Kampung saya seperti apa yg d ceritakan pak gembul skitar 25 thn lalu, tapi.. sekarang gara2 PARTAI Bkn hanya 1 kampung!! 1 RT saja sekarang beda pilihan partai antar tetangga PUN, GA SALING SAPA, GA SALING KENAL.. YG dulu kampung guyup rukun sekarang jadi kampung SURAM
Akibat orasi dari partai jokosky terdahulu Kenapa partai bulan merah Mugen sukoyomi menang di kalangan bawah? Ya, karena itu deh Kek misionaris pergi ke suku suku pedalaman, nyebarin misi agama nya Sayang nya cara nyebarin nya itu jahat Pakai cara kebencian dan hasutan, berburuk sangka dan saling tuduh Daerah properti Bawa timun contoh nya
desa saya juga seperti itu waktu saya kecil, tepatnya sekitar 1997 di wonogiri, makanan pokok kami dulu adalah singkong yang di olah jadi nasi tiwul, terkadang di selingi dengan nasi jagung, kemudian mulai ada pandangan kalau orang yg gk makan nasi brarti dia seakan di stigma orang miskin, padahal nasi tiwul non gluten, tinggi serat, cocok untuk orang2 penderita diabetes, bangun rumah juga sama kya kata pak guru gembul, gk ada upah, semua satu desa gotong royong jika ada yg mau bangun rumah, kalaupun si tuan rumah miskin, maka tetangga akan bantu bawa lauk, sayur, nasi buat di makan bareng2 setelah gotong royong, memory yg masih sangat terkenang di kepala saya, sekarang sekali pengen makan nasi tiwul aja susah banget, jarang yg ada tepung singkong karna tiap panen di jual semua buat di tukar beras 😢 masyarakat alhamdulillah memang terbantu dengan bansos tiap bulan, tapi ada dampak negatif di mana warga saling iri karna yg kedaftar sering salah sasaran, walaupun orang kaya, rumah bagus, kebun luas, ternak banyak, asalkan dia masih kerabat RT/RW atau pejabat setempat pasti tetep dapat bansos
Pak guru, kehidupan yang pak guru bicarakan di video ini. Saya membayangkan kehidupan yang damai, yang indah dan membahagiakan. Sesuai seperti yang pernah dibilang Mbah Tejo, kalau kehidupan agraris masa lalu itu sungguh membahagiakan, dan menenangkan. Saya mempunyai impian, betapa indahnya kehidupan tradisional yang indah seperti itu. Saya sendiri, sangat memimpikan punya sebuah rumah yang sekitarnya ada tanah lapang rumput yang luas, ada pepohonan yang masih asri dan rimbun, memiliki berbagai binatang ternak, dan binatang binatang liar yang menghiasi sekitar. Kehidupan asri, kehidupan damai, kehidupan membahagiakan. Saya semakin yakin, kalau apa yang dibilang bung Karno tentang yang memecah belah Indonesia itu partai politik.
Saya juga selalu menginginkan hidup seperti itu.. waktu saya masih di pesantren ada sedikit nilai2 tersebut, dan saya sangat bersyukur pernah merasakan itu.. sekarang ketika bermasyarakat saya merasa asing di tengah orang yg lisannya mengatakan "jangan terlalu fokus kehidupan dunia, banyakin bersyukur, dan peduli sesama" padahal perilakunya sangat materialistis, dan konsep peduli sesama yg dimaksud adalah bagi2 uang.. saya sedih dan dalam satu waktu merasa kangen masa lalu padahal saya gk pernah mengalami masa lalu tersebut.
@ozzyajja3478 gimana ya, gini maksudnya Gua punya mimpi punya rumah di sebuah tempat yang masih sangat asri, banyak tanah lapang dan kadang rumput di sekitarnya, banyak pepohonan yang masih rimbun, ada berbagai burung burung liar, serangga serangga kaya capung, kupu-kupu, dll, dan bintang bintang liar yang masih ada di sekitar tanpa saling mengganggu. Pelihara ayam, bebek, kambing, dll kalau bisa. Dan bro, meskipun kita punya banyak bintang pelihara yang diniatkan untuk dipelihara bukan untuk dibisniskan, itu ga bisa dibilang juragan. Di desa, banyak orang yang pelihara kambing sampai 10-20 ekor, pelihara ayam sampai 20-30 ekor, pelihara bebek puluhan sampai ratusan ekor, pelihara sapi 1-10 ekor. Tapi nyatanya kehidupan mereka nggak kaya juragan. Mereka ngarit, buat cari makan, mereka juga kerja buat menghidupi kebutuhan mereka, apalagi kebanyakan dari mereka ga punya sawah. Yang mereka cari itu bukan hasil, tapi kesenangan dari memelihara binatang peliharaan itu. Tapi terserah apa yang kamu sebut sih, kalau di doanin jadi juragan mah cuma gua aminin aja🤭 Btw makasih bro dah mau komen😂😂😂
Kehidupan yg pak GG maksud dulunya ada di bekasi depok bogor namun tergerus oleh propaganda adu domba sifat nyinyir yg dibawa oleh pendatang2 dari luar yg awalnya cuma berdagang.
Saya merasa de javu dengan cerita pak guru gembul. saya waktu kecil sering berkunjung ke desa nenek, disana warganya hidup dengan bertani padi. suatu hari ada masyarakat yg mengeluh kok jalannya rusak. Sehingga tdk bisa mengangkut padi buat digiling. akhirnya warga desa sepakat buat membetulkan jalan dan jembatan, tidak sampai disitu. mereka bekerjasama dengan warga desa lain buat bikin jalan yg menghubungkan antar desa sampai ke jalan besar. setelah puluhan tahun akhirnya banjir besar. Biasanya desa tersebut tdk pernah banjir. Mungkin karena gunung didekat situ mulai ditambang. Tambang batu kapur untuk mepercantik hiasan rumah di kota2 besar. Akibat banjir tersebut jalan dan jembatan di tepi sawah jebol, sehingga tdk bisa dilewati warga. Warga mulai resah dengan jalan dan jembatan yg rusak, ada yg mengusulkan perbaikan jalan, tapi warga lain tdk sepakat harus menunggu dana dari pemerintah pusat. Mereka sudah tdk mau memperbaiki jalan lagi, mereka berkata ini tanggung jawab pemerintah, kita sudah kasih pajak pertanian dan pupuk, kita juga memeberikan harga ke bulog kok gak ada keuntungan di desa ini. Sepertinya pikiran warga sudah mulai berubah dari waktu dulu, cukup miris apa yg diperlukan warga harus menunggu pemerintah pusat buat dana desa buat perbaikan jalan dan jembatan desa, hasilnya jalan tetap rusak dan perekonomian warga jadi sulit karena dana desa belum turun turun.
Wah Persis! Menurutku itulah kehidupan kebanyakan kampung indonesia yg mungkin di tahun 2000an mulai punah. Yg masih ada sampai sekarang seperti Baduy Dalam di Banten
kampung seperti ini nyata adanya. Sekolah saya di Jakarta waktu tahun 2008(waktu itu saya SMA kelas 2) mengadakan program Live in di kampung sekitar Kabupaten Magelang. Saya tinggal di seorang bapak2 bengkel motor yg super sederhana. Bengkel satu2nya di Kampung tersebut. Padahal sekolah menugaskan kami untuk bantuin bapaknya kerja tapi bapaknya segan dan ramah bgt sama kami. Kami cuma disuruh main2 di perkampungan yg super luas dan asri tersebut. Lalu saya terkena culture shock yg saya tidak akan lupakan sampai sekarang... Yaitu isi angin ban ternyata GRATIS. Karena waktu itu teman2 saya semuanya yg ingin isi angin ban di bengkel saya tagih uang semua, kalau untuk orang kampungnya tetap gratis. Lalu si bapak bilang aduhhh dekk jangan begitu.
Dari 15 taun yg lalu saya juga punya rencana mau bikin kampung mandiri dimana kampung itu mau saya terapkan hal2 yg pak guru ceritakan tadi (sebelum berubah)...dimana bertani dengan efisien (pemanfaatan lahan tanam modern), punya pembangkit listrik tenaga air sendiri dan punya sekolah sendiri...mungkin sekolahnya gak bisa menghasilkan ijasah atau sejenisnya karena saya gak mau pake sistem pendidikan yg udah di terapkan pemerintah, tapi saya mau generasi selanjutnya dari kampung itu bisa bersaing di kota dengan pemahaman pendidikan dasar, gak gaptek tetapi mampu bijak menggunakan teknologi dan yg terpenting generasi muda nya itu memiliki sifat amanah...tapi ya gitu kendalanya, kalo ada pihak2 luar yg masuk itu membahayakan sistem yg udah ada di dalamnya kalo sudah berjalan dan bisa menggagalkan semuanya, tapi kalo di blokir orang luar buat masuk sama aja kayak anime attack on titan...😅
Mas, boleh kita kenalan. Koq sama ya kita, sayapun juga demikan dan bahkan kami sudah banyak melakukan kajian kajian tentang kampung mandiri tersebut. Bolehlah kita berdiskusi lebih lanjut. Untuk tempat, kami sudah berkoordinasi dengan warga desa yang tergerak oleh gagasan itu.
Hai bang, saya malah udah buat (di imajinasi)😂😅, dalam bentuk tulisan. Tentu nya di sosmed cuman ya draft aja. Saya buat daerah yg memiliki tingkat ketidak relevansinya dengan uang yang tinggi, dan dibuat hanya satu daerah atau daerah kecil yg metropolitan, itupun penduduknya rata2 dari daerah luar yg "gabut" cari kerja aja. Aku udah buat lambang kabupaten/kotanya.. daerah2nya.. luasnya.. sejarahnya.. sistem pemerintahannya.. layanan sosialnya.. dan saya bikin fokus utama tempat ini adalah kesehatan dan pendidikan. Jadi prioritas utama dan mengutamakan pendanaan ke hal2 ini dulu. Kesehatan mencakup makanan tentunya, karena berhubungan, pendidikan berperan sebagai pelestari budaya, literasi, media untuk memperoleh informasi, dan pemahaman mengenai apa saja yang ada di tempat mereka. Begitu juga dengan sekolahnya, untuk jenjang SD saya fokuskan pembelajarannya hanya di bidang IPA, Matematika, dan kesenian. IPA itu ya kayak biologi, untuk literasi kesehatan, olahraga/jasmani/obat-obatan/pengenalan yg berhubungan dengan kesehatan. Matematika untuk melatih kemampuan berhitung, bernalar, berpikir kritis, mengasah abstraksi, berlogika, dsb. Sementara kesenian mencakup kebudayaan, tari, musik, sejarah, dongeng, cerita2 ini itu, dan termasuk program studi exchange/comparation, menyanyi, dsj. Nah baru pas SMP, pada kelas 1 nya diperkenalin dasar2 mapel lain ini itu, alias transisi. Pas SMA baru full mapelnya seperti yang kita tahu. Pendidikan sendiri ada 2 jenis, jenis semacam vokasi, dan jenis semacam akademis. Yg vokasi biasanya dari awal sd kls 1 udah banyak praktek, langsung aja praktek dan hampir ga ada belajarnya(hampir ya..) biasanya ini yg mau jadi pekerja dan sekolah jenis ini jumlahnya mayoritas. Terus yg jenis kedua ini banyak belajarnya, biasanya yg sekolah disitu bertujuan menjadi akademisi. Nah di sisi lain, ada kursus, ya kayak bimbel belajar tapi ada juga kursus/program/volumteer/organisasi yg sifatnya eksekutif gitu. Numpang cerita aja bang😅
Alhamdulillah kampungku meski sudah di gerus kemodernan tapi gotong royong perbaikan jalan, buat rumah dan gotong rumah masih ada , menjamu tamu, makan bersama dan memperbaiki jalan bersama tetap lestari. Bahkan tidak ada sensitifitas terhadap agama bahkan aliran tertentu karena kami saling mengerti. Semoga kampungku tetap terus melestatikan budaya ini.
Sy kelahiran 2001. Ketika kecil kemana2 jalan kaki. Sy ketika sd pergi ke kebon bareng2 pulangnya bawa batang pohon bawanya dikepala, batang pohon ini ntar bakal dipake buat kayu bakar. Sungguh masih pelosok bgt. Untuk akses ke pasar itu biasanya naik motor (dikit yg punya), ataupun angkutan umum. Nah klo untuk pergi acara2 tertentu misal kyk nikahan, itu pakenya mobil pickup karna ya mobil biasa di desa itu ampir gaada. Ah seru bgt, sekarang tinggal kenangan :(
Keindahan yang pak guru ceritakan itu memang sangat menarik, sayangnya mau gak mau, kita dipaksa untuk terus keluar dr jalur dunia agraris apabila mau bersaing dengan negara negara besar, ironis tapi merupakan satu hal yg kita perlukan. Kita butuh sumberdaya dan ekonomi yang besar untuk bisa maju. Semoga kita semua baik baik saja
@bengethutagaol3446 iya bang setuju gua sama lu, gua cuman mandang permasalahan ini dr sisi lain. Anggaplah secara teori negara kita semuanya kaya orang desa itu (sebelum perpecahan), hidup kita bakal damai damai aja, cuman kita bakal kegiles sama negara lain karena industri kita lemah, sedangkan industrialization itu pasti matiin kolektivisme dan menjujung tinggi individualisme buat terus berinovasi. Jadi ironi karena kita pengen jadi kelompok yang kolektiv tapi dipaksa jadi individualis karena kita juga harus maju dan bisa mempertahankan kedaulatan negeri.
