Pagi Pak Chan...Menarik Sekali penulusuran mengenai Geger Pecinan 1740...Berawal dari Daerah Roa Malaka kemudian kerusuhan menjalar ke berbagai daerah sekitar tembok luar Batavia(kecuali ke arah selatan yang relatif aman).yang menjadi pertanyaan saya apakah di jalan Bandengan Selatan(Amanusgrach Zuid) menjadi salah satu titik lokasi geger Pecinan.yang dimana tepat ditengah jalan tersebut terdapat kanal Amanusgrach Noord/Zuid.yang membentang dari sisi barat sampai sisi Utara...jadi gak sabar menunggu kelanjutan penulusuran berikutnya....tetap jaga kesehatan Pak Chan dan Cee Meta..
Kebanyakkan kanal sudah diperkecil atau jadi ruko, jalanan. Maka Jakarta sering banjir. Contoh...jalan Mangga Besar 1, yang dulu disebut gang komandan. Kita bacanya (maklum anak kecil, cuma ngikutin kata2 yang tua2...gang komendan). Dulu.. aku pernah lihat foto tua di salah satu rumah kenalan Popo Kung Kung disana, waktu masih kecil. Tu rumah2 dengan jalanan terpisah saluran 2-3 meter loh. Setiap mau masuk rumah harus naik ke jembatan kecil. Juga rumah waktu aku kecil di tangki dulu. Seingatku...ada halaman yang lebarnya 3-4 meter. Pagi buat ngejemur pakaian. Malam buat kumpul2, main...makan snack. Lalu dari pintu pagar ke gang...ada saluran kira2 1,5 meter. Juga pakai jembatan2 kayu kalo mau keluar. Sekarang, terakhir kesana sih 20 tahun lalu...salurannya sudah ga terlihat dan rumah nutup sampai ke pagar. Satu lagi di jalan Bangka, Kemang...seingatku tahun 1980an, waktu masih kecil...tuh kalinya kira2 10 meteran. Pas 5 tahun lalu lewat...cuma 2-5 meter, bahkan di beberapa tempat, kalinya menghilang...jadi rumah2 bertiang bambu sebagai alas. Maka kalo Jakarta ga banjir...namanya ajaib. Banyak saluran2, sungai2 yang di perkecil, dan jadi dangkal.
Betul di jl komandan / mangga besar 1 ada parit selebar 2 meter dan tiap rumah ada jembatannya....oma sy tinggal yg ada praktek dokter...sejajar dg rumah pesta
Benar sekali...menurut cerita orang2 tua terdahulu Kanal Amanusgracht itu bisa dilalui perahu/rakit yang membawa hasil panen dari Tangerang untuk dibawa/dijual disekitar kota tua....dan banyak kaum wanita yang mandi/mencuci pakaian disepanjang kanal Amanusgracht...saya pernah lihat foto foto tempo dulu disekitar Amanusgracht...terlihat kanalnya sangat lebar dan sepanjang jalan banyak sekali pohon kelapa dan terdapat 2 bangunan tempat ibadah Umat Muslim (Masjid Bandengan 1748) dan Vihara Dewi Samudera/Mak Co PO (1848)
Wah kereen banget penelusurannya pak Can dan ci Metta dkk.. Ternyata mayat-mayat dibuang di kanal yg di belakang eks gedung standart chattered itu ya Pak Can, yg skrng sudah jadi jalan.. Sy pikir banyak dibuangnya di kali besar barat depan Toko Merah pak Can ?.. Terima kasih videonya Pak Can sangat menambah pengetahuan kita di masa lalu.. Salam nostalgia 👋
Betapa mencekamnya suasana pada saat itu, bahkan banyak orang Tionghoa yg takut keluar rumah sehingga lebih memilih bundir dengan menggantung di kayu plafon rumahnya. Saya membayangkan seandainya von Imhoff yg jadi GubJend bukan Valckenier, mungkin tidak terjadi tragedi seperti ini karena Baron von Imhoff sepertinya lebih humanis. Keren pak Can👍dan ditunggu kelanjutannya.
Justru Imhoff yg mengusulkan ke Valckenier untuk menangkap dan membuang orang2 Cina ke Ceylon, karena Imhoff adalah gubernur kolonial Belanda di Ceylon.
