Tapi menurut sy jalan kembali ke keyakinan masing masing dalam arti (spiritual/kesadaran) bukan terjebak sistem doktrin seperti di konoha terlalu mabuk bahkan teler, gak sadar.. di jajah bangsa luar.. harus berselaras dengan budaya alam.. nah itu yg benar ☘️
Saya pernah terlibat langsung jualan agama dan spiritualitas. Saat saya mempertanyakan mengapa perjalanan hidup saya begitu membagongkan, saya mulai bertanya dan mencari jawaban, atau ingin tahu. Saya mulai menemukan jalan ketika sadar bahwa percaya (beriman, believe) dan mengerti, memahami (to understand) itu dua hal yg bisa mengantarkan ke pintu keluar dari sistem. Tidak menjamin org bisa keluar tapi paling tidak menuju pintu keluar. Jadi kalau ada umat agama apapun yg mulai berani mempertanyakan dogma2 atau apapun yg ada dalam sistem agama, (menolak sekedar percaya/beriman) itulah salah satu pintu utk sadar.... Saat sudah benar2 tahu bagian dari diri kita yg tidak akan mati (yg ingin diselamatkan oleh agama)...... Terang benderanglah...
Aku adalah kamu (manusia, dewa, siluman, tuhan dll) dan kamu adalah aku, kita adalah satu karena kita berasal dari sumber yg sama yaitu sang sumber Aku bagian dari dirimu dan dirimu bagian dari diriku, kita adalah kesatuan karena di dalam diri ada alam semesta masing2 Kita hanya kesadaran yg memiliki ego dan sedang menjalankan peran yg berbeda dan ini sedikit menjelaskan kenapa ada dewa yg tidak ingin di tuhankan atau di sembah karena pada dasarnya kita adalah sama, jika kita udah paham prinsip di atas maka berdoa sudah tidak relevan lagi kecuali kita melakukan doa kepada entitas tinggi sebagai katalis untuk perkembangan kesadaran diri ❤
Kenapa terjebak sistem? Karena sistem yg tidak dilihat secara utuh. Transaksi itu memberi sekaligus menerima. seandainya sj gus m yg memberi ejekan kepada penjual teh kemudian menerima ejekan balik dari tukah teh..mungkin menjadi sebuah adegan yg lucu…dan bisa jadi menghibur…Seandainya sj tukang teh paham seni peran….hehe.. melalui seni bisa menampilkan sesuatu dengan utuh melalui spiritual kita memahami sesuatu dengan utuh mungkin itu kenapa seni dan spiritual itu dekat.
Agama berasal dari sebuah kepercayaan ( pola yang dipercayai ) kemudian merembet ke keyakinan , bahkan apa yang kita ketahui adalah bentuk keyakinan skala kecil . Baik tentang konten ajaran kesadaran yang banyak di gandrungi saat ini. Garis besarnya adalah semua orang berkeyakinan akan sesuatu ( agama dlm skala kecil )
pembawa simbol agama berjualan agama dgn menuding semua diluar agamany. Penjual spiritual menuding pembawa simbol agama dan mereka berdua sama dalam 1 hal. yaitu "MARAH DISEBUT PENJUAL SIMBOLNYA".
JUALAN adalah sebuah arti dari ; -OTORITAS APA atau OTORITAS MANA YG MEMPRODUKSI PRODUK JUALAN.? -KOMODITAS / OBJEK APA YG DIJUAL ? -SIAPA YG DIUNTUNGKAN ? -DARI SIAPA DIUNTUNGKAN.? -UNTUK TUJUAN APA dan UNTUK SIAPA hal itu DILAKUKAN.? ------ Pada akhirnya tiap-tiap manusia akan MENDAPAT apa yg dia usahakan------ good or bad.
