KI DARMANINGTYAS, PAKAR PENDIDIKAN: NADIEM MAKARIM MENTERI PENDIDIKAN TERBURUK YANG PERNAH ADA
Вставка
- Опубліковано 11 лют 2025
- #PendidikanIndonesia #PNS #Honorer |
Akbar Faizal Uncensored, sebuah podcast politik dari Nagara Institute.
dengar podcast ini di spotify:
open.spotify.c...
Episode sebelumnya:
• PERSETERUAN PIMPINAN D...
Ikuti sosial media di:
/ af_uncensored
/ afuncensored
Setelah menonton tayangan sampai selesai, apa pendapat Kawan AFU? Tulis di kolom komentar!
Banyak hal di bidang pendidikan dasmen, saat ini siswa banyak yang tidak memiliki minat belajar, sementara siswa pasti "naik kelas"....
Pendataan baru untuk tenaga honorer atau non ASN sekarang seharusnya bisa dibikin lebih simpel dan mudah. Guru Honorer sangat berjasa dalam berjuang meningkatkan kualitas SDM generasi bangsa, patut diapresiasi lebih dari negara.
Banyak hal yang disampaikan ki tyas benar, di lapangan benar² terjadi... banyak hal bersifat proyek (uang besar)
Kurikulum merdeka.....aap Guru sdh merdeka??? Hehehe
Pengamat ini hanya menyudutkan menteri pendidikan yg baru menjabat 2 tahun lebih. Dia lupa Kemenag juga mengurusi pendidikan. Pengalaman boleh lama tapi ingat di era sekarang kepakaran atau keahlian sudah mati. Ingat korupsi kitab suci di kementrian agama nggak? Itulah tanda kematian moral. Jadi pendidikan sudah lama menggantung dirinya di pohon beringin.
Sebagai guru,yg telah mengabdi lebih tiga dekade,yg perlu diperhatikan ialah proses penanaman materi pada siswa,bukan terjebak pada admistrasi yg rumit.
Betul dari administrasi guru rumit, siswa gak ke urus.
Kasihan anak didik ...trs bgmn
Kasihan para pendidik, selama saya menjadi guru baru kali ini saya bingung masalah pendidikan di sekolah dasar
Betul . Sebagai guru kita hanya sibuk dg administrasi dan pembinaan2 baru, shg siswa kurang terurus...
3 dekade itu 30 tahun ya mas?
Berarti anda sudah pensiun atau hampir pensiun dong?
Mengajar selama 2 tahun sebagai seorang guru honorer yg saya rasakan memang seperti itu.
Saya fokus pada administrasi. Sementara tidak tahu cara menangani anak-anak yg bandel.
Terima kasih Bpk Bpk yg telah banyak membuka mata ttg pendidikan kita smg Allah SWT sll memberkati.
Saya seorang guru yg telah megajar selama lebih dr 20th disemua level pendidikan. Apa yg umumnya terjadi pada situasi guru saat ini adalah hopeless dgn sistem pendidikan di Indonesia.
1. Sistem penilaian siswa yg tidak membuat siswa terpacu untuk belajar lebih baik bahkan semakin malas, krn cerdas tidak cerdas tetap naik kelas bahkan melenggang lulus tanpa hambatan. Tapi lucunya tetap harus dinilai dgn katrol gila2an agar diluluskan. Ilmu? Jangan harap krn tidak juga anak2 dijuruskan dgn minat belajar mereka. Ilmu2 praktis yg penting untuk life survival mereka tidak diajarkan sejak dini kalau memang tujuan pendidikan mereka agar survive dikemudian hari. Seperti beternak, bertani, membuat perkakas, berdagang dll, ilmu sederhana yg sebenarnya amat sangat terpakai ketika mereka lulus sekolah malah tidak diajarkan sejak dini.
2. Guru yang selalu disibukan dgn urusan administrasi yg merepotkan, bahkan sekedar naik pangkat untuk gaji yg tidak seberapa, begitu menyulitkan.
3. Banyaknya pendidik yg tidak sesuai dgn jurusan, akibat sekolah tidak mendapat jatah guru PNS, akhirnya sekolah terpaksa merekrut guru honorer yg mau bekerja dgn gaji apa adanya. Yg lebih parah lagi di jaman mentri ini, yg tidak kuliah kependidikan asal punya sertifikasi PPG bisa jadi guru. Dimana hanya cukup kuliah 1 th dgn cuma belajar bikin RPP dan microteaching dikelas, sdh bisa masuk ke dunia pendidikan.
4. Orang tua yang semakin rese dan tidak lagi menghormati profesi guru, dimana ketika anaknya melakukan kesalahan dan mendapat hukuman, mereka berupaya melakukan intervensi bahkan di bela KPAI.
Dah lah...yg kami lakukan skrg ini hanya bisa bertahan dan diam dalam kesedihan, sampai kapan lost generation ini terjadi....
Setuju bnget dengan pendapat bu Anna
Setuju sekali!!!!
Dan ini sudah terjadi dari dulu sebelum Menteri pendidikan yang sekarang, saya adalah calon guru sekaligus mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I. Menurut pandangan saya berdasarkan pengalaman belajar saya dari Sekolah dasar sampai sekarang masalah dari pendidikan kita tidak lain ada pada kompetensi Guru kita. Ini sebenarnya yang menjadi masalah utama, guru-guru banyak yang mohon maaf kurang kompeten dalam tugasnya terlebih banyak yang kurang dalam menggunakan perangkat digital sehingga dalam menyelesaikan admistrasi menjadi beban tersendiri sehingga keluar steatment2 seolah admistrasi guru itu adalah hal yang tidak penting. Menurut saya admistrasi guru jika digunakan semestinya adalah komponen yang sangat penting untuk mencapai tujuan belajar seperti RPP. Harus kita ingat ada istilah "jika kita gagal merencanakan berarti kita sedang merencanakan kegagalan". Sekarang semuanya play victim dan mengeluarkan cemoohan yang easy to say seperti yang ada di konten video ini. Saya lahir 1998, sepanjang perjalanan saya dalam pendidikan saya bisa menyimpulkan pendidikan kita terkesan seolah formalitas salah satu penyebabnya karena yang saya sebutkan tadi dan sudah terjadi jauh sebelum menteri Nadiem Makarin memimpin. Kurikulum merdeka yang ada sekarang jika kita mencoba mempelajari lebih dalam kita bisa melihat ada usaha yang jelas sebagai usaha untuk memperbaiki keadaan sebelumnya seperti penyerdahanaan RPP, materi yang dipangkas menjadi esensial, kegiatan pembelajaran projek yang lebih di highlight, pembelajaran berdasarkan karakter dan kemampuan peserta didik yang di tinjau dari fase-fase perkembangan peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi, dan lain sebagainya. Menurut saya jika Pak Nadiem mendapat dukungan dari berbagai pihak terhadap implementasi Kurikulum baru ini, bisa membawa perubahan secara perlahan terhadap permasalahan pendidikan kita. Dan yang paling utama kita sebagai guru harus sadar menjadi guru bukan sekedar pekerjaan akan tetapi kita punya tanggung jawab yang sangat besar terhadap generasi dan bangsa untuk memajukkan negeri kita kedepannya.
@@rizalaiyubrz yg anda sebut guru2 yg tidak kompeten itu adalah guru2 yg sdh tua, tentu saja untuk menguasai IT mereka sdh tidak sanggup lagi untuk belajar dr awal ttg teknologi, dimana daya ingat, kemampuan melihat serta tubuh yg mudah lelah sdh tidak mendukung lg. Jgn dibandingkan dgn anda yg masih dibawah 30th. Dan sepertinya anda belum benar2 berkecimpung sbg pendidik di sekolah. Guru disekolah tidak hanya dituntut mengajar disekolah dan hanya membuat RPP 🤣🤣🤣, tp tugas tambahan yg tidak ada honornya lebih banyak bos. Contoh saja jd waka kurikulum, sapras, kesiswaan dll. Belum merangkap jd bendahara, kepala perpus, kepala lab dsb. Itu belum lg megang tugas Adiwiyata sekolah, Sekolah penggerak, Sekolah siaga kependudukan dan sederet tugas lainnya. Dan itu semua tidak ada honornya alias lemburan. 🤣🤣🤣
@@annadm9938 Iya Bu saya baru banget dalam Dunia pendidikan, baru Umur 25, setuju sama yang Ibuk bilang, tapi tugas tambahan yang diberikan itu terhitung 12 jam mengajar ya ?, Tinggal mengajar 12 jam lagi untuk bisa mendapatkan sertifikasi?, Kalau itu apakah bisa disebut sebagai honornya Buk ?
Terima kasih kepada bpk- bpk yg sudah peduli terhadap nasib guru di wilayah Indonesia semoga kesejahteraan guru benar di perhatikan di kemudian hari
Mendengar penjelasan panjang lebar dari Ki Darmaningtyas, saya sangat setuju sekali.
Di negeri ini lebih banyak sekolah swasta dari pada sekolah, baik itu madrasah ato sekolah, dimana rata2 honorarium guru yg diambil dari dana BOS hanya sebesar 250rb perbulan. Bagaimana akan memperoleh output yg bagus Klo gurunya masih bingung dg biaya hidupnya sendiri.
Saya guru sertifikasi tanpa inpassing, dan saya digaji oleh pemerintah sebesar 1.5 juta perbulan dipotong pajak menjadi 1.425 perbulan dg kewajiban mengajar 4 hari seminggu.
Terus terang saya sendiri masih belum bisa memberikan yg terbaik utk pendidikan Krn saya sendiri masih harus berjuang utk kebutuhan hidup saya dan anak2.
saya blm sertifikasi ngajar cuma 3 hari, / bulan hanya 400san, jujur saya masih membagi otak kanan dan otak kiri untuk membimbing anak" dan mencari nafkah untuk anak istri dan orang tua. mohon doanya supaya usahanya lancar,biar bisa nafkahi keluarga. dan ngajarnya gak tomak lagi.,👐😔
Mau di bawa kemana sih,, generasi kita sebenarnya?????
Setuju. Kesejahteraan guru harus melebihi dari profesi apapun. Ingat : yang dikerjakan guru adalah memanusiakan manusia ( mendidik dalam transfer ilmu dan moral ).
@@maylindasantanu9366guru itu pilihan sendiri.....
@@BapskyConlogika sangklek....
Semoga Mentri berikut bisa segera mengejar ketertinggalan Kemajuan Dunia Pendidikan Kita & GURU2 bisa mengajar lebih kompeten & Efektif + Anak2 Pelajar semua benar2 bisa memahami apa yang di ajarkan agar dapat di Implementasikan pada saat kerja Nyata bukan hanya teori & hafalan demi kelulusan semata!
Saya seorang guru yg sdh pernah mengajar di SMK swasta yang nota bene siswanya super sekali, kemudian juga pernah di tempatkan di sekolah fav. Sekolah di gunung juga pernah saya jalani dan sampai saat ini saya berkomentar diaini, saya sitempatkan di daerah terpencil. Seaungguhnya dunia pendidikan kita sangat minim akan edukasi etika. Semua dituntut serba dengan angka.
Anak saya dikedokteran, tapi saya rasakan pendidikan saat ini adalah pendidikan pembodohan, terutama untuk SD dan SMP
Tapi lebih baik dari yg dulu diresavel, buktinya yg ini tdk diresavel ... wassalam
@@hangwi74 Kalau dukungan karena kebagian BLT, pembodohan juga dianggap kebaikan, kecerdasan tidak diperlukan yang perlu punya rakyat yang nurut dicocok hidungnya, makanya menteri yang baik diresuffle.
