology? try get some firewood
Hallo warga sipil sekalian semoga suka, ya :)
❤
Salam kenal bang, dari kalsel Banjarmasin
bg fer coba bahas buku mark manson, aku penasaran pendapat abg
Hadir pak 🙏
MANTAP BG
Saya orang lombok yg kebetulan juga aktif di umkm desa yg mengolah sampah, lokasi saya dekat dengan sd 4 taman sari. Tapi baru tau kalo pembangunannya dari batu bata plastik, kalo masalah bata plastik emang udah dikembangkan di kampus saya bang sejak 2019 (seingat saya), kebetulan fakultas saya juga belajar tentang manajemen pengolahan limbah. Thanks informasi nya bang ferry, saya jadi tau ternyata di Lombok permasalahan sampah plastik sudah menemukan titik temu penyelesaian, semoga bisa konsisten dan menginspirasi untuk masyarakat sekitar
Salam untuk masyarakat sipil sekalian yang masih punya nurani untuk memikirkan nasib anak cucu kita kelak 💪
Tanya dong kak. Itu gak mudah terbakar ya ?
@@jieyankirana namanya juga dari plastik ya tentu bisa terbakar, tapi karena proses pembuatannya menggunakan padatan plastik yg sudah dibakar bata nya punya jangka waktu sekitar 1 jam untuk benar benar terbakar. Proses pembuatannya mirip mirip kaya aspal, dipanasin dulu terus pas udah leleh tinggal masukin ke cetakan, tinggal tunggu keringnya
@@yayangmaulanaiswan4654 aah, begitu. Oke2 terima kasih
@@yayangmaulanaiswan4654 dampak buruk dari batu bata plastik apa ya?
@@yayangmaulanaiswan4654 selain tahan api, itu kalau sesui kondisi iklim di indonesia, itu bata plastik bertahan berapa lama?
trus itu yang bolong tengahnya di isi semen atau cuma pasang kaya lego ya?
Engineering at it finest. Paling seneng liat produk engineering bisa bermanfaat buat orang lain.
Ga sedikit jg yg engga bro. Makanya kita sbg engineer jg harus punya perspektif luas. Ga cuma inovasi di hulu taunya laris jualan aja tapi juga mikir di hilir, bahkan sekarang harus mikir gimana yg udah di hilir bisa balik ke hulu lagi. Okelah inovasi hal baru tiap hari tapi ayolah mikir ini "warisan lama" yg ga bs ilang ini mau dikemanain? 😂
Saya seorang guru berasal dari Jawa yg mengajar di Lombok. Sebenarnya keresahan saya akan sampah di Lombok ini sudah dimulai sejak saya pertama menginjakkan kaki di Lombok tahun 2017. Dalam pikiran saya sangat disayangkan sekali pulau seindah Lombok tp masih banyak saya lihat masyarakat yg membuang sampah di sungai. Kesadaran akan sampah masyarakat Lombok masih sangat kurang bahkan sampai saat ini. Karena itu saya berusaha mulai dr lingkup kecil yg bisa saya jangkau yaitu sekolah tempat saya mengajar dengan mengajak anak2 untuk mengolah sampah plastik tertolak (yg tidak laku dijual) untuk diolah menjadi paving blok dengan menggunakan peralatan sederhana (besi cetakan dan panci bekas yg tidak terpakai). Meskipun hanya langkah kecil semoga bisa memberikan manfaat untuk lingkungan
Bener pak, sy org lombok. Banyak org buang sampah sembarang di lahan kosong dan sungai. Tp ada juga yg kepala desanya beneran kerja itu ada petugas sampahnya dan di buang ke TPA.
teruskan pak
Halo bg ferry, sedikit curhat untuk masalah sampah ini saya yang di Sumatera ini sudah kepikiran solusi ini dari beberapa bulan yang lalu. Namun karena keterbatasan biaya, solusi ini masih dalam angan angan. Jujur saja tempat saya di Duri, Bengkalis, Riau ini selain sudah menjadi kota Debu, saat ini juga sudah mulai bertransisi menambah julukan baru sebagai kota Sampah dalam artian sebenarnya. Selain dari pemerintah daerah yang abai dalam kasus sampah di tempat ini terdapat masyarakat yang masih belum mengerti tentang bagaimana parah nya akibat dari sampah ini apabila di buang sembarangan dan dibakar di halaman rumah masing masing setiap sore nya. Saya ingin berdiskusi lebih lanjut lagi dengan bg ferry bila berkenan tentang masalah sampah di Sumatera ini. Terima kasih selalu atas semua konten yg bermanfaat setidaknya bagi saya pribadi bg ferry, semoga Ridho Allah menyertai.
Bantu up
up
Aku bantu angkat
Coba bang ke aktivis lingkungan kaya kampus atau komunitas literasi
@@muhammadfirdaus3125 disini nggak ada kampus atau komunitas lingkungan bg, cuma kota kecil di Sumatera tapi sampahnya sepanjang jalan. Masyarakat disini mayoritas dari kalangan buruh tambang minyak yg tidak terlalu peduli dengan lingkungan. Terkadang terbesit rasa iri dengan daerah lain seperti Jogja, Bandung dan Jakarta yg komunitas lingkungan nya banyak dan sangat aktif di daerah nya masing masing. Ingin sekali memulai tapi apalah daya bila hanya ada satu kepala dan dua tangan yg ekonomi nya masih ngos ngosan.
Ini bener bener game changer buat limbah plastik sih, ketika sampah bisa menjadi nilai untuk kehidupan manusia dan menjaga alam tetap lestari, setidaknya mengurangi dampak polusi untuk alam ❤
Pembahasan yg bagus. Coba bahas juga, bro ferry, tentang penemuan pupuk urea yg ternyata lama kelamaan merusak tanah, padahal dulunya diciptakan hanya untuk tanah yg terkena dampak perang karena tdk bisa ditumbuhi
Yg jadi problem pertanian kita, rata" tanah lahan pertanian khususnya pesawahan kandungan organik nya kurang, padahal kebutuhan organik d tanah itu nggak lebih dr 5%. Nah petani disini kadang harus di edukasi yg sulitnya
@@barayatani kita sudah terlalu terobsesi dengan barang instan. Apa-apa digeneralisasi. Baik itu kasus pupuk urea, plastik kresek, hingga akses internet.
puluhan tahun bapakku jadi petani, aku pernah bertanya benarkah urea merusak tanah, jawabnya tidak.
tapi manusia yg makin banyak bikin lahan subur jadi perumahan, nyata bahayanya, kebanyakan petani TIDAK memiliki tanah garapannya, hanya menumpang..
