Shalooom Trima kasih Pak Pdt.WIGNYO yg baik hatii,atas penjelasan FT ,sangat memberkati ,dpt menguatkan iman n menambah pemahaman saya,semakin takut n takut berbuat sesuatu yg tdk seturutbkehendak TUHAN.sungguh beruntung n bersyukur mengikuti kuliah gratis lengkap dng Dosen yg luaaarrr biasa .TUHAN YESUS memberkati Pak Pdt n keluarga bahagia,sht n sukses dlm segala hal
Mujizat lbh diberikan kpd yg blm mengenal Tuhan agar mereka lbh mengenalnya,tetapi orang yg sdh mengenal Tuhan Yesus hrs mencari Tuhan, dan apapun yg diterima dr Tuhan adalah yg terbaik dan tetap hrs bertobat dan memuliakanNya...serahkan semuanya kpdNya...yg terbaik akan diberikan Tuhan.... Terimakasih pak utk penjelasanNya.
Ini khusus utk yg telah telah diberkati dlm nama Tuhan Yesus dan yg memang seiman.Dlm PL,Tuhan membenci perceraian,dlm PB,jika kawin dgn salah seorang yg diceraikan pun dikatakan berzinah,jika bercerai tdk boleh menikah lagi.boleh berpisah sementara waktu dgn kesepakatan bersama setelah itu kembali bersatu lagi.
Nabi dan hakim (tunjuk langsung dari TUHAN), system pemerintahan,memilih kepala negara yg berasal dari TUHAN, bukan kerajaan (turun temurun),demokrasi (suara mayoritas) atau yg lain nya.
Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Samuel? JAWABAN Samuel, yang namanya mengandung arti "didengar Allah," dipersembahkan kepada Allah oleh ibunya, Hana, sesuai sumpah yang ia buat sebelum anaknya lahir (1 Samuel 1:11). Sebelumnya, Hana mandul dan berdoa sedemikian seriusnya supaya dikaruniai anak sehingga imam Eli mengira wanita itu mabuk (1 Samuel 1:14). Allah mengabulkan doa Hana, dan sesuai janjinya, Hana mendedikasikan Samuel kepada Tuhan. Setelah Samuel disapih, diperkirakan sekitar umur empat tahun, ia dibawa ke bait untuk melayani di bawah otoritas imam Eli (1 Samuel 1:22-25). Bahkan ketika masih kecil, Samuel diberi baju efod dari kain lenan, sebuah jubah yang umumnya dikhususkan bagi imam ketika melayani di hadapan Tuhan di kemah pertemuan di Silo, dimana bahtera perjanjian berdiam (1 Samuel 2:18; 3:3). Menurut tradisi, para putra imam akan meneruskan pelayanan ayah mereka; namun, Hofni dan Pinehas, kedua putra Eli, tidak bermoral dan menghinakan persembahan pada Tuhan (1 Samuel 2:17,22). Secara bersamaan, Samuel tumbuh semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia (1 Samuel 2:26). Ketika nubuat dan penglihatan jarang datang, Samuel mendengar apa yang ia sangka panggilan Eli pada malam hari. Meskipun Samuel yang masih anak ini melayani di tabernakel, ia masih belum mengenal Tuhan, dan firman Allah masih belum terungkap baginya (1 Samuel 3:7). Ketiga kali pertama Tuhan memanggil Samuel, anak itu memberi respon kepada Eli. Eli memahami apa yang sedang terjadi dan memerintah Samuel untuk merespon kepada Tuhan jika panggilan-Nya didengarnya lagi. Kemudian, "Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: 'Samuel! Samuel!' Dan Samuel menjawab: 'Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar'" (1 Samuel 3:10). Allah memberikannya pesan tentang hukuman yang harus disampaikan pada Eli. Keesokan harinya, Samuel mengambil langkah iman pertamanya, memberitahu Eli segala sesuatu yang ia dengar, meskipun isi pesannya buruk bagi Eli dan keluarganya (1 Samuel 3:11-18). Eli menerimanya. Kredibilitas Samuel sebagai nabi menyebar ke seluruh Isreal, dan Allah berlanjut mengungkapkan Firman-Nya kepada umat-Nya melalui Samuel (1 Samuel 3:20-21). Bangsa Filistin, musuh bebuyutan Israel, menyerang umat Allah. Para putra Eli terbunuh dalam pertempuran, dan bahtera perjanjian direbut dan dibawa ke tanah Filistin. Ketika mendengar kematian kedua putranya, Eli juga meninggal. Setelah beberapa bulan, bangsa Filistin mengembalikan bahtera perjanjian ke Israel, dan bahtera itu tinggal di Kiryat-Yearim lebih dari dua puluh tahun. Ketika Israel berseru memohon bantuan Allah mengatasi penindasan dari bangsa Filistin, Samuel menyuruh mereka membuang dewa-dewa yang sedang mereka sembah. Melalui kuasa Allah, di bawah pimpinan Samuel, bangsa Filistin dapat diatasi, dan ada kalanya mereka menikmati damai (1 Samuel 7:9-13). Samuel diakui sebagai hakim segenap Israel. Sama-halnya dengan putra Eli, kedua putra Samuel, Yoel and Abia, berdosa di hadapan Allah karena mengorbankan kejujuran demi mencari keuntungan dan menyimpangkan keadilan. Samuel telah mengangkat kedua putranya sebagai hakim-hakim, namun para tua-tua Israel memberitahu Samuel bahwa karena usianya terlalu tua dan putranya tidak seperti dirinya, mereka meminta Samuel mengangkat seorang raja seperti bangsa-bangsa yang lain (1 Samuel 8:1-5). Pada mulanya, Samuel tidak senang dengan permintaan mereka, dan ia membawa hal itu dalam