terimakasih atas pemaparan materinya pak, dari video diatas dapat saya pahami tentang pemikiran emile durkheim, yaitu : 1. Fakta sosial fakta sosial bukanlah kejadian yang konkrit, namun merupakan hal yang bersifat abstrak yang mampu mengikat dan memaksa, contohnya nilai norma budaya, fakta sosial bersifat eksternal 2. Solidaritas sosial - mekanik : kesatuan masyarakat yg diakibatkan kesamaan - kesamaan, misalnya mata pencaharian yang sama - organik : kesatuan sosial yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan (masyarakat modern) misal dosen terjerat hukum perlu pengacara, pengacara sebelum bisa menjadi pengacara harus mengambil pendidikan dan membutuhkan dosen 3. Bunuh diri - egoistik : terjadi akibat lemahnya ikatan sosial, yang individualisme jadilah ia menanggung penderitaannya sendiri dan makin lama tak kuat lalu memilih bunuh diri - altruistik : terjadi akibat terlalu kuatnya ikatan sosial, bunuh diri ini digolongkan oleh durkheim yaitu “bunuh diri akibat dukungan masyarakat” ketika tidak ikut mati malah dicemooh - fatalistik : terjadi akibat terlalu terkekang oleh orang orang atau keluarganya, bisa diperbudak dan akhirnya tidak kuat lagi lalu finalnya melakukan bunuh diri - anomie : terjadi akibat nilai norma budaya yang terdahulu runtuh namun nilai norma dan budaya yang baru belum ada, masyarakat menjadi bingung. contohnya org org yg bunuh diri loncat dr mall yg motifnya tdk jelas, ingin cari perhatian saja dari pemikiran durkheim diatas saya sangat tertarik tentang bunuh diri menurut durkheim, disana tertera jelas 4 tipe bunuh diri, yang menarik bunuh diri fatalistik terjadi akibat kekangan entah dari keluarga atau orang terdekatnya, ketika kata “terkekang” ini terjadi didalam suatu keluarga antara anak dan orang tuanya dan terjadilah peristiwa tak menyenangkan yaitu bunuh diri, apakah ini sepenuhnya salah orang tua sebagai pelaku pengekangan kepada anaknya? atau bisa saja pak orang tua lebih tau mana yang terbaik untuk anaknya, atau terkadang anak memiliki ekspetasi berbeda terhadap perilaku org tua mereka ke diri mereka, bisa jadi karena perilaku orang tuanya yang tidak sesuai ekspetasi anaknya maka ia sendiri malah tertekan dan merasa harus mengakhiri hidupnya. sekian pak dari saya, terimakasih 2012511039 I gst ayu diah citra rasmi
Selamat pagi pak, terima kasih atas pemaparannya mengenai teori dari Emile Durkheim yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik, teori bunuh diri yang di bagi menjadi 4 tipe yaitu suicide egoistik, suicide fatalistik, suicide altruistik dan suicide anomi yang dimana saya mengetahui bahwa terdapat jenis-jenis dari adanya bunuh diri ini, dan izin bertanya pak, apakah bunuh diri menjadi jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah?, dikarenakan yang saya tahu orang-orang yang melakukan tindakan bunuh diri biasanya memiliki latar belakang yang kelam dan tidak bisa menceritakannya ke orang lain, terima kasih pak 🙏
Terimakasih atas materi yang bapak sampaikan, saya ingin bertanya. Apa orang yang membicarakan bahwa ia ingin bunuh diri di sosial media adalah orang yang hanya haus akan perhatian, atau memang dia benar benar dalam keadan depresi? dan bagaimana menurut bapak cara menanggapi orang yang seperti itu? Bagus Dwi Saputra / 2012511035
Terima kasih atas materi yang telah Bapak sampaikan. Saya izin berpendapat sedikit terkait materi tersebut. Berdasarkan materi yang dipaparkan kita dapat mengetahui bahwa banyak hal dalam kehidupan individu dipengaruhi oleh ikatan sosial dengan individu lain maupun masyarakat. Seperti halnya dalam solidaritas sosial dimana baik persamaan dan perbedaan dapat membentuk sebuah ikatan antar individu yang saling ketergantungan. Hal yang serupa juga terdapat pada teori bunuh diri, keempat jenis dari bunuh diri yang dijelaskan merupakan hasil dari efek eksternal dari individu dan berkaitan dengan ikatan sosial mereka kepada masyarakat. Lalu, ada hal yang ingin sedikit saya tanyakan, yaitu apabila kita menilik kembali mengenai teori bunuh diri dari Emile Durkheim maka kita dapat menemukan sebuah fakta bahwa apabila sebuah ikatan sosial terlalu lemah ataupun terlalu kuat dapat berujung pada tindakan bunuh diri. Berdasarkan hal ini, maka indikator atau batasan apa yang dapat menentukan batas wajar dari sebuah ikatan sosial yang akan membuat ikatan tersebut bertahan dalam bentuk solidaritas sosial bukannya berujung pada tindakan bunuh diri? Kurang lebih begitu yang bisa saya sampaikan, mohon penjelasannya Bapak. Terima kasih🙏🏼 Putu Angelica Agustini (2112511034)
Slam sejahtra bgi kita semua, indikator redaksi dri pemaparan diatas terkait dngan konsep bunuh diri, hemat sya ada tiga kategori dinyatakan konsep bunuh diri mnurut durkheim, pertama Manusia tendensinya lebih brsifat Paradigma berpikir tradisional Kedua, Lebih tendensinya manusia yang sudah mapan dan tdk bisa mnerima eksistendsi revolusi yang ada di masyrakat Ketiga Manusia lebih tendensinya bersifat egosentris. Pertanyaan sya ingin plasback histori konsep bunuh diri, apa landasan durkheim melahirkan teori bunuh diri ini, fenomena2 sperti apa yang di terjadi di masyrakat hinggal lahir teori bunuh diri ini, Trimakasih
Terimakasih pak atas materi yang sudah bapak paparkan. Saya Seraphine A.R. NIM 2012511059 izin bertanya. di Indonesia bunuh diri sudah tidak asing lagi, dan bapak sudah menjelaskan 4 jenis bunuh diri. Lalu menurut bapak, di Indonesia sendiri jenis mana yang paling dominan ditemukan kasusnya dan kenapa jenis itu yang paling dominan? terimakasih pak.
Terima kasih atas penjelasan materinya pak. Saya tertarik dengan pembahasan bunuh diri anomie yang bapak berikan penjelasan bahwa terjadi atas dasar yang kurang jelas atau hanya sekedar senang (membanggakan dirinya). Bagaimana jika saat bunuh diri tersebut memberikan dampak yang buruk kepada masyarakat atau orang - orang sekitar? seperti bom bunuh diri, karena tidak semua bom bunuh diri memiliki dorongan atau alasan yang jelas tetapi lebih kepada rasa bangga yang mereka inginkan atau rasa ingin diperhatikan. Bagaiamana kategori ini dapat sedikit dirubah pada masa sekarang? Putu Roosevelt Goenamantha Shailendra 2012511069
Terima kasih pak atas penjelasannya. Dari penjelasan yang bapak sampaikan mengenai pemikiran Durkheim tentang fakta sosial yang bersifat abstrak dan mengikat serta memaksa masyarakat, contohnya seperti norma atau adat yang dipercaya dalam suatu masyarakat untuk membatasi atau mengatur kehidupan bermasyarakat. Dari sana Durkheim juga menjelaskan bahwa ada empat jenis suicide atau bunuh diri yauitu bunuh diri egoistik, bunuh diri altruistik, bunuh diri fatalistik, dan bunuh diri anomie. Mengenai jenis-jenis bunuh diri menurut Durkheim ada berbagai hal yang melatar belakangi orang untuk melakukan bunuh diri seperti pada bunuh diri egoistik yang merupakan akibat dari lemahnya ikatan sosial, dimana individu menanggung penderitaan seorang diri dan tidak memiliki tempat berbagi sehingga mendorong individu tersebut untuk melakukan bunuh diri. Saya ingin bertanya pak, apakah fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat seperti norma dan budaya yang di anut atau di percayai oleh suatu masyarakat tersebut dapat mencegah terjadinya bunuh diri pak? seperti misalnya dalam suatu masyarakat yang di dalamnya menjunjung budaya atau norma keagamaan yang kuat dimana bunuh diri dipandang sebagai tindakan individu yang kurang beriman atau kurang mendekatkan diri pada agama sehingga jika ada individu yang bunuh diri dapat dipandang sebagai orang yang kurang beragama sehingga berpengaruh juga pada pandangan masyarakat terhadap keluarganya. Dimana hal tersebut mungkin dapat mempengaruhi seorang individu untuk tidak melakukan bunuh diri, apa hal tersebut dapat dikatakan fakta sosial mempengaruhi tindakan bunuh diri? terima kasih pak. (Maurilla Rahma Neysa, NIM: 2012511058)
Ruth Novelia 2012511065 terimakasih atas materinya pak. dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya bunuh diri adalah usaha seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri dengan tujuan untuk meniadakan atau menghilangkan nyawanya sendiri, hal ini biasanya dilakukan atas dasar motivasi-motivasi tertentu seperti ingin menyelesaikan permasalahan yang terjadi. namun apakah ada cara untuk mencegah seseorang untuk tidak melakukan bunuh diri dan bagaimana cara mengetahui ciri ciri orang yang akan melakukan percobaan bunuh diri supaya kita bisa mencegahnya. terimakasih pak
Terimakasih atas pemaparan yang telah bapak berikan dimana didalam buku Emile Durkhein yang berjudul suicide ada 4 jenis bunuh diri yaitu: egoistik, alturistik, fatalistik, dan anomie. lalu bagaimana dengan bunuh diri yang dipicu oleh pengaruh alkohol dan narkotika, sehingga melakukan tindakan bunuh diri. apakah itu dapat dikatakan bunuh diri fatalistik? Karena ada dibawah kesadaran akibat alkohol dan narkotika. Terimakasih🙏 Kartika Inda Setianingrum (2012511001)
Terimakasih pak atas pemaparan jelas dan padat pada materi ini. Ijin untuk sedikit berpendapat perihal Solidaritas Sosial dan teori bunuh diri dari Durkheim. Durkheim melihat individu dibentuk oleh masyarakat, sebenarnya individu memiliki keinginan sendiri tetapi lingkungan sosial dapat mengubah keinginan pribadinya itu. Menurut saya ada beberapa kasus bunuh diri di Indonesia yang relate akan teori Durkheim ini, misalnya ketika seseorang yang kurang bisa beradaptasi dilingkungan sekitarnya dan pada akhirnya tidak mendapatkan pengakuan sosial, jika terus seseorang itu dipaksa atau memaksa melakukan hal yang dia tidak inginkan akan berakibat ekstrem (terkadang ini tidak disadari secara langsung). Terlepas dari manifestasi-manifestasi individu itu sendiri, pada akhirnya akan ada peristiwa yang memakan korban (seperti bunuh diri) karena korban yang tidak tahu cara melepas atau bertahan pada krisis tersebut, lagi lagi tanpa disadari bunuh diri menjadi hal yang sudah ditentukan oleh oknum lain tanpa disadari karena runtuhnya hubungan sosial dan sebaliknya, maka dari itu Emile Durkheim melihat bunuh diri menjadi fenomena sosial. Bukan lagi hanya perihal individu itu sendiri ketika memutuskan untuk bunuh diri tetapi banyak aspek yang melatarbelakangi itu dan kita sebagai bagian dari masyarakat sosial harus memiliki kepekaan lebih akan hal ini agar kedepannya tidak akan menjadi aktor 'pelaku' ataupun 'korban' didalamnya. (Nabila Edini/2112511028)
terimakasih pak atas penjelasannya, nama saya Leni Fitri Novianti dengan nim 2112511023. seperti yang sudah bapak jelaskan tadi bahwa fakta sosial itu bersifat abstrak. contohnya seperti sistem pertukaran (jual-beli) dengan uang. solidaritas sosial pun dibagi menjadi 2 yaitu solidaritas mekanik dan organik. contoh dari solidaritas mekanik yaitu pengkultusan tokoh kharismatik yang sama, mata pencaharian yang sama). sedangkan Solidaritas organik contohnya perbedaan kepentingan, perbedaan mata pencaharian
Terimakasih atas materi yang telah disampaikan pak. Dalam penjelasan solidaritas mekanik dikatakan bahwa masyarakatnya bersifat homogen atau ikatan sosialnya disebabkan oleh kesamaan-kesamaan dalam masyarakatnya sedangkan kita tahu bahwa manusia memiliki kebutuhan yang kompleks. Saya ingin bertanya, jika masyarakatnya bersifat homogen, lalu bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya yang kompleks? Bukankah lambat laun kesamaan-kesamaan tersebut (contohnya pekerjaan) akan runtuh seiring dengan kebutuhan masyarakat yang kian kompleks. Saya juga tertarik dengan pembahasan mengenai bunuh diri. Bunuh diri egoistik disebabkan karena kondisi masyarakat yang atomisitik, bunuh diri altruistik yang didukung oleh masyarakt, bunuh diri fatalistik disebabkan karena individu tersebut merasa terkekang oleh tindakan-tindakan oleh pihak lain yang dirasa terlalu menentukan hidupnya, dan terakhir bunuh diri anomie yang disebabkan karena kondisi masyarakat yang kebingungan. Bukankah di keempat tipe bunuh diri yang diklasifikasikan oleh Durkheim disebabkan oleh masyarakt itu sendiri? Kesimpulan yang bisa saya tangkap dari materi bunuh diri oleh Durkheim ini adalah bunuh diri merupakan tindakan individu untuk mengakhiri hidupnya yang disebabkan oleh masyarakat yang mendorong dirinya untuk melakukan bunuh diri yang mana hal itu bisa diartikan bahwa masyarakat menjadi pembunuh bagi masyarakat yang lain. Apakah pendapat saya bisa diterima pak? Karena saya pikir bunuh diri tidak serta merta disebabkan oleh dorongan internal individu tersebut. Terimakasih Pak. 2012511014/Fitri Fatmawati Hasibuan
Terimakasih pak atas penjelasannya, nama saya Km. Reyska Vidya Fritzy Amanda dengan nim 2112511039. Berdasarkan materi yang bapak sampaikan, bunuh diri egoistik terjadi akibat begitu lemahnya ikatan sosial. Pertanyaan saya adalah apakah seseorang dengan kepribadian introvert cenderung berpotensi melakukan bunuh diri jenis ini?
terimakasih untuk pemaparan materinya pak, wajib bgt harus sering" up video kaya gini, wajib! keren abizzz! sekalian saya ingin bertanya pak, tadi dijelaskan macam macam bunuh diri menurut durkheim, nah yg menarik perhatian saya yaitu bunuh diri altruistik, menyambung ke HAM ya pak, apakah bunuh diri altruistik itu melanggar hak hidup seseorang yg misal dijadikan pengorbanan dalam sebuah ritual? bukankah negara kita sangat melindungi HAM, dan apakah dengan diadakan kegiatan bunuh diri altruistik seperti itu tidak dikenakan pidana untuk masyarakat yg mendukung? sekian terimakasih pak🙏🏻 (dina/2012511023)
Sebelumnya terimakasih pak atas paparan materi yang ada di video. Disini saya ingin bertanya mengenai bunuh diri anomie, nah di paparan materi di video bahwasanya bunuh diri anomie ini bunuh diri yang mana orang-orang yang melakukan bunuh diri untuk dipertontonkan di depan umum atau orang-orang yang tidak jelas motifnya. nah, apakah bunuh diri anomie ini dilandasi oleh kejiwaan atau kegilaan akibat dari pasca-revolusi? Sekian pertanyaan dari saya pak, Terima kasih. Desy Rahayu (2112511012)
sebelumnya terimakasih atas pemaparannya pak, mengenai pemaparan bapak mengenai bunuh diri altruistik yaitu diakibatkan oleh kuatnya ikatan sosial. Yang terjadi saat ini beberapa kelompok di masyarakat suatu fenomena yaitu jika orang yang mereka idolakan meninggal karena bunuh diri maka mereka juga memilih untuk ikut bunuh diri dengan alasan tidak ingin idolanya merasa kesepian atau alasan lainnya. Bagaimana tanggapan bapak mengenai orang-orang yang meninggal karena alasan mengidolakan seseorang yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri lalu mengikuti jejak idolanya tersebut? NI KADEK ANISTARINI (2112511018)
Terima kasih banyak bapak atas pemaparan materi diatas. Dari materi tersebut saya tertarik mengenai pemikiran Durkheim terhadap tindakan bunuh diri yang mana menurutnya terdapat 4 macam tipe bunuh diri pada seseorang. Berbicara mengenai bunuh diri, tentu tindakan tersebut dilatar belakangi oleh berbagai faktor pendorong dan penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri tersebut. Jadi dari yang saya pahami, tindakan bunuh diri dapat dikatakan terjadi akibat lemahnya kekuatan sosial pada diri individu. Orang-orang yang melakukan bunuh diri mungkin mempercayai keyakinan atau paham kepercayaan bahwa 'kematian dapat menyelamatkan atau menghilangkan rasa sakit yang mereka rasakan' (kalimat-> "lebih baik mati") yang kemudian memicu dirinya untuk melakukan tindakan bunuh diri. Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah pola pikir mayoritas pelaku bunuh diri yang memahami/mempercayai 'kematian yang dapat menyelamatkan/menghilangkan rasa sakit mereka' yang kemudian berujung pada tindakan bunuh diri, dapat dikatakan dipengaruhi oleh budaya? Maksud saya, apakah pola pikir yang telah tertanam dan dipahami oleh mayoritas pelaku bunuh diri tersebut dapat dikatakan sebagai budaya masyarakat? (terlebih lagi diera globalisasi seperti saat ini) Mengingat banyaknya negara yang memiliki angka kasus bunuh diri pada masyarakatnya yang tinggi dan sering terjadi seiring waktu. Mohon maaf bapak, bila ada kata/ucapan yang salah/kurang🙏 Terima Kasih Mang Dwidya Pradnyani Putri (1912511057)
Terimakasih atas pemaparan materinya pak. Saya ingin bertanya, saat menjelaskan tentang bunuh diri altruistik bapal sempat memberikan contoh tentang kapten kapal indianapolis yang berhasil selamat saat kapal selamnya tenggelam dan berakhir mendapatkan banyak cemoohan dari warga sekitar dan kemudian kapten kapal tersebut akhirnya memilih untuk bunuh diri. Lalu setelah kapten kapal tersebut meninggal, apakah ada suatu bentuk penyesalahan dari masyarakat sekitar yang dulu ikut mencemoohnya atau mungkin sebaliknya, warga sekitar malah senang ketika si kapten kapal tersebut ikut bunuh diri menyusul awak kapal lainnya? Terimakasih pak
Sebelumnya terima kasih saya ucapkan atas pemaparan materi mengenai Emile Durkheim yang dijelaskan oleh Bapak. Disini Saya ingin membahas atau bertanya mengenai solidaritas. Memang solidaritas mempunyai banyak dampak positif tetapi jika kita menoleh juga terdapat dampak negatifnya, contohnya ditunjukkan pada sekelompok atau bisa dikatakan solidaritas kekerasan yang ditunjukkan sekelompok orang ketika bersama-sama berbuat kerusakan. Contohnya peristiwa perusakan atau pembakaranyang lebih mengarah kepada aksi fanatisme buta yang bisa saja dikatakan sebagai bentuk patologi sosial atau bahkan bisa jadi penyimpangan sosial jika memang sengaja dilakukan untuk tujuan memecah-belah. jadi pertanyaan saya adalah mengapa solidaritas dalam melakukan kekerasan bisa terjadi ?apakah ada yang salah dengan teori solidaritas sejauh ini? karena bisa kita lihat beberapa kelompok sosial yang membangun solidaritasnya sendiri justru bertujuan untuk meneror, menakut-nakuti atau semacam kelompok yang mengintimidasi bukan untuk memperkuat nilai-nilai solidaritas tetapi malah menjadi arogansi identitas? Sephora Injilia br Sembiring/ 2012511025
Selamat pagi pak sebelumnya terimakasih atas pemaparan materinya. Saya Cyndy Claudya Br Sembiring dengan Nim 2112511019 ingin bertanya seperti yang sudah bapak jelaskan bahwa menurut Emile Durkheim bunuh diri dipengaruhi oleh faktor integrasi sosial. Lalu bagaimanakah korelasi yang terbentuk antara integrasi sosial dan bunuh diri? Terimakasih pak
Selamat sore pak terimakasih atas penjelasan materinya mengenai pemikiran Emile Durkheim. Sebelum itu, saya ingin menyampaikan beberapa pendapat serta contoh fenomena dari materi yang sudah dijelaskan. Yang pertama adalah fakta sosial, dikatakan bahwa fakta sosial mampu mengikat dan memaksa masyarakat. Dapat diartikan bahwa fakta sosial mampu mengikat dan memaksa masyarakat dari cara berpikir(thingking), cara bertindak(way of acting), dan berperasaan (feeling), jadi fakta sosial mampu mengendalikan individu dalam masyarakat. Yang kedua adalah dari penjelasan mengenai solidaritas mekanik dan solidarias organik dapat dikatakan bahwa solidaritas sosial adalah suatu keadaan hubungan antar masyarakat didasarkan atas perasaan moral dan kepercayaan yang diperkuat oleh pengalaman bersama. Disini saya ingin menanyakan mengenai solidaritas organik yang dikatakan bahwa kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan di dalamnya misalnya perbedaan kepentingan atau perbedaan mata pencaharian, apakah dapat dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini individu saling ketergantungannya tinggi? Seperti penjelasan bapak jika dosen sakit ia akan mencari dokter. Lalu jika masyarakat solidaritas mekanik atau masyarakat solidaritas organik ada yg melakukan pelanggaran, bagaimana sistem pemberian hukuman atau sanksi kepada masyarakatnya? Apakah ada perbedaannya dalam pemberian hukuman atau sanksi? Mohon penjelasnnya. Kemudian yang ketiga mengenai bunuh diri. Dikatakan bahwa angka bunuh diri orang protestan lebih tinggi dibandingkan orang katolik karena orang protestan lebih atomistik. Apakah hal tersebut juga dapat di hubungkan dengan ajaran calvinisme ?. Lalu mengenai fenomena bom bunuh diri di Makassar, menurut bapak sendiri fenomena tersebut termasuk tipe bunuh diri yang mana kemudian bagaimana pendapat bapak mengenai fenomena tersebut? Jika dari saya bom bunuh diri tersebut termasuk tipe bunuh diri Altruistik, karena pelakunya dapat dikatakan sebagai teroris dan teroris biasanya ikatan sosialnya tinggi, di mana siapa yang berani mempertaruhkan nyawa untuk bom bunuh diri akan diberikan penghormatan. Sekian pendapat dan pertanyaan dari saya terimakasih. Nama : Ni Komang Triska Vania Cahya Dewi NIM : 2012511045
Ni Komang Trilita Sukma Palgunadi (2112511003) Izin bertanya dalam buku Etika Protestan Spirit Kapitalisme dijelaskan salah satu poin yaitu agama Protestan mendukung embrio munculnya kapitalisme dan juga memiliki bukti dari itu yaitu kesuksesan dari orang yang beragama Protestan lebih besar daripada penganut Katolik dikarenakan orang yang menganut agama Protestan memiliki sifat individualis dan juga kompetitif. Tetapi jika kita melihat dari sifat dasar manusia yaitu sosialis atau tidak bisa hidup sendiri dan bergantung pada diri sendiri Apakah Teori ini bisa dikatakan membuahkan hasil positif kedepannya atau malah justru membuah kan hasil negatif dikarenakan sifat individualis tersebut kedepannya pak ? Terima Kasih🙏
terimakasih atas penjelasannya pak Wahyu. Saya pernah menemukan orang yang melakukan cutting/menyakiti diri sendiri dengan menyayat bagian tubuhnya dan menguploadnya di media sosial dan beberapa dari mereka bahkan mengaku ingin melakukan bunuh diri. Menurut saya orang-orang seperti ini ingin mencari perhatian dari orang-orang dimedia sosial karena lemahnya ikatan sosial di dunia nyata, apakah ini termasuk dalam percobaan bunuh diri dalam konteks egoistik atau bahkan masuk ke dalam konteks bunuh diri anomie dimana dia senang mempertontonkan aksi bunuh dirinya di depan khalayak? Bagaimana pendapat bapak? Terimakasih. Sry Rahayu Sinaga_2012511048
Seblumnya terimakasih pak atas materi yang sudah dipaparkan, izin berpendapat mengenai materi tersebut pak. Kini Durkheim sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif. Durkheim melihat, sosiologi yang baru lahir itu dalam upaya untuk memperoleh kedudukan sebagai cabang ilmu sosial yang berdiri sendiri. Menurut Durkheim, sosiologi ketika itu tengah berada dalam ancaman bahaya, dimana kekuatan pengaruh dari dua cabang ilmu yang telah berdiri kokoh, yaitu filsafat dan Psikologi. Menurut Durkheim, tidak keseluruhan dari fakta sosial itu merupakan barang sesuatu yang nyata. Hebriene Amanda 2112511022
terimakasih atas materi yang sudah diberikan, materi yang sangat lengkap. namun, saya ingin menanyakan kepada bapak, pada penjelasan sebelumnya dijelaskan bahwa bunuh diri dapat terjadi akibat seseorang tersebut tidak dapat berbagi atau bercerita mengenai penderitaannya dengan orang lain, namun dilihat secara realitanya kebanyakan terkadang seseorang yang memiliki masalah, apabila ia menceritakan kepada orang lain justru orang atau individu itu tidak dapat menemukan solusi, melainkan menambah tekanan batin, dan dari tekanan tersebutlah terkadang seseorang pemikirannya lebih ruet dan memicu bunuh diri, menurut pendapat bapak bagaimana mengenai hal tersebut? terimakasih pak Febriyantari/2012511041 Sos 20
Terima kasih atas pemaparannya pak, sebelumnya perkenalkan saya Alvina Herdiana dengan NIM 2112511016 ingin bertanya mengenai materi bunuh diri altruistik. Bunuh diri dipandang sebagai hal yang negatif namun bagaimana dengan bunuh diri altruistik? apakah bunuh diri altruisik merupakan hal yang positif atau justru hal yang negatif? Terima kasih
Terimakasi atas materinya pak. Ijin bertanya, bagaimana jika seorang kapten pasukan ketika melakukan sebuah misi dan di dalam menjalankan misi itu anak buahnya gugur, akan tetapi kapten ini masih memiliki kesempatan hidup dan kembali, tetapi disisi lain ada rasa tanggung jawab seperti yang dijelaskan di materi tadi. Jadi apakah sah sah saja jika kapten tersebut pulang tanpa anggotanya atau malah sebaliknya kapten tersebut melakukan bunuh diri yang jelas dapat membuat dosa? Terimakasih Pak I Putu Surya Adi Kusuma (2012511003)
terima kasih atas video yang bapak kasih, sangat bermanfaat bagi saya, saya Athallah Bentang dengan nim 2012511067 ingin bertanya, apakah bunuh diri altruistik akan menjadi hal yg dibenarkan karena banyak kasus seperti kapten kapal titanic yang rela tenggelam beserta awak kapalnya dan mendapatkan penghargaan yang bisa diingat sampai saat ini ?