@@ciptaan_ayah_ibu sad, really sad
@@ciptaan_ayah_ibu betul, selama pemakaian tdk berlebihan, kita harus ingat bahwa segala sesuatu memiliki sisi baik dan sisi buruk..
Rancangan UU jurnalisme berkualitas patut dibahas tuh Bang.
Inovasi yang bagus, tapi ada satu hambatan kecil yang susah banget dihilangkan. Manusia Indo gak bisa memilah sampah dengan baik dan benar. Seandainya pengelolaan sampah lebih rapi, daur ulang sampah begini bisa jadi jauh lebih cepat dan murah.
.
Berhubung teknologi pengolah sampah sudah ada di Indonesia. Tinggal kapan masyarakat mau ikut berupaya dalam menjaga lingkungan ini. Minimal bisa memilah dan membuang sampah di tempat yang tepat.
Gw agak meragukan itu, tong sampah di kantor kelurahan gw saja itu kecampur, truk sampah masih mencampur adukkan sampah, bhkn pembuangan sampah terakhir pun masih tercampur, mungkin seandainya Jika ada kebijakan yg punya proses yg bertahap mungkin bisa
@@ideas211 Susah, jadi dilema apalagi buat orang yg ngaku gk punya akses (biasanya Yg menengah ke bawah), karena seperti pemulung itumah bisa yg beberapa non-organik seperti botol plastik, tapi dengan mental yg masih gitu-gitu aja apa harus begini, kan harus ada sesuatu yg bisa menggerakkan seperti kerja bakti tapi gk harus serentak
Izin sharing sedikit berhubung saya ada di lingkup waste management and youth movement.
Satu dari sekian solusi yang dapat diusahakan saat ini terkait pemilahan adalah memaksimalkan fungsi bank sampah yang sudah banyak tersebar di Indonesia terutama di daerah2 urban. Bank sampah akan sangat ideal jadi sentra edukasi serta pemilahan sampah berbasis komuntias mulai dari tingkat RT/RW. Sayangnya efektivitas bank sampah disini masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan jumlahnya (Quantity over Quality) dikarenakan regenerasi kepengurusannya yang masih mandek, dominan masih diisi oleh orang yang sudah berumur.
Saya senang sekali baca komentar dan diskusi disini. Edukasi memang ga akan ada habisnya. Semoga jadi makin banyak yang menyebarkan awareness terkait itu. Btw, ga perlu jauh2 ke startup dan segala disrupsi nya dulu, bisa cek2 ke dearah tempat tinggal sekitarnya dan bantu2 bank sampah disana loh. Yuk gerak bareng2, kontribusi dan berinovasi dari yang terdekat dulu
Solusinya adalah denda yang besar.regulasi yang tepat. Ini harusnya digodok lebih lanjut kebijakannya oleh anggota parlemen yang terhormat.
@@winayasa2610dari sisi regulasi ini sudah ada dan berlaku namun masih minim di pengawasan dan penindakan..
Kalau mau nyontoh yaa ke singapura. Sampah dibakar, jadi energi panas lalu asap nya dibuant melewati filter yg menjadikan asap menjadi udara bersih, hasil pembakaran nya dibiarkan menjadi pulau yang mana tumbuhan hidup dan burung burung hidup di pulau sisa pembakaran
Hi bang Ferry,
Lama sudah menonton konten anda, tapi baru kali ini saya ikut berkomentar.
Di kabupaten Cilacap, Jawa Tengah juga sudah mulai memanfaatkan sampai beberapa tahun belakangan ini. Salah satu pabrik semen BUMN yang berlokasi di Cilacap ini sudah mulai memanfaatkan sampah dengan menggunakan teknology Refused Derived Fuel (RDF) sebagai bahan pengganti batubara dalam proses pembakaran semen. Terahir kali saya tau,pada proses ini mampu memproses sampah plastik sebanyak 60Ton setiap harinya. Hal ini cukup berdampak positif karena dari yg tadinya sampah di timbun begitu saja di TPA sekarang hanya sampah non plastik saja yang di timbun di TPA. Harapannya banyak industri dapat melakukan hal yg serupa agar tidak ada lagi timbunan sampah plastik di Indonesia😊
Polusi udara karena plastik?
@@bravegamingrealyoi
Simalakama ya bang
Mantan PNS/ Honorer walau udah mantan tp aksen & skill kita kdg msih trbawa dlm mengenyam profesi. Wawasan & Relasi adalah Gaji yg tak ada habis nya.
ironi memang dulu plastik dibuat untuk mengganti kertas yg tidak ramah lingkungan, sekarang pakai kertas untuk mengganti plastik yg tidak ramah lingkungan
sekedar beropini, mungkin terobosan penggunaan sampah plastik sebagai batu bata dapat menjadi solusi untuk mengurangi sampah plastik. namun dalam proses pembuatannya batu batanya masih membutuhkan pembakaran di suhu yang tinggi sehingga energi yg dibutuhkan juga tinggi. belum lagi carbon emmission nya yg dihasilkan. sebagai informasi tambahan aja bang, di luar negeri, sudah ada start up yg memproduksi semen dan produk turunannya seperti batu bata melalui proses fermentasi menggunakan bakteri. proses fermentasi dilakukan di suhu ruang dan tanpa pembakaran sama sekali, nama perusahaannya biomason.
Aku dari dulu kepikiran kalau sampah plastik yang begitu banyaknya bisa buat pelampung raksasa yang di atasnya bisa dibangun fasilitas yang berguna buat negara gitu. Seperti pulau apung. Daripada membuat pulau dengan tanah akhirnya malah meningkatkan ketinggian air laut, aku rasa ide pulau apung ini menarik untuk dibahas lebih lanjut.