@@hangwi74kalau anda betkomemtar yg cerdas, anda oon ya yg pakarvpendidikan saja sdh betkomentar miring, anda bolang yg srkatang lebih.baik dadat bazer yg mau menghancurkan pendidikam
Anak milenial di jejali media sosial yg buruk bagi perkembangan pribadi/perilaku sosial...tdk spti dlu ada tatanan sosial diajarkan dlam sekolah ...mencetak anak pintar tapi tidak beretika /sombong/angkuh....spti robot tdk punya rasa/jiwa sbagai manusia...
SEMOGA MENTERI PENDIDIKAN SEGERA DI GANTI SESUAI DENGAN PAKARNYA🙏🙏🙏🤲🤲🤲😢😢😢
Amin
Setuju
Amiñ
Setuju 1000 % ,secepatnya.....
Aamiin yra...
Saya apresiasi concern Ki Darmaningtyas terhadap masalah-masalah pendidikan di Indonesia saat ini. Namun, tak kalah penting adalah mencari solusi untuk pendidikan anak-anak kita yang harus menghadapi masa persaingan luar biasa di masa depan. Itu yang belum tampak nyata dari jawaban-jawaban beliau. Next, mungkin perlu diundang Nadiem Makariem sebagai imbangan narasi yang dimunculkan dalam podcast ini. Terima kasih.
Sundul
Setuju
sundull
Setuju...
Saya menjelang usia 60 tahun...
namun saya setuju bahwa pendidikan di Indonesia harus dirubah, tanpa perlu mempertimbagkan segala keribeutan soal nomenklatur, biaya rubah nama dan sebagainya..
Old Fashion is fading out, new system is raising up..
Dinosaurus punah karena ga mau dan ga bisa berubah mengukuti jaman..
Agar lebih fair, Bapak Nadiem perlu diundang..
Saya telah mendengar salah satu podcast yang mengundang Bapak Nadiem, menurut saya sangat baik apa yang disampaikan...
Be fair and open minded...
Salam Indonesia berkwalitas..
*ADA UPAYA PEMBODOHAN GLOBAL AGAR CUKUP JADI GENERASI JONGOS DI NEGERI SENDIRI???*
Beberapa tahun lalu saya melihat pameran "future Singapore". Bagaimana mereka telah merencanakan pembangunan hingga 2050 mendatang. Gambaran tentang tekhnologi yang akan diterapkan, sumber energi yang akan dicari, dari mana air dan makanan yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Tidak hanya rencana di atas kertas, pameran itu juga memamerkan miniatur-minuatur dari ide atau wujud rencana yang akan dilaksanakan hingga 50 tahun ke depan. Misalnya model apartemen yang energinya mandiri, jalan raya kinetik yang bisa memanen energi, tekhnologi pangan, robot yang membantu manusia, dls.
Menariknya, sebagian besar dari miniatur ide masa depan itu, DIPERAS dari sekolah-sekolah teknik, dan universitas-univeristas dalam negeri Singapura. Itu mungkin yang dimaksud Ki Darmaningtyas; bahwa universitas didirikan untuk mencari kebenaran, sebagai tempat untuk MEMECAHKAN PERSOALAN bangsa. Dan itu, benar-benar dilakukan oleh Singapura. Bukan untuk mengejar gelar!
well said..
Lho arahnya mas Mentri kan memang begitu. Sekolah sebagai tempat belajar dan berinovasi, bukan hanya sekedar tempat mencari nilai dan gelar. Makanya banyak akreditasi dan tetek bengek dipangkas supaya guru fokus membimbing muridnya.
Hanya saja cara kerjanya yang milenial susah untuk dipahami oleh generasi boomer seperti pakar ini.
@@putusridevitini7583 sepakat,
Ini yg harus kita contoh, sebagai agen of change untuk masyarakat
06:40 Pendidikan kuncinya ada pada Guru
07:00 Guru jadi alat politik pilkada/pilpres
23:45 Orientasi pendidikan "memberi gelar"
24:27 awal kapitalisasi pendidikan
30:00 Standar Universitas adalah "inventory"
31:10 Prof Tyas 40 tahun di dunia pendidikan
38:15 RSBI uji MK vs S. Penggerak
39:25 BPS Penggerak bertentangan dg UU
Alhamdulillah dgn kehadiran pak Mentri Nadiem makarim semua jenjang pendidikan sangat muda dlm proses pembelahan kami rasa bangga karena ada 2 program yg di laksanakan di jenjang oendiidikan yaitu program sekolah penggerak dan SMK PK guru penggerak
saya setuju.... kuncinya pada Guru.
Betul banget
Projek banyak biaya....membebani ortu....
@@ratnapuspasari4530 siap menikah berarti siap semuanya dong ngapain ngeluh.
Merdeka belajar goal profil pancasila. Projek tingkat Paud/TK steam, nature walk (menganalisa), narasi bergambar. Projek tingkat sd dpt gunakan bahan daur ulang, membuat buku cerita narasi bergambar dg kalimat sederhana (mengarang). Projek SMP bedah buku fiksi novel (guru yg bawa) diskusi analisa presentasi. Projek SMU magang/volenteer dilingkungan sekitar rumah seminggu observasi analisa mendata dan buat jurnal.
Kami sanga bagga atas apa yg di sampai kan ki Darma ing tias mdh2 an akan menjadi masukan da n pencerahan bagi du nia peddi kan di. Negri ini ter utama bagi kesejah tera an guru 2 honorer yg sangat menyedih kan, di satuv sisi harus meningkat kan mutu pendidikan, di satu sisi sulit nya mensejah tera an keluarga, yg honor nya yg tadi di bicaraan pa ki Darma ning tias yg kisaranya, hanya Rp 300,000, an saja, itu memang yg terjadi ter masuk di Daerah kami, semoga jadi madukan untuk menuju kemajuan Dnia pen didikan amiiiiin
31:37 harus di pahami secara utuh apa itu merdeka belajar dan mengajar. Ini adalah produk baru. biasanya dalam produk baru orang=orang yang berfikiran lama akan merasa terusik karena dg sistem baru dan memang `merepotkan` bagi yang sudah Old fashion. namun bagi guru yang berjiwa dan bermantal muda ini meruapakan hal yang menantang. Merdeka belajar bukan diartikan sebagi hal yang rileks, masuk, menagajr, santai dan pulang menikmati gaji namun membutuhkan kreatifitas guru, pemikiran out thebox dalam mengajar, belajar berbais projek dsb. Bagi orang-orang yang `kurang tenaga` hal ini akan menangis karena mereka dipaksa untuk kreatif dan produktif namun bagi anak muda kekinian ini adalah jalan perubahan untuk masa depan.
Jangan sombong karena merasa muda, lalu menganggap diri anda lebih hebat dari yang lebih senior.
Belum tentu !!!
Guru yg tua udah ketauan hasilnya
Udah pada jadi orang murid murid kami
Alhamdulillah
Guru yg muda belum tentu
Sebagai ORTU, melihat kondisi dan situasi dalam dunia pendidikan sering nya ganti kurikulum pembelajaran kurang maksimal,mau dibawa anak2 kita
Terima kasih pada Akbar Faizal Uncensore.. maju terus pak.. Pembahasan seperti ini sangat perlu kita lakukan bagi bangsa dan negara ini... apalagi dibahas secara Lugas langsung pada fakta, sangat menarik dan inspiratif 👍 Saya byk sependapat terhadap komen2 diatas...masukan saya bagi Bpk/Ibu pengurus bangsa saat ini.. baiknya Bagi Guru maupun pejabat fungsional secara umum, janganlah terlalu banyak dibebani urusan administrasi, urus dupaklah, buat laporan sdg mengajarlah, urus ini, urus itu, pakai aplikasi terbarulah, dll, sehingga byk waktu terbuang diluar menjalankan pekerjaan utamanya.. permudahlah urusan mereka agar mereka dapat lebih focus dalam menjalankan tugas dan fungsinya, lebih banyak waktu untuk menghasilkan ide2 cemerlang bagi pengembangan keilmuannya guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaannya. Bagi Pendidik, buat mereka dapat lebih focus pada anak didiknya. sejalan dgn pembahasan di atas, dalam pendidikan moral dan akhlak..maaf, Kok rasanya lebih baik gaya pendidikan doeloe dari pada yg terkini, rasanya dulu murid lebih menghormati guru,.. ada kurikulum budi pekerti yg diajarkan, ada pendidikan moral pancasila, ada pendidikan agama. Anak2 dididik juga pelajaran sejarah yg membuat mereka paham sejarah bangsa ini, sehingga timbul rasa nasionalis yg tinggi.. produk pendidikan dulu itu, toh juga menghasilkan anak yg pintar2 jg.. murid/siswa sekarang? mengejar angka dalam mengukur prestasinya. bukankah pintar saja tanpa moral yg baik tidak menjamin kemajuan bangsa ini, malah sebaliknya dpt menghancurkan bangsa? Trus, kemajuan teknologi mari kita manfaatkan secara bijak, bukan berarti bisa bebas semaunya, musti ada batas-batas, sehingga kita mampu menjaga nilai moral bangsa ini...
Senang melihat mas Tyas sehat-sehat, 20 tahun lalu mas Tyas membantu saya dan KIH Jakarta berproses membuat Modul Muatan Lokal di Kepulauan Seribu selama 5 tahun jaman bang Yos Gubernurnya, modul muatan lokal tersebut terintegrasi dalam kurikulum sekolah dan kita ujicobakan dari Aceh hingga Biak Numfor, terima kasih bang Akbar udah ngundang salah satu pakar Pendidikan
Dan ini sudah terjadi dari dulu sebelum Menteri pendidikan yang sekarang, saya adalah calon guru sekaligus mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang I. Menurut pandangan saya berdasarkan pengalaman belajar saya dari Sekolah dasar sampai sekarang masalah dari pendidikan kita tidak lain ada pada kompetensi Guru kita. Ini sebenarnya yang menjadi masalah utama, guru-guru banyak yang mohon maaf kurang kompeten dalam tugasnya terlebih banyak yang kurang dalam menggunakan perangkat digital sehingga dalam menyelesaikan admistrasi menjadi beban tersendiri sehingga keluar steatment2 seolah admistrasi guru itu adalah hal yang tidak penting. Menurut saya admistrasi guru jika digunakan semestinya adalah komponen yang sangat penting untuk mencapai tujuan belajar seperti RPP. Harus kita ingat ada istilah "jika kita gagal merencanakan berarti kita sedang merencanakan kegagalan". Sekarang semuanya play victim dan mengeluarkan cemoohan yang easy to say seperti yang ada di konten video ini. Saya lahir 1998, sepanjang perjalanan saya dalam pendidikan saya bisa menyimpulkan pendidikan kita terkesan seolah formalitas salah satu penyebabnya karena yang saya sebutkan tadi dan sudah terjadi jauh sebelum menteri Nadiem Makarin memimpin. Kurikulum merdeka yang ada sekarang jika kita mencoba mempelajari lebih dalam kita bisa melihat ada usaha yang jelas sebagai usaha untuk memperbaiki keadaan sebelumnya seperti penyerdahanaan RPP, materi yang dipangkas menjadi esensial, kegiatan pembelajaran projek yang lebih di highlight, pembelajaran berdasarkan karakter dan kemampuan peserta didik yang di tinjau dari fase-fase perkembangan peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi, dan lain sebagainya. Menurut saya jika Pak Nadiem mendapat dukungan dari berbagai pihak terhadap implementasi Kurikulum baru ini, bisa membawa perubahan secara perlahan terhadap permasalahan pendidikan kita. Dan yang paling utama kita sebagai guru harus sadar menjadi guru bukan sekedar pekerjaan akan tetapi kita punya tanggung jawab yang sangat besar terhadap generasi dan bangsa untuk memajukkan negeri kita kedepannya.
Wahhh dapat banget kak, perubahan ini memang sulit. Tapi mau tidak mau, ini memang harus dilakukan. Kebanyakan pakar mempermasalhkan terkait sulitnya proses yang dijalani, bukan terkait dampak nya kedepan
Betul administrasi sekarang guru menjadi prioritas,sementara harapan UUD 1945 mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi pudar.