doa. Allah memberitahu Samuel bahwa bangsa itu bukannya menolak dirinya, melainkan mereka menolak Allah sebagai raja mereka. Allah memperbolehkan Samuel mengabulkan permintaan mereka, namun dengan himbauan akan hak yang akan dituntut dari seorang raja (1 Samuel 8:6-21). Di kemudian waktu, Saul, seorang dari suku Benyamin, diurapi Samuel sebagai raja pertama Israel (1 Samuel 10:1). Samuel meminta Allah sebuah tanda yang dapat ditunjukkan pada Israel bahwa menggantikan raja sejati mereka - Allah - dengan raja duniawi, merupakan hal yang salah (1 Samuel 12:16-18). Setelah beberapa waktu, Samuel mendengar bahwa Saul telah ditolak Allah sebagai pemimpin umat-Nya karena telah melakukan pelanggaran (1 Samuel 13:11-13). Samuel menghimbau Saul bahwa Allah telah memutuskan mencari pengganti Saul (1 Samuel 13:14). Karena Saul terus melanggar, Samuel mencelanya sebagai raja (1 Samuel 15:26). Samuel pulang, meninggalkan Raja Saul untuk selamanya, meskipun ia tetap berdukacita karenanya (1 Samuel 15:35). Allah memerintah Samuel mencari raja pengganti dari keluarga Isai (1 Samuel 16:1), dan Samuel mengurapi anak bungsu Isai bernama Daud (1 Samuel 16:13). Samuel meninggal sebelum Daud dinobatkan sebagai raja, dan "seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia" (1 Samuel 25:1). Kehidupan Samuel sangat kritis dalam sejarah Israel. Ia adalah seorang nabi yang mengurapi kedua raja pertama Israel, dan ia adalah hakim Israel yang terakhir, yang dianggap sebagai hakim agung (Kisah 13:20). Samuel dikutip bersama Musa dan Harun sebagai tokoh yang berdoa kepada Allah dan dijawab (Mazmur 99:6). Di kemudian hari, pada masa dimana Israel sedang hidup dalam pelanggaran terhadap Allah, Tuhan menyatakan Israel bahkan tidak terselamatkan walaupun dibela oleh Musa atau Samuel, kedua pembela Israel terbesar (Yeremia 15:1). Ungkapan ini mengungkapan banyak tentang kuasa doa Samuel - dan betapa kejinya dosa Israel di zaman Yeremia. Banyak yang dapat dipelajari dari kehidupan Samuel. Secara utama, kita dapat memahami kedaulatan Allah di atas Israel, tanpa menghiraukan siapa yang telah mereka pilih untuk memimpin mereka. Takhta hati kita mungkin duduki oleh orang atau hal lainnya, namun di dalam hati para pengikut-Nya, Allah selalu berdaulat dan tak akan pernah membiarkan kedudukan-Nya digeser oleh hal lain. Kita dapat membayangkan betapa sulitnya bagi Samuel menyampaikan isi pesan penglihatannya yang pertama pada Eli. Akan tetapi, rupanya mulai dari usia muda, Samuel berpenuh hati mengabdi pada Allah. Ada kalanya kita merasa terintimidasi oleh mereka yang memegang otoritas, namun, sebagaimana telah dibuktikan Samuel, Allah seharusnya menjadi prioritas utama kita. Dunia mungkin memandang kita dengan sinis ketika kita mempertahankan iman kita, namun kita harus yakin bahwa Allah akan membela orang yang setia pada Firman-Nya (Mazmur 135:14). Meskipun Samuel ragu tentang keinginan bangsa Israel mengangkat seorang raja, ia lebih mengutamakan berdoa pada Allah dan menaati keputusan Allah (1 Samuel 8:6-7). Tidak sedikit dari kita yang meminta bimbingan Allah terkait keputusan besar dalam kehidupan kita, namun berapakah di antara kita yang siap menerima arahan-Nya ketika dirasa bertolak-belakang dengan keinginan kita? Para pemimpin dapat belajar tentang kuasa yang diperoleh Samuel dari hubungannya yang akrab dengan Allah, yang dihasilkan oleh kehidupan doa yang dinamis. Samuel adalah seorang pendoa, dan bangsanya menghormati hal itu (1 Samuel 12:19,23). Meskipun Samuel menyadari kejahatan dalam kehidupan Saul, ia tak pernah berhenti mendoakan dan menggumulkannya. Samuel mengajar bahwa menolak mendoakan orang yang berada di bawah kuasanya merupakan dosa. Adalah mungkin kita sering menganggap orang Kristen yang jatuh dalam dosa, tak punya harapan dipulihkan. Cukup jelas bahwa kehendak Allah akan tergenapi dalam kehidupan tiap orang, namun kesadaran itu tidak boleh menghentikan upaya kita mendoakan orang lain yang imannya lebih lemah (Roma 15:1; 1 Tesalonika 5:14). Tema utama dalam kehidupan Samuel ialah bahwa Allah saja yang layak menerima kemuliaan dan kehormatan. Setelah mengangkat kedua putranya sebagai hakim, kita dapat memperkirakan bahwa Samuel pasti berduka mendengan bahwa mereka tak layak memimpin. Ketika ia berdoa kepada Allah dan menanyakan keinginan bangsa itu mengangkat raja, ia tidak membela kedua putranya. Samuel taat pada perintah Allah untuk mengabulkan keinginan bangsa itu. Sebuah ayat kunci dalam kehidupan Samuel dapat ditemui dalam ucapannya kepada Raja Saul: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan" (1 Samuel 15:22). Ketaatan kepada Firman Allah haruslah menjadi prioritas utama kita.