Kemungkinan karena kurangnya pemahaman kesadaran..baik kesadaran jaga maupun kesadaran pemahaman ...sehingga doktrin agama justru yg di labelkan dalam dirinya yg tidak masuk akal sehingga justru membentuk kebodohan ....terjebak pada sistem agama yg hanya mengajarkan tentang aku paling benar dan yg lain salah ....kebodohan memng sangat membelenggu ..aplagi kebodohan dalam ber agama sebagai sistem kelembagaan ..... Kecerdasan spiritual justru di kesampingkan . Ups....
agama adalah bisnis yg paling gede dapat cuan ...data di USA, perputaran uang dari jualan agama ( religious economy) mencapai 1,2 triliun dollar pertahun,... berapakah jumlah hasil jualan agama di Indonesia?..
apa aja dibisnisin hidup susah gini mah... 2,5 jt orang umro dan berhaji setiap tahunnya. hitung sendiri betapa uang yang harusnya beredar dibumi indonesia akhirnya menguap ke bangsa arab
Kalau A=tidak, Gama = kacau, maka agama berarti tidak kacau atau dalam sitilah lain teratur, ikut aturan main. Jadi jualan agama = aturan main jualan. Atau tata cara berjualan secara teratur karena ikut aturan main. Jadi secara terminologi "jualan agama" tidak masalah karena berjualan mengikuti aturan main. Kecuali agama dikaitkan dengan dimensi spiritual mungkin menjadi bermasalah karena yang dijual tidak objektif secara visual dapat dilihat, dicium atau dirasakan dengan indra kecuali pengaruh perubahan kognisi yang menghasilkan ketenangan emosi. menjadi masalah karena individu saat ini tidak berhak menjual produk itu karena bukan dia yang menyusun hak patennya milik orang-orang dulu para penemu pencerahan itu. Yang jelas saat ini terlalu banyak yang sedang berada didunia ilusi, karena selalu berada di area yang objektifnya tidak di posisi berdiri atau duduknya saat ini karena menyangkut waktu nanti, besuk, yang akan datang adalah ilusi. Kenapa ilusi ya mereka yang membahas besuk atau nanti lupa pada posisinya sekarang tempat berdiri, realitas itu ya tempat dia berdiri dan aspek terkaitnya. BUkan nanti atau besuk karena belum tentu kejadian tetapi dijadikan dasar menggantikan sekarang itu namanya ilusi. Kenapa ilusi yang era serba cepat menyebabkan manusia kehilangan momen pengamatan lengkap hanya sebagian dari data atau kebenaran tetapi dijadikan dasar melakukan aktivitas tubuh lengkap. Maka jela tercipta masyarakat yang tidak lengkap pertimbangannya karena datanya sebagian atau berkualitas tidak lengkap. Secara simbolis kualita dapat dianalogikan dengan logika 100-1=00, Karena variabel angkanya 1 dan 0 ketika dihilangkan 1 tinggal 0. Atau dalam istilah terkait manusia 100 manusia atau berapapun ketika kehilangan salah satu sifat manusianya berapapun jumlahnya "bukan manusia". Ya sekarang sebagian besar bukan manusia lagi karena sudah kehilangan sifat kemanusiaannya, yang ada sekarang robot etis yang ikut organisasi, ikut komunitas, ikut komunitas Sosmed akibat pendidikan informal lingkungan bukan produk Kesadaran yang absolut dari awal s/d akhir tidak berubah....
kejujuranmu akan benar² di uji jika setelah membicarakan penjual agama lalu di ikuti juga para penjual "spiritual". Manusia apa sih yg gak dijual? kami tunggu kejujuranmu..!
saya kurang sepakat kalau kita harus keluar dari sistem, kita bukan harus keluar tapi membangun sistem alternatif. Keluar dari sistem yang bodoh (Jahil) ke sistem yang lebih mencerahkan.