Dlm buku Hikayat Jakarta karya Willard A Hanna dikisahkan peristiwa 1740 ini menjadi salah satu cikal bakal penyebaran warga Tionghoa di sekitar Pulau Jawa. Mereka ada yg bermigrasi (menyelamatkan diri) seperti hingga ke Lasem, dan wilayah lainnya di pesisir Jawa Timur. Bahkan ada yg membentuk aliansi dng salah satu pasukan yg dipimpin oleh seorang pangeran Jawa untuk melawan Belanda pasca 1740. Liputan menarik dan penting, Pak Chan. Sehat selalu Pak. 🙏20:59
Ternyata jalan Roa Malaka menyimpan sejarah lama yang dahsyat. Karena terjadi pemberontakan kaum Tionghoa tahun 1740, mayat-mayat kaum pemberontak tersebut dibunuh dan dibuang begitu saja dikanal. Hal tersebut menyebabkan kapiten Ni Hoe Kong dituduh menjadi provokator dan dihukum akibat peristiwa ini. Bagitu luar biasa kejadian tersebut. Terima kasih banyak pak Can dan mbak Metta, serta Maudith dan Charlie. Kami sekeluarga menunggu kisah sejarah selanjutnya . Semoga selalu sehat ya. Salam.
Terima kasih Pa Can dan mba Meta untuk liputannya, saya suka sekali dengan sejarah kuno batavia, dan mengikuti terus channel ini, kadang suka membayangkan bagaimana sy hrs hidup di era suram spt itu, juga kadang bertanya apakah orang yg suka sejarah adalah orang yg mengalami reinkarnasi dari masa lampau, makanya bisa begitu tertarik dgn sejarah masa lalu... hehehe....
Terima kasih pak Chan. Channel ini sangat membantu, membuka byk tabir sejarah awal mula keberadaan kota Jakarta, baik yg tercatat, yg dpt kita pelajari dlm pelajaran sekolah, maupun yg mgkn terlewatkan dlm catatan sejarah. Smg lewat channel ini semakin byk masyarakat, khususnya warga Jakarta, yg melek akan sejarah kota Jakarta. Terus semangat pak Chan bikin video sejarah berdirinya kota2 besar di Indonesia, spy semakin terkuak sejarah bangsa & negara Indonesia. Salam sehat selalu. 💪🙏🏻
Pagi pak Can, vlognya lengkap ada peta Jakarta kala itu walau rumahnya Ni Hoe Kong sudah tidak ada jadi kebayang situasinya saat itu. Terima kasih pak Can, cici Meta & cameraman.
Menarik Pak Can. Selama ini saya meyakini akibat peristiwa ini Cina di dalam Benteng Batavia melarikan diri ke wilayah Tangerang. Sehingga muncul sebutan Cina Benteng. Lalu ada anggapan kali Angke berasal dari kata Cina. Ang untuk warna merah gambarkan kali yang memerah karena banjir darah. Perlu kajian lebih lanjut. Terima Kasih Pak Can
@CandrianAttahiyyat Pak Can menarik membahas Cina Benteng. Mereka banyak pengaruhi Budaya Betawi seperti Gambang Kromong, lalu silat Betawi banyak dipengaruhi beladiri Cina seperti Beksi itu asal kata dari Besi yang berarti kuda2. Jawara Betawi dari Cengkareng adalah Sayuti. Lalu Dodol itu penganan Betawi dipengaruhi oleh Kue Bulan. Juga saya meyakini Kecap Manis itu ciptaan Cina Benteng, sehingga dulu ada istilah kecap No 1 adalah Kecap Benteng.
Saya bekerja sebagai ojol, sudah berkeliling jakarta, setelah menonton chanel pak can ternyata banyak sekali tempat bersejarah di jakarta, terimakasih pak can atas pengetahuannya, sehat selalu untuk pak chan 🙏
Sampe 2x pak sy puter videonya saking sy pgn liat petanya 😂, pantes sy klo lewat roa malaka atau kota tua perasaan slalu sedih..trnyata mmg byk pristiwa kejadian sedih mencekam zaman dahulunya, sehat selalu pak chan & team, makasi jg ce meta & team
Ijin nyimak pak can, semoga sehat selalu, gas lanjut episode selanjutnya, salut buat warga tionghoa yg msh peduli dgn sejarah jakarta, kita satu bangsa indonesia
Pak can. Saya kira rumahnya Kapiten itu di jalan Tiang bendera. Soalnya kan kalo waktunya bayar pajak, kapiten itu mengibarkan bendera. Semoga pak Can sehat selalu.
Semoga hasil rekaman pak Can bs jd aset sejarah bagi kebanyakan sekolah di mata pelajaran Sejarah... Akan seru jika para pelajarnya di ruang kelas memutar film dokumentasi pak Can terutama rekaman ini membuktikan betapa sadisnya kejamnya dulu VoC thd etnis Tionghoa... Pertanyaan saya kenapa 3 abad setelahnya alias di saat skr ini kanal tsb berubah menjadi ruas jalanan yah pak Can? Apakah ada hubungannya dg program dr Daendels yaitu ruas jalan Anyer - Panarukan?