Silabus, RPP, Program semester dan tahunan, Semua itu Tidak berguna, jgn terfokus pd administrasi guru. Mayoritas guru2 bodoh dan Sarjana2 bodoh jg dihasilkan dari Kampus2 Bodoh. jd tidak hanya Mentri Pendidikan dan Dinas Pendidikan yg Bodoh, ini sprt Lingkaran SETAN. Makanya baik Guru, Siswa, Ortu Siswa, Disdik, Mendik, Semua nya Gak ada Otak dan Gak ada Akhlak, kecuali hanya yg benar2 Memiliki / Menguasai Fun - Fun Ilmu - ilmu Alqur,an (Belajar kpd Murid2 Ulama)
Sepakat. Banyak hal positif yg bsa kita dapatkan di era menteri Nadim. Pembelajaran yg berkiblat pada Ki Hajar Dewantara, itu juga sama dengan yg disampaikan oleh Ali bin Abu Thalib.
Kita, yg sebagai guru, bukan mengajar hanya sebagai rutinitas, tp juga melihat kebutuhan siswa.
Podcast luar biasa. Semoga didengarkan Pak Jokowi. Salam hormat untuk Bang Akbar & Ki Darmaningtyas.
Ll
39:04 Saya sendiri sebagai guru penggerak angakatan 4. Perjuangan menjadi guru penggerak sangatlah tidak mudah karena harus melalui beberapa tahapan tes misal berbagi pendapat deskriptif, tes wawancara, tes menagajra bahkan skolastik. kami juga mengikuti pembelajaran selama 9 bulan yang hampir tiap hari secsra aktif kami mengikutinya baik seminar, belajar mandiri dan pameran karya. Balai guru penggerak digunakan sebagai wadah untuk para guru penggerak berbagai angkatan untuk pengembangan ilmu dan sharing yang mana seminar dan webinar yang kami adakan bukan hanya diikuti oleg para guru penggerak namun juga terbuka untuk semua non guru penggerak. lalau diskriminasinya bagaimana? justru kalau gak ada balai penggerak kami mempertanyakan setelajh jadi guru penggerak kami diapakan? dengan adanya guru penggerak kami di wadahi untuk turut andil dalam pendidikan indonesia yang lebih baik. maksudnya jangan hanya NAMA GEDUNG namun membuang esensi sebenarnya. Saya kira pak darmaningtyas berbicara harus dengan data bukan hanya sebagai pendapat pribadi. buat peneliataian bagi mereka yang telah menikmati kebijakan bukan hanya mereka yang telah dikecewakan.
Ini narasumberx otakx berjalan mundur..
@@hortimart tantangan kita bro
Sabar pak guru
Sebenarnya sekolah kita maju kok kalau dibandingkan order baru.
Pendidikan jauh lebih merata dibandingkan dulu.
Justru kalau pendidikan tdk ter desentralisasi seperti sekarang mungkin sekolah hanya ada di kota saja.
Saya berasa beliau ini hanya cerita menurut dia saja.
Saya rasa jika ada acara macam diskusi, dan menghadirkan seperti prof rhenald kasali, adian napitupulu, ade armando dan orang-orang lain yg pernah melewatu asam garam pendidikan kita, maka mereka bs menjabarkan lebih baik perkembangan pendidikan di Indonesia.
Menurut saya banyak perubahan yg dilakukan mas nadiem.
Hanya memang setiap perubahan tidak semua siap. Selalu ada anomali yg membuat orang tdk nyaman. Itulah perubahan.
Anak saya sekolah di sekolah penggerak dan sebagai orang tua agak jet lag hehehe.
Tapi ya itulah perubahan.
Didunia yg terbuka berkat adanya internet, sebenarnya ijazah sudah tdk terlalu penting.
Kita bisa membuka jutaan informasi tak terbatas dan menjadi apa yg kita inginkan.
Saya rasa, pendidikan kita sudah mengarah ke jalur yg lebih baik, yakni berorientasi ke siswa itu sendiri. Tidak hanya kaku seperti dulu.
Mantab Pak Tyas, berani menyampaikan sikon yg kami rasakan kini...
@@hortimart kalau menurut saya lebih bagus kurikulum yg lama belajar adalah prose cara berfikir Indonesia lebih banyak pakar di erra tahun 90an ke atas dari cara berbicara nya lebih runut karna ilmu mang mereka kuasai mereka belajar dari yg rill bukan dari yg sifatnya abstrak..
Ternyata masih banyak tokoh yang belum sadar
Sekarang jaman sudah tahun 2022 bukan tahun 70-an.
Sistem yang baru meskipun lebih baik,,sulit diterima oleh generasi 70-an.
Dulu hanya bisa belajar dengan terbitan tertentu.
Sekarang pelajar dan mahasiswa bisa mengakses ilmu pengetahuan
Dari banyak sumber.
Dulu saat komputer menjadi pendatang baru.
Para pecinta mesin tik mengatakan, mesin tik lebih baik dari Komputer.
faktanya : Mesin TIK ditinggalkan juga.
Maknanya apa ? Pendidikan indonesia dengan pola PIKIR lama memang harus dirubah.
Tak heran 30 tahun yang lalu
Indonesia jauh tertinggal oleh negara negara baru di asean
cukup
segitu saja komentar saya sebagai
perbandingan
Pandangan yang sangat bagus sebagai generasi sekarang, jangan dibandingkan dengan jaman dulu, jaman sudah berubah. Saya termasuk generasi lama.
Setuju pendapat @wulandari tari, generasi lama sulit menerima pemikiran generasi baru,
Saya gak terbayangkan, bagaimana belajar saat pandemi yang lalu kalau menterinya masih berfikir konvensional
@@soeryobandoro5248 setuju Mas bro, "waktu" itu berjalan maju, tidak bisa mundur, apa gunanya mengenang hal hal yg telah berlalu ketika kita terseok seok menghadapi masa depan
tapi kok zaman dulu orang malaysia belajar/kuliah ke indonesia ya?
bahkan guru2 kita sampai mengajar ke negara tetangga....
jangan2 zaman dahulu kualitas pendidikan zaman dulu lebih baik dari zaman skrg?
maaf @wulandaritari9497 ... anda seorang gurukah atau setidaknya berkecimpung di dunia pendidikan? kalau ya, sdh berapa lama anda menjalaninya? terus ... apakah anda menyimak sampai selesai dan memahami betul pemikiran yg disampaikan narsum?
Terimakasih Ki Darmaningtyas, yang telah menyuarakan apa yang selama ini kami rasakan sebagai guru yang ada di daerah dengan sistem otonomi daerah yang kurang profesional.
Asli nangis nonton ini....Krn saya tau betul kondisi real pendidikan di sekitar kita. Bahkan meski saya PNS berserifikasi di sekolah negeri..terima kasih Ki, dah menyampaikan uneg2 saya selama ini. Sekolah saya negeri butuh PNS banyak...kabupaten saya butuh banyak PNS utk sekolah2 negerinya. Tlg buat rekrutmen PNS lagi utk guru
Thumbs up untuk komentar anda bu.
Saya seorang GTT, dan berharap suatu saat bisa jadi guru PNS. Amin.
Bayak pns guru yg pindah ke struktural itulah yg merusak sekolah2 kekurangan guru, jdi rekrutmen pns guru ngga jamin guru disekolah akan ttp tetap.
Semua yg dilakukan pastinya semua yg terbaik bu....sejak era pak soeharto sekarang adalah era presiden terkuat berserta orang2 dikabinet yg jenius2.lihat aja menkeu kita aja ahli keuangan terbaik didunia ini.makanya didukung mayoritas rakyat dan legistatif.maka sebagai rakyat yg baik ya kita harus dukung terus semua program pemerintah.rakyat yg baik harus rela berkorban demi pemimpin dan keluarganya.jadi pemimpin kita bisa fokus menjalani tugasnya.😊😊😊😢
Ooow
Ketika guru sudah terserempet Omni buslow melalui PPPK, saat itulah guru dipandang sebagai pencari kerja yang harus resah tiap 2 tahun sekali, seperti keresahan pekerja pabrik tisu 3 bulan sekali. Ditambah harus mempelajari proyek kurikulum yang sekedar untuk turunnya anggaran. Terus kapan waktu yg untuk muridnya? Apakah memang ini cara penguasa yang anti identitas, untuk menghapus identitas guru yang seharusnya tetap seorang guru hingga muridnya mati?
Kelemahan yg paling fundamental dalam pedidikan kita adalah tidak adanya pendidikan budi pekerti. Kalau dulu yg saya ingat dicacatan rapot itu ada kolom penilaian masalah prilaku anak bagai mana tingkat kejujuran, kedisiplinan, kelakuan, sapon santun,kerajinan. Sekolahan itu tidak hanya menilai hasil pelajaran pokok saja, melainkan juga menilai prilaku anak. Jadi sekalipun nilai pelajaranya bagus tp peilakunya tidak baik itu jadi pertimbangan juga.
Setuju
Ada penilaian afektit (sikap) di rapor termasuk sikap dalam belajar dan sehari-hari dilingkungan sekolah
Penilaian perilaku juga sebenernya gak efektif karena sangat subjektif dan situasional😊
Skrg udah ada Profil Pelajar Pancasila. Dalam Asessmen Nasional jg ada survey karakter. Justru skrg titik berat nya pd karakter dan budi pekerti.
Budi pekerti cukup diganti dg adab dan akhlaq. Ini baru bener, bernilai ibadah.
Kalau bisa Pak Akbar Faizal Undang Menteri pendidikan dan para pakar Pendidikan dari cara pandang berbeda-beda terkait kebijakan saat ini, untuk diskusi di AFU. 🙏🙏🙏
Lha kan stiap kebijakan pemerintah sllu melibatkan & mngundang masy dr berbagai elemen.
Knp ga pd datang...????
Kalo mau dpt undangan kt hrs eksis & jmpt bola, jgn diem2 stlh smua selesai br komentar. 😅😆
Banyak hal positif dan sangat penting bagi guru yg saya dapatkan di era Pak Nadim. PMM menjadi salah satunya. Dr PMM saya banyak dapat ilmu. Jika saya butuh mendalami bidang tertentu terkait pengajaran, saya temukan di PMM yg pastinya sudah terverifikasi.
Pembelajaran yang dikolaborasikan dengan IT, benar2 terbahas tuntas di era pak nadim.
Jadi kawans pendidik, ambillah hal positif dari kepemimpinan para pemimpin, dan jadikan sebagai tambahan modal kita dalam mendidik.
Krn manusia itu tidak ada yg sempurna.
Setidaknya, banyak hal baik yg kita daoatkan di kepemimpinan beliau.
Banayka baiknya atu buruknya? Kalo bnyk yg tdk setuju berarti ga bagus
80 % buruk.
Untuk anda mngkin baik,
Tp utamanya itu utk anak.
N hasilnya buruk
Yang paling mengjhwatirkan dsri dunia pendidikan kita adalah, ssmakin tergerusnya nilai" PERSATUAN dan NASIONALISME dgn BHINEKA TUNGGAL IKA.
Krisis persatuan, nasionalisme, bhineka hanya propaganda rejim untuk menghindari kritik publik secara vertikal, btw nasionalisme itu cinta negara bukan cinta pemerintah
Miris... Terima kasih pak AFU dan Ki Darmaningtyas. Sehat selalu.. Refleksi dalam buat saya, seorang guru.
Bisa saja disimak untuk episode kali ini. Walaupun secara pribadi Saya mendukung berbagai kebijakan mas nadiem. Kampus Merdeka memang sasaran utamanya untuk memerdekakan "mahasiswa" nya, saat ini para mahasiswa bisa merasakan magang/exchange ke berbagai Univ di dalam/luar negeri. Kalau dari pernyataan Pak Tyas mungkin perspektifnya dari kampus, yang seakan2 tidak memiliki hak otonomi lagi untuk mengatur kurikulumnya. Padahal dengan adanya kampus merdeka ini, mahasiswa dari daerah bisa merasakan menimba ilmu di kampus ternama seperti UI, UGM, dll.