Selamat pagi, sebelumnya terima kasih banyak atas pemaparan materi mengenai pemikiran emile durkheim ini. Saya pribadi sangat tertarik terhadap pemikiran durkheim, ada yang mau saya tanyakan mengenai pemikiran durkheim tentang solidaritas sosial. Nah, dijelaskan bahwa solidaritas mekanik ini sendiri adalah kesatuan dalam masyarakat yang disebabkan oleh kesamaan di dalamnya. Nah, di Bali sendiri di Denpasar terdapat kawasan Kampung Jawa yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam, apakah kelompok masyarakat tersebut termasuk di dalam golongan solidaritas mekanik? karena kesamaan mereka dalam ajaran agama yang dianut. Selain itu, mengenai pemikiran Durkheim tentang bunuh diri saya sangaaaat tertarik untuk mempelajari lebih dalam, ada satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan. Di Indonesia sendiri, bisa dibilang sedang marak terjadi 'bom bunuh diri' oleh sekelompok orang/bahkan individu yang tergabung dalam satu organisasi. Bom bunuh diri ini termasuk dalam golongan Bunuh diri alturistik atau anomie ya? Sekian pertanyaan dari saya, semoga diberikan pencerahan. Nama : Ida Ayu Kiyani Cahya Aridewi NIM : 2012511051
Terimakasih atas pemaparan materi nya pak. Bagi saya materi ini sangatlah bermanfaat karena ini merupakan dasar dari ilmu pengetahuan mengenai sosiologi yang di tuangkan melalui pemikiran dari tokoh-tokoh terkemuka Sosiologi. Pemaparan materi mengenai pemikiran Emile Durkheim sangatlah menarik bagi saya terutama pada bagian bunuh diri. Ternyata di balik manusia yang melakukan bunuh diri memiliki tujuan atau maksud tertentu. Bunuh diri ternyata tidak selalu karena pasrah akan kehidupan maka orang akan melakukan bunuh diri tetapi orang juga melakukan bunuh diri agar mereka mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari Masyarakat. Beberapa contoh juga sudah bapak paparkan mengenai bunuh diri ini. Lalu ada juga materi mengenai bunuh diri egoistik, yang mana orang tersebut melakukan bunuh diri ini karena individu menanggung penderitaan tanpa tempat mencurahkan perasaan. Saya teringat dengan cerita mengenai pembulian yang dialami oleh seorang anak secara terus menerus sampai pada akhirnya ia tidak dapat menanggung semua itu dan akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri. Tetapi ada juga kejadian bunuh diri yang menimpa artis Korea baru' ini yang bernama sulli. Dia menanggung penderitaan atas bully" an dari para netizen akan tetapi dia juga masih punya teman yang bisa menjadi teman curhatnya. Tetapi meskipun dia memiliki teman untuk mencurahkan perasaannya dia tetap melakukan bunuh diri. Nah saya ingin bertanya pada kasus yang dialami oleh aktris Korea "Sulli" ini termasuk ke dalam jenis bunuh diri apa pak? Ni Nyoman Ayu Sri Winadi / 1912511012
Halo pak saya AN HOFEN PURBA/2012511006 sebelum nya saya ucapkan terimaksih atas penjelasan bapak tentang solidaritas di masyarakat yang mana tentu nya hal itu akan semakin membuat masyarkat lebih solid. Namun untuk saat ini saya berasumsi bahwa solidaritas masyarakat telah berkurang karna kemajuan jaman yang mana manusia semakin ber kompetisi dalam meraih segala hal, dan saya ingin bertanya apakah solidaritas saat ini bisa pudar karena kemajuan zaman?. Lalu perihal tentsng bunuh diri saya menanggapi semua itu memang pasti di latar belakangi dengan hal hal tertentu karena manusia memiliki sifat yang rasional dalam melakukan setiap tindakan. Dan sering kali orsng orang yang gagal berfikir lebih memilih mengakhiri hidup tanpa tau akibat nya nanti bagi orang orang yang di tinggal kan. Nah menurut bapak bagaimana pendapat bapak tentang orang orang yang rela melakukan aksi teror( bom bunuh diri) tindakan ini masuk ke dalam jenis bunuh diri apa pak? Terimaksih pak🙏🙏🙏
Selamat pagi pak, sebelumnya terimakasih atas pemaparan materi yang bapak berikan. Saya, Ni Made Gita Cahyarani dengan NIM 2112511014 ingin menanggapi tentang teori bunuh diri menurut Durkheim karena bunuh diri termasuk dalam fakta sosial dimana pengaruh sosial dan struktur sosial dalam masyarakat sangat mempengaruhi terhadap perilaku individu. Tentang teori 4 tipe bunuh diri menurut Emile Durkheim, masing masing jenis memiliki penyebabnya tergantung individu. Bunuh diri egoistik adalah bunuh diri karena seseorang memiliki masalah" yang di alaminya dan merasa harus menanggung bebannya sendirian (kurang nya ikatan sosial), bunuh diri altruistik adalah bunuh diri yang dilakukan karena keinginan berjasa atau keinginan bunuh diri yang di persembahkan, bunuh diri fatalistik adalah bunuh diri yang dilakukan akibat adanya kekangan yang dialami oleh pelaku, dan bunuh diri anomie yang bisa di bilang bunuh diri paling absurd yang tidak memiliki tujuan yang jelas atas tindakannya. jadi, saya ingin bertanya, - Jika ada pelaku bunuh dirii yang disebabkan karena kurangnya ikatan sosial sehingga tidak bisa membagikan masalahnya pada orang lain akibat kekangan atau tekanan sosial yang terjadi pada dirinya, apakah itu bisa dimasukkan kedalam bunuh diri egoistik/alturistik pak?. - bagaimana jika seseorang melakukan tindakan bunuh diri karena insting yang tidak jelas, contoh: seseorang mengalami delusi yang menyebabkan dirinya bunuh diri, apakah ini termasuk kedalam tipe bunuh diri anomie menurut Durkheim karena delusi adalah sesuatu hal yg belum pasti dan bersifat tidak jelas atau masuk ke dalam tipe bunuh diri menurut Durkheim yang mana pak?
Selamat malam pak🙏 Sebelumnya saya izin menanggapi mengenai pemikiran Durkheim mengenai fakta sosial, saya pribadi tidak sependapat dengan pemikiran Durkheim yang satu ini Pak. Menurut saya fakta sosial mestinya merupakan sesuatu yang konkret dan dapat dibuktikan secara empiris sehingga lebih mudah jika teori tersebut digunakan dalam suatu kajian. Sehingga bagaimana bisa sesuatu yang abstrak seperti norma, nilai, serta budaya yang bersifat mengikat dan memaksa itu disebut fakta sosial sedangkan kejelasan mengenai pembuat atau penggagasnya pun masih belum jelas? Selanjutnya yang kedua, dikatakan bahwa fakta sosial bersifat eksternal individu namun "memayungi" serta mengontrol. Maka yang saya tangkap dari fakta sosial menurut Durkehim ini mirip dengan sistem sosial. Bagaimana bisa nilai,budaya,serta norma yang bersifat mengontrol namun memaksa disebut fakta sosial? Sementara ketiga hal tersebut sifatnya beraneka ragam. Dan yang terakhir saya ingin bertanya mengenai teori bunuh diri Durkheim, pada kasus bom bunuh diri. Masuk ke jenis bunuh diri manakah pelaku bunuh diri ini Pak? Karena jika dia dikategorikan ke dalam alturistik menurut saya bisa karena kan memang pelaku konon "dicuci otaknya" diiming2i akan mendapat penghargaan ketika berhasil melakukan misi ini. Sedangkan menurut saya masuk juga ke dalam anomie, karena pelaku ini juga tentu senang dan bangga karena dapat melakukan misi bunuh diri tersebut. Sekian dari saya pak, saya mohon maaf apabila tanggapan argumen maupun pemikiran saya tidak sesuai. Karena disini saya juga masi perlu banyak belajar, sekian dan terimakasih pak🙏 PUTU WULAN PURNAMA DEWI / 1912511026
Terima kasih atas pemaparan materinya bapak, saya izin bertanya mengenai teori bunuh diri Emile Durkheim di bagian bunuh diri fatalistik. Teori bunuh diri ini kan terjadi akibat adanya kekangan atau tekanan dalam hidup seseorang, sepengetahuan saya di zaman sekarang cukup banyak orang yang merasa terkekang untuk memilih jalan hidupnya bahkan orang terdekat seperti keluarga juga dapat menjadi faktor adanya kekangan tersebut, menurut bapak apa hal yang harus dilakukan orang tersebut sebagai cara dalam pertolongan utama agar individu tersebut tidak melakukan tindakan bunuh diri fatalistik? Kekangan yang dimaksud tentunya yang sudah terakumulasi atau sudah berat yang menyebabkan gangguan mental Sekian pertanyaan saya pak Terima kasih Muhammad Riaz Zakaria (2112511005)
Terimakasih pak atas penyampaian materinya. Saya Latifah Simbolon (2112511013) ingin berpendapat tentang pertanyaan salah satu penanya di komentar yaitu masuk kedalam jenis apakah bunuh diri yang disebabkan oleh putus cinta? Dari yang bapak jelaskan yaitu mengenai jenis bunuh diri menurut Menurut Durkheim pertanyaan tersebut menurut saya bisa masuk kedalam jenis bunuh diri egoistik atau bisa juga fatalistik karena bunuh diri karena putus cinta bisa jadi karena putus asa termasuk juga ia merasa menderita karena kehilangan. Demikian pak, Terimakasih.
selamat sore pak, emile durkheim dengan fakta sosial yang menjelaskan bahwa perihal yang bersifat abstrak (tak tampak namun mengikat dan memaksa), mencium tangan kepada orang tua saat berpergian merupakan budaya yang abstrak namun memaksa. sistem ini terbentuk hanya disuatu daerah khususnya asia berbeda dengan bangsa eropa yang memiliki budaya yang lebih bebas, pertanyaan saya adalah fakta sosial ini yang bersifat eksternal apakah aturan-aturan dan sistem tersebut berdasarkan masa lampau atau terbentuk secara perlahan-perlahan pak? terima kasih Albertus Gianino Amput 2012511005
Terimakasih pak penjelasannya menarik dan dapat dipahami. Saya Michael Josua Surbakti dengan NIM 2112511032 ingin memberikan tanggapan dan pertanyaan mengenai Emile Durkheim dan teorinya (fakta sosial, solidaritas sosial, dan teori bunuh diri). Yang pertama adalah mengenai teori fakta sosial. Menurut saya sosiologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari masyarakat dan kaitan kaitan didalamnya harus memperhatikan suatu fakta sosial. Walaupun fakta sosial bersifat abstrak tetapi fakta sosial dapat mengikat dan memaksa seorang individu dalam menjalankan kehidupan sehari harinya. Mengapa hal ini dapat terjadi ? Seperti yang pak Wahyu jelaskan bahwa sebelum individu lahir, masyarakat telah terbentuk dengan berbagai aturan, norma, nilai, dan segala kekompleksan nya. Dalam contoh disebutkan adalah transaksi dengan menggunakan mata uang. Individu yang baru lahir saat uang sudah menjadi alat tukar jual beli menganggap uang memang sudah kodratnya menjadi sebagai alat tukar dan jual beli. Namun coba kita bayangkan masyarakat yang dahulu masih menggunakan sistem barter. Pasti masyarakat tersebut sangat merasa aneh dan bingung karena bagaimana bisa kertas yang tidak ada harganya "disulap" menjadi kertas yang bernilai. Hal ini berbeda dengan sistem barter yang mereka gunakan dimana barang ditukar dengan barang. Bahkan lebih modern setelah barter, masyarakat menganggap alat tukar jual belinya adalah emas dan perak. Ini dikarenakan emas dan perak memiliki kelangkaan dan bahannya tidak dapat rusak. Masyarakat tersebut juga pasti bingung terhadap alat tukar yang digunakan masyarakat modern adalah kertas. Karena sebagaimana yang kita tahu bahwa kertas dapat dengan mudah rusak dan kertas merupakan barang tidak langka. Hal hal inilah yang membuat fakta sosial bersifat abstrak karena fakta sosial menggambarkan peradaban masyarakat pada masanya. Tetapi fakta sosial juga bersifat mengikat karena sudah lama terbentuk dan dilakukan sebelum individu tersebut lahir. Seorang individu juga harus memperhatikan tata perilakunya terhadap fakta sosial di masyarakat agar tidak terjadi penyimpangan norma, nilai, dan agama. Selain itu fakta sosial juga berubah ubah setiap waktunya, sebagai contoh di Arab sempat ada larangan menyetir bagi kaum perempuan dan di Iran kaum perempuan dilarang menonton sepakbola di stadiun. Hal ini dikarenakan adanya pandangan yang berbeda dari perspektif agam dalam melihat kaum perempuan dan hal kompleks lainnya. Namun Arab Saudi (pangeran Salman) saat ini mulai merombak aturan aturan tentang aktivitas kaum perempuan agar bisa melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi, boleh menyetir, dan boleh bekerja tanpa meminta ijin terhadap wali laki laki. Artinya sistem norma ini dirasa sudah kurang relevan dengan perkembangan zaman yang ada dan Arab Saudi menjadi contoh negara yang merubah norma/fakta sosial di negaranya. Lalu yang selanjutnya mengenai solidaritas sosial. Seperti yang kita tahu solidaritas sosial terbagi menjadi 2 dimana ada solidaritas sosial mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas sosial mekanik sendiri terbentuk karena adanya kesatuan kesatuan ikatan dari persamaan yang ada didalamnya. Biasa dilakukan pada masyarakat pedesaan, karena memiliki ciri khas yang relatif sama dimana tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan edukasi yang didapat cenderung sama. Berbeda dengan itu solidaritas sosial organik terbentuk karena adanya perbedaan dari unsur unsur didalamnya. Biasa dilakukan di masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan karena tingkat pendidikan, edukasi, dan mata pencaharian masyarakat perkotaan sangat variatif dan beragam. Kedua solidaritas ini tidak dapat dipisahkan dalam masyarakat karena sebagaimana kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial yang terus berinteraksi dengan manusia lain hingga mati. Sehingga solidaritas sosial pasti akan terbentuk tergantung individu tersebut hidup di lingkungan dengan karakteristik masyarakat seperti apa. Lalu yang terakhir tentang bunuh diri. Menurut saya ada pergeseran dominasi bunuh diri di masyarakat setiap waktunya. Awalnya sebelum manusia mengenal pendidikan dan cara berpikir rasional, masyarakat purba lebih didominasi oleh bunuh diri altruistik untuk pengorbanan, tradisi, adat, dan berbagai alasan primitif lainnya. Sebagai contoh : harakiri yang dilakukan oleh warga Jepang. Namun seiring berjalannya waktu, kehidupan sosial menjadi lebih kompleks dan norma serta hukum dan kepercayaan adat yang primordial cenderung ditinggalkan karena kemajuan zaman. Di sisi lain kemajuan zamanlah yang membuat manusia melakukan tindakan bunuh diri. Sebagai contoh : bunuh diri akibat pinjol online karena tidak bisa membayar, bunuh diri akibat kerugian investasi bodong dan lain sebagainya. (Bunuh diri egoistik) contoh lainnya adalah seorang individu yang selalu dipaksa atau dikekang oleh keluarganya untuk menjadi sama seperti dirinya. Misalnya orangtuanya pengacara memaksa anaknya harus menjadi pengacara juga, orangtuanya dosen memaksa anaknya harus lanjut S2,S3 dsb. (Bunuh diri fatalistik). Kesimpulannya bunuh diri ternyata juga mengikuti perkembangan zaman yang ada. Pertanyaan : sebagai seorang sosiolog apakah bapak menginginkan anak/ bagian dari keluarga bapak untuk menjadi sesuatu yang bapak inginkan (misalnya : jadi sosiolog, jadi pengacara, jadi orang kaya, lanjut S2 dsb). Jika anak/keluarga bapak ternyata tidak melakukan keinginan bapak sebagai orangtua atau bahkan menyimpang dari norma yang ada (misalnya ingin menjadi gamers) dengan penghasilan yang tidak tetap apa yang bapak lakukan ? Sekian tanggapan dan pertanyaan dari saya kurang lebihnya mohon maaf. Sukses selalu pak Wahyu !
Selamat malam, Pak. Sebelumnya terima kasih banyak atas materi yang telah Bapak sampaikan dengan sangat menarik ini. Saya Cicilia Alexandra Mota dengan NIM 2112511015 ingin bertanya, apakah itu berarti jika bunuh diri anomie atau bunuh diri absurd ini termasuk ke dalam sifat narsistik, Pak? Karena ia merasa bangga dipandang oleh masyarakat umum walaupun itu hanya sekedar melakukan hal bodoh seperti bunuh diri tanpa motif apapun? Tetapi dibalik itu semua, pasti ada motif tertentu yang membuatnya merasa bangga untuk melakukan bunuh diri dibandingkan melakukan hal-hal berguna? Terima kasih.
Sebelumnya terimakasih atas pemaparan materi yang telah bapak berikan, saya I Kadek Ari Darmaputra nim 2112511009 mohon izin untuk bertanya mengenai tipe bunuh diri egoistik, dalam pemaparan materi telah disampaikan bahwa bunuh diri egoistik dapat terjadi karena kurangnya interaksi sosial. Lalu apakah tipe bunuh diri egoistik ini dapat meningkat pada masa sekarang/ masa pandemi? Karena adanya ppkm dan isolasi mandiri. Terimakasih pak🙏
TERIMA KASIH PAK atas penyampaian materinya, Izin menanggapi dan bertanya. Materi kali ini sangat menarik bagi saya. Dalam pemaparan materi di jelaskan di vidio tersebut yaitu tentang "Bunuh Diri Egoistik" yang dimana diakibatkan dari lemahnya ikatan sosial - kondisi masyarakat bersifat atomistik atau lebih mudah dipahami yaitu Individu yang sarat menanggung seorang diri penderitaan tanpa tempat berbagi dan mencurahkan perasaan. Nah dari fenomena tersebut saya selaku pengguna sosial media, dari sana saya melihat dan berasumsi bahwa karakter/tipe orang yang telah dijelaskan diatas sangat aktif di media sosial mungkin untuk mencari teman atau sekedar membuat status agar tidak kesepian. Hal tersebut juga sangat nyata saya lihat seperti salah satu temen seangkatan saya yang bernama Pramana R. Ia itu sering memposting segala keluh kesahnya (penderitaanya) di status baik itu lagi sedih, depresi, nangis, status tangannya disayat pakai silet lah, dan lain-lain yang mengacu ke tindakan bunuh diri lah pokoknya.. namun baru diajak ngobrol face to face tu dia sangat tertutup dan ngomong seperlunya saja. Selain itu, dia juga tidak disukai oleh teman sekelasnya karena pendiam dan nyaris tidak pernah ngomong. Disini saya ingin bertanya mengenai fenomena diatas, Apakah hal tersebut sudah dapat tergolong dalam "Bunuh Diri Egoistik"?? Berarti dalam konteks ini Bunuh Diri Egoistik sering terjadi pada seorang yang introvert? Lalu bagaimana cara kita membangun diri atau membantu teman yang adalah seorang introvert untuk mengantisipasi adanya tindakan Bunuh Diri Egoistik ini? Dan bagaimana cara kita sebagai masyarakat yang bijak bersosmed dalam menanggapi hal seperti ini? Mohom maaf apabila pertanyaan saya kurang tepat pak, karena saya ingin lebih memahami mengenai materi ini. NI MADE RYANA AYU PARAMITA/2012511061
Sebelumnya terimakasih pak atas pemaparan materi di dalam video nya, saya Rizky Maulana Rinata (2112511038) ijin bertanya pak Apakah orang yang telah di diagnosa terkena suatu penyakit yang super duper bahaya dan ia bunuh diri karena tidak kuat dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya itu termasuk bunuhdiri fatalistik?? Maksud dari perubahan yang saya sebutkan adalah setelah ia terdiagnosa itu ia diatur seperti harus makan A biar tidak semakin parah, tidak boleh melakukan B jika ingin sembuh, dan bunuh diri fatalistik itu di akibatkan oleh jalan dan cara hidup individu telah ditentukan secara pasti dan mutlak tidak bisa di ganggu gugat.