@@dana.q2447 mas Dana, kanal tsb diurug oleh pemerintah Hindia Belanda pada th 1940an karena untuk memperlancar kendaraan mobil yg saat itu bertambahnya. Selain itu untuk menanggulangi banjir
Pasca kerusuhan 1740, ribuan ket tionghoa yg meninggalkan Batavia mengakibatkan ekonomi lesu. Ekonomi lesu otomatis pendapatan pajak utk VOC juga tiris. VOC terancam bangkrut. Dan VOC butuh waktu 75 thn - 100 thn utk membujuk ket tionghoa kembali dan mau jualan lagi di Glodok. Adrien Valckenier ditangkap di Srilanka divonis hukuman mati tapi dia mati sebelum dihukum mati. Sy dengar di negara kecil ex Uni Soviet sekarang ini juga jarang ada pedagang pengusaha tionghoa yg mau bisnis di sana. Karena daerahnya ada konflik perang. Ekonomi nya cenderung jalan di tempat. Sultan Banten yg cerdas mengundang ket tionghoa datang tinggal di Banten. Ekonomi Banten maju. Tapi entah kenapa Banten akhirnya ditinggalkan dan ramai2 ket Tionghoa dari Banten exodus ke Padang Sumatra Barat (dikutip dari catatan harian utusan kaisar Tiongkok). Di masa Jepang ada peristiwa "kanso" di Padang Pariaman. Ket Tionghoa pelan2 mulai meninggalkan Padang Pariaman, hanya sedikit masih di sana. Ekonomi yg lesu di Pariaman juga mendorong ket Tionghoa pindah ke Jakarta dan kota besar lainnya.
Kalo jadi film pasti bagus, cerita real adanya, berdasarkan riset para ahli sejarah, sayang orang film kita lebih milih cari uang sesaat dr pada buat film berkualitas yg bisa d saksikan generasi berikut nya ratusan tahun mungkin, SBG pengingat perjuangan bangsa dan negara, smoga ada orang film kita yg keluar dr zona nyaman dan berani buat film ini untuk investasi bangsa dan negara
Dulu ada film Oeroeg yg diputer di RCTI dan juga De Oost yang diputar di bioskop-bioskop Belanda th 2020... Khusus De Oost tidak diputar di Indonesia karena terlalu sadis dan menyakitkan bangsa kita yang mengingat masa lampau betapa sadisnya Westerling saat itu yang membantai kaum Pribumi dg tangan dinginnya pasca Indonesia Merdeka demi mencari Pejuang Republik...
Terimakasih Pak Chan & team, cerita penjelasannya sangat menarik. Bangunan yg ad di hoek Jl.Malaka itu dlunya fungsinya sbg bangunan apa ya Pak? sayang sekali tdk terawat bnyk tanaman liar & grafiti. mengapa dri pihak berwenang seolah melakukan pembiaran, bangunan kuno jd tdk termaintenance dgn baik padahal bs menjadi situs sejarah dan pembelajaran bagi generasi di masa depan.
3:39 terlihat air kanal hampir sama dengan jalan, klo Skrang di Bahari gak di buat st.pompa pasar ikan dan kanal nya gak di bendung kota tua tenggelem itu.. oiya sama st.pompa waduk Pluit juga kan nyambung dia lewat kalo di jalan Bakti...
pagi Pak Can, terima kasih untuk contentnya, dan semoga ada series berikutnya, dan sangat menarik untuk explore kota tua, yg tidak pernah habis2nya, dan semoga di area tsb, masih bisa dipertahankan dan dipelihara, dan diperbaiki, untuk lokasi2 yg sudah rusak, terutama kaki limanya yg tidak terawat dengan baik.
Sehat-sehat ya pak chan. Ini episode mengerikan sejarah batavia. Selalu rajin mengikuti channel bergizi ini. Kapan pak chan mau menelusuri tempat² yang dulu menjadi lokasi pertempuran VOC melawan mataram di batavia di zaman sultan agung ?
Kerakusan penguasa VOC. Era tersebut, Kebun tebu dikelola Tionghoa Di daerah Tanah Abang. Saat kebutuhan meningkat, Tionghoa maju, Sementara VOC semakin rakus, padahal saat itu tebu belum panen, jadinya belum Ada uang. Akhirnya VOC mengirim tentara marsose untuk memaksakan ambil "Rente". Akibatnya, marsose Yang kasar, VoC Yang rakus, membuat tindakan semena-mena. Jadinya terjadilah kekerasan, Yang membuat ketakutan plus Kemarahan. Akhirnya, terjadilah peristiwa itu. De Chineezen Massacre op Batavia 1740.
Dari peristiwa ini memetik hikmah tentang mekanisme pertanggung jawaban pemimpin tertinggi VOC ditangkapnya Gubjen Adrian Valckenier kemudian di adili ...beda dengan 98
Selamat Pagi Pak Can , selamat liburan. Saya ada buku " Painting and description of Batavia in Heydt's book of 1744" J.W Heydt tinggal di Batavia tahun 1737-1740 , dia seorang utusan VOC dan juga juru gambar dan dia menuliskan detil sekali kehidupan dan kejadian 1740 ini. bahkan dia menulis bahwa dia juga ikut masuk ke rumah kapitan cina saat itu yg sedang dijarah dan digambarkan cukup detil isi rumah tersebut. copy buku orisinal ini disimpan oleh Pak Hadi Sunyoto dari Galeri Kartini. Heydt meceritakan saat itu Batavia dihuni oleh 70.000 orang tionghoa , dan VOC mempunyai 100.000 orang bersenjata yang terdiri dari orang2 eropa , ambon , makasar , bali dan jawa. Heydt juga menuliskan kejadian pertama pembantaian itu dimulai oleh tembakan2 ke arah rumah2 orang tionghoa dan saat dimulainya penembakan itu misa gereja sedang berlangsung dan dia juga menceritakan suasana misa gereja yang berjalan dengan suara tembakan dimana2.
@CandrianAttahiyyat oh iya Hydt juga menyebutkan gereja portugis didalam benteng , gerejanya besar dan ribuan orang eropa dimakamkan secara berhimpitan disana , area tersebut tahun 1600an memang banyak orang portugis ya sejak direbutnya Malaka dari tangan Portugis. bahkan pernah suatu masa orang portugis itu populasinya nomor 2 setelah orang tionghoa.
@@CandrianAttahiyyat saya semangat sekali menunggu part 2 nya . oh iya menurut Hydt juga Kapitan cina itu dituduh korupsi karena mengeluarkan ijin tinggal orang tionghoa tanpa tercatat di pembukan VOC ( dia menyebutnya perusahaan Hon) dan tiap orang membayar uang sogokan untuk mendapat ijin tinggal di Batavia itu , jumlah orang tionghoa ilegal di Batavia yg mempunyai ijin tinggal hasil sogokan itu mencapai 12.000 orang. sekali lagi ini menurut Heydt ya , benar atau tidaknya kita tidak tau.
Gedung model lama ( sepertinya karya arsitektur orang Belanda) di jl. Roa Malaka / jl. Malaka itu, namanya gedung apa Pa Can?. Bangunannya kokoh dan antik.
pak can, lain kali kalo dikasih kesempatan saya mau ikut pak gara-gara nonton video pak can kemarin hari minggu saya nelusurin sendiri sisa kastil batavia dan tracing sisi timur tembok kota, nyoba nyari tau kira kira serangan pertama pasukan mataram ada di sebelah mana 😀
Pasukan Mataram, masuknya dari Selatan, Masih cukup jauh dari tembok "Kota" Di Utara. Di daerah dekat "Pasar Baru", Ada POS tentara, sehingga menghadang kedatangan pasukan Mataram. Lokasi pos Mataram tersebut, berada dekat Jalan Yang kini bernama "Matraman", Masih terbilang Jakarta Pusat, Yang era tersebut jelas Masih kampung belukar, mengingat bukan daerah pertanian, Dan tidak punya potensi ekonomi Yang menonjol.
@@sumamihardja6083 betul pak, saya juga baca catatannya tapi justru penyerangan pertama lewat taktik "kuda troya" di pesisir utara sebagai kapal dagang, dibawah komando Baureksa. Serangan darat pertama (sesuai catatannya pak, peleton infanteri gelombang pertama berdiam di sekitar matraman), tapi tembok kota yang digempur justru ada disebelah tenggara batavia..dari beberapa sumber bacaan target pertama mataram ada di benteng kecil hollandia dan setelah saya cross check dengan peta dan lukisan lama memang benar di tenggara pernah ada benteng, nah kalo sekarang gak tau sisanya di mana pak hehehe
Moooorrrning pak Can,,,, greetings from Malang. Selamat Imlek untuk keluarga pak Can. 🎉❤😂😊. Sehat sehat selalu dan lancar rejekinya buat keluarga pak Can.❤❤
Miris, genosida yg dilakukan Belanda di masa lalu malah menghantarkan Belanda dengan Kota Den Haag nya sebagai pusat peradilan internasional yang menjadi tempat kedudukan beberapa lembaga peradilan.
Pak Chand itu yg gambar siapa "suasana mencekam 9 oktober 1740" Gambarnya bagus sekali ditelnya dapet, mudah2an bisa di bawa & di pamerkan di museum nasional/gajah.
Di abad 19, Jalan Patekoan, adalah dinamai dari 8 poci teh, Yang memang disediakan gratis, untuk tujuan melepas dahaga dari para pembawa barang Yang menelusuri rute antara pertanian Di kisaran Tanah Abang, Dan perdagangan Di bilangan "Glodok-Kota". Cuma, peristiwa 1740, lokasinya Patekoan memang tidak begitu jauh dari wilayah terjadinya "Chineezen Mord" tersebut. Lokasi bertetangga dