Luar biasa bhante. Dari cemarah ini malah perumahtangga bisa berlatih di mall, di kantor, di toko, di cafe, di bus, di mana saja. Selama bentuk batin diketahui dengan jelas. Bahkan para bhante lebih sulit untuk berlatih, karena tempat dan kondisi yang begitu positif dan teduh. Dengan ceramah ini, langsung keliatan kemelekatan dalam pikiran, belunggu mana yang masih terobsesi di dalam pikiran pada waktu kejadian. Langsung tahu sotapana bukan, anagami bukan ? 😂
Haha.. Ini pasti komentar org yg belum coba ikut kursus vipassana 10 hari 😅 yg udh ikut pasti tahu kalau frasa "vipassana dalam kehidupan sehari-hari" Itu hampir mustahil dilatih perumah tangga kecuali kalau perumah tangga itu udah banyak melatihnya baik dalam kehidupan lampau maupun sekarang dalam kondisi yang *terisolasi dan sunyi*
@@humeeesum2126 mungkin pandangan diatas kurang pas. Katakan anda sedang di mall, ketika mata melihat seseorang muncul bentukan batin, menyenangi atau membenci atau netral saja, asal diketahui dan tidak dilekati maka fenomena tadi muncul dan langsung hilang. Ketika anda mendengar musik yang keras di mall, muncul bentukan batin, entah mungkin merasa terganggu karena suaranya terlalu kencang, jika diketahui dan tidak dilekati maka langsung hilang. Demikian seterusnya. Termasuk ketika muncul aku merasa ini dan itu, jika diketahui, langsung hilang. Fakta bahwa aku adalah sebuah pikiran dan aku yang sedang merasa atau berpikir adalah ilusi harus diketahui juga. Mengetahui semua fenomena ini harus semudah kemunculan aku didalam pikiran. Makanya tulisan di atas muncul. Silahkan dicoba langsung, atau diskusi kan dengan guru vipasana anda. Semoga membantu dan membawa manfaat, bukan malah kebencian.
@@cahayah9563 "mengetahui semua fenomena ini harus semudah aku di dalam pikiran" Nah masalahnya tuh, konsep "bukan aku" yang kita pahami sedalam apapun dengan pikiran dan intelektual kita, tidak akan membawa pencerahan dan tetap saja masih ada "Aku" nya. Karena kalau benar-benar sudah tidak ada "Aku" berarti orang itu sudah menjadi Sottapanna. Karena cuma seorang Sottapanna yang berhasil menghancurkan konsep "Aku" yang sesungguhnya, yang katanya harus dicapai dengan meditasi Vipassana yang disiplin dalam lingkungan yang sunyi. Dan itu pun harus dilatih dalam banyak kehidupan. Jadi, nggak ada tuh istilahnya seorang Bhante lebih sulit berlatih dibandingkan kita yang umat awam (pernyataan anda di komentar pertama). Seseorang ingin menjadi Bhikkhu karena justru untuk menyingkirkan banyak gangguan dan usikan dalam kehidupan duniawi sehingga mempunyai lebih banyak waktu untuk berlatih meditasi baik Samatha maupun Vipassana. Lalu "kebencian"? Siapa? Saya? Maaf, tidak ada tuh "Aku" yang menulis, tidak ada aku yang membaca, tidak ada aku yang berkomentar, dan tidak ada aku yang membalas komentar ☺ Tidak ada juga "aku" yang kepo dan iseng serta geli membaca komentar "melihat hanya melihat", "mendengar hanya mendengar" dan berpikir dapat dilatih di mall dibandingkan meditasi duduk 🙏
@@humeeesum2126 bukan pencapaian, bukan menjadi dan bukan menghancurkan. Yang ada tersadarkan. Tersadarkan dari aktivitas pikiran yang selalu memunculkan konsep aku, dan merasa ini milikku. Ketika anda berada di mana saja, akan muncul reaksi mental, atas sebuah situasi. Selama pikiran mengetahuinya, dan tidak bereaksi itu sudah cukup. Anda harus mengerti bahwa gambaran atau rupa aku yang muncul di pikiran, adalah aktifitas pikiran yang bisa dideteksi dengan memperhatikan ke dalam. Kenapa dirasa begitu nyata, karena sudah begitu lama pikiran berproses seperti itu, seolah olah spontan ada rupa aku. Di keramaian atau di tempat sepi ? Di keramaian pada umumnya reaksi mental lebih banyak, godaan lebih banyak, disana pikiran bisa melihat lebih banyak reaksi mental, dan bahkan bisa dideteksi bagian mana masih ada kemelekatan. Rasa benci kah, iri kah, dendam kah, kemarahan, atau nafsu yang menggelora, dstnya. Saya tidak berlatih seperti anda, dan saya jarang sekali ke vihara, kenapa bisa tahu hal ini, karena beberapa tahun lalu saya mengalami khawatir berlebihan. Cara mengatasinya saya sampai pada hal ini. Dimana pun anda sedang berada semua situasi adalah meditasi, semudah pikiran memunculkan rupa aku, perasaan aku, dstnya. Bahkan sedang membaca tulisan ini perhatikan reaksi mental yang muncul dan lepaskan.
