Penjelasan yang sangat cerdas, bisa dijadikan patokan, jadi puasa Arafah sesuai dengan perhitungan masing masing negara, Syukron jazakallahu Khairan ustadz.
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH* _________________________________ Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi* Ulama Fiqih Kontemporer *Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat. Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang. Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata : “Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629) Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat. Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia. Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709). Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.” Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu. Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada. Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah: Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142} Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97} Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH* _________________________________ Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi* Ulama Fiqih Kontemporer *Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat. Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang. Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata : “Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629) Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat. Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia. Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709). Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.” Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu. Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada. Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah: Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142} Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97} Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH* _________________________________ Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi* Ulama Fiqih Kontemporer *Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat. Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang. Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata : “Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629) Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat. Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia. Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709). Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.” Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu. Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada. Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah: Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142} Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97} Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
@@sriilham7817 ga tahu ga merhatiin kapan2nya. Setelah mendengar apa yang disampaikan ust Ammi, Karena saat ini pemerintah indonesia menentukan tgl 1 dzulhijjahnya sesuai sunnah ya jadi ikuti penanggalan yang sudah ditetapkan pemerintah termasuk hari raya dan ibadah2 lainnya yang terikat dengan waktu-waktu dibulan dzulhijjah
MasyaAllah... Jazakallah khoiron katsiron ustad Ammi nur baits Sangat nalar, jd memang hrs berdasarkn hilal berarti di indonesia tgl 9 dzulhijahnya jatuh pd hr ahad ntuk puasa arafah, lebaran hr senin, baru lega deh.. Hr ini sabtu br puasa tarwiyah.. Wallahu alam
Hati hati lho, jangan sampai puasa sunnah 9 dzulhijah untuk mendapatkan pahala, berubah menjadi mendapat dosa, karena puasa pada hari raya iedul adha, maaf ini hanya mengingatkan saja
Kan disitu udah jelas kalau puasa Sunnah Arafah itu pada tanggal 9 Dzulhijjah dan di Indonesia telah menetapkan 9 Dzulhijjah pada hari Ahad jadi bagaimana mungkin hari Ahad itu dianggap jadi hari tasyrik bagi rakyat Indonesia meskipun di arab Saudi memang sudah termasuk karena kita berpatokan sama penetapan pemimpin di masing-masing daerah bukan berpatokan dengan penetapan yg di arab doang@@samsunagio4173
Wahai kaum muslimin ikutilah ilmu yang telah diajarkan Rasulullah dan para sahabatnya. Insya Alloh itu yang lebih selamat. Jazakumullohu Khoiron atas penjelasannya Ustadz.🙏🏻👍🏻
Ilmu keliru kok diikuti. Kenapa harus ikut zaman jadul saat komunikasi tidak semudah sekarang? Tadz, tolong jawab, kalau WUKUF di Arafah hari Jum'at disebut Haji Akbar. Jika puasa arahan di Indonesia hari Sabtu, ustadz masih mau menyebut haji akbar juga?
@@aditabi6180pengetahuanmu yg terbatas dan g mampu, kok ngomong ilmu Rasulullah jadul. G percaya rasul kamu? Kafir dong, percaya Allah ya percaya Rasul
MasyaAllah, penjelasan yg sangat ringkas dan padat, tolong sebelum berkomentar di dengerin, pahami sampai habis, biar ng' gagal paham, jazakumullah khair Ustadz Ami
Banyak yg komen disini tdk menyimak penjelasan ustadz secara full. Dan mereka sblm nonton video ini, sdh bertekad kuat utk menyelisihi penjelasan ustadz.
Betul, video ini sudah setahun dan saya putar lagi. Masih banyak yg belum paham karena gelasnya belum dikosongkan. Jadi, belum apa-apa sudah menolak duluan dan logika gak mau menerima.
masuk akal melu kalender muhammadiyah...penjelasane mbulet...mekso....sulit dipahami....wong jaman teknologi kok..ora gelem anggo hisab....hilal2 bae..wes angel..
Allah perintahkan umat islam ikut Rasulullah Salallahu alaihi wasallam dan Rasulullah perintahkan kita ikut ulil amri masing2 bukan ikut pemerintah Saudi.
maa syaa Allah, sangat memberi pencerahan, banyak pengetahuan baru yang didapatkan terkait dengan puasa arafah, jazaakallah ustadz, semoga selalu diberi kesehatan dan umur yang berkah
Tapi orang indonesia ini memang aneh pada hal Allah sendiri sudah memperlihatkan kebenarannya dgn adanya gerhana matahri waktu puasa kemarin tp toh masih ada jg manusia yg mengedepankn ilmu pengetahuan hrsnya gerhana itu jd brtanda bhw puasa wkt itu cm 29 tdk 30 krn saat itu sdh ada bln kalau tdk ada bln mana mungkin ada gerhana yaa kan
@@wongjowo5851susah dibilangin karena sudah merasa paling benar, padahal Arab Saudi aja patokan tetap lihat hilal, bahkan menyuruh rakyat mencari hilal.
Kalau mau dengar ilmu. Yuk kosongkan gelas. Semoga Allah beri taufiq dan hidayah. Ikuti dalil yang jelas. Jangan ikutin nafsu dan ambisi pribadi. Manhaj salaf sangat sejalan sepanjang zaman manapun. Alhamdulillaaah Jazakallaah khoiron Ustadz. Barokallahu fiik
Penjelasan Ustadz Amir Abdat dan muktarom lebih jelas , hujjahnya sangat kuat ,jadi gak usah di perdebatkan lagi yg yakin pemahaman nya ikut pemerintah Indonesia silahkan Yg ikut Saudi silahkan masing mempunyai dalil
Alhmdulillaah ,sy bersyukur ,di indonesia banyak para ustadz,yg cerdas berwawasan luas dn berilmu tinggi,semoga beliau beliau di beri kesehatan dn umur pnjang bermnfaat tk umat🤲🤲🤲🤲🙏
kalau sudah ada kemudahan itu adalah suatu rahmat Allah maka pergunakan ..jangan ditarik kembali dengan alasan kondisi di masa lampau..wallahu a'lam bishowab..
Pendapat/argumentasi yang kuat itu harus bisa menjelaskan semua keadaan dan komprehensif (menyeluruh) untuk semua case, inilah yg dijelasin ustadz ammi, menyeluruh dan bisa untuk semua case sehingga berlaku umum untuk semua orang, oleh karena itu ustadz ammi menjelaskan kondisi di masa lalu dan juga di masa saat ini. Jadi menurut saya inilah pendapat yang kuat wallahu a'lam
Justru dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk bertukar informasi dalam waktu singkat seharusnya kita bisa menyatukan pelaksanaan ibadah di seluruh dunia Islam menerima temuan temuan ilmu pengetahuan yang bersifat keduniaan yang bisa untuk menyatukan pelaksanaan ibadah seluruh dunia.. wallohu a'lam
Alhamdulillah dengan keterangan Ustad, berarti kita sekarang puasa arafah nya ikut mekah. Sebab Dizaman sekarang informasi nya mudah. Dan bisa bersamaan.
penjelasan nya sangat bagus dan mudah dimengerti. saya insayaallah puasa arafah di hari jumat. waktu sore pemerintah menetapkan tgl 10 zuhijjah di hari Ahad, sore berikutnya saya lihat bulan sabit sudah cukup besar dan itu pertanda tanggal 2 pdhl klo versi pemerintah itu tgl 1 zulhijjah.
@@fithriatiabdulkahar134 ibuk sy bahkan pernah buktikan dg lihat bulan purnama yg kala itu umat buda merayakan Waisak secara peribadatan mrk sejln mnr bulan. Lupa idul adha thn kapan yg pasti saat itu berselangan dg waisak. Jd tetap mantap beribadah mengikuti cara muhammadiyah walopun berbeda dg kelg besar & tetangga
Andai pemerintah hr mnggu sore baru mengumumkan bhwa idul adha nya besok hr senin lalu kapan anda akn puasa arafah... Pemerintah kita sulit diikuti dlm hal agama
@@bambangrosmadi5024ya tidak mungkin pemerintah mengumumkan idul adha kurang sehari sebelum idul adha karena Rukyatul hilal dan sidang isbat itu melihat hilal scr langsung dan penetapan kapan tgl 1 Syawal dan 1 Dzulhijjah, bukan asal mengumumkan..
Klu logika saya patokan puaso arofah itu yaitu waktu wukuf di pdg arofah. Pdg arofah itu hanya ada di mekah tdk penting tgl brp di indonesia. Saya bukn menyalahkn pdpt lain tergantung keyakinan masing2. Wallahu'alam
Subhanallah. Beliau menyampaikan berdasarkan ilmu dan dalil/hujjah yang kuat serta menukil dari fatwa² ulama. Bukan berdasarkan pendapat pribadi atau logika semata dari beliau. Tapi kebanyakan isi kolom komentar disini menyelisihinya, mayoritas hanya mengedepankan logika dan pendapat pribadinya saja.. apa bener sudah disimak sampai selesai kajian ilmiah ini? Ini masalah agama saudaraku.. lapangkanlah hati supaya mudah menerima kebenaran & Petunjuk dari Allah Azza waJalla.
Perkembangan tehnologi dpt mempengaruhi pendapat ada yg bisa dikoreksi tuk disempurkan ada yg tidak,lebih khusus sabda rasullah mutlak tidak dipertentang lagi di era kekinian...apalagi penetapan awal mli krusial dlm ramadhan dan zulhijah yg dgnya kita mengikuti penetapan yg ada arafah.meski hilalnya berbeda.bagi yg selisih waktunya dpt menyesuaikan krn haji adalah wukuf di Arafah
Janganlah suka memberi pertanyaan yg menimbulkan gejolak atau perpecahan, mau arafahnya Sabtu mau Minggu terserah keyakinan masing2, contoh lah sikap BP.Prabowo presiden kita , beliau selalu membawa persatuan .
Alhamdulillah... terimakasih ilmunya ustadz...sangat jelas... sebagai rakyat saya mengikuti Ulil Amri...dan Alhamdulillah diperjelas lagi dg keilmuan Islam yg sangat bisa dipahami dg baik
Masyallah tabarakallah.. walaupun ini iktilaf kita hrs tetap beralapang dada.. tp dengan penjelasan ust yg masuk secara akal dan dalil jadi semakin yakin sy pilih yg mana.. smg Allah menjaga selalu ust dan tim ya dalam memberikan ilmu bermanfaat..