Mau gak mau Malah ngikutin ideologi kapitalis Noh lihat US negara maju kaya tapi rakyatnya banyak yg miskin dan jadi musuh pemerintah lu mau indo jadi kek gitu? Contoh eropalah mereka maju karena gotong royong jugak GK ada rumah disediakan pemerintah,dana tunjangan untuk lansia,sekolah sampe sarjana gratis walau pajak mereka tinggi mereka gk masalah asal generasi berikutnya berkualitas Karena mereka udah GK mentingin uang sebagai milik pribadi
Waktu aku kecil tahun 2000 dbawah tahun 2016 lah,klo ada gotong royong bangun rumah warga pasti rame, smpe pindahin rumah jga gtong royong.yg punya rumah sma jga yg disebutkan gugem ,gotong royong ini namanya sambatan...dlu masih pakai listrik tenaga surya😊.ahh sederhana sekali syahdu
Doktrin Multikulturalisme yang merusak arti #bhinneka_tunggal_Ika 😢 Dan merusak arti Pancasila 😢 Kampung yang dimaksud adalah kampung diseluruh Indonesia yang sekarang mulai berkembang 🙏 Terimakasih pak guru sudah menampar kita semua 😌 Politik hanya permainan belaka untuk merusak tatanan kehidupan masyarakat Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh🙏
"Politik hanya permainan belaka untuk merusak tatanan kehidupan masyarakat" Ajaran mana lagi ini? Diperadaban manapun, kalo gak ada pemimpin maka dapat dipastikan masyarakat itu akan kacau. Bahkan d suku pedalaman aja ada pemimpin adatnya nya dan pemimpin itu gak akan terputus dari yang namanya kekuasaan dan kekuasaan gak akan lepas dari politik.
@@foralizatengku9071tetapi yang dimaksud politik di sini adalah politik demokrasi ya siaran langsung diterapkan pada desa-desa tersebut Ada kemungkinan bakal rusak desa tersebut
@@foralizatengku9071disaat rakyat kecil berambisi untuk memajukan negara 😁 justru para aparat dan pejabat pejabat negara sibuk memakan uang rakyat 😁😁 jangan pernah berkata SAYA BANGGA JADI ORANG INDONESIA ,kenyataanya indonesia hancur karna ulah pegawai pegawai negara 😃😃
@@INDONESIAantiKAFIR jangan d pukul rata ya, masih banyak pegawai yang tulus Dan gak main belakang kek yang lu liat karena kebanyakan yang kek gitu jarang ada yang kaya, kalo pun kaya bisa jadi ada harta warisan 😆
Makanya rakyat indonesia jadi manja.. ga mau gotong royong, malah saling pamer, saling merendahkan, miris kan pak guru... harusnya kita hidup kaya cerita ini
jgn fokus nama kampungnya.. fokus lah hilangnya adab, rasa hormat, gotong royong dan saling mengasihi.. ayo gaes, rendahkan diri kita, mari saling sayang menyayangi..❤
Kata mamaku, Dulu dikampung kami seperti itu. Bayangkan perjalanan ke sekolah itu berangkat pagi, sore baru sampai (jalan kaki). Nanti pulang setelah berbulan-bulan. Ada hal menarik yang membuat saya kaget. Ada satu buah pulpen (mereknya Hero) yang di pakai almarhumah dari SR (sekolah rakjat) sampai pensiun jadi guru, dulu pulpen itu katanya dibeli oleh Nenek saya dengan cara ditukar 1 ekor kerbau🤣🤣🤣. Sekarang kalau 1 kerbau dibelikan pulpen snowman dapat berapa kira-kira??? Dalam hati saya "ternyata dulu almarhumah sekolah pake pulpen muaahal 😭
@@hudzaifahsyarief2178 Sebuah kampung di Kab. LUWU, SULAWESI SELATAN. dulu katanya sekolahnya di PALOPO, ibu kota Kab. LUWU waktu itu. Dulu di tempat kami ada namanya pemberontakan Kahar Muzakkar 🙂
Dulu kampung saya hidup dengan toleransi, namun suatu ketika ada pemilihan gub DKI yang sangat kental nuansa sara nya, ternyata berdampak besar bagi kampung saya, padahal kampung saya itu sangat jauh dari DKI, dan lekas para intoleran itu mengganti kepengurusan RT harus se agama dengan RT nya, dan sejak saat itu toleransi hanya sekedar ada di buku pelajaran sekolah saja
Landasan sistem sosialis ada peran besar dari buku tersebut. Kampung tersebut bukan dimana , tapi kampung tsb adalah kampung kita sendiri sebelum ketamakan datang secara halus yang lambat laun kita berubah menjadi puncak tertinggi rantai makanan.
Indonesia sebenernya memang punya 2 bagian, bagian yang memang ikut serta dalam kemajuan zaman dan bagian yang tetap pada tradisi dan sistem lama, harusnya peran pemerintah di sini hanya sebagi penyokong dan mediator saja, misal ada perbaikan jalan desa yang gotong-royong, pemerintah hanya membantu dari segi material agar lebih mudah didapatkan jika dibutuhkan, tentunya dengan perantara kepala suku. Demikian pula dengan para turis, pemerintah harusnya hanya "mengarahkan" saja, pengelolaan dan lain2 tetap diserahkan kepada kepala suku. Pemerintah harusnya tidak boleh ikut campur dalam sistem dalam desa tersebut.
Agaknya di sepanjang sisa hidup ini, saya akan terus berrmimpi Indonesiaku akan seperti harmoni di Kampung Babi. Sialnya, politik sialan itu merusak segalanya. B t w, sepertinya tayangan yang satu ini adalah episode terbaik, Tuan Guru. Terima kasih. 🙏🙏
Ini ada di wilayah Nusa Tenggara/Sulawesi/Maluku. Ini merujuk pada budaya kain tenun, perbedaan bahasa yg kompleks, mata pencaharian masyarakat, geografi, dan akses ke fasilitas umum.
Sepertinya di nusa tenggara kental dan beragam sekali akan corak tenunnya lebih tepatnya di NTT apalagi disebutkan pula warganya banyak memilihara babi, di NTT banyak yg seperti itu dan orangnya terkenal sangat welcome tapi ntah di mana spefisik NTT nya atau di pulau mana.... saya masih penasaran😅😂
Kampung nenek saya justru terjadi yg sebaliknya dulu pas kepala desanya org lain jalan² utama kampung itu rusak parah jalannya cuma batu² besar aja tapi semenjak bibi saya mencalonkan dan bneran jadi kepala desa disana jalanan kampung jadi aspal yg mulus dan ada pembangunan² fasilitas olahraga juga dan internet yang tadinya lemah juga jadi lebih baik
Kenapa aku meneteskan air mata mendengar kisah guru gmbul...aku teringat masa kecilku.sekarang aku sadar dengan masuknya listrik,masuknya teknologi justru merusak kehangatan warga desa bahkan kehngatan kluarga...dulu tiap mlm kluarga kumpul di dekat lampu teplok sambil mendengarkan nasehat2 orang tua,sekarang semua sibuk dwngan hp nya..dulu klo ada orng mninggal semua ikut mengurus prosesi pemakaman...bahkan bikin rumah pun gotong royong(rumah kayu)tapi lihatlah sekarang ..dulu tiap sore anak2 rame ngmpul bermain bersama...ga ada anak jajan..klo mau cemilan kita cari bareng2 di kebon2(jambu biji,jmbu air,beton kluwih,mangga pentil di cocol garam)aku bener2 merindukan masa2 itu
Sama sprti saya. Saya dulu di kampung anak yg polos, lugu dan biasa² ajah. Setelah dewasa usia 18th merantau ke kota jakarta. Sehari bertahan, seminggu bertahan, sebulan bertahan dan setahun benak mulai menghitam. Berubah jadi anak yg nakal, gengsian dan gak mau ketinggalan trend. Yahhh korban mode lah intinya.
@@mahapatihcakradiningrat gimana cara berpikinya tuh? Tau dari mana? Kan gak kenal, kan belum pernah ketemu, apa lagi nongkrong bareng!! Kan waktu saya di kampung gak gitu, merantau ke kota niatnya kerja cari uang, lah kok berubah jadi gitu? Ya karena lingkungan nya bro. Berarti lingkungan nya sebagai pelaku, saya yg berubah jadi korban. Begitu logika nya.
Kampung itu ada di wilayah NTT Soal gotong royong Tradisi gotong royong terkikis sejak masyarakat Indonesia "dikenakan" pada uang Di kampung saya dulu Jika ada yang mau bangun rumah Tetangga sekitar akan guyub melakukan gotong royong untuk buat pondasi Tetangga yang membantu tidak dibayar, cukup dikasih makan nasi tumpeng Tradisi gotong royong bangun rumah biasanya saat akan gali pondasi & naikkan kuda-kuda atap/genteng Tapi tradisi tersebut sekarang hilang, karena UANG Karena jika dikerjakan gotong royong para tukang & kuli bangunan akan berkurang pekerjaan (berkurang pula pendapatannya)
Di daerah saaya juga udah seperti itu. Masyarakat udah terkotak-kotak karena pilihan berbeda. Dan akibatnya saya alergi mau cerita soal politik. Bukannya mau apatis tapi kalau udah bicara politik, tensi jadi makin tinggi. Bukannya nambah temen, ini malah nambah musuh
Dulu aku sekolah di kampung pedalaman ikut nenek, dan semua cerita pak guru kerasa bnget, seolah2 aku bagian dari warga kampung itu semasa kecil, dan serasa aku yg anak motor teman pak guru tiap aku balik ke kampung nenek, dulu di kampung nenek sekitar 30 rumah, dan klo kesekolah harus jalan kaki 30 menit nyebrang sungai
Dulu di desa saya juga demikian,kisaran tahun 2007 akhir kami membangun Jembatan dari gotong royong masyarakat sendiri, dan masih awet sampai sekrang. dan saya tidak menyangka bahwa momen tersebut merupakan momen terakhir yang saya lihat mengenai kebersamaan gotong royong pembangunan antar masyarakat.
Assalamualaikum pak guru, saya izin request bahas tentang stereotip rakyat Indonesia yang menganggap tinggi pekerjaan2 yg seperti dokter, tentara, PNS dsb padahal pekerjaan di industri kreatif dll juga ga kalah bagus juga. Terimakasih pak guru atas perhatiannya a🙏
Jangan heran jika lapangan kerja di Indonesia kurang & Chindo² dominan di ekonomi, itu karena sejak 1970an orang Indonesia nggak didoktrin untuk jadi pengusaha. Sekarang lihat hasilnya Chindo² menguasai perekonomian bahkan perusahaan² nya besar semua. Itu karena mereka start duluan gak kayak kita yg startnya baru sekarang aja, di saat perusahaan besar seperti Astra, Wings, Indofood, Mayora, Cleo, dll sudah banyak & tak bisa diguncang perusahaan rintisan
Pekerjaan mereka penghasilannya sudah pasti, jelas pangsa pasarnya, dan juga terjamin di hari tua nya. Sekalipun kuli, buruh, tukang bangunan gajinya besar tapi kan tidak pasti kerja nya makanya gak heran masyarakat masih banyak yg belum mengakui 😅
@@arvidaditya2980 tapi kan indo butuh startup dan kalo ngandelin enaknya doang mah kapan selesainya. Mungkin gurgem bisa bahas gimana cara ubah mindset orang indo
POLITIK ternyata dilematis ya gess.. ditangan yg benar POLITIK jd sarana kemajuan yg nyata. tp ditangan orng2 jahat POLITIK Tak ubahnya sekedar sisi tajam PISAU yg diacung2 kan pd rakyat !!!! oknum2 intoleran dsb kebanyakan lahir dr POLITIK. Tega memecah belah,adu domba bahkan sesama suku hanya demi kekuasaaan
Lebih tepatnya mereka berpolitik tanpa berpikir, mereka cuma tau ambisi menjabat dan memperkaya diri sendiri. Mereka gak paham budaya, sistem masyarakat atau hal2 yang mendasar bagi manusia. Indonesia sebenernya memang punya 2 bagian, bagian yang memang ikut serta dalam kemajuan zaman dan bagian yang tetap pada tradisi dan sistem lama, harusnya peran pemerintah di sini hanya sebagi penyokong dan mediator saja, misal ada perbaikan jalan desa yang gotong-royong, pemerintah hanya membantu dari segi material agar lebih mudah didapatkan jika dibutuhkan, tentunya dengan perantara kepala suku. Demikian pula dengan para turis, pemerintah harusnya hanya "mengarahkan" saja, pengelolaan dan lain2 tetap diserahkan kepada kepala suku. Pemerintah harusnya tidak boleh ikut campur dalam sistem dalam desa tersebut.