Anyway, ini ide sejak lama, entah terlalu naif atau benar2 bisa menjadi solusi, kalian yang menentukan😊
Sebagai tukang rosok aku bangga karena tiap hari ge membantu nyelamatin dunia.....kelak jika Allah memanggilku kesana, aku udah tau jawaban apa yg akan gw katakan....❤
Yup. Kontennya asik, betul ini game changer untuk solusi plastic. Tapi mungkin alangkah baiknya pro-cons dari plasticnya bisa disebutkan, seperti pressure test, perbandingan dengan material lain. karena informasinya akan membantu memotori komunitas termasuk kawasan industri. Kalau ada CP untuk block sollution a.k.a ECO block daerah jabodetabek boleh donk dishare, seneng kalau bisa berkomunikasi langsung.
Tapi penggunaan plastik sebagai batu bata ada kekuranganya juga gak? Semisal waktu pakai
@@rafizaarraihan8070mksudnya umur bangunannya? Tadi di video klo gk salah 100 thn gan
saat ini sudah cukup banyak startup dan beberapa company berbasis waste to material. Untuk daerah Jakarta dan sekitar ada @rebricks @plustik, kalo Bandung ada @parong.pong
@@fluxxpiee dibanding batu bata masih awetan mana ya?
@@rafizaarraihan8070 menurut saya masalah keawetan masih menang plastik sih
Keren sih, bang.
Meski sebelumnya gw sudah tau perihal berita ini (pabrik pembuatan bata plastik di lombok), tapi setelah menyimak penjelasan dari lu, pemahaman gw tentang dampak dari sampah plastik ini sedikit bertambah lagi, belum lagi salah satu solusi yg lu tawarkan juga berimbang dengan apa yg ada dewasa ini, 'masalah moderat musti diatasi dengan solusi yg moderat.'
Keren.
Semoga setiap provinsi pemerintah daerah nya bs mendirikan Perusahaan spt ini, insyaAllah byk masalah terpecahkan, sampah plastik, pengangguran, dan penggunaan materi bangunan yg lbh murah untuk rakyat ekonomi menengah ke bawah
Menunggu kajian produk sampingan dari produksinya, kajian ketahanan, dampak klo ada perubahan cuaca (misal kena apanas trs), atau mungkin arah ke pembahasan mikroplastik.
Btw semua solusi lingkungan emang nggak konkret, pasti ada sisi negatifnya. Jadi yg dipilih yg lebih sedikit sisi negatifnya atau dg kata lain plg efektif.
Setahu saya di Indonesia banyak kok pabrik daur ulang sampah plastik, bahkan mereka sampai mengimpor sampah plastik dari luar negeri karna modal yg lebih murah, dan sampahnya lebih bersih. Di sinilah peran penting pemerintah untuk mulai membuat peraturan terkait memilah sampah dan tidak membuang disembarang tempat, juga memperbanyak tempat penampungan sampah daur ulang.
Plastik yg bisa didaur ulang cuma 10%.
kalau seluruh stakeholder bekerja sama dgn warga sy jamin bisa, tinggal mulai. pngolahan menjadi bata plastik mmg solutif tp tentu sj ada risiko lain yg blum bisa diukur skrg. problem utama di kita indo ini betul mmg soal pemilahan sampah. maka ini sesuatu yg akan memakan waktu utk mengedukasi. tapi hasil yg besar jg pasti btuh proses yg sm besar atau bahkan lebih besar. kalau stakeholder gotong royong dgn warga, gk mungkin indonesia gk bisa soal gotong royong.
Yang begini harusnya Populer...
Thanks pembahasannya bro, videonya bagus dan informatif. Untuk case bata plastik ini, saya pernah menonton di youtube juga orang India bikin rumah pakai bata plastik kayak gini, tapi dia swakelola alias bikin sendiri batanya tanpa alat2 pabrik, hasilnya memang lebih jelek dari buatannya block solution ini tapi semangat dia untuk bikin sendiri itu patut diacungi jempol.
Salah satu langkah awal yang harus dilakukan supaya sampah plastik bisa didaur ulang sih harus dipilah terlebih dahulu. Nah ini yg cukup sulit untuk diterapkan di masyarakat, pernah tuh tahun brp ya di bandung wali kota mewajibkan masyarakatnya memilah sampah.
Kalau gk dipilah gk akan diangkut oleh petugas mobil sampah, eeh warga malah lebih milih bakar sampahnya sendiri daripada harus memilah sampah...
Akhirnya peraturan itu tdk diterapkan lagi
Ini keren sih, lombok yang memulai, semoga daerah yang lain yang banyak sampah juga bisa ada perusahaan yang sama atau serupa untuk ini.
Teringat obrolan sama teman soal isu lingkungan, dan salah satu pokok pembahasan adalah sampah plastik. Bgmn jika seaindainya sampah plastik semakin tdk terkendali, anggaplah air dan tanah sudah mengandung plastik, apakah tubuh kita akan beradaptasi mengkonsumsi bahan yg mengandung plastik? Dan salah satu teman nyeletuk soal isu lingkungan gak usahlah terlalu dikhawatirkan, kita ini telah melewati beberapa evolusi dari jutaan tahun lalu, jd jika nantinya bumi ini gak layak huni lagi, ya mungkin kita juga sudah berevelusi atau beradaptasi dengan lingkungan dan menganggap bumi ini yg paling layak dihuni
saya sangat setuju bang sebagai mahasiswa Teknik Lingkugan, kebetulan saya ada kesempatan bulan depan untuk mengikuti kunjugan industri ke jepang, yang mana nanti membahas tentang sekular ekonomi dari sampah pelastik. semoga dari pegalaman yang saya tapat mudah-mudahan dapat berdampak positif ke lingkugan sekitar.
