Pengikut Yesus: Saling Menasihati Dan Saling Membangun | 1 Tesalonika

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 29 сер 2024
  • Pengikut Yesus: Saling Menasihati Dan Saling Membangun
    Pdt Janrio Fernando Siagian, S. Th.
    1 Tesalonika 5:11
    “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.”
    Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Mari bayangkan, bagaimana jadinya bila tak ada lagi nasihat; masing-masing orang cuek satu dengan yang lain?
    Bagaimana jadinya bila masing-masing orang, bukannya saling membangun, malah saling menghancurkan?
    KACAU !!!
    Itulah yang akan terjadi.
    Padahal kacau/kekacauan bukanlah sifat juga bukanlah kehendak Tuhan. Tuhan mengkehendaki semua baik adanya, penuh dengan damai dan sejahtera.
    20 tahun kebelakang, dalam kehidupan bertetangga, bila anak dari keluarga A terlihat nakal di luar rumah, maka keluarga B yang melihatnya akan segera menasihati anak tersebut; dan orang tua si anak akan berterimakasih. Bagaimana sekarang? Kalaupun masih ada yang menasihati anak tetangga yang terlihat nakal, malahan orangtuanya yang datang memarahi kita, dengan mengatakan: “uruslah anakmu sendiri, macam sudah baik aja anakmu." Hasilnya, kehidupan saling menasihati semakin pudar; dan arahnya adalah saling cuek.
    “Hidup lo ya hidup lo, hidup gue ya hidup gue. Selama lo gak ganggu gue, maka gue gak akan ganggu lo.”
    Di sisi lain, persaingan hidup juga semakin terasa sengit. Padahal, zaman ini bukan lagi zaman saling sikut dan saling menjatuhkan. Ini adalah zaman kolaborasi, zaman bergandeng tangan untuk bahu membahu membangun kehidupan yang lebih baik. Coba lihat para artis/youtuber masa kini, mereka berkolaborasi satu sama lain, untuk membangun kanal youtube mereka, sehingga subscribers, likers, dan viewers semakin bertambah. Yang berdampak kepada “pendapatan yang bertambah” pula. Pandemi Covid-19 juga memaksa semua lini keilmuan untuk bekerjasama, berkolaborasi untuk menemukan obat dan vaksin; yang dulunya masing-masing cabang keilmuan punya egonya masing-masing.
    Dalam hal ini, Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika, bahwa tak seorangpun yang tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali untuk membawa orang percaya menuju kehidupan kekal di sorga; sementara, disaat yang bersamaan, penderitaan dan penyiksaan terus mereka rasakan karena iman kepada Yesus Kristus. Sehingga satu-satunya cara untuk tetap bertahan menghadapi penderitaan, sembari menantikan kedatangan Yesus dalam penuh iman dan harapan adalah jemaat Tesalonika harus tetap berjaga-jaga dengan hidup saling menasihati dan saling membangun satu sama lain, seperti yang telah mereka lakukan selama itu.
    Oleh karena itu, kata “SALING” di sini menjadi kata kunci. Kita adalah mahkluk Tuhan yang dicipta untuk saling tolong-menolong, saling mengisi satu sama lain. Ingat jugalah yang tertulis dalam Amsal 27:17 “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”. Sekali lagi: ini zamannya KOLABORASI, bukan zaman saling sikut. Yesus mengingatkan kita semua menjadi satu. Satu dalam iman, satu dalam kasih, satu dalam ketersalingan. Akhirnya, bila saudara ingin berjalan cepat, berjalanlah sendiri; tapi jika saudara ingin berjalan jauh, berjalanlah bersama. Bila saudara ingin perjalanan yang pasti selamat, berjalanlah bersama Tuhan dan dengan bergandengan tangan bersama seluruh umat. Amin.

КОМЕНТАРІ • 7