Alhamdulillah, Allah subhanahuwata'ala telah memudahkan kita dengan teknologi yang canggih seperti sekarang ini untuk mengetahui kapan wukuf di Arafah. Dan semoga Allah mengampuni apabila terjadi kesalahan orang orang terdahulu ketika komunikasi belum seperti sekarang ini.
Hasil sidang isbat itu bukan PERINTAH, hanya KEPUTUSAN. Dan kita tdk ada kewajiban utk mengikuti keputusan pemerintah. Klo setiap keputusan pemerintah wajib kita ikuti maka kita harus SAMI'NA WA ATHO'NA dg keputusan pemerintah yg melegalkan PROSTITUSI, LGBT, PRODUKSI MINUMAN KERAS, DOA BERSAMA LINTAS AGAMA, MENGAKUI SYI'AH & AHMADIYAH SBG AGAMA. Perintah taat kpd ulil-amri dlm surat an-Nisa 59 itu dibatasi oleh hadits : لاطاعة لمخلوق فى معصيات الخالق "Tdk boleh taat kpd mahluk dlm hal maksiat kpd Kholik (Allah).."
Hari ini Selasa 27 Juni 2023 / 9 Dzulhijah pukul 10.30, demikian Arab Saudi dg hari dan tanggal yg sama cuma waktu Arab Saudi baru pukul 06.30 , namun sdh masuk puasa Arafah
Kita hidup di masa dulu ketika komunikasi belum canggih apa hidup saat ini ketika komunikasi sudah canggih... Kenapa tidak memanfaatkan alat komunikasi yg sdh canggih
Buat Musri ngatun....yang dicontohkan Nabi kan melihat dg mata telanjang tanpa alat....oleh sebab itu alangkah lebih baik kita juga melakukanya dg mata telanjang tanpa alat jadi lebih pasti
Alhamdulillah.....jaman teknologi, muslim yang berada dibelahan dunia manapun sudah bisa mendapat informasi kapan wukuf di Arafah, dan semoga Allah mengampuni dosa2 ummat islam terdahulu yang belum mengenal teknologi seperti sekarang.
Dungu....lu pikir semua harus Sama ?? .. Dengerin Noh ...Pusara Arafah itu Puasa yang dilakukan di tanggal 9 Dzulhijah Bumi itu Bulat .. waktunya juga berbeda beda... Metode Perhitungan juga tidak sama... dan LU PIKIR NABI ISA AS bila Beliau Turun sekarang dia akan Pake HP ? Komputer ?? Atau Dia akan mengikuti Rukyat ? sebagaimana Rasulullah lakukan ????
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH* _________________________________ Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi* Ulama Fiqih Kontemporer *Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat. Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang. Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata : “Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629) Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat. Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia. Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709). Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.” Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu. Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada. Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah: Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142} Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97} Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
@@sandrasandra890iya, biasanya sama, sekarang mau bilang apa? Masasih arab saudi jum'atannya lebih dulu dr indonesia, arab saudi sudah ngumumkan sejam tgl 1, masa hr rayanya besa beda dg arab saudi, walau pun jarak saudi dan negara paling timurnya indonesia yg selisih 24 jam, saya rasa bisa id pd hr yg sama, tgl yg sama,th yg sama
Alhamdulillah masyaAllah, Barakallah ustad, saya faham, semoga yg belum faham bisa Allah berikan kemudahan teman2 semua untuk lebih faham lagi, Allahu yahdik, Aamiin ya Rabb
Perbedaan mesti terjadi, karna pemikiran dan pemahaman mereka yg berbeda, deri segi ilmu dan pengetahuan yg kita miliki, tp kita sebagai umat islam ttp harus menjaga kebersamaan agar umat islam bisa bersatu, maka dgn perbedaan ini jangan di jadikan pertentangan, tp bagaimana umat islam bisa mengambil sikap yg baik untuk bisa sama dalam menentukan hari raya idul fitri atau idul adha.
Saya orang awam dlm hal agama, tetapi menurut guru ngaji waktu kecil mengajarkan bahwa puasa arofah itu berbarengan dg jamaah haji yg sdg wukuf diarofah tg 9
Efek muslimin berpecah belah jadi masing2 punya pemahaman,pada hal Alqur'an tidak menjelaskan untuk berbeda pemahaman,atau menjadikan muslimin berbeda pandangan,apalagi ini masalah syare'at bukan masalah teknis. Solusinya muslimin harus dalam satu jama'ah dan satu imamah.
Sedikit berbagi dr kajian islam oleh salah seorang ustd lulusan Mesir malam selasa kemarin bhw nabi saw melakukan puasa tiap tgl 9 zulhijah jauh sebelum ada peristiwa wukuf. Singkatnya Nabi SAW puasa bukan krn peristiwa wukuf tetapi krn tgl 9 zulhijjah dan tgl 8 zulhijjah tiap negara berbeda2. Demikian wallaahu'alam
Ini penjelasan yang menyesatkan sabda Rosul saat orang orang wukuf di Arofah yang diluar Arofah harap berpusa la kalau kita puasa di hari raya itu pendapat yang aneh 😇😇
Mengenai wuquf di Arofah apakah ada diluar tanggal 9 Dzulhijah? Kalau wuquf di Arofah hanya tanggal 9 jelas mustahil kosong karena pasti manusia sedunia yang sedang wuquf di Arofah pada tanggal 9 Dzulhijah. Sebetulnya yang penting bagi umnat Islam persatuan ummat sedunia jangan memikirkan menurut pendapatku. Itupun kalau betul-betul kita ingin ummat Islam sedunia bersatu.
Dulu saya anggap Muhammadiyah mengada ada, puasa bisa mereka tentukan jauh hari begitu juga lebaran, tapi seiring majunya teknologi baru saya ngerti, bagaimana tidak gerhana bulan dan matahari bisa diprediksi kapan, jam berapa terjadinya, maka sekarang saya selalu ikut Muhammadiyah.
Sdh lah oi debat2 ujung2nya bertengkar terserah keyakinan masing2, klu saya patokannya wukuf di pdg arofah sdgkn pdg arofah itu hanya satu didunia ini yaitu di mekah. Wallahualam
Anda nyimak penjelasan ustadz sampai akhir?krn pendapat anda bertentangan dg penjelasan Ustadz. Kalau mau menantang pendapat ustadz ya gak usah terang2 an begitulah
Barokallohu fiik ustadz, terima kasih ilmunya, yg ilmiah yg intinya syariat alloh akan up Date sesuai dgn kondisi zaman bagi orang yg berilmu sesuai tuntunan al qur'an dan sunnah
Pd waktu gerhana matahari atau gerhana bulan TDK pernah ada sidang isbat, tp perhitungannya selalu tepat dan malah informasinya SDH bisa di peroleh jauh sblm waktu gerhana tiba.
Maa Syaa Allah, detail dan terinci serta jelas sekali penjelasannya, yg intinya semua yg kita lakukan dalam beribadah ujung2nya harus sesuai dengan contoh yang di contohkan tentunya oleh Nabi kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam..., Jazakallah khair
Bismillah. Allah mudahkan kami bertempat tinggal di mekah atau madinah. Aamiin. Jd gak akan bingung2 lagi dgn perbedaan waktu puasa ramadhan maupun dzuhijah😊
Syukron Ustadz, saya kemarin sudah puasa karena di arofah wukuf kemarin, setelah mendengar penjelasan ustadz hari ini saya niat puasa arofah, yg kemarin Inn Syaa Alloh sebagai puasa tarwiyyah. Wallahu a'lam
@@dodikdwisulasmono3982 malah ilmiah. Coba bagaimna melakukan puasa arafah di abad 2 hijriah jika posisi org tsb berada di benua Asia, Indonesia misalnya, padahal belum ada media elektronik. Adakah penjelasan dari ulama masnya?
Allah menciptakan bumi dengan berbagai waktu hilal yg berbeda-beda sesuai wilayah masing-masing. Terimakasih ustadz atas penjelasannya puasa 9 Arafah yaitu puasa tanggal 9 dzulhijah sesuai wilayah negara masing-masing. Kita di Indonesia berbeda waktu hilal dg di Saudi maka kita mengikuti waktu hilal di Indonesia
Pejelasan yang ribet, Islam itu mudah jangan dipersulit... Allah SWT sudah memberikan petunjuk agar berkiblat ke Masjidil Haram yaitu yg ada di Arab Saudi, kenapa nggak berkiblat ke (mengikuti) Arab aja ya ?
wujudul hilal berbeda pendapat, bukan berarti Muhamadiyah penjelasannya lebih ilmiah, semua ulama falaq kalau berdasarkan ilmal yaqin (pakai ilmu falaq sehingga yaqin) itu adalah niscaya ilmiah, dan itu insya Alloh tidak merupakan perbedaan yang menjadi perpecahan umat Islam, tidak lah.
@@akalsehat2596 beda kordinat mas dan garis lintang ..kalau mau ikut arab ..kalau mas nya sholat idul adha tgl 9 juli jam 7 pagi..arab masih jam 3 pagi mas..masak kita dulu mau sholat id..gampangnya gitu sih..kalau menurut hemat saya dan awam saya..
@@ekosupriyono181 Mekkah dan Riyadh beda koordinat dan garis lintang pasti beda waktu sholatnya, duluan Riyadh ya ? Mekkah nggak protes ? kenapa ? Demi persatuan (ukhuwah) ? Islam itu mudah dan jangan dipersulit....
Kalau umat Islam dulu puasa Arafah berbeda dengan waktu wukuf karena belum ada alat komunikasi yang cepat maka bisa dimaklumi. Tapi kita sekarang kan sudah punya alat komunikasi yg canggih.
Sepertinya mas prapto nda nonton secara utuh, padahal itu jg dibahas ama ustadz nya. Dan argumen mas prapto ini udh sering beredar kok :D , btw soal perbedaan ini sih silahkan aja, jgn sampe beda soal tauhid ya.
Alhmdulilaah ,ustdz,penjelasannya ,jzkllh khoiron ,semoga kita semua di beri kn kesehatan ,betul kan kita hidupnya di indonesia ,menurut waktu di kita,,,🤲🙏
Contohnya krg pas, krn dismbil daerah yg yg selisihnya 12 jam padahal kita dg saudi hanya selisih 4 jam lbh dulu , maka logikanya kalau saudi saja sdh, mestinya kita juga lbh sdh
@@jamaludinlatif8158 Berarti logika anda yg salah karena Jumhur Ulama juga fatwanya puasa itu sesuai waktu masing2 tempat. Contohfatwa dari Imam Nawawi, Syekh Utsaimin dan Ulama2 Indonesia.
