Terima kasih Frau, hara, pembawaan yang indah dari dokumentasi penting melalui lirik yang indah dari Zubaidah Nungtjik. Di tengah masa 'habislah gelap terbitlah blackhole' seperti hari ini, upaya menghadirkan ingatan kolektif sangat berarti. Menghimpun kekuatan, membagi energi. Semoga, semoga kita dapat sampai di hari cuaca yang menerang nanti. Suatu hari, kan cerah pasti.
Baru baca ttg kasus perkembangan dr.Aafia Siddiqui trs muncul lagu ini. Nangis gk berhemti. Semoga semua org yg di fitnah, siksa dan diambil haknya segera mendapat kebebasan dan keadilan.
Tak terbayang orang-orang yang dianggap hama [sehingga harus disingkirkan dan diasingkan] oleh rezim militeristik Suharto seperti bu Zubaidah, memilih bertahan (melawan?) dengan cara indah nan merdu. Terima kasih banyak-banyak untuk hara dan frau, juga ibu-ibu Dialita yang telah membawakan lagu pengharapan ke telinga-telinga baru. Peluk hangat selalu. *) kata-kata ini saya pungut tanpa izin dari cuitan akun x @potretlawas
Tidak menyangka dua musisi ini akan berkolaborasi. Rara Sekar (Hara) dan Leli Yani (Frau) membawakan "Kabut Putih", lagu yang tumbuh dalam pengasingan, membawa kemelut perjuangan para penyintas '65. Seperti biasa, aransemen yang akan sudah dilupakan. Selamat mba Rara dan mba Leli..
Lagu-lagu yang meruang, menggemakan kesadaran, dengan kuas-kuasan suasana, kenang-kenangan, menarik-narik dan merajut benang-benang masalalu ke masa depan, masa depan ke masa lalu, yang sederhana ini seperti genre "Keping Kehidupan." Seperti episode-episode "Natsume Yūjin-chō" (Natsume's Book of Friends) yang sederhana namun mengesankan dan indah dalam kesederhanaannya; Padahal latar ceritanya adalah dunia mitos Rakyat Jepang yang disikapi ulang sebagai wadah cerita di era modern dalam tema persahabatan yang murni dan memurnikan bahkan menyembuhkan (yang mungkin utopis dan sudah sulit ditemukan [terutama di sikon Jepang kontemporer] sehingga harus diwakili, meredefinisi, memaknai ulang karakter-karakter Yokai [entitas supernatural Jepang] yang adalah mitos dan ditakuti oleh Rakyat kecil Jepang itu, sebagai perepresentasi dinamika persahabatan dan pertemanan, yang seringkali juga menguji serta mengandung kesulitan dan resiko tersendiri) ~~ kalau di kita jadinya justru... yah... begitulah (Gak tau kenapa, mungkin kecerdasan yang memang rata-rata kurang? Atau, yang terekpos adalah justru adalah orang-orang yang "bodoh" atau yang "masabodoh"? Gak tau harus menanggapi kayak apa yang begitu selain mematikan televisi dan menganggapnya tak ada :p). ...Ah, semangat, Rara. Mantap. Lagu-lagu yang keren. Sehat, sukses dan bahagia selalu. ❤🤍
Pada mulanya Nungtjik A.R. adalah tokoh yang amat penting dan berpengaruh di Palembang pada masa kemerdekaan. Tetapi, kabut tragedi politik dalam negeri begitu cepat, sehingga sang pencipta lirik lagu "Gending Sriwijaya" itu tidak terdengar lagi kabarnya pasca 65.
Jumat pagi,25 oktobet 2024. Ahhh indah sekali hari ku,meski hanya untuk saat ini. Akan aku terjang apapun yg di depan sambil terus dengar & tanam mantra di lagu ini "tapi lihat lah lihat,semakin terang cuaca🌥"
Terima kasih Frau, hara, pembawaan yang indah dari dokumentasi penting melalui lirik yang indah dari Zubaidah Nungtjik. Di tengah masa 'habislah gelap terbitlah blackhole' seperti hari ini, upaya menghadirkan ingatan kolektif sangat berarti. Menghimpun kekuatan, membagi energi. Semoga, semoga kita dapat sampai di hari cuaca yang menerang nanti. Suatu hari, kan cerah pasti.
Baru baca ttg kasus perkembangan dr.Aafia Siddiqui trs muncul lagu ini. Nangis gk berhemti. Semoga semua org yg di fitnah, siksa dan diambil haknya segera mendapat kebebasan dan keadilan.
Tak terbayang orang-orang yang dianggap hama [sehingga harus disingkirkan dan diasingkan] oleh rezim militeristik Suharto seperti bu Zubaidah, memilih bertahan (melawan?) dengan cara indah nan merdu. Terima kasih banyak-banyak untuk hara dan frau, juga ibu-ibu Dialita yang telah membawakan lagu pengharapan ke telinga-telinga baru. Peluk hangat selalu.
*) kata-kata ini saya pungut tanpa izin dari cuitan akun x @potretlawas
Ah indah sekali, hara dan frau! Selamat ulang tahun hara, semoga kebaikan dan hal-hal bahagia selalu mengiringi di hari-hari selanjutnya🌻
Dengar lagu ini, ada suasana mistis...❤
Terimakasih buat keindahan yang disajikan. Sehat sejahtera selalu.