@@yangpertama1370 yg tulus berpolitik rata2 kurang atau bahkan sulit terekspose .. gk afdol kalo benerin jalan gak pake koar2 pihak mana yg berjasa, bahkan sadar/nggak mahasiswa diajarkan hal yg sama ketika melakukan kebaikan di pelosok dgn mengimbuhkan nama universitas di patok2 area yg dibenahinya :/.andai parpol tak pernah lahir ahahahaa
@@driwiguna4946 rata2 yang begitu pemikir yang udah jengah dengan sistem di negara ini wkwk, lagian sebenernya Indonesia gak butuh parpol sebagai kendaraan, kendaraan politik itu banyak, gak cuma parpol, bisa aja kan para pemimpin langsung nyari penerus lewat kampus2, nyari bibit "unggul" pemikir, harusnya bisa dan pasti ada. Toh, balik lagi, para pemikir ini biasanya cenderung lebih "malas" berpolitik, waalau ada juga yang tetap ikut berpoltik.
@@driwiguna4946kira2 tepat kah jika kubilang, contoh lainnya adalah ketika kita memberi saran/ide kita diajarkan untuk minta dicatat nama kita sebagai pemberi saran/ide?
@@yangpertama1370lebih bodohnya lagi banyak orang pilih anis ,hanya karna anis jago bahasa inggris 😁😁 bayangkan ORANG sekelas VLADIMIR PUTIN gak bisa bahasa inggris ,tapi sukses memajukan negara ,di cintai rakyatnya 😃😃 jangan pada mau di tipu para politisi ,mending golput ,gak usah nyoblos 😁😁
Topic yg sangat fundamental dan sangat relate , Khususnya untuk partai politik yg seharusnya meninggalkatkan value pemilih bukan kuantitas nya. Cara merekalah yg merusak demokrasi saat ini yg sedikit lucu 😂. Semoga Filsafat gotong royong di gaungkan kembali agar orang-orang modern tidak lupa budaya asli Nusantara
Dulu juga saya di bali juga seperti apa yg diceritakan pak guru... Ada namanya megibung makan bersama sama.. keakraban erat terjalin ,beli makan diwarung entah itu muslim hindu itu biasa .. tepatnya setelah reformasi 1998 mulai berubah sangat berubah .. dulu teringat ketika ikut berjualan dipasar bapak saya bertegur sapa dipasar dgn orang orang hindu ataupun islam selalu hangat ..ada yg mengajak menginap makan bersama itu hal biasa... Namun sekarang suasana itu berbeda seperti senyum tapi ada yg hilang senyum tapi di belakang penuh kecurigaan dicampur ke khawatiran... Banyak istilah yg asing tidak familiar zaman dulu dan sekarang.. sekarang lebih inklusif bergaul dengan hanya sesama kelompok nya saja .. celah inilah yg dimanfaatkan politisi politisi bajingan ,bukan nya merangkul ayo kita bicara berdialog apa yg menjadi batu sandungan halangan rintangan permasalahan di kehidupan kita yg sekarang kenapa begitu berjarak... Alih alih untuk merangkul,oknum politsi itu malah memprovokasi dgn hal hal yg seharusnya bisa dibicarakan dgn tenang ..menjadi kecurigaan antar sesama demi mendulang popularitas dan pengikut yg militan setia untuk kepentingan pribadinya... Jujur sepertinya Indonesia belum siap untuk berdemokrasi...
Karena itulah aku benci sama partai politik tukang rusak pemikiran masyarakat ngaku-ngakunya pada agama ujung-ujungnya korupsi ngaku-ngaku Partai Nasional juga korupsi Partai politik isinya munafik semua
Menyimak postingan guru gembul yg spektakuker ini, saya sepakat bahwa sistem polituk yg berorientasi kpd kepentingan kekuasaan yg merusak tatanan ekososbudhankam, oleh karena itu saya usulkan supaya dikaji negera mono partai, pemilihan aleg dan pemimpin langsung dicalonkan tetapi hrs.dgn seleksi kelayakan calon yg ketat, contoh jika bakal calon pernah bohong 1 Kali saja, maka.batal dicalonkan
Kalo indonesia mau kayak gitu kuncinya cuma 1, indonesia harus tertutup dari dunia luar Pasti adat dan budaya masih ada sampe sekarang Tapi sisi negativenya kita susah berkembang. Paling ya itu, semua teknologi dan listri matiin aja dan kita hidup sederhana kayak dulu lagi.
Ada benarnya juga, bang. Singkirkan pengaruh politik, budaya, dan dongeng religi asing dari Indonesia... Akupun memilih ngga beragama lagi, dulunya Icelamp...😂
Kampung kampung di daerah tempat tinggalku, terbilang sudah cukup modern. Tapi untungnya kami sebagai warga masih tetap rukun bersama, gotong royong masih diterapkan, toleransi antara agama juga kuat. Kami sebagai warga bisa membedakan mana kepentingan bersama dan mana kepentingan pribadi, kalo pun ada partai atau sejenisnya yang masuk, maka kita dengarkan dan itu menjadi kepentingan pribadi.(Bahkan ada orang orang yang mendukung partai tertentu tapi tidak dipermasalahkan pendukung yang lainnya.) Sedangkan kepentingan bersama yaitu daerah kami. Maupun itu jalan, jembatan, sungai, kolam, pekuburan, dsbg. Itu kami rawat bersama sama, ya karena jelas kami semua menggunakan itu bersama sama.
Pa guru, coba bahas suku baduy yg banyak "diislamkan", tp mereka jdi keluar dr kampungnya, jauh dari keluarganya. Pdhal menurut sy suku baduy itu sosial kemasyarakatannya udah sangat tertata baik, adem ayem, minim konflik. Gara² para "misionaris islam" ini menurut sy kehidupan mrka ga jd lebih baik. Dr sudut pandang islam hal spti ini gimana?
Itu karena para pendakwah di sana tidak punya pemahaman yang komprehensif tentang apa itu budaya dan tentang kebudayaan masyarakat di sana. Tahunya cuma yang penting masuk Islam.
Sepertinya indah sekali kehidupan kampung tersebut sebelum mereka mengenal uang dan politik identitas, bagaikan anak anak yang selalu gembira hidupnya karena berada naungan keluarga yang baik dan cukup.
dulu waktu kecil sampai tamat SD saya hidup dilingkungn yg persis sama degan yg apa @gurugembul ceritakan, dipedalaman kalimantan, sampai sekarng kampung saya dulu masih ada tpi sekarang semenjak banyak perusahaan menginvasi kampung saya , kehidupan dikpung malah semakin tidak makmur lagi seperti dulu, hewan buruan sulit, lahan pertanian semkin sempit, n anak mudanya sdh tdk ada yg mau bertani lagi...
@@EdyKhangiya tuh, malah bilang katanya capres yang didukung SDM tinggi, masa SDM tinggi masih dibodohi kampanye bawa bawa agama sama politik identitas.
@@EdyKhangpak anis sebenarnya org yg berpendidikan dan berpikiran terbuka. Tp setelah di rasuki pks.... Anda bisa lihat sendri pak prabowo 2014 dan 2019 di bawah bayang2 pks dan skrng setelah lepas dr bayang2 pks. Atau bahkan k fahri hamzah, pentolan nya sndri. Org2 dkt pak prabowo yg mah dekat dg pks hanya tinggal fadlizon.
Pak guru bikin konten dong indahnya pedesaan indonesia di thn 70,80 an.. Sekaligus nostalgia.. Soalnya permainan anak anak, suasana desa, belum ada hp dan tv.. Ada pun tv cuma kepala desa yg punya.. Satu tv ditonton sekampung.. Rumah2 yg gak padet seperti sekarang.. Dan keindahan alam juga cuma sedikit partai.. Kalo ga salah dulu cuma 3 tapi yg dua ga begitu dikenal.. Karena kalo pemilihan dulu cuma partai kuning aja yg banyak anggotanya..
Perkembangan pesat suatu negara memang cenderung mempengaruhi semangat gotong royong di wilayah terpencil. Terkadang, fokus pada pertumbuhan ekonomi dan perkembangan perkotaan dapat mengurangi perhatian terhadap nilai-nilai tradisional seperti gotong royong di komunitas pedesaan. Namun, hal ini juga dapat tergantung pada kebijakan pemerintah dan upaya lokal untuk mempromosikan kerjasama masyarakat di wilayah terpencil tersebut. Salah satu solusi untuk mencegah pemecahan masyarakat adalah mempromosikan kesadaran akan pentingnya gotong royong dan nilai-nilai kebersamaan. Pendidikan masyarakat tentang nilai-nilai budaya dan kerja sama dapat memperkuat ikatan sosial. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga dapat mendukung program-program pembangunan di wilayah terpencil untuk meningkatkan kesejahteraan dan meminimalisir disparitas antar wilayah. Keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah, dapat memperkuat solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
Akarnya adalah modernisasi yang mengasumsikan kehidupan modern yang serba individualis dan materialis sebagai kehidupan yang lebih baik. Akhirnya manusia terjebak dalam masalah2 baru yang semakin kompleks yang sebenarnya diciptakan oleh manusia itu sendiri.
Sedih dan rindu selalu menginggapi ketika lintasan masa lalu hadir di dalam jiwa. Andai mesin waktu itu ada ingin ku kembali kepadanya dikala desa membawa kenikmatan cinta yang nyata 😢
Narasi yg ada divideo ini sudah pernah pak guru sampaikan divideo sebelumnya. Saya merasa sangat sedih karena memang faktanya masyarakat kita yg "bodoh" mau hidup dalam kemiskinan karena "dicekoki" pikiran bahwa pemerintah lah yg tanggung jawab dalam hidup mereka. Padahal kalau dipikirkan baik2 untuk hidup makmur dalam masyarakat kita tidak butuh pemerintah, justru pemerintah butuh kita dan tugas pemerintah lebih kearah pemimpin yg membina masyarakat untuk hidup teratur, juga menghubungkan antar masyarakat dalam skala nasional dan juga internasional. Masuknya pikiran kalau apa2 tuh tugas pemerintah justru membuat kita malas dan gk akan maju. Jujur saya tiap denger paslon yg membuat proyek apa2 gratis membuat saya kesal.
Bukan hasil dari membaca atau cerita tapi saya mengalami sendiri bhw ada suatu daerah yg persis seperti paparan Pak GurGem. Dan saya sangat menikmati suasana itu, lokasinya cukup jauh dr tempat tinggal saya harus nyebrang lautan utk menuju tempat itu masuk ke pedalaman melalui hutan asli dgn jalan tanah dan waktu 5 - 6 jam nonstop. Saat saya ke sana keadaannya terlihat seperti 20-30 thn kebelakang dgn pola hidup seperti paparan Pak GurGem (persis). Tapi saat ini sudah berubah jauh, mrk jadi materialis, bersaing dan pola hidup berubah. Perubahan tsb sebenarnya bukan hanya krn politik saja tetapi contoh kecil dgn seringnya kita mendatangi tempat itu dan kita bertemu dgn mereka itu sudah pengaruh. Sebagai orang kota tentunya kita memakai perlengkapan kebiasaan kita di kota, tanpa kita sadari itu menjadi menarik buat mereka. Dari keingintahuan menjadi ingin punya. Naah..itu terus berkembang ditambah dgn masuknya jaringan net, tayangan tv dan hp. Sulit utk mempertahankan pola hidup saudara kita yg dulu yg hidup itu bisa sederhana, cukup dan bahagia. Demikian Pak GurGem, semoga Pak Gurgem bisa main ke sana, yuuk..gass pol mang~~~
15 tahun yang lalu kampung saya orang² nya sering gotong royong, sampah ya dibersihin bareng, sekiranya sampah di sungai penuh bareng² kita bersihkan, pokoknya walaupun sekolah hari minggu doang liburnya, tapi justru minggu itu serasa rame, orang² pada keluar pada kumpul, arisan? Rame, bahkan dulu sering main dan boleh hutang ke warung, sekarang? Kebalikannya, minggu enggak ada bedanya sama hari biasa, saya bahkan disuruh buat ngehadirin arisan yang dimana cuma ada 3 orang termasuk saya. Bahkan warung berani deklarasikan bahwa gak boleh ngutang. Hilang esensi asli gotong royong kita😢
Yup inilah kehidupan masyarakat ideal yang ga didikte dengan uang. Saya senang dengan kehidupan yang toleran, gotong royong, dan polos banget... Politik itu kejam dan memecah belah, bahkan satu keluarga bisa tercerai-berai. Pak guru gembul meong nya lucu banget... Sering-sering ya meongnya yang lucu dan jinak ditampilkan
Ga jauh dari Ibukota pak Guru, Kasepuhan Banten Kidul (Ciptagelar, Cisungsang, Sinaresmi, Gelar Alam, dll) Salah satu kegiatannya yg masih dipertahankan : ua-cam.com/video/5T598rOALPc/v-deo.html
Cerita sy, sy tinggal di kaltim kebetulan sy ngontrak di kampung yg komunitasnya dari ntt, dalam lingkungan itu agama sy ( muslim ) walau kta, adalah minoritas, di 1 rt mungkin cuma 3 keluarga sj yg beragama muslim, dan ketika warga mayoritas mengadakan acara, mau acara keluarga atau ke agamaan sy selau di undang, bahkan waktu ada acara sukuran / berterimakasih pada tuhan atas anaknya yg pulus kuliah sy di undang dan di ajak doa bersama, dan yg membuat sy takjub makan kami di pisah kan bahkan di kasih tempat husus l dengan makanan yg halal, sampai saat ini sy betah di tempat itu karna toleransinya sangat tinggi dan salaing menghargai.
Ayoo pk Guru , dan kalian orang" yg pintar Indonesia ikhlaskan hati dan jiwa kalian untuk PINTARKAN BANGSA ini , tanpa menggusur cultur/ budaya luhur dari bangsa kita ...tanpa menghapus kearifan" / kebijaksanaan lokal daerah setempat Jangan sekali" korupsi dinegeri ini , karena korupsi adalah salah satu penyakit parah di negeri ini ... Ingat TUHAN tidak tidur !!!
Saya pernah ke tempat seperti itu 2016. Pulau kecil sekali dan memang seperti itu. Gaji saya mengajar disana tidak pernah saya ambil saking g guna nya duit disana. 😅. Tapi sejak wifi masuk mulai deh keanehan yg wajar didaerah kita ada disana 😅
pertama kampung itu harus agraris yang sangat tergantung dengan alam kedua penghuninya yang homogen dan ada ikatan darah (sesuku) atau perkawinan kedua kampung tersebut terletak dipedalaman/terpencil yang aksesnya susah untuk dijangkau oleh orang, barang dan informasi keempat mobilitas penduduk baik keluar atau masuk rendah atau nyaris tidak ada karena faktor2 tersebut tingkat kepercayaan dan ketergantungan antar sesama penghuni sangat tinggi sehingga mereka harus rukun dan bahu membahu berkerja sama untuk kepentingan bersama mungkin kehidupan utopia semacam ini yang diinginkan oleh Pol Pot dan khimer merah ketika melaksanakan revolusi year zero yang memaksa masyarakat kamboja untuk kembali ke kehidupan agraris dan menutup akses dari dunia luar
Kampung saya sudah masuk moderenisai...tp untuk kebersamaan masih bagus...rumah rusak diperbaiki bersama...warga sakit tanggung jawab bersama...jalan rusak warga yg di perbaiki bersama. punya uang kas tersendiri yg di kluarkan warga. 500 rp tiap harinya..biasa untuk kegiatan sosial...hmpir semua partai masuk kedesa tapi ya biasa" aj..alhamduilah gk segitunya bngt..
Pak guru, apakah sudah ada pembahasan mengenai ada daerah oblast otonom jews (provinsi khusus isinya dominan yahudi). Soalnya aku penasaran, kenapa rusia bisa membuat daerah otonom khusus yahudi yang terletak di timur rusia berbatasan dengan pojok timur china? Apakah ada kaitannya dengan geopolitik rusia dan china jadi allies saat perang dunia 2? Terima kasih
Oblast/provinsi khusus yahudi di rusia itu klo gasalah diciptain jaman stalin, karna pada jaman itu pernh ada kasus "plot dokter yahudi" dmn beberapa dokter kepercayaan stalin yg msih berdarah yahudi diduga mao kudeta dia dgn ngasih racun, dgn hal itu alhasil stalin malah besar dan mulai ngumpulin orang2 yahudi dan turunan yahudi di seluruh soviet buat diasingkan "sejenis ghetto/camp konsentrasi" ala nazi di wilayah timur rusia , karna peristiwa ini sebagian yahudi rusia jg kabur ke US dan israel
Kesimpulan pribadi saya soal video ini pa, Fitrah nya manusia sudah di berikan banyak hal2 positif dalam diri, seperti toleransi, empati, gotong royong, ramah, persatuan.. Tetapi dengan semakin berkembangnya jaman, dan pola pikir manusia, kehidupan2 ideal yg datang dari qolbu manusia mulai keruh bercampur pemikiran2 dan kepentingan dunia modern.. Pertanyaan nya, manusia bagaimana pun semaju sekarang, moral kita semakin berkembang atau malah turun?
Jawaban pribadi saya: Setiap masa punya plus minusnya masing-masing. Kemajuan zaman itu tidak lebih baik dan tidak lebih buruk, tapi hanya menambah kerumitan (complexity) nya saja. Zaman dulu: Mau teleponan mesti keluar rumah agak jauh buat cari signal. Sekarang: Apa2 mudah karena ada internet, koneksi lancar, tapi malah banyak hoax atau orang saling serang wkwkwk. Maaf kalo agak gak nyambung.
ada yang namanya kesadaran asali dan ada kesadaran palsu. Kesadaran asali memuaskan rohani karena muncul dari dalam diri. kesadaran palsu muncul dari materi atau dari luar diri untuk kepuasan sesaat. hari ini, kapitalisme memenuhi kebutuhan palsu kita. seolah dengan uang semua kebutuhan terpenuhi. dengan semua ketersediaan kita merasa bisa hidup sendiri. kita lupa bahwa rohani kita semakin kering. pendapat saya
Apakah jika mental Feodal harus dihilangkan? Kita seharusnya bergantung hanya dipimpin oleh ketua RT/RW saja. Gakusah mengharapkan pertolongan Presiden dan Gubernur. Dan peran ketua RT/RW adalah yg menerima laporan dan Tetap Turun Dilapangan Untuk Mengarahkan dan Beraama Memberikan Jasa Untuk menolong salah satu Tetangga/Warh
Demokrasi ada ketika Negara sudah Maju. Ketika SumberDaya Manusianya Tinggi menjadikan Banyaknya Pandangan Terbuka karena semua Masyarakat nya Kritis dan Menerima Kemajuan. Indonesia itu Feodalisme kolonial Belanda berkedok Demokrasi??
Mungkin di Eropa dulu juga kehidupannya gotong royong namun berubah ketika ada sistem keuangan. Mungkin untuk mempermudah pertukaran jasa atau barang, namun dampaknya berkelanjutan.
Dalam hati saya,selalu ingin ke masa 100 thn yg lalu....sepertinya lebih damai....tuntutan hidup sedikit barangkali apalagi tekanan pekerjaan di kantor 😪
@@bc3620 iya jaman sekarang udah kebentuk stikma di masyarakat kalau punya anak yg kelainan lbgt jangan di bawa ke pondok nanti makin parah tapi faktanya di pondok memanf bgtu
Persis ! Yg terjadi di kampung istri saya. Beberapa desa di pandeglang sudah gak ada lagi yg mau gotong royong memperbaiki jalan yg disebut jalan kabupaten dan jalan desa. Karena tau ada dananya dari pemerintah. Masyarakat juga terbelah gegara pilkades dan pilpres. Panitia hari besar nasional maupun agama diisi oleh orang2 yg sepemahaman saja
sya jga anak era 90an anak kampung dalam sebelum listrik masuk kampung2 di terangi lentera bahan bakar minyak tanah terdengar di kampung2 org mengaji damai sekali,tapi perubahan cepat terjadi listrik masuk,radio masuk,tv masuk ahir nya kampung yg dulu terasa sunyi yg dihiasi suara jangkrik kini bising dg suara kendaraan dan terasa persaingan muncul dalam kehidupan sistim gotong royong juga sudah tidak ada terasa sekali org yg punya uang yg berkuasa..😢
untuk episode yg ini saya 100% manggut² sama GuGem, sambil nahan air di mata ini untuk tidak jatuh, selamatkan Indonesia kami duhai Rabb Gusti Maha Rohman Rohiim..
Pak guru kenapa kartel Meksiko terlalu kuat dan bahkan Amerika Serikat yang berbatasan dengan Meksiko ga berani nyerang Meksiko untuk memberantas kartel yang udah bikin banyak rakyat Amerika jadi zombie karena narkoba?
Uang merubah segalanya, kalau zaman dulu orang membantu karena saling membutuhkan (saling membantu berupa tenaga ) kalau sekarang orang akan membantu kalau ada uangnya.
Ingat saya SMP tahun 1980 sd 1983, sepatu di dalam tas, dipakai jika sudah dekat sekolah butuh 1,5 jam jalan kaki dan menyeberang sungai yg besar ada 3 sungai dan dan 3 sungai yg kecil
Kampung saya seperti apa yg d ceritakan pak gembul skitar 25 thn lalu, tapi.. sekarang gara2 PARTAI Bkn hanya 1 kampung!! 1 RT saja sekarang beda pilihan partai antar tetangga PUN, GA SALING SAPA, GA SALING KENAL.. YG dulu kampung guyup rukun sekarang jadi kampung SURAM
waduuh parah nih parah
Apalagi partainya banyak
Akibat orasi dari partai jokosky terdahulu
Kenapa partai bulan merah Mugen sukoyomi menang di kalangan bawah?
Ya, karena itu deh
Kek misionaris pergi ke suku suku pedalaman, nyebarin misi agama nya
Sayang nya cara nyebarin nya itu jahat
Pakai cara kebencian dan hasutan, berburuk sangka dan saling tuduh
Daerah properti Bawa timun contoh nya
Paling bener adalah : hapus partai
Weleh weleh weleh... Itu daerah mana itu.. Parah bgt ya astagfirullah...
desa saya juga seperti itu waktu saya kecil, tepatnya sekitar 1997 di wonogiri, makanan pokok kami dulu adalah singkong yang di olah jadi nasi tiwul, terkadang di selingi dengan nasi jagung, kemudian mulai ada pandangan kalau orang yg gk makan nasi brarti dia seakan di stigma orang miskin, padahal nasi tiwul non gluten, tinggi serat, cocok untuk orang2 penderita diabetes,
bangun rumah juga sama kya kata pak guru gembul, gk ada upah, semua satu desa gotong royong jika ada yg mau bangun rumah, kalaupun si tuan rumah miskin, maka tetangga akan bantu bawa lauk, sayur, nasi buat di makan bareng2 setelah gotong royong,
memory yg masih sangat terkenang di kepala saya, sekarang sekali pengen makan nasi tiwul aja susah banget, jarang yg ada tepung singkong karna tiap panen di jual semua buat di tukar beras 😢
masyarakat alhamdulillah memang terbantu dengan bansos tiap bulan, tapi ada dampak negatif di mana warga saling iri karna yg kedaftar sering salah sasaran, walaupun orang kaya, rumah bagus, kebun luas, ternak banyak, asalkan dia masih kerabat RT/RW atau pejabat setempat pasti tetep dapat bansos
tiwul karena gag ada beras, makanan pokok yang terpaksa keadaan kalau sekarang ya beras
Sekarang sdh pada kehilangan nasi thiwul, nasi jagung, pada makan nasi beras, kalo beras mahal kaya gini sambaaatttttt 😅😅😅😅😅😅
@@sambelterasi4860 padahal beras itu tidak lebih sehat dibandingkan tiwul, tetapi kenapa justru pilih makanan yang tidak lebih sehat?.
@@amirsarifudin16 tiwul ribet coba aja bikin buat makan semingu tar juga ngeluh 😂
@@sambelterasi4860 yang ngeluh kan anda, bukan saya
Pak guru, kehidupan yang pak guru bicarakan di video ini. Saya membayangkan kehidupan yang damai, yang indah dan membahagiakan. Sesuai seperti yang pernah dibilang Mbah Tejo, kalau kehidupan agraris masa lalu itu sungguh membahagiakan, dan menenangkan.
Saya mempunyai impian, betapa indahnya kehidupan tradisional yang indah seperti itu. Saya sendiri, sangat memimpikan punya sebuah rumah yang sekitarnya ada tanah lapang rumput yang luas, ada pepohonan yang masih asri dan rimbun, memiliki berbagai binatang ternak, dan binatang binatang liar yang menghiasi sekitar. Kehidupan asri, kehidupan damai, kehidupan membahagiakan.
Saya semakin yakin, kalau apa yang dibilang bung Karno tentang yang memecah belah Indonesia itu partai politik.
Saya juga selalu menginginkan hidup seperti itu.. waktu saya masih di pesantren ada sedikit nilai2 tersebut, dan saya sangat bersyukur pernah merasakan itu.. sekarang ketika bermasyarakat saya merasa asing di tengah orang yg lisannya mengatakan "jangan terlalu fokus kehidupan dunia, banyakin bersyukur, dan peduli sesama" padahal perilakunya sangat materialistis, dan konsep peduli sesama yg dimaksud adalah bagi2 uang.. saya sedih dan dalam satu waktu merasa kangen masa lalu padahal saya gk pernah mengalami masa lalu tersebut.
@ozzyajja3478 gimana ya, gini maksudnya
Gua punya mimpi punya rumah di sebuah tempat yang masih sangat asri, banyak tanah lapang dan kadang rumput di sekitarnya, banyak pepohonan yang masih rimbun, ada berbagai burung burung liar, serangga serangga kaya capung, kupu-kupu, dll, dan bintang bintang liar yang masih ada di sekitar tanpa saling mengganggu. Pelihara ayam, bebek, kambing, dll kalau bisa. Dan bro, meskipun kita punya banyak bintang pelihara yang diniatkan untuk dipelihara bukan untuk dibisniskan, itu ga bisa dibilang juragan. Di desa, banyak orang yang pelihara kambing sampai 10-20 ekor, pelihara ayam sampai 20-30 ekor, pelihara bebek puluhan sampai ratusan ekor, pelihara sapi 1-10 ekor. Tapi nyatanya kehidupan mereka nggak kaya juragan. Mereka ngarit, buat cari makan, mereka juga kerja buat menghidupi kebutuhan mereka, apalagi kebanyakan dari mereka ga punya sawah. Yang mereka cari itu bukan hasil, tapi kesenangan dari memelihara binatang peliharaan itu.