Sy jg ikut muhammadyah sholat ied tg 28 krn th 2017 sy berangkat haji dan ketika wukuf sy tanya klrg di tanah air kpn sholat ied di indonesia mereka bilang stlh wukuf di arafah berarti keesokan harinya apalagi selisih waktu 4 jam tdk sehari
Janganlah kita sesama Muslim terjadi Perpecahan....dulu zaman Presiden Soeharto..Muhammadiyah manut aja tuh ...ikut Pemerintah! Pemerintah adlh Ulil Amri kita.
Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura' menghapuskan dosa tahun sebelumnya," hadis riwayat jamaah kecuali Bukhari dan Tirmizi. Ini tujuan sebagai mana riwayat hadits nabi tapi sepengetahuan saya ada dua yaitu yg menganggap menghapus dosa 1 thn dan ada jg yg 2 thn tapi intinya puasa Arafah itu yg utama penghapus dosa umat Islam yg berpuasa pd hari Arafah
Puasa Arafah adalah puasa yang dikerjakan di hari Arafah dan bukan di waktu wukuf di padang Arafah. Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka dia menjawab, “ Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang). Jadi tidak ada hubungan puasa arafah dengan mendukung / mendoakan jemaah haji yang wukuf di Arafah, namun demikian mendo'akan para jemaah haji yg wukuf di arafah adalah hal yang baik tentunya. Menurut sejarah, awalnya adalah ketika nabi Ibrahim AS bermimpi untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Nabi Ibrahim kembali bermimpi kejadian yang sama, perintah menyembelih putranya, maka Nabi Ibrahim mengetahui bahwa mimpi tersebut adalah wahyu Allah. ‘Mengetahui’ dalam bahasa Arabnya adalah ‘Arafa’. Di malam yang ke 10 Nabi Ibrahim bermimpi kembali, maka esok harinya Nabi Ibrahim bertekad menjalankan perintah Allah tersebut yang kemudian menyampaikannya kepada Nabi Ismail." (Tafsir Kabir ar-Razi, 5/324). Puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah sudah disyariatkan jauh sebelum Nabi Muhammad berhaji dan melaksanakan wuquf. Puasa itu menurut banyak riwayat telah mulai disyariatkan sejak tahun kedua hijriyah. Di tahun tersebut, jelas dia, ada beberapa jenis ibadah yang berbarengan disyariatkan, seperti puasa bulan Ramadhan, shalat Idul Fitri dan Idul Adha serta puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Tidak ada dalil yang mewajibkan puasa dengan cara ikut orang wuquf atau sebaliknya. Ketika di tahun-tahun kedua, ketiga hingga kesembilan Dzulhijah, Rasulullah saw dan para sahabat melaksanakan puasa sunnah, pada saat itu di Arafah tidak ada jamaah haji yang wuquf. Arafah saat itu kosong tidak ada ritual haji. Walau tidak ada wukuf di Arafah, puasa Arafah tetap sunnah, yg jatuhnya di tanggal 9 Dzulhijjah. Artinya, puasa tersebut tidak terkait langsung dengan pelaksanaan wukuf di Arafah. Contoh, Haji itu dalam sejarah pernah distop (menurut sejarah ada 40x, diantaranya karena perang, wabah / epidemi), apakah lalu gugur sunnah puasa arafah-nya ? tentu tidak. Dan juga perlu dipahami bahwa puasa di Arafah disunnahkan bagi yg tidak bepergian / tidak ber-haji, bagi yang berhaji dan sedang wukuf di arafah tidak disunnahkan berpuasa arafah. Wallahu a'lam.
Bismillah,saya berpendapat teks hadis anjuran saum itu hari 'arofah,jadi dari nas tsb. Disebutkan harinya bukan tgl nya, dmanapun orang berada di belahan bumi untuk hari sama dg tanggalnya ,walaupun tdk akan jamnya. Dan kebetulan tuk thn ini di indonesia pun sama dg perhitungan organisasi dakwah Muhammadiyah.
Betul kuat Hadist bukan pendapat Ulama . Hadist di jamin kebenarannya , sedangkan ulama manusia , bisa benar bisa salah. Wukuf itu di Arofah , namanya juga shaum Arofah .
Aku puasa Arafah aja, soalnya mereka yg menuaikan ibadah haji berjuang antara hidup dan mati berada di arafoh . Makanya saya sbg orang muslim berjuang juga dgn puasa.
Klo ikut WAKTU Arafah berarti hrs ikut JAM Arafah, konsisten dong... Waktu shalat di Arab Saudi tgl 8 Jul 2022: Subuh Arafah 04.18 sdgkan di WIB sdh jam 08.18 Maghrib Arafah 19.07 sdgkan di WIB sdh jam 23.07 Jadi jam puasanya dr jam 08.18 - 23.07 WIB.....pdhl jam shalat WIB tgl 8 jul 2022: Subuh 04.41, Maghrib 17.51 🥴🥴🥴🥴🥴
Kita tu yg penting mengurusi yg nyata termasuk hari yg orang di arafah wukuf.meski hanya berbarengan lima atau enam jam.tak perlu mengurusi orang yang tinggal jauh ketimur lagi (ada aja yg berkepentingan untuk memberitahukannya),udah zaman canggih gini kita orang Indonesia ikuti Arab aja jelas.yg berkepentingan itu jamaah haji.sekiranya zaman dahulu di jazirah Arab ada telepon pasti lah akan sama penentuan awal bulan Hijriyahnya seperti satu ramadhan umpama .🤝🙏
Yg nmanya Islam itu ajarannya lekang spnjng masa tak terbatasi oleh sesuatu apalg sama teknologi… klo puasa Arafah itu krn wukuf, jgn hentikan smp dsitu… wukuf itu adanya 9 dzulhijah… di indo 9 dzulhijah hr apa ? Dsitu lah adany puasa arafah
@Sugeng Riyadi Mas... coba antum putar ulang dengerin ustadz tsb dia berbicara itu bukan berdasarkan hawa nafsu tapi berdasarkan dalil. Mas... antum skrg tau ada wukuf di Arofah dari mana? Melalui apa? Kalau antum hidup dijaman blm ada alat komunikasi atau didaerah yg blm terjangkau alat komunikasi cara tau ada wukuf di Arofah gmn?
@@buharimuslim898 Islam itu berlaku untuk seluruh umatnya bukan hanya untuk orang Makkah, jika antum hidup didaerah yg blm ada teknologi telekomunikasi cara menentukan tgl 9 dzulhijahnya bagaimana? Cara mengetahui di Arofah ada wukuf bagaimana? Jangan2 kalau tdk ada berita dari Makkah antum ga puasa arofah... termasuk puasa ramadhan jika antum tdk dpt berita dari Makkah antum ga bisa puasa...
@Sugeng Riyadi Mas bukan ngajak debat tapi sy ingin komentar atas pendapat antum sebagaimana antum juga komentar terhadap kajian ustadz tsb. Yg jd soal antum menuduh ustadz tsb menentuka puasa Arofahnya berdasarkan otak atik akal padahal ia berbicara berdasarkan dalil. Disisi lain yg dianggap rojih oleh antum adalah yg puasa dimana ada orang wukuf di Arofah, persoalannya kalau ada orang yg berada didaerah yg tdk bs komunikasi dgn Makkah berarti orang tsb tdk bisa puasa Arofah. Soal lain: Berdasarkan byk literatur Ilmu hisab sdh ada jauh sblm Muhammad blm jadi Nabi dan orang2 saudi waktu itu sdh byk yg menguasai ilmu hisab, bahkan menurut antum hisab itu berdasarkan al-Qur'an dan hadits, yg perlu dianalisa dan perlu dikaji adalah kenapa Rasulullah dan para sahabatnya tdk pake ilmu hisab? Yg disebut Ahlus Sunnah bukankah yg tatacara beragamanya mengikuti Rasulullah dan para shahabatnya?
Insya Allah sy puasa mulai hari kamis sampai sabtu,sy niatkan sj dan sy pasrahkan kepd Allah SWT yg maha mengetahui, yg penting niat dn ikhlas krn Allah SWT.
Penjelsan baak ini tik bisa dicerna secaa baik,karena alasanna tiidak masuk akal.Zama dahulu yang belum ada alat komunikasi dibandingkan dengan sekarang tidak bisa singkron.Dan bukan persoalan ada orang wukuf atau tidak,tapi penetapan hari arofah di arab saudi sebab arofah itu hsnya ada di arab saudi tidak ada ditempat lain. terlalu panjang uraiannya,pokoknya saya tidak sependapat dengan penjelasan bapak in
Penjelasan yang sangat cerdas, bisa dijadikan patokan, jadi puasa Arafah sesuai dengan perhitungan masing masing negara, Syukron jazakallahu Khairan ustadz.
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH*
_________________________________
Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi*
Ulama Fiqih Kontemporer
*Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.
Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang.
Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata :
“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629)
Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia.
Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709).
Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.”
Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu.
Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189:
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”
Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada.
Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah:
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142}
Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97}
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH*
_________________________________
Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi*
Ulama Fiqih Kontemporer
*Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.
Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang.
Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata :
“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629)
Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia.
Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709).
Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.”
Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu.
Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189:
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”
Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada.
Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah:
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142}
Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97}
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH*
_________________________________
Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi*
Ulama Fiqih Kontemporer
*Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.
Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang.
Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata :
“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629)
Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia.
Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709).
Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.”
Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu.
Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189:
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”
Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada.
Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah:
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142}
Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97}
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
Betul,sdh di jlskan gk perlu pusing
Gimana cuman beda 3 jam kok malah Indonesia, coba anda hitung pakek logika . Anda puasa arofah padahal SDH masuk tasrek.
Masya Allah tabarokallah, ust Ammi itu cerdas dan berilmu sekali, logika dan dalilnya benar2 shahih
Ini ceramah kapan, bukannya contohnys lebaran yg besok saja, hari rabu atau kamis ?
@@sriilham7817 ga tahu ga merhatiin kapan2nya.
Setelah mendengar apa yang disampaikan ust Ammi, Karena saat ini pemerintah indonesia menentukan tgl 1 dzulhijjahnya sesuai sunnah ya jadi ikuti penanggalan yang sudah ditetapkan pemerintah termasuk hari raya dan ibadah2 lainnya yang terikat dengan waktu-waktu dibulan dzulhijjah
Masyaa Allah begitu mudah nya tidak pusing2. Ikut ru'yah hilal yg ditetapkan pemerintah lah aman. Terima kasih ustadz Ammi NB. Jazakallahu khoiron.