Plastik memang solusi krn bisa didaur ulang berkali dan berubah bentuk, yg masalah adalah manusianya yg membuang sampah tidak dipilah mana sampah organik, anorganik dan B3 bang ferry
Ada yg bilang percuma di pisah, ujung2nya dibuang ketempat yg sama, kita semua tahu ada yg namanya pemulung yg kerjaan nyari botol plastik, tanpa kita suruh mereka akan mengurai sampah plastik, krn ditong sampah kita semua sampah jadi satu maka dia ambil yg botol plastik saja krn mudah di ambil dan sampah plastik yg lain tidak dia ambil
Jika kita memilah sampah khusus plastik saat membuang, bahagia sekali pemulung tersebut krn 70% pekerjaan dia sudah kita bantu
Jadi skemanya akan sperti ini jika ada 3 jenis
1. Tong sampah organik akan diambil oleh tukang sampah keliling
2. Tong sampah anorganik akan diambil oleh para pemulung krn bisa didaur ulang
3. Tong sampah B3 akan diambil oleh para pemulung khusus B3 (untuk yg ini baru ada pemulung oli bekas)
Saya heran dengan perilaku orang yg sangat bangga apabila menggunakan barang yg bahannya terbuat dari sesuatu yg bisa mencemari lingkungan . contohnya selama ini aku sangat senang membuat barang dari limbah .baik limbah yg berbahan tekstil atau limbah yg berbahan plastik karena itu hobby saya dan saya bisa membuatnya . dan salah satu yg saya buat yaitu tas atau dompet yg bahannya terbuat dari karung semen yg sudah jadi limbah . dan ketika saya menjualnya mereka justru malu untuk memakainya dan mereka menganggap itu tidak layak untuk dipakai atau kadang mereka maunya gratis karena menganggap itu tidak dimodali . tapi saya tidak perduli pendapat mereka karena saya punya prinsip yaitu " apabila kita membuat barang yg cantik dan bahannya dari sesuatu yg mahal itu biasa tapi apabila kita membuat sesuatu yg indah atau cantik tapi bahannya dari sesuatu yg sudah jadi sampah atau sudah tidak terpakai maka itu luar biasa menurut saya " dan mengenai batu bata yg terbuat dari sampah plastik itu adalah sesuatu yg sangat luar luar biasa . mudah - mudahan dimasa yg akan datang batu bata yg terbuat dari tanal liat akan diganti dengan batu bata yg terbuat dari sampah plastik
Pak Presiden yang terhormat izin menyarankan pembangunan di IKN menggunakan Block solution ini sebagai langkah pertama menuju IKN Nusantara yang Hijau dan ramah lingkungan
Waduh🙏
terimakasih ferry irwandi, terimakasih block solution
Penting untuk menyadari bahwa mengatasi masalah plastik memerlukan kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, industri, masyarakat, dan individu. Melalui tindakan bersama, kita dapat mencapai pengurangan dampak negatif plastik terhadap lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. #Peace✌
Bahkan bila 100% orang bekerjasama. Masalah tidak akan selesai.
Bila ingin selesai, stop produksi plastik
Menurut kami, masalah sampah plastik di Indonesia itu bukan karena pengolahan sampah - sampah plastik seperti daur ulang yang tidak efektif atau apapun.. Tetapi kurangnya kesadara masyarakat di Indonesia yang tidak bisa atau malas untuk memisahkan sampah - sampah plastik ini. Itu mangkanya, negara Indonesia merupakan salah satu penerimaan sampah plastik terbesar dari negara lain untuk kebutuhan industri manufakturing bebahan baku plastik daripada memisahkan sampah plastik dengan skala besar itu merupakan suatu hal yang bermasalah salah satunya biayanya lebih mahal
*saran konten bang,, behind the scene ketika buat docuvlog, dan cara bikin docuvlog nya, buat nambah ilmu
Sangat bermanfaat info nya bung.
Terimakasih
Salam hormat
Dari saya
Pemuda desa
Usaha daur ulang memang mempunyai potensi dan kemanfaatan bagi lingkungan yg sangat besar tetapi faktanya ketika kita terjun ke industri tsb banyak yg rugi dan akhirnya bangkrut. Mengapa itu terjadi? Karena ketika kita menjadi produsen banyak sekali mafia² yg mencampur plastik hasil daur ulangnya plastik jenis satu ke plastik yg lain sehingga tidak bisa di cetak, dan hebatnya plastik hal tsb tidak akan ketahuan kalo belum masuk mesin, yg kedua karen banyaknya tangan dari pemulung,pengepul,pemilah,penggiling,pemroses biji,dan baru sampai ke produsen sehingga harga plastik yg semula sampah menjadi seperti emas dg harga 10-20 ribu per kg.
Sebenarnya ada solusi yg lebih baik lagi daripada block solution yaitu bikin TPST karena nilai cuannya lebih besar lagi
Semoga pemerintah mendengar solusi ini dan melakukan pengembangan lebih jauh. Karena saya yakin ada banyak potensi yang bisa digali dari pengolahan sampah plastik menjadi bata ini juga meminimalkan resiko dari proses pengolahannya lewat pemanasan yang menghasilkan residu gas
Semoga proyek besar semacam ini berkesinambungan dengan para pengrajin batu bata dari tanah, pengusaha bata ringan (hebel), batako, paving blok dan lain sebagainya. #peace 😊
Segala upaya untuk kebaikan bumi wajib dilakukan, hanya saja sifatnya mengurangi kerusakan. Tetap bumi akan rusak karena penghuninya adalah manusia. Eksistensi manusia dibumi untuk 100 th lagi patut dipertanyakan..
Selain sholat, nonton konten dari bang ferry juga prioritad
Halo bang Fery...salam kenal, saya Dian dari dinas LHK NTB ... Terima kasih banyak untuk video ini, terima kasih telah membantu kami mengedukasi warga sipil ... Salam NTB Zero waste 🤓 kami tunggu kedatangannya di Lombok
Sy org Lombok tinggal di kampung, masyarakat di sini (termasuk sy) pada buang di sungai dan lahan kosong, sekarang udah numpuk. Pemerintah desa ga peduli, jd mau gimana lagi. Terpaksa.
Belum lagi tambang pasir yg bikin keruh air sungai tiap hari.
Kampung yg dulunya bersih udah tinggal kenangan.
Selain butuh solusi, semua teknologi buatan manusia harusnya dikontrol sejak awal produksi
1. Tote Bag vs Plastic Bag
Tote Bag harus dipakai ulang sebanyak lebih dr 130x supaya dampak lingkungannya lebih kecil dari Plastic Bag.
Kebiasaan rumah tangga di Asia yang memakai Plastic Bag minimal 2x (pertama untuk belanja, kedua untuk pakaian bekas dan sampah) sebenarnya sudah jauh lebih baik daripada menggunakan Tote Bag.
---
2. Industrialisasi dan Produksi Massal
Semua hal yang diproduksi massal secara industrial itu--yakinlah 1000%--pasti memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.
Jangan mudah percaya "iklan" yang meng-klaim bahwa suatu bahan itu "ramah lingkungan" dan "sustainable". Semuanya akan percuma kalau "barang ramah lingkungan" tersebut harus dikirimkan secara massal dari Eropa untuk digunakan di Asia.
Terkadang yang paling ramah lingkungan dan sustainable itu adalah barang2 yang diproduksi secara lokal di daerah sekitar kita, tanpa "iklan ramah lingkungan" dan tanpa embel2 apapun. Terlihat kurang "keren", tapi itulah nyatanya.
terima kasih bang ferry atas info tambahannya
sy sendiri yg besar di lombok dan saat ini berada di lombok baru tau ada info yg bermanfaat ini
sy tau pengolahan limbah plastik untuk material bahan bangunan dari luar pulau lombok, yaitu dari rebrick
idenya juga sangat cemerlang, yaitu memanfaatkan limbah plastik untuk bahan bangunan
tetapi kita juga musti melihat dari cost yang dikeluarkan, apakah lebih murah dari kayu atau batu bata, atau dari beton yang saat ini kita gunakan
Mudah2an orang pemprov dki dan pemerintah kota bekasi ada yang liat video ini dan terinspirasi buat nyelesain masalah tumpukan sampah di bantar gebang yang ga ada abisnya.
Atau mungkin pemprov dki mau bikin tpa sendiri jadi ga menyusahkan kota satelitnya :)
Disini ga dijelaskan berapa biaya untuk mendapatkan lego blok jadi tembok. Walaupun semua tahu affordability selalu menjadi masalah didalam konsep 3R penanggulangan sampah plastik. Reduce and reuse mungkin bisa diimplementasikan atas dasar ekonomi untuk mengurangi pengeluaran. Tapi recycle? Sebagian kecil mungkin bisa, tapi secara keseluruhan meragukan.
Solusi dari sampah plastik itu sendiri sudah diketahui secara teknis yaitu mendaur ulang. Sampah plastik selain thermoplastik macam styrofoam umumnya sudah bisa ditemukan solusinya. Jadi lego block kek gini cuma inovasi ke hasil recycle. Sampah plastik yg sudah di sortir dan dilelehkan kembali untuk jadi biji plastik banyak yang mau nerima, ga cuma buat tembok.
Plastik itu per kg nya mahal. Terlebih ga semua sampah plastik itu tahan terhadap UV dan malah menyebabkan permasalahan lain yaitu menjadi microplastic. Ga semua material polimer bisa stabil dalam jangka panjang malah bisa jadi risiko penyakit kalau penggunanya ga sadar.
Kalau masyarakat ga pernah diajarkan untuk melakukan sorting terhadap sampah domestik, maka selama itu juga industri hilir pengolah sampah plastik akan kesulitan memprosesnya. Sortir sampah plastik itu menjadi bagian yang paling sulit secara ekonomi. Alatnya diluar negeri sudah ada kok, tapi balik lagi indutri disana mau menerima karena kualitas dan harga bahan baku biji plastiknya. Sisanya yg ga diterima tinggal ekspor sampah atau masukan ke incenerator buat PLTSa biar jadi listrik.
Di Indonesia banyak yang belum terbuka matanya, jasa-jasa pemulung malah dihina dan direndahkan, padahal daripada mayoritas SJW yg cuma teriak2 doang, pemulung ini malah punya kontribusi lebih dalam menjaga lingkungan.
Ayo buka mata, pemulung, pengepul, petugas kebersihan itu justru profesi yang layak diberi apresiasi bukan malah direndahkan! Mereka yang berjasa mengumpulkan sampah kita, menyortir dan mengumpulkan supaya bisa didaur ulang. Mereka ini yang berjasa dalam memerangi sampah plastik. Bukan Gubernur, Walikota atau Bupati yang dapat Adipura, tapi mereka diatas juga layak mendapat apresiasi.
komentar yang bagus banget, thanks mas, membuka mata sekali! 🙏🫡
Fyi kalo di beberapa kampus² teknik gitu udah ada riset tentang bahan bakar kek minyak gitu yg bahan dasarnya dari sampah plastik pake metode pirolisis. Kalo di kampusku minyak hasil pirolisis itu bisa dipake buat ngidupin diesel meskipun cuman sebatas percobaan, tapi mesin diesel nya nggk yg gimana² gitu bisa nyala normal (diesel nya bukan kendaraan tapi generator listrik).
Selain kesadaran tentang bahaya plastik, dinegara 'itu' juga sangat rendah tentang peduli untuk tidak membuang sampai sembarangan khusus ke wilayah sungai atau perairan, entah itu sekecil gorong-gorong, hingga sungai, danau, dan laut yg dipenuhi oleh makhluk hidup yang banyak dari mereka harus kehilangan nyawa karena plastik, entah itu secara sengaja dimakan, atau secara tidak sengaja 'entah itu sedotan plastik' yg masuk sangat dalam ke rongga hidung seekor penyu.
Berkunjung ke Sumenep Madura bang, saya sedang menjalankan program beasiswa sedekah sampah
Itu solusi yang sangat bagus menurut saya juga. Karena jadinya bangunan tersebut lebih tahan terhadap gempa. Apalagi Indonesia sering dilanda gempa.
Sma sama bang...gue suka konten lo edukatif dan make sense....bg Fer bahas tentang GENDER EQUALITY dong patriaki ini masih mendarah dagjng dan wajib di patahkan contoh dari segi domestik . Thx 🙏
for the first time, inspirer kita bahas Lombok. andai bang ferry yg langsung riset ke lombok pasti bakalan ditulis bgt dan dikupas sampe ke akar-akarnya. ditunggu kehadirannya di pulau lombok bang fery. ada banyak hal yg bisa dibedah dsini, motoGP, MXGP, degradasi budaya, dll.
Ini bagus banget sih, semoga ada di seluruh Indonesia
Jangan lupa game
*pilah sampah plastik*
gunakan 4 kotak dirumah masing2 kotak *ditulis*
*1. Sampah organik* (paginya campur ke tanah)
*2. Sampah plastik* (semua isi dibuang ke sampah organik (sambal, acar, lalapan dll))
*3. Sampah non organik* ( kabel, kaca, kain dll)
*4. Sampah sedekah*
(Botol, gelas plastik, sendok plastik, karton, kaleng)
Semakin banyak orang di rumah semakin besar kotak sampah plastik.
Efeknya
1. Anak Peduli sesama dan lingkungan
2. Anak attention to detail
3. Anak menjadi empati
4. Cek recek
5. In sya allah *pahala*
6. Dll
*Coba selama 3 bulan* , yang tidak kuat lambaikan tangan 🖐️di komen
Kelihatannya bagus dan sangat inovatif bang fer. Saran sih klo tulisanku dibaca sama mereka.
"Please make a PVC board ceiling from plastic waste because in urban and rural areas they really like it. that would be great for both business and the environment. I guarantee a lot of fans because PVC board doesn't need paint . make an Instagramable pvc board ceiling model"
Masalah dunia yang harus kita selesaikan bersama, jika hanya rakyat memang kurang maksimal dan jika hanya pemerintah itupun sama, kita semua bersama melestarikan bumi ini yang rusak karena ulah manusia itu sendiri. Sudah ada gagasannya semoga pemerintah dikedepannya menganggarkan dana untuk Tempat pembuangan akhir yang memadai dan solutif
"Kalau manusia bisa membuat sampah itu tidak menjadi sampah". Saya sebagai sampah masyarakat terasa terpanggil.
Sungguh ironi pengolahan sampah di negri ini kekurangan bahan yang layak untuk di daur ulang sehingga mereka membeli bahan daur ulang dari luar negri, karena di negri ini sampah plastik itu pemilhanya kurang baik, jika perusahaan pengolahan itu membeli bahan dari suplier lokal maka pengeluaran mereka akan lebih banyak untuk pemilahan bahan dibandingkan mereka beli dari luar.
Pengolahan sampah menjadi material bangunan hanya jadi salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan, cara terbaik dalam mengurangi penggunaan plastik harus di mulai dari kita sendiri, saya sering bawa tas dari kain kalau belanja, sering juga ditanya kenapa gak mau pake kantong plastik atau ibu saya sering bilang pake aja biar gampang itupun sering di paksa, seakan memakai kantong plastik adalah sebuah kewajiban saat belanja apapun.
Tidak ada pembangunan tanpa perusakan lingkungan. Mau enak, mau nyaman, ada konsekuensinya.
bang masalah utamanya sebenernya adalah warga kita yang masih nggak mau membersihkan limbah plastik dan memilahnya. nggak cukup buat memilah, tapi harus membersihkan. habis membeli sesuatu yang dibungkus plastik, sebelum plastik itu bisa didaur ulang sampah plastik perlu dibersihkan dulu. kalo nggak dibersihkan akhirnya berujung nyampur dengan berbagai macam limbah dan berujung di TPA.
sudah banyak komplek perumahan yang menyediakan pengumpulan sampah yang bisa didaur ulang, tapi mereka hanya bisa nerima sampah bersih. jadi emang kebiasan mencuci limbah plastik sebelum dipilah itu perlu dibiasakan.
alhamdulillah setelah beberapa kasus sampah di beberapa kota, di rumah sudah mulai membiasakan untuk membersihkan sampah plastik, agar bisa dipilah dan dikumpulkan untuk didaur ulang.
intinya setiap kita punya tanggung jawab terhadap lingkungan, dan kita juga bertanggung jawab atas apa yang kita buang
PATEN. Teruslah berdampak & bermanfaat Bang Fery... 🙏🙏🙏
Mantap, spt LEGO bloknya rumahnya ,oke lah namun hanya mindahin plastik dari bentuk kantong ke bentuk blok namun material plastik nya tetap eksis d bumi..beda pendekatan solusi yg ditawarkan perusahaan SWAYTHEFUTURE yg memproduksi kantong plastik dri rumput laut (tumbuh cepat tanpa pupuk kimia..) yg dalam 40 an hari plastik buatan mereka akan terdekomposisi menjadi tanah, artinya tdk ada material plastik lg yg tersisa dlm 40 an hari, energi pun lebih hemat dlm penanganan limbah plastik produk mereka, sedangkan pembuatan blok material bangunan dri limbah plastik akan butuh energi panas (element pemanas listrik ) yg berdampak pd penambahan gas carbon effek rumah kaca.
Ini wajib di dukung sih, Pemerintah juga harus sosialisasi masalah pemilahan sampah, ganti tuh baner sampah (politikus) yg gede2 bener, kenal kaga tp senyum mulu.
Sangat menarik untuk dibahas, bisa dijadikan topic penelitian dalam hal seberapa efektif si penggunaan block plastik untuk menggantikan material umum yang digunakan. Kita berandai misal seandainya product ini diterima masyarakt dan pastinya bakal meningkat juga productivitasnya. Meningkat productivitasnya juga meningkatkan penggunaan bahan bakar yang dibutuhkan untuk produksi. Apakah seefektif itu sebagai product ramah lingkungan?atau kita cuma memindahkan pencemaran saja?menarik untuk dikaji berharap suatu saat ada bahan bakar yang ramah lingkungan juga.