Tapi terserah apa yang kamu sebut sih, kalau di doanin jadi juragan mah cuma gua aminin aja🤭
Btw makasih bro dah mau komen😂😂😂
Kehidupan yg pak GG maksud dulunya ada di bekasi depok bogor namun tergerus oleh propaganda adu domba sifat nyinyir yg dibawa oleh pendatang2 dari luar yg awalnya cuma berdagang.
Aku mau bikin koloni di pulau terpencil, apakah anda mau ikut hidup disitu? Tradisional dan alami, tanpa UANG
Saya pernah merasakan hidup di kampung.seperti yang pak gugem paparkan.tapi bukan kampung tersebut ..
Saya merasa de javu dengan cerita pak guru gembul. saya waktu kecil sering berkunjung ke desa nenek, disana warganya hidup dengan bertani padi. suatu hari ada masyarakat yg mengeluh kok jalannya rusak. Sehingga tdk bisa mengangkut padi buat digiling. akhirnya warga desa sepakat buat membetulkan jalan dan jembatan, tidak sampai disitu. mereka bekerjasama dengan warga desa lain buat bikin jalan yg menghubungkan antar desa sampai ke jalan besar. setelah puluhan tahun akhirnya banjir besar. Biasanya desa tersebut tdk pernah banjir. Mungkin karena gunung didekat situ mulai ditambang. Tambang batu kapur untuk mepercantik hiasan rumah di kota2 besar. Akibat banjir tersebut jalan dan jembatan di tepi sawah jebol, sehingga tdk bisa dilewati warga. Warga mulai resah dengan jalan dan jembatan yg rusak, ada yg mengusulkan perbaikan jalan, tapi warga lain tdk sepakat harus menunggu dana dari pemerintah pusat. Mereka sudah tdk mau memperbaiki jalan lagi, mereka berkata ini tanggung jawab pemerintah, kita sudah kasih pajak pertanian dan pupuk, kita juga memeberikan harga ke bulog kok gak ada keuntungan di desa ini. Sepertinya pikiran warga sudah mulai berubah dari waktu dulu, cukup miris apa yg diperlukan warga harus menunggu pemerintah pusat buat dana desa buat perbaikan jalan dan jembatan desa, hasilnya jalan tetap rusak dan perekonomian warga jadi sulit karena dana desa belum turun turun.
Wah Persis!
Menurutku itulah kehidupan kebanyakan kampung indonesia yg mungkin di tahun 2000an mulai punah.
Yg masih ada sampai sekarang seperti Baduy Dalam di Banten
kampung seperti ini nyata adanya. Sekolah saya di Jakarta waktu tahun 2008(waktu itu saya SMA kelas 2) mengadakan program Live in di kampung sekitar Kabupaten Magelang. Saya tinggal di seorang bapak2 bengkel motor yg super sederhana. Bengkel satu2nya di Kampung tersebut. Padahal sekolah menugaskan kami untuk bantuin bapaknya kerja tapi bapaknya segan dan ramah bgt sama kami. Kami cuma disuruh main2 di perkampungan yg super luas dan asri tersebut. Lalu saya terkena culture shock yg saya tidak akan lupakan sampai sekarang... Yaitu isi angin ban ternyata GRATIS. Karena waktu itu teman2 saya semuanya yg ingin isi angin ban di bengkel saya tagih uang semua, kalau untuk orang kampungnya tetap gratis. Lalu si bapak bilang aduhhh dekk jangan begitu.
Gugem halu
Dirumah sy msih gt, krna kenal juga masih satu dusun, selalu gratis isi ban 😂
💯
Wah nonton ini juga bang sab, aku viewrsmu kwwk
Dari 15 taun yg lalu saya juga punya rencana mau bikin kampung mandiri dimana kampung itu mau saya terapkan hal2 yg pak guru ceritakan tadi (sebelum berubah)...dimana bertani dengan efisien (pemanfaatan lahan tanam modern), punya pembangkit listrik tenaga air sendiri dan punya sekolah sendiri...mungkin sekolahnya gak bisa menghasilkan ijasah atau sejenisnya karena saya gak mau pake sistem pendidikan yg udah di terapkan pemerintah, tapi saya mau generasi selanjutnya dari kampung itu bisa bersaing di kota dengan pemahaman pendidikan dasar, gak gaptek tetapi mampu bijak menggunakan teknologi dan yg terpenting generasi muda nya itu memiliki sifat amanah...tapi ya gitu kendalanya, kalo ada pihak2 luar yg masuk itu membahayakan sistem yg udah ada di dalamnya kalo sudah berjalan dan bisa menggagalkan semuanya, tapi kalo di blokir orang luar buat masuk sama aja kayak anime attack on titan...😅
Bikin rusun atau pesantren ajah
Banyak pesantren dan padepokan yg konsepnya kayak gitu.
Mas, boleh kita kenalan. Koq sama ya kita, sayapun juga demikan dan bahkan kami sudah banyak melakukan kajian kajian tentang kampung mandiri tersebut. Bolehlah kita berdiskusi lebih lanjut. Untuk tempat, kami sudah berkoordinasi dengan warga desa yang tergerak oleh gagasan itu.
dibikin jadi Negara Heaven Tax aja buat jadi pendapatan
Hai bang, saya malah udah buat (di imajinasi)😂😅, dalam bentuk tulisan. Tentu nya di sosmed cuman ya draft aja. Saya buat daerah yg memiliki tingkat ketidak relevansinya dengan uang yang tinggi, dan dibuat hanya satu daerah atau daerah kecil yg metropolitan, itupun penduduknya rata2 dari daerah luar yg "gabut" cari kerja aja. Aku udah buat lambang kabupaten/kotanya.. daerah2nya.. luasnya.. sejarahnya.. sistem pemerintahannya.. layanan sosialnya.. dan saya bikin fokus utama tempat ini adalah kesehatan dan pendidikan. Jadi prioritas utama dan mengutamakan pendanaan ke hal2 ini dulu. Kesehatan mencakup makanan tentunya, karena berhubungan, pendidikan berperan sebagai pelestari budaya, literasi, media untuk memperoleh informasi, dan pemahaman mengenai apa saja yang ada di tempat mereka.
Begitu juga dengan sekolahnya, untuk jenjang SD saya fokuskan pembelajarannya hanya di bidang IPA, Matematika, dan kesenian.
IPA itu ya kayak biologi, untuk literasi kesehatan, olahraga/jasmani/obat-obatan/pengenalan yg berhubungan dengan kesehatan. Matematika untuk melatih kemampuan berhitung, bernalar, berpikir kritis, mengasah abstraksi, berlogika, dsb. Sementara kesenian mencakup kebudayaan, tari, musik, sejarah, dongeng, cerita2 ini itu, dan termasuk program studi exchange/comparation, menyanyi, dsj. Nah baru pas SMP, pada kelas 1 nya diperkenalin dasar2 mapel lain ini itu, alias transisi. Pas SMA baru full mapelnya seperti yang kita tahu.
Pendidikan sendiri ada 2 jenis, jenis semacam vokasi, dan jenis semacam akademis. Yg vokasi biasanya dari awal sd kls 1 udah banyak praktek, langsung aja praktek dan hampir ga ada belajarnya(hampir ya..) biasanya ini yg mau jadi pekerja dan sekolah jenis ini jumlahnya mayoritas. Terus yg jenis kedua ini banyak belajarnya, biasanya yg sekolah disitu bertujuan menjadi akademisi. Nah di sisi lain, ada kursus, ya kayak bimbel belajar tapi ada juga kursus/program/volumteer/organisasi yg sifatnya eksekutif gitu.
Numpang cerita aja bang😅
numpang ikut.. undang saya... stress hidup dikota 😢
yang dijelaskan pak Guru sangat relevan dengan kehidupan di daerah. ayok kita share video ini.
Alhamdulillah kampungku meski sudah di gerus kemodernan tapi gotong royong perbaikan jalan, buat rumah dan gotong rumah masih ada , menjamu tamu, makan bersama dan memperbaiki jalan bersama tetap lestari. Bahkan tidak ada sensitifitas terhadap agama bahkan aliran tertentu karena kami saling mengerti. Semoga kampungku tetap terus melestatikan budaya ini.
INI SEMUA GARA2 ANIES YANG MEMULAI POLITIK IDENTITAS. ANIES PENGHANCUR BANGSA INI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! BALIKIN KE YAMAN!!!
Kampung mana bang..
@@dennyseftiawan1109 kampung sungai nibung bang
@@Ezzad06 wah bersyukur bro!! Klo bisa pertahankan dan dilestarikan hubungan sosial yg kyk gtu👍👍
Alhamdulillah, pokoknya harus dilestarikan. Tidak boleh tercemar👍
Kesimpulan ... Jangan memilih pemimpin yg didukung oleh kelompok intoleran ... Berbahaya bagi keberagaman .... Cumunguuuttt 💪
Jgan plih wowo dan ganjar pokoknya
Sy kelahiran 2001. Ketika kecil kemana2 jalan kaki. Sy ketika sd pergi ke kebon bareng2 pulangnya bawa batang pohon bawanya dikepala, batang pohon ini ntar bakal dipake buat kayu bakar. Sungguh masih pelosok bgt. Untuk akses ke pasar itu biasanya naik motor (dikit yg punya), ataupun angkutan umum. Nah klo untuk pergi acara2 tertentu misal kyk nikahan, itu pakenya mobil pickup karna ya mobil biasa di desa itu ampir gaada. Ah seru bgt, sekarang tinggal kenangan :(
Keindahan yang pak guru ceritakan itu memang sangat menarik, sayangnya mau gak mau, kita dipaksa untuk terus keluar dr jalur dunia agraris apabila mau bersaing dengan negara negara besar, ironis tapi merupakan satu hal yg kita perlukan. Kita butuh sumberdaya dan ekonomi yang besar untuk bisa maju. Semoga kita semua baik baik saja
Kampung naga tasik malaya..mungkin..😅
Pesannya bukan itu, ini masalah perpecahan karena politik.
@bengethutagaol3446 iya bang setuju gua sama lu, gua cuman mandang permasalahan ini dr sisi lain. Anggaplah secara teori negara kita semuanya kaya orang desa itu (sebelum perpecahan), hidup kita bakal damai damai aja, cuman kita bakal kegiles sama negara lain karena industri kita lemah, sedangkan industrialization itu pasti matiin kolektivisme dan menjujung tinggi individualisme buat terus berinovasi. Jadi ironi karena kita pengen jadi kelompok yang kolektiv tapi dipaksa jadi individualis karena kita juga harus maju dan bisa mempertahankan kedaulatan negeri.
Iya betul. Intinya adalah persatuan yang dipecah@@bengethutagaol3446
Mau gak mau
Malah ngikutin ideologi kapitalis
Noh lihat US negara maju kaya tapi rakyatnya banyak yg miskin dan jadi musuh pemerintah lu mau indo jadi kek gitu?
Contoh eropalah mereka maju karena gotong royong jugak
GK ada rumah disediakan pemerintah,dana tunjangan untuk lansia,sekolah sampe sarjana gratis walau pajak mereka tinggi mereka gk masalah asal generasi berikutnya berkualitas
Karena mereka udah GK mentingin uang sebagai milik pribadi
Waktu aku kecil tahun 2000 dbawah tahun 2016 lah,klo ada gotong royong bangun rumah warga pasti rame, smpe pindahin rumah jga gtong royong.yg punya rumah sma jga yg disebutkan gugem ,gotong royong ini namanya sambatan...dlu masih pakai listrik tenaga surya😊.ahh sederhana sekali syahdu
Doktrin Multikulturalisme yang merusak arti #bhinneka_tunggal_Ika 😢
Dan merusak arti Pancasila 😢
Kampung yang dimaksud adalah kampung diseluruh Indonesia yang sekarang mulai berkembang 🙏
Terimakasih pak guru sudah menampar kita semua 😌
Politik hanya permainan belaka untuk merusak tatanan kehidupan masyarakat
Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh🙏
"Politik hanya permainan belaka untuk merusak tatanan kehidupan masyarakat" Ajaran mana lagi ini? Diperadaban manapun, kalo gak ada pemimpin maka dapat dipastikan masyarakat itu akan kacau. Bahkan d suku pedalaman aja ada pemimpin adatnya nya dan pemimpin itu gak akan terputus dari yang namanya kekuasaan dan kekuasaan gak akan lepas dari politik.
Udah terwakil kan ... Trimakasih
@@foralizatengku9071tetapi yang dimaksud politik di sini adalah politik demokrasi ya siaran langsung diterapkan pada desa-desa tersebut Ada kemungkinan bakal rusak desa tersebut
@@foralizatengku9071disaat rakyat kecil berambisi untuk memajukan negara 😁 justru para aparat dan pejabat pejabat negara sibuk memakan uang rakyat 😁😁 jangan pernah berkata SAYA BANGGA JADI ORANG INDONESIA ,kenyataanya indonesia hancur karna ulah pegawai pegawai negara 😃😃
@@INDONESIAantiKAFIR jangan d pukul rata ya, masih banyak pegawai yang tulus Dan gak main belakang kek yang lu liat karena kebanyakan yang kek gitu jarang ada yang kaya, kalo pun kaya bisa jadi ada harta warisan 😆
Makanya rakyat indonesia jadi manja.. ga mau gotong royong, malah saling pamer, saling merendahkan, miris kan pak guru... harusnya kita hidup kaya cerita ini
Nah Ini bener
jgn fokus nama kampungnya.. fokus lah hilangnya adab, rasa hormat, gotong royong dan saling mengasihi.. ayo gaes, rendahkan diri kita, mari saling sayang menyayangi..❤
Kata mamaku, Dulu dikampung kami seperti itu. Bayangkan perjalanan ke sekolah itu berangkat pagi, sore baru sampai (jalan kaki). Nanti pulang setelah berbulan-bulan. Ada hal menarik yang membuat saya kaget. Ada satu buah pulpen (mereknya Hero) yang di pakai almarhumah dari SR (sekolah rakjat) sampai pensiun jadi guru, dulu pulpen itu katanya dibeli oleh Nenek saya dengan cara ditukar 1 ekor kerbau🤣🤣🤣. Sekarang kalau 1 kerbau dibelikan pulpen snowman dapat berapa kira-kira??? Dalam hati saya "ternyata dulu almarhumah sekolah pake pulpen muaahal 😭
Kalo boleh tau, kampung nya apa ya?
Ngarang kali dia
Bro dulu kalo mau beli vespa mesti jual sawah 100 meter dulu.
@@hudzaifahsyarief2178 Sebuah kampung di Kab. LUWU, SULAWESI SELATAN. dulu katanya sekolahnya di PALOPO, ibu kota Kab. LUWU waktu itu. Dulu di tempat kami ada namanya pemberontakan Kahar Muzakkar 🙂
@@moonholder3668 😱 Zaman dulu orang pada kaya raya
Dulu kampung saya hidup dengan toleransi, namun suatu ketika ada pemilihan gub DKI yang sangat kental nuansa sara nya, ternyata berdampak besar bagi kampung saya, padahal kampung saya itu sangat jauh dari DKI, dan lekas para intoleran itu mengganti kepengurusan RT harus se agama dengan RT nya, dan sejak saat itu toleransi hanya sekedar ada di buku pelajaran sekolah saja
Menyedihkan
waduh sedih😢
Petukangan Utara Jakarta Selatan,hadir 😊 mungkin sudah masa nya , sabar aja 😊, politik identitas memang mengerikan
Landasan sistem sosialis ada peran besar dari buku tersebut. Kampung tersebut bukan dimana , tapi kampung tsb adalah kampung kita sendiri sebelum ketamakan datang secara halus yang lambat laun kita berubah menjadi puncak tertinggi rantai makanan.
Setuju
kehidupan yg saya impikan ialah yang gotong royong, namun disisi lain juga berperadaban maju tanpa merusak lingkungan berlebih.
Indonesia sebenernya memang punya 2 bagian, bagian yang memang ikut serta dalam kemajuan zaman dan bagian yang tetap pada tradisi dan sistem lama, harusnya peran pemerintah di sini hanya sebagi penyokong dan mediator saja, misal ada perbaikan jalan desa yang gotong-royong, pemerintah hanya membantu dari segi material agar lebih mudah didapatkan jika dibutuhkan, tentunya dengan perantara kepala suku. Demikian pula dengan para turis, pemerintah harusnya hanya "mengarahkan" saja, pengelolaan dan lain2 tetap diserahkan kepada kepala suku.
Pemerintah harusnya tidak boleh ikut campur dalam sistem dalam desa tersebut.
Keren pak guru....saya jadi rindu masa lalu kampung saya yang seperti pak guru sampaikan 😢
😢
Bersukurlah klo sekarang desa anda sudah tidak seperti itu, klo masih seperti itu, anda gak bisa nonton video guru gembul😊😊
Agaknya di sepanjang sisa hidup ini, saya akan terus berrmimpi Indonesiaku akan seperti harmoni di Kampung Babi. Sialnya, politik sialan itu merusak segalanya.
B t w, sepertinya tayangan yang satu ini adalah episode terbaik, Tuan Guru. Terima kasih. 🙏🙏
Semoga Warga Baduy tetap bertahan dalam kehidupan Sunda wiwitan nya❤
kamu Baduy?
Gara2 parpol kearifan lokal asli Indonesia yg rukun, guyub dirusak...astaghfirullah 🤦♀️
Iya @@kalempong-wl9kr
@@Tinut8jangan terpengaruh sama partai sih
Ini ada di wilayah Nusa Tenggara/Sulawesi/Maluku. Ini merujuk pada budaya kain tenun, perbedaan bahasa yg kompleks, mata pencaharian masyarakat, geografi, dan akses ke fasilitas umum.
Hahahah pasti Parpol yang datang pertama tuh PKS😂
Sepertinya di nusa tenggara kental dan beragam sekali akan corak tenunnya lebih tepatnya di NTT apalagi disebutkan pula warganya banyak memilihara babi, di NTT banyak yg seperti itu dan orangnya terkenal sangat welcome tapi ntah di mana spefisik NTT nya atau di pulau mana.... saya masih penasaran😅😂
Kampung nenek saya justru terjadi yg sebaliknya dulu pas kepala desanya org lain jalan² utama kampung itu rusak parah jalannya cuma batu² besar aja tapi semenjak bibi saya mencalonkan dan bneran jadi kepala desa disana jalanan kampung jadi aspal yg mulus dan ada pembangunan² fasilitas olahraga juga dan internet yang tadinya lemah juga jadi lebih baik
Kenapa aku meneteskan air mata mendengar kisah guru gmbul...aku teringat masa kecilku.sekarang aku sadar dengan masuknya listrik,masuknya teknologi justru merusak kehangatan warga desa bahkan kehngatan kluarga...dulu tiap mlm kluarga kumpul di dekat lampu teplok sambil mendengarkan nasehat2 orang tua,sekarang semua sibuk dwngan hp nya..dulu klo ada orng mninggal semua ikut mengurus prosesi pemakaman...bahkan bikin rumah pun gotong royong(rumah kayu)tapi lihatlah sekarang ..dulu tiap sore anak2 rame ngmpul bermain bersama...ga ada anak jajan..klo mau cemilan kita cari bareng2 di kebon2(jambu biji,jmbu air,beton kluwih,mangga pentil di cocol garam)aku bener2 merindukan masa2 itu
Sama sprti saya. Saya dulu di kampung anak yg polos, lugu dan biasa² ajah. Setelah dewasa usia 18th merantau ke kota jakarta. Sehari bertahan, seminggu bertahan, sebulan bertahan dan setahun benak mulai menghitam. Berubah jadi anak yg nakal, gengsian dan gak mau ketinggalan trend. Yahhh korban mode lah intinya.
Mengaku sebagai korban, padahal pelaku.
@@mahapatihcakradiningrat gimana cara berpikinya tuh? Tau dari mana? Kan gak kenal, kan belum pernah ketemu, apa lagi nongkrong bareng!!
Kan waktu saya di kampung gak gitu, merantau ke kota niatnya kerja cari uang, lah kok berubah jadi gitu? Ya karena lingkungan nya bro. Berarti lingkungan nya sebagai pelaku, saya yg berubah jadi korban. Begitu logika nya.
Kampung itu ada di wilayah NTT
Soal gotong royong
Tradisi gotong royong terkikis sejak masyarakat Indonesia "dikenakan" pada uang
Di kampung saya dulu
Jika ada yang mau bangun rumah
Tetangga sekitar akan guyub melakukan gotong royong untuk buat pondasi
Tetangga yang membantu tidak dibayar, cukup dikasih makan nasi tumpeng
Tradisi gotong royong bangun rumah biasanya saat akan gali pondasi & naikkan kuda-kuda atap/genteng
Tapi tradisi tersebut sekarang hilang, karena UANG
Karena jika dikerjakan gotong royong para tukang & kuli bangunan akan berkurang pekerjaan (berkurang pula pendapatannya)
Kampung mana Om
Di daerah saaya juga udah seperti itu. Masyarakat udah terkotak-kotak karena pilihan berbeda. Dan akibatnya saya alergi mau cerita soal politik. Bukannya mau apatis tapi kalau udah bicara politik, tensi jadi makin tinggi. Bukannya nambah temen, ini malah nambah musuh
Kampung kakek saya 25th yg lalu. Candi Rejo - Blitar - Jawa Timur. Dlu sangat damai dan adem, berubah sejak 14th yg lalu.
Gembul disini menceritakan utopia tentang Indonesia lalu perlahan-lahan menjadi distopia akibat uang dan permainan politik
Dulu aku sekolah di kampung pedalaman ikut nenek, dan semua cerita pak guru kerasa bnget, seolah2 aku bagian dari warga kampung itu semasa kecil, dan serasa aku yg anak motor teman pak guru tiap aku balik ke kampung nenek, dulu di kampung nenek sekitar 30 rumah, dan klo kesekolah harus jalan kaki 30 menit nyebrang sungai
Dulu di desa saya juga demikian,kisaran tahun 2007 akhir kami membangun Jembatan dari gotong royong masyarakat sendiri, dan masih awet sampai sekrang. dan saya tidak menyangka bahwa momen tersebut merupakan momen terakhir yang saya lihat mengenai kebersamaan gotong royong pembangunan antar masyarakat.
Iya. Dulu kampung kalau ada hal rusak dibenarkan sendiri sama warga.
Semenjak pks masuk pemerintah semua citra gotong royong berubah, dari saat PKS juga perempuan diharuskan berjilbab
@@semarajaya9640partai yg paling korup sekarang lg berkuasa santai aja
Assalamualaikum pak guru, saya izin request bahas tentang stereotip rakyat Indonesia yang menganggap tinggi pekerjaan2 yg seperti dokter, tentara, PNS dsb padahal pekerjaan di industri kreatif dll juga ga kalah bagus juga. Terimakasih pak guru atas perhatiannya a🙏
Up
Up
Jangan heran jika lapangan kerja di Indonesia kurang & Chindo² dominan di ekonomi, itu karena sejak 1970an orang Indonesia nggak didoktrin untuk jadi pengusaha. Sekarang lihat hasilnya Chindo² menguasai perekonomian bahkan perusahaan² nya besar semua. Itu karena mereka start duluan gak kayak kita yg startnya baru sekarang aja, di saat perusahaan besar seperti Astra, Wings, Indofood, Mayora, Cleo, dll sudah banyak & tak bisa diguncang perusahaan rintisan
Pekerjaan mereka penghasilannya sudah pasti, jelas pangsa pasarnya, dan juga terjamin di hari tua nya. Sekalipun kuli, buruh, tukang bangunan gajinya besar tapi kan tidak pasti kerja nya makanya gak heran masyarakat masih banyak yg belum mengakui 😅
@@arvidaditya2980 tapi kan indo butuh startup dan kalo ngandelin enaknya doang mah kapan selesainya. Mungkin gurgem bisa bahas gimana cara ubah mindset orang indo
POLITIK ternyata dilematis ya gess.. ditangan yg benar POLITIK jd sarana kemajuan yg nyata. tp ditangan orng2 jahat POLITIK Tak ubahnya sekedar sisi tajam PISAU yg diacung2 kan pd rakyat !!!! oknum2 intoleran dsb kebanyakan lahir dr POLITIK. Tega memecah belah,adu domba bahkan sesama suku hanya demi kekuasaaan
Lebih tepatnya mereka berpolitik tanpa berpikir, mereka cuma tau ambisi menjabat dan memperkaya diri sendiri. Mereka gak paham budaya, sistem masyarakat atau hal2 yang mendasar bagi manusia.
Indonesia sebenernya memang punya 2 bagian, bagian yang memang ikut serta dalam kemajuan zaman dan bagian yang tetap pada tradisi dan sistem lama, harusnya peran pemerintah di sini hanya sebagi penyokong dan mediator saja, misal ada perbaikan jalan desa yang gotong-royong, pemerintah hanya membantu dari segi material agar lebih mudah didapatkan jika dibutuhkan, tentunya dengan perantara kepala suku. Demikian pula dengan para turis, pemerintah harusnya hanya "mengarahkan" saja, pengelolaan dan lain2 tetap diserahkan kepada kepala suku.
Pemerintah harusnya tidak boleh ikut campur dalam sistem dalam desa tersebut.
@@yangpertama1370 yg tulus berpolitik rata2 kurang atau bahkan sulit terekspose .. gk afdol kalo benerin jalan gak pake koar2 pihak mana yg berjasa, bahkan sadar/nggak mahasiswa diajarkan hal yg sama ketika melakukan kebaikan di pelosok dgn mengimbuhkan nama universitas di patok2 area yg dibenahinya :/.andai parpol tak pernah lahir ahahahaa
@@driwiguna4946 rata2 yang begitu pemikir yang udah jengah dengan sistem di negara ini wkwk, lagian sebenernya Indonesia gak butuh parpol sebagai kendaraan, kendaraan politik itu banyak, gak cuma parpol, bisa aja kan para pemimpin langsung nyari penerus lewat kampus2, nyari bibit "unggul" pemikir, harusnya bisa dan pasti ada. Toh, balik lagi, para pemikir ini biasanya cenderung lebih "malas" berpolitik, waalau ada juga yang tetap ikut berpoltik.
@@driwiguna4946kira2 tepat kah jika kubilang, contoh lainnya adalah ketika kita memberi saran/ide kita diajarkan untuk minta dicatat nama kita sebagai pemberi saran/ide?
@@yangpertama1370lebih bodohnya lagi banyak orang pilih anis ,hanya karna anis jago bahasa inggris 😁😁 bayangkan ORANG sekelas VLADIMIR PUTIN gak bisa bahasa inggris ,tapi sukses memajukan negara ,di cintai rakyatnya 😃😃 jangan pada mau di tipu para politisi ,mending golput ,gak usah nyoblos 😁😁
Topic yg sangat fundamental dan sangat relate ,
Khususnya untuk partai politik yg seharusnya meninggalkatkan value pemilih bukan kuantitas nya.
Cara merekalah yg merusak demokrasi saat ini yg sedikit lucu 😂.
Semoga Filsafat gotong royong di gaungkan kembali agar orang-orang modern tidak lupa budaya asli Nusantara
Itu yg terjadi di mayoritas masyarakat pedesaan saat ini, banyak tradisi gotong royong yg ditinggalkan.. 😢
Dulu juga saya di bali juga seperti apa yg diceritakan pak guru... Ada namanya megibung makan bersama sama.. keakraban erat terjalin ,beli makan diwarung entah itu muslim hindu itu biasa .. tepatnya setelah reformasi 1998 mulai berubah sangat berubah .. dulu teringat ketika ikut berjualan dipasar bapak saya bertegur sapa dipasar dgn orang orang hindu ataupun islam selalu hangat ..ada yg mengajak menginap makan bersama itu hal biasa... Namun sekarang suasana itu berbeda seperti senyum tapi ada yg hilang senyum tapi di belakang penuh kecurigaan dicampur ke khawatiran... Banyak istilah yg asing tidak familiar zaman dulu dan sekarang.. sekarang lebih inklusif bergaul dengan hanya sesama kelompok nya saja .. celah inilah yg dimanfaatkan politisi politisi bajingan ,bukan nya merangkul ayo kita bicara berdialog apa yg menjadi batu sandungan halangan rintangan permasalahan di kehidupan kita yg sekarang kenapa begitu berjarak... Alih alih untuk merangkul,oknum politsi itu malah memprovokasi dgn hal hal yg seharusnya bisa dibicarakan dgn tenang ..menjadi kecurigaan antar sesama demi mendulang popularitas dan pengikut yg militan setia untuk kepentingan pribadinya... Jujur sepertinya Indonesia belum siap untuk berdemokrasi...
Saya berharap adat b Bali TDK d rusak oleh pendatang krn saya bangga dengan warga Bali yg ramah Dan tetap melestarikan adat selamanya
Karena itulah aku benci sama partai politik tukang rusak pemikiran masyarakat ngaku-ngakunya pada agama ujung-ujungnya korupsi ngaku-ngaku Partai Nasional juga korupsi
Partai politik isinya munafik semua
Partai-partai di Indonesia emang kebanyakan nggak beres
@@anggasptr23 karena itu sejak tahun 2019 aku golput
@@bocchi.1 ga tau kenapa,jaman2 SBY itu adalah masa keemasan. Ponsel2 lokal pada bermunculan
@@dickynurahman2.057 komentarmu nggak nyambung
Jadikan pak Gugem Presiden 2029 nanti ...gw yakin 80% menang
Menyimak postingan guru gembul yg spektakuker ini, saya sepakat bahwa sistem polituk yg berorientasi kpd kepentingan kekuasaan yg merusak tatanan ekososbudhankam, oleh karena itu saya usulkan supaya dikaji negera mono partai, pemilihan aleg dan pemimpin langsung dicalonkan tetapi hrs.dgn seleksi kelayakan calon yg ketat, contoh jika bakal calon pernah bohong 1 Kali saja, maka.batal dicalonkan
Kalo indonesia mau kayak gitu kuncinya cuma 1, indonesia harus tertutup dari dunia luar
Pasti adat dan budaya masih ada sampe sekarang
Tapi sisi negativenya kita susah berkembang.
Paling ya itu, semua teknologi dan listri matiin aja dan kita hidup sederhana kayak dulu lagi.
Ada benarnya juga, bang. Singkirkan pengaruh politik, budaya, dan dongeng religi asing dari Indonesia...
Akupun memilih ngga beragama lagi, dulunya Icelamp...😂
Kampung kampung di daerah tempat tinggalku, terbilang sudah cukup modern. Tapi untungnya kami sebagai warga masih tetap rukun bersama, gotong royong masih diterapkan, toleransi antara agama juga kuat.
Kami sebagai warga bisa membedakan mana kepentingan bersama dan mana kepentingan pribadi, kalo pun ada partai atau sejenisnya yang masuk, maka kita dengarkan dan itu menjadi kepentingan pribadi.(Bahkan ada orang orang yang mendukung partai tertentu tapi tidak dipermasalahkan pendukung yang lainnya.)
Sedangkan kepentingan bersama yaitu daerah kami. Maupun itu jalan, jembatan, sungai, kolam, pekuburan, dsbg. Itu kami rawat bersama sama, ya karena jelas kami semua menggunakan itu bersama sama.
Pa guru, coba bahas suku baduy yg banyak "diislamkan", tp mereka jdi keluar dr kampungnya, jauh dari keluarganya. Pdhal menurut sy suku baduy itu sosial kemasyarakatannya udah sangat tertata baik, adem ayem, minim konflik. Gara² para "misionaris islam" ini menurut sy kehidupan mrka ga jd lebih baik.
Dr sudut pandang islam hal spti ini gimana?
Itu karena para pendakwah di sana tidak punya pemahaman yang komprehensif tentang apa itu budaya dan tentang kebudayaan masyarakat di sana. Tahunya cuma yang penting masuk Islam.
Kalau gak salah sudah dibahas
Silahkan cek video sebelumnya aja bang
Di pedalaman Papua kampung saya begitu. Persis dengan cerita pak guru gembul
Sepertinya indah sekali kehidupan kampung tersebut sebelum mereka mengenal uang dan politik identitas, bagaikan anak anak yang selalu gembira hidupnya karena berada naungan keluarga yang baik dan cukup.
dulu waktu kecil sampai tamat SD saya hidup dilingkungn yg persis sama degan yg apa @gurugembul ceritakan, dipedalaman kalimantan, sampai sekarng kampung saya dulu masih ada tpi sekarang semenjak banyak perusahaan menginvasi kampung saya , kehidupan dikpung malah semakin tidak makmur lagi seperti dulu, hewan buruan sulit, lahan pertanian semkin sempit, n anak mudanya sdh tdk ada yg mau bertani lagi...
Ini kayaknya kampungnya bukan hanya menampol visi misi capres cawapres 2024, tetapi juga menampol kaum "tertentu".
Kampung yg di maksut pak guru mnurut saya.. Yah Indonesia ❤
2017 adalah puncak terburuk politik Indonesia, yg dampaknya berlarut-larut terus sampai sekarang
Dan salah satuny justru ikut pilpres2024. Gmn nga tambah hancur.
1965 dilupain?
@@EdyKhangiya tuh, malah bilang katanya capres yang didukung SDM tinggi, masa SDM tinggi masih dibodohi kampanye bawa bawa agama sama politik identitas.
@@emaildarurat8954 65 itu kudeta tp diperhalus jd revolusi.
@@EdyKhangpak anis sebenarnya org yg berpendidikan dan berpikiran terbuka. Tp setelah di rasuki pks.... Anda bisa lihat sendri pak prabowo 2014 dan 2019 di bawah bayang2 pks dan skrng setelah lepas dr bayang2 pks. Atau bahkan k fahri hamzah, pentolan nya sndri. Org2 dkt pak prabowo yg mah dekat dg pks hanya tinggal fadlizon.
Pak guru bikin konten dong indahnya pedesaan indonesia di thn 70,80 an..
Sekaligus nostalgia.. Soalnya permainan anak anak, suasana desa, belum ada hp dan tv.. Ada pun tv cuma kepala desa yg punya.. Satu tv ditonton sekampung.. Rumah2 yg gak padet seperti sekarang.. Dan keindahan alam juga cuma sedikit partai.. Kalo ga salah dulu cuma 3 tapi yg dua ga begitu dikenal.. Karena kalo pemilihan dulu cuma partai kuning aja yg banyak anggotanya..
Salah satu content terbaik Indonesia
Salam dari Malaysia🇲🇾🇲🇾🇲🇾
, 🙂 salam dari orang Indonesia 🇮🇩🇮🇩🇮🇩
😂
Assalamualaikum
guru gembul asli malaysia kok aslinya
Salam 😊. Meskipun kita berbeda warga negara tapi kita saudara seperti dalam cerita warga kampung itu.
Perkembangan pesat suatu negara memang cenderung mempengaruhi semangat gotong royong di wilayah terpencil. Terkadang, fokus pada pertumbuhan ekonomi dan perkembangan perkotaan dapat mengurangi perhatian terhadap nilai-nilai tradisional seperti gotong royong di komunitas pedesaan. Namun, hal ini juga dapat tergantung pada kebijakan pemerintah dan upaya lokal untuk mempromosikan kerjasama masyarakat di wilayah terpencil tersebut. Salah satu solusi untuk mencegah pemecahan masyarakat adalah mempromosikan kesadaran akan pentingnya gotong royong dan nilai-nilai kebersamaan. Pendidikan masyarakat tentang nilai-nilai budaya dan kerja sama dapat memperkuat ikatan sosial. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga dapat mendukung program-program pembangunan di wilayah terpencil untuk meningkatkan kesejahteraan dan meminimalisir disparitas antar wilayah. Keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah, dapat memperkuat solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
Begitulah fenomena kampung Indonesia 10 tahun belakangan....
Akarnya adalah modernisasi yang mengasumsikan kehidupan modern yang serba individualis dan materialis sebagai kehidupan yang lebih baik. Akhirnya manusia terjebak dalam masalah2 baru yang semakin kompleks yang sebenarnya diciptakan oleh manusia itu sendiri.
Terima kasih pak guru untuk kontennya hari ini!!
Sedih dan rindu selalu menginggapi ketika lintasan masa lalu hadir di dalam jiwa. Andai mesin waktu itu ada ingin ku kembali kepadanya dikala desa membawa kenikmatan cinta yang nyata 😢
Terbaik deh ini
Kangen masa kecil yg cinta damai
Kampung Samate, distrik Salawati Utara,kab.Raja Ampat, persis seperti itu,sejak pemekaran kabupaten
Narasi yg ada divideo ini sudah pernah pak guru sampaikan divideo sebelumnya. Saya merasa sangat sedih karena memang faktanya masyarakat kita yg "bodoh" mau hidup dalam kemiskinan karena "dicekoki" pikiran bahwa pemerintah lah yg tanggung jawab dalam hidup mereka.
Padahal kalau dipikirkan baik2 untuk hidup makmur dalam masyarakat kita tidak butuh pemerintah, justru pemerintah butuh kita dan tugas pemerintah lebih kearah pemimpin yg membina masyarakat untuk hidup teratur, juga menghubungkan antar masyarakat dalam skala nasional dan juga internasional.
Masuknya pikiran kalau apa2 tuh tugas pemerintah justru membuat kita malas dan gk akan maju. Jujur saya tiap denger paslon yg membuat proyek apa2 gratis membuat saya kesal.
Bukan hasil dari membaca atau cerita tapi saya mengalami sendiri bhw ada suatu daerah yg persis seperti paparan Pak GurGem.
Dan saya sangat menikmati suasana itu, lokasinya cukup jauh dr tempat tinggal saya harus nyebrang lautan utk menuju tempat itu masuk ke pedalaman melalui hutan asli dgn jalan tanah dan waktu 5 - 6 jam nonstop. Saat saya ke sana keadaannya terlihat seperti 20-30 thn kebelakang dgn pola hidup seperti paparan Pak GurGem (persis).
Tapi saat ini sudah berubah jauh, mrk jadi materialis, bersaing dan pola hidup berubah.
Perubahan tsb sebenarnya bukan hanya krn politik saja tetapi contoh kecil dgn seringnya kita mendatangi tempat itu dan kita bertemu dgn mereka itu sudah pengaruh.
Sebagai orang kota tentunya kita memakai perlengkapan kebiasaan kita di kota, tanpa kita sadari itu menjadi menarik buat mereka.
Dari keingintahuan menjadi ingin punya.
Naah..itu terus berkembang ditambah dgn masuknya jaringan net, tayangan tv dan hp.
Sulit utk mempertahankan pola hidup saudara kita yg dulu yg hidup itu bisa sederhana, cukup dan bahagia.
Demikian Pak GurGem, semoga Pak Gurgem bisa main ke sana, yuuk..gass pol mang~~~
Entah kenapa ya pak guru, suatu peradaban kalau sudah canggih manusianya jadi bersifat toxic.
15 tahun yang lalu kampung saya orang² nya sering gotong royong, sampah ya dibersihin bareng, sekiranya sampah di sungai penuh bareng² kita bersihkan, pokoknya walaupun sekolah hari minggu doang liburnya, tapi justru minggu itu serasa rame, orang² pada keluar pada kumpul, arisan? Rame, bahkan dulu sering main dan boleh hutang ke warung, sekarang? Kebalikannya, minggu enggak ada bedanya sama hari biasa, saya bahkan disuruh buat ngehadirin arisan yang dimana cuma ada 3 orang termasuk saya. Bahkan warung berani deklarasikan bahwa gak boleh ngutang. Hilang esensi asli gotong royong kita😢
Indahnya cerita pak Guru, saya jadi iri seandainya terjadi di dunia nyata ☹️🙁😭
cerita dari pak guru itu "berdasarkan dari kisah nyata"
Kelihiran 87 pernah merasakan hal ini waktu hidup di kampung masa kecil, berapa tahun belakangan pulang kampung, suasananya memang gak sehangat dulu..