MasyaAllah... Jazakallah khoiron katsiron ustad Ammi nur baits
Sangat nalar, jd memang hrs berdasarkn hilal berarti di indonesia tgl 9 dzulhijahnya jatuh pd hr ahad ntuk puasa arafah, lebaran hr senin, baru lega deh.. Hr ini sabtu br puasa tarwiyah..
Wallahu alam
Hati hati lho, jangan sampai puasa sunnah 9 dzulhijah untuk mendapatkan pahala, berubah menjadi mendapat dosa, karena puasa pada hari raya iedul adha, maaf ini hanya mengingatkan saja
Kan disitu udah jelas kalau puasa Sunnah Arafah itu pada tanggal 9 Dzulhijjah dan di Indonesia telah menetapkan 9 Dzulhijjah pada hari Ahad jadi bagaimana mungkin hari Ahad itu dianggap jadi hari tasyrik bagi rakyat Indonesia meskipun di arab Saudi memang sudah termasuk karena kita berpatokan sama penetapan pemimpin di masing-masing daerah bukan berpatokan dengan penetapan yg di arab doang@@samsunagio4173
@@samsunagio4173 berarti anda sholatnya pun termasuk sholat jum'at sama persis dgn waktu di Saudi...Anda sholat dzuhurnya jam 4 sore di sini...😄
Mudah mudahan yang komen disini pada puasa dzulhidjah dan arafah. Aamiin ya rabbal alamin
In Syaa Allah
Insya Allah jgn sampe terlewatkan, sayang bgt... 🙏🙏
Insya Allah
Aamiin
Wahai kaum muslimin ikutilah ilmu yang telah diajarkan Rasulullah dan para sahabatnya. Insya Alloh itu yang lebih selamat. Jazakumullohu Khoiron atas penjelasannya Ustadz.🙏🏻👍🏻
Na'am
Ilmu keliru kok diikuti. Kenapa harus ikut zaman jadul saat komunikasi tidak semudah sekarang? Tadz, tolong jawab, kalau WUKUF di Arafah hari Jum'at disebut Haji Akbar.
Jika puasa arahan di Indonesia hari Sabtu, ustadz masih mau menyebut haji akbar juga?
@@aditabi6180 subhanallah bilang mengikuti apa yang diajarkan rasulullah disebut ilmu jadul...hati2 dengan pembatal.keislaman.
@@aditabi6180 afwan akhi ilmu dari rasulullah dari zaman dulu sampai akhir zaman tetap berlaku
permasalahan sekarang saksi online diterima atau tidak
@@aditabi6180pengetahuanmu yg terbatas dan g mampu, kok ngomong ilmu Rasulullah jadul. G percaya rasul kamu? Kafir dong, percaya Allah ya percaya Rasul
MasyaAllah, penjelasan yg sangat ringkas dan padat, tolong sebelum berkomentar di dengerin, pahami sampai habis, biar ng' gagal paham, jazakumullah khair Ustadz Ami
Allah memberi kita akal..dan ilmu hisab dan sy cenderung ikut hisab .. jd lebaran bsk rabo
Krn pas jg hr ini wukuf di Padang Arofah
Bismillah
Alhamdulillah penjelasan detail dan mudah dicerna, terima kasih pak Ustadz..
Banyak yg komen disini tdk menyimak penjelasan ustadz secara full. Dan mereka sblm nonton video ini, sdh bertekad kuat utk menyelisihi penjelasan ustadz.
Betul akhie belum dengar sampai habis sdh komen
Darurat literasi dan darurat menyimak
Saya setuju bro, lagi pula hadis nabi hanya dengan melihat bulan, juga surah yang dibacakan ustadz tadi.
Jazakakalloh khoeron penjelanya ustad
Betul, video ini sudah setahun dan saya putar lagi. Masih banyak yg belum paham karena gelasnya belum dikosongkan. Jadi, belum apa-apa sudah menolak duluan dan logika gak mau menerima.
Insyaa Allah, klg kami akan puasa saat Jamaah Cal Haji Wuquf di Arafah..
masuk akal melu kalender muhammadiyah...penjelasane mbulet...mekso....sulit dipahami....wong jaman teknologi kok..ora gelem anggo hisab....hilal2 bae..wes angel..
Allah perintahkan umat islam ikut Rasulullah Salallahu alaihi wasallam dan Rasulullah perintahkan kita ikut ulil amri masing2 bukan ikut pemerintah Saudi.
@@awp_com1101si paling teknologi
ua-cam.com/users/shortsaKVYifvNYgw?si=ez6m_WOQjKyV9EtT
ua-cam.com/users/shortsja9r7u18Ndo?si=aTngAybrd9f9lept
maa syaa Allah, sangat memberi pencerahan, banyak pengetahuan baru yang didapatkan terkait dengan puasa arafah, jazaakallah ustadz, semoga selalu diberi kesehatan dan umur yang berkah
Yang paham pasti ikut apa yg dijelaskan ustadz ammi
Jazaakumullah khoiron ustadz & tim anb
Tapi orang indonesia ini memang aneh pada hal Allah sendiri sudah memperlihatkan kebenarannya dgn adanya gerhana matahri waktu puasa kemarin tp toh masih ada jg manusia yg mengedepankn ilmu pengetahuan hrsnya gerhana itu jd brtanda bhw puasa wkt itu cm 29 tdk 30 krn saat itu sdh ada bln kalau tdk ada bln mana mungkin ada gerhana yaa kan
@@Habang-jq7oe
bro, Nabi mengajar kan yang jadi patokan adalah Hilalnya Bulan BUKAN GERHANA BULAN....
@@wongjowo5851susah dibilangin karena sudah merasa paling benar, padahal Arab Saudi aja patokan tetap lihat hilal, bahkan menyuruh rakyat mencari hilal.
@@brothershoot6985 ,
hehehe, iya bro.....
itulah yang Nabi ajarkan...
Tapi kita hanya menyampaikan...
selanjutnya hidayah kebenaran milik Allah..
Kalau mau dengar ilmu. Yuk kosongkan gelas. Semoga Allah beri taufiq dan hidayah. Ikuti dalil yang jelas. Jangan ikutin nafsu dan ambisi pribadi. Manhaj salaf sangat sejalan sepanjang zaman manapun. Alhamdulillaaah
Jazakallaah khoiron Ustadz. Barokallahu fiik
Syukron pa ust, penjelsan yg sangat bisa di fahami, jazaakallahu khoiron
Betul
Penjelasan Ustadz Amir Abdat dan muktarom lebih jelas , hujjahnya sangat kuat ,jadi gak usah di perdebatkan lagi yg yakin pemahaman nya ikut pemerintah Indonesia silahkan
Yg ikut Saudi silahkan masing mempunyai dalil
Alhmdulillaah ,sy bersyukur ,di indonesia banyak para ustadz,yg cerdas berwawasan luas dn berilmu tinggi,semoga beliau beliau di beri kesehatan dn umur pnjang bermnfaat tk umat🤲🤲🤲🤲🙏
On
Aamiin YRA 🤲🏼😇
Yang diterangkan ustadz itu kan karena tidak ada kemampuan dan karena sekarang kan sudah ada kemampuan ( ibadah kan sesuai kemampuan )
@@sunsuilang2361 benar banget lho bu sun 🙏🙏👍👍
ih duluan Indonesia 4jam keless...
MasyaAllah,, jazakallahu khair ustadz pencerahannya. Terjawab semua yang ingin diketahui,, barakallahufik
kalau sudah ada kemudahan itu adalah suatu rahmat Allah maka pergunakan ..jangan ditarik kembali dengan alasan kondisi di masa lampau..wallahu a'lam bishowab..
Pendapat/argumentasi yang kuat itu harus bisa menjelaskan semua keadaan dan komprehensif (menyeluruh) untuk semua case, inilah yg dijelasin ustadz ammi, menyeluruh dan bisa untuk semua case sehingga berlaku umum untuk semua orang, oleh karena itu ustadz ammi menjelaskan kondisi di masa lalu dan juga di masa saat ini. Jadi menurut saya inilah pendapat yang kuat wallahu a'lam
Justeru jika kita ingin mengikuti Rasulullah, kita harus sesuaikan situasinya dengan masa lalu untuk melihat otentisitas tuntunannya
Coba lihat video ustadz abdul hakim
@@achmadardanijgn merasa paling kuat lah
Dalam hal ini saya gak sependapat dgn ustadz ini, penjelasan berbelit belit
Alhamdulillah, Ustadz menjelaskan deng close yang indah.
Wallahu A'lam bishshowab.
Mari kuatkan ilmu dan amal sesusi sunnah.
In syaa Allah sy mengikuti Makkah pas orang wukuf, Allah Maha Tahu
Saya insya Alloh juga ikut jama'ah di Arofah aja, nggak ikut Yakult....
Nggak Popo pak melok o melok budal kaji Yo ora Popo ..
Justru dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk bertukar informasi dalam waktu singkat seharusnya kita bisa menyatukan pelaksanaan ibadah di seluruh dunia
Islam menerima temuan temuan ilmu pengetahuan yang bersifat keduniaan yang bisa untuk menyatukan pelaksanaan ibadah seluruh dunia.. wallohu a'lam
benar itu
Alhamdulillah dengan keterangan Ustad, berarti kita sekarang puasa arafah nya ikut mekah. Sebab Dizaman sekarang informasi nya mudah. Dan bisa bersamaan.
Sangat percaya dengan perhitungan Muhammadiyah, kami dan keluarga puasa Arofah hari ini, karena Jamaah haji sedang wukuf hari ini
Yang sesuai Sunnah perhitungan, hilal. Bukan perhitungan ormas .
Dengar tuntas akan makin byk ilmu dan keyaqinan
Idul adha 2024 ini ente puasa Arofah ikut Muhammadyah 16 Juni ato puasa Arofah ikut Arab Saudi 15 Juni .... hayo ...
Silahkan beda tapi cari yang lebih Sholeh,kalau aku ikut Muhammadiyah slalu pas tepat kalau kita lihat sendiri posisi bulan.
Alhamdulillah penalaran yg begitu dalam. Syukron katsira.
penjelasan nya sangat bagus dan mudah dimengerti.
saya insayaallah puasa arafah di hari jumat. waktu sore pemerintah menetapkan tgl 10 zuhijjah di hari Ahad, sore berikutnya saya lihat bulan sabit sudah cukup besar dan itu pertanda tanggal 2 pdhl klo versi pemerintah itu tgl 1 zulhijjah.
Betul bangettt...