Permasalahan lain yang sempat dibahas terkait mata pelajaran sejarah, agama pada kurikulum prototipe Dan hilangnya frasa madrasah di sisdiknas Saya rasa hanya miskomunikasi saja.
Betul sekali sekrg semester ke 7 mrk hrs magang 6bln full
Betul mas, soal frasa madrasah, penghapusan sejarah, agama, dll emang dibelokin aja sm pihak tertentu. Intinya mispersepsi aja dan digiring untuk attack Nadiem
Adanya kurikulum yg berubah itu sudah wajar ,karna prinsip kurikulum sendiri sifat nya fleksibel ,sesuai dg perkembangan zaman ,yang terpenting tidak menghilangkan pendidikan Agama ,akhlak mulia ,karakter dan budaya bangsa ketimuranya tidak dihilangkan .
Dan skrg..murid2 pada ga pny akhlak,udh dirumah dimanjakan gadget ,dilingkungan diumbar, dimasy penuh polusi dr manusia2 tak bermoral, disekolahpun tak kenal budipekerti dan sejarah negrinya. Dirumah ortu angkat tangan menyerahkn kesekolah,disekolah guru ga pny taji unt mendidik..krn takut komnas anak wkkk
Apakah sesederhana itu masalahnya, hanya miskomunikasi? kalo hanya sekali bisa dimaklumi, tapi ini sdh bbrp kali buat kebijakan yg bikin gaduh, terakhir soal tim bayangan yg di permasalahkan DPR kemarin.
Ganti menteri, Guru sekarang bukan mencerdaskan anak bangsa, Tapi Guru disibukan dengan kelengkapan administrasi yang serba ribet...
wah, ribetnya gimana tuh
Betul. Tapi sebagian guru sangat suka dg program nadiem. Karena dia mmg malas melakukan KBM. Tapi dia pintar IT, sehingga menghasilkan cuan. Dg menjadi makelar PMM
@@dreiladream341elu ga tau mending diam, yg komen cukup guru² yg puny pengalaman ngurusin ribetnya administrasi
@@pejuangmuslim. kan ada iht ngab, sekolah antum ga ada iht
@@dreiladream341gak guna lu tong.
Sebenarnya perubahan di dunia pendidikan memang penting dan harus,tetapi yg perlu diperhatikan adalah : kondisi geografis yg masih jauh kesenangannya,SDM baik guru maupun ortu, dan yg paling pokok tentang kurikulum yg selalu berganti-ganti,di beberapa daerah masih ada politisasi dunia pendidikan
Ia anak anak didik merasa bingung kurikulum yang berubah ubah dan tidak sukses dalam penuntasannya
Harapan kami zonasi segera berakhir. Benar" hancur harapan kami masyarakat yg punya semangat untuk memperbaiki diri.
@@parulianlimbong4223 Perubahan kurikulum sebeneranya adalah keharusan mba menurut hemat saya, karna kita harus mengikuti perubahan zaman, terlebih di zaman teknologi informasi seperti sekarang, perubahan dalam kehidupan kita sangat cepat mulai dari sosial, ekonomi, budaya, tak terkecuali dengan pendidikan. Jika kita tetap stuck pada zona nyaman maka kita akan jauh tertinggal. Menurut saya yang perlu diubah sekarang adalah pola pikir kita sebagai orang tentang tanggung jawab sebagai pendidik dan memberi dorongan kepada anak kita untuk belajar dengan cara yang benar. Kompetensi guru juga perlu menjadi perhatian besar serta sarana dan prasarana yang memadai di sekolah-sekolah. Akan tetapi semau itu kembali ke SDM nya dari pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan.
@@rizalaiyubrz setuju bnget sama pemikiran growth mindset seperti ini ✨
Saya kurang setuju dgn IKM. Pada prinsip dasar pembelajaran adalah tercapai nya tujuan dalam pencapaian. Sekarang ada istilah P5. PROJEK Pembelajar pada pelajar Pancasila. Di dalam nya terdapat penghayatan pada nilai nilai Pancasila, yg dulu nya jaman Soeharto ada istilah P4. Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila. Istilah Nadim Makarim P5 yaitu memasukkan nilai tugas projek. Apa artinya nilai projek ini? Di dalam nya juga terdapat bagiamana siswa membuat sebuah projek agar menghasilkan karya seni yg bisa dijual. Saya berpendapat bahwa projek ini masuk dalam kategori kewirausahaan pada kurikulum Sebelumnya. Sekolah penggerak ini dulunya disebut sekolah favorit.
Kami mendukung menteri pendidikan ..kami guru Indonesia mendukung rancangan ini..rancangan ini lebih berkeadilan bagi seluruh guru sepanjang sejarah Indonesia ...
Setuju. Yang gasuka Rancangan UU Sisdiknas ini justru yg harus dipertanyakan tujuannya, kok Nadiem lagi gencar dorong kesejahteraan guru malah dihambat sama pakar…
Sy setuju mas mentri sdh berjuang luar biasa
"Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya".
Betull banget
Iya betul, seperti yang dikatakan dalam Hadits Rasulullah...
Setuju 👍
Betul banget
Fakta dan Realita memang benar apa yang sedang di bahas bapak berdua kami akui . bahwa itu yang sedang terjadi di daerah. Terutama tentang guru, dan kesejahteraannya. sarana prasarana dan juga semua sarana pendukung. Guru honor yang selama ini di temani satu dua Guru PNS, di satuan pendidikan dasar (SD), ..Kapan guru PNS di buka fiormasi Khusus Guru PNS seperti dulu oleh BPPG dulu. Karena seingat kami rekrut Guru SD dulu melalui program SATIGU oleh BPPG propinsi, lalu guru di sebar, serta di ratakan ke setiap daerah. kini lain dari yg lain. terima kasih paparn program dan wacana diskusi, sangat realistis dan wajar. terima kasih BPK AKbar Faisal dan BPK Pakar pendidikan, kami salut atas Prkarsa Evaluasi Pendidikan selama ini.
Menteri Pendidikan yang terbaik dalam mengatasi Pandemi Covid-19, sedikit yg menjadi korban kegaasan Virus Corona, berkat kecerdasan pak Menteri Nadim dalam memanfaatkan IT sebagai sumber belajar... belajar online melahirkan merdeka belajar.
😂
Sangking merdeka nya skarang banyak yg nda bisa baca anak SMA😅
Semoga Ki Darmaningtias selalu diberikan kesehatan sama ALLAH yg maha Esa agar bs tetap eksis dlm bidang pendidikan,aamiin ya ROBBAL aalamiin
Saya guru dan mnrt saya bnyk hal yg sdh mengalami perubahan, termasuk dunia pendidikan Pak Nadiem justru bnyk membawa perubahan yg baik bagi dunia pendidikan... Klo mis msh ada hal yg dirasa msh kurang, maka kitalah yg memberi masukan positif dan bkn hanya kritikan
itu fikiran kita yg mendukung perubahan. Tapi bagi mereka yg udah mandek pola fikirnya, sampe kiamat bakal kontra 😊😊😊
Kalau anda guru psti tahu arti kritikan. Kritikan itu adalah pemikiran kritis dr suatu kebijakan.memandang sesutu dgn angle yg berbeda,melihat kelemahan dan kekurangan. Itulah kritikan.
Tp masyarakat memang merakan ada degradasi hasil pendidikan. Salh satunya adalah budi pekerti. Makanyanya byk elemen masy yg meninjau kebijakan yg dibuat menteri.
Ini bukan masalah mendukung atau kontra.
@@marie-gn4nx semua oleh berhak memberikan saran dan kritik.
Tapi tidak semua org bisa melakukan perubahan.
Dan setiap perubahan apapun SELALU menghasilkan pro dan kontra.
Begitulah dunia. . .
Sy jg Dosen. Program nadiem sprti kampus merdeka dll. Itu bener2 merombak kampus menjadi lbh positif Dan lebih siap kerja .Sy dl kuliah di eropa , jd skrng agak disamakan ke arah sana
Trima kasih kepada bpk- bpk yg sudah memperhatikan nasib guru di seluruh wilayah Indonesia ,semoga apa yg menjadi beban guru dapat teratasi dan lebih di sejahterakan di mulai tahun 2025 nanti
Saya pensiunan guru SMP merasakan sekali adanya perubahan besar dalam pendidikan, karena beda zaman antara éra orla, orba, dan sekarang. karena tidak ada ciri khas yang menjadi ciri pendidikan itu sendiri. semua sudah meninggalkan budi pekerti, hanya mengejar angka dalam mengukur prestasi.
budi pakerti atau karakter
Memang repot di Negara KKN : Masuk jadi guru nyogok. Masuk SD, SMP dan SMA Negeri bahkan PTN nyogok 😁🤣. Gimana mau bicara Budi pekerti dan keberkahan
Justru skrg ini g fokus ke nilai pak...brti anda g mellek...
@@djalutri9349 tapi yg katanya generasi paling bermoral justru melakukan hal yg tidak bermoral hehe
@@christowijaya8782 yang korupsi sekarang angkatannya lahiran tahun berapa? sambo lahir dari pendidikannya siapa?
Terima kasih banyak kpd pak AFU yg tlh mengangkat soal pendidikan, dan Terima kasih kpd Ki Darmaningtyas yg sdh memberikan pencerahan ttg pendidikan Indonesia. Selalu sehat ya pak!
Ya Allah guru di Indonesia sangat tidak dihargai, semoga Allah angkat derajat para guru yg dengan ikhlas mengajar untuk meningkatkan kecerdasan rakyat Indonesia
Terima kasih pak atas pencerahan tentang dunia pendidikan kita saat ini, masih terus menyimak
Alhamdulillah' baarakallah poscat Pak Faisal Akbar🙏
Sebagai rakyat kecil yg ikut sbg pemerhati pendiikan, kami sangat bersyukur ada masyarakat intelektual milik Indonesia ada yg peduli dan sangat cocok dg perasaan kebanyakan rakyat Indonesia yg merasa tentang bobroknya pengelolaan pendidikan dan kurikulumnya💥
Cerita ttg pendidikan, sy guru, sedih sekali. dari pergantian" Kurikulum, sampai kebijakan" pengelolaan, kebijakan untuk siswa itu sendiri.
Apalagi kebijakan zonasi benar" menghancurkan semangat. Karena tdk belajarpun/nilai jelekpun akan mendapatkan sekolah sesuai harapan. Orangtua jg membiarkn anak"nya tdk belajar. Membiarkan waktunya habis untuk bermain. Jg pengaruh info" dari hp. Mereka tdk bisa lg menegur anak. Ortu cerita saat ambil raport, anak"nya keras, mudah marah, ga bisa ditegur. Sebaliknya siswa" yg tanggung dan yg bgs, pd patah semangat krn sdh ada banyangan susah untuk mendapatkan sekolah harapan. Karena sekolah yg dkt tdk sesuai harapan mereka.
Bahkan sekolah kami, sejak zonasi muncul anak" istimewa, yg sebenarnya tdk ada minat belajar sama sekali. Padahal kami sbg guru sdh istilahnya niba tangi untuk membangkitkan minat dn semangat mereka, tp untuk anak" istimewa merasa tdk berhasil.
Kondisi di atas tjd pd anak" SD, SMP. karena merasa ky itu sj naik kls. Ky itu sj dpt sekolah impian. Bahkan akhir" ini ada siswa yg berani thd guru. Selalu menjawab nasihat guru. Pdhal kami sekolah negeri di kota kabupaten di Jateng.