Mau tanya mas tri, Mendoakn leluhur yg sudah meninggal mungkin bisa jg dikatakan pamrih kpd tuhan,kalau Tdk Mendoakn, jg tidak tau terimakasih Pd leluhur, untuk solusi yg satu ini kira2 gmn ya mas tri,,🙏
Mungkin perlu dibahas atau minimal clue bgmn cara terbaik dan tercepat memperkuat JATIDIRI Bangsa (yg beraneka warna) ini menjadi gerakan Nasional Bangsa ....he he
Gampang toh. Semua kembali pada kesadaran individu spti menit" Akir video ini. "Merawat ajaran leluhur " akui leluhurmu. Gimana mau tahu jati diri identitasnya Klo leluhur, ajaran leluhurnya tdk mau mengakuinya . Menganggapnya sebagai ssuatu yg "salah" lalu datanglah sebuah sistem yang terus mendistorsi leluhurnya.
Tapi menurut sy jalan kembali ke keyakinan masing masing dalam arti (spiritual/kesadaran) bukan terjebak sistem doktrin seperti di konoha terlalu mabuk bahkan teler, gak sadar.. di jajah bangsa luar.. harus berselaras dengan budaya alam.. nah itu yg benar ☘️
🙏
Bisnis Surga n Neraka ini emang CUANN bangett…😢😖, tp kasihan mereka yg jd pelaku dan korban😭
Saya pernah terlibat langsung jualan agama dan spiritualitas. Saat saya mempertanyakan mengapa perjalanan hidup saya begitu membagongkan, saya mulai bertanya dan mencari jawaban, atau ingin tahu. Saya mulai menemukan jalan ketika sadar bahwa percaya (beriman, believe) dan mengerti, memahami (to understand) itu dua hal yg bisa mengantarkan ke pintu keluar dari sistem. Tidak menjamin org bisa keluar tapi paling tidak menuju pintu keluar. Jadi kalau ada umat agama apapun yg mulai berani mempertanyakan dogma2 atau apapun yg ada dalam sistem agama, (menolak sekedar percaya/beriman) itulah salah satu pintu utk sadar.... Saat sudah benar2 tahu bagian dari diri kita yg tidak akan mati (yg ingin diselamatkan oleh agama)...... Terang benderanglah...
Oke ,👍
Roh ya wkwkwk😂
Aku adalah kamu (manusia, dewa, siluman, tuhan dll) dan kamu adalah aku, kita adalah satu karena kita berasal dari sumber yg sama yaitu sang sumber
Aku bagian dari dirimu dan dirimu bagian dari diriku, kita adalah kesatuan karena di dalam diri ada alam semesta masing2
Kita hanya kesadaran yg memiliki ego dan sedang menjalankan peran yg berbeda dan ini sedikit menjelaskan kenapa ada dewa yg tidak ingin di tuhankan atau di sembah karena pada dasarnya kita adalah sama, jika kita udah paham prinsip di atas maka berdoa sudah tidak relevan lagi kecuali kita melakukan doa kepada entitas tinggi sebagai katalis untuk perkembangan kesadaran diri ❤
Seringkali orang berdoa seakan2 Tuhan tidak paham isi pikirannya...
Ada juga yg berdo"a dg menyuruh nyuruh tuhan utk menuruti ego manusia,
Seolah tuhan adalah asisten/pembantu/babu/kacung
mantap penjelasannya 👍
makasih
Trimakasih Pak
sama2
terimakasih pk..sy baru mengerti dlmhalkekosongan...
sip, sama2
Kenapa terjebak sistem? Karena sistem yg tidak dilihat secara utuh. Transaksi itu memberi sekaligus menerima. seandainya sj gus m yg memberi ejekan kepada penjual teh kemudian menerima ejekan balik dari tukah teh..mungkin menjadi sebuah adegan yg lucu…dan bisa jadi menghibur…Seandainya sj tukang teh paham seni peran….hehe.. melalui seni bisa menampilkan sesuatu dengan utuh melalui spiritual kita memahami sesuatu dengan utuh mungkin itu kenapa seni dan spiritual itu dekat.
masalah'a jual beli'a gk saling menguntungkan om.