Yup inilah kehidupan masyarakat ideal yang ga didikte dengan uang. Saya senang dengan kehidupan yang toleran, gotong royong, dan polos banget...
Politik itu kejam dan memecah belah, bahkan satu keluarga bisa tercerai-berai.
Pak guru gembul meong nya lucu banget... Sering-sering ya meongnya yang lucu dan jinak ditampilkan
Keren sekali ceritanya… saya yakin itu sebuah realita yg mesti kita bayangkan bahwa tidak semua modernisasi itu bijak.
Ga jauh dari Ibukota pak Guru, Kasepuhan Banten Kidul (Ciptagelar, Cisungsang, Sinaresmi, Gelar Alam, dll)
Salah satu kegiatannya yg masih dipertahankan :
ua-cam.com/video/5T598rOALPc/v-deo.html
Assalamualaikum Pak Guru Gembul..the best n8h kontentnya membuka mata hati kita..sehat slalu
Menyentuh dan membuat kita sadar khas kampung Indonesia telah hilang 😥
Jadikan Indonesia sebagai penguasa negara Federal seperti Rusia ☝🏻
urraaaa
Negara yang luas cocoknya pake federasi 😎
Gk guna kalau mentalitasnya Masih feodal
Keresahan pribadi saya. Inilah hasilnya jika pembangunan berfokus pada ekonomi, bukan pembangunan manusiannya.
Cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. 🤔
Cerita sy, sy tinggal di kaltim kebetulan sy ngontrak di kampung yg komunitasnya dari ntt, dalam lingkungan itu agama sy ( muslim ) walau kta, adalah minoritas, di 1 rt mungkin cuma 3 keluarga sj yg beragama muslim, dan ketika warga mayoritas mengadakan acara, mau acara keluarga atau ke agamaan sy selau di undang, bahkan waktu ada acara sukuran / berterimakasih pada tuhan atas anaknya yg pulus kuliah sy di undang dan di ajak doa bersama, dan yg membuat sy takjub makan kami di pisah kan bahkan di kasih tempat husus l dengan makanan yg halal, sampai saat ini sy betah di tempat itu karna toleransinya sangat tinggi dan salaing menghargai.
Ayoo pk Guru , dan kalian orang" yg pintar Indonesia ikhlaskan hati dan jiwa kalian untuk PINTARKAN BANGSA ini , tanpa menggusur cultur/ budaya luhur dari bangsa kita ...tanpa menghapus kearifan" / kebijaksanaan lokal daerah setempat
Jangan sekali" korupsi dinegeri ini , karena korupsi adalah salah satu penyakit parah di negeri ini ...
Ingat TUHAN tidak tidur !!!
Saya pernah ke tempat seperti itu 2016. Pulau kecil sekali dan memang seperti itu. Gaji saya mengajar disana tidak pernah saya ambil saking g guna nya duit disana. 😅. Tapi sejak wifi masuk mulai deh keanehan yg wajar didaerah kita ada disana 😅
Dmn
pertama kampung itu harus agraris yang sangat tergantung dengan alam
kedua penghuninya yang homogen dan ada ikatan darah (sesuku) atau perkawinan
kedua kampung tersebut terletak dipedalaman/terpencil yang aksesnya susah untuk dijangkau oleh orang, barang dan informasi
keempat mobilitas penduduk baik keluar atau masuk rendah atau nyaris tidak ada
karena faktor2 tersebut tingkat kepercayaan dan ketergantungan antar sesama penghuni sangat tinggi sehingga mereka harus rukun dan bahu membahu berkerja sama untuk kepentingan bersama
mungkin kehidupan utopia semacam ini yang diinginkan oleh Pol Pot dan khimer merah ketika melaksanakan revolusi year zero yang memaksa masyarakat kamboja untuk kembali ke kehidupan agraris dan menutup akses dari dunia luar
semua akar masalah yang komples di tanah ini. terjelaskan dalam video ini. terpukul hati saya pak guru.
Wah Pak Guru nyindir kampung kita semuanya ini.😂😂
Kampung saya sudah masuk moderenisai...tp untuk kebersamaan masih bagus...rumah rusak diperbaiki bersama...warga sakit tanggung jawab bersama...jalan rusak warga yg di perbaiki bersama.
punya uang kas tersendiri yg di kluarkan warga. 500 rp tiap harinya..biasa untuk kegiatan sosial...hmpir semua partai masuk kedesa tapi ya biasa" aj..alhamduilah gk segitunya bngt..
Setuju Guru Gembul, kurang ajar memang para perusak suasana perkampungan dan hutan2.
Pak guru, apakah sudah ada pembahasan mengenai ada daerah oblast otonom jews (provinsi khusus isinya dominan yahudi). Soalnya aku penasaran, kenapa rusia bisa membuat daerah otonom khusus yahudi yang terletak di timur rusia berbatasan dengan pojok timur china? Apakah ada kaitannya dengan geopolitik rusia dan china jadi allies saat perang dunia 2? Terima kasih
Oblast/provinsi khusus yahudi di rusia itu klo gasalah diciptain jaman stalin, karna pada jaman itu pernh ada kasus "plot dokter yahudi" dmn beberapa dokter kepercayaan stalin yg msih berdarah yahudi diduga mao kudeta dia dgn ngasih racun, dgn hal itu alhasil stalin malah besar dan mulai ngumpulin orang2 yahudi dan turunan yahudi di seluruh soviet buat diasingkan "sejenis ghetto/camp konsentrasi" ala nazi di wilayah timur rusia , karna peristiwa ini sebagian yahudi rusia jg kabur ke US dan israel
Kesimpulan pribadi saya soal video ini pa,
Fitrah nya manusia sudah di berikan banyak hal2 positif dalam diri, seperti toleransi, empati, gotong royong, ramah, persatuan..
Tetapi dengan semakin berkembangnya jaman, dan pola pikir manusia, kehidupan2 ideal yg datang dari qolbu manusia mulai keruh bercampur pemikiran2 dan kepentingan dunia modern..
Pertanyaan nya, manusia bagaimana pun semaju sekarang, moral kita semakin berkembang atau malah turun?
Jawaban pribadi saya:
Setiap masa punya plus minusnya masing-masing. Kemajuan zaman itu tidak lebih baik dan tidak lebih buruk, tapi hanya menambah kerumitan (complexity) nya saja.
Zaman dulu: Mau teleponan mesti keluar rumah agak jauh buat cari signal.
Sekarang: Apa2 mudah karena ada internet, koneksi lancar, tapi malah banyak hoax atau orang saling serang wkwkwk.
Maaf kalo agak gak nyambung.
ada yang namanya kesadaran asali dan ada kesadaran palsu. Kesadaran asali memuaskan rohani karena muncul dari dalam diri. kesadaran palsu muncul dari materi atau dari luar diri untuk kepuasan sesaat.
hari ini, kapitalisme memenuhi kebutuhan palsu kita. seolah dengan uang semua kebutuhan terpenuhi. dengan semua ketersediaan kita merasa bisa hidup sendiri. kita lupa bahwa rohani kita semakin kering.
pendapat saya
Memilih pemimpin itu seharusnya tidak berlandaskan faktor suku dan agama... atau hanya karena disuruh orang lain yang lebih berkuasa/dihormati.
Apakah jika mental Feodal harus dihilangkan?
Kita seharusnya bergantung hanya dipimpin oleh ketua RT/RW saja. Gakusah mengharapkan pertolongan Presiden dan Gubernur.
Dan peran ketua RT/RW adalah yg menerima laporan dan Tetap Turun Dilapangan Untuk Mengarahkan dan Beraama Memberikan Jasa Untuk menolong salah satu Tetangga/Warh
Baik nya kepartaian indonesia ini 1 sj cukup .... Jd gak banyak sales politik merusak budaya
Boleh. Tapi nanti PBB akan menyangka Indonesian negara Komunis kayak Korea Utara😢
Kalau ada ujian akhir semester 😂😂udah pasti terpecah belah karena harus pakai satu kepercayaan 😂😂
Yang di Jawa mesti ngakunya Islam -kejawen- 😂
Ilustrasi yang diceritakan pak guru sungguh adem ya, apakah masih ada kehidupan yang seperti itu ?
Akibat kedatangan transmigran Jawa ke Sulawesi, sehingga mengapa Perang Poso terjadi.
Akibat kecemburuan Sosial dan Agama.
Jadi inget episode pak Gugem yang menyampaikan bahwa demokrasi itu diciptakan untuk negara maju, bukan untuk membuat negara jadi maju.
Demokrasi ada ketika Negara sudah Maju.
Ketika SumberDaya Manusianya Tinggi menjadikan Banyaknya Pandangan Terbuka karena semua Masyarakat nya Kritis dan Menerima Kemajuan.
Indonesia itu Feodalisme kolonial Belanda berkedok Demokrasi??
Mungkin di Eropa dulu juga kehidupannya gotong royong namun berubah ketika ada sistem keuangan. Mungkin untuk mempermudah pertukaran jasa atau barang, namun dampaknya berkelanjutan.
Kalo gotong royong kenapa eropa sering terjadi perang?
*Salam sehat selalu, Pak Guru Gembul! 🍊🍵*
Dalam hati saya,selalu ingin ke masa 100 thn yg lalu....sepertinya lebih damai....tuntutan hidup sedikit barangkali apalagi tekanan pekerjaan di kantor 😪
Guru gembul bahas budaya lgbt di pesantren dong yang makin kesini makin di maklumi oleh para oknum guru ponpes sebagai hal yng lumrah
Ngeri
@@bc3620 iya jaman sekarang udah kebentuk stikma di masyarakat kalau punya anak yg kelainan lbgt jangan di bawa ke pondok nanti makin parah tapi faktanya di pondok memanf bgtu
Hal ngerinya adalah diri saya sendiri mulai memaklumi hal ini sebagai perbedaan. 🗿💀
Sedih rasanya sudah mulai tercecar budaya barat 😢
Pantesan demen di sodok guru nya
@@freemasonry666 iya ada kasusnya tuh ustad pondok maksa santri putra nyodok
Persis ! Yg terjadi di kampung istri saya. Beberapa desa di pandeglang sudah gak ada lagi yg mau gotong royong memperbaiki jalan yg disebut jalan kabupaten dan jalan desa. Karena tau ada dananya dari pemerintah. Masyarakat juga terbelah gegara pilkades dan pilpres. Panitia hari besar nasional maupun agama diisi oleh orang2 yg sepemahaman saja
Desa samuti yeeah 😂
Kalimantan Utara ❤🎉
Ini guru gembul menceritakan suku Punan batu bukan ya?
@@BidadariCucit-cd3sl bukan kek nya di google desa yang di isi 10 keluarga desa samut itu
sya jga anak era 90an anak kampung dalam sebelum listrik masuk kampung2 di terangi lentera bahan bakar minyak tanah terdengar di kampung2 org mengaji damai sekali,tapi perubahan cepat terjadi listrik masuk,radio masuk,tv masuk ahir nya kampung yg dulu terasa sunyi yg dihiasi suara jangkrik kini bising dg suara kendaraan dan terasa persaingan muncul dalam kehidupan sistim gotong royong juga sudah tidak ada terasa sekali org yg punya uang yg berkuasa..😢
Kucingnya menggemaskan😊
untuk episode yg ini saya 100% manggut² sama GuGem, sambil nahan air di mata ini untuk tidak jatuh, selamatkan Indonesia kami duhai Rabb Gusti Maha Rohman Rohiim..
Pak guru kenapa kartel Meksiko terlalu kuat dan bahkan Amerika Serikat yang berbatasan dengan Meksiko ga berani nyerang Meksiko untuk memberantas kartel yang udah bikin banyak rakyat Amerika jadi zombie karena narkoba?
bukan g berani sih ini kan menyangkut hubungan dua negara
@@gurugembul tapi pak amerika aja berani menyerang iraq dan afghanistan
@@gurugembul betul, narkoba menyumbang ekonomi terbesar setelah senjata pak Guru
@@noertri618ya kan irak sama afghanistan jauh, gak berbatasan langsung, jadi sangat minim kemungkinan konflik secara terbuka dengan AS.
@@gurugembulcoba pak guru mohon dibahas di video selanjutnya
Uang merubah segalanya, kalau zaman dulu orang membantu karena saling membutuhkan (saling membantu berupa tenaga ) kalau sekarang orang akan membantu kalau ada uangnya.
"semuanya berubah semenjak negara api menyerang..."
Salah bukan negara api tapi majapahit.
@@rixxhmk724bukan Majapahit, tapi negara eropa
@@kingki1953majapahit yang terang2 menyebar sistem kasta di indonesia dan juga politik identitas.
Wkwkwkwk jadi keinget perang paregreg.
Ingat saya SMP tahun 1980 sd 1983, sepatu di dalam tas, dipakai jika sudah dekat sekolah butuh 1,5 jam jalan kaki dan menyeberang sungai yg besar ada 3 sungai dan dan 3 sungai yg kecil