Hadir bang
sampah yang di buang tidak sesuai jenis nya tempat nya masalahnya selain sdm yang tidak siap entah berupa dana atau alat mungkin karena juga cemoohan 😂 , padahal setiap sampah bisa di reycle kecuali sampah masyarakat . sampah organik bisa jadi alternatif menjadi pupuk kompos sementara sampah plastik yang lama sekali terurai namun banyak sekali uraian nya, masa nya tidak lari jauh ketika di bakar , plastik merupakan benda padat . Dengan treatment yang baik sampah plastik yang di bakar akan menghasilkan minyak yang bersifat seperti minyak tanah namun lebih berpolusi .
sementar mentahan nya dapat dijadikan objek material berupa paving block , genting ,bata , sekian persen campuran aspal ,bahkan bisa bahan bakar pembangkit listrik . dalam sebuah imajinasi
Bang gue dari lombok, mau kasi info terkait perusahaan itu block solutions. Itu emang udah lamaa banget viral banyak komunitas peduli lingkungan yang transfer plastik kadang kesitu. Banyak bule yang jadi relawan dan tenaga pengajar nya disana. Keren dahh kebetulan ada temen bule yg relawan disana katanya bukan hanya untuk membangun tapi sudah jadi industri kreatif seperti membuat kerajinan aksesoris dll.
Tapi sayangnya concern pemerintah setempat masih kurang disana dibuktiin dengan ga ada promosi dari pemda setidaknya pamflet sekalipun sangat jarang. Yang tau paling komunitas limgkungan dan warga sekitar.
Inovasi bagus, tapi perlu di kontrol juga dari hasil pembakaran tersebut pasti mengasilkan emisi dioksin, furan, dan karbon. Senyawa tersebut dapat berefek negatif pada lingkungan sekitar
Di jogja lagi parah2nya... TPU utama nya di tutup karna sudah overload, orang2 bingung buang sampah dimana, alhasil tiap lewat jalan pasti ada aja kantong plastik numpuk. Mungkin pemda jogja bisa ngusulin untuk sampahnya di supply ke lombok hehe
Minimal sudah dipilah dulu baru kirim ke sana, kalo belum ya malah nambahin beban 😂
I think,ini juga dibutuhkan untuk infrastruktur di Sulawesi barat yg terguncang gempa 2021
Menarik untuk di tonton tanpa skip
Apalagi bekas wadah skincare tu bingung mau dikemanain. Cari tempat daur ulang khusus pun gada meskipun ada tpi belum tersebar merata. Semoga kedepannya ada program daur ulang dan tersebar rata setiap daerah. Dan dimanfaatkan seperti yang dijelaskan di video
Pertanyaan selanjutnya...
Plastiknya apakah dari sampah plastik import atau sampah plastik dari Indonesia sendiri?
Secara, sampah2 kita tidak dipilah antara sampah daur ulang dan sampah non daur ulang. Kalo dipikir lagi, produsen lebih memilih import sampah daur ulang drpd sampah indonesia sendiri karena cost yg lebih murah dan waktu yg lebih cepat karena tidak harus memilah sendiri.
Kedua, bangunan mungkin bisa diklaim tahan sampai 100thn, tapi apakah kenyamanan dari bangunan tersebut terjamin?
Sifat tanah liat yg menyerap panas, apakah plastik itu bisa menyerap panas juga lebih baik atau sama baiknya drpd tanah liat?
ide yang bagus bung ferry untuk mengurangi masalah sampah di indonesia tapi pengimplementasiannya bakal aga susah karena dulu aku pernah membuat hal yang mirip akan tetapi masalahnya ada di pemilahan sampah masyrakat indonesia terlalu malas memilah sampah jangankan tiap jenis plastik, organik dan anorganik saja susah, masyrakat indonesia sudah terbiasa dengan hal yang instan, mungkin dari hal kecil pembiasaan memilah sampah akan menjadi awal yang besar kedepannya dan dapat mengimplementasi program program lainnya, salam lestari
Perokok indonesia tiba-tiba disiplin ketika sedang berada di Singapura. Aturan di sana tegas dengan denda besar. Ini yg harus diatur regulasi dan kebijakan publiknya
Oppenheimer. Menurut gw film ini bisa jadi refrensi untuk pembersihan sampah plastik, menurut lu mungkin ga bang? Org aja meleleh apalagi plastik, ya ini si solusi pendek, bukan jangka panjang buat ledak"in terus, nah sanksinya yg masih buang plastik, perlu di ledakin bareng
Inovasi pengolahan limbah plastik jadi bata/ conblock/ furniture udah sering lihat di dokumentasi luar negeri. Memang butuh modal dan masih skala pabrik kecil. Plastik dan styrofoam sekali pakai sih yang paling bikin jengkel lihatnya. Di salah satu t4 wisata yg tadinya kalau makan, disuguhkan dengan piring kaca/ keramik, sekarang pakai plastik/styrofoam. Sampahnya sampai numpuk. Ayo dong, budayakan dan biasakan 3R, ganti pakai yg reusable/ ramah lingkungan. Indonesia salah satu penghasil sampah plastik terbesar lho. Pilah sampah saja banyak yg belum paham. Jadi emosi sendiri😅
Guys selama minyak bumi msh dipakai maka akan ada efek samping dari proses refinery lalu direspon industri petrokimia.
Polyethylen dan Polypropylene (pelet plastik) adl bahan utama mmbuat plastik, bahannya murah krn bs dibilang itu residu.
Makanya kalo mau mengurangi plastik silahkan suruh tutup industri polypropylene
Problem struktural equal dengan solusi struktural.
Problem sampah itu struktural. Mulai dari ngebangun habit lewat edukasi, sampe ngefasilitasi pake regulasi. Kalo pemerintah aware dan tegas aja, masalah sampah itu selesai.
Editingnya keren dan Mudah diPahami
Solusi baru menciptakan masalah baru, sama seperti inovasi kantong plastik pertama kali untuk mengurangi penggunaan kantong kertas, dan sekarang malah kantong plastik yang jadi masalah lingkungan.
Entah masalah apa yang akan timbul dikemudian hari dari penggunaan batu bata dari bahan daur ulang sampah plastik.
Sejauh yang saya lihat pokok masalahnya adalah populasi manusia yang hampir overpopulated, bumi sudah sesak ditambah dengan masalah masalah manusia dengan alamnya.
Banyak inovasi inovasi lain yang menimbulkan masalah baru yang tidak bisa dijelaskan disini karena terlalu panjang.