Maka'a suka jd ribet😄
Coba klo jual beli'a saling menguntungkan,adem dech kyak'a😚
hehe
Agama berasal dari sebuah kepercayaan ( pola yang dipercayai ) kemudian merembet ke keyakinan , bahkan apa yang kita ketahui adalah bentuk keyakinan skala kecil .
Baik tentang konten ajaran kesadaran yang banyak di gandrungi saat ini.
Garis besarnya adalah semua orang berkeyakinan akan sesuatu ( agama dlm skala kecil )
pembawa simbol agama berjualan agama dgn menuding semua diluar agamany.
Penjual spiritual menuding pembawa simbol agama dan mereka berdua sama dalam 1 hal.
yaitu "MARAH DISEBUT PENJUAL SIMBOLNYA".
👍
Jual agama itu hanya istilah saja bukan sebenarnya.
Transaksi bukan berarti jual beli, transaksi berdasarkan keahlian dan profesional pekerjaan...
Ketulusan sekarang ini sangat langka
laku
🙏
Jualan apapun mgharapkan keuntungan
🙏
JUALAN adalah sebuah arti dari ;
-OTORITAS APA atau OTORITAS MANA YG MEMPRODUKSI PRODUK JUALAN.?
-KOMODITAS / OBJEK APA YG DIJUAL ?
-SIAPA YG DIUNTUNGKAN ?
-DARI SIAPA DIUNTUNGKAN.?
-UNTUK TUJUAN APA dan UNTUK SIAPA hal itu DILAKUKAN.?
------ Pada akhirnya tiap-tiap manusia akan MENDAPAT apa yg dia usahakan------ good or bad.
Kemungkinan karena kurangnya pemahaman kesadaran..baik kesadaran jaga maupun kesadaran pemahaman ...sehingga doktrin agama justru yg di labelkan dalam dirinya yg tidak masuk akal sehingga justru membentuk kebodohan ....terjebak pada sistem agama yg hanya mengajarkan tentang aku paling benar dan yg lain salah ....kebodohan memng sangat membelenggu ..aplagi kebodohan dalam ber agama sebagai sistem kelembagaan ..... Kecerdasan spiritual justru di kesampingkan . Ups....
agama adalah bisnis yg paling gede dapat cuan ...data di USA, perputaran uang dari jualan agama ( religious economy) mencapai 1,2 triliun dollar pertahun,... berapakah jumlah hasil jualan agama di Indonesia?..
apa aja dibisnisin hidup susah gini mah... 2,5 jt orang umro dan berhaji setiap tahunnya. hitung sendiri betapa uang yang harusnya beredar dibumi indonesia akhirnya menguap ke bangsa arab
Leres Mas Tri ❤
makasih
Sami-sami
Jhon mccleod berbicara kepada anaknya jhon mccleod jr, " nak kapan segala sesuatunya didunia ini tidak tetang uang"
Saya yakin ada sebuah system yg tdk transaksional komersial isasi.
Manusia terjerat oleh dogma..dogma dan dogma...
🙏
Kalau A=tidak, Gama = kacau, maka agama berarti tidak kacau atau dalam sitilah lain teratur, ikut aturan main. Jadi jualan agama = aturan main jualan. Atau tata cara berjualan secara teratur karena ikut aturan main. Jadi secara terminologi "jualan agama" tidak masalah karena berjualan mengikuti aturan main. Kecuali agama dikaitkan dengan dimensi spiritual mungkin menjadi bermasalah karena yang dijual tidak objektif secara visual dapat dilihat, dicium atau dirasakan dengan indra kecuali pengaruh perubahan kognisi yang menghasilkan ketenangan emosi. menjadi masalah karena individu saat ini tidak berhak menjual produk itu karena bukan dia yang menyusun hak patennya milik orang-orang dulu para penemu pencerahan itu. Yang jelas saat ini terlalu banyak yang sedang berada didunia ilusi, karena selalu berada di area yang objektifnya tidak di posisi berdiri atau duduknya saat ini karena menyangkut waktu nanti, besuk, yang akan datang adalah ilusi. Kenapa ilusi ya mereka yang membahas besuk atau nanti lupa pada posisinya sekarang tempat berdiri, realitas itu ya tempat dia berdiri dan aspek terkaitnya. BUkan nanti atau besuk karena belum tentu kejadian tetapi dijadikan dasar menggantikan sekarang itu namanya ilusi. Kenapa ilusi yang era serba cepat menyebabkan manusia kehilangan momen pengamatan lengkap hanya sebagian dari data atau kebenaran tetapi dijadikan dasar melakukan aktivitas tubuh lengkap. Maka jela tercipta masyarakat yang tidak lengkap pertimbangannya karena datanya sebagian atau berkualitas tidak lengkap. Secara simbolis kualita dapat dianalogikan dengan logika 100-1=00, Karena variabel angkanya 1 dan 0 ketika dihilangkan 1 tinggal 0. Atau dalam istilah terkait manusia 100 manusia atau berapapun ketika kehilangan salah satu sifat manusianya berapapun jumlahnya "bukan manusia". Ya sekarang sebagian besar bukan manusia lagi karena sudah kehilangan sifat kemanusiaannya, yang ada sekarang robot etis yang ikut organisasi, ikut komunitas, ikut komunitas Sosmed akibat pendidikan informal lingkungan bukan produk Kesadaran yang absolut dari awal s/d akhir tidak berubah....
Semua juga jualan ,ada yang jualan agama , logika dan lain2
kejujuranmu akan benar² di uji jika setelah membicarakan penjual agama lalu di ikuti juga para penjual "spiritual". Manusia apa sih yg gak dijual?
kami tunggu kejujuranmu..!
Jualan tempatnya pasar ada pembeli dan penjual. Semua orang jualan karna ada yang beli
saya kurang sepakat kalau kita harus keluar dari sistem, kita bukan harus keluar tapi membangun sistem alternatif. Keluar dari sistem yang bodoh (Jahil) ke sistem yang lebih mencerahkan.
🙏
Mau tanya mas tri, Mendoakn leluhur yg sudah meninggal mungkin bisa jg dikatakan pamrih kpd tuhan,kalau Tdk Mendoakn, jg tidak tau terimakasih Pd leluhur, untuk solusi yg satu ini kira2 gmn ya mas tri,,🙏
@DINAMIC1 pamrih itu alamiah, tinggal orientasinya lebih ke upaya/proses atau hasil/imbalan. Intinya semua tentang keseimbangan bukan benar salah
@bermainjiwa siap 🙏
Mungkin perlu dibahas atau minimal clue bgmn cara terbaik dan tercepat memperkuat JATIDIRI Bangsa (yg beraneka warna) ini menjadi gerakan Nasional Bangsa ....he he
Gampang toh. Semua kembali pada kesadaran individu spti menit" Akir video ini. "Merawat ajaran leluhur " akui leluhurmu.
Gimana mau tahu jati diri identitasnya Klo leluhur, ajaran leluhurnya tdk mau mengakuinya . Menganggapnya sebagai ssuatu yg "salah" lalu datanglah sebuah sistem yang terus mendistorsi leluhurnya.
@@kabulkajate771malin kundang yg durhaka... 😅
DI INDO...AGAMA SUDAH MENJADI INDUSTRI BESAR....MENGGIRING ORANG MENJADI MABOOK AGAMA SAMPEK TELER....DARI PAGI...SAMPEK PAGI.... LAGI...
Ngawur Lo, bilang semua terlibat jualan agama. Orang tidak percaya agama bagaimana bisa anda katakan semua orang terlibat jualan agama. Aneh lo