Festival Jaranan Trenggalek ][ JARANAN PRANA KESUMA AJI

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 7 вер 2024
  • Festival Jaranan Trenggalek
    Event tahunan yang diadakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek ini menjadi wadah dan ajang tersendiri bagi pecinta Kebudayaan khususnya dibidang tari untuk terus mengasah bakat serta kemampuan.
    Dalam puncak acara penutupan juga disampaikan beberapa pemenang yang berhak menerima penghargaan untuk Turangga Yaksa dan Non Turangga Yaksa seperti 10 Penyaji Terbaik Turangga Yaksa dan 10 Penyaji Terbaik Non Turangga Yaksa, Penata Iringan Terbaik Turangga Yaksa dan Non Turangga Yaksa, Penata Tari Terbaik Turangga Yaksa dan Non Turangga Yaksa.
    Festival ini diikuti 34 kelompok kesenian jaranan untuk kategori umum. Sebanyak 9 kelompok berasal dari luar Trenggalek.Ada juga 23 kelompok untuk festival tingkat sekolah dari SD sederajat hingga SMA sederajat.Tiap-tiap kelompok jaranan menampilkan pertunjukan selama 20 menit.selain pertunjukan jaranan Turonggo Yakso, sebagian dari peserta juga menampilkan pertunjukan jaranan umum.
    Sejarah Jaranan
    Kesenian Jaranan ini muncul sejak abad ke 10 Hijriah, yaitu tepatnya tahun 1041. Tahun ini adalah tahun dimana Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi 2, yaitu Jenggala dan Panjalu.
    Raja Airlangga memiliki seorang putri cantik yang bernama Dewi Sangga Langit. Pada saat itu, banyak sekali yang tertarik dengan kecantikan Dewi Songgo. Namun sayangnya, Dewi Songgo tidak ingin menikah dan lebih memilih untuk menjadi petapa saja.
    Prabu Airlangga tetap memaksanya untuk menikah. Dewi Songgo akhirnya ingin menikah namun dengan satu permintaan, yaitu barang siapa yang dapat membuat kesenian yang belum pernah ada di Pulau Jawa, maka itu akan menjadi suaminya.
    Banyak sekali yang melamar Dewi Songgo, diantaranya Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, Kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Semua pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit. Para pelamar ini berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk memenangkan sayembara tersebut..
    Dalam perjalanan, beberapa pelamar sudah bertemu di jalan dan akhirnya bertengkar sebelum sampai di Kediri. Pertengkarang tersebut terjadi antara Klana Sewandono atau Pujangganom dengan Singo Ludoyo. Yang akhirnya dimenangkan oleh Pujangganom. Namun, pada saat kekalahan Ludoyo, rupanya ia sudah memiliki janji dengan Pujangganom agar ia tidak dibunuh. Janji itu disepakati oleh Pujangganom.
    Tetapi Pujangganom mengajukan satu syarat, yaitu Singo Barong harus mengiring pernikahannya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker. Ia meminta agar Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah yang sembari dilantunkan alat musik yang berasal dari bambu dan besi.
    Kesenian Jaranan ini diadakan masyarakat untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit dan pernikahannya. Kesenian ini bersifat turun temurun sampai sekarang ini.
    #JarananTerbaru#FestivalJarananTrenggalek #JARANAN_PRANA_KESUMA_AJI

КОМЕНТАРІ • 7