Problematika masalah pendidikan di Indonesia sangat komples, terdapat dua masalah utama yang berpengaruh pada rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang :
1. Politisasi pendidikan. Pendidikan memang produk politik, dan sangat baik jika memanfaatkan kekuatan politik untuk kepentingan pendidikan. Namun sebaliknya, jika penempatan jabatan2 strategis di K/L ditentukan berdasarkan kepentingan politik, bukan berdasarkan kompetensi dan prestasi.
2. Kebijakan anggaran. Pejabat dalam memutuskan kebijakan anggaran cenderung bukan berdasarkan urgensi masalah yang dihadapi, tetapi lebih memprioritaskan pada penyerapan anggaran. Pejabat akan pusing jika anggaran tidak terserap, bukan pusing karena masalah tidak teratasi.
Bismillah..pesan untuk Mendikbud..angkat PNS dan akui, hargai semua guru honorer tanpa terkecuali. Insyaa Allah negara ini akan maju dan pendidikan akan lebih maju. Itulah salah satu wujud Indonesia maju.
Up
🙏 masih ada sisi positif Nadim. Ketika covid melanda pembelajaran berubah drastis.
Dari pembelajaran off line menjadi on line selama hampir 2 tahun. Mendikbud Nadim kebetulan orang yg sangat paham dan menguasai Teknologi informasi, sehingga kebijakan pembelajaran yg dibuat ketika covid Pas. Peserta didik dan pendidik
tidak sampai vacum belajar dan mengajar.😅
saya sebagai guru yang bukan guru penggerak, merasa bahwa adanya guru penggerak dg segudang ilmu nya sangat bermanfaat bagi saya,... terimakasih para guru penggerak sudah memberikan nutrisi, solusi, dan banyak hal lah,
tatanan sudah berubah maka kita juga harus berubah, tidak bisa menggunakan metode lama,... terima kasih saya sudah merasakan manfaat nya tinggal diri kitanya mampu tidak menjalankannya,...
Begitulah kita yg Dulu di jajah....belajar untuk mengejar ketinggalan kita dalam membangun negeri sehingga di butuh nilai tinggi... Sekarang tiba waktunya membangun Budi pekerti sopan santun etika budaya antri dll... Memang harus ada perombakan secara seiring berjalannya waktu
dulu waktu mendikbud dijabat oleh pak muhadjir (pakar juga itu saya rasa), tiap ada kebijakan baru, saya merasa ada yg aneh. sekarang dengan menteri nadiem, tiap ada kebijakan baru, terutama dengan ulasan2 soal merdeka belajar, sistem akreditasi, dll, saya merasa ada begitu banyak harapan.
tiap ada kata 'pakar' yang disandingkan dengan 'pendidikan', yang terpikir dalam benak saya adalah 'pikiran kolot, monoton, gak tau harus ngapain lagi'.
saya gak percaya kalau ada yg bilang dirinya "pakar" di dunia pnedidikan Indonesia, apanya yang pakar kalau level pendidikan kita masih macem skrg
Pakar tapi gaptek
Setuju 100%.
Tokoh nasional yang paham dan memiliki concern, kepedulian besar terhadap dunia pendidikan saat ini hanya bapak Anies Baswedan.
@@KefasFX Yang kelebihan uang segitu banyak ga sadar? Trus dipecat dari menteri?
Menteri yg luar biasa, dalam kurikulum merdeka ada profil Pancasila, diferensiasi, memanusiakan manusia, ada coaching penyelesaian masalah, bonus belajar gratis di PMM,
😂😂😂😂pretttttt
Saya mengikuti perbincangan ini dari awal hingga akhir dan saya juga menyampaikan apresiasi kepada Ki Darmaningtyas atas berbagai penjelasannya terkait masalah” pendidikan Indonesia dengan berlandaskan pada sisi historis kurikulum pendidikan dari masa kemasa. Sayangnya dengan berbagai masalah yg ada, tidak dijelaskan bagaimana solusi konkrit atas permasalah tersebut selain hanya masukan terkait upaya komunikasi perundang”an pendidikan dgn tokoh” pendidikan lain. Selain itu saya juga cukup terkejut ketika narasumber dan moderator bahkan sempat salah menyebutkan nama kurikulum saat ini, padahal katanya ahli pendidikan namun terkesan tidak mendalami terkait sistem yg ada dalam kurikulum saat ini. Saya tidak tau apakah ini hanya sekedar sarkas/guyonan saja atau karena hal lain. Saya juga tidak melihat bagaimana pandangan narasumber terkait output pendidikan, hingga akhirnya pembicaraan terkesan berlangsung jalan di tempat. Jujur saja saya lebih condong mengikuti popcast dari Pak Gita dichannel youtubenya, disana dia tidak hanya membongkar permasalahan yg ada, namun mencari suatu solusi atas permasalah tsb. Jujur saja dgn program kampus merdeka saat ini, saya melihat para anak muda yg ingin mendapatkan posisi pekerjaan ditempat yg mereka impikan terlihat sangat membantu. Mereka mendapat pengetahuan tentang pekerjaan mereka sejak dini melalui program magang, sehingga mereka dapat memperbaiki diri dan mengupgrade skill yg dibutuhkan utk mencapai posisi itu. Indonesia tidak kekurangan orang utk menempati posisi” strategis, namun Indonesia kekurangan orang yg layak.
setuju
Apa nama channelnya youtube-nya Bang?
darah muda mendorong kreatifitas dalam sistem pendidikan dan yang sudah senior juga mendorong yang muda untuk memandu agar sistem pendidikan bisa berjalan lebih baik dan transparan , terutama dalam tehnologi dan anggaran
Kami malah merasakan kebijakan pak nadim Banyak membantu dan bagus banget. Beda sama sistem kolot kayak dulu yg malah membuat banyak sekolah melakukan kecurangan demi meluluskan muridnya sewaktu UN. Masuk PTN susah padahal di SMA pinter. Kalah sama yg bayar. Kualitas guru juga lebih baik sekarang, krn yg ngajar sesuai bidang, gk gabung2 kyk dulu. Gk sembarangan lulusan mana bisa ngajar disekolah dasar. Harus kuliah lagi bagi guru yg gk S1. Gw dukung pak madiem menjabat lagi periode selanjutnya.
Ya mohon maaf saja. Untuk yang sdh sepuh, kolot, yg cara berpikirnya lama (old mind) memang sdh tidak bisa lagi mengikuti zaman. Yang ada hanya menyalahkan menterinya.
Malahan skrg lebih ancur pendidikannya mba. Murid yg gak pernah sekolah wajib diluluskan krn akan berdampak buruk pada akreditasi sekolah. Jd apanya yg baik. Malah akan membuat generasi penerus mengenyam pendidikan hanya mencari ijazah saja
Mau banatah beliau? Maka meenjadi Profesor dan berpengalaman dlu seperti Prof Ki Darmaningtyas agar selevel. Bagaimana gelar dan pencapaian kita sekarang tentu tidak lepas dari para guru dan dosen yg sekarang sudah tua2.
Betul, saya sebagai guru diangkat th'79 mengalami berapa kali pergantian kurikulum yang saya rasakan kurikulum yang terjelek itu mulai dari kur. Waktu diatur otonomi daerah, amburadul kita waktu itu terutama guru"sekolah menengah protes berkali kali saat kami dipanggil penataran"minta untuk kembali ke pusat jangan diotonomikan di daerah karena kepala dinas pendidikan didaerah itu bukan berasal dari orang yang tahu tentang pendidikan makanya yang diurus cuma bangun sekolah aja. Wis pokoknya rusak sistem pendidikan di Indonesia apalagi kur. Yang sekarang.
5:57
Bangun sekolah juga ada yang mangkrak, zonasi juga menghilangkan kompetisi anak bangsa. Alasan klasik biar ga macet ,cari alasan klasik aja. Saya yakin kalau anak punya cita cita lulus mau masuk sekolah a. Pasti belajar sungguh 2. Semangat 45 belajar nya. Anak2 juga bergaul dengan orang baru. Zonasi .kurang pandai di campur pandai di satu ruang. Guru tegas ? Ortu lapor polisi. Akhirnya ya. Asal lulus. Nilai di injeksi, pemerintah bingung, mau kemna arah pendidikan anak bangsa. UKT naik tak di imbangi UMR pegawai swasta biasa'
Sepanjang tidak terkesan menghakimi,Bapak sebagai pemerhati pendidikan tetaplah suarakan terobosan, inovasi,ide demi Indonesia lebih baik kedepan, khusus nya di bidang pendidikan.
90% siswa indonesia yg penting bisa sekolah &asal sekolah, banyak siswa sekelas smp ada yg blm bisa baca, perkalian ndak hapfal, sekolah asal naik. Para ahli pendidikan melihat seolah problem ada pada guru, dibuat kurikulum apapun, didiklat model apapun tdk akan merubah, kecuali mengulang cerita lama.
Cuma cari ijasah :v
Orang tua mereka malas membantu anak belajar di rumah. Minta les malas apalagi jika harus bayar.
Setuju... jaman ku kecil ada anak ga naik kls krn gabisa baca. Ga dinaikkan bukan berarti ga kasian, justru spya dia tdak terbebani dgn tuntutan level selanjutnya. Skrg aneh... jangankan anak gabisa baca, anak jarang sekolah, kelakuan minus pun ada tuntutan utk tetap naik kelas dgn standar KKM yg tinggi pula --
Bener nih.. Anakku dl sekolah di sdit yg kurikulum nasional, tmnnya kls 5 ga bs perkalian, akhirnya sy pindahkan ke sekolah standar singapur dg kurikulum internasional full bhs asing. Ngejer ketertinggalan hampir tiap hari saya ajarin belajar. Saya liat buku dg tematik amat sgt membingungkan, blm kelar pelajaran pecahan uda ganti ke pljrn ppkn dlm 1 tema. Kalo di kurikulum internasional, sama kayak jaman dl 1 pelajaran pecahan anak akan di drill dg membahas soal trs.
Setuju
Ada baiknya bila ada debat terbuka antara pakar pendidikan ini dengan mendikbud terkait konsep pendidikan yg digaungkan sehingga kita bisa menilai secara fair mana yg lebih qualified pemikirannya untuk menyiapkan SDM milenial yang bisa memenuhi tuntutan kebutuhan hidup masa depan (era digital).
Nadiem nggak berani bro
@@waldiirfan3438Sependapat shbtq gk bakalan berani si Nadiem klo debat dgn Pakar Pendidikan.
Terimakasih atas pembahasan terkait dunia pendidikan yang merupakan kunci utama gerakan kemajuan. Upaya memperbaiki kualitas itu perlu bahas dan analisis masalah - masalah yang dihadapi. Kiranya berdasarkan catatan pembahasan para pakar ini sebagai kontribusi di bidang pelayanan pendidikan
Kunci Pendidikan itu terletak pada guru dan dosen. Gaji guru kita sepakat dinaikkan. Tp pengaruh gaji terhadap motivasi paling lama 6 bulan bertahan. jika seluruh guru memaknai guru itu adalah Panggilan (passion) pendidikan kita pasti unggul. Perkuatlah karakter dan kompetensi guru pasti luar biasa. Guru yang hebat tidak hanya mengajar di kelas tetapi bisa menulis buku, meneliti dan memberikan pelatihan2. Penghasilan Guru tidak hanya dari mengajar tetapi dari hal di atas. Tetap semangat guru2 memperkuat profesionalisme dalam diri. Tetap semangaat.
Kenaikan gaji bukan hanya sekedar motivasi yg bertahan 6 bulan pak.
Sisi lain yg jauh lebih penting dari sisi gaji adalah = memberikan insentif bagi anak2 cerdas agar bercita-cita sebagai guru.
Saat ini, anak2 yg cerdas mengambil jurusan non-guru yg bergaji besar seperti kedokteran, hukum, pertambangan, dll. Jurusan ini biasanya persaingan masuknya ketat. Anak yg biasa2 saja ga akan masuk.