Maka kita memang mengikuti hilal, masing masing.. lhaaa Hilalnya pemerintah sering nggak kelihatan jadi selalu digenapkan
@@fithriatiabdulkahar134 ibuk sy bahkan pernah buktikan dg lihat bulan purnama yg kala itu umat buda merayakan Waisak secara peribadatan mrk sejln mnr bulan. Lupa idul adha thn kapan yg pasti saat itu berselangan dg waisak. Jd tetap mantap beribadah mengikuti cara muhammadiyah walopun berbeda dg kelg besar & tetangga
Betul 👍 demi ga mau sama, harus menanggung resiko d akherat..ckck
Jazakumullahu khairon wa barokallahu fiikum , mudah mudahan Allah ta'alla memberkahi ilmu ustadz ami serta menjaga beliau dan keluarganya
Tambahan ilmu yg bermanfaat.. semakin mantap ikut pemerintah.. sbg penanggung jawab yg sah
Itu kalo pemerintah nya Islam ini kan bukan negara islam ga bisa ikut pemerintah
mentrinya saja tidak kompeten
@@abusalman5614jawaban yang betul dan cerdas
Andai pemerintah hr mnggu sore baru mengumumkan bhwa idul adha nya besok hr senin lalu kapan anda akn puasa arafah... Pemerintah kita sulit diikuti dlm hal agama
@@bambangrosmadi5024ya tidak mungkin pemerintah mengumumkan idul adha kurang sehari sebelum idul adha karena Rukyatul hilal dan sidang isbat itu melihat hilal scr langsung dan penetapan kapan tgl 1 Syawal dan 1 Dzulhijjah, bukan asal mengumumkan..
Puasa Arafah menjelang Lebaran Haji, saya dan keluarga selalu berpedoman kepada waktu Wukuf di Padang Arafah
Betul. Kita tdk usah mempersulit diri
@@cahndeso8608 Bagi yang merasa lebih mudah jika mengikuti keputusan pemimpin setempat juga dipersilakan. Yang penting adalah saling bertoleransi.
ikut yg mana saja ngga masalah kita sudah pada cerdas di dukung alat yg canggih
Klu logika saya patokan puaso arofah itu yaitu waktu wukuf di pdg arofah. Pdg
arofah itu hanya ada di mekah tdk penting tgl brp di indonesia. Saya bukn menyalahkn pdpt lain tergantung keyakinan masing2. Wallahu'alam
@@mqb566 saya juga
Alhamdulillah..semakin jelas sdh bagaimana penentuan puasa Arafah yang sebenar2nya. Terimakasih pak Ustadz
Insha Allah saya ikut muhamadiyah ...puasa Arafah tgl 27 Juni .
Subhanallah. Beliau menyampaikan berdasarkan ilmu dan dalil/hujjah yang kuat serta menukil dari fatwa² ulama. Bukan berdasarkan pendapat pribadi atau logika semata dari beliau. Tapi kebanyakan isi kolom komentar disini menyelisihinya, mayoritas hanya mengedepankan logika dan pendapat pribadinya saja.. apa bener sudah disimak sampai selesai kajian ilmiah ini? Ini masalah agama saudaraku.. lapangkanlah hati supaya mudah menerima kebenaran & Petunjuk dari Allah Azza waJalla.
Perkembangan tehnologi dpt mempengaruhi pendapat ada yg bisa dikoreksi tuk disempurkan ada yg tidak,lebih khusus sabda rasullah mutlak tidak dipertentang lagi di era kekinian...apalagi penetapan awal mli krusial dlm ramadhan dan zulhijah yg dgnya kita mengikuti penetapan yg ada arafah.meski hilalnya berbeda.bagi yg selisih waktunya dpt menyesuaikan krn haji adalah wukuf di Arafah
Aku akan puasa arofah disaat jamaah haji wukuf di arofah apapun alasannya
Masyaallah..Ini komen yg sangat smart n brilliant....
Janganlah suka memberi pertanyaan yg menimbulkan gejolak atau perpecahan, mau arafahnya Sabtu mau Minggu terserah keyakinan masing2, contoh lah sikap BP.Prabowo presiden kita , beliau selalu membawa persatuan .
@@nurjanahnj1341ogah bgt contoh si gemoy
Alhamdulillah... terimakasih ilmunya ustadz...sangat jelas...
sebagai rakyat saya mengikuti Ulil Amri...dan Alhamdulillah diperjelas lagi dg keilmuan Islam yg sangat bisa dipahami dg baik
Yg harus di ingat pada hari jumat Indonesia lebih dahulu jumatan baru Arab Saudi 5 jam kemudian. Jadi harinya sama.
Ngaco ustadz nya g tau zona waktu msa papua sma arab saudi bedanya 12 jam y bner itu perbedaanya xman 6 jam sok tau ustadnya
Yg artinya klo yg di Indonesia msh puasa Arofah, yg setengah hr kan sdh msk hr Idul Adha, bukannya di hr Raya Idul Adha haram berpuasa?
@@dedyapailokfishing7153Subhanallah...ustadz dibilang sok tau. Dengar dulu penjelasan ustadz baik2 sebelum anda komen sambil nambah dosa.
Alhamdulillah ...jazakallah pak ustad atas ilmu nya sangat bermanfaat
Penjelasannya berbelit belit... Malah ikut pemerintah yg sudah jelas sering merugikan umat islam...
Alhamdulillah sukron pak ustadz atas penjelasannya
Insya Allah,sy puasa ARF
pd hr sbtu 9 dzulhijjah n
Shalat idhul adha pd hr
Akhad tgl 10 dzulhijjah
Insya Allah...aamiin3xYRA.
Love u i
B
Lol juga p jl
N'
Uhh.
J u.7l Lhasa journal up.nj
L p u
Niatnya jadi puasa tanggal 9 Dzulhijjah ya bang? Soalnya di arafah orang lagi idul adha 😃
Terima kasih ustad, atas pelajaran dan pemahaman tentang perbedaan penentuan waktu puasa. Hilang sudah keragu²an dihati
Terima kasih ilmuny Pak Ustad
Syukron....jd paham... beribadah dgn ilmu 🙏
Alhamdulillah jadi semakin jelas dengan ilmu ilmu yang telah di berikan
Jazakallah khayran ustadz...penjelasan yg ilmiah, rinci dan insyaaAllah mudah dimengerti bagi yg Allah mudahkan, barakallahu fiik ustadz dan team.
BAARAKAALLAH FIIK Ustadz masyaAllah jazakAllah khairan
Bismillah InSyaAllah kami puasa Arafah hari Jumat 8 Juli 2022, semoga kita tetap saling menghormati perbedaan
Om yang jamaah tabligh ikut jumat ato sabtu
Kita harus ngikuti arab saudi karna urusan haji mah bukan bukan dinegara lain
@@alaikaassalam2726 pake ilmu dong..jgn ikut2an
Kalo puasa Arafah hari Jumat berarti hari Sabtu lebaran dong
Saya inshaAllah ikut pemerintah saudi, puasa arafah nya ya..
Jazakallah khayran Ustadz. Insya Allah ini jelas sekali penjabaran metodenya.
Trimakasih penjelsannya ustad, klo sy dari dulu ikut pemeritah karena pemerintah adlah ulil amri dan selama ini masih bisa beribadah dengan tenang.
Sm...sy jg slm ini ikut pemerintah..jd tenang ibadahnya
Masyallah tabarakallah.. walaupun ini iktilaf kita hrs tetap beralapang dada.. tp dengan penjelasan ust yg masuk secara akal dan dalil jadi semakin yakin sy pilih yg mana.. smg Allah menjaga selalu ust dan tim ya dalam memberikan ilmu bermanfaat..
Makasih pa ustad atas penjelasannya.Alhamdulillah saya nggak bingung lagi.
Allohumma solli 'alaa sayyidina Muhammad waali 'alaa sayyidina Muhammad
Jelas sekali..jazakallah ust
Selisihnya cuma 6 kok beda 1 hari kan aneh pasti lah benar yg saudi jgn bilang beda 1 hari
@@oranggilajadiwali9449 misalnya kita di jawa jam 23.00 tgl 6. di sulawesi udah jam 00.00 tgl 7, padahal cuma beda 1 jam tapi beda hari
Di Indonesia diakui oleh negara terjadi dua hari idul Adha, bisa tgl 9 dan tgl 10, umat harus milih yg mana klo dua2nya diakui. ?
Alhamdulillah, Allah subhanahuwata'ala telah memudahkan kita dengan teknologi yang canggih seperti sekarang ini untuk mengetahui kapan wukuf di Arafah.
Dan semoga Allah mengampuni apabila terjadi kesalahan orang orang terdahulu ketika komunikasi belum seperti sekarang ini.
Allah perintahkan kita ikut Rasulullah Salallahu alaihi wasallam. Rasulullah perintahkan kita ikut ulil amri masing2 bukan ikut pemerintah Saudi.
Sama saya juga ikut pemerintah
Masya allah tabarokallah sy ikut kt ustd pilih ke 2.. bersm pemerintah
Tdk usah saling hujat yg mau beda jg silahkn sesuai yg diyakini
Di sini indonesia ... berbeda dgn pemerintah ... tak masalah ... bukan berarti bughod dsb, dan perintah taat pada pemerintah adalah ayat yg muqoyat
Hasil sidang isbat itu bukan PERINTAH, hanya KEPUTUSAN. Dan kita tdk ada kewajiban utk mengikuti keputusan pemerintah. Klo setiap keputusan pemerintah wajib kita ikuti maka kita harus SAMI'NA WA ATHO'NA dg keputusan pemerintah yg melegalkan PROSTITUSI, LGBT, PRODUKSI MINUMAN KERAS, DOA BERSAMA LINTAS AGAMA, MENGAKUI SYI'AH & AHMADIYAH SBG AGAMA.
Perintah taat kpd ulil-amri dlm surat an-Nisa 59 itu dibatasi oleh hadits :
لاطاعة لمخلوق فى معصيات الخالق
"Tdk boleh taat kpd mahluk dlm hal maksiat kpd Kholik (Allah).."
Hari ini Selasa 27 Juni 2023 / 9 Dzulhijah pukul 10.30, demikian Arab Saudi dg hari dan tanggal yg sama cuma waktu Arab Saudi baru pukul 06.30 , namun sdh masuk puasa Arafah
Ikut yg di sunahkan oleh nabi kita yg suci SAW
Semoga ustad dan seluruh jamaah di beri kesehatan. Yang sakit di angkat penyakitnya di beri kesembuhan oleh allah swt amin
Aamiin
amin YRA
Subhanallah ... terimakasih ustad ilmunya dah di bagikan pada kami orang awam yg haus akan ilmu agama yg benar.semoga.
Kita hidup di masa dulu ketika komunikasi belum canggih apa hidup saat ini ketika komunikasi sudah canggih... Kenapa tidak memanfaatkan alat komunikasi yg sdh canggih
Buat Musri ngatun....yang dicontohkan Nabi kan melihat dg mata telanjang tanpa alat....oleh sebab itu alangkah lebih baik kita juga melakukanya dg mata telanjang tanpa alat jadi lebih pasti
Alhamdulillah...dpt ilmu...bikin sy tak ragu2 lagi. Jazaakallahu khairan ustadz.
Alhamdulillah.....jaman teknologi, muslim yang berada dibelahan dunia manapun sudah bisa mendapat informasi kapan wukuf di Arafah, dan semoga Allah mengampuni dosa2 ummat islam terdahulu yang belum mengenal teknologi seperti sekarang.
Dungu....lu pikir semua harus Sama ?? ..
Dengerin Noh ...Pusara Arafah itu Puasa yang dilakukan di tanggal 9 Dzulhijah
Bumi itu Bulat .. waktunya juga berbeda beda...
Metode Perhitungan juga tidak sama...
dan LU PIKIR NABI ISA AS bila Beliau Turun sekarang dia akan Pake HP ? Komputer ??
Atau Dia akan mengikuti Rukyat ? sebagaimana Rasulullah lakukan ????
Wwiiihhh...kamu bisa menghukumi ummat islam terdahulu berdosa
ماشاء الله lengkap penjelasannya, شكرا و جزاكم الله خيرا أستاذ
بارك الله فيكم
Mantap ikut muhammadiyah, perhitungannya dan analisanya , tepat dengan yg posisinya di mekah lagi di arofah.
Tahun ini muhammadiyah beda dgn saudi, gimana pak?
Kenal sama penulis artikel ini ustadz?*PENENTUAN IDUL ADHA WAJIB BERDASARKAN RUKYATUL HILAL PENDUDUK MAKKAH*
_________________________________
Oleh : *KH. Muhammad Shiddiq Al-Jawi*
Ulama Fiqih Kontemporer
*Para ulama mujtahidin telah berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk Idul Fitri*. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum Muslim. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bagian bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum Muslim sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.
Namun, khilafiyah semacam itu tidak ada dalam penentuan Idul Adha. Sesungguhnya *ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha*. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.Karena itu, kaum Muslim dalam sejarahnya senantiasa beridul Adha pada hari yang sama. Fakta ini diriwayatkan secara mutawatir (oleh orang banyak pihak yang mustahil sepakat bohong) bahkan sejak masa kenabian, dilanjutkan pada masa Khulafa’ ar-Rasyidin, Umawiyin, Abbasiyin, Utsmaniyin, hingga masa kita sekarang.
Hadits Husain Ibn Al-Harits Al-Jadali RA, dia berkata: “Sesungguhnya Amir (Wali) Makkah pernah berkhutbah dan berkata :
“Rasulullah SAW mengamanatkan kepada kami untuk melaksanakan manasik haji berdasarkan ru’yat. Jika kami tidak berhasil meru’yat tetapi ada dua saksi adil yang berhasil meru’yat, maka kami melaksanakan manasik haji berdasarkan kesaksian keduanya.” (HR Abu Dawud [hadits no 2338] dan Ad-Daruquthni [Juz II/167]. Imam Ad-Daruquthni berkata,’Ini isnadnya bersambung [muttashil] dan shahih.’ Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 841, hadits no 1629)
Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa penentuan hari Arafah dan hari-hari pelaksanaan manasik haji, telah dilaksanakan pada saat adanya Daulah Islamiyah oleh pihak Wali Makkah. Hal ini berlandaskan perintah Nabi SAW kepada Amir (Wali) Makkah untuk menetapkan hari dimulainya manasik haji berdasarkan ru’yat.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga telah menetapkan bahwa pelaksanaan manasik haji (seperti wukuf di Arafah, thawaf ifadlah, bermalam di Muzdalifah, melempar jumrah), harus ditetapkan berdasarkan ru’yat penduduk Makkah sendiri, bukan berdasarkan ru’yat penduduk Madinah, penduduk Najd, atau penduduk negeri-negeri Islam lainnya. Dalam kondisi tiadanya Daulah Islamiyah, penentuan waktu manasik haji tetap menjadi kewenangan pihak yang memerintah Hijaz dari kalangan kaum Muslim, meskipun kekuasaannya sendiri tidak sah menurut syara’. Dalam keadaan demikian, kaum Muslim seluruhnya di dunia wajib beridul Adha pada Yaumun nahr (hari penyembelihan kurban), yaitu tatkala para jamaah haji di Makkah sedang menyembelih kurban mereka pada tanggal 10 Dzulhijjah. Dan bukan keesokan harinya (hari pertama dari Hari Tasyriq) seperti di Indonesia.
Hadits Abu Hurairah RA, dia berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang puasa pada Hari Arafah, di Arafah” (HR. Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000], hal. 875, hadits no 1709).
Berdasarkan hadits itu, Imam Asy-Syafi’i berkata, “Disunnahkan berpuasa pada Hari Arafah (tanggal 9 Dhulhijjah) bagi mereka yang bukan jamaah haji.”
Hadits di atas merupakan dalil yang jelas dan terang mengenai kewajiban penyatuan Idul Adha pada hari yang sama secara wajib ‘ain atas seluruh kaum Muslim. Sebab, jika disyari’atkan puasa bagi selain jamaah haji pada Hari Arafah (=hari tatkala jamaah haji wukuf di Padang Arafah), maka artinya, Hari Arafah itu satu adanya, tidak lebih dari satu dan tidak boleh lebih dari satu.
Hal ini juga tersirat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 189:
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”
Dalam ayat diatas, Allah seakan sengaja menampakkan bahwa munculnya hilal (bulan sabit) adalah tanda permulaan dimulainya ibadah haji. Ibadat haji berada dimana? Ibadat haji berpusat di Ka’bah, Makkah. Jadi, dalam melihat hilal untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah, maka kita harus berpedoman terhadap hilal yang berada di Makkah, tempat Ka’bah berada; sebab pelaksanaan Puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) serta Idul Qurban (tanggal 10 Dzulhijjah) berkaitan erat dengan ritual ibadah haji. Lagipula, saya belum melihat satu hadits pun yang mengatakan bahwa jika kita melihat hilal pada akhir bulan Dzulqa’dah dimanapun kita berada, maka keesokan harinya kita boleh mulai berhaji. Ini berbeda dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan, dimana hadits yang menyiratkan tentang hal itu ada.
Berkiblat ke Ka’bah dalam beribadah dan suatu urusan sebenarnya juga merupakan anjuran dari Allah swt. Firman Allah:
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".{QS. 2:142}
Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. 5:97}
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. {QS. 3:96-97}
@@sandrasandra890iya, biasanya sama, sekarang mau bilang apa? Masasih arab saudi jum'atannya lebih dulu dr indonesia, arab saudi sudah ngumumkan sejam tgl 1, masa hr rayanya besa beda dg arab saudi, walau pun jarak saudi dan negara paling timurnya indonesia yg selisih 24 jam, saya rasa bisa id pd hr yg sama, tgl yg sama,th yg sama
Alhamdulillah masyaAllah, Barakallah ustad, saya faham, semoga yg belum faham bisa Allah berikan kemudahan teman2 semua untuk lebih faham lagi, Allahu yahdik,
Aamiin ya Rabb
Perbedaan mesti terjadi, karna pemikiran dan pemahaman mereka yg berbeda, deri segi ilmu dan pengetahuan yg kita miliki, tp kita sebagai umat islam ttp harus menjaga kebersamaan agar umat islam bisa bersatu, maka dgn perbedaan ini jangan di jadikan pertentangan, tp bagaimana umat islam bisa mengambil sikap yg baik untuk bisa sama dalam menentukan hari raya idul fitri atau idul adha.
Ikut pemerintah dimana kita tinggal🙏
❤dari zaman dahulu perbdaan itu mema
Alhamdulillah nabi Muhammad saw itu panutan kita umat islam.beliau kalau melakukan sesuatu atau berbicara itu pasti bermanfaat untuk umatnya.🙏
Betul
Saya orang awam dlm hal agama, tetapi menurut guru ngaji waktu kecil mengajarkan bahwa puasa arofah itu berbarengan dg jamaah haji yg sdg wukuf diarofah tg 9
lalu bagaimana dengan mereka yg tinggal didaerah yg tidak bisa berbarengan dengan waktu wukuf karena perbedaan waktu yang lama.
@sutrisnoutomo1793 tdk mendengarkan pengertian puasa arofah dan penjelasan ustadz
Efek muslimin berpecah belah jadi masing2 punya pemahaman,pada hal Alqur'an tidak menjelaskan untuk berbeda pemahaman,atau menjadikan muslimin berbeda pandangan,apalagi ini masalah syare'at bukan masalah teknis.
Solusinya muslimin harus dalam satu jama'ah dan satu imamah.
Sedikit berbagi dr kajian islam oleh salah seorang ustd lulusan Mesir malam selasa kemarin bhw nabi saw melakukan puasa tiap tgl 9 zulhijah jauh sebelum ada peristiwa wukuf. Singkatnya Nabi SAW puasa bukan krn peristiwa wukuf tetapi krn tgl 9 zulhijjah dan tgl 8 zulhijjah tiap negara berbeda2. Demikian wallaahu'alam
Ngajinya jgn waktu kecil aja pak.. ngaji itu seumur hidup
Terima kasih penjelasannya pak Ustad
Alhamdulillah...jazakallahu khoiron penjelasannya pak ustad. Sangat jelas rinci dan mudah dipahami. 🙏
Waalaikumsalam Syukron ustadz Ammin Nur penjelasan puasa Arafah semoga ilmunya bermanfaat sehat panjang umur berkah rezekinya
Alhamdulillah saya mengerti
Ini penjelasan yang menyesatkan sabda Rosul saat orang orang wukuf di Arofah yang diluar Arofah harap berpusa la kalau kita puasa di hari raya itu pendapat yang aneh 😇😇
Sy mantab puasa disaat jemaah haji wukuf...
Setuju bangeeeet ❤
Setuju sekali karena Arofah adanya di Arab Saudi.
Mengenai wuquf di Arofah apakah ada diluar tanggal 9 Dzulhijah? Kalau wuquf di Arofah hanya tanggal 9 jelas mustahil kosong karena pasti manusia sedunia yang sedang wuquf di Arofah pada tanggal 9 Dzulhijah. Sebetulnya yang penting bagi umnat Islam persatuan ummat sedunia jangan memikirkan menurut pendapatku. Itupun kalau betul-betul kita ingin ummat Islam sedunia bersatu.
@mirayudhi jdi klw tdk ada yg wukuf...anda tdk puasa?
Benar sekali shoumnya sunnah namun apabila shoum diharibtasyrik hukumnya haram. InsyaAlloh selasa shoum arafah.
Barokallohu fiik ustadz 👍🏾pencerahannya
Alhamdulillah. Penjelasan yang sangat baik dan tepat.
Baarakallahu fiik
Dulu saya anggap Muhammadiyah mengada ada, puasa bisa mereka tentukan jauh hari begitu juga lebaran, tapi seiring majunya teknologi baru saya ngerti, bagaimana tidak gerhana bulan dan matahari bisa diprediksi kapan, jam berapa terjadinya, maka sekarang saya selalu ikut Muhammadiyah.
Maaf kurang ilmiya
@@lazuardiamani8952 apa artinya ilmiya, saya inggak ngerti, apakah ilmiya itu nama makanan atau nama tempat, tolong dijelaskan.
@@lianlubis57 Ilmi itu klu idk salah nama gadis cantik, hahaha....
Sdh lah oi debat2 ujung2nya bertengkar terserah keyakinan masing2, klu saya patokannya wukuf di pdg arofah sdgkn pdg arofah itu hanya satu didunia ini yaitu di mekah. Wallahualam
@@mqb566 betul...
Insya Allah...
Di Indonesia sdh terlihat hilal oleh sdr² muslim pd hari Ahad.
Jadi insyaa Allah kami shaum arafah Selasa dan idul Adhanya hari Rabu
Insya Allah kami puasa dihari Arafah sesuai dg pelaksanaan wukuf
Alhamdulillah,pa ustazd atas penjelasannya🙏sehat trs.
Sayah warga Negara Republik Indonesia yakin nurut apa yang di "Umum" kan Pemerintah, karena saya bukan Rakyat Arab apalagi rakyat / anggota mhmdyh.
Anda nyimak penjelasan ustadz sampai akhir?krn pendapat anda bertentangan dg penjelasan Ustadz. Kalau mau menantang pendapat ustadz ya gak usah terang2 an begitulah
Kita sudah jaman maju
Barokallohu fiik ustadz, terima kasih ilmunya, yg ilmiah yg intinya syariat alloh akan up Date sesuai dgn kondisi zaman bagi orang yg berilmu sesuai tuntunan al qur'an dan sunnah
Terima kasih pak ustad pencerahannya mdah2an pak ustad sehat wal'afiat dan dilindungi Allah SWT, Aamiin yra🤲
Terima kasih...ustad, arofah di sesuaikan dengan hilal terlihat disuatu tempat. Bukan karena di Makah atau Madinah, sudah Wukuf...
Barrakkallahu fikuum ustadz ami.nurbait
Pd waktu gerhana matahari atau gerhana bulan TDK pernah ada sidang isbat, tp perhitungannya selalu tepat dan malah informasinya SDH bisa di peroleh jauh sblm waktu gerhana tiba.
Soal agama islam ini memang harus diperibet biar umat pecah kali.
Setuju....
Apakah gerhana itu bisa dilihat disemua tempat d bumi?
@@maibojonepend2938 ini pertanyaan sekaligus pernyataan yg plg cerdas utk mendapatkan jawabannya 👍
@@maibojonepend2938 Keren banget pertanyaannya 👍
Mungkin mereka masih percaya jika bumi itu datar. Hahaha.. 😂
Maa Syaa Allah, detail dan terinci serta jelas sekali penjelasannya, yg intinya semua yg kita lakukan dalam beribadah ujung2nya harus sesuai dengan contoh yang di contohkan tentunya oleh Nabi kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam..., Jazakallah khair
trimakasih pak ustadz, penjelasannya sangat jelas, intinya puasanya menyeseuaiikan waktu setempat, Alkhamdulillah atas pencerahannya
Bismillah. Allah mudahkan kami bertempat tinggal di mekah atau madinah. Aamiin. Jd gak akan bingung2 lagi dgn perbedaan waktu puasa ramadhan maupun dzuhijah😊
Aamiin yaa Robbal aalamiin..doakan juga untuk kami...Aamiin
@@harmi1042 .
Alhamdulillah.. Syukron Jazakallah khairan ustadz, sangat baik dan jelas penjelasan nya..
Syukron Ustadz, saya kemarin sudah puasa karena di arofah wukuf kemarin, setelah mendengar penjelasan ustadz hari ini saya niat puasa arofah, yg kemarin Inn Syaa Alloh sebagai puasa tarwiyyah. Wallahu a'lam
MasyaAllah ,ilmu yg bermanfaat
Namanya saja puasa arafah......penjelasan yg rancu
@@dodikdwisulasmono3982 malah ilmiah. Coba bagaimna melakukan puasa arafah di abad 2 hijriah jika posisi org tsb berada di benua Asia, Indonesia misalnya, padahal belum ada media elektronik. Adakah penjelasan dari ulama masnya?
Terima kasih ustadz, terang benderang penjelasannya
Terima kasih Ustad atas pencerahannya..
Setuju ustadz, mantap penjelasannya, disertai dalil dan pendapat yg roji'.
Allah menciptakan bumi dengan berbagai waktu hilal yg berbeda-beda sesuai wilayah masing-masing. Terimakasih ustadz atas penjelasannya puasa 9 Arafah yaitu puasa tanggal 9 dzulhijah sesuai wilayah negara masing-masing. Kita di Indonesia berbeda waktu hilal dg di Saudi maka kita mengikuti waktu hilal di Indonesia
Muhammadiyah paling modern diRI
Pejelasan yang ribet, Islam itu mudah jangan dipersulit...
Allah SWT sudah memberikan petunjuk agar berkiblat ke Masjidil Haram yaitu yg ada di Arab Saudi, kenapa nggak berkiblat ke (mengikuti) Arab aja ya ?
wujudul hilal berbeda pendapat, bukan berarti Muhamadiyah penjelasannya lebih ilmiah, semua ulama falaq kalau berdasarkan ilmal yaqin (pakai ilmu falaq sehingga yaqin) itu adalah niscaya ilmiah, dan itu insya Alloh tidak merupakan perbedaan yang menjadi perpecahan umat Islam, tidak lah.
@@akalsehat2596 beda kordinat mas dan garis lintang ..kalau mau ikut arab ..kalau mas nya sholat idul adha tgl 9 juli jam 7 pagi..arab masih jam 3 pagi mas..masak kita dulu mau sholat id..gampangnya gitu sih..kalau menurut hemat saya dan awam saya..
@@ekosupriyono181 Mekkah dan Riyadh beda koordinat dan garis lintang pasti beda waktu sholatnya, duluan Riyadh ya ?
Mekkah nggak protes ? kenapa ? Demi persatuan (ukhuwah) ?
Islam itu mudah dan jangan dipersulit....
Kalau umat Islam dulu puasa Arafah berbeda dengan waktu wukuf karena belum ada alat komunikasi yang cepat maka bisa dimaklumi. Tapi kita sekarang kan sudah punya alat komunikasi yg canggih.
Bos ente hidup yang teknologi Uda ada coba kalo ente hidup di pedalam di negeri kita ente bisaaa.jadi patokannya lihat hilall.bos
Sepertinya mas prapto nda nonton secara utuh, padahal itu jg dibahas ama ustadz nya. Dan argumen mas prapto ini udh sering beredar kok :D , btw soal perbedaan ini sih silahkan aja, jgn sampe beda soal tauhid ya.
Salah satu tujuan puasa arofah ialah mendoakan saudara kita yg sedang wuquf
@@rzar5476 2
@@rzar5476 2
Alhamdulillah, Terima Kasih Ustadz, memberikan penjelasan yang terang benderang
Jazakallahu Khairan penjelasannya ustadz,sangat jelas dan teliti
Alhmdulilaah ,ustdz,penjelasannya ,jzkllh khoiron ,semoga kita semua di beri kn kesehatan ,betul kan kita hidupnya di indonesia ,menurut waktu di kita,,,🤲🙏
000
000
.
..
..
....
.
Terimakasih pak Ustad.
Ilmunya, secara logika masuk akal ilmunya🙏
Beragama jangan hanya pakai logika, tapi harus berdasarkan Qur'an atau Hadits.
Perintah Rosulullah jelas untuk melihat bulan.
Contohnya krg pas, krn dismbil daerah yg yg selisihnya 12 jam padahal kita dg saudi hanya selisih 4 jam lbh dulu , maka logikanya kalau saudi saja sdh, mestinya kita juga lbh sdh
@@syaifulanam5165 Quran dn hadist itu juga berlogika....
@@jamaludinlatif8158 Berarti logika anda yg salah karena Jumhur Ulama juga fatwanya puasa itu sesuai waktu masing2 tempat. Contohfatwa dari Imam Nawawi, Syekh Utsaimin dan Ulama2 Indonesia.
Kalau saya ikut Muhammadiyah,Insyaa Allah puasa arafahnya hari selasa.
sip saya cinta Muhammadiah
Alhamdulillah sama
Sy jg ikut muhammadyah sholat ied tg 28 krn th 2017 sy berangkat haji dan ketika wukuf sy tanya klrg di tanah air kpn sholat ied di indonesia mereka bilang stlh wukuf di arafah berarti keesokan harinya apalagi selisih waktu 4 jam tdk sehari
Saya ttp ikut Muhammadiyah insyaaAllah.....
Bener2 gamblang penjelasanya....
Jazakallohukhoiron ust..
Menghargai perbedaan cara pandang. Muslim bersaudara bersatulah.
Janganlah kita sesama Muslim terjadi Perpecahan....dulu zaman Presiden Soeharto..Muhammadiyah manut aja tuh ...ikut Pemerintah! Pemerintah adlh Ulil Amri kita.
Ni kan JokoWow🤥@@rosmalitanani6660
MashaAllah...sehat selalu ustadz beserta klrg dan seluruh ummat muslim 🤲
Aduuuuh pak ini zaman canggih zaman internet sedetik juga bisa komunikasi.
Aamiin
Klau saya mengikuti pemerintah, tapi sata ucapkan terimakasih atas penjelasannya, jd menamnbah pengetahuan saya.🙏🙏
Sama,karna diarofah sana sama di Indo beda waktunya,selisih berapa jam,hrsnya kita tahu itu
Makanya kalau kita beragama harus yg kaffah.. Jangan asal ikut2an... Tentukan dari awal kita mau ikut imam/amir yg mana..?