Memang dilema saat kita harus mengorbankan alam atau nyawa manusia. Oh iya pernah baca kutipan yang isinya "Corona adalah virus bagi kita dan vaksin adalah penyembuhnya, tetapi boleh jadi kita adalah virus bagi bumi dan corona adalah vaksinnya."
akar yg merusak lingkungan adalah kebiasan konsuntif setiap individu, semakin banyaknya konsumsi maka semakin banyak yg harus dikorbankan terhadap lingkungan, contohnya ya plastik ini, niatnya menyelamatkan tp malah merusak.
I am from lombok,but i just knee this information.i do love this chanel
Sampah plastik di buat galon berukuran kontainer dan di isi air laut dan ditumpuk di kutub utara, ketika badai salju kontainer berisi air jg ikutan beku, maka akan mengurangi tingginya air laut.
Maka seluruh dunia harusnya bergotong royong menyumbang galon kontainer tiap tahunnya di kutub utara menjadikan gunung es buatan.Kalo dilakukan selama 50 tahun kedepan gak ada tuh namanya kenaikan air laut. Lautan bebas plastik dan kutub utara stabil,dan air laut tidak mengalami kenaikan yg menenggelamkan pulau2 kecil dan kota2 pesisir.
Disisi lain perlu penanaman pohon besar2an, dan membuat aturan kalau membangun rumah kedepannya harus seperti rumahnya hobbit, lambat laun bumi makin hijau dan kutb utara selamanya stabil
Wuihh keren banget, ngelihat bata dari plastik jadi keinget lego 😆
idenya bagus dan bisa diterapkan didaerah lain, tapi hanya untuk dinding partisi aja (atau dinding bagian dalam rumah) tidak untuk dinding diluar rumah.
Ini keren si Bang, dan menurutku setiap plastik bisa didaur ulang jika pake metode pelelehan, tapi tingkat kesulitannya yg berbeda. Dan yang jadi kendala pengolahan ini adalah sampah yang masih BERCAMPUR. Harusnya dari rumah sampah sudah dipilah untuk memudahkan pengolahan. Tapi, residu yg dihasilkan dari pelelehan ini perlu diperhatikan juga gak sih, Bang? Soalnya kan ini sebelas dua belas sama membakar plastik yg asapnya berbahaya
no waayy!!! ferry akhirnya ngebahas tentang lingkungan. makasi abang.
Salah 1 budaya & kebiasaan yg disusupi plastik adalah Tahlilan beserta berkatnya, Mlijo (penjual sayur keliling), pesta dan kebiasaan pembungkus saat beli makanan dan belanja lain2.
Sekedar share pribadi sbg orang Malang.
Pernah ke saudara di Bogor tahun 2015. Kebetulan ada acara arisan.
Dan sangat kaget dg kebiasaan berkat di sono yg banyak banget plastiknya. 1 kue dibungkus plastik, nasi kepal dibungkus, begitu juga sayur dan lauknya.... .. Intinya 1 berkat isian standar paling gak ada 7-8 plastik.
6 tahun kemudian ternyata kebiasaan ini menjalar ke Malang.
padahal dulu pakai daun pisang atau daun jati
Mortar tidak akan menempel, kecuali jika mereka dirancang dengan permukaan kasar khusus. Namun demikian, diharapkan mortar tidak menempel secara dapat diandalkan.
Plastik mungkin terlihat kuat, tetapi akan terdeformasi di bawah tekanan. ...
Plastik memiliki umur terbatas karena terdegradasi oleh sinar UV. ...
Plastik mudah terbakar.
Saat peleburan sampah plastik mau ga mau butuh energi panas yg tinggi dan produk samping setelah peleburan tersebut tidak jauh dari asap yg pasti banyak mengandung COx. Plastiknya terminimalisir, asapnya yg jadi case selanjutnya. Apakah asap saat peleburan dilakukan terdapat pengolahan selanjutnya? Misalnya pengolahan asap atau teknis tertentu lainnya
Di minimarket kantong plastik skrng mmang sdh tdk dberikn lg. Tapi belanjaanny packagingny plastik smua pak.. Mie instan, sabun, mkanan ringan dsb.. Dan muakinn bnyak pula produk2 baru yg otomatis akan bnyak jg packaging plastiknya..
bisa lebih kokoh lagi kalau pakai cairan foam kayak yg biasa dipakai di USA .
kalau dibilang modwrn solution, kayaknya di indo udh telat deh. inovasinya kayak udh lama deh. sy pernah liat jg di channel YT luar.
dan sepertinya mereka akan lebih fokus ke daerah kecil atau pelosok
karena yg mudah menerima ya mereka.
kalau di kota, diledekin rumah kok plastik 😅
Tolong bisnis ini jgn smpai jatuh ke tangan yg salah !!
intinya di daur ulang.. tapi walau sudah berubah bentuk, tetap saja itu plastik.
terkena panas hujan angin dll pasti mengalami pengkikisan dan jadi debu micro plastik..
mungkin terdengar solusi modern yang ideal tapi
hemat saya, karena plastik adalah olahan minyak bumi gas bumi yg dicampur bahan kimia lain..
sesuatu yang diambil dari perut bumi harus kembali kedalam perut bumi..
ide saya adalah, membuat kuburan raksasa seperti yang dilakukan PELABUHANBEBAS pencari emas
timbun dan kubur semua sampahnya, atau sampah yang menggunung tersebut dijadikan material reklamasi...
dimana kau mengambilnya, disana kau mengembalikannya..
Good konten. Edukasi. Pengetahuan semua saya dapatkan ketika menonton vlog dari channel Bang Ferry, semangat Bang. Kami menanti konten-konten edukasi lainnya.
Semoga juga di palu hadir perusahaan blok solution, sama kaya lombok palu juga terjadi peristiwa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi dan bisa jadi akan terjadi lagi karena lembah palu di lewati patahan palu-koro. Banyak yang meninggal akibat rentuhan bangunan dengan bahan bangunan yang terbuat dari plastik mungkin bisa memberikan kesempatan hidup saat terkena rentuhannya.
Garcep bange gua😮