Efek dari gaji guru rendah = jurusan keguruan kebanyakan diisi org yg biasa2 (tidak cerdas). Karna persaingan masuk jurusan ini cukup rendah.
Akibatnya kualitas guru pun biasa2 saja, cenderung hancur-hancuran, lihat saja berapa nilai uji komptensi guru indonesia. Sangat jauh di bawah kkm!
Kesimpulannya, kenaikan gaji guru membuat seksi profesi guru. Efeknya menarik minat anak2 cerdas utk masuk ke profesi guru. Beginilah cara "market" bekerja!
Minta naik mlulu. Bnyak sy liat guru SD yg lbih maju murid dri guru yg gaptek.
Guru mengajar karena panggilan sepenuh hati, bukan melulu nunggu gaji. Tak heran guru sejati hrs cari solusi agar urusan rumah tangga tetap tertasi bukan untuk dieksplorasi...
Guru hebat adl guru yg mampu menginspirasi murid & org di sekitarnya. Sesuai levelnya. Setiap guru ada plus minusnya masing2... Ketika ada kebaikan yg bs ditiru org seseorang, tauladan itulah yg dimiliki seorang guru. Skrg minim tauladan. Inilah penyebab rusaknya dunia pendidikan. Back to nature, bahasa pertama pendidikan adl "bahasa ibu" di rmh. Maka pendidikan perlu juga digerakkan dari setiap keluarga. Tauladan dari dalam rumah.
Seharusnya mas menteri Nadiem ditempatkan sebagai sebagai menteri ekonomi kreatif / kementrian yg berfokus kepada dunia ekonomi atau industri dan kurang tepat menempati kementrian pendidikan.
Seharusnya dia tidak usah dipake
Sepemikiran karena program" pendidikan yang sekarang lebih terarah untuk Budi pekerti serta keterampilan pada saat memasuki dunia kerja
Sok tau..
@@nadyaagustianingsih5387 loh kan kalo mau kerja juga pasti ditanya pendidikannya apa, dan kalo ngga kerja, bisa mutar otak buat bikin usaha apa, atau bisa juga jadi publik figur atau pemimpin negara, dari mana lagi klo bukan dari pendidikan?
Sama saja, dia nggak cocok jadi menteri juga kok, cocok jadi pengusaha untuk kepentingan pribadinya saja
Sayangnya saat ini Kemendikbud mencanangkan program pendidikan guru penggerak pak, dan sialnya lagi saya ikut, dan mindset saya berubah setelah mengikuti itu, sangat memberikan insight dan perbaikan pada fasilitasi pembelajaran saya di kelas. Saat ini saya terus berusaha menularkan semangat guru lain untuk terus menjadi guru pembelajar. Guru penggerak yang menanamkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Ki Hajar dewantara. Masih sangat relevan diterapkan pada pendidikan di Indonesia. Ini baru saya, bagaimana dengan guru penggerak lain yang juga menularkan semangatnya? Bagaimana menurut bapak?
Pak Nadiem menularkan semangat, memberikan harapan untuk melangkah lebih baik. Di lapangan, masih ada agen2 perubahan yang terbuka akan perubahan. Yang tidak masalah dengan apapun perubahan kurikulum yang terpenting, tidak peduli siapa menterinya yang terpenting masih banyak guru-guru yang mau menjadi tombak perubahan. Dan saat ini saya rasa Kemendikbud sedang memberikan panggung pada guru2 yang memiliki semangat tinggi untuk menularkannya.
Sama parah banget perubahannya ❤❤
Salam dan bahagia, dari guru penggerak angkatan 6. Tergerak, bergerak dan menggerakkan.
Sama. Parah banget. Perubahan langsung ke mindset gurunya. Parah
Agen perubahan seperti apa yg di inginkan bu Nisa,Justru sekarang makin ribet karena sistem.Dulu sesuai penilaian kep sekolah dan pengawas ( Dulu Penilik ) bila guru perlu penambahan ilmu di suruh ikut Penataran ( disana bebas bertanya dan guru wajib lulus ).Pernah kah bu Nisa mempertanyakan nilai kejujuran dalam memberikan nilai kepada murid,sekarang guru yang pusing membuat nilai untuk si Murid agar bisa naik kelas atau lulus lulusan.Sampai kapan membohongi diri sendiri,kalau ini dipertahankan sampai kapan tak akan ada peningkatan mutu pendidikan karena memang si Murid tak perlu belajar keras.
saya sebagai guru yang bukan guru penggerak, merasa bahwa adanya guru penggerak dg segudang ilmu nya sangat bermanfaat bagi saya,... terimakasih para guru penggerak sudah memberikan nutrisi solusi, tatanan sudah berubah maka kita juga harus berubah, tidak bisa menggunakan metode lama,... terima kasih saya sudah merasakan manfaat nya,....
saya berada dalam dunia pendidikan tidak selama ki darman. Menteri dan kurikulum silih berganti. dan mungkin saja setiap menteri memiliki kelebihan dan kekurangan masing2 dalam setiap program kebijakannya. tetapi, yang saya rasakan pak Nadiem sudah membuka ruang yang besar bagi pendidik (guru) untuk memiliki mindset progresif terhadap pendidikan melalui program guru penggerak. saya merasakan ada banyak manfaat mengikuti cgp ini. open minded, membangun komunitas praktisi, dilibatkan dalam merancang visi sekolah, memiliki ketrampilan teknologi informasi yang berhubungan dengan pendidikan, membangun budaya positif, dan banyak lagi. ki darman punya banyak pengalaman, tetapi pak nadiem punya tekad dan bukti nyata terhadap perubahan pendidikan indonesia untuk masa depan. sangkaan ki darman bahwa cgp itu hanya untuk guru penggerak menurut saya dangkal, sebab guru penggerak itu berorientasi menjadi coach bagi rekan sejawatnya atau lingkungannya (sekolah atau lintas sekolah). hemat saya ancrublah dulu menjadi guru penggerak, baru menilai. pelajaran dari menonton tayangan ini bagi saya ternyata, tidak semua praktisi/pakar/ahli itu memberikan inspirasi atau budaya positif.
😅😅
Coba liat realitasnya bang jgn dlm takaran teoritis. Nadiem cmn teoritisnya bagus, tp gk bisa diimplementasikan krn latar belakang dia gk bersentuhan dgn dunia pendidikan
Dunia pendidikan di negeri ini semakin suram. Sistem dan kurikulum yang sering berubah-ubah, merepotkan pendidik, siswa; mahasiswa; dan bahkan orang tua.
Siapapun akan jadi bingung, karena tidak ada satu kesatuan atau seragam sebagai pemerataan.
Hal ini juga diperparah saat pemberkakuan otonomi daerah. Kita belum siap benar untuk menerima perubahan secara sporadis. Harus melalui tahapan supaya tidak terjadi ketimpangan; yang pada akhirnya akan bermasalah.
Semoga pemerintah segera membenahi pendidikan ini, terutama menempatkan Menteri yang Paham dan Mwngerti akan dunia Pendidikan. Bukan asal.Comot. kan negeri ini pakar oendidikan sangat banyak.
Tidak perlu bingung ikuti dan jalankan,..
Mentri konti
Sdh pas kurikulum merdeka ini..berpusat pd kebutuhan murid
Menurut saya menteri pendidikan skrng sangat luar biasa yang mana beliau berani di hujat berani dimusuhi karna beliau tau tak sedikit orang" Yg gak paham akan kedepannya untuk anak bangsa yg literasi nya rendah sehingga tidak bisa melihat dari berbagai sudut pandang, bagi beliau itu termasuk salah satu tantangan bagi nya karna yg terpenting bagi beliau adalah untuk Indonesia kedepannya untuk anak bangsa kedepannya. " Klo anda tidak bisa menerima perubahan anda akan tertinggal ". Karna sejatinya perubahan akan terus ada selama kita masi hidup di dunia ini
35:15 saya kira taidak fair kalau hanya pendapat pribadi terus menjaustifikasi orang lain apalagi dengan 35: 49 membandingkan dengan yang lain, materi yang dibandingkan hanya satu sisi. saya setuju ungkapan itu kalau berdasarkan survei dan data yang jelas dan bukan hanya DIAMATI secara pribadi. Ayo buat survei setiap kebijakan yang di buat oleh mas menteri yang memang diisi oleh yang MENIKMATI kebijakan (puas atau tidak) . sesekali bang Akbar undanglah mereka yang telah merasakan baiknya program mas menteri yang memang dari generasi milenial, berfikir pembaru dan bukan membandingkan keadaan dg masa lalu. KITA BERGERAK KEDEPAN DAN MENGHADAPI TANTANGAN KEDEPAN.
nah ini pas, masa pertimbangan seorang pakar subjektif. saya lebih sepakat beliat disebut pengamat ketimbang pakar. pakar harus relevan di setiap jaman. pemikiran nya old school sekali
Pendidikan bukan lagi pembentukan moralitas dan membuat orang dari tahu menjadi tahu,akan tetapi pendidikan dijadikan kebijakan untuk mengambil keuntungan dari proses pendidikan yang sedang berlangsung inilah yang harus diubah menjadi kemurniannya mencerdaskan peserta didik bukan disusupi kepentingan diluar itu.
Hormat kepada Bapak Mentri 🙏
Sekarang kita di paksakan untuk mengikuti Pendidikan Era Digital,
Sedangkan banyak sekolah yang di daerah terpencil masih banyak kekurangan fasilitas menuju Era-digital.
Ini bagaimana niii,
Kami Guru di daerah terpencil jadi pusing niii,
Di tambah lagi dengan Aplikasi PMM, yang sedang berlangsung.
Tanyakan ke pemda setempat lah..
Tidak ada suatu perubahan tanpa penolakan. Seringkali saya menemukan banyak org terjebak pada sistem lama dan terlalu percaya diri dengan itu. Mereka lupa bahwa perubahan itu nyata.. Anda tdk bisa mengandalkan sistem pendidikan jaman dulu di era yg dinamis seperti saat ini. Dan siapa yg bisa beradaptasi lah yg akan bertahan..
👍
Senang tdk senang pendidikan harus berbasis digital dan karakter pancasila..itulah kurikulum merdeka,berorientasi pd kebutuhan murid
Menurut saya semua menteri yang pernah memimpin kementrian pendidikan di negeri ini baik di eranya masing2. Tidak ada yang paling baik atau yang paling buruk. Sebab beliau2 itu adalah putra2 bangsa yang terpilih. Dan nyatanya semua mampu mengemban tugasnya.
Saya selalu mendukung siapapun yang terpilih menjadi pemimpin, dengan teriring do'a semoga amanah dan dilindungi oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, aamiin
Hal terbesar bagi seorang guru adalah mendidik, dan rekreasi paling indah adalah mengajar.” Sudah 25 tahun mengajar dengan berbagai perubahan kurikulum, KAMI TETAP SIAP dengan perubahan.
Mantap pak
Saya guru mapel guru sudah mengajar 32 tahun...pendidikan mengajar asyk bagi kami dalam pembelajaran mapel...walaupun sering berganti kurikulum saya sebagai guru menyesuaikan aja ...sesuai aturan kurikulum yang berlaku....
Sy sedih, kadang meneteskan airmata, sedih mengingat nasib para pahlawan pencetak orang Indonesia jadi pandai, sementara pejabat hidupnya wow....padahal yg jadi pejabat adalah jasa seorang guru,
Saya sebagai guru bingung dengan kurikuum mengapa pendidikan indonesia tdk punya jati diri, kami sebagai guru di desa menghadapi lingkungan yg berbeda (orang tua, masyarakat) aduh pusing hadapi di zaman seperti ini. Guru adalah profesi berbeda dengan pegawai yg lain karena sebagai ortu ke dua harus punya dasar psikologi, strategi mengajar dll karena guru adalah contoh apalagi langsung di hadapan anak anak cara bertingkah laku, berpakaian, guru sebagai idola. Tapu apa yg terjadi sekarang tdk bisa membedakan mana guru mana bukan guru .Kembalikan SPG tetapada dilanjutkan PGSD jd betul betul matang tdk asal asalan karena di SD sebagai pondasi pendidikan dr tingkat yg paling bawah.
setiap orang yang tidak beradaptasi dengan zaman maka akan binggung. Tingkatkan skill dan pengetahuan anda menyesuaikan dengan teknologi , lihat kedepan dan jangan lihat kebelakang ..... anda ketinggalan nanti.