Solidaritas Organik saat Ini pas Salam Hal bantuan pangan di Masa pandemic Covid 19, seperti bantuan silang, misalnya bantuan ikan pdmasyarakat yg berada daerah pegunungan, sbliknya masyrakat di daerah pegunungan membantu Salam Hal sayur mayur, Adam di gunung garam di laut.
Terima kasih sebelumnya atas pemaparan materinya ,saya Ni Luh Widyantari NIM 2112511002 angkatan 2021. Berbicara mengenai buhuh diri sendiri merupakan suatau hal yang menarik sekali untuk dibahas. saya ingin memberikan tanggapan sedikit mengenai bunuh diri itu sendiri dimana menurut saya itu beragamnya cara , motif dan penyebab orang bunuh diri itu tidak lepas dari perkembangan zaman contoh saja yang sudah disinggung tadi bahwa orang dahulu bunuh diri bisa disebabkan karena kepercayaan, faktor ekonomi , depresi dan umumnya orang bunuh diri pasti dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar aksinya tidak diketahui, namun di zaman sekarang dengan perkembangan teknologi contoh keberadaan sosial media yang menjadi media untuk mencari pengakuan dan perhatian publik dimana tidak sedikit aksi bunuh diri dilakukan secara terang-terangan seperti beberapa kasus bunuh diri secara live di sosial media. Hal tersebut tentu bisa terjadi karena adanya pengaruh dari perkembangan zaman , nahh disini saya ingin bertanya mengenai bagaimana tanggapan bapak tentang aksi buduh diri yang dilakukan secara live dan terang-terangan di sosial media apakah aksinya tersebut dapat dikatakan sebagai bunuh diri anomie yang secara bangga mempertontonkan aksinya tersebut di halayak umum dan sekadar mencari perhatian publik ? atau mungkin ada kekeliruan dari asumsi yang saya sampaikan. Mohon pencerahanya pak terima kasih ..
Sebelumnya Trimakasih atas pemaparan materi yang disampaikan oleh bapak, Perkenalkan saya Astika Dame Uli Siagian, Nim 2112511001. Mohon ijin bertanya mengenai materi ini. Seperti yang dijelaskan dividio, Bunuh diri egoistik dapat terjadi karena ikatan sosial yang lemah membuat dia bunuh diri. "Jadi, jika ada seorang mahasiswa yang bunuh diri dikarenakan alasan stress atau depresi apakah hal tersebut termasuk dalam teori bunuh diri egoistik dari emile dukrheim ya pak? Apalagi jika kita melihat normalisasi masyarakat akan tindakan bunuh diri ini, apakah akan memengaruhi angka harapan hidup sosial pak? Trimakasih pak🙏
Terimakasih pak sebelumnya atas penjelasan materi dari video di atas. - Dari yang sudah bapak jelaskan diatas bahwa fakta sosial itu mengikat namun tidak tampak , dan beberapa contohnya; norma,budaya, nilai. Seperti yang kita ketahui pak bahwa sejatinya budaya bisa mengalami akulturasi atau perubahan, apakah nilai dan norma yang menjadi jati diri suatu masyarakat dalam konteks fakta sosial , dapat berubah juga pak? Dan apakah contoh dari perubahan fakta sosial ; norma dan nilai di negara kita sendiri pak "Indonesia" ? Sudah ada yang berubah kah pak? Karena dari segi realita sosial meskipun negara kita di jajah ratusan tahun oleh bangsa barat namun norma adat kita seperti "salim tangan kepada orang tua" sangatlah berbeda dengan bangsa barat/eropa yang pernah menjajah kita kan pak? - Pak teori bunuh diri emile durkheim menggambarkan definisi seseorang mengakhiri hidup mereka dalam perspektif sosiologi, artinya terdapat pengaruh integrasi sosial atau masyarakat dalam tindakan ini. Tapi pak bukankah sejatinya saat seseorang berencana untuk mengakhiri hidupnya maka itu bukan lagi peran masyarakat, namun antara dia dengan pilihan nya sendiri (teori psikologis) , lantas mengapa unsur sosiologis tetap menjadi pedoman emile durkheim dalam konteks perspektif bunuh diri? - Bunuh diri anomie disebut juga sebagai bunuh diri absurd, yang didasari oleh kesenangan palsu dari seorang individu, sedangkan bunuh diri altruistik adalah bunuh diri yang umumnya digunakan sebagai ritual pengorbanan manusia. Lantas pertanyaan saya pak, jika ada seseorang yang mengajukan diri untuk dikorbankan dalam sebuah ritual dengan perasaan bahagia dan senang karena merasa berjasa dalam kelompoknya, apakah itu sebuah kebahagiaan palsu juga pak? Dan kategori bunuh diri apa yang orang ini perbuat bedasarkan teori emile durkheim pak, apakah anomie? Karena dia merasa bahagia namun itu hanyalah sebuah kebahagiaan palsu karena akhirnya dia akan mati, atau altruistik? Karena pengorbanan ini untuk sebuah ritual? Sekian pertanyaan dan tanggapan saya pak, Terimakasih. Felix Natalando (2112511025)
Durkheim: "Manusia tak menyembah Tuhan, melainkan pemikirannya sendiri", sebuah perkataan yang kontroversial dan logis. Perkataan Durkheim ini apabila dimaknai secara mendalam, dapat menjadi tamparan keras bagi radikalisme agama yang ekstrim. Terima kasih materinya pak. Juan Tinangon / 2012511066
Terima kasih atas pemaparan materinya pak. Saya punya pertanyaan mengenai hunuh diri altruistik, yang dimana ada yang disebut bunuh diri karena dukungan masyarakat. Contohnya jika kapten kapal laut selamat dari kecelakaan kapal tersebut, maka ia akan dicemooh oleh masyarakat seumur hidupnya. Menurut bapak sendiri, apabila seorang kapten memang secara tidak sengaja selamat dari kecelakaan kapal tersebut, walaupun dia memang sejak awal ingin memenuhi kewajibannya sebagai kapten yaitu tenggelam bersama kapal laut tersebut, tetapi dia masih bisa bertahan dari situasi tersebut, lalu dia diselamatkan oleh tim penyelamat, apa dia akan tetap mendapat cemoohan? bukankan memang sudah menjadi kewajiban untuk menyelamatkan orang yang sekiranya masih bisa untuk diselamatkan? jujur saja saya agak kurang setuju dengan statement tersebut, karena kembali lagi kita sebagai manusia juga harus memiliki rasa simpati terhadap orang lain. Sekian pertanyaan saya, terima kasih pak. Nama: I Gusti Agung Ayu Galuh Gayatri NIM: 2112511030
Selamat malam Pak, terimakasih atas materi yang Bapak sampaikan. Saya ingin bertanya terkait empat jenis bunuh diri menurut Emile Durkheim. Seperti yang sudah Bapak sampaikan Emile Durkheim membagi empat jenis bunuh diri, yaitu tipe egoistik, altruistik, anomik, dan fatalistik. Bunuh diri egoistis muncul karena lemahnya integrasi antara individu dan sistem sosialnya. Bunuh diri altruistis muncul karena kuatnya integrasi antara individu dan sistem sosialnya. Bunuh diri anomik ditandai fakta keadaan sosial yang kacau balau, tanpa peraturan atau norma. Sedang bunuh diri fatalistik muncul karena struktur sosial begitu menindas sehingga sama sekali tidak memberi harapan akan masa depan. Pada hakekatnya, studi tentang bunuh diri ini merupakan upaya Durkehim menunjukkan betapa hal-hal yang selama ini dinilai sangat pribadi, yaitu bunuh diri, ternyata memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan fakta sosial yang hidup di masyarakat. Fakta-fakta sosial ini lah yang menjelaskan kenapa bunuh diri dilakukan seseorang, bagaimana cara bunuh diri yang dipilih, serta tipe-tipe bunuh diri (penyebab) yang terjadi. Pertanyaan saya, dengan maraknya kasus-kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia tipe bunuh diri manakah yang mendominasi terjadinya bunuh diri tersebut? Ketut Arika Sugiati Dewi (1912511001)
Saya Selviana Sanul/2012511020 dari prodi Sosiologi angkatan 2020,ingin bertanya Nilai,Norma,Budaya Ketiga sifat fakta sosial ini bersifat memaksa orang mengikaya pada masyarakat.Ketiga di tuntut untuk mengikat ketiga sifat di atas .Fakta sosial kadang kita tidak menyadarinya dalam kehidupan kita setiap hari . Bagaimana pandangan sosiologi melihat kenyataan ini yang begitu miris, bahkan semakin sulit untuk di praktekan secara nyata?
Selamat siang, Terima kasih atas waktunya pak. Saya Dewa Ayu Euginia Rafael dengan NIM 2112511021izin bertanya, dalam solidaritas mekanik dijelaskan bahwa Kesatuan masyarakat disebabkan oleh kesamaan kesamaan di dalamnya seperti mata pencaharian yang sama tokoh karismatik yang sama otomatis mereka memiliki solidaritas yang sama dan juga yang kuat. Dalam solidaritas organik, Kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan seperti perbedaan kepentingan dan juga perbedaan mata pencaharian, otomatis manusia itu sendiri mementingkan kepentingannya dia terlebih dahulu daripada mementingkan kepentingan orang lain. Apakah dari solidaritas mekanik dan juga solidaritas organik bisa dikolaborasikan atau disatukan menjadi sebuah solidaritas yang baru agar menciptakan sebuah kesempurnaan dari solidaritas itu sendiri pak ? Terima kasih 🙏
Selamat sore pak, terimakasih sebelumnya atas penjelasanmateri yang di berikan, Saya Linda Kumalasari dengan Nim 2112511004 ijin bertanya pak, dari pemberian materi bapak di atas sempat di jelaskan mengenai teori bunuh diri Emil Durkheim yaitu teori bunuh diri fatalitalistik, yang terjadi karena seseorang itu merasa tertekan dan terkekang oleh keluarga maupun orang terdekatnya jadi menurut bapak bagaimana cara agar seorang individu itu tidak melakukan bunuh diri fatalitalistik tersebut?
Selamat Siang pak, sebelumnya saya ucapkan Terima kasih atas pemaparan mata kuliah Teori Sosiologi Klasik mengenai pemikiran Emile Durkheim ini. Saya Ni Kadek Puspita Rabi Swari dengan NIM 2112511029, ingin menanggapi mengenai solidaritas sosial yang terdiri dari Solidaritas Mekanik yang dimana berarti hal tersebut dapat terjadi dan kumpulan tersebut dapat terbentuk karena adanya kesamaan yang dirasakan dan dilakukan oleh sekumpulan individu, serta Solidaritas Organik dimana solidaritas ini terbentuk dikarenakan tiap individu memerlukan satu sama lain, seperti Murid memerlukan guru untuk menimba ilmu dan Guru memerlukan murid untuk menjadi penerima ilmu, yang berarti dalam solidaritas ini terbentuk karena adanya keterkaitan antar kepentingan individu satu dengan individu lainnya, Sekian Terima Kasih pak
Selamat malam pak wahyu, terimakasih atas materi yang telah disampaikan. Didalam vidio dijelaskan mengenai berbagai macam khasus bunuh yang terjadi, nah disini saya ingin menanggapi sedikit mengenai khasus yang terjadi beberapa bulan terakhir ini dimana khasus covid 19 masih mewabah diseluruh dunia, dan ini menyebabkan banyak orang yang meninggal, tapi yang meninggal bukan saja karena virus itu sendiri, tapi juga sebagian ada yang meninggal karena bunuh diri. saya pernah denger berita di tv, dimana terdapat orang yang diisukan positif covid mengalami ketakutan dan depresi, yang menyebabkan orang tersebut memilih bunuh diri, padahal hasil tes menyatakan bahwa dia negatif covid pak dan ini menjadi pusat perhatian masyarakat akibat tindakannya. NAH saya ingin bertanya pak, kasus bunuh diri yang dilakukan ini termasuk kedalam khasus bunuh diri yang mana ya pak? karena disisi lain org yg bunuh diri ini juga merasa terkekang akibat perasaan takutnya sendiri, dan dia juga takut dikucilkan dalam masyarakat akibat terkena virus, Sehingga memilih bunuh diri sebagai jalan keluarnya. terimakasih pak. Ni Kadek Trisna Dewi (1912511059)
selamat siang pak terimakasih atas pemaparan yang sangat informatif ini, saya izin bertanya tentang teori bunuh diri yang dikemukakan oleh Emile Durkheim. jika seseorang Melakukan bunun diri karena mereka sudan cukup dan tidak kuat melawan pertarungan dirinya dengan depresi/ penyakit mental yang dideritanya termasuk jenis apa pak? meskipun mereka seseorang yang tidak individualis, seseorang yang agamawi, dan outgoing? meskipun mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan sebagainya? apakah mereka termasuk orang yang mengedepankan egonya sendiri? atau mereka adalah orang yang hebat Karena bisa bertahan sejauh ini dan akhirnya merasa Sudah tidak kuat lagi? terimakasih banyak pak maaf jika ada kesalahan (Josephine Anastacia Herman 2012511030)
selamat malam pak. saya ingin berkomentar sedikit pada bagian solidaritas menurut Durkheim, ketika saya ambil contoh nyata sekelompok individu (katakanlah tetangga di sekitar lingkungan rumah tinggal saya) yang bermata pencaharian beragam seperti perawat, pns, wiraswasta, pedagang dll akan disebut sebagai ikatan solidaritas organik, karena mereka berbeda namun saling membutuhkan satu sama lain. namun, saat berada di keadaan yang sekarang ini (krisis akibat mewabahnya covid-19), kelompok masyarakat yang berbeda itu justru bergabung membentuk suatu perkumpulan pedagang rumahan (berjualan makanan ringan) demi menyambung hidup di tengah pandemi ini. ini berarti status ikatan mereka berubah menjadi solidaritas mekanik, karena berada dalam payung mata pencaharian yang sama. dari kejadian ini yang saya tangkap berarti perubahan label solidaritas ini mungkin saja terjadi karena faktor tertentu dalam kasus ini adalah keadaan ekonomi, sementara di video di atas dijelaskan bahwa solidaritas mekanik terjadi pada masy tradisional/pedesaan sedangkan solidaritas organik pada masyarakat modern/perkotaan dan contoh di atas adalah terjadi pada kelompok masy perkotaan. atau pada dasarnya, jenis solidaritas ini sudah begitu adanya tanpa bisa berubah-ubah pak? mohon penjelasannya pak. terimakasih Erika Widiadnyani / 1912511024
Setelah mendegar ulasan tentang 4 macam bunuh diri . Saya teringat dengan fakta bahwa di korea sering terjadi aksi bunuh diri yang dilakukan oleh masyarakat disana terlebih kaum muda . Pertanyaan saya, apakah tindakan bunuh diri di Korea oleh muda mudinya merupakan tindakan bunuh diri fatalistik atau egoistik ? Mengingat banyaknya tekanan untuk menjadi yang terbaik, membuat anak-anak remaja disana menjadi depresi , sedangkan disisi lain mereka tak mampu untuk menceritakan apa yang dirasakan karena kurangnya ikatan sosial yang dialami dan akhirnya menguburnya dalam-daam. Vivin L // 1912511020
Terima kasih atas penjelasanya pak,izin bertanya.. Dalam sebuah ikatan sosial, bilamana ikatan sosialnya sangat lemah bisa mengarah pada bunuh diri(egoistik), begitupun sebaliknya ikatan sosial yang terlalu kuatpun bisa mengarah pada bunuh diri(altruistik). lalu bagaimana semisal terdapt seorang kapten pesawat/apapun yang hampir seluruh penumpangnya gugur krna kecelakaan, namun sang kapten masih memiliki harapan utk bertahan hidup, si kapten berani menanggung beban cemoohan dan apapun itu. kapten itupun menyadari kesalahanya. Namun kecelakaan tetap kecelakaan dan iapun menyadari pula hal itu. Dengan tekad yg kuat kapten itu tetap memutuskan utk meneruskan hidupnya meski ia tahu akan banyak omongan buruk tertuju padanya. menurut bapak apakah si kapten itu terkesan memiliki ego yg tinggi atau malah memiliki rasa syukur yg tinggi mengingat ia tidak memilih utk mengakhiri hidupnya? Terima kasih Agus Elfa Pratama 2012511015
Terimakasih pak sebelumnya untuk penjelasan dari materi yang ada di video saya izin berpendapat pak mengenai bunuh diri Altruisitk, dimana bunuh diri ini kan terjadi akibat kuatnya ikatan sosial seperti yang bapak sudah bilang juga sebelumnya,contoh dari bunuh diri Altruisitk ini adalah Harakiri,kapten kapal harus ikut tenggelam bersama kapalnya apabila terjadi kecelakaan. Tetapi bisa saja bunuh diri Altruisitk ini menjadi suatu pilihan bagi seseorang jika sebenarnya ia melakukan suatu kesalahan. Misalkan seorang Samurai di Jepang diberikan tugas namun ia gagal menuntaskan tugasnya tersebut, jadi dia lebih melakukan Harakiri dengan harapan bahwa kesalahan yang dia lakukan tidak diketahui oleh orang orang malah dia nantinya akan disanjung oleh masyarakat akibat melakukan tindakan Harakiri tersebut. Dan bisa saja bunuh diri Altruisitk ini menjadi suatu opsi juga untuk orang orang dan nantinya malah menjadi hal yang biasa di mata masyarakat. Sekian tanggapan dari saya, terimakasih pak (Gerald Timoty Untung Rudyanto / 2112511027)
Selamat siang pak, terima kasih atas materi yang sudah bapak jelaskan. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa bunuh diri menurut pemikiran Durkheim ada 4, yaitu bunuh diri egoistik, altruistik, fatalistik, dan anomie. Dalam pemikiran Durkheim mengenai bunuh diri egoistik yang didasarkan karena begitu lemahnya ikatan sosial karena kondisi masyarakat bersifat individualistik dan seorang individu menanggung seorang diri penderitaan tanpa ada tempat berbagi cerita dan mencurahkan perasaannya disini saya ingin bertanya jika seorang individu tidak ingin berbagi cerita ke orang lain secara langsung ataupun misalnya melalui telpon dll namun ia berbagi masalah tersebut disosial media namun tidak ada respon apapun ketika berbagi masalah dan ada juga yang memberikan respon namun semakin menambah masalah seorang individu ini karena orang-orang yang ada di media sosial malah menghikimi orang tersebut lalu membuat seorang individu merasa stress dan tertekan akhirnya melakukan bunuh diri apakah hal tersebut termasuk ke dalam pemikiran Durkheim mengenai bunuh diri egoistik? Terima kasih pak maaf jika ada kesalahan🙏. (Dewi Aprilia Shansa / 2012511038)
Terima kasih pak atas penjelasannya. Saya ingin memberi tanggapan sedikit untuk bunuh diri altruistik. Mungkin menurut saya bunuh diri altruistik akan menjadi sebuah hal yang harus di ambil keputusannya seperti captain kapal tetanic yang dimana dia memilih ikut tenggelam dan si captain pun mendapatkan penghargaan dan dikenang hingga saat ini. Berbanding terbalik dengan captain kapal selam indiana polis yang harus menyelamatkan dirinya sehingga hrus meninggalkan prajuritnya untuk selamat dari kapal. alhasil ia pun menerima teror dari para orang tua prajurit yang meninggal di kejadian tersebut. tetapi ada 1 pertanyaan apakah perbuatan bunuh diri altruistik dapat dibenarkan pak? mengingat dengan seseorang melakukan hal tersebut akan lebih meninggalkan kesan mati dengan terhormat. Terima kasih pak I Putu Yudhiarta Setyawan (2012511068)
Terima kasih atas penyampaian materinya, pak. Berdasarkan penjelasannya bahwa teori bunuh diri alturistik itu terjadi jika ikatan sosialnya sangat kuat dalam masyarakat dan alasan seseorang melakukan bunuh diri ini karena mereka merasa memiliki tanggung jawab kepada masyarakat. Berarti apakah bisa dibilang bahwa ini termasuk bunuh diri karena terpaksa, pak? karena jika dilihat seseorang yang bunuh diri dalam tipe ini sebenarnya terkekang atau terbebani oleh masyarakat itu sendiri meskipun hanya masalah sepele tapi seseorang itu rela bunuh diri semata-mata hanya demi kehormatan atau agar dia tidak dicemooh oleh masyarakat. Serta apakah ada upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi ke empat jenis bunuh diri tersebut? Sekian, terima kasih, pak. Maulidien Jihan Afifah (2112511036)
Terimakasih atas penjelasannya pak. Saya ingin bertanya tentang bunuh diri anomie dimana bapak jelaskan bahwa bunuh diri tersebut berada dalam kondisi masyarakat yang "kebingungan". Dalam hal ini, kebingungan apakah yang dimaksud pak? Apakah kebingungan tersebut karena masyarakat lain tidak mengetahui motif yang jelas seseorang melakukan bunuh diri atau karena seseorang yang bunuh diri tersebut dalam kondisi kejiwaan yang kurang baik (keadaan tidak sadar)? Selain itu banyak kasus-kasus bunuh diri yang mengerikan dengan berbagai motif dan latar belakang yang berbeda. Misalnya, seorang orator Romawi yaitu Pokemon Laodikia yang menderita penyakit aneh hingga menyebabkannya frustasi dan memilih bunuh diri dengan cara kelaparan sebagai bentuk pelampiasan rasa sakit. Mengenai contoh tersebut, menurut bapak bunuh diri yang dilakukan Pokemon Laodikia termasuk ke dalam golongan bunuh diri yang mana berdasarkan teori Emile Durkheim? Mohon tanggapannya pak, terimakasih. 2012511044/Ni Komang Lunga Dianti
Selamat malam pak, terimakasih atas materinya. Saya ingin bertanya jika ada sebuah kapal tenggelam dan nahkoda mengikuti tradisi maritim dimana nahkoda ikut tenggelam bersama kapalnya namaun nahkoda itu selamat dan dicemooh oleh masyarakat hingga membuatnya bunuh diri. Apakah meninggalnya nahkoda tersebut masih diberikan penghormatan dari masyarakat? dan apakah itu termasuk bunuh diri Altruistik atau Fatalistik? Terimakasih Nanda Dwi Nofitasari 2012511033
Sebelumnya terima kasih atas materinya pak. Saya ingin bertanya perihal sosiologi agama. Jika kita tarik ke belakang, peradaban tua seperti yunani kuno atau bahkan mesopotamia sudah memiliki kepercayaan melalui dewa dewi mereka. Namun, di zaman modern seperti sekarang, kepercayaan mereka itu dianggap tidak masuk akal dan sekarang dikategorikan sebagai mitologi. Padahal kepercayaan-kepercayaan itu juga dulunya memiliki ritus dan umat seperti agama pada umumnya. Yang saya ingin tanyakan adalah apakah ada kemungkinan agama-agama yang dipraktekkan oleh masyarakat modern juga di masa depan akan benar-benar ditinggalkan? Dan juga apakah akan ada kemungkinan lahirnya agama besar yang baru apabila mengingat ketika seseorang mencoba membentuk agama baru, ia malah dianggap sesat? Sekali lagi terima kasih pak. (Delfi Destiyanti - ...022)
Selamat pagi bapak, saya Masta Sri Devi Banjarnahor dgn Nim akhir 27 Terimakasih bapak atas penjelasan materi bapak, saya ingin bertanya bapak, fakta sosial bersifat abstrak tapi mengapa dia mengikat dan memaksa pak?