@@cahayah9563 Dimanapun berada memang situasi meditasi. Tapi 'menyatakan' dapat langsung berlatih di mall, kantor dll tanpa harus mengisolasi diri dan berlatih serius selama kurun waktu tertentu, rasanya terlalu berlebihan. Ibaratnya, belum bisa renang tapi langsung latihan di laut bukan di kolam renang dulu Saya juga lama gak ke vihara 😅
Top bhante...🎉
Thanks!
Namo Buddhaya Bhante 🙏🙏🙏
"Ditthe dittha matang bhavisati, sutesutta matang bhavisati...Bahiyadarulcariya....Sadhu, sadhu, sadhu Bhante.
Terimakasih
🙏🙏
🙏🙏🙏Sadhu.... Sadhu.... Sadhu....
Semoga semua mahluk berbahagia🙏🙏🙏
Sotti Hottu Bhante
Anumodana, Bhante Santacitto, Ph.D., 🙏🙏🙏
Phd nya Gak usah ditulis karena Bhikkhu kuliah untuk mengajarkan Dhamma bukan untuk pamer
🤭 Iya,,, Susah ya Bhante... Harus dilatih...Terima kasih pencerahannya tentang Aku....
Bante saya ikut Belajar. trimakasih .sehat selalu ya bante
Silakan dengan senang hati
Luar biasa bhante. Dari cemarah ini malah perumahtangga bisa berlatih di mall, di kantor, di toko, di cafe, di bus, di mana saja. Selama bentuk batin diketahui dengan jelas. Bahkan para bhante lebih sulit untuk berlatih, karena tempat dan kondisi yang begitu positif dan teduh. Dengan ceramah ini, langsung keliatan kemelekatan dalam pikiran, belunggu mana yang masih terobsesi di dalam pikiran pada waktu kejadian. Langsung tahu sotapana bukan, anagami bukan ? 😂
Haha.. Ini pasti komentar org yg belum coba ikut kursus vipassana 10 hari 😅 yg udh ikut pasti tahu kalau frasa "vipassana dalam kehidupan sehari-hari" Itu hampir mustahil dilatih perumah tangga kecuali kalau perumah tangga itu udah banyak melatihnya baik dalam kehidupan lampau maupun sekarang dalam kondisi yang *terisolasi dan sunyi*
@@humeeesum2126 mungkin pandangan diatas kurang pas. Katakan anda sedang di mall, ketika mata melihat seseorang muncul bentukan batin, menyenangi atau membenci atau netral saja, asal diketahui dan tidak dilekati maka fenomena tadi muncul dan langsung hilang. Ketika anda mendengar musik yang keras di mall, muncul bentukan batin, entah mungkin merasa terganggu karena suaranya terlalu kencang, jika diketahui dan tidak dilekati maka langsung hilang. Demikian seterusnya. Termasuk ketika muncul aku merasa ini dan itu, jika diketahui, langsung hilang. Fakta bahwa aku adalah sebuah pikiran dan aku yang sedang merasa atau berpikir adalah ilusi harus diketahui juga. Mengetahui semua fenomena ini harus semudah kemunculan aku didalam pikiran. Makanya tulisan di atas muncul. Silahkan dicoba langsung, atau diskusi kan dengan guru vipasana anda. Semoga membantu dan membawa manfaat, bukan malah kebencian.