Kamu disuruh masuk lubang buaya apa ikut juga ngak masuk akal
@@elyindrawati3761 klau komentar jangan sembarangan kau.
@@marishaagustin6472 jangan sok pintar kau.
Masyaallah alhamdulillah terima kasih atas kajian nya. Saya faham dan mana yg harus saya ikuti.
Maasyaa Allaah tabaarakallaah
Jazaakallaahu khairan pencerahannya,ustadz.
Tujuan puasa arafah untuk mendukung/mendoakan jemaah haji yg sedang wukuf di Arafah.
Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura' menghapuskan dosa tahun sebelumnya," hadis riwayat jamaah kecuali Bukhari dan Tirmizi. Ini tujuan sebagai mana riwayat hadits nabi tapi sepengetahuan saya ada dua yaitu yg menganggap menghapus dosa 1 thn dan ada jg yg 2 thn tapi intinya puasa Arafah itu yg utama penghapus dosa umat Islam yg berpuasa pd hari Arafah
Sembarang terserah
@@almeralessyadaily2470 q puasa cma ramadhan,hari arafah,puasa senin kamis,puasa 6 har syawal,nggak mngamalkan puasa selain puasa trsbt
@@algozali8742 Sama ...sy jg bgtu
Puasa Arafah adalah puasa yang dikerjakan di hari Arafah dan bukan di waktu wukuf di padang Arafah.
Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka dia menjawab, “ Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang).
Jadi tidak ada hubungan puasa arafah dengan mendukung / mendoakan jemaah haji yang wukuf di Arafah, namun demikian mendo'akan para jemaah haji yg wukuf di arafah adalah hal yang baik tentunya.
Menurut sejarah, awalnya adalah ketika nabi Ibrahim AS bermimpi untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Nabi Ibrahim kembali bermimpi kejadian yang sama, perintah menyembelih putranya, maka Nabi Ibrahim mengetahui bahwa mimpi tersebut adalah wahyu Allah. ‘Mengetahui’ dalam bahasa Arabnya adalah ‘Arafa’. Di malam yang ke 10 Nabi Ibrahim bermimpi kembali, maka esok harinya Nabi Ibrahim bertekad menjalankan perintah Allah tersebut yang kemudian menyampaikannya kepada Nabi Ismail." (Tafsir Kabir ar-Razi, 5/324).
Puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah sudah disyariatkan jauh sebelum Nabi Muhammad berhaji dan melaksanakan wuquf. Puasa itu menurut banyak riwayat telah mulai disyariatkan sejak tahun kedua hijriyah. Di tahun tersebut, jelas dia, ada beberapa jenis ibadah yang berbarengan disyariatkan, seperti puasa bulan Ramadhan, shalat Idul Fitri dan Idul Adha serta puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Tidak ada dalil yang mewajibkan puasa dengan cara ikut orang wuquf atau sebaliknya.
Ketika di tahun-tahun kedua, ketiga hingga kesembilan Dzulhijah, Rasulullah saw dan para sahabat melaksanakan puasa sunnah, pada saat itu di Arafah tidak ada jamaah haji yang wuquf. Arafah saat itu kosong tidak ada ritual haji. Walau tidak ada wukuf di Arafah, puasa Arafah tetap sunnah, yg jatuhnya di tanggal 9 Dzulhijjah. Artinya, puasa tersebut tidak terkait langsung dengan pelaksanaan wukuf di Arafah. Contoh, Haji itu dalam sejarah pernah distop (menurut sejarah ada 40x, diantaranya karena perang, wabah / epidemi), apakah lalu gugur sunnah puasa arafah-nya ? tentu tidak.
Dan juga perlu dipahami bahwa puasa di Arafah disunnahkan bagi yg tidak bepergian / tidak ber-haji, bagi yang berhaji dan sedang wukuf di arafah tidak disunnahkan berpuasa arafah. Wallahu a'lam.
Bismillah,saya berpendapat teks hadis anjuran saum itu hari 'arofah,jadi dari nas tsb. Disebutkan harinya bukan tgl nya, dmanapun orang berada di belahan bumi untuk hari sama dg tanggalnya ,walaupun tdk akan jamnya. Dan kebetulan tuk thn ini di indonesia pun sama dg perhitungan organisasi dakwah Muhammadiyah.
Puasa arofah ga perlu bingung tanggal. Sesuai namanya, puasa arofah ya hari di mana wukuf di arofah.
Kurang kerjaan ribut tanggal puasa arofah.
Betul kuat Hadist bukan pendapat Ulama . Hadist di jamin kebenarannya , sedangkan ulama manusia , bisa benar bisa salah. Wukuf itu di Arofah , namanya juga shaum Arofah .
Aku puasa Arafah aja, soalnya mereka yg menuaikan ibadah haji berjuang antara hidup dan mati berada di arafoh . Makanya saya sbg orang muslim berjuang juga dgn puasa.
Klo ikut WAKTU Arafah berarti hrs ikut JAM Arafah, konsisten dong...
Waktu shalat di Arab Saudi tgl 8 Jul 2022:
Subuh Arafah 04.18 sdgkan di WIB sdh jam 08.18
Maghrib Arafah 19.07 sdgkan di WIB sdh jam 23.07
Jadi jam puasanya dr jam 08.18 - 23.07 WIB.....pdhl jam shalat WIB tgl 8 jul 2022: Subuh 04.41, Maghrib 17.51
🥴🥴🥴🥴🥴
Puasa arafah setau saya ketika para jemaah haji wukuf di arafah
Barokallohu fiik ustadz,
Alhamdulillah penjelasan nya sangat gamblang.
Penjelasan yg rinci, rasional dan cerdas... baarokallohu fiik ustadz...
Kita tu yg penting mengurusi yg nyata termasuk hari yg orang di arafah wukuf.meski hanya berbarengan lima atau enam jam.tak perlu mengurusi orang yang tinggal jauh ketimur lagi (ada aja yg berkepentingan untuk memberitahukannya),udah zaman canggih gini kita orang Indonesia ikuti Arab aja jelas.yg berkepentingan itu jamaah haji.sekiranya zaman dahulu di jazirah Arab ada telepon pasti lah akan sama penentuan awal bulan Hijriyahnya seperti satu ramadhan umpama .🤝🙏
Yg nmanya Islam itu ajarannya lekang spnjng masa tak terbatasi oleh sesuatu apalg sama teknologi… klo puasa Arafah itu krn wukuf, jgn hentikan smp dsitu… wukuf itu adanya 9 dzulhijah… di indo 9 dzulhijah hr apa ? Dsitu lah adany puasa arafah
@Sugeng Riyadi
Mas... coba antum putar ulang dengerin ustadz tsb dia berbicara itu bukan berdasarkan hawa nafsu tapi berdasarkan dalil.
Mas... antum skrg tau ada wukuf di Arofah dari mana? Melalui apa? Kalau antum hidup dijaman blm ada alat komunikasi atau didaerah yg blm terjangkau alat komunikasi cara tau ada wukuf di Arofah gmn?
@@buharimuslim898 Islam itu berlaku untuk seluruh umatnya bukan hanya untuk orang Makkah, jika antum hidup didaerah yg blm ada teknologi telekomunikasi cara menentukan tgl 9 dzulhijahnya bagaimana? Cara mengetahui di Arofah ada wukuf bagaimana? Jangan2 kalau tdk ada berita dari Makkah antum ga puasa arofah... termasuk puasa ramadhan jika antum tdk dpt berita dari Makkah antum ga bisa puasa...
@Sugeng Riyadi
Mas bukan ngajak debat tapi sy ingin komentar atas pendapat antum sebagaimana antum juga komentar terhadap kajian ustadz tsb.
Yg jd soal antum menuduh ustadz tsb menentuka puasa Arofahnya berdasarkan otak atik akal padahal ia berbicara berdasarkan dalil. Disisi lain yg dianggap rojih oleh antum adalah yg puasa dimana ada orang wukuf di Arofah, persoalannya kalau ada orang yg berada didaerah yg tdk bs komunikasi dgn Makkah berarti orang tsb tdk bisa puasa Arofah.
Soal lain: Berdasarkan byk literatur Ilmu hisab sdh ada jauh sblm Muhammad blm jadi Nabi dan orang2 saudi waktu itu sdh byk yg menguasai ilmu hisab, bahkan menurut antum hisab itu berdasarkan al-Qur'an dan hadits, yg perlu dianalisa dan perlu dikaji adalah kenapa Rasulullah dan para sahabatnya tdk pake ilmu hisab?
Yg disebut Ahlus Sunnah bukankah yg tatacara beragamanya mengikuti Rasulullah dan para shahabatnya?
Barokallahu fiikum Ustadz Ammi Nur Baits n Team ANB Channel ❤️❤️❤️
Alhamdulillah.....makin mantap ikut pemerintah. Terimakasih penjelasannya ustad.
Ya Allah mantabkan saya dlm berpuasa Arafah, di negeri ku,sdg jamaah haji saat wuquf di Padang Arafah, Amin!
Masya Allah, jazakallah khoiron ustadz, insya Allah mudah dipahami dari penjelasan ustadz..
sudah jelas,orang lebih mudah skarang ini jd kita tinggal ikut aja mau kearopah naik onta lg. mau curi start lomba aja belum mulai..bang
Alhamdulillah....terjawab ...
Kemudahan yg Allah berikan untuk mendapatkan ilmu......
Jazakillah Khairan katsiran ustazh. Alkhamdulilah tambah mudeng. ...
Insya Allah sy puasa mulai hari kamis sampai sabtu,sy niatkan sj dan sy pasrahkan kepd Allah SWT yg maha mengetahui, yg penting niat dn ikhlas krn Allah SWT.
Baarakallahu fiik....
Penjelsan baak ini tik bisa dicerna secaa baik,karena alasanna tiidak masuk akal.Zama dahulu yang belum ada alat komunikasi dibandingkan dengan sekarang tidak bisa singkron.Dan bukan persoalan ada orang wukuf atau tidak,tapi penetapan hari arofah di arab saudi sebab arofah itu hsnya ada di arab saudi tidak ada ditempat lain. terlalu panjang uraiannya,pokoknya saya tidak sependapat dengan penjelasan bapak in
Alhamdulillah
saya jg sama hari kamis
Alhamdulillah sy jg mula puasa hari Kamis
Syukron Ustadz, jazakallahu khairan wa barakallahu fiikum