SELAYANG PANDANG GEREJA HKY PALASARI

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 19 вер 2024
  • Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Palasari berada di Banjar atau Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Bila berkendara dari Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk akan memakan waktu perjalanan kurang lebih 30 menit. Sedangkan yang berangkat dari Denpasar, harus menempuh durasi kira-kira 3 - 4 jam naik kendaraan.
    15 September 1940, 18 keluarga dari desa Tuka ditambah 6 keluarga dari desa Gumbrih berangkat menuju ke Jembrana yang masih merupakan kawasan hutan Pala yang sangat lebat. Pembangunan desa tersebut sangat berat, dengan peralatan sederhana, ganguan nyamuk dan berbagai binatang buas, kerinduan kampung halaman dan rasa takut mengakibatkan 18 orang mengundurkan diri dan 6 orang tak puas dan dikembalikan ke desa asal. Pastor Simon Buis dan orang yang tersisa inilah yang menjadi perintis berdirinya desa yang dinamakan Palasari. Kata ‘Pale’ berasal dari hutan Pale, kata sari bermakna inti atau secara pandangan agama Katolik adalah pengandaian dari ‘ragi’. Keberhasilan pembangunan tersebut, menarik banyak umat yang datang. Pada tahun 1942 oleh pemerintah dan Raja Jembrana diberi tambahan lahan lagi seluas 200 hektar. Tahun 1942-1946 : Masa Suram Diawali dengan masuknya Jepang. Pastur Simon Buis, ditahan oleh Jepang dengan alasan keamanan di Singaraja dan dipindahkan ke Pare-pare, Ujung Pandang. Umat yang kehilangan pemimpin tetap memiliki kehidupan bergereja yang baik.Muncul dua orang Ketekis yang melayani umat di Palasari yaitu Philipus da Parera asal Sikka NTT dan I Nyoman Pegeg. Mei 1946, Pastor Simon Buis kembali ke Bali dan memimpin pembangunan Palasari baru. Tahun 1947 Sukarelawan dari berbagai daerah di Jawa datang ke Bali untuk membantu umat yang banyak terserang wabah. Sukarewan tersebut adalah Valentina, Ayu Kendar Sabda Kusuma sebagai tenaga medis, Seorang Pastur muda yang bernama P.B. Blanken dan Ignatius AM de Vrieze. Ketiga orang inilah yang kemudian meletakkan kerangka landasan dasar pembangunan Palasari baru. Tahun 1950, Simon Buis diangkat sebagai Pastur Paroki Singaraja dan tahun 1951 kembali ke Belanda dan meninggal di sana. P.B. Blanken, SVD menjadi Pastur paroki yang menggantikannya sampai tahun 1970.I'ahun 1951-2000 : Membangun visi dan misi paroki, renovasi dan inkulturasi.Pembangunan yang dilaksanakan sejalan dengan tahun-tahun Pelita yang diprogramkan oleh pemerintah diantaranya :-Karya pengutusan dimulai, yaitu umat mulai transmigrasi menuju Lampung, Sulawesi Tengah (Parigi), Sulawesi Selatan yaitu Masamba dan Palopo dan jumlah transmigran yang terbesar adalah ke Sulawesi Tenggara di Unaaha Kendari.-Pengutusan menuju rumah-rumah Biara yang diawali dengan tahbisan Imam pertama tahun 1969 dan 1971.Pada tahun 1990 -2020 adalah masa renovasi dan inkulturasi-Untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi Gereja dan budaya daerah peranan pemaksan sebagai desa adat mulai dilembagakan.-Renovasi fisik gereja dan pemekaran kehidupan umat.
    Di tempat ini, keheningan diubah menjadi kebahagiaan, dan kerinduan selalu memanggil untuk kembali. Selamat menyongsong ulang tahun ke. 80 Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Palasari, 15 September 2020.

КОМЕНТАРІ • 30