Saya menitikkan air mata mendengar lagu ini 😢
Terima kasih untuk semua pihak yg kuat berjuang menghadapi ketidakadilan di dunia ini ❤
Sangat suka sekali dengan para musisi indie seperti ini, tidak ramai, riuh, tenang. Liriknya dalam, seolah mendengarkan puisi yang mudah dicerna.
Tidak menyangka dua musisi ini akan berkolaborasi. Rara Sekar (Hara) dan Leli Yani (Frau) membawakan "Kabut Putih", lagu yang tumbuh dalam pengasingan, membawa kemelut perjuangan para penyintas '65. Seperti biasa, aransemen yang akan sudah dilupakan. Selamat mba Rara dan mba Leli..
65 kami tak pernah lupa sejarah,keadilan karma
Lagu-lagu yang meruang, menggemakan kesadaran, dengan kuas-kuasan suasana, kenang-kenangan, menarik-narik dan merajut benang-benang masalalu ke masa depan, masa depan ke masa lalu, yang sederhana ini seperti genre "Keping Kehidupan." Seperti episode-episode "Natsume Yūjin-chō" (Natsume's Book of Friends) yang sederhana namun mengesankan dan indah dalam kesederhanaannya; Padahal latar ceritanya adalah dunia mitos Rakyat Jepang yang disikapi ulang sebagai wadah cerita di era modern dalam tema persahabatan yang murni dan memurnikan bahkan menyembuhkan (yang mungkin utopis dan sudah sulit ditemukan [terutama di sikon Jepang kontemporer] sehingga harus diwakili, meredefinisi, memaknai ulang karakter-karakter Yokai [entitas supernatural Jepang] yang adalah mitos dan ditakuti oleh Rakyat kecil Jepang itu, sebagai perepresentasi dinamika persahabatan dan pertemanan, yang seringkali juga menguji serta mengandung kesulitan dan resiko tersendiri) ~~ kalau di kita jadinya justru... yah... begitulah (Gak tau kenapa, mungkin kecerdasan yang memang rata-rata kurang? Atau, yang terekpos adalah justru adalah orang-orang yang "bodoh" atau yang "masabodoh"? Gak tau harus menanggapi kayak apa yang begitu selain mematikan televisi dan menganggapnya tak ada :p).
...Ah, semangat, Rara. Mantap. Lagu-lagu yang keren. Sehat, sukses dan bahagia selalu. ❤🤍
Pada mulanya Nungtjik A.R. adalah tokoh yang amat penting dan berpengaruh di Palembang pada masa kemerdekaan. Tetapi, kabut tragedi politik dalam negeri begitu cepat, sehingga sang pencipta lirik lagu "Gending Sriwijaya" itu tidak terdengar lagi kabarnya pasca 65.
Cantik, tenggelam bersama resah.. lagu ini cantik sekali
Selamat ulang tahun, hara! Terima kasih untuk kado di hari ulang tahunmu ini, indah sekali karyanya. 🌺
Terima kasih dan selamat ulang tahun
demi apalihat foto ini memyatu sekali antara lagu dan fotonyaa
Terima kasih, Hara. Selalu magis kalau nyanyi. Serasa dibawa ke jaman itu ❤
Sukses selalu ya ...
Ga pernah bosen sama karya2 Hara❤
Jumat pagi,25 oktobet 2024. Ahhh indah sekali hari ku,meski hanya untuk saat ini. Akan aku terjang apapun yg di depan sambil terus dengar & tanam mantra di lagu ini "tapi lihat lah lihat,semakin terang cuaca🌥"
Hara dan Frau perpaduan tiada tanding🫶
Tenang & indah banget lagu nya
Indah sekali ❤❤
Cantik banget.
Love Dialita, Hara, dan Frau. 💌
Ayo konser layar terkembang versi Jakarta kak. 🙏🌻
indah sekali
Bagus bangettt, Kak.
Semoga bisa dibawakan lagi di Kenduri selanjutnya (masih berharap akan ada).
SELALU MENUNGGU "LAYAR TERKEMBANG" EDISI-EDISI SELANJUTNYAA ❤❤❤
TIDAK PERNAH TIDAK MERINDING
indah banget :) makasih karya indahnya, panjang umur hara
Di kebun merenung,.. Mb Rara terbaiklah.. 🔥🔥🔥
Putar di kebon eanaaaak kali, angin-angin pagi membelai pelan. Seruput kopimu kawan 🌻
baguuuuuuuuuuuuuuussssssssssssssss
Frahara ❤🔥❤🔥
Hara & Frau dua2nya favorit saya, dan sekarang mereka berkolaborasi😍😍
samaaaaaaaaa
Ahh Indah sekali 🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
🖤🖤🖤
·Keren 🇮🇩👍
❤❤❤
❤❤
🍃🍃🍃
❤
wahh
kamp plantungan ini berada di pinggir kali lampir Plantungan, Kendal
better than banda neira 😂
oalah ternyata Jumat waktu Wellington
Hmm
⚘️🤍
❤❤❤