Betul sekali adakan SPG sebelum PGSD jika ingin ada guru sejati 🙏🙏🙏
Menurut pemikiran saya, kembalikan SPG kemudian dilanjut ke PG SD, karena guru sekarang menguasai pengetahuan kurang menguasai psikologi dan pedagogik
@@yolandamalonda5355 maaf kalau tidak langsung terjun di dunia pendidikan, terutama di daerah pedesaan, jangan komentar seperti itu, kami merasakan kesulitan untuk memaksimalkan siswa untuk paham terhadap pembelajaran, karena muatan pembelajaran yang tidak terarah.... terkesan ampuradul
Alhamdulillah... terimakasih bapak. Sudah mengangkat dunia pendidikan di Indonesia terutama tentang smp di Gunungkidul tadi. Memang begitulah kenyataannya. Miris...,, Semua hanya teori (program pendidikan yg selalu diganti-ganti)
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Ketika orang menunjuk yang lain melakukan kesalahan, itulah ciri orang tersebut tidak berpendidikan. Manakala kesalahan itu diarahkan pada diri maka pendidikan sedang berproses. Dan KETIKA KESALAHAN TIDAK DITUDUHKAN KEPADA SIAPAPUN, ITULAH PERTANDA ORANG ITU BERPENDIDIKAN 👏
Dengar dan pahami diskusi ini secara cermat dulu sebelum berpendapat. Selama masih di bumi tentu selalu ada yang perlu diperbaiki. Kalau yang sdh baik pun tentu ada. Begitu. Tidak perlu kita menutup kesempatan untuk saling memberi masukan. Kalau tidak cocok, kita beri argumen yang sesuai untuk itu. Dialog selalu perlu.
Saya mengajar 22 tahun. Saya merasakan perubahan yg baik sekali dengan menteri saat ini
🤣🤣
Bodok baik apanya
Pk Nadiem....apapun model kurikulum yg dipakai tetap saja trjd kesenjangan.
1. Tidak meratanx pembangunan di negeri ini sangat berpengaruh pada pembentukan pola pikir peserta didik. Kemampuan berpikir peserta didik di kampung pedalaman merayap2, di perkotaan melayang2.
2. Pergantian kurikulum scr trs mnrus seiring prgntian menteri, menyebabkb kmi bosan dg kutak katik administrasi yg menghabiskn wktu mengajar. Padahal kurikulum doeloe telah menelorkn org2 brbobot di negeri ini.
3. Tolong pakai 1 kurikulum dg wktu 5 smpai 10 thn, baru dievaluasi dan dirasakn hasilnx. Tksh.
Pola perekrutan calon guru di Perguruan tinggi, kesejahteraan guru, Penjenjangan karir guru, perlindungan guru akan sangat mempengaruhi mutu pendidikan pada masa yang akan datang. Pola penerimaan calon guru harus bdiubah agar menarik minat lulusan SMA terbaik untuk mau menjadi guru.
kedepannya indonesia bisa jadi akan mengalami krisis guru krna kebijakan pemerintahan sekarang. Sungguh miris
Saya menjadi gembel karena menjadi guru
Emang buat org yg ga berubah pak nadiem emang racun. Buat guru muda, fresh graduate, dan guru2 inivatif pasti bisa menyesuaikan dg visi pak nadiem
Yang PALING ANEH yg terjadi sekarang adalah "Program Keahlian Ganda untuk mengatasi Kekurangan Guru Produktif di SMK". Contohnya:
Seorang guru yg dasar ilmunya pelajaran Bahasa, dialihkan menjadi Guru Produktif seperti Guru TKJ (Komputer), atau Guru jurusan Pariwisata, atau jurusan lain.
Padahal Guru yg Linear saja harus belajar bertahun-tahun untuk bisa memahami Materi-nya.
Aneh Sekali.
Tapi yaa Saya maklum. Karena Sebelum jadi Menteri Pendidikan, beliau itu kerjanya ngurusin Gojek.
Jadi yaa sudahlah.
@@nanhuba_zx.pro.nj1nx.rr_143 haha. Saya pernah ngajar di sebuah SMK Negeri. Jumlah jam mengajar saya 31 jam per minggu. Di sekolah itu, hanya 2 orang saja yang basic nya IT, salah satunya saya. Sisanya guru umum semua. Lucunya, honor saya malah disamakan dengan teman2 yg jumlah jam mengajarnya hanya 4 atau 8 jam per minggu. Akhirnya saya resign. baru2 ini saya dapat kabar bahwa mata pelajaran kejuruan di SMK itu malah diampuh oleh guru umum yg tdk pnya basic IT. wkwkwkwk
Mas Nadhiem Makarim Menteri Pendidikan Terbaik dari yang pernah Ada. Terima Kasih
*TERBALIK*
Aku sangat setuju dengan hal itu, andai kata kalau sekolah memiliki budaya belajar diluar negeri.
Yg setuju komen di sini 👇
Kelebihan Mas Nadiem dibandingin para pakar pendidikan adl Sebelum beliau menjadi menteri pendidikan, beliau sudah lebih dulu masuk di dunia industri. Jadi beliau tau apa yang dibutuhkan oleh para siswa sebelum masuk di dunia kerja / bisnis.
Ini era disrupsi, dunia pendidikan harus menyiapkan SDM yg selalu siap beradaptasi terhadap perubahan
Brp persen yg paham? Ttg disrupsi
Dilapangan juga terjadi persaingan besar besaran jadi sangat penting bagi sebuah sekolah untuk memberikan keunggulan masing2 instansi. Akhirnya muncul kompetensi yg memang dibutuhkan negara membentuk peserta didik menjadi lebih siap dengan perubahan yg sangat cepat ini. Aplikasi kompetensi ini setidaknya membuat perbaikan kedepan
Assalamualaikum, maaf saya baru mendapatkan UA-cam ini. Terima kasih atas pemaparan pendidikan yang isinya sangat bagus, dan saya mau memberikan masukan. Sebaiknya Bapak Ki Darmaningtyas membentuk suatu Organisasi yang tujuannya mengkritisi pendidikan/ masalah pendidikan yang tujuannya membina pendidikan di Indonesia. Agar Pendidikan di Indonesia semakin maju. Terima kasih Bapak Ki Darmaningtyas. Jayalah Pendidikan lndonesia.
Jgn salahkan nadim makarim salahkan aja org2 yg ga sepaham pemikirannya soalnya bp. Mentri sdh berpikir sangat bagus bagaimana pendidikan Indonesia merdeka, artinya antara guru, dosen, n mahasiswa tidak ada lagi batas diskusi ini yg di maksud merdeka belajar klo sebelumnya guru dan dosen maha benar murid hrs taat dr tk sampai mahasiswa ruang merdeka belajar di batasi tp yg di bawah mentri hanya sebagian yg mengerti
Intinya problem ini emg satu bro, kaum kolot yg kerap disebut ”pakar” ini gak siap berubah.
Argumentasi Ki Darmaningtyas banyak yang lemah tapi offensif...
Tapi dia sendiri tidak mau secara proaktif memberi masukan ...
maklum memang kemampuan nya hanya segitu doang om. sebatas kritik dan teori jadul. mau kasih masukan dari mana ?
mungkin nadiem makarim bukan menteri pendidikan terbaik tapi menurut saya beliau adalah menteri pendidikan paling pas dan cocok dizaman ini, disituasi global saat ini. come on....gen. z ini butuh kurikulum yang terkini yang tidak terikat pada silabus-silabus pembelajaran yang kecepatan berkembangnya tidak singkron lagi dengan kondisi saat ini, contohnya betapa banyak engineer yang menemukan kenyamanan berkarir sebagai bangkir, ekonom jadi desain grafis, dokter jadi ahli enterpreneur, dsb. karena ada yg tidak singkron antara dunia pendidikan dan realita industri.
Semua prestasi individu itu bs sukses, bukan krn keberhasilan pemerintah mengelola pendidikan nasional. Tp lebih krn keunggulan dan kemampuan mereka masing2. Kebijakan pemerintah dibutuhkan untuk memberikan kesempatan pd semua masyarakat tanpa kecuali untuk bs berkembang scr maksimal. Itu yg tdk ada saat ini
menurutku kurikulum itu harus simple dan terarah dengan tajam, tak perlu banyak mata pelajaran, sedikit saja tp betul2 mengarah keprofesioalism level global di jurusan masing2, klo perlu ada penjurusan dari sejak dini biar outputnya bisa jadi expert. kita terlalu banyak membebani anak didik dengan pelajaran yang dimasa depan sama sekali tidak mereka pakai. akhirnya lulusan sekolah/universitas akan bekerja tidak pada bidangnya dan sia2lah mata pelajaran yang jadi basic spesialisasinya.
Betul. Kl mata pelajaran sedikit, siswa punya wkt unt mengendapkan apa yg sdh dipelajari, shg bisa merasakan dan menemukan bidang apa yg menarik unt ditekuni lebih dalam.
Pendidikan harus bebas dari politisasi ,sebab jika politisasi maka guru dan kepal tidak berusaha dan berpikir prestasi tetapi berpikir membantu melanggengkan kekuasaan sang atasan langsung,penghargaan adalah buat yang siap mendukung ,
ada lelucon dari senior didunia terapan/industri : kurikulum dan system pendidikan kita itu "ingin membuat anak didik tahu banyak, tp akhirnya anak didik itu menjadi tidak banyak tahu" 🤦♂🤦♂😁😁🤣🤣🤣 hanya gurauan tp mungkin realitanya memang rata2 seperti itu.... ✌✌
Nadiem makarim adalah menteri yg baik menteri yg sangat baik , sebab lebih banyak kegiatan praktek dilapangan dari pada teori sehingga anak anak sd sltp slta keluar dari sekolah bisa kreaktif mencari makan sendiri secara mandiri tidak perlu harus kerja diperusahan karena bisa membuat sesuatu hasil belajar disekolah yg bisa menghasilkan uang untuk bekal kehidupannya kelak . Yg perlu ditambahkan untuk pemerintah adalah perlu penambahan bantuan dana bagi anak sekolah karena banyak kegiatan diluar sekolah yg sangat membutuhkan biaya/dana . Selanjutnya kebaikan lain menteri nadiem makarin adalah lulusan di universitas /perguruan tinggi , tidak perlu membuat skripsi , tesis , dan desertasi . Ini sangat baik , saya sangat hormat kepada menteri nadiem , ini demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia , rakyat miskin bisa lulus dengan mudah . Sebab tidak mengeluarkan uang untuk membuat skripsi , tesis , dan desertasi . Sebab disini diduga dijadikan ladang pemerasan dan korupsi bagi para dosen , yg berakibat para mahasiswa tidak mampu membayar biaya pembuatan skripsi , tesis , dan desertasi , sebab itu dijadikan ladang /obyek untuk mengeruk uang dari mahasiswa .
