Lesson study UDL
Вставка
- Опубліковано 22 гру 2024
- Dalam lesson study ini, kami berhasil mengimplementasikan pembelajaran yang inklusif menggunakan Universal Design for Learning (UDL), strategi tutor sebaya, dan teknologi asistif. Penilaian yang dilakukan telah mencakup berbagai aspek, baik kognitif, sikap, maupun produk, untuk mengevaluasi perkembangan peserta didik. Ke depannya, hasil dari refleksi ini akan menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan strategi pengajaran yang lebih efektif dan lebih inklusif, terutama bagi siswa dengan kebutuhan khusus.
A. Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester: SMP Kelas VIII/I
Materi: Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
Waktu: 2x45 menit (90 Menit)
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami latar belakang, jalannya, dan dampak pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 dengan cara yang mudah dipahami oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Peserta didik mampu mengidentifikasi nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme yang terkandung dalam pertempuran Surabaya.
Peserta didik menunjukkan sikap kerja sama, tanggung jawab, dan toleransi selama kegiatan diskusi kelompok yang inklusif.
Peserta didik menghasilkan produk kreatif berupa peta konsep atau poster yang menggambarkan pertempuran Surabaya, menggunakan berbagai media dan metode yang sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik.
C. Profil Peserta Didik
20 Siswa Reguler: Belajar secara normal.
2 Siswa Slow Learner: Kesulitan memahami materi dengan cepat, membutuhkan dukungan tambahan.
1 Siswa dengan Hambatan Membaca: Kesulitan memahami teks tertulis, memerlukan media tambahan seperti rekaman suara atau teman sebaya.
1 Siswa dengan Hambatan Menulis: Kesulitan menulis secara fisik, menggunakan aplikasi speech-to-text.
1 Siswa Hiperaktif: Sulit berkonsentrasi dalam waktu lama, diberikan tugas spesifik sebagai juru bicara atau moderator diskusi.
D. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
Universal Design for Learning (UDL): Pembelajaran dirancang untuk memastikan aksesibilitas bagi semua peserta didik dengan mempertimbangkan keberagaman kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan khusus.
Strategi Tutor Sebaya: Siswa yang lebih cepat memahami materi dapat membantu teman yang membutuhkan, menciptakan suasana kolaboratif dan saling mendukung.
Teknologi Asistif: Penggunaan infokus, speaker, laptop, aplikasi Google Docs speech-to-text, perekam suara, dan Sleim sebagai alat bantu belajar, agar dapat memfasilitasi siswa dengan hambatan tertentu.
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (20 Menit)
Guru memulai dengan mengecek kesiapan belajar siswa dan memimpin doa bersama.
Tujuan Pembelajaran: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan sederhana, serta memberi gambaran mengenai langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.
Pemantik Diskusi: Guru memutar video pendek mengenai pertempuran Surabaya, kemudian mengajukan pertanyaan pemantik yang relevan: "Jika kalian hidup pada masa pertempuran Surabaya 10 November 1945, peran apa yang ingin kalian lakukan?"
Relevansi: Video dan pertanyaan dirancang agar semua siswa dapat terhubung dengan materi, termasuk mereka yang memiliki hambatan.
2. Kegiatan Inti (55 Menit)
Diskusi Kelompok:
Siswa Reguler membaca teks dari buku paket atau artikel terkait pertempuran Surabaya.
Siswa dengan Hambatan Membaca mendengarkan bacaan dari rekaman audio atau teman sebaya yang membacakan teks.
Siswa dengan Hambatan Menulis menggunakan aplikasi speech-to-text untuk mendokumentasikan hasil diskusi.
Siswa Hiperaktif bertugas sebagai juru bicara atau moderator diskusi, agar dapat fokus pada peran yang menuntut keterlibatan aktif.
Pembuatan Produk Kreatif:
Setiap kelompok menghasilkan peta konsep, infografis, poster, komik, atau gambar yang menggambarkan pertempuran Surabaya. Produk ini dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing kelompok.
Relevansi Kurikulum: Kegiatan ini menciptakan pengalaman belajar yang menantang dan bermakna, dengan menghubungkan materi sejarah dengan kreativitas siswa.
3. Penutup (15 Menit)
Guru dan siswa menyimpulkan materi menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua peserta didik.
Siswa memberikan refleksi mengenai kegiatan yang telah dilakukan hari ini.
Pertanyaan refleksi: "Apa yang kalian pelajari tentang perjuangan rakyat Indonesia dalam pertempuran Surabaya?"
Guru menutup pembelajaran dengan doa bersama, memastikan bahwa semua siswa merasa dihargai dan terlibat secara aktif.
F. Penilaian
Instrumen Penilaian Kognitif:
Apa latar belakang terjadinya pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945? (Skor Maksimal 50)
Siapa tokoh penting dalam pertempuran Surabaya? (Skor Maksimal 50)
Metode Penilaian: Penilaian kognitif dilakukan melalui asesmen tulis (untuk siswa yang mampu menulis) atau lisan (untuk siswa dengan hambatan menulis) agar dapat menilai pemahaman semua siswa secara efektif.