Syalom,terima kasih untuk penjelasannya yg memberkati pak 1 samuel 18 ayat 10 disitu tertulis " keesokan harinya roh jahat yang datinpada Allah itu berkuasa atas saul ... Ayat ini maksudnya bgmn tlong penjelasannya 🙏🙏
Pak Pdt WIGNYO yg baik hatii,saya buka sesi 1 SAMUEL kok tdk muncul sesi -sesi berikutnya Pak Pdt.saya cari2 yg OBS nya tdk saya temukan.atas perhatian n rasa peduli Pak Pdt ,trima kasih banyak
Shalom Pak/Bu, berikut adalah channel dan cara mengikuti semua khotbah, renungan, termasuk OBS Channel Wignyo Tanto ua-cam.com/users/WignyoTanto Channel GSKI Pantai Indah Kapuk ua-cam.com/users/GSKIPIK Website: www.wignyotanto.com Cara mengikuti Online Bible Study: 1. secara online via Zoom, setiap Rabu malam jam 7 wIB, linknya saya share lewat wa. 2. untuk sesi yang sudah lewat dapat diakses dengan subscribe channel youtube saya di atas, lalu ke playlistnya, tinggal pilih. 3. atau www.wignyotanto.com
Kitab 1 Samuel JAWABAN Penulis: Penulis kitab ini anonim dan tidak diketahui siapa penulisnya. Alkitab menyatakan kalau nabi Samuel mengarang sebuah kitab (1 Samuel 10:25), jadi mungkin saja ia ikut menulis sebagian dari kitab ini juga. Beberapa kontributor yang sangat mungkin ikut menulis kitab 1 Samuel adalah nabi/sejarahwan Nathan dan Gad (1 Tawarikh 29:29). Tanggal Penulisan: Berdasarkan manuskrip aslinya, kitab 1 dan 2 Samuel itu satu kitab. Para penerjemah Septuaginta telah memisahkan kedua kitab tersebut dan sejak pemisahan tersebut, tidak pernah digabungkan lagi. Peristiwa yang terjadi dalam kitab 1 Samuel terjadi dalam kurun waktu 100 tahun, dari kurun wakut sekitar 1100- 1000 SM. Peristiwa yang terjadi dalam kitab 2 Samuel kira-kira mencakup masa 40 tahun selanjutnya. Tanggal penulisannya diperkirakan setelah 960 SM. Tujuan Penulisan: Kitab 1 Samuel menuliskan sejarah Israel di tanah Kanaan dimana pemimpin mereka berganti dari para hakim-hakim menjadi satu bangsa yang bersatu di bawah pemerintahan raja-raja. Samuel merupakan hakim yang terakhir, dan ia juga yang mentahbiskan kedua raja pertama Israel, yakni Saul dan Daud. Ayat Kunci: “Waktu mereka berkata: ‘Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,’ perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN. TUHAN berfirman kepada Samuel: ‘Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka’” (1 Samuel 8:6-7). “Kata Samuel kepada Saul: ‘Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu’” (1 Samuel 13:13-14). “Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja’” (1 Samuel 15:22-23). Rangkuman: Kitab 1 Samuel dapat dipisahkan menjadi dua bagian: kehidupan Samuel (pasal 1-12) dan kehidupan Saul (pasal 13-31). Kitab ini dimulai dengan kisah mengenai mukjizat kelahiran Samuel sebagai jawaban atas doa ibunya. Sebagai seorang anak, Samuel hidup dan tinggal di dalam bait Allah. Allah telah memisahkan dia untuk dipersiapkan sebagai seorang nabi (3:19-21). Nubuatan pertamanya terkait penghakiman atas imam yang hatinya penuh dengan korupsi. Orang Israel berperang dengan musuh bebuyutan mereka, kaum Filistin. Bangsa Filistin berhasil menguasai Tabut Perjanjian. Ketika mereka sedang menahannya, Allah mengirimkan hukumanNya. Bangsa Filistin segera mengembalikan Tabut Perjanjian itu. Samuel berseru kepada Israel untuk bertobat (7:3-6) dan kemudian mencapai kemenangan atas kaum Filistin. Bangsa Israel, ingin seperti bangsa lain, meminta seorang raja untuk memimpin mereka. Walaupun Samuel kesal karena permintaan mereka, akan tetapi Allah menghiburnya dengan menyatakan bahwa bukanlah kepimpinan Samuel yang mereka tolak, melainkan kepemimpinan Allah atas mereka. Setelah memperingati bangsa Israel akan semua peraturan mengenai pemerintahan seorang raja, Samuel mengurapi seorang keturunan Benyamin bernama Saul, yang diangkat sebagai raja di Mizpa (10:17-25). Pada awalnya, Saul menikmati keberhasilan dalam mengalahkan kaum Amon pada pertempuran (pasal 11). Akan tetapi, ia mulai menyeleweng. Ia menawarkan kurban yang tidak sah (pasal 13), dengan bebalnya ia bersumpah dan tak sadar bahwa sumpahnya akan membawa dampak kepada putranya Yonatan (pasal 14), dan ia juga membangkang perintah langsung dari Allah (pasal 15). Sebagai akibat dari pembangkangan Saul, Allah memilih orang lain untuk menggantikan Saul sebagai raja. Sambil Allah menarik kembali berkatNya atas Saul, roh jahat mulai menuntun