Pakar udah lama kan ini terus selama ini Bapak ngapain aja ...kalo ngomong doang nenek2 juga bisa pak... coba undang Prof. Surya .... anak anak Indonesia yg jadi diaspora hampir 100% sukses..yang salah adalah mindset para guru dan dosen tua yang merasa ahli terus secara teori. Deskriminasi di dunia pendidikan harus di hilangkan.
ya beginilah kalau hanya master teori saja 40thn. kurang mampu menyesuaikan kebutuhan pasar hanya bangga dgn teori. begitu ditanya siapa orang yg tepat menjadi menteri... jawabanya '' nggak tau "
luar biasa
Luar biasa ini podcast nya pak, saya seorang Doktor dari Gunungkidul juga seorang dosen swasta gaji sebesar 2,5 juta 😭
aku kok nggak percaya anda doktor ya.....
@@Setiawan- aku tidak memaksa Anda untuk percaya pak 😆
Setidaknya 12 universitas dimana saya telah mengajar disana dan sekarang masih 2 universitas yg memakai saya
benaran gaji doktor 2.5 juta..baik kerja kuli aja boss
@@azammohd4891 2,5 di satu kampus kalikan aja dengan banyak kampus nya 😅😅😅
Kurikulum Merdeka, bila dipahami dan dilaksanakan dengan baik, sesungguhnya mudah dan nyaman bagi siswa, ortu dan guru. Perubahan ke sana sulit. Pendidikan keguruan juga menyiapkan guru yang sesuai dengan tuntutan jaman. (walau prakteknya, guru yang baik tidak selalu dari pendidikan keguruan, kan ada yg salah pilih jurusan). Tapi balik ke Kurikulum lama membuat anak hanya mengerjakan soal tanpa paham, mengejar ranking bukan cinta belajar.
Siap menyimak
*Kurikulum di Indonesia selama ini terlalu membebani siswa.Buku2 terlalu tebal.Pelajaran terlalu banyak hafalan. Sehingga siswa kurang memahami pelajaran.Bab 1 belum begitu faham,guru langsung melanjutkan ke bab 2 karena dikejar waktu utk persiapan ujian.
Btooll belajar tapi gak bermakna
saya guru, justru ini menteri yg banyak membawa perubahan......bos lebih bagus, pembelajaran jd lbh sederhana, siswa enjoy di kelas....yg bilang jelek gak kebagian proyek aja....
Sebenernya program siswa aktif sudah ada pada kurikulum sebelumnya hanya saja mungkin hasilnya baru terlihat sekarang krn penerapan kurikulum itu gak bisa setahun atau 2 thn langsung jadi. Kemudian pendukung lainnya adalah perkembangan IPTEK yang semakin hebat di era sekarang menjadikan program siswa aktif ini bisa lbh mudah dlm penerapannya. Seandainya perkembangan IPTEK dulu seperti sekarang ini maka hasilnya mungkin udah terlihat sejak dulu.
Mas! Yang berbeda pendapat dengan tidak perlu dicap begitu: tidak kebagian proyek. Ini buruk sangka namanya.
Saya tergelitik melihat konten ini, menurut saya memang benar kurikulum berubah terus, tetapi lingkungan juga berubah juga, harus menyesuaikan dengan lingkungan industri pasar kerja, merdeka belajar ada 3 kurikulum di dalamnya dan bisa memilih, lalu pada konten ini maaf kurangnya data ditampilkan hanya hak gaji saja bagaimana dengan kewajibannya, lalu data guru dan honorer bagaimana? lalu kewajiban guru bagaimana, harus ada standard untuk kewajiban guru tersebut. baru setelah tersandar dan penempatan sesuai kebutuhan maka baru meningkatkan Haknya. Saya juga dosen honorer. Pak nadiem membuat suasana tidak kaku menjadi fleksible, selanjutnya baru dievaluasi ditambah atau dikurangi kebijakannya
Setuju
Guru dan Buruh adalah "Dewa"
Makanya jangan utak-atik kesejehteraan dan cara kerjanya pasti Murka 😊😊😊
Semoga bp prabowo sbg presiden rakyat memilih menteri pendidikan yg sangat tepat bravo bp prabowo presidenku
Jika judulnya seperti ini, sebaiknya datangkan juga Mas Menteri Nadiem Makarim untuk menjawab dan menjelaskan program pendidikan yang dicanangkannya 😊❤
Nah baru berimbang namanya
Menurut saya sistem pendidikan di Indonesia adalah sistem yang paling bagus di dunia. Kita negara dan bangsa yang besar. Aneka suku, bangsa, bahasa, dan bahasa. Sungguh Indonesia adalah negara yang indah. Toleransi yang sungguh indah.
Wkkwkwk
Wkkwkw riset dari mana bro? Wkwk
Jaman sdh berubah, kebijakan Nadiem membawa disrupsi yg cukup besar di dunia pendidikan dan mungkin orang tua ini salah seorang yg terkena impactnya
setuju
Bisa jadi. Kasih saja uang pesiun kasian
Setuju,
Hehehe sepertinya iya
Sepakat!!! Termasuk Menag!!! Titik noda hitam pekat dalam pemerintahan Jokowi!!! Usut tuntas dan penjarakan jika terbukti membuat rugi bangsa dan anak bangsa!!
Pengalaman sy menjadi dosen, guru, kepala sekolah, birokrat selama 23 tahun..sesungguhnya problem pendidikan itu ada pd: kualitas guru dalam mengelolah kelas dan memahi potensi siswa, kurikulum yg tidak di politisasi, dukungan org tua dan masyarakat, ruang yg luas bagi pengembangan inovasi guru dan siswa, fasilitas yg termanfaatkan dg baik, dan kesejahteraan guru...
menurut sy.... Yg masuk dlm jurusan keguruan.... Adalah yg kebanyakan tidak diterima di jurusan lain.... dan dari pd tidak kuliah... dan di kotaku ada saja ada 2 perguruan tinggi jurusan keguruan... dan tiap th melahirkan lulusan baru....!!!!!
Yo gak ngono mas banyak kok teman2 yg jadi guru memang nalurinya panggilan hati termasuk saya. Saya bahagia sekali ketika tiap hati bisa.bertemu dgn siswa2 yg disitu mereka saya.anggap seperti teman kadang seperti anak saya terus bisa komunikasi imbal balik yg sangat menyenangkan
Ijin menyampaikan hasil googling sinopsis dari beberapa buku karya Bapak Prof. Darmaningtyas:
1. Pendidikan yang Memiskinkan (Galang Press, 2004)
Sinopsis:
Buku ini mengkritisi sistem pendidikan di Indonesia yang dianggap memiskinkan masyarakat, baik secara ekonomi maupun intelektual. Darmaningtyas menyoroti bagaimana kebijakan pendidikan yang tidak berpihak kepada rakyat miskin membuat pendidikan menjadi barang mewah yang sulit diakses oleh mereka yang kurang mampu. Buku ini juga mengeksplorasi bagaimana kurikulum yang diterapkan tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga tidak memberikan nilai tambah bagi kehidupan siswa setelah lulus.
2. Membongkar Ideologi Pendidikan, Jelajah UU Sisdiknas (editor, Resolusi Press, 2004)
Sinopsis:
Sebagai editor, Darmaningtyas mengumpulkan tulisan-tulisan yang membongkar ideologi di balik Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Buku ini membahas berbagai aspek dari UU tersebut, termasuk kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi kualitas dan akses pendidikan di Indonesia. Buku ini juga memberikan analisis kritis tentang bagaimana UU Sisdiknas diterapkan dan dampaknya terhadap sistem pendidikan nasional.
3. Pendidikan Rusak-rusakan, Kritik terhadap Kebijakan Pendidikan Nasional (LKIS, 2005)
Sinopsis:
Buku ini merupakan kumpulan kritik terhadap berbagai kebijakan pendidikan nasional yang dianggap merusak sistem pendidikan di Indonesia. Darmaningtyas mengulas kebijakan-kebijakan yang tidak efektif dan sering kali kontraproduktif, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Buku ini juga menyoroti masalah-masalah seperti kualitas guru, kurikulum, dan manajemen pendidikan yang buruk.
4. Utang dan Korupsi Racun Pendidikan (Yashiba, 2008)
Sinopsis:
Darmaningtyas dalam buku ini menyoroti bagaimana utang luar negeri dan korupsi telah menjadi racun bagi sistem pendidikan di Indonesia. Buku ini mengungkapkan bagaimana dana pendidikan yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan malah disalahgunakan oleh oknum-oknum yang korup. Selain itu, beban utang yang besar juga membatasi anggaran pendidikan sehingga berdampak negatif pada fasilitas dan kualitas pendidikan.
5. Tirani Kapital dalam Pendidikan, Menolak UU BHP (Yashiba dan Damar Press, 2009) bersama Fahmi Panimbang dan Edi Subkhan
Sinopsis:
Buku ini merupakan bentuk penolakan terhadap Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang dianggap memprivatisasi pendidikan dan menyerahkan pendidikan kepada mekanisme pasar. Darmaningtyas bersama Fahmi Panimbang dan Edi Subkhan mengkritisi dampak negatif dari UU BHP yang membuat pendidikan semakin mahal dan sulit diakses oleh masyarakat miskin. Buku ini juga mengajukan argumen bahwa pendidikan seharusnya menjadi hak semua warga negara dan dikelola oleh negara.
6. Transportasi Jakarta Menjemput Maut (Yashiba dan INSTRAN, 2010)
Sinopsis:
Darmaningtyas dalam buku ini menyoroti masalah transportasi di Jakarta yang dianggap sangat berbahaya dan mematikan. Buku ini mengupas tuntas berbagai aspek dari sistem transportasi di Jakarta, mulai dari kemacetan, polusi, kecelakaan, hingga kebijakan transportasi yang tidak efektif. Darmaningtyas juga memberikan rekomendasi untuk perbaikan sistem transportasi agar lebih aman dan efisien.
7. Manipulasi Kebijakan Pendidikan (RESIST BOOK, 2012)
Sinopsis:
Buku ini mengungkap berbagai bentuk manipulasi dalam kebijakan pendidikan di Indonesia. Darmaningtyas menyoroti bagaimana kebijakan-kebijakan yang dibuat sering kali tidak berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat dan lebih mementingkan kepentingan politik atau ekonomi pihak tertentu. Buku ini juga memberikan analisis mendalam tentang bagaimana manipulasi tersebut terjadi dan dampaknya terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan membaca buku-buku ini, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia, serta berbagai upaya dan rekomendasi untuk perbaikannya.
sy praktisi pendidikan di lapangan dan mnrt sy Nadiem mmg menteri pendidikan yg terbaik dgn byk terobosannya. Masalahnya mmg byk sekolah dan guru yg belum siap dgn perubahan yg besar ini. sy sgt menyambut baik perubahan yg ada ini, sdh saatnya kita melakukan loncatan jk mau maju walau mmg byk guru yg belum siap tp biarkanlah yg siap terbang dulu, jd tdk disamaratakan spt jaman2 sebelumnya. Terima kasih byk mas mentri dan maju saja terus. Jngn katakan bhw beliau tdk mau mendengarkan krn sy tahu beliau byk mendengarkan dari berbagai pihak shg tahu apa yg terjadi di lapangan termsuk byk kasus dlm penggunaan BOs
Baik dri mana nya ?
Alhamdulillah
@@treaastuti2696 kami diberi kebebasan mengembangkan kurikulum
😭😭😭😭sudah cocok namanya kurikulum merdeka belajar, muridnya memang diberikan kemerdekaan untuk belajar, tapi guru dibebani dg administrasi yang begitu panjang, bagaimana kita mau fokus. Setelah pandemi apakah masyarakat tau....bagaimana kita para guru setengah mati memperbaiki "KARAKTER ANAK2" yang sudah banyak melenceng dari norma .....😭😭😭😭😭😭😭😭😭 Tetapi In Syaa Allah kami tetap teguh bahwa yang paling penting kami lakukan adalah mengembalikan.., menata karakter anak2 aset bangsa di masa depan untuk kualitas pengetahuan mungkin memang penting, tetapi bagaimana kita bisa tau bahwa anak kita lebih dari yang lain ? Wong sekarang tidak ada UN ? 💪💪💪