Perang Saudara Tiongkok (1927-1950)

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 27 сер 2024
  • Perang Saudara Tiongkok mencakup rentang waktu yang luas, dari awal perselisihan antara Kuomintang atau KMT dan Partai Komunis pada tahun 1920 hingga pendirian Republik Rakyat Tiongkok di bawah pemerintahan Partai Komunis pada tahun 1949. Setelah runtuhnya Kekaisaran Qing pada tahun 1911, Tiongkok mengalami periode ketidakstabilan politik dan sosial. Sun Yat-sen, pendiri KMT, memimpin Revolusi Xinhai yang mengakhiri pemerintahan kekaisaran dan mendirikan Republik Tiongkok pada tahun 1912. Namun, kekuatan politik yang terpecah belah dan konflik antara warlord lokal menyebabkan kekacauan di seluruh negeri. Pada awalnya, KMT dan Partai Komunis bekerja bersama dalam gerakan untuk mempersatukan Tiongkok. Namun, hubungan mereka menjadi tegang setelah kematian Sun Yat-sen pada tahun 1925. Pada tahun 1927, KMT di bawah pimpinan Chiang Kai-shek melakukan pembantaian besar-besaran terhadap anggota Partai Komunis di Shanghai, memulai konflik bersenjata antara kedua pihak. Meskipun terjadi konflik bersenjata antara KMT dan Partai Komunis, invasi Jepang ke Tiongkok pada tahun 1931 menyebabkan kedua belah pihak melakukan gencatan senjata sementara untuk menghadapi ancaman Jepang. Kedua belah pihak membentuk Front Persatuan untuk melawan invasi Jepang, tetapi perbedaan ideologis tetap mempengaruhi kerja sama mereka. Konflik antara KMT dan Partai Komunis berlangsung paralel dengan Perang Tiongkok-Jepang. Kedua belah pihak membentuk pasukan perlawanan terhadap Jepang, tetapi sering kali bertempur secara terpisah dan terkadang saling menyerang. Periode ini juga melihat beberapa operasi militer besar seperti Pertempuran Shanghai, Pertempuran Tai'erzhuang, dan Peristiwa Long March. Setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, konflik antara KMT dan Partai Komunis memuncak kembali. Meskipun Amerika Serikat berusaha untuk memediasi perdamaian antara kedua pihak, upaya tersebut gagal, dan perang saudara kembali pecah. Pada tahun 1949, pasukan KMT dipimpin oleh Chiang Kai-shek dikalahkan oleh pasukan Partai Komunis di bawah Mao Zedong, yang kemudian mendirikan Republik Rakyat Tiongkok di daratan Tiongkok. Chiang Kai-shek dan sisa pasukan KMT melarikan diri ke Pulau Taiwan, di mana mereka mendirikan Pemerintahan Republik Tiongkok. Pasca kemenangan Partai Komunis, Tiongkok mengalami serangkaian reformasi sosial, politik, dan ekonomi di bawah kepemimpinan Mao Zedong. Taiwan tetap menjadi basis bagi Pemerintahan Republik Tiongkok, dengan dukungan kuat dari Amerika Serikat. Konflik antara Tiongkok Daratan dan Taiwan tetap menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Perang Saudara Tiongkok telah memiliki dampak yang mendalam terhadap sejarah dan politik Tiongkok modern serta dinamika geopolitik di Asia Timur.

КОМЕНТАРІ •