Saul kepada kegilaan (16:14). Samuel pergi ke Betlehem untuk mengurapi seorang pemuda bernama Daud sebagai raja berikutnya (pasal 16). Kemudian, Daud menghadapi Goliat si orang Filistin dan kemudian ia diangkat menjadi pahlawan nasional (pasal 17). Daud melayani di pelataran raja Saul, menikahi putri Saul, dan berteman dengan putra Saul. Saul menjadi iri terhadap kesuksesan dan popularitas Daud, dan berupaya membunuhnya. Daud pun kabur. Ia memulai suatu periode dalam kehidupannya yang penuh dengan petualangan, pesona, dan asmara. Disertai pertolongan surgawi, Daud tiap kali dapat menghindari upaya pembunuhan Saul (pasal 19-26). Sepanjang semua percobaan ini, Daud tetap mempertahankan integritasnya dan kesetiaannya kepada temannya, Yonatan. Di bagian akhir kitab, Samuel dikisahkan telah meninggal dan Saul sendiri telah menjadi orang yang kehilangan arah. Pada malam sebelum pertempuran dengan Filistin, Saul berusaha mencari jawaban. Karena telah menolak Allah, ia tidak menemukan bantuan dari surga. Ia kemudian mencari nasihat dari dukun. Di waktu upacara pemanggilan roh dilakukan, sosok yang mirip dengan Samuel muncul dan memberi nubuatan terakhir: Saul akan mati dalam pertempuran di hari esoknya. Nubuatan ini terpenuhi; ketiga anak Saul, termasuk Yonatan mati dalam pertempuran, dan Saul bunuh diri. Bayangan: Doa Hana di dalam 1 Samuel 2:1-10 menubuatkan beberapa istilah referensi kepada Kristus. Ia memuji Allah sebagai Gunung Batu (ayat 2), dan kita mengetahui dari Injil bahwa Yesus adalah Batu yang harus menjadi dasar dari rumah rohani kita. Paulus menggambarkan Yesus sebagai “batu sandungan” bagi orang Yahudi (Roma 9:33). Kristus dijuluki “batu karang rohani” yang menyediakan minuman rohani bagi bangsa Israel di padang belantara. Sama halnya Ia menyediakan “air hidup” bagi jiwa kita (1 Korintus 10:4; Yohanes 4:10). Doa Hana juga menyatakan Allah yang akan menghakimi hingga ujung dunia (2:10). Matius 25 :31-32 menggambarkan Yesus sebagai Anak Manusia yang akan datang dalam kemuliaan untuk menghakimi semua orang. Praktek: Kisah mengenai Saul adalah pelajaran mengenai kesempatan yang disia-siakan. Disinilah seseorang yang mempunyai segala-galanya - kehormatan, otoritas, kekayaan, ketampanan, dan lebih banyak lagi. Akan tetapi, ia mati dalam keputusasaan, ketakutan kepada musuhnya dan dalam kesadaran bahwa ia telah gagal di hadapan bangsanya, keluarganya, dan Allahnya. Saul membuat kesalahan ketika berpikir bahwa ia dapat menyenangkan Allah melalui ketidaktaatan. Seperti kebanyakan orang di jaman ini, ia percaya bahwa motivasi yang benar akan menutupi tindakan yang salah. Mungkin kekuasaan telah membuatnya buta, sehingga ia lupa bahwa ia pun masih harus taat kepada peraturan yang berlaku. Ia menganggap ringan perintah Allah dan meninggikan pemikirannya sendiri di atas Allah. Di saat ia dihadapkan dengan kesalahan, ia pun masih berupaya membenarkan diri. Di saat itu, Allah sudah menolaknya (15:16-28). Masalah Saul adalah masalah yang sering kita hadapi. Ketaatan kepada kehendak Allah merupakan titik awal kesuksesan. Jika dalam kesombongan dan tinggi hati kita membangkang melawan Allah, kita sedang mempersiapkan diri kepada kegagalan. Sebaliknya, Daud di sisi lain, tidak tampak seperti sosok yang agung pada mulanya. Samuel pun hampir mengabaikannya (16:6-7). Tetapi, Allah meneliti hati seseorang dan melihat di dalam Daud seseorang yang hatinya menyerupai hati Allah (13:14). Kerendahan hati dan integritas Daud, dipadukan bersama keberaniannya bagi Allah dan kesetiaannya dalam doa, patut menjadi teladan bagi kita semua.
Shalom.terima kasih pst.. TUHAN Yesus memberkati 🙏🙏 ya dan Amin
Shalom pendeta Wignyo yg d berkati Tuhan🙏🙏🙏❤
Shalom pak pdt wignyo tanto
Thanks again pak Wignyo GBU always 🙏🙏🙏🥰🥰🥰
Mantap pelajaran ini...
Shalooom
Trima kasih Pak Pdt.WIGNYO yg baik hatii,atas penjelasan FT ,sangat memberkati ,dpt menguatkan iman n menambah pemahaman saya,semakin takut n takut berbuat sesuatu yg tdk seturutbkehendak TUHAN.sungguh beruntung n bersyukur mengikuti kuliah gratis lengkap dng Dosen yg luaaarrr biasa .TUHAN YESUS memberkati Pak Pdt n keluarga bahagia,sht n sukses dlm segala hal
Shallm pak ..teriima kaaih ini yg sy tgg2 jd sy bs ikut belajar ..TYM
Amin
Makasih Firman Tuhan yg disampaikan pak. Melayani Tuhan harus hidup benar.🙏
Terima kasih pak Wignyo..