@@cahayah9563 "mengetahui semua fenomena ini harus semudah aku di dalam pikiran"
Nah masalahnya tuh, konsep "bukan aku" yang kita pahami sedalam apapun dengan pikiran dan intelektual kita, tidak akan membawa pencerahan dan tetap saja masih ada "Aku" nya. Karena kalau benar-benar sudah tidak ada "Aku" berarti orang itu sudah menjadi Sottapanna. Karena cuma seorang Sottapanna yang berhasil menghancurkan konsep "Aku" yang sesungguhnya, yang katanya harus dicapai dengan meditasi Vipassana yang disiplin dalam lingkungan yang sunyi. Dan itu pun harus dilatih dalam banyak kehidupan.
Jadi, nggak ada tuh istilahnya seorang Bhante lebih sulit berlatih dibandingkan kita yang umat awam (pernyataan anda di komentar pertama). Seseorang ingin menjadi Bhikkhu karena justru untuk menyingkirkan banyak gangguan dan usikan dalam kehidupan duniawi sehingga mempunyai lebih banyak waktu untuk berlatih meditasi baik Samatha maupun Vipassana.
Lalu "kebencian"? Siapa? Saya? Maaf, tidak ada tuh "Aku" yang menulis, tidak ada aku yang membaca, tidak ada aku yang berkomentar, dan tidak ada aku yang membalas komentar ☺
Tidak ada juga "aku" yang kepo dan iseng serta geli membaca komentar "melihat hanya melihat", "mendengar hanya mendengar" dan berpikir dapat dilatih di mall dibandingkan meditasi duduk 🙏
@@humeeesum2126 bukan pencapaian, bukan menjadi dan bukan menghancurkan. Yang ada tersadarkan. Tersadarkan dari aktivitas pikiran yang selalu memunculkan konsep aku, dan merasa ini milikku. Ketika anda berada di mana saja, akan muncul reaksi mental, atas sebuah situasi. Selama pikiran mengetahuinya, dan tidak bereaksi itu sudah cukup. Anda harus mengerti bahwa gambaran atau rupa aku yang muncul di pikiran, adalah aktifitas pikiran yang bisa dideteksi dengan memperhatikan ke dalam. Kenapa dirasa begitu nyata, karena sudah begitu lama pikiran berproses seperti itu, seolah olah spontan ada rupa aku.
Di keramaian atau di tempat sepi ? Di keramaian pada umumnya reaksi mental lebih banyak, godaan lebih banyak, disana pikiran bisa melihat lebih banyak reaksi mental, dan bahkan bisa dideteksi bagian mana masih ada kemelekatan. Rasa benci kah, iri kah, dendam kah, kemarahan, atau nafsu yang menggelora, dstnya.
Saya tidak berlatih seperti anda, dan saya jarang sekali ke vihara, kenapa bisa tahu hal ini, karena beberapa tahun lalu saya mengalami khawatir berlebihan. Cara mengatasinya saya sampai pada hal ini.
Dimana pun anda sedang berada semua situasi adalah meditasi, semudah pikiran memunculkan rupa aku, perasaan aku, dstnya. Bahkan sedang membaca tulisan ini perhatikan reaksi mental yang muncul dan lepaskan.
@@cahayah9563 Dimanapun berada memang situasi meditasi. Tapi 'menyatakan' dapat langsung berlatih di mall, kantor dll tanpa harus mengisolasi diri dan berlatih serius selama kurun waktu tertentu, rasanya terlalu berlebihan. Ibaratnya, belum bisa renang tapi langsung latihan di laut bukan di kolam renang dulu
Saya juga lama gak ke vihara 😅
🙏🙏🙏