Selamat malam, terimakasih atas penjelasan yang telah bapak sampaikan, saya ingin bertanya jika terdapat suatu kasus bunuh diri yang disebabkan oleh pengaruh dari suatu lagu atau novel termasuk bunuh diri jenis apa? Misalnya saja lagu gloomy sunday yang konon dikatakan sempat membuat warga Hungaria melakukan bunuh diri. Terimakasih 🙏 Laurensius Andika/ 2012511032
Selamat malam, sebelumnya terima kasih atas pemaparan yang telah diberikan. Disini saya Zahwadiva Sosiawan Putri (2112511010) ingin menanggapi jika dibalik antara solidaritas mekanik dan organik. Yang dimana, solidaritas mekanik dilakukan oleh orang modern 'perkotaan' malah slidaritas ini akan terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti iri terhadap satu sama lain yang mendapatkan penghasilan berbeda, padahal mata pencahariannya sama. walaupun itu merupakan solidaritas, tetapi masih akan ada kesenjangan dari berbagai pihak. Sedangkan, apabila solidaritas organik dilakukan oleh orang pedesaan, maka menurut saya bisa terjadi ketidak adanya gotong royong antar sesama untuk mencapai tujuan pada mata pencaharian tersebut. Bunuh diri altruistik, menurut saya bunuh diri yang bisa dibilang setengah masuk akal dan tidak. Mengapa? hanya karena sebuah penghormatan ia rela meninggal dengan melakukan bunuh diri. Walaupun, jika ia bisa menyelamatkan diri dari kejadian dan akan mendapatkan cacian begitu besar, bunuh diri ini tidak dapat dibenarkan. Apakah seorang idol/ artis Korea yang bunuh diri akibat banyak hujatan dari beberapa masyarakat (bahkan menyuruhnya untuk mati), ketika dia meninggal, dia bisa disebut altruistik? apa justru fatalistik? dikarenakan dia rela meninggal untuk menuruti permintaan masyarakat? Sekian, terima kasih.
Fenomena bunuh diri yang dikaji melalui teori bunuh diri Durkheim mengasumsikan bahwa fakta sosial lah yang bisa menjelaskan mengapa seseorang melakukan bunuh diri atau suatu kelompok memiliki angka bunuh diri yang lebih tinggi dari yang lain. Durkheim mengklasifikasikan jenis-jenis bunuh diri menjadi 4 macam yaitu, egoistik, altruistik, fatalistik dan anomie. Di dalam era digital saat ini, terdapat beberapa kasus bunuh diri yang sengaja disiarkan melalui media sosial pelaku bunuh diri, seperti kasus bunuh diri Pahinggar Indrawan yang melakukan gantung diri dengan live di facebook pada tahun 2017 karena merasa kecewa telah ditinggalkan sang istri. Indrawan juga menyampaikan pesan terakhir bahwa ia sebenarnya tidak berani melakukan hal tersebut akan tetapi ia ingin menunujukkan rasa cinta dan kecewa terhadap istrinya melalui bunuh diri secara live di akun media sosial facebooknya. Apakah hal tersebut merupakan upaya pembenaran dari pelaku bunuh diri dan termasuk ke dalam jenis bunuh diri yang manakah kasus gantung diri Indrawan ini? Terimakasih pak. (Andriani Indah Permatasari / 1912511035)
Selamat sore pak, sebelumnya terima kasih atas pemaparan materi yang telah disampaikan. Saya Ni Ketut Rai Ardina, dengan NIM 211251107. Izin berpendapat pak mengenai bentuk solidaritas menurut Durkhim yaitu solidaritas mekanik dan organik. Dimana perbedaan dari solidaritas ini terlekat pada terbentuknya ikatan sosial atau kesatuan masyarakatnya. Pada solidaritas sosial kesatuan masyarakat disebabkan karena adanya faktor kesamaan-kesamaan didalamnya, misalnya yaitu ikatan petani Indonesia atau ikatan buruh seluruh Indonesia yang terbentuk karena adanya kesamaan pada mata pencaharian. Sedangkan pada solidaritas organik kesatuan masyarakat disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang ada didalamnya. Misalnya pada sebuah restoran yang terdiri dari atasan, chef, waiters, waitress, dan yang lainnya. Komponen-komponen tersebut kemudian membentuk sebuah kesatuan karena adanya perbedaan pekerjaan, yang dimana karena adanya hal tersebut dapat menciptakan suatu solidaritas sehingga mereka akan bisa bekerja sama dan saling melengkapi. Oleh sebab itu, masyarakat organik dalam pandangan Durkheim disatukan oleh spesialisasi orang-orang dan kebutuhan mereka untuk layanan-layanan dari banyak orang lain. Sekian tanggapan dari saya mengenai materi yang sudah bapak sampaikan, jika terdapat kesalahan dalam penyampaiannya saya mohon maaf pak, terima kasih.
Selamat siang pak, sebelumnya terima kasih atas pemaparan materi yang telah disampaikan. Perkenalan saya Putu Ema Yundari Putri, dengan NIM 2112511020. Mohon izin bertanya pak, mengenai salah satu dari 4 tipe bunuh diri menurut Durkhim, yakni bunuh diri altruistik, yang terjadi karena kuatnya ikatan sosial. Contohnya : pengorbanan manusia dalam ritual masyarakat primitif. Menurut pendapat bapak, mengapa masyarakat tersebut bisa terfokuskan dengan manusia sebagai persembahan atau pengorbanannya dalam melakukan sebuah ritual ? Apakah jika persembahannya digantikan dengan hewan misalnya akan terjadi suatu hal ? Karena menurut saya hal tersebut tidak etis untuk dilakukan walaupun akan meninggalkan kesan berjasa bagi masyarakat dan selain itu juga manusia tentunya memiliki hak akan dirinya sendiri, mengapa mereka harus menuruti kata-kata masyarakat ? Sekian pertanyaan dari saya, apabila terdapat kesalahan dalam penyampaiannya saya mohon maaf pak, terima kasih.
1912511065- Muhammad Fazri Dwi Rizki saya akan menjelaskan fakta sosila menurut emiel dukhiem. Menurut durkhiem yang bersifat abstrak, namun bersifat mengikat dan memaksa contoh gampang saat budaya senyum saat ketemu sama orang atau nunduk jalan di depan orang tua,nah itu termasuk sudah masyarakat telah memiliki aturan dan cara sendiri untuk melangsungkan hidup. Fakta sosial juga bisa bersifat eksternal
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas materi yang telah bapak berikan. Pembahasan mengenai pengkristalisasian sosiologi oleh tokoh Emile Durkeim ini sangat menarik terutama mengenai teori bunuh dirinya. Yang menjadi perhatian saya di sini adalah ketika bapak menerangkan bunuh diri fatalistik yang merupakan bunuh diri yang terjadi akibat individu merasa dikekang selama hidupnya. Di slide juga tercantum bahwa, "jika anda merasakan hal serupa, bacalah novel-novel Albert Camus!". Bapak juga mengatakan bahwa disalah satu karyanya beliau menyampaikan, "sebelum kamu bunuh diri, berontaklah". Yang ingin saya tanyakan adalah sikap berontak seperti apa yang dimaksud? Dan dalam kasus orangtua yang memiliki anak tunggal, terkadang sikap mereka begitu overprotektif. Mereka melakukan hal tersebut karena rasa sayang dan cintanya pada sang anak begitu besar, sehingga mereka takut kehilangan ataupun terluka akan buah hatinya. Namun hal tersebut tak jarang membuat anak-anaknya merasa terkekang dan tidak mampu meraih kebebasan. Ada pula kasus lain di mana sang anak yang merasa terkekang ini jatuh depresi, menjadi pribadi yang tertutup, dan memendam semuanya sendirinya hingga ia pernah berpikir untuk bunuh diri. Jika sudah seperti ini apakah sang anak harus memberontak? Dan sikap berontak apa yang harus dilakukan? Sekian pertanyaan dari saya, mohon maaf bila ada salah-salah kata. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan semoga bapak dan tim selalu sehat. Sri Saraswati (1912511034)
Terimakasih penjelasan materinya pak, saya ingin menanyakan, dijelaskan bahwa terdapat 4 tipe bunuh diri , pada tipe bunuh diri fatalistik dijelaskan bahwa motif dari sesorang bunuh diri karena mereka merasa hidupnya terkekang dan seakan akan hidupnya ditentukan oleh subyek subyek tertentu. Pertanyaannya, Melihat Pandemi COVID 19 sekarang banyak pekerja yang hilang pekerjaan karena kondisi ekonomi yang melemah saat pandemi ini. Hal tersebut juga menjadi banyaknya faktor bunuh diri karena kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menyanggupi kebutuhan sehari hari . apakah bunuh diri ini termasuk bunuh diri Fatalistik karena individu merasa terkekang oleh situasi sekarang? Apakah tipe bunuh diri yang cocok dalam kondisi kasus ini ? Terimakash pak. ( I Komang Dharma Yoga / 056)
Terima kasih pak atas materi yang telah disampaikan. Seperti yang sudah bapak jelaskan mengenai fakta sosial yang menjadi hal yang tidak tampak namun mengikat dan memaksa, lalu ada solidaritas mekanik dan organik. contoh dari Solidaritas mekanik yaitu beberapa orang yang memiliki kesukaan yang sama mengenai suatu musik kemudian membuat komunitas. Kemudian ada jenis-jenis bunuh diri yaitu Egoistik, Altruistik, Fatalistik, dan Anomie. pertanyaan saya, termasuk ke jenis bunuh diri yang mana aksi terorisme pelaku bom bunuh diri? Sekian tanggapan dan pertanyaan saya pak, Terima kasih. Angel Edita Napitupulu(2112511026)
Selamat malam pak, sebelumnya saya ucapkan terimakasih yang banyak atas materi dan penjelasan yang bapak paparkan. Saya Kristina Sitorus dengan nim 2012511046 ingin bertanya pak. Perihal bunuh diri anomie, bunuh diri anomie adalah bunuh diri yang terjadi akibat kondisi dimana nilai, norma, budaya masyarakat telah runtuh sementara belum terbentuk nilai, norma, dan budaya masyarakat yang baru, yang mengakibatkan masyarakat dalam kondisi kebingungan. Lalu mengapa bunuh diri anomie disebut bunuh diri absurd/pelakunya tidak memiliki motif dalam melakukan tindakannya, padahal sudah jelas alasannya yaitu karna berada dalam kondisi kebingungan yang disebabkan nilai, norma, budaya masyarakat telah runtuh sementara belum terbentuk nilai, norma, dan budaya masyarakat yang baru? Sekian pertanyaan saya, Terimakasih Pak.
Selamar malam pak, sebelumnya terimakasih atas materi video yang telah bapak jelaskan. Saya ingin bertanya apakah para pelaku bom bunuh diri termasuk dalam bunuh diri altruistik? Karena bisa dibilang motif mereka melakukan bom bunuh diri tersebut karena dukungan dari rekan-rekan organisasinya dan juga demi tujuan organisasi mereka, yang mana setelah mereka melakukan bunuh diri tersebut sblmnya mereka akan di iming-imingi sebuah "penghargaan duniawi & akhirat" oleh organisasi mereka. Terimakasih pak I Nyoman Urip Satyaraga Arya S NIM 2012511055
selamat siang pak, dalam video bapak dikatakan bahwa teori Emile Durkheim tentang bunuh diri yang mana dibagi menjadi empat yaitu bunuh diri egoistik, altruistik, fatalistik, anomie. Jika sesorang merasakan stres yang berlebihan sehingga menjadi gil dan tidak bisa dikontrol, lalu ia memutuskan untuk melakukan bunuh diri di hadapan publik, apakah itu dapat dikatan bunuh diri egoistik atau bunuh diri anomie ? terima kasih pak Samuel Christian Hetarie/1912511029
Selamat pagi Pak, terima kasih atas pemaparan materinya Saya Yadi Jatianto Putra dengan NIM 1912511043 izin sedikit mengkritisi sekaligus bertanya tentang bunuh diri altruistik yang disebabkan karena begitu kuatnya ikatan sosial. Pada bunuh diri altruistik, si individu melakukan nya karena demi harga diri nya. Namun, bukankah ketika individu meninggal harga diri sudah bukan menjadi bagian dari diri mereka dan tidak perlu dipertahankan karena jiwa dan roh mereka sudah mati? Begitu juga dengan kapten kapal selam indianapolis yang selamat, padahal dia mungkin sudah mengerahkan segala kemampuannya tapi apadaya Tuhan lebih memilih dia yang selamat. Jika memang sebagai seseorang yang memimpin maupun penguasa sebuah kelompok harus bertanggung jawab dengan ikut mati bersama, demi harga diri adalah benar. Maka jika Bumi beserta alam semesta ini hancur, apakah Tuhan juga harus bunuh diri demi bertanggung jawab atas kematian makhluk ciptaannya?
Selamat pagi pak, setelah saya melihat video ini saya menjadi tahu tentang fakta sosial, apa itu fakta sosial, contoh fakta sosial bersifat abstrak(tak nampak), namun mengikat dan memaksa contohnya pertukaran jual beli di pasar. Saya lebih mengerti tentang fakta sosial. Namun saya ingin bertanya apakah fakta sosial seperti kemiskinan, pengangguran, dampak ekonomi yang terjadi di masyarakat juga disebut fakta sosial? Terimakasih pak I Gusti Ayu Satria Wulandari (2012511022)
selamat sore bapak, saya Diah Maheswari (2012511049), izin bertanya, sebelumnya dijelaskan di dalam video bahwa fakta sosial ini sudah ada dan berlaku jauh sebelum individu lahir. pertanyaan saya, bagaimana kita menentukan mana yang bisa digolongan sebagai fakta sosual dan mana yang bukan?
Sebelumnya terima kasih atas penyampaian materi yang sudah diberikan, saya Rismalia Anindra Putri (2012511004) izin meyimpulkan materi durkheim tentang bunuh diri yaitu Durkheim melihat bunuh diri sebagai tindakan individu yg dilatar belakangi beberapa faktor. Tetapi durkheim menolak adanya serangkaian anggapan bahwa bunuh diri disebabkan oleh penyakit kejiwaan, alkohol, kemiskinan, dan juga pengaruh ras tertentu yang memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri. Dia berpendapat jika faktor sosial sangat mempengaruhi sekali mengapa seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Nah saya izin bertanya jika ada salah satu contoh jika ada seorang laki-laki yang memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah ditinggal menikah oleh sang kekasihnya, apa itu bisa disebut dengan bunuh diri egoistik pak? sekian dan terimakasih pak
Terima kasih bapak atas materinya . Setelah menyimak materi yang bapak berikan terlintas dipikiran saya , apakah bunuh diri altruistik adalah suatu bunuh diri yang dibenarkan pak ?. Karena pada contoh yang bapak berikan yaitu ketika kapten kapal selam Indiana Polis selamat, justru malah menerima cemooh dari orang tua prajurit yang seakan-akan membuat kapten kapal selam Indiana Polis harus ikut tenggelam bersama prajurit lainnya. Nah, jika saja ia memilih tenggelam bersama prajurit lainnya justru mungkin ia akan mendapatkan penghargaan dan dikenang oleh masyarakat (seperti kapten kapal titanic). Hal inilah yang membuat saya berpikir bahwa bunuh diri altruistik adalah bunuh diri yang halal/dibenarkan yang bahkan dihadiahi suatu pengakuan. Mohon maaf jika pertanyaan saya kurang tepat I Ketut Primantara Adi Pranatha (1912511032)
Selamat malam pak, terima kasih atas materi yang telah bapak sampaikan. Materi kali ini sangat menarik bagi saya pribadi. Dalam video tersebut dijelaskan mengenai “Bunuh Diri Egoistik”, disana dijelaskan dikarenakan lemahnya ikatan sosial atau bahasa gaulnya anak jaman sekarang “nolep/no life”. Dari yang saya lihat selama ini bahwa tipe orang seperti ini biasanya sangat aktif di platform media sosial untuk mencari teman atau sekedar membuat status agar tidak merasa kesepian. Dalam kasus lain saya pernah melihat di salah satu platform sosial media, ia mencurahkan segala keluh kesahnya, ia merasa depresi hingga memutuskan untuk bunuh diri. Alih-alih mendapat semangat dari warga sosmed, ia malah mendapat hinaan, cacian dan dicap mencari perhatian, pansos, dsb bahkan ada yang menyuruhnya live bunuh diri. Sehingga orang tersebut benar” bunuh diri. Disini yang saya ingin tanyakan mengenai fenomena ini, Apakah hal ini dapat digolongkan dalam Bunuh Diri Egoistik? apakah orang yang mengakui bahwa dirinya berencana bunuh diri di sosial media ini apakah ia hanya membutuhkan perhatian semata atau benar” dalam keadaan depresi? dan bagaimana cara kita sebagai masyarakat awam agar bijak dalam menanggapi hal yang seperti ini? Terima kasih sebelumnya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Nadia Paramita (1912511037)
Selamat pagi pak , saya Dewa ayu made wintensari dengan nim 2012512018 dari sosiologi angkatan 2020 .. terima kasih saya ucapkan sebelumnya karena setelah saya mendengarkan materi yang bapak berikan wawasan saya menjadi bertambah .. Ada salah satu yang membuat saya tertarik pada pembahasan solidaritas sosial , disana dijelaskan bahwa solidaritas dibagi menjadi 2 bagian yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Dilihat dari penjelasannya saja sudah memperlihatkan bahwa keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok yaitu untuk solidaritas mekanik kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh kesamaan kesamaan di dalamnya sedangkan yang solidaritas organik kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan - perbedaan di dalamnya contoh seorang pns membutuhkan tukang jarit baju ketika mereka harus menjarit kostum yang seragam, dan untuk contoh solidaritas mekaniknya para nelayan saling tolong menolong untuk menyadarkan perahu sesama nelayan yang baru selesai mencari ikan di laut. Dari sana sudah terlihat jelas perbedaannya, untuk itu saya ijin bertanya antara solidaritas mekanik dan organik tersebut adakah kesamaan yang mereka miliki ?
Setelah menyimak materi yang sudah bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa fakta sosial yang dicetuskan oleh Emile Durkheim merupakan hal yang sifatnya abstrak (ide/gagasan) dan mengikat serta mengontrol masyarakat. Kemudian dalam solidaritas sosial saya sampai dalam kesimpulan bahwa baik solidaritas sosial mekanik (kesatuan yang disebabkan oleh kesamaan yang ada) dan solidaritas sosial organik (kesatuan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan) merujuk pada pemenuhan kebutuhan masing-masing individu (saling melengkapi). Dalam teori bunuh diri, Durkheim menyatakan 4 tipe bunuh diri yang ada di masyarakat. Nah dalam tipe-tipe tersebut apakah ada kemungkinan bahwa satu tipe bisa diklasifikasikan dengan tipe yang lain secara bersamaan? Karena alasan seseorang untuk bunuh diri dan motifnya kebanyakan bisa diklasifikasikan dalam 2 tipe. Terimakasih banyak pak, mohon maaf jika ada yang keliru. Putu Diah Wahyuning Pertiwi/1912511041
Selamat malam Pak Wahyu, terimakasih atas penjelasannya. Izin bertanya pak, saya cukup tertarik dengan penjelasan mengenai bunuh diri anomie, jika pelaku memiliki motif hanya untuk merasa senang/bangga, apakah ada perilaku masyarakat pada kasus yang sebelumnya yang membanggakan pelaku sehingga terciptalah pemikiran 'bangga/puas' tersebut? Lalu apakah mereka mempunyai masalah juga sehingga ingin mengakhiri hidupnya, atau sekedar iseng saja? Terimakasih Pak. Jessica Yng Wie Intan Barata / 2012511017
Selamat pagi pak Wahyu, terimakasih atas penjelasannya. Izin bertanya pak , tentang bunuh diri anomie ,jika pelaku memiliki motif hanya merasa senang/bangga Apakah ada perilaku masyarakat pada kasus yang senang atas hal tersebut? Terimakasih pak. STEVANI DEWI CLARITA /1812511004
Terimakasih atas materi yang telah di sampaikan,mengenai Emile Durkheim: teori bunuh diri, dimana bunuh diri terdiri atas 4 jenis yaitu bunuh diri egoistik,altruistik,fatalistik dan anomie. Bagaimana tanggapan bapak mengenai orang yang melakukan bunuh diri dimana seoraang tersebut meng klaim bunuh diri untuk membela agamanya, apakah hal tersebut dapat dikatakan sebagai bunuh diri anomie? Terimakasih,Mohon maaf jika terdapat kesalahan atau menyinggung pihak lain. Amilia Krisda Maulida (2012511016)
Terimakasih bapak atas materi yang telah disampaikan. Ada yang unik dari pemikiran durkheim yang ingin saya tanggapi. Dimateri tersebut disebutkan bahwa fakta sosial didefinisikan bukan kejadian yg konkrit& bisa dilihat. Dan bersifat abstrak/tidak tampak. Ini sangat bertolak belakang dengan definisi fakta secara umum. Fakta secara umum ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Yang saya ingin tanyakan adalah bagaimana bisa sebuah ide atau gagasan norma atau budaya bisa menjadi sebuah fakta? Ni Luh Putu Kirana Wulandari Wiryana (1912511063)
Terima kasih atas materi dan penjelasannya, Pak. Izin bertanya, peraturan dalam masyarakat dapat membentuk suatu hukum norma sosial. Paradigma dalam masyarakat ini seringkali mengikat sekali sehingga menyebabkan pelakunya melakukan penyimpangan sosial lainnya agar bisa diterima kembali ke dalam masyarakat. Contohnya, hamil diluar nikah di Indonesia yang merupakan hal tabu, lalu banyak yang kemudian bunuh diri, dibunuh, atau bahkan membuang bayinya demi agar diterima di masyarakat. Apakah paradigma masyarakat yang mengikat ini dibenarkan pak? Terima kasih🙏 Nada Nadhifah Hanni/2012511052
Terimakasi untuk materinya pak, dari teori Durkheim mengenai bunuh diri egoistik bisa dikatakan dikota-kota besar sangat tinggi peluang untuk bunuh diri dikarenakan masyaraktnya semakin individualis? Kadek Ayu Wulandari /2012511008
Mantabbb
Terimakasih pak atas penjelasannya pak tentang Emile durkheim
Seri Kuliah Online: Emile Durkheim
terimakasih atas pemaparan materinya pak, dari video diatas dapat saya pahami tentang pemikiran emile durkheim, yaitu :
1. Fakta sosial
fakta sosial bukanlah kejadian yang konkrit, namun merupakan hal yang bersifat abstrak yang mampu mengikat dan memaksa, contohnya nilai norma budaya, fakta sosial bersifat eksternal
2. Solidaritas sosial
- mekanik : kesatuan masyarakat yg diakibatkan kesamaan - kesamaan, misalnya mata pencaharian yang sama
- organik : kesatuan sosial yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan (masyarakat modern) misal dosen terjerat hukum perlu pengacara, pengacara sebelum bisa menjadi pengacara harus mengambil pendidikan dan membutuhkan dosen
3. Bunuh diri
- egoistik : terjadi akibat lemahnya ikatan sosial, yang individualisme jadilah ia menanggung penderitaannya sendiri dan makin lama tak kuat lalu memilih bunuh diri
- altruistik : terjadi akibat terlalu kuatnya ikatan sosial, bunuh diri ini digolongkan oleh durkheim yaitu “bunuh diri akibat dukungan masyarakat” ketika tidak ikut mati malah dicemooh
- fatalistik : terjadi akibat terlalu terkekang oleh orang orang atau keluarganya, bisa diperbudak dan akhirnya tidak kuat lagi lalu finalnya melakukan bunuh diri
- anomie : terjadi akibat nilai norma budaya yang terdahulu runtuh namun nilai norma dan budaya yang baru belum ada, masyarakat menjadi bingung. contohnya org org yg bunuh diri loncat dr mall yg motifnya tdk jelas, ingin cari perhatian saja
dari pemikiran durkheim diatas saya sangat tertarik tentang bunuh diri menurut durkheim, disana tertera jelas 4 tipe bunuh diri, yang menarik bunuh diri fatalistik terjadi akibat kekangan entah dari keluarga atau orang terdekatnya, ketika kata “terkekang” ini terjadi didalam suatu keluarga antara anak dan orang tuanya dan terjadilah peristiwa tak menyenangkan yaitu bunuh diri, apakah ini sepenuhnya salah orang tua sebagai pelaku pengekangan kepada anaknya? atau bisa saja pak orang tua lebih tau mana yang terbaik untuk anaknya, atau terkadang anak memiliki ekspetasi berbeda terhadap perilaku org tua mereka ke diri mereka, bisa jadi karena perilaku orang tuanya yang tidak sesuai ekspetasi anaknya maka ia sendiri malah tertekan dan merasa harus mengakhiri hidupnya.
sekian pak dari saya, terimakasih
2012511039 I gst ayu diah citra rasmi
Kalau struktur sosialnya itu gimana kak kalau boleh tau?
Selamat pagi pak, terima kasih atas pemaparannya mengenai teori dari Emile Durkheim yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik, teori bunuh diri yang di bagi menjadi 4 tipe yaitu suicide egoistik, suicide fatalistik, suicide altruistik dan suicide anomi yang dimana saya mengetahui bahwa terdapat jenis-jenis dari adanya bunuh diri ini, dan izin bertanya pak, apakah bunuh diri menjadi jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah?, dikarenakan yang saya tahu orang-orang yang melakukan tindakan bunuh diri biasanya memiliki latar belakang yang kelam dan tidak bisa menceritakannya ke orang lain, terima kasih pak 🙏
Saya Gusti Ngurah Marta Sagita Putra dengan NIM 2112511011
Bagus sekali kuliahnya... salut utk pengantarnya... berharap agar kuliah2 tetap di tambahkan... mksh
Terimakasih atas materi yang bapak sampaikan, saya ingin bertanya.
Apa orang yang membicarakan bahwa ia ingin bunuh diri di sosial media adalah orang yang hanya haus akan perhatian, atau memang dia benar benar dalam keadan depresi?
dan bagaimana menurut bapak cara menanggapi orang yang seperti itu?
Bagus Dwi Saputra / 2012511035
Terima kasih atas materi yang telah Bapak sampaikan. Saya izin berpendapat sedikit terkait materi tersebut. Berdasarkan materi yang dipaparkan kita dapat mengetahui bahwa banyak hal dalam kehidupan individu dipengaruhi oleh ikatan sosial dengan individu lain maupun masyarakat. Seperti halnya dalam solidaritas sosial dimana baik persamaan dan perbedaan dapat membentuk sebuah ikatan antar individu yang saling ketergantungan. Hal yang serupa juga terdapat pada teori bunuh diri, keempat jenis dari bunuh diri yang dijelaskan merupakan hasil dari efek eksternal dari individu dan berkaitan dengan ikatan sosial mereka kepada masyarakat. Lalu, ada hal yang ingin sedikit saya tanyakan, yaitu apabila kita menilik kembali mengenai teori bunuh diri dari Emile Durkheim maka kita dapat menemukan sebuah fakta bahwa apabila sebuah ikatan sosial terlalu lemah ataupun terlalu kuat dapat berujung pada tindakan bunuh diri. Berdasarkan hal ini, maka indikator atau batasan apa yang dapat menentukan batas wajar dari sebuah ikatan sosial yang akan membuat ikatan tersebut bertahan dalam bentuk solidaritas sosial bukannya berujung pada tindakan bunuh diri?
Kurang lebih begitu yang bisa saya sampaikan, mohon penjelasannya Bapak. Terima kasih🙏🏼
Putu Angelica Agustini (2112511034)
Slam sejahtra bgi kita semua, indikator redaksi dri pemaparan diatas terkait dngan konsep bunuh diri, hemat sya ada tiga kategori dinyatakan konsep bunuh diri mnurut durkheim, pertama Manusia tendensinya lebih brsifat Paradigma berpikir tradisional
Kedua, Lebih tendensinya manusia yang sudah mapan dan tdk bisa mnerima eksistendsi revolusi yang ada di masyrakat
Ketiga Manusia lebih tendensinya bersifat egosentris.
Pertanyaan sya ingin plasback histori konsep bunuh diri, apa landasan durkheim melahirkan teori bunuh diri ini, fenomena2 sperti apa yang di terjadi di masyrakat hinggal lahir teori bunuh diri ini, Trimakasih
Link kuliah sebelumnya ada ga
Terimakasih pak atas materi yang sudah bapak paparkan. Saya Seraphine A.R. NIM 2012511059 izin bertanya. di Indonesia bunuh diri sudah tidak asing lagi, dan bapak sudah menjelaskan 4 jenis bunuh diri. Lalu menurut bapak, di Indonesia sendiri jenis mana yang paling dominan ditemukan kasusnya dan kenapa jenis itu yang paling dominan? terimakasih pak.
Terima kasih atas penjelasan materinya pak. Saya tertarik dengan pembahasan bunuh diri anomie yang bapak berikan penjelasan bahwa terjadi atas dasar yang kurang jelas atau hanya sekedar senang (membanggakan dirinya). Bagaimana jika saat bunuh diri tersebut memberikan dampak yang buruk kepada masyarakat atau orang - orang sekitar? seperti bom bunuh diri, karena tidak semua bom bunuh diri memiliki dorongan atau alasan yang jelas tetapi lebih kepada rasa bangga yang mereka inginkan atau rasa ingin diperhatikan. Bagaiamana kategori ini dapat sedikit dirubah pada masa sekarang?
Putu Roosevelt Goenamantha Shailendra
2012511069
Terima kasih pak atas penjelasannya. Dari penjelasan yang bapak sampaikan mengenai pemikiran Durkheim tentang fakta sosial yang bersifat abstrak dan mengikat serta memaksa masyarakat, contohnya seperti norma atau adat yang dipercaya dalam suatu masyarakat untuk membatasi atau mengatur kehidupan bermasyarakat. Dari sana Durkheim juga menjelaskan bahwa ada empat jenis suicide atau bunuh diri yauitu bunuh diri egoistik, bunuh diri altruistik, bunuh diri fatalistik, dan bunuh diri anomie. Mengenai jenis-jenis bunuh diri menurut Durkheim ada berbagai hal yang melatar belakangi orang untuk melakukan bunuh diri seperti pada bunuh diri egoistik yang merupakan akibat dari lemahnya ikatan sosial, dimana individu menanggung penderitaan seorang diri dan tidak memiliki tempat berbagi sehingga mendorong individu tersebut untuk melakukan bunuh diri. Saya ingin bertanya pak, apakah fakta sosial yang terdapat dalam masyarakat seperti norma dan budaya yang di anut atau di percayai oleh suatu masyarakat tersebut dapat mencegah terjadinya bunuh diri pak? seperti misalnya dalam suatu masyarakat yang di dalamnya menjunjung budaya atau norma keagamaan yang kuat dimana bunuh diri dipandang sebagai tindakan individu yang kurang beriman atau kurang mendekatkan diri pada agama sehingga jika ada individu yang bunuh diri dapat dipandang sebagai orang yang kurang beragama sehingga berpengaruh juga pada pandangan masyarakat terhadap keluarganya. Dimana hal tersebut mungkin dapat mempengaruhi seorang individu untuk tidak melakukan bunuh diri, apa hal tersebut dapat dikatakan fakta sosial mempengaruhi tindakan bunuh diri? terima kasih pak.
(Maurilla Rahma Neysa, NIM: 2012511058)
Ruth Novelia
2012511065
terimakasih atas materinya pak. dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya bunuh diri adalah usaha seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri dengan tujuan untuk meniadakan atau menghilangkan nyawanya sendiri, hal ini biasanya dilakukan atas dasar motivasi-motivasi tertentu seperti ingin menyelesaikan permasalahan yang terjadi. namun apakah ada cara untuk mencegah seseorang untuk tidak melakukan bunuh diri dan bagaimana cara mengetahui ciri ciri orang yang akan melakukan percobaan bunuh diri supaya kita bisa mencegahnya. terimakasih pak
Terimakasih atas pemaparan yang telah bapak berikan dimana didalam buku Emile Durkhein yang berjudul suicide ada 4 jenis bunuh diri yaitu: egoistik, alturistik, fatalistik, dan anomie. lalu bagaimana dengan bunuh diri yang dipicu oleh pengaruh alkohol dan narkotika, sehingga melakukan tindakan bunuh diri. apakah itu dapat dikatakan bunuh diri fatalistik? Karena ada dibawah kesadaran akibat alkohol dan narkotika. Terimakasih🙏
Kartika Inda Setianingrum (2012511001)
Terimakasih pak atas pemaparan jelas dan padat pada materi ini. Ijin untuk sedikit berpendapat perihal Solidaritas Sosial dan teori bunuh diri dari Durkheim. Durkheim melihat individu dibentuk oleh masyarakat, sebenarnya individu memiliki keinginan sendiri tetapi lingkungan sosial dapat mengubah keinginan pribadinya itu. Menurut saya ada beberapa kasus bunuh diri di Indonesia yang relate akan teori Durkheim ini, misalnya ketika seseorang yang kurang bisa beradaptasi dilingkungan sekitarnya dan pada akhirnya tidak mendapatkan pengakuan sosial, jika terus seseorang itu dipaksa atau memaksa melakukan hal yang dia tidak inginkan akan berakibat ekstrem (terkadang ini tidak disadari secara langsung). Terlepas dari manifestasi-manifestasi individu itu sendiri, pada akhirnya akan ada peristiwa yang memakan korban (seperti bunuh diri) karena korban yang tidak tahu cara melepas atau bertahan pada krisis tersebut, lagi lagi tanpa disadari bunuh diri menjadi hal yang sudah ditentukan oleh oknum lain tanpa disadari karena runtuhnya hubungan sosial dan sebaliknya, maka dari itu Emile Durkheim melihat bunuh diri menjadi fenomena sosial. Bukan lagi hanya perihal individu itu sendiri ketika memutuskan untuk bunuh diri tetapi banyak aspek yang melatarbelakangi itu dan kita sebagai bagian dari masyarakat sosial harus memiliki kepekaan lebih akan hal ini agar kedepannya tidak akan menjadi aktor 'pelaku' ataupun 'korban' didalamnya.
(Nabila Edini/2112511028)
terimakasih pak atas penjelasannya, nama saya Leni Fitri Novianti dengan nim 2112511023. seperti yang sudah bapak jelaskan tadi bahwa fakta sosial itu bersifat abstrak. contohnya seperti sistem pertukaran (jual-beli) dengan uang. solidaritas sosial pun dibagi menjadi 2 yaitu solidaritas mekanik dan organik. contoh dari solidaritas mekanik yaitu pengkultusan tokoh kharismatik yang sama, mata pencaharian yang sama). sedangkan Solidaritas organik contohnya perbedaan kepentingan, perbedaan mata pencaharian
Terimakasih atas materi yang telah disampaikan pak. Dalam penjelasan solidaritas mekanik dikatakan bahwa masyarakatnya bersifat homogen atau ikatan sosialnya disebabkan oleh kesamaan-kesamaan dalam masyarakatnya sedangkan kita tahu bahwa manusia memiliki kebutuhan yang kompleks. Saya ingin bertanya, jika masyarakatnya bersifat homogen, lalu bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya yang kompleks? Bukankah lambat laun kesamaan-kesamaan tersebut (contohnya pekerjaan) akan runtuh seiring dengan kebutuhan masyarakat yang kian kompleks. Saya juga tertarik dengan pembahasan mengenai bunuh diri. Bunuh diri egoistik disebabkan karena kondisi masyarakat yang atomisitik, bunuh diri altruistik yang didukung oleh masyarakt, bunuh diri fatalistik disebabkan karena individu tersebut merasa terkekang oleh tindakan-tindakan oleh pihak lain yang dirasa terlalu menentukan hidupnya, dan terakhir bunuh diri anomie yang disebabkan karena kondisi masyarakat yang kebingungan. Bukankah di keempat tipe bunuh diri yang diklasifikasikan oleh Durkheim disebabkan oleh masyarakt itu sendiri? Kesimpulan yang bisa saya tangkap dari materi bunuh diri oleh Durkheim ini adalah bunuh diri merupakan tindakan individu untuk mengakhiri hidupnya yang disebabkan oleh masyarakat yang mendorong dirinya untuk melakukan bunuh diri yang mana hal itu bisa diartikan bahwa masyarakat menjadi pembunuh bagi masyarakat yang lain. Apakah pendapat saya bisa diterima pak? Karena saya pikir bunuh diri tidak serta merta disebabkan oleh dorongan internal individu tersebut.
Terimakasih Pak.
2012511014/Fitri Fatmawati Hasibuan
Terimakasih pak atas penjelasannya, nama saya Km. Reyska Vidya Fritzy Amanda dengan nim 2112511039. Berdasarkan materi yang bapak sampaikan, bunuh diri egoistik terjadi akibat begitu lemahnya ikatan sosial. Pertanyaan saya adalah apakah seseorang dengan kepribadian introvert cenderung berpotensi melakukan bunuh diri jenis ini?
terimakasih untuk pemaparan materinya pak, wajib bgt harus sering" up video kaya gini, wajib! keren abizzz! sekalian saya ingin bertanya pak, tadi dijelaskan macam macam bunuh diri menurut durkheim, nah yg menarik perhatian saya yaitu bunuh diri altruistik, menyambung ke HAM ya pak, apakah bunuh diri altruistik itu melanggar hak hidup seseorang yg misal dijadikan pengorbanan dalam sebuah ritual? bukankah negara kita sangat melindungi HAM, dan apakah dengan diadakan kegiatan bunuh diri altruistik seperti itu tidak dikenakan pidana untuk masyarakat yg mendukung? sekian terimakasih pak🙏🏻
(dina/2012511023)
Sebelumnya terimakasih pak atas paparan materi yang ada di video.
Disini saya ingin bertanya mengenai bunuh diri anomie, nah di paparan materi di video bahwasanya bunuh diri anomie ini bunuh diri yang mana orang-orang yang melakukan bunuh diri untuk dipertontonkan di depan umum atau orang-orang yang tidak jelas motifnya. nah, apakah bunuh diri anomie ini dilandasi oleh kejiwaan atau kegilaan akibat dari pasca-revolusi?
Sekian pertanyaan dari saya pak, Terima kasih.
Desy Rahayu (2112511012)
sebelumnya terimakasih atas pemaparannya pak, mengenai pemaparan bapak mengenai bunuh diri altruistik yaitu diakibatkan oleh kuatnya ikatan sosial. Yang terjadi saat ini beberapa kelompok di masyarakat suatu fenomena yaitu jika orang yang mereka idolakan meninggal karena bunuh diri maka mereka juga memilih untuk ikut bunuh diri dengan alasan tidak ingin idolanya merasa kesepian atau alasan lainnya. Bagaimana tanggapan bapak mengenai orang-orang yang meninggal karena alasan mengidolakan seseorang yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri lalu mengikuti jejak idolanya tersebut?
NI KADEK ANISTARINI (2112511018)
Terima kasih banyak bapak atas pemaparan materi diatas. Dari materi tersebut saya tertarik mengenai pemikiran Durkheim terhadap tindakan bunuh diri yang mana menurutnya terdapat 4 macam tipe bunuh diri pada seseorang. Berbicara mengenai bunuh diri, tentu tindakan tersebut dilatar belakangi oleh berbagai faktor pendorong dan penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri tersebut. Jadi dari yang saya pahami, tindakan bunuh diri dapat dikatakan terjadi akibat lemahnya kekuatan sosial pada diri individu. Orang-orang yang melakukan bunuh diri mungkin mempercayai keyakinan atau paham kepercayaan bahwa 'kematian dapat menyelamatkan atau menghilangkan rasa sakit yang mereka rasakan' (kalimat-> "lebih baik mati") yang kemudian memicu dirinya untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah pola pikir mayoritas pelaku bunuh diri yang memahami/mempercayai 'kematian yang dapat menyelamatkan/menghilangkan rasa sakit mereka' yang kemudian berujung pada tindakan bunuh diri, dapat dikatakan dipengaruhi oleh budaya? Maksud saya, apakah pola pikir yang telah tertanam dan dipahami oleh mayoritas pelaku bunuh diri tersebut dapat dikatakan sebagai budaya masyarakat? (terlebih lagi diera globalisasi seperti saat ini) Mengingat banyaknya negara yang memiliki angka kasus bunuh diri pada masyarakatnya yang tinggi dan sering terjadi seiring waktu.
Mohon maaf bapak, bila ada kata/ucapan yang salah/kurang🙏 Terima Kasih
Mang Dwidya Pradnyani Putri (1912511057)
Terimakasih atas pemaparan materinya pak. Saya ingin bertanya, saat menjelaskan tentang bunuh diri altruistik bapal sempat memberikan contoh tentang kapten kapal indianapolis yang berhasil selamat saat kapal selamnya tenggelam dan berakhir mendapatkan banyak cemoohan dari warga sekitar dan kemudian kapten kapal tersebut akhirnya memilih untuk bunuh diri. Lalu setelah kapten kapal tersebut meninggal, apakah ada suatu bentuk penyesalahan dari masyarakat sekitar yang dulu ikut mencemoohnya atau mungkin sebaliknya, warga sekitar malah senang ketika si kapten kapal tersebut ikut bunuh diri menyusul awak kapal lainnya? Terimakasih pak
Sebelumnya terima kasih saya ucapkan atas pemaparan materi mengenai Emile Durkheim yang dijelaskan oleh Bapak. Disini Saya ingin membahas atau bertanya mengenai solidaritas. Memang solidaritas mempunyai banyak dampak positif tetapi jika kita menoleh juga terdapat dampak negatifnya, contohnya ditunjukkan pada sekelompok atau bisa dikatakan solidaritas kekerasan yang ditunjukkan sekelompok orang ketika bersama-sama berbuat kerusakan. Contohnya peristiwa perusakan atau pembakaranyang lebih mengarah kepada aksi fanatisme buta yang bisa saja dikatakan sebagai bentuk patologi sosial atau bahkan bisa jadi penyimpangan sosial jika memang sengaja dilakukan untuk tujuan memecah-belah. jadi pertanyaan saya adalah mengapa solidaritas dalam melakukan kekerasan bisa terjadi ?apakah ada yang salah dengan teori solidaritas sejauh ini? karena bisa kita lihat beberapa kelompok sosial yang membangun solidaritasnya sendiri justru bertujuan untuk meneror, menakut-nakuti atau semacam kelompok yang mengintimidasi bukan untuk memperkuat nilai-nilai solidaritas tetapi malah menjadi arogansi identitas?
Sephora Injilia br Sembiring/ 2012511025
Selamat pagi pak sebelumnya terimakasih atas pemaparan materinya. Saya Cyndy Claudya Br Sembiring dengan Nim 2112511019 ingin bertanya seperti yang sudah bapak jelaskan bahwa menurut Emile Durkheim bunuh diri dipengaruhi oleh faktor integrasi sosial. Lalu bagaimanakah korelasi yang terbentuk antara integrasi sosial dan bunuh diri?
Terimakasih pak
Selamat sore pak terimakasih atas penjelasan materinya mengenai pemikiran Emile Durkheim. Sebelum itu, saya ingin menyampaikan beberapa pendapat serta contoh fenomena dari materi yang sudah dijelaskan. Yang pertama adalah fakta sosial, dikatakan bahwa fakta sosial mampu mengikat dan memaksa masyarakat. Dapat diartikan bahwa fakta sosial mampu mengikat dan memaksa masyarakat dari cara berpikir(thingking), cara bertindak(way of acting), dan berperasaan (feeling), jadi fakta sosial mampu mengendalikan individu dalam masyarakat. Yang kedua adalah dari penjelasan mengenai solidaritas mekanik dan solidarias organik dapat dikatakan bahwa solidaritas sosial adalah suatu keadaan hubungan antar masyarakat didasarkan atas perasaan moral dan kepercayaan yang diperkuat oleh pengalaman bersama. Disini saya ingin menanyakan mengenai solidaritas organik yang dikatakan bahwa kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan di dalamnya misalnya perbedaan kepentingan atau perbedaan mata pencaharian, apakah dapat dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini individu saling ketergantungannya tinggi? Seperti penjelasan bapak jika dosen sakit ia akan mencari dokter. Lalu jika masyarakat solidaritas mekanik atau masyarakat solidaritas organik ada yg melakukan pelanggaran, bagaimana sistem pemberian hukuman atau sanksi kepada masyarakatnya? Apakah ada perbedaannya dalam pemberian hukuman atau sanksi? Mohon penjelasnnya. Kemudian yang ketiga mengenai bunuh diri. Dikatakan bahwa angka bunuh diri orang protestan lebih tinggi dibandingkan orang katolik karena orang protestan lebih atomistik. Apakah hal tersebut juga dapat di hubungkan dengan ajaran calvinisme ?. Lalu mengenai fenomena bom bunuh diri di Makassar, menurut bapak sendiri fenomena tersebut termasuk tipe bunuh diri yang mana kemudian bagaimana pendapat bapak mengenai fenomena tersebut? Jika dari saya bom bunuh diri tersebut termasuk tipe bunuh diri Altruistik, karena pelakunya dapat dikatakan sebagai teroris dan teroris biasanya ikatan sosialnya tinggi, di mana siapa yang berani mempertaruhkan nyawa untuk bom bunuh diri akan diberikan penghormatan. Sekian pendapat dan pertanyaan dari saya terimakasih.
Nama : Ni Komang Triska Vania Cahya Dewi
NIM : 2012511045
Ni Komang Trilita Sukma Palgunadi (2112511003)
Izin bertanya dalam buku Etika Protestan Spirit Kapitalisme dijelaskan salah satu poin yaitu agama Protestan mendukung embrio munculnya kapitalisme dan juga memiliki bukti dari itu yaitu kesuksesan dari orang yang beragama Protestan lebih besar daripada penganut Katolik dikarenakan orang yang menganut agama Protestan memiliki sifat individualis dan juga kompetitif. Tetapi jika kita melihat dari sifat dasar manusia yaitu sosialis atau tidak bisa hidup sendiri dan bergantung pada diri sendiri Apakah Teori ini bisa dikatakan membuahkan hasil positif kedepannya atau malah justru membuah kan hasil negatif dikarenakan sifat individualis tersebut kedepannya pak ? Terima Kasih🙏
terimakasih atas penjelasannya pak Wahyu.