Puji Tuhan, trims Pak Pendeta
Tuhan berkati selalu Pak Pdt 🙏
Saya mudeng...
Trimakasih pak Wiknyo kiranya Tuhan slalu memberkati pak Wiknyo.
Tuhan.melindung.kita.Amin
Surabaya Hadir . Shalom Ps Wignyo 🙏👍🙏
Mujizat lbh diberikan kpd yg blm mengenal Tuhan agar mereka lbh mengenalnya,tetapi orang yg sdh mengenal Tuhan Yesus hrs mencari Tuhan, dan apapun yg diterima dr Tuhan adalah yg terbaik dan tetap hrs bertobat dan memuliakanNya...serahkan semuanya kpdNya...yg terbaik akan diberikan Tuhan.... Terimakasih pak utk penjelasanNya.
Syalom met pagi ps wignyo
Terima kasih pak wignyo buat penjelasan ttg kitab samuel yg bpk ajarkan sungguh memberkati sy pak Tuhan memberkati pelayann bpk d keluarga🙏🙏
🙏🙏🙏
Ini khusus utk yg telah telah diberkati dlm nama Tuhan Yesus dan yg memang seiman.Dlm PL,Tuhan membenci perceraian,dlm PB,jika kawin dgn salah seorang yg diceraikan pun dikatakan berzinah,jika bercerai tdk boleh menikah lagi.boleh berpisah sementara waktu dgn kesepakatan bersama setelah itu kembali bersatu lagi.
Met pagi ps Wignyo mohon bantu doa rmh ibu laku dijual disby.tks🙏🙏🙏
Nabi dan hakim (tunjuk langsung dari TUHAN), system pemerintahan,memilih kepala negara yg berasal dari TUHAN, bukan kerajaan (turun temurun),demokrasi (suara mayoritas) atau yg lain nya.
Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Samuel?
JAWABAN
Samuel, yang namanya mengandung arti "didengar Allah," dipersembahkan kepada Allah oleh ibunya, Hana, sesuai sumpah yang ia buat sebelum anaknya lahir (1 Samuel 1:11). Sebelumnya, Hana mandul dan berdoa sedemikian seriusnya supaya dikaruniai anak sehingga imam Eli mengira wanita itu mabuk (1 Samuel 1:14). Allah mengabulkan doa Hana, dan sesuai janjinya, Hana mendedikasikan Samuel kepada Tuhan. Setelah Samuel disapih, diperkirakan sekitar umur empat tahun, ia dibawa ke bait untuk melayani di bawah otoritas imam Eli (1 Samuel 1:22-25). Bahkan ketika masih kecil, Samuel diberi baju efod dari kain lenan, sebuah jubah yang umumnya dikhususkan bagi imam ketika melayani di hadapan Tuhan di kemah pertemuan di Silo, dimana bahtera perjanjian berdiam (1 Samuel 2:18; 3:3). Menurut tradisi, para putra imam akan meneruskan pelayanan ayah mereka; namun, Hofni dan Pinehas, kedua putra Eli, tidak bermoral dan menghinakan persembahan pada Tuhan (1 Samuel 2:17,22). Secara bersamaan, Samuel tumbuh semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia (1 Samuel 2:26).
Ketika nubuat dan penglihatan jarang datang, Samuel mendengar apa yang ia sangka panggilan Eli pada malam hari. Meskipun Samuel yang masih anak ini melayani di tabernakel, ia masih belum mengenal Tuhan, dan firman Allah masih belum terungkap baginya (1 Samuel 3:7). Ketiga kali pertama Tuhan memanggil Samuel, anak itu memberi respon kepada Eli. Eli memahami apa yang sedang terjadi dan memerintah Samuel untuk merespon kepada Tuhan jika panggilan-Nya didengarnya lagi. Kemudian, "Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: 'Samuel! Samuel!' Dan Samuel menjawab: 'Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar'" (1 Samuel 3:10). Allah memberikannya pesan tentang hukuman yang harus disampaikan pada Eli. Keesokan harinya, Samuel mengambil langkah iman pertamanya, memberitahu Eli segala sesuatu yang ia dengar, meskipun isi pesannya buruk bagi Eli dan keluarganya (1 Samuel 3:11-18). Eli menerimanya. Kredibilitas Samuel sebagai nabi menyebar ke seluruh Isreal, dan Allah berlanjut mengungkapkan Firman-Nya kepada umat-Nya melalui Samuel (1 Samuel 3:20-21).
Bangsa Filistin, musuh bebuyutan Israel, menyerang umat Allah. Para putra Eli terbunuh dalam pertempuran, dan bahtera perjanjian direbut dan dibawa ke tanah Filistin. Ketika mendengar kematian kedua putranya, Eli juga meninggal. Setelah beberapa bulan, bangsa Filistin mengembalikan bahtera perjanjian ke Israel, dan bahtera itu tinggal di Kiryat-Yearim lebih dari dua puluh tahun. Ketika Israel berseru memohon bantuan Allah mengatasi penindasan dari bangsa Filistin, Samuel menyuruh mereka membuang dewa-dewa yang sedang mereka sembah. Melalui kuasa Allah, di bawah pimpinan Samuel, bangsa Filistin dapat diatasi, dan ada kalanya mereka menikmati damai (1 Samuel 7:9-13). Samuel diakui sebagai hakim segenap Israel.
Sama-halnya dengan putra Eli, kedua putra Samuel, Yoel and Abia, berdosa di hadapan Allah karena mengorbankan kejujuran demi mencari keuntungan dan menyimpangkan keadilan. Samuel telah mengangkat kedua putranya sebagai hakim-hakim, namun para tua-tua Israel memberitahu Samuel bahwa karena usianya terlalu tua dan putranya tidak seperti dirinya, mereka meminta Samuel mengangkat seorang raja seperti bangsa-bangsa yang lain (1 Samuel 8:1-5). Pada mulanya, Samuel tidak senang dengan permintaan mereka, dan ia membawa hal itu dalam doa. Allah memberitahu Samuel bahwa bangsa itu bukannya menolak dirinya, melainkan mereka menolak Allah sebagai raja mereka. Allah memperbolehkan Samuel mengabulkan permintaan mereka, namun dengan himbauan akan hak yang akan dituntut dari seorang raja (1 Samuel 8:6-21).
Di kemudian waktu, Saul, seorang dari suku Benyamin, diurapi Samuel sebagai raja pertama Israel (1 Samuel 10:1). Samuel meminta Allah sebuah tanda yang dapat ditunjukkan pada Israel bahwa menggantikan raja sejati mereka - Allah - dengan raja duniawi, merupakan hal yang salah (1 Samuel 12:16-18). Setelah beberapa waktu, Samuel mendengar bahwa Saul telah ditolak Allah sebagai pemimpin umat-Nya karena telah melakukan pelanggaran (1 Samuel 13:11-13). Samuel menghimbau Saul bahwa Allah telah memutuskan mencari pengganti Saul (1 Samuel 13:14). Karena Saul terus melanggar, Samuel mencelanya sebagai raja (1 Samuel 15:26). Samuel pulang, meninggalkan Raja Saul untuk selamanya, meskipun ia tetap berdukacita karenanya (1 Samuel 15:35). Allah memerintah Samuel mencari raja pengganti dari keluarga Isai (1 Samuel 16:1), dan Samuel mengurapi anak bungsu Isai bernama Daud (1 Samuel 16:13). Samuel meninggal sebelum Daud dinobatkan sebagai raja, dan "seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia" (1 Samuel 25:1).
Kehidupan Samuel sangat kritis dalam sejarah Israel. Ia adalah seorang nabi yang mengurapi kedua raja pertama Israel, dan ia adalah hakim Israel yang terakhir, yang dianggap sebagai hakim agung (Kisah 13:20). Samuel dikutip bersama Musa dan Harun sebagai tokoh yang berdoa kepada Allah dan dijawab (Mazmur 99:6). Di kemudian hari, pada masa dimana Israel sedang hidup dalam pelanggaran terhadap Allah, Tuhan menyatakan Israel bahkan tidak terselamatkan walaupun dibela oleh Musa atau Samuel, kedua pembela Israel terbesar (Yeremia 15:1). Ungkapan ini mengungkapan banyak tentang kuasa doa Samuel - dan betapa kejinya dosa Israel di zaman Yeremia.
Banyak yang dapat dipelajari dari kehidupan Samuel. Secara utama, kita dapat memahami kedaulatan Allah di atas Israel, tanpa menghiraukan siapa yang telah mereka pilih untuk memimpin mereka. Takhta hati kita mungkin duduki oleh orang atau hal lainnya, namun di dalam hati para pengikut-Nya, Allah selalu berdaulat dan tak akan pernah membiarkan kedudukan-Nya digeser oleh hal lain.
Kita dapat membayangkan betapa sulitnya bagi Samuel menyampaikan isi pesan penglihatannya yang pertama pada Eli. Akan tetapi, rupanya mulai dari usia muda, Samuel berpenuh hati mengabdi pada Allah. Ada kalanya kita merasa terintimidasi oleh mereka yang memegang otoritas, namun, sebagaimana telah dibuktikan Samuel, Allah seharusnya menjadi prioritas utama kita. Dunia mungkin memandang kita dengan sinis ketika kita mempertahankan iman kita, namun kita harus yakin bahwa Allah akan membela orang yang setia pada Firman-Nya (Mazmur 135:14).
Meskipun Samuel ragu tentang keinginan bangsa Israel mengangkat seorang raja, ia lebih mengutamakan berdoa pada Allah dan menaati keputusan Allah (1 Samuel 8:6-7). Tidak sedikit dari kita yang meminta bimbingan Allah terkait keputusan besar dalam kehidupan kita, namun berapakah di antara kita yang siap menerima arahan-Nya ketika dirasa bertolak-belakang dengan keinginan kita? Para pemimpin dapat belajar tentang kuasa yang diperoleh Samuel dari hubungannya yang akrab dengan Allah, yang dihasilkan oleh kehidupan doa yang dinamis. Samuel adalah seorang pendoa, dan bangsanya menghormati hal itu (1 Samuel 12:19,23). Meskipun Samuel menyadari kejahatan dalam kehidupan Saul, ia tak pernah berhenti mendoakan dan menggumulkannya. Samuel mengajar bahwa menolak mendoakan orang yang berada di bawah kuasanya merupakan dosa. Adalah mungkin kita sering menganggap orang Kristen yang jatuh dalam dosa, tak punya harapan dipulihkan. Cukup jelas bahwa kehendak Allah akan tergenapi dalam kehidupan tiap orang, namun kesadaran itu tidak boleh menghentikan upaya kita mendoakan orang lain yang imannya lebih lemah (Roma 15:1; 1 Tesalonika 5:14).
Tema utama dalam kehidupan Samuel ialah bahwa Allah saja yang layak menerima kemuliaan dan kehormatan. Setelah mengangkat kedua putranya sebagai hakim, kita dapat memperkirakan bahwa Samuel pasti berduka mendengan bahwa mereka tak layak memimpin. Ketika ia berdoa kepada Allah dan menanyakan keinginan bangsa itu mengangkat raja, ia tidak membela kedua putranya. Samuel taat pada perintah Allah untuk mengabulkan keinginan bangsa itu.
Sebuah ayat kunci dalam kehidupan Samuel dapat ditemui dalam ucapannya kepada Raja Saul: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan" (1 Samuel 15:22). Ketaatan kepada Firman Allah haruslah menjadi prioritas utama kita.
Shalom pak Wignyo apa kabar mari kita bahas kehidupan Samuel
Syalom,terima kasih untuk penjelasannya yg memberkati pak
1 samuel 18 ayat 10 disitu tertulis " keesokan harinya roh jahat yang datinpada Allah itu berkuasa atas saul ...
Ayat ini maksudnya bgmn tlong penjelasannya 🙏🙏
Ikuti saja OBS ini, sudah saya jelaskan secara detail.
Pak Pdt WIGNYO yg baik hatii,saya buka sesi 1 SAMUEL kok tdk muncul sesi -sesi berikutnya Pak Pdt.saya cari2 yg OBS nya tdk saya temukan.atas perhatian n rasa peduli Pak Pdt ,trima kasih banyak
Shalom Pak/Bu, berikut adalah channel dan cara mengikuti semua khotbah, renungan, termasuk OBS
Channel Wignyo Tanto
ua-cam.com/users/WignyoTanto
Channel GSKI Pantai Indah Kapuk
ua-cam.com/users/GSKIPIK
Website:
www.wignyotanto.com
Cara mengikuti Online Bible Study:
1. secara online via Zoom, setiap Rabu malam jam 7 wIB, linknya saya share lewat wa.
2. untuk sesi yang sudah lewat dapat diakses dengan subscribe channel youtube saya di atas, lalu ke playlistnya, tinggal pilih.
3. atau www.wignyotanto.com
Kitab 1 Samuel
JAWABAN
Penulis: Penulis kitab ini anonim dan tidak diketahui siapa penulisnya. Alkitab menyatakan kalau nabi Samuel mengarang sebuah kitab (1 Samuel 10:25), jadi mungkin saja ia ikut menulis sebagian dari kitab ini juga. Beberapa kontributor yang sangat mungkin ikut menulis kitab 1 Samuel adalah nabi/sejarahwan Nathan dan Gad (1 Tawarikh 29:29).
Tanggal Penulisan: Berdasarkan manuskrip aslinya, kitab 1 dan 2 Samuel itu satu kitab. Para penerjemah Septuaginta telah memisahkan kedua kitab tersebut dan sejak pemisahan tersebut, tidak pernah digabungkan lagi.
Peristiwa yang terjadi dalam kitab 1 Samuel terjadi dalam kurun waktu 100 tahun, dari kurun wakut sekitar 1100- 1000 SM. Peristiwa yang terjadi dalam kitab 2 Samuel kira-kira mencakup masa 40 tahun selanjutnya. Tanggal penulisannya diperkirakan setelah 960 SM.
Tujuan Penulisan: Kitab 1 Samuel menuliskan sejarah Israel di tanah Kanaan dimana pemimpin mereka berganti dari para hakim-hakim menjadi satu bangsa yang bersatu di bawah pemerintahan raja-raja. Samuel merupakan hakim yang terakhir, dan ia juga yang mentahbiskan kedua raja pertama Israel, yakni Saul dan Daud.
Ayat Kunci: “Waktu mereka berkata: ‘Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami,’ perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
TUHAN berfirman kepada Samuel: ‘Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka’” (1 Samuel 8:6-7).
“Kata Samuel kepada Saul: ‘Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu’” (1 Samuel 13:13-14).
“Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja’” (1 Samuel 15:22-23).
Rangkuman: Kitab 1 Samuel dapat dipisahkan menjadi dua bagian: kehidupan Samuel (pasal 1-12) dan kehidupan Saul (pasal 13-31).
Kitab ini dimulai dengan kisah mengenai mukjizat kelahiran Samuel sebagai jawaban atas doa ibunya. Sebagai seorang anak, Samuel hidup dan tinggal di dalam bait Allah.
Allah telah memisahkan dia untuk dipersiapkan sebagai seorang nabi (3:19-21). Nubuatan pertamanya terkait penghakiman atas imam yang hatinya penuh dengan korupsi.
Orang Israel berperang dengan musuh bebuyutan mereka, kaum Filistin. Bangsa Filistin berhasil menguasai Tabut Perjanjian. Ketika mereka sedang menahannya, Allah mengirimkan hukumanNya. Bangsa Filistin segera mengembalikan Tabut Perjanjian itu. Samuel berseru kepada Israel untuk bertobat (7:3-6) dan kemudian mencapai kemenangan atas kaum Filistin.
Bangsa Israel, ingin seperti bangsa lain, meminta seorang raja untuk memimpin mereka. Walaupun Samuel kesal karena permintaan mereka, akan tetapi Allah menghiburnya dengan menyatakan bahwa bukanlah kepimpinan Samuel yang mereka tolak, melainkan kepemimpinan Allah atas mereka.
Setelah memperingati bangsa Israel akan semua peraturan mengenai pemerintahan seorang raja, Samuel mengurapi seorang keturunan Benyamin bernama Saul, yang diangkat sebagai raja di Mizpa (10:17-25).
Pada awalnya, Saul menikmati keberhasilan dalam mengalahkan kaum Amon pada pertempuran (pasal 11). Akan tetapi, ia mulai menyeleweng. Ia menawarkan kurban yang tidak sah (pasal 13), dengan bebalnya ia bersumpah dan tak sadar bahwa sumpahnya akan membawa dampak kepada putranya Yonatan (pasal 14), dan ia juga membangkang perintah langsung dari Allah (pasal 15).
Sebagai akibat dari pembangkangan Saul, Allah memilih orang lain untuk menggantikan Saul sebagai raja. Sambil Allah menarik kembali berkatNya atas Saul, roh jahat mulai menuntun Saul kepada kegilaan (16:14).
Samuel pergi ke Betlehem untuk mengurapi seorang pemuda bernama Daud sebagai raja berikutnya (pasal 16). Kemudian, Daud menghadapi Goliat si orang Filistin dan kemudian ia diangkat menjadi pahlawan nasional (pasal 17).
Daud melayani di pelataran raja Saul, menikahi putri Saul, dan berteman dengan putra Saul. Saul menjadi iri terhadap kesuksesan dan popularitas Daud, dan berupaya membunuhnya.
Daud pun kabur. Ia memulai suatu periode dalam kehidupannya yang penuh dengan petualangan, pesona, dan asmara. Disertai pertolongan surgawi, Daud tiap kali dapat menghindari upaya pembunuhan Saul (pasal 19-26). Sepanjang semua percobaan ini, Daud tetap mempertahankan integritasnya dan kesetiaannya kepada temannya, Yonatan.
Di bagian akhir kitab, Samuel dikisahkan telah meninggal dan Saul sendiri telah menjadi orang yang kehilangan arah. Pada malam sebelum pertempuran dengan Filistin, Saul berusaha mencari jawaban.
Karena telah menolak Allah, ia tidak menemukan bantuan dari surga. Ia kemudian mencari nasihat dari dukun. Di waktu upacara pemanggilan roh dilakukan, sosok yang mirip dengan Samuel muncul dan memberi nubuatan terakhir: Saul akan mati dalam pertempuran di hari esoknya.
Nubuatan ini terpenuhi; ketiga anak Saul, termasuk Yonatan mati dalam pertempuran, dan Saul bunuh diri.
Bayangan: Doa Hana di dalam 1 Samuel 2:1-10 menubuatkan beberapa istilah referensi kepada Kristus. Ia memuji Allah sebagai Gunung Batu (ayat 2), dan kita mengetahui dari Injil bahwa Yesus adalah Batu yang harus menjadi dasar dari rumah rohani kita.
Paulus menggambarkan Yesus sebagai “batu sandungan” bagi orang Yahudi (Roma 9:33). Kristus dijuluki “batu karang rohani” yang menyediakan minuman rohani bagi bangsa Israel di padang belantara. Sama halnya Ia menyediakan “air hidup” bagi jiwa kita (1 Korintus 10:4; Yohanes 4:10).
Doa Hana juga menyatakan Allah yang akan menghakimi hingga ujung dunia (2:10). Matius 25 :31-32 menggambarkan Yesus sebagai Anak Manusia yang akan datang dalam kemuliaan untuk menghakimi semua orang.
Praktek: Kisah mengenai Saul adalah pelajaran mengenai kesempatan yang disia-siakan. Disinilah seseorang yang mempunyai segala-galanya - kehormatan, otoritas, kekayaan, ketampanan, dan lebih banyak lagi. Akan tetapi, ia mati dalam keputusasaan, ketakutan kepada musuhnya dan dalam kesadaran bahwa ia telah gagal di hadapan bangsanya, keluarganya, dan Allahnya.
Saul membuat kesalahan ketika berpikir bahwa ia dapat menyenangkan Allah melalui ketidaktaatan. Seperti kebanyakan orang di jaman ini, ia percaya bahwa motivasi yang benar akan menutupi tindakan yang salah.
Mungkin kekuasaan telah membuatnya buta, sehingga ia lupa bahwa ia pun masih harus taat kepada peraturan yang berlaku. Ia menganggap ringan perintah Allah dan meninggikan pemikirannya sendiri di atas Allah. Di saat ia dihadapkan dengan kesalahan, ia pun masih berupaya membenarkan diri. Di saat itu, Allah sudah menolaknya (15:16-28).
Masalah Saul adalah masalah yang sering kita hadapi. Ketaatan kepada kehendak Allah merupakan titik awal kesuksesan. Jika dalam kesombongan dan tinggi hati kita membangkang melawan Allah, kita sedang mempersiapkan diri kepada kegagalan.
Sebaliknya, Daud di sisi lain, tidak tampak seperti sosok yang agung pada mulanya. Samuel pun hampir mengabaikannya (16:6-7). Tetapi, Allah meneliti hati seseorang dan melihat di dalam Daud seseorang yang hatinya menyerupai hati Allah (13:14).
Kerendahan hati dan integritas Daud, dipadukan bersama keberaniannya bagi Allah dan kesetiaannya dalam doa, patut menjadi teladan bagi kita semua.
Malam pak saya mau bertanya... Apakah disurga itu terbagi-bagi sesuai imannya?
Ada berbagai posisi di Sorga, Tuhan yang tentukan
koktradisi orang yahudi seperti orang Tionghoa sembahyang, mereka menyajikan daging2, makanan, minuman, buah2an, diatas meja sembahyangan pake hio.