Saya pernah menemukan orang yang melakukan cutting/menyakiti diri sendiri dengan menyayat bagian tubuhnya dan menguploadnya di media sosial dan beberapa dari mereka bahkan mengaku ingin melakukan bunuh diri. Menurut saya orang-orang seperti ini ingin mencari perhatian dari orang-orang dimedia sosial karena lemahnya ikatan sosial di dunia nyata, apakah ini termasuk dalam percobaan bunuh diri dalam konteks egoistik atau bahkan masuk ke dalam konteks bunuh diri anomie dimana dia senang mempertontonkan aksi bunuh dirinya di depan khalayak? Bagaimana pendapat bapak?
Terimakasih.
Sry Rahayu Sinaga_2012511048
Seblumnya terimakasih pak atas materi yang sudah dipaparkan, izin berpendapat mengenai materi tersebut pak. Kini Durkheim sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif. Durkheim melihat, sosiologi yang baru lahir itu dalam upaya untuk memperoleh kedudukan sebagai cabang ilmu sosial yang berdiri sendiri. Menurut Durkheim, sosiologi ketika itu tengah berada dalam ancaman bahaya, dimana kekuatan pengaruh dari dua cabang ilmu yang telah berdiri kokoh, yaitu filsafat dan Psikologi. Menurut Durkheim, tidak keseluruhan dari fakta sosial itu merupakan barang sesuatu yang nyata.
Hebriene Amanda
2112511022
terimakasih atas materi yang sudah diberikan, materi yang sangat lengkap. namun, saya ingin menanyakan kepada bapak, pada penjelasan sebelumnya dijelaskan bahwa bunuh diri dapat terjadi akibat seseorang tersebut tidak dapat berbagi atau bercerita mengenai penderitaannya dengan orang lain, namun dilihat secara realitanya kebanyakan terkadang seseorang yang memiliki masalah, apabila ia menceritakan kepada orang lain justru orang atau individu itu tidak dapat menemukan solusi, melainkan menambah tekanan batin, dan dari tekanan tersebutlah terkadang seseorang pemikirannya lebih ruet dan memicu bunuh diri, menurut pendapat bapak bagaimana mengenai hal tersebut? terimakasih pak
Febriyantari/2012511041
Sos 20
Terima kasih atas pemaparannya pak, sebelumnya perkenalkan saya Alvina Herdiana dengan NIM 2112511016 ingin bertanya mengenai materi bunuh diri altruistik. Bunuh diri dipandang sebagai hal yang negatif namun bagaimana dengan bunuh diri altruistik? apakah bunuh diri altruisik merupakan hal yang positif atau justru hal yang negatif? Terima kasih
Terimakasi atas materinya pak. Ijin bertanya, bagaimana jika seorang kapten pasukan ketika melakukan sebuah misi dan di dalam menjalankan misi itu anak buahnya gugur, akan tetapi kapten ini masih memiliki kesempatan hidup dan kembali, tetapi disisi lain ada rasa tanggung jawab seperti yang dijelaskan di materi tadi. Jadi apakah sah sah saja jika kapten tersebut pulang tanpa anggotanya atau malah sebaliknya kapten tersebut melakukan bunuh diri yang jelas dapat membuat dosa?
Terimakasih Pak
I Putu Surya Adi Kusuma (2012511003)
terima kasih atas video yang bapak kasih, sangat bermanfaat bagi saya, saya Athallah Bentang dengan nim 2012511067 ingin bertanya, apakah bunuh diri altruistik akan menjadi hal yg dibenarkan karena banyak kasus seperti kapten kapal titanic yang rela tenggelam beserta awak kapalnya dan mendapatkan penghargaan yang bisa diingat sampai saat ini ?
Selamat pagi, sebelumnya terima kasih banyak atas pemaparan materi mengenai pemikiran emile durkheim ini. Saya pribadi sangat tertarik terhadap pemikiran durkheim, ada yang mau saya tanyakan mengenai pemikiran durkheim tentang solidaritas sosial. Nah, dijelaskan bahwa solidaritas mekanik ini sendiri adalah kesatuan dalam masyarakat yang disebabkan oleh kesamaan di dalamnya. Nah, di Bali sendiri di Denpasar terdapat kawasan Kampung Jawa yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam, apakah kelompok masyarakat tersebut termasuk di dalam golongan solidaritas mekanik? karena kesamaan mereka dalam ajaran agama yang dianut. Selain itu, mengenai pemikiran Durkheim tentang bunuh diri saya sangaaaat tertarik untuk mempelajari lebih dalam, ada satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan. Di Indonesia sendiri, bisa dibilang sedang marak terjadi 'bom bunuh diri' oleh sekelompok orang/bahkan individu yang tergabung dalam satu organisasi. Bom bunuh diri ini termasuk dalam golongan Bunuh diri alturistik atau anomie ya?
Sekian pertanyaan dari saya, semoga diberikan pencerahan.
Nama : Ida Ayu Kiyani Cahya Aridewi
NIM : 2012511051
Terimakasih atas pemaparan materi nya pak. Bagi saya materi ini sangatlah bermanfaat karena ini merupakan dasar dari ilmu pengetahuan mengenai sosiologi yang di tuangkan melalui pemikiran dari tokoh-tokoh terkemuka Sosiologi. Pemaparan materi mengenai pemikiran Emile Durkheim sangatlah menarik bagi saya terutama pada bagian bunuh diri. Ternyata di balik manusia yang melakukan bunuh diri memiliki tujuan atau maksud tertentu. Bunuh diri ternyata tidak selalu karena pasrah akan kehidupan maka orang akan melakukan bunuh diri tetapi orang juga melakukan bunuh diri agar mereka mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari Masyarakat. Beberapa contoh juga sudah bapak paparkan mengenai bunuh diri ini. Lalu ada juga materi mengenai bunuh diri egoistik, yang mana orang tersebut melakukan bunuh diri ini karena individu menanggung penderitaan tanpa tempat mencurahkan perasaan. Saya teringat dengan cerita mengenai pembulian yang dialami oleh seorang anak secara terus menerus sampai pada akhirnya ia tidak dapat menanggung semua itu dan akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri. Tetapi ada juga kejadian bunuh diri yang menimpa artis Korea baru' ini yang bernama sulli. Dia menanggung penderitaan atas bully" an dari para netizen akan tetapi dia juga masih punya teman yang bisa menjadi teman curhatnya. Tetapi meskipun dia memiliki teman untuk mencurahkan perasaannya dia tetap melakukan bunuh diri. Nah saya ingin bertanya pada kasus yang dialami oleh aktris Korea "Sulli" ini termasuk ke dalam jenis bunuh diri apa pak?
Ni Nyoman Ayu Sri Winadi / 1912511012
Halo pak saya AN HOFEN PURBA/2012511006 sebelum nya saya ucapkan terimaksih atas penjelasan bapak tentang solidaritas di masyarakat yang mana tentu nya hal itu akan semakin membuat masyarkat lebih solid. Namun untuk saat ini saya berasumsi bahwa solidaritas masyarakat telah berkurang karna kemajuan jaman yang mana manusia semakin ber kompetisi dalam meraih segala hal, dan saya ingin bertanya apakah solidaritas saat ini bisa pudar karena kemajuan zaman?. Lalu perihal tentsng bunuh diri saya menanggapi semua itu memang pasti di latar belakangi dengan hal hal tertentu karena manusia memiliki sifat yang rasional dalam melakukan setiap tindakan. Dan sering kali orsng orang yang gagal berfikir lebih memilih mengakhiri hidup tanpa tau akibat nya nanti bagi orang orang yang di tinggal kan. Nah menurut bapak bagaimana pendapat bapak tentang orang orang yang rela melakukan aksi teror( bom bunuh diri) tindakan ini masuk ke dalam jenis bunuh diri apa pak? Terimaksih pak🙏🙏🙏
Selamat pagi pak, sebelumnya terimakasih atas pemaparan materi yang bapak berikan. Saya, Ni Made Gita Cahyarani dengan NIM 2112511014 ingin menanggapi tentang teori bunuh diri menurut Durkheim karena bunuh diri termasuk dalam fakta sosial dimana pengaruh sosial dan struktur sosial dalam masyarakat sangat mempengaruhi terhadap perilaku individu. Tentang teori 4 tipe bunuh diri menurut Emile Durkheim, masing masing jenis memiliki penyebabnya tergantung individu. Bunuh diri egoistik adalah bunuh diri karena seseorang memiliki masalah" yang di alaminya dan merasa harus menanggung bebannya sendirian (kurang nya ikatan sosial), bunuh diri altruistik adalah bunuh diri yang dilakukan karena keinginan berjasa atau keinginan bunuh diri yang di persembahkan, bunuh diri fatalistik adalah bunuh diri yang dilakukan akibat adanya kekangan yang dialami oleh pelaku, dan bunuh diri anomie yang bisa di bilang bunuh diri paling absurd yang tidak memiliki tujuan yang jelas atas tindakannya.
jadi, saya ingin bertanya,
- Jika ada pelaku bunuh dirii yang disebabkan karena kurangnya ikatan sosial sehingga tidak bisa membagikan masalahnya pada orang lain akibat kekangan atau tekanan sosial yang terjadi pada dirinya, apakah itu bisa dimasukkan kedalam bunuh diri egoistik/alturistik pak?.
- bagaimana jika seseorang melakukan tindakan bunuh diri karena insting yang tidak jelas, contoh: seseorang mengalami delusi yang menyebabkan dirinya bunuh diri, apakah ini termasuk kedalam tipe bunuh diri anomie menurut Durkheim karena delusi adalah sesuatu hal yg belum pasti dan bersifat tidak jelas atau masuk ke dalam tipe bunuh diri menurut Durkheim yang mana pak?
Selamat malam pak🙏
Sebelumnya saya izin menanggapi mengenai pemikiran Durkheim mengenai fakta sosial, saya pribadi tidak sependapat dengan pemikiran Durkheim yang satu ini Pak. Menurut saya fakta sosial mestinya merupakan sesuatu yang konkret dan dapat dibuktikan secara empiris sehingga lebih mudah jika teori tersebut digunakan dalam suatu kajian. Sehingga bagaimana bisa sesuatu yang abstrak seperti norma, nilai, serta budaya yang bersifat mengikat dan memaksa itu disebut fakta sosial sedangkan kejelasan mengenai pembuat atau penggagasnya pun masih belum jelas? Selanjutnya yang kedua, dikatakan bahwa fakta sosial bersifat eksternal individu namun "memayungi" serta mengontrol. Maka yang saya tangkap dari fakta sosial menurut Durkehim ini mirip dengan sistem sosial. Bagaimana bisa nilai,budaya,serta norma yang bersifat mengontrol namun memaksa disebut fakta sosial? Sementara ketiga hal tersebut sifatnya beraneka ragam. Dan yang terakhir saya ingin bertanya mengenai teori bunuh diri Durkheim, pada kasus bom bunuh diri. Masuk ke jenis bunuh diri manakah pelaku bunuh diri ini Pak? Karena jika dia dikategorikan ke dalam alturistik menurut saya bisa karena kan memang pelaku konon "dicuci otaknya" diiming2i akan mendapat penghargaan ketika berhasil melakukan misi ini. Sedangkan menurut saya masuk juga ke dalam anomie, karena pelaku ini juga tentu senang dan bangga karena dapat melakukan misi bunuh diri tersebut.
Sekian dari saya pak, saya mohon maaf apabila tanggapan argumen maupun pemikiran saya tidak sesuai. Karena disini saya juga masi perlu banyak belajar, sekian dan terimakasih pak🙏
PUTU WULAN PURNAMA DEWI / 1912511026
Bagus ya. pertanyaannya ..
Terima kasih atas pemaparan materinya bapak, saya izin bertanya mengenai teori bunuh diri Emile Durkheim di bagian bunuh diri fatalistik. Teori bunuh diri ini kan terjadi akibat adanya kekangan atau tekanan dalam hidup seseorang, sepengetahuan saya di zaman sekarang cukup banyak orang yang merasa terkekang untuk memilih jalan hidupnya bahkan orang terdekat seperti keluarga juga dapat menjadi faktor adanya kekangan tersebut, menurut bapak apa hal yang harus dilakukan orang tersebut sebagai cara dalam pertolongan utama agar individu tersebut tidak melakukan tindakan bunuh diri fatalistik? Kekangan yang dimaksud tentunya yang sudah terakumulasi atau sudah berat yang menyebabkan gangguan mental
Sekian pertanyaan saya pak
Terima kasih
Muhammad Riaz Zakaria (2112511005)
Terimakasih pak atas penyampaian materinya. Saya Latifah Simbolon (2112511013) ingin berpendapat tentang pertanyaan salah satu penanya di komentar yaitu masuk kedalam jenis apakah bunuh diri yang disebabkan oleh putus cinta? Dari yang bapak jelaskan yaitu mengenai jenis bunuh diri menurut Menurut Durkheim pertanyaan tersebut menurut saya bisa masuk kedalam jenis bunuh diri egoistik atau bisa juga fatalistik karena bunuh diri karena putus cinta bisa jadi karena putus asa termasuk juga ia merasa menderita karena kehilangan. Demikian pak, Terimakasih.
selamat sore pak, emile durkheim dengan fakta sosial yang menjelaskan bahwa perihal yang bersifat abstrak (tak tampak namun mengikat dan memaksa), mencium tangan kepada orang tua saat berpergian merupakan budaya yang abstrak namun memaksa. sistem ini terbentuk hanya disuatu daerah khususnya asia berbeda dengan bangsa eropa yang memiliki budaya yang lebih bebas, pertanyaan saya adalah fakta sosial ini yang bersifat eksternal apakah aturan-aturan dan sistem tersebut berdasarkan masa lampau atau terbentuk secara perlahan-perlahan pak? terima kasih
Albertus Gianino Amput 2012511005
Terimakasih pak penjelasannya menarik dan dapat dipahami. Saya Michael Josua Surbakti dengan NIM 2112511032 ingin memberikan tanggapan dan pertanyaan mengenai Emile Durkheim dan teorinya (fakta sosial, solidaritas sosial, dan teori bunuh diri).
Yang pertama adalah mengenai teori fakta sosial. Menurut saya sosiologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari masyarakat dan kaitan kaitan didalamnya harus memperhatikan suatu fakta sosial. Walaupun fakta sosial bersifat abstrak tetapi fakta sosial dapat mengikat dan memaksa seorang individu dalam menjalankan kehidupan sehari harinya. Mengapa hal ini dapat terjadi ? Seperti yang pak Wahyu jelaskan bahwa sebelum individu lahir, masyarakat telah terbentuk dengan berbagai aturan, norma, nilai, dan segala kekompleksan nya.
Dalam contoh disebutkan adalah transaksi dengan menggunakan mata uang. Individu yang baru lahir saat uang sudah menjadi alat tukar jual beli menganggap uang memang sudah kodratnya menjadi sebagai alat tukar dan jual beli.
Namun coba kita bayangkan masyarakat yang dahulu masih menggunakan sistem barter. Pasti masyarakat tersebut sangat merasa aneh dan bingung karena bagaimana bisa kertas yang tidak ada harganya "disulap" menjadi kertas yang bernilai. Hal ini berbeda dengan sistem barter yang mereka gunakan dimana barang ditukar dengan barang.
Bahkan lebih modern setelah barter, masyarakat menganggap alat tukar jual belinya adalah emas dan perak. Ini dikarenakan emas dan perak memiliki kelangkaan dan bahannya tidak dapat rusak. Masyarakat tersebut juga pasti bingung terhadap alat tukar yang digunakan masyarakat modern adalah kertas. Karena sebagaimana yang kita tahu bahwa kertas dapat dengan mudah rusak dan kertas merupakan barang tidak langka. Hal hal inilah yang membuat fakta sosial bersifat abstrak karena fakta sosial menggambarkan peradaban masyarakat pada masanya. Tetapi fakta sosial juga bersifat mengikat karena sudah lama terbentuk dan dilakukan sebelum individu tersebut lahir.
Seorang individu juga harus memperhatikan tata perilakunya terhadap fakta sosial di masyarakat agar tidak terjadi penyimpangan norma, nilai, dan agama. Selain itu fakta sosial juga berubah ubah setiap waktunya, sebagai contoh di Arab sempat ada larangan menyetir bagi kaum perempuan dan di Iran kaum perempuan dilarang menonton sepakbola di stadiun. Hal ini dikarenakan adanya pandangan yang berbeda dari perspektif agam dalam melihat kaum perempuan dan hal kompleks lainnya.
Namun Arab Saudi (pangeran Salman) saat ini mulai merombak aturan aturan tentang aktivitas kaum perempuan agar bisa melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi, boleh menyetir, dan boleh bekerja tanpa meminta ijin terhadap wali laki laki. Artinya sistem norma ini dirasa sudah kurang relevan dengan perkembangan zaman yang ada dan Arab Saudi menjadi contoh negara yang merubah norma/fakta sosial di negaranya.
Lalu yang selanjutnya mengenai solidaritas sosial. Seperti yang kita tahu solidaritas sosial terbagi menjadi 2 dimana ada solidaritas sosial mekanik dan solidaritas organik.
Solidaritas sosial mekanik sendiri terbentuk karena adanya kesatuan kesatuan ikatan dari persamaan yang ada didalamnya. Biasa dilakukan pada masyarakat pedesaan, karena memiliki ciri khas yang relatif sama dimana tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan edukasi yang didapat cenderung sama. Berbeda dengan itu solidaritas sosial organik terbentuk karena adanya perbedaan dari unsur unsur didalamnya. Biasa dilakukan di masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan karena tingkat pendidikan, edukasi, dan mata pencaharian masyarakat perkotaan sangat variatif dan beragam.
Kedua solidaritas ini tidak dapat dipisahkan dalam masyarakat karena sebagaimana kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial yang terus berinteraksi dengan manusia lain hingga mati. Sehingga solidaritas sosial pasti akan terbentuk tergantung individu tersebut hidup di lingkungan dengan karakteristik masyarakat seperti apa.
Lalu yang terakhir tentang bunuh diri. Menurut saya ada pergeseran dominasi bunuh diri di masyarakat setiap waktunya. Awalnya sebelum manusia mengenal pendidikan dan cara berpikir rasional, masyarakat purba lebih didominasi oleh bunuh diri altruistik untuk pengorbanan, tradisi, adat, dan berbagai alasan primitif lainnya. Sebagai contoh : harakiri yang dilakukan oleh warga Jepang.
Namun seiring berjalannya waktu, kehidupan sosial menjadi lebih kompleks dan norma serta hukum dan kepercayaan adat yang primordial cenderung ditinggalkan karena kemajuan zaman. Di sisi lain kemajuan zamanlah yang membuat manusia melakukan tindakan bunuh diri. Sebagai contoh : bunuh diri akibat pinjol online karena tidak bisa membayar, bunuh diri akibat kerugian investasi bodong dan lain sebagainya. (Bunuh diri egoistik) contoh lainnya adalah seorang individu yang selalu dipaksa atau dikekang oleh keluarganya untuk menjadi sama seperti dirinya. Misalnya orangtuanya pengacara memaksa anaknya harus menjadi pengacara juga, orangtuanya dosen memaksa anaknya harus lanjut S2,S3 dsb. (Bunuh diri fatalistik). Kesimpulannya bunuh diri ternyata juga mengikuti perkembangan zaman yang ada.
Pertanyaan : sebagai seorang sosiolog apakah bapak menginginkan anak/ bagian dari keluarga bapak untuk menjadi sesuatu yang bapak inginkan (misalnya : jadi sosiolog, jadi pengacara, jadi orang kaya, lanjut S2 dsb). Jika anak/keluarga bapak ternyata tidak melakukan keinginan bapak sebagai orangtua atau bahkan menyimpang dari norma yang ada (misalnya ingin menjadi gamers) dengan penghasilan yang tidak tetap apa yang bapak lakukan ?
Sekian tanggapan dan pertanyaan dari saya kurang lebihnya mohon maaf. Sukses selalu pak Wahyu !
Selamat malam, Pak. Sebelumnya terima kasih banyak atas materi yang telah Bapak sampaikan dengan sangat menarik ini.
Saya Cicilia Alexandra Mota dengan NIM 2112511015 ingin bertanya, apakah itu berarti jika bunuh diri anomie atau bunuh diri absurd ini termasuk ke dalam sifat narsistik, Pak? Karena ia merasa bangga dipandang oleh masyarakat umum walaupun itu hanya sekedar melakukan hal bodoh seperti bunuh diri tanpa motif apapun?
Tetapi dibalik itu semua, pasti ada motif tertentu yang membuatnya merasa bangga untuk melakukan bunuh diri dibandingkan melakukan hal-hal berguna?
Terima kasih.
Sebelumnya terimakasih atas pemaparan materi yang telah bapak berikan, saya I Kadek Ari Darmaputra nim 2112511009 mohon izin untuk bertanya mengenai tipe bunuh diri egoistik, dalam pemaparan materi telah disampaikan bahwa bunuh diri egoistik dapat terjadi karena kurangnya interaksi sosial. Lalu apakah tipe bunuh diri egoistik ini dapat meningkat pada masa sekarang/ masa pandemi? Karena adanya ppkm dan isolasi mandiri.
Terimakasih pak🙏
TERIMA KASIH PAK atas penyampaian materinya, Izin menanggapi dan bertanya. Materi kali ini sangat menarik bagi saya. Dalam pemaparan materi di jelaskan di vidio tersebut yaitu tentang "Bunuh Diri Egoistik" yang dimana diakibatkan dari lemahnya ikatan sosial - kondisi masyarakat bersifat atomistik atau lebih mudah dipahami yaitu Individu yang sarat menanggung seorang diri penderitaan tanpa tempat berbagi dan mencurahkan perasaan. Nah dari fenomena tersebut saya selaku pengguna sosial media, dari sana saya melihat dan berasumsi bahwa karakter/tipe orang yang telah dijelaskan diatas sangat aktif di media sosial mungkin untuk mencari teman atau sekedar membuat status agar tidak kesepian. Hal tersebut juga sangat nyata saya lihat seperti salah satu temen seangkatan saya yang bernama Pramana R. Ia itu sering memposting segala keluh kesahnya (penderitaanya) di status baik itu lagi sedih, depresi, nangis, status tangannya disayat pakai silet lah, dan lain-lain yang mengacu ke tindakan bunuh diri lah pokoknya.. namun baru diajak ngobrol face to face tu dia sangat tertutup dan ngomong seperlunya saja. Selain itu, dia juga tidak disukai oleh teman sekelasnya karena pendiam dan nyaris tidak pernah ngomong.
Disini saya ingin bertanya mengenai fenomena diatas, Apakah hal tersebut sudah dapat tergolong dalam "Bunuh Diri Egoistik"?? Berarti dalam konteks ini Bunuh Diri Egoistik sering terjadi pada seorang yang introvert? Lalu bagaimana cara kita membangun diri atau membantu teman yang adalah seorang introvert untuk mengantisipasi adanya tindakan Bunuh Diri Egoistik ini? Dan bagaimana cara kita sebagai masyarakat yang bijak bersosmed dalam menanggapi hal seperti ini?
Mohom maaf apabila pertanyaan saya kurang tepat pak, karena saya ingin lebih memahami mengenai materi ini.
NI MADE RYANA AYU PARAMITA/2012511061
Sebelumnya terimakasih pak atas pemaparan materi di dalam video nya, saya Rizky Maulana Rinata (2112511038) ijin bertanya pak
Apakah orang yang telah di diagnosa terkena suatu penyakit yang super duper bahaya dan ia bunuh diri karena tidak kuat dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya itu termasuk bunuhdiri fatalistik?? Maksud dari perubahan yang saya sebutkan adalah setelah ia terdiagnosa itu ia diatur seperti harus makan A biar tidak semakin parah, tidak boleh melakukan B jika ingin sembuh, dan bunuh diri fatalistik itu di akibatkan oleh jalan dan cara hidup individu telah ditentukan secara pasti dan mutlak tidak bisa di ganggu gugat.
Solidaritas Organik saat Ini pas Salam Hal bantuan pangan di Masa pandemic Covid 19, seperti bantuan silang, misalnya bantuan ikan pdmasyarakat yg berada daerah pegunungan, sbliknya masyrakat di daerah pegunungan membantu Salam Hal sayur mayur, Adam di gunung garam di laut.
Terima kasih sebelumnya atas pemaparan materinya ,saya Ni Luh Widyantari NIM 2112511002 angkatan 2021. Berbicara mengenai buhuh diri sendiri merupakan suatau hal yang menarik sekali untuk dibahas. saya ingin memberikan tanggapan sedikit mengenai bunuh diri itu sendiri dimana menurut saya itu beragamnya cara , motif dan penyebab orang bunuh diri itu tidak lepas dari perkembangan zaman contoh saja yang sudah disinggung tadi bahwa orang dahulu bunuh diri bisa disebabkan karena kepercayaan, faktor ekonomi , depresi dan umumnya orang bunuh diri pasti dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar aksinya tidak diketahui, namun di zaman sekarang dengan perkembangan teknologi contoh keberadaan sosial media yang menjadi media untuk mencari pengakuan dan perhatian publik dimana tidak sedikit aksi bunuh diri dilakukan secara terang-terangan seperti beberapa kasus bunuh diri secara live di sosial media. Hal tersebut tentu bisa terjadi karena adanya pengaruh dari perkembangan zaman , nahh disini saya ingin bertanya mengenai bagaimana tanggapan bapak tentang aksi buduh diri yang dilakukan secara live dan terang-terangan di sosial media apakah aksinya tersebut dapat dikatakan sebagai bunuh diri anomie yang secara bangga mempertontonkan aksinya tersebut di halayak umum dan sekadar mencari perhatian publik ? atau mungkin ada kekeliruan dari asumsi yang saya sampaikan. Mohon pencerahanya pak terima kasih ..
Sebelumnya Trimakasih atas pemaparan materi yang disampaikan oleh bapak, Perkenalkan saya Astika Dame Uli Siagian, Nim 2112511001. Mohon ijin bertanya mengenai materi ini. Seperti yang dijelaskan dividio, Bunuh diri egoistik dapat terjadi karena ikatan sosial yang lemah membuat dia bunuh diri.
"Jadi, jika ada seorang mahasiswa yang bunuh diri dikarenakan alasan stress atau depresi apakah hal tersebut termasuk dalam teori bunuh diri egoistik dari emile dukrheim ya pak? Apalagi jika kita melihat normalisasi masyarakat akan tindakan bunuh diri ini, apakah akan memengaruhi angka harapan hidup sosial pak? Trimakasih pak🙏
Terimakasih pak sebelumnya atas penjelasan materi dari video di atas.
- Dari yang sudah bapak jelaskan diatas bahwa fakta sosial itu mengikat namun tidak tampak , dan beberapa contohnya; norma,budaya, nilai. Seperti yang kita ketahui pak bahwa sejatinya budaya bisa mengalami akulturasi atau perubahan, apakah nilai dan norma yang menjadi jati diri suatu masyarakat dalam konteks fakta sosial , dapat berubah juga pak? Dan apakah contoh dari perubahan fakta sosial ; norma dan nilai di negara kita sendiri pak "Indonesia" ? Sudah ada yang berubah kah pak? Karena dari segi realita sosial meskipun negara kita di jajah ratusan tahun oleh bangsa barat namun norma adat kita seperti "salim tangan kepada orang tua" sangatlah berbeda dengan bangsa barat/eropa yang pernah menjajah kita kan pak?
- Pak teori bunuh diri emile durkheim menggambarkan definisi seseorang mengakhiri hidup mereka dalam perspektif sosiologi, artinya terdapat pengaruh integrasi sosial atau masyarakat dalam tindakan ini. Tapi pak bukankah sejatinya saat seseorang berencana untuk mengakhiri hidupnya maka itu bukan lagi peran masyarakat, namun antara dia dengan pilihan nya sendiri (teori psikologis) , lantas mengapa unsur sosiologis tetap menjadi pedoman emile durkheim dalam konteks perspektif bunuh diri?
- Bunuh diri anomie disebut juga sebagai bunuh diri absurd, yang didasari oleh kesenangan palsu dari seorang individu, sedangkan bunuh diri altruistik adalah bunuh diri yang umumnya digunakan sebagai ritual pengorbanan manusia. Lantas pertanyaan saya pak, jika ada seseorang yang mengajukan diri untuk dikorbankan dalam sebuah ritual dengan perasaan bahagia dan senang karena merasa berjasa dalam kelompoknya, apakah itu sebuah kebahagiaan palsu juga pak? Dan kategori bunuh diri apa yang orang ini perbuat bedasarkan teori emile durkheim pak, apakah anomie? Karena dia merasa bahagia namun itu hanyalah sebuah kebahagiaan palsu karena akhirnya dia akan mati, atau altruistik? Karena pengorbanan ini untuk sebuah ritual?
Sekian pertanyaan dan tanggapan saya pak, Terimakasih.
Felix Natalando (2112511025)
Durkheim: "Manusia tak menyembah Tuhan, melainkan pemikirannya sendiri", sebuah perkataan yang kontroversial dan logis. Perkataan Durkheim ini apabila dimaknai secara mendalam, dapat menjadi tamparan keras bagi radikalisme agama yang ekstrim. Terima kasih materinya pak.
Juan Tinangon / 2012511066
Terima kasih atas pemaparan materinya pak. Saya punya pertanyaan mengenai hunuh diri altruistik, yang dimana ada yang disebut bunuh diri karena dukungan masyarakat. Contohnya jika kapten kapal laut selamat dari kecelakaan kapal tersebut, maka ia akan dicemooh oleh masyarakat seumur hidupnya. Menurut bapak sendiri, apabila seorang kapten memang secara tidak sengaja selamat dari kecelakaan kapal tersebut, walaupun dia memang sejak awal ingin memenuhi kewajibannya sebagai kapten yaitu tenggelam bersama kapal laut tersebut, tetapi dia masih bisa bertahan dari situasi tersebut, lalu dia diselamatkan oleh tim penyelamat, apa dia akan tetap mendapat cemoohan? bukankan memang sudah menjadi kewajiban untuk menyelamatkan orang yang sekiranya masih bisa untuk diselamatkan? jujur saja saya agak kurang setuju dengan statement tersebut, karena kembali lagi kita sebagai manusia juga harus memiliki rasa simpati terhadap orang lain. Sekian pertanyaan saya, terima kasih pak.
Nama: I Gusti Agung Ayu Galuh Gayatri
NIM: 2112511030
Selamat malam Pak, terimakasih atas materi yang Bapak sampaikan. Saya ingin bertanya terkait empat jenis bunuh diri menurut Emile Durkheim. Seperti yang sudah Bapak sampaikan Emile Durkheim membagi empat jenis bunuh diri, yaitu tipe egoistik, altruistik, anomik, dan fatalistik. Bunuh diri egoistis muncul karena lemahnya integrasi antara individu dan sistem sosialnya. Bunuh diri altruistis muncul karena kuatnya integrasi antara individu dan sistem sosialnya. Bunuh diri anomik ditandai fakta keadaan sosial yang kacau balau, tanpa peraturan atau norma. Sedang bunuh diri fatalistik muncul karena struktur sosial begitu menindas sehingga sama sekali tidak memberi harapan akan masa depan. Pada hakekatnya, studi tentang bunuh diri ini merupakan upaya Durkehim menunjukkan betapa hal-hal yang selama ini dinilai sangat pribadi, yaitu bunuh diri, ternyata memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan fakta sosial yang hidup di masyarakat. Fakta-fakta sosial ini lah yang menjelaskan kenapa bunuh diri dilakukan seseorang, bagaimana cara bunuh diri yang dipilih, serta tipe-tipe bunuh diri (penyebab) yang terjadi. Pertanyaan saya, dengan maraknya kasus-kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia tipe bunuh diri manakah yang mendominasi terjadinya bunuh diri tersebut?
Ketut Arika Sugiati Dewi (1912511001)
Saya Selviana Sanul/2012511020 dari prodi Sosiologi angkatan 2020,ingin bertanya
Nilai,Norma,Budaya
Ketiga sifat fakta sosial ini bersifat memaksa orang mengikaya pada masyarakat.Ketiga di tuntut untuk mengikat ketiga sifat di atas .Fakta sosial kadang kita tidak menyadarinya dalam kehidupan kita setiap hari .
Bagaimana pandangan sosiologi melihat kenyataan ini yang begitu miris, bahkan semakin sulit untuk di praktekan secara nyata?
Selamat siang, Terima kasih atas waktunya pak. Saya Dewa Ayu Euginia Rafael dengan NIM 2112511021izin bertanya, dalam solidaritas mekanik dijelaskan bahwa Kesatuan masyarakat disebabkan oleh kesamaan kesamaan di dalamnya seperti mata pencaharian yang sama tokoh karismatik yang sama otomatis mereka memiliki solidaritas yang sama dan juga yang kuat. Dalam solidaritas organik, Kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan seperti perbedaan kepentingan dan juga perbedaan mata pencaharian, otomatis manusia itu sendiri mementingkan kepentingannya dia terlebih dahulu daripada mementingkan kepentingan orang lain. Apakah dari solidaritas mekanik dan juga solidaritas organik bisa dikolaborasikan atau disatukan menjadi sebuah solidaritas yang baru agar menciptakan sebuah kesempurnaan dari solidaritas itu sendiri pak ? Terima kasih 🙏
Selamat sore pak, terimakasih sebelumnya atas penjelasanmateri yang di berikan, Saya Linda Kumalasari dengan Nim 2112511004 ijin bertanya pak, dari pemberian materi bapak di atas sempat di jelaskan mengenai teori bunuh diri Emil Durkheim yaitu teori bunuh diri fatalitalistik, yang terjadi karena seseorang itu merasa tertekan dan terkekang oleh keluarga maupun orang terdekatnya jadi menurut bapak bagaimana cara agar seorang individu itu tidak melakukan bunuh diri fatalitalistik tersebut?
Membaca karya Albert Camus ? Rebellion. Sebelum bunuh diri, berontaklah
Selamat Siang pak, sebelumnya saya ucapkan Terima kasih atas pemaparan mata kuliah Teori Sosiologi Klasik mengenai pemikiran Emile Durkheim ini.
Saya Ni Kadek Puspita Rabi Swari dengan NIM 2112511029, ingin menanggapi mengenai solidaritas sosial yang terdiri dari Solidaritas Mekanik yang dimana berarti hal tersebut dapat terjadi dan kumpulan tersebut dapat terbentuk karena adanya kesamaan yang dirasakan dan dilakukan oleh sekumpulan individu, serta Solidaritas Organik dimana solidaritas ini terbentuk dikarenakan tiap individu memerlukan satu sama lain, seperti Murid memerlukan guru untuk menimba ilmu dan Guru memerlukan murid untuk menjadi penerima ilmu, yang berarti dalam solidaritas ini terbentuk karena adanya keterkaitan antar kepentingan individu satu dengan individu lainnya, Sekian Terima Kasih pak
Selamat malam pak wahyu,
terimakasih atas materi yang telah disampaikan. Didalam vidio dijelaskan mengenai berbagai macam khasus bunuh yang terjadi, nah disini saya ingin menanggapi sedikit mengenai khasus yang terjadi beberapa bulan terakhir ini dimana khasus covid 19 masih mewabah diseluruh dunia, dan ini menyebabkan banyak orang yang meninggal, tapi yang meninggal bukan saja karena virus itu sendiri, tapi juga sebagian ada yang meninggal karena bunuh diri.
saya pernah denger berita di tv, dimana terdapat orang yang diisukan positif covid mengalami ketakutan dan depresi, yang menyebabkan orang tersebut memilih bunuh diri, padahal hasil tes menyatakan bahwa dia negatif covid pak dan ini menjadi pusat perhatian masyarakat akibat tindakannya.
NAH saya ingin bertanya pak, kasus bunuh diri yang dilakukan ini termasuk kedalam khasus bunuh diri yang mana ya pak? karena disisi lain org yg bunuh diri ini juga merasa terkekang akibat perasaan takutnya sendiri, dan dia juga takut dikucilkan dalam masyarakat akibat terkena virus, Sehingga memilih bunuh diri sebagai jalan keluarnya.
terimakasih pak.
Ni Kadek Trisna Dewi (1912511059)
selamat siang pak terimakasih atas pemaparan yang sangat informatif ini, saya izin bertanya tentang teori bunuh diri yang dikemukakan oleh Emile Durkheim. jika seseorang Melakukan bunun diri karena mereka sudan cukup dan tidak kuat melawan pertarungan dirinya dengan depresi/ penyakit mental yang dideritanya termasuk jenis apa pak? meskipun mereka seseorang yang tidak individualis, seseorang yang agamawi, dan outgoing? meskipun mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan sebagainya? apakah mereka termasuk orang yang mengedepankan egonya sendiri? atau mereka adalah orang yang hebat Karena bisa bertahan sejauh ini dan akhirnya merasa Sudah tidak kuat lagi? terimakasih banyak pak maaf jika ada kesalahan (Josephine Anastacia Herman 2012511030)
selamat malam pak.
saya ingin berkomentar sedikit pada bagian solidaritas menurut Durkheim, ketika saya ambil contoh nyata sekelompok individu (katakanlah tetangga di sekitar lingkungan rumah tinggal saya) yang bermata pencaharian beragam seperti perawat, pns, wiraswasta, pedagang dll akan disebut sebagai ikatan solidaritas organik, karena mereka berbeda namun saling membutuhkan satu sama lain. namun, saat berada di keadaan yang sekarang ini (krisis akibat mewabahnya covid-19), kelompok masyarakat yang berbeda itu justru bergabung membentuk suatu perkumpulan pedagang rumahan (berjualan makanan ringan) demi menyambung hidup di tengah pandemi ini. ini berarti status ikatan mereka berubah menjadi solidaritas mekanik, karena berada dalam payung mata pencaharian yang sama. dari kejadian ini yang saya tangkap berarti perubahan label solidaritas ini mungkin saja terjadi karena faktor tertentu dalam kasus ini adalah keadaan ekonomi, sementara di video di atas dijelaskan bahwa solidaritas mekanik terjadi pada masy tradisional/pedesaan sedangkan solidaritas organik pada masyarakat modern/perkotaan dan contoh di atas adalah terjadi pada kelompok masy perkotaan. atau pada dasarnya, jenis solidaritas ini sudah begitu adanya tanpa bisa berubah-ubah pak? mohon penjelasannya pak. terimakasih
Erika Widiadnyani / 1912511024
Setelah mendegar ulasan tentang 4 macam bunuh diri . Saya teringat dengan fakta bahwa di korea sering terjadi aksi bunuh diri yang dilakukan oleh masyarakat disana terlebih kaum muda . Pertanyaan saya, apakah tindakan bunuh diri di Korea oleh muda mudinya merupakan tindakan bunuh diri fatalistik atau egoistik ? Mengingat banyaknya tekanan untuk menjadi yang terbaik, membuat anak-anak remaja disana menjadi depresi , sedangkan disisi lain mereka tak mampu untuk menceritakan apa yang dirasakan karena kurangnya ikatan sosial yang dialami dan akhirnya menguburnya dalam-daam.
Vivin L // 1912511020
Terima kasih atas penjelasanya pak,izin bertanya..
Dalam sebuah ikatan sosial, bilamana ikatan sosialnya sangat lemah bisa mengarah pada bunuh diri(egoistik), begitupun sebaliknya ikatan sosial yang terlalu kuatpun bisa mengarah pada bunuh diri(altruistik). lalu bagaimana semisal terdapt seorang kapten pesawat/apapun yang hampir seluruh penumpangnya gugur krna kecelakaan, namun sang kapten masih memiliki harapan utk bertahan hidup, si kapten berani menanggung beban cemoohan dan apapun itu. kapten itupun menyadari kesalahanya. Namun kecelakaan tetap kecelakaan dan iapun menyadari pula hal itu. Dengan tekad yg kuat kapten itu tetap memutuskan utk meneruskan hidupnya meski ia tahu akan banyak omongan buruk tertuju padanya. menurut bapak apakah si kapten itu terkesan memiliki ego yg tinggi atau malah memiliki rasa syukur yg tinggi mengingat ia tidak memilih utk mengakhiri hidupnya? Terima kasih
Agus Elfa Pratama
2012511015
😭 mengsedih kenapa gua kelas 10 disuruh belajar ginian
Lah samaa bre
Terimakasih pak sebelumnya untuk penjelasan dari materi yang ada di video
saya izin berpendapat pak mengenai bunuh diri Altruisitk, dimana bunuh diri ini kan terjadi akibat kuatnya ikatan sosial seperti yang bapak sudah bilang juga sebelumnya,contoh dari bunuh diri Altruisitk ini adalah Harakiri,kapten kapal harus ikut tenggelam bersama kapalnya apabila terjadi kecelakaan. Tetapi bisa saja bunuh diri Altruisitk ini menjadi suatu pilihan bagi seseorang jika sebenarnya ia melakukan suatu kesalahan. Misalkan seorang Samurai di Jepang diberikan tugas namun ia gagal menuntaskan tugasnya tersebut, jadi dia lebih melakukan Harakiri dengan harapan bahwa kesalahan yang dia lakukan tidak diketahui oleh orang orang malah dia nantinya akan disanjung oleh masyarakat akibat melakukan tindakan Harakiri tersebut. Dan bisa saja bunuh diri Altruisitk ini menjadi suatu opsi juga untuk orang orang dan nantinya malah menjadi hal yang biasa di mata masyarakat.
Sekian tanggapan dari saya, terimakasih pak
(Gerald Timoty Untung Rudyanto / 2112511027)
Terimakasih pak. Materinya sangat bermanfaat
Pak tanya bagaimana kuasaan dimata durkheim
Selamat siang pak, terima kasih atas materi yang sudah bapak jelaskan. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa bunuh diri menurut pemikiran Durkheim ada 4, yaitu bunuh diri egoistik, altruistik, fatalistik, dan anomie. Dalam pemikiran Durkheim mengenai bunuh diri egoistik yang didasarkan karena begitu lemahnya ikatan sosial karena kondisi masyarakat bersifat individualistik dan seorang individu menanggung seorang diri penderitaan tanpa ada tempat berbagi cerita dan mencurahkan perasaannya disini saya ingin bertanya jika seorang individu tidak ingin berbagi cerita ke orang lain secara langsung ataupun misalnya melalui telpon dll namun ia berbagi masalah tersebut disosial media namun tidak ada respon apapun ketika berbagi masalah dan ada juga yang memberikan respon namun semakin menambah masalah seorang individu ini karena orang-orang yang ada di media sosial malah menghikimi orang tersebut lalu membuat seorang individu merasa stress dan tertekan akhirnya melakukan bunuh diri apakah hal tersebut termasuk ke dalam pemikiran Durkheim mengenai bunuh diri egoistik? Terima kasih pak maaf jika ada kesalahan🙏.
(Dewi Aprilia Shansa / 2012511038)
Terima kasih pak atas penjelasannya. Saya ingin memberi tanggapan sedikit untuk bunuh diri altruistik. Mungkin menurut saya bunuh diri altruistik akan menjadi sebuah hal yang harus di ambil keputusannya seperti captain kapal tetanic yang dimana dia memilih ikut tenggelam dan si captain pun mendapatkan penghargaan dan dikenang hingga saat ini. Berbanding terbalik dengan captain kapal selam indiana polis yang harus menyelamatkan dirinya sehingga hrus meninggalkan prajuritnya untuk selamat dari kapal. alhasil ia pun menerima teror dari para orang tua prajurit yang meninggal di kejadian tersebut. tetapi ada 1 pertanyaan apakah perbuatan bunuh diri altruistik dapat dibenarkan pak? mengingat dengan seseorang melakukan hal tersebut akan lebih meninggalkan kesan mati dengan terhormat. Terima kasih pak
I Putu Yudhiarta Setyawan (2012511068)
Terima kasih atas penyampaian materinya, pak. Berdasarkan penjelasannya bahwa teori bunuh diri alturistik itu terjadi jika ikatan sosialnya sangat kuat dalam masyarakat dan alasan seseorang melakukan bunuh diri ini karena mereka merasa memiliki tanggung jawab kepada masyarakat. Berarti apakah bisa dibilang bahwa ini termasuk bunuh diri karena terpaksa, pak? karena jika dilihat seseorang yang bunuh diri dalam tipe ini sebenarnya terkekang atau terbebani oleh masyarakat itu sendiri meskipun hanya masalah sepele tapi seseorang itu rela bunuh diri semata-mata hanya demi kehormatan atau agar dia tidak dicemooh oleh masyarakat. Serta apakah ada upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi ke empat jenis bunuh diri tersebut? Sekian, terima kasih, pak.
Maulidien Jihan Afifah (2112511036)
Terimakasih atas penjelasannya pak. Saya ingin bertanya tentang bunuh diri anomie dimana bapak jelaskan bahwa bunuh diri tersebut berada dalam kondisi masyarakat yang "kebingungan". Dalam hal ini, kebingungan apakah yang dimaksud pak? Apakah kebingungan tersebut karena masyarakat lain tidak mengetahui motif yang jelas seseorang melakukan bunuh diri atau karena seseorang yang bunuh diri tersebut dalam kondisi kejiwaan yang kurang baik (keadaan tidak sadar)?
Selain itu banyak kasus-kasus bunuh diri yang mengerikan dengan berbagai motif dan latar belakang yang berbeda. Misalnya, seorang orator Romawi yaitu Pokemon Laodikia yang menderita penyakit aneh hingga menyebabkannya frustasi dan memilih bunuh diri dengan cara kelaparan sebagai bentuk pelampiasan rasa sakit. Mengenai contoh tersebut, menurut bapak bunuh diri yang dilakukan Pokemon Laodikia termasuk ke dalam golongan bunuh diri yang mana berdasarkan teori Emile Durkheim?
Mohon tanggapannya pak, terimakasih.
2012511044/Ni Komang Lunga Dianti
Selamat malam pak, terimakasih atas materinya. Saya ingin bertanya jika ada sebuah kapal tenggelam dan nahkoda mengikuti tradisi maritim dimana nahkoda ikut tenggelam bersama kapalnya namaun nahkoda itu selamat dan dicemooh oleh masyarakat hingga membuatnya bunuh diri. Apakah meninggalnya nahkoda tersebut masih diberikan penghormatan dari masyarakat? dan apakah itu termasuk bunuh diri Altruistik atau Fatalistik? Terimakasih
Nanda Dwi Nofitasari 2012511033
Sebelumnya terima kasih atas materinya pak. Saya ingin bertanya perihal sosiologi agama. Jika kita tarik ke belakang, peradaban tua seperti yunani kuno atau bahkan mesopotamia sudah memiliki kepercayaan melalui dewa dewi mereka. Namun, di zaman modern seperti sekarang, kepercayaan mereka itu dianggap tidak masuk akal dan sekarang dikategorikan sebagai mitologi. Padahal kepercayaan-kepercayaan itu juga dulunya memiliki ritus dan umat seperti agama pada umumnya. Yang saya ingin tanyakan adalah apakah ada kemungkinan agama-agama yang dipraktekkan oleh masyarakat modern juga di masa depan akan benar-benar ditinggalkan? Dan juga apakah akan ada kemungkinan lahirnya agama besar yang baru apabila mengingat ketika seseorang mencoba membentuk agama baru, ia malah dianggap sesat?
Sekali lagi terima kasih pak. (Delfi Destiyanti - ...022)
Selamat pagi bapak, saya Masta Sri Devi Banjarnahor dgn Nim akhir 27
Terimakasih bapak atas penjelasan materi bapak, saya ingin bertanya bapak, fakta sosial bersifat abstrak tapi mengapa dia mengikat dan memaksa pak?
Selamat malam, terimakasih atas penjelasan yang telah bapak sampaikan, saya ingin bertanya jika terdapat suatu kasus bunuh diri yang disebabkan oleh pengaruh dari suatu lagu atau novel termasuk bunuh diri jenis apa? Misalnya saja lagu gloomy sunday yang konon dikatakan sempat membuat warga Hungaria melakukan bunuh diri. Terimakasih 🙏
Laurensius Andika/ 2012511032
Selamat malam, sebelumnya terima kasih atas pemaparan yang telah diberikan. Disini saya Zahwadiva Sosiawan Putri (2112511010) ingin menanggapi jika dibalik antara solidaritas mekanik dan organik. Yang dimana, solidaritas mekanik dilakukan oleh orang modern 'perkotaan' malah slidaritas ini akan terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti iri terhadap satu sama lain yang mendapatkan penghasilan berbeda, padahal mata pencahariannya sama. walaupun itu merupakan solidaritas, tetapi masih akan ada kesenjangan dari berbagai pihak.
Sedangkan, apabila solidaritas organik dilakukan oleh orang pedesaan, maka menurut saya bisa terjadi ketidak adanya gotong royong antar sesama untuk mencapai tujuan pada mata pencaharian tersebut.
Bunuh diri altruistik, menurut saya bunuh diri yang bisa dibilang setengah masuk akal dan tidak. Mengapa? hanya karena sebuah penghormatan ia rela meninggal dengan melakukan bunuh diri. Walaupun, jika ia bisa menyelamatkan diri dari kejadian dan akan mendapatkan cacian begitu besar, bunuh diri ini tidak dapat dibenarkan.
Apakah seorang idol/ artis Korea yang bunuh diri akibat banyak hujatan dari beberapa masyarakat (bahkan menyuruhnya untuk mati), ketika dia meninggal, dia bisa disebut altruistik? apa justru fatalistik? dikarenakan dia rela meninggal untuk menuruti permintaan masyarakat?
Sekian, terima kasih.
Fenomena bunuh diri yang dikaji melalui teori bunuh diri Durkheim mengasumsikan bahwa fakta sosial lah yang bisa menjelaskan mengapa seseorang melakukan bunuh diri atau suatu kelompok memiliki angka bunuh diri yang lebih tinggi dari yang lain. Durkheim mengklasifikasikan jenis-jenis bunuh diri menjadi 4 macam yaitu, egoistik, altruistik, fatalistik dan anomie. Di dalam era digital saat ini, terdapat beberapa kasus bunuh diri yang sengaja disiarkan melalui media sosial pelaku bunuh diri, seperti kasus bunuh diri Pahinggar Indrawan yang melakukan gantung diri dengan live di facebook pada tahun 2017 karena merasa kecewa telah ditinggalkan sang istri. Indrawan juga menyampaikan pesan terakhir bahwa ia sebenarnya tidak berani melakukan hal tersebut akan tetapi ia ingin menunujukkan rasa cinta dan kecewa terhadap istrinya melalui bunuh diri secara live di akun media sosial facebooknya. Apakah hal tersebut merupakan upaya pembenaran dari pelaku bunuh diri dan termasuk ke dalam jenis bunuh diri yang manakah kasus gantung diri Indrawan ini? Terimakasih pak.
(Andriani Indah Permatasari / 1912511035)
Selamat sore pak, sebelumnya terima kasih atas pemaparan materi yang telah disampaikan. Saya Ni Ketut Rai Ardina, dengan NIM 211251107. Izin berpendapat pak mengenai bentuk solidaritas menurut Durkhim yaitu solidaritas mekanik dan organik. Dimana perbedaan dari solidaritas ini terlekat pada terbentuknya ikatan sosial atau kesatuan masyarakatnya. Pada solidaritas sosial kesatuan masyarakat disebabkan karena adanya faktor kesamaan-kesamaan didalamnya, misalnya yaitu ikatan petani Indonesia atau ikatan buruh seluruh Indonesia yang terbentuk karena adanya kesamaan pada mata pencaharian. Sedangkan pada solidaritas organik kesatuan masyarakat disebabkan oleh perbedaan-perbedaan yang ada didalamnya. Misalnya pada sebuah restoran yang terdiri dari atasan, chef, waiters, waitress, dan yang lainnya. Komponen-komponen tersebut kemudian membentuk sebuah kesatuan karena adanya perbedaan pekerjaan, yang dimana karena adanya hal tersebut dapat menciptakan suatu solidaritas sehingga mereka akan bisa bekerja sama dan saling melengkapi. Oleh sebab itu, masyarakat organik dalam pandangan Durkheim disatukan oleh spesialisasi orang-orang dan kebutuhan mereka untuk layanan-layanan dari banyak orang lain.
Sekian tanggapan dari saya mengenai materi yang sudah bapak sampaikan, jika terdapat kesalahan dalam penyampaiannya saya mohon maaf pak, terima kasih.
Selamat siang pak, sebelumnya terima kasih atas pemaparan materi yang telah disampaikan. Perkenalan saya Putu Ema Yundari Putri, dengan NIM 2112511020. Mohon izin bertanya pak, mengenai salah satu dari 4 tipe bunuh diri menurut Durkhim, yakni bunuh diri altruistik, yang terjadi karena kuatnya ikatan sosial. Contohnya : pengorbanan manusia dalam ritual masyarakat primitif. Menurut pendapat bapak, mengapa masyarakat tersebut bisa terfokuskan dengan manusia sebagai persembahan atau pengorbanannya dalam melakukan sebuah ritual ? Apakah jika persembahannya digantikan dengan hewan misalnya akan terjadi suatu hal ? Karena menurut saya hal tersebut tidak etis untuk dilakukan walaupun akan meninggalkan kesan berjasa bagi masyarakat dan selain itu juga manusia tentunya memiliki hak akan dirinya sendiri, mengapa mereka harus menuruti kata-kata masyarakat ?
Sekian pertanyaan dari saya, apabila terdapat kesalahan dalam penyampaiannya saya mohon maaf pak, terima kasih.
1912511065- Muhammad Fazri Dwi Rizki saya akan menjelaskan fakta sosila menurut emiel dukhiem. Menurut durkhiem yang bersifat abstrak, namun bersifat mengikat dan memaksa contoh gampang saat budaya senyum saat ketemu sama orang atau nunduk jalan di depan orang tua,nah itu termasuk sudah masyarakat telah memiliki aturan dan cara sendiri untuk melangsungkan hidup. Fakta sosial juga bisa bersifat eksternal
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas materi yang telah bapak berikan. Pembahasan mengenai pengkristalisasian sosiologi oleh tokoh Emile Durkeim ini sangat menarik terutama mengenai teori bunuh dirinya. Yang menjadi perhatian saya di sini adalah ketika bapak menerangkan bunuh diri fatalistik yang merupakan bunuh diri yang terjadi akibat individu merasa dikekang selama hidupnya. Di slide juga tercantum bahwa, "jika anda merasakan hal serupa, bacalah novel-novel Albert Camus!". Bapak juga mengatakan bahwa disalah satu karyanya beliau menyampaikan, "sebelum kamu bunuh diri, berontaklah". Yang ingin saya tanyakan adalah sikap berontak seperti apa yang dimaksud? Dan dalam kasus orangtua yang memiliki anak tunggal, terkadang sikap mereka begitu overprotektif. Mereka melakukan hal tersebut karena rasa sayang dan cintanya pada sang anak begitu besar, sehingga mereka takut kehilangan ataupun terluka akan buah hatinya. Namun hal tersebut tak jarang membuat anak-anaknya merasa terkekang dan tidak mampu meraih kebebasan. Ada pula kasus lain di mana sang anak yang merasa terkekang ini jatuh depresi, menjadi pribadi yang tertutup, dan memendam semuanya sendirinya hingga ia pernah berpikir untuk bunuh diri. Jika sudah seperti ini apakah sang anak harus memberontak? Dan sikap berontak apa yang harus dilakukan?
Sekian pertanyaan dari saya, mohon maaf bila ada salah-salah kata. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan semoga bapak dan tim selalu sehat.
Sri Saraswati (1912511034)
Terimakasih penjelasan materinya pak, saya ingin menanyakan, dijelaskan bahwa terdapat 4 tipe bunuh diri , pada tipe bunuh diri fatalistik dijelaskan bahwa motif dari sesorang bunuh diri karena mereka merasa hidupnya terkekang dan seakan akan hidupnya ditentukan oleh subyek subyek tertentu. Pertanyaannya, Melihat Pandemi COVID 19 sekarang banyak pekerja yang hilang pekerjaan karena kondisi ekonomi yang melemah saat pandemi ini. Hal tersebut juga menjadi banyaknya faktor bunuh diri karena kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menyanggupi kebutuhan sehari hari . apakah bunuh diri ini termasuk bunuh diri Fatalistik karena individu merasa terkekang oleh situasi sekarang? Apakah tipe bunuh diri yang cocok dalam kondisi kasus ini ?
Terimakash pak. ( I Komang Dharma Yoga / 056)
Terima kasih pak atas materi yang telah disampaikan. Seperti yang sudah bapak jelaskan mengenai fakta sosial yang menjadi hal yang tidak tampak namun mengikat dan memaksa, lalu ada solidaritas mekanik dan organik. contoh dari Solidaritas mekanik yaitu beberapa orang yang memiliki kesukaan yang sama mengenai suatu musik kemudian membuat komunitas. Kemudian ada jenis-jenis bunuh diri yaitu Egoistik, Altruistik, Fatalistik, dan Anomie. pertanyaan saya, termasuk ke jenis bunuh diri yang mana aksi terorisme pelaku bom bunuh diri?
Sekian tanggapan dan pertanyaan saya pak, Terima kasih.
Angel Edita Napitupulu(2112511026)
Selamat malam pak, sebelumnya saya ucapkan terimakasih yang banyak atas materi dan penjelasan yang bapak paparkan. Saya Kristina Sitorus dengan nim 2012511046 ingin bertanya pak. Perihal bunuh diri anomie, bunuh diri anomie adalah bunuh diri yang terjadi akibat kondisi dimana nilai, norma, budaya masyarakat telah runtuh sementara belum terbentuk nilai, norma, dan budaya masyarakat yang baru, yang mengakibatkan masyarakat dalam kondisi kebingungan. Lalu mengapa bunuh diri anomie disebut bunuh diri absurd/pelakunya tidak memiliki motif dalam melakukan tindakannya, padahal sudah jelas alasannya yaitu karna berada dalam kondisi kebingungan yang disebabkan nilai, norma, budaya masyarakat telah runtuh sementara belum terbentuk nilai, norma, dan budaya masyarakat yang baru?
Sekian pertanyaan saya, Terimakasih Pak.
Selamar malam pak, sebelumnya terimakasih atas materi video yang telah bapak jelaskan. Saya ingin bertanya apakah para pelaku bom bunuh diri termasuk dalam bunuh diri altruistik?
Karena bisa dibilang motif mereka melakukan bom bunuh diri tersebut karena dukungan dari rekan-rekan organisasinya dan juga demi tujuan organisasi mereka, yang mana setelah mereka melakukan bunuh diri tersebut sblmnya mereka akan di iming-imingi sebuah "penghargaan duniawi & akhirat" oleh organisasi mereka.
Terimakasih pak
I Nyoman Urip Satyaraga Arya S
NIM 2012511055
selamat siang pak, dalam video bapak dikatakan bahwa teori Emile Durkheim tentang bunuh diri yang mana dibagi menjadi empat yaitu bunuh diri egoistik, altruistik, fatalistik, anomie. Jika sesorang merasakan stres yang berlebihan sehingga menjadi gil dan tidak bisa dikontrol, lalu ia memutuskan untuk melakukan bunuh diri di hadapan publik, apakah itu dapat dikatan bunuh diri egoistik atau bunuh diri anomie ? terima kasih pak
Samuel Christian Hetarie/1912511029
Selamat pagi Pak, terima kasih atas pemaparan materinya
Saya Yadi Jatianto Putra dengan NIM 1912511043 izin sedikit mengkritisi sekaligus bertanya tentang bunuh diri altruistik yang disebabkan karena begitu kuatnya ikatan sosial.
Pada bunuh diri altruistik, si individu melakukan nya karena demi harga diri nya. Namun, bukankah ketika individu meninggal harga diri sudah bukan menjadi bagian dari diri mereka dan tidak perlu dipertahankan karena jiwa dan roh mereka sudah mati? Begitu juga dengan kapten kapal selam indianapolis yang selamat, padahal dia mungkin sudah mengerahkan segala kemampuannya tapi apadaya Tuhan lebih memilih dia yang selamat. Jika memang sebagai seseorang yang memimpin maupun penguasa sebuah kelompok harus bertanggung jawab dengan ikut mati bersama, demi harga diri adalah benar. Maka jika Bumi beserta alam semesta ini hancur, apakah Tuhan juga harus bunuh diri demi bertanggung jawab atas kematian makhluk ciptaannya?
Selamat pagi pak, setelah saya melihat video ini saya menjadi tahu tentang fakta sosial, apa itu fakta sosial, contoh fakta sosial bersifat abstrak(tak nampak), namun mengikat dan memaksa contohnya pertukaran jual beli di pasar. Saya lebih mengerti tentang fakta sosial. Namun saya ingin bertanya apakah fakta sosial seperti kemiskinan, pengangguran, dampak ekonomi yang terjadi di masyarakat juga disebut fakta sosial? Terimakasih pak
I Gusti Ayu Satria Wulandari (2012511022)
selamat sore bapak, saya Diah Maheswari (2012511049), izin bertanya, sebelumnya dijelaskan di dalam video bahwa fakta sosial ini sudah ada dan berlaku jauh sebelum individu lahir. pertanyaan saya, bagaimana kita menentukan mana yang bisa digolongan sebagai fakta sosual dan mana yang bukan?
Sebelumnya terima kasih atas penyampaian materi yang sudah diberikan, saya Rismalia Anindra Putri (2012511004) izin meyimpulkan materi durkheim tentang bunuh diri yaitu Durkheim melihat bunuh diri sebagai tindakan individu yg dilatar belakangi beberapa faktor. Tetapi durkheim menolak adanya serangkaian anggapan bahwa bunuh diri disebabkan oleh penyakit kejiwaan, alkohol, kemiskinan, dan juga pengaruh ras tertentu yang memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri. Dia berpendapat jika faktor sosial sangat mempengaruhi sekali mengapa seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
Nah saya izin bertanya jika ada salah satu contoh jika ada seorang laki-laki yang memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah ditinggal menikah oleh sang kekasihnya, apa itu bisa disebut dengan bunuh diri egoistik pak? sekian dan terimakasih pak
Terima kasih bapak atas materinya . Setelah menyimak materi yang bapak berikan terlintas
dipikiran saya , apakah bunuh diri altruistik adalah suatu bunuh diri yang dibenarkan pak ?. Karena pada contoh yang bapak berikan yaitu ketika kapten kapal selam Indiana Polis selamat, justru malah menerima cemooh dari orang tua prajurit yang seakan-akan membuat kapten kapal selam Indiana Polis harus ikut tenggelam bersama prajurit lainnya. Nah, jika saja ia memilih tenggelam bersama prajurit lainnya justru mungkin ia akan mendapatkan penghargaan dan dikenang oleh masyarakat (seperti kapten kapal titanic). Hal inilah yang membuat saya berpikir bahwa bunuh diri altruistik adalah bunuh diri yang halal/dibenarkan yang bahkan dihadiahi suatu pengakuan.
Mohon maaf jika pertanyaan saya kurang tepat
I Ketut Primantara Adi Pranatha (1912511032)
Selamat malam pak, terima kasih atas materi yang telah bapak sampaikan. Materi kali ini sangat menarik bagi saya pribadi. Dalam video tersebut dijelaskan mengenai “Bunuh Diri Egoistik”, disana dijelaskan dikarenakan lemahnya ikatan sosial atau bahasa gaulnya anak jaman sekarang “nolep/no life”. Dari yang saya lihat selama ini bahwa tipe orang seperti ini biasanya sangat aktif di platform media sosial untuk mencari teman atau sekedar membuat status agar tidak merasa kesepian. Dalam kasus lain saya pernah melihat di salah satu platform sosial media, ia mencurahkan segala keluh kesahnya, ia merasa depresi hingga memutuskan untuk bunuh diri. Alih-alih mendapat semangat dari warga sosmed, ia malah mendapat hinaan, cacian dan dicap mencari perhatian, pansos, dsb bahkan ada yang menyuruhnya live bunuh diri. Sehingga orang tersebut benar” bunuh diri.
Disini yang saya ingin tanyakan mengenai fenomena ini, Apakah hal ini dapat digolongkan dalam Bunuh Diri Egoistik? apakah orang yang mengakui bahwa dirinya berencana bunuh diri di sosial media ini apakah ia hanya membutuhkan perhatian semata atau benar” dalam keadaan depresi? dan bagaimana cara kita sebagai masyarakat awam agar bijak dalam menanggapi hal yang seperti ini?
Terima kasih sebelumnya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Nadia Paramita (1912511037)
Selamat pagi pak , saya Dewa ayu made wintensari dengan nim 2012512018 dari sosiologi angkatan 2020 .. terima kasih saya ucapkan sebelumnya karena setelah saya mendengarkan materi yang bapak berikan wawasan saya menjadi bertambah ..
Ada salah satu yang membuat saya tertarik pada pembahasan solidaritas sosial , disana dijelaskan bahwa solidaritas dibagi menjadi 2 bagian yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Dilihat dari penjelasannya saja sudah memperlihatkan bahwa keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok yaitu untuk solidaritas mekanik kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh kesamaan kesamaan di dalamnya sedangkan yang solidaritas organik kesatuan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan - perbedaan di dalamnya contoh seorang pns membutuhkan tukang jarit baju ketika mereka harus menjarit kostum yang seragam, dan untuk contoh solidaritas mekaniknya para nelayan saling tolong menolong untuk menyadarkan perahu sesama nelayan yang baru selesai mencari ikan di laut. Dari sana sudah terlihat jelas perbedaannya, untuk itu saya ijin bertanya antara solidaritas mekanik dan organik tersebut adakah kesamaan yang mereka miliki ?
Setelah menyimak materi yang sudah bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa fakta sosial yang dicetuskan oleh Emile Durkheim merupakan hal yang sifatnya abstrak (ide/gagasan) dan mengikat serta mengontrol masyarakat. Kemudian dalam solidaritas sosial saya sampai dalam kesimpulan bahwa baik solidaritas sosial mekanik (kesatuan yang disebabkan oleh kesamaan yang ada) dan solidaritas sosial organik (kesatuan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan) merujuk pada pemenuhan kebutuhan masing-masing individu (saling melengkapi). Dalam teori bunuh diri, Durkheim menyatakan 4 tipe bunuh diri yang ada di masyarakat. Nah dalam tipe-tipe tersebut apakah ada kemungkinan bahwa satu tipe bisa diklasifikasikan dengan tipe yang lain secara bersamaan? Karena alasan seseorang untuk bunuh diri dan motifnya kebanyakan bisa diklasifikasikan dalam 2 tipe. Terimakasih banyak pak, mohon maaf jika ada yang keliru. Putu Diah Wahyuning Pertiwi/1912511041
Selamat malam Pak Wahyu, terimakasih atas penjelasannya. Izin bertanya pak, saya cukup tertarik dengan penjelasan mengenai bunuh diri anomie, jika pelaku memiliki motif hanya untuk merasa senang/bangga, apakah ada perilaku masyarakat pada kasus yang sebelumnya yang membanggakan pelaku sehingga terciptalah pemikiran 'bangga/puas' tersebut? Lalu apakah mereka mempunyai masalah juga sehingga ingin mengakhiri hidupnya, atau sekedar iseng saja? Terimakasih Pak.
Jessica Yng Wie Intan Barata / 2012511017
Selamat pagi pak Wahyu, terimakasih atas penjelasannya.
Izin bertanya pak , tentang bunuh diri anomie ,jika pelaku memiliki motif hanya merasa senang/bangga
Apakah ada perilaku masyarakat pada kasus yang senang atas hal tersebut?
Terimakasih pak.
STEVANI DEWI CLARITA /1812511004
Terimakasih atas materi yang telah di sampaikan,mengenai Emile Durkheim: teori bunuh diri, dimana bunuh diri terdiri atas 4 jenis yaitu bunuh diri egoistik,altruistik,fatalistik dan anomie. Bagaimana tanggapan bapak mengenai orang yang melakukan bunuh diri dimana seoraang tersebut meng klaim bunuh diri untuk membela agamanya, apakah hal tersebut dapat dikatakan sebagai bunuh diri anomie?
Terimakasih,Mohon maaf jika terdapat kesalahan atau menyinggung pihak lain.
Amilia Krisda Maulida (2012511016)
Terimakasih bapak atas materi yang telah disampaikan. Ada yang unik dari pemikiran durkheim yang ingin saya tanggapi. Dimateri tersebut disebutkan bahwa fakta sosial didefinisikan bukan kejadian yg konkrit& bisa dilihat. Dan bersifat abstrak/tidak tampak. Ini sangat bertolak belakang dengan definisi fakta secara umum. Fakta secara umum ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Yang saya ingin tanyakan adalah bagaimana bisa sebuah ide atau gagasan norma atau budaya bisa menjadi sebuah fakta?
Ni Luh Putu Kirana Wulandari Wiryana (1912511063)
Terima kasih atas materi dan penjelasannya, Pak. Izin bertanya, peraturan dalam masyarakat dapat membentuk suatu hukum norma sosial. Paradigma dalam masyarakat ini seringkali mengikat sekali sehingga menyebabkan pelakunya melakukan penyimpangan sosial lainnya agar bisa diterima kembali ke dalam masyarakat. Contohnya, hamil diluar nikah di Indonesia yang merupakan hal tabu, lalu banyak yang kemudian bunuh diri, dibunuh, atau bahkan membuang bayinya demi agar diterima di masyarakat. Apakah paradigma masyarakat yang mengikat ini dibenarkan pak?
Terima kasih🙏
Nada Nadhifah Hanni/2012511052
Terimakasi untuk materinya pak, dari teori Durkheim mengenai bunuh diri egoistik bisa dikatakan dikota-kota besar sangat tinggi peluang untuk bunuh diri dikarenakan masyaraktnya semakin individualis?
Kadek Ayu Wulandari /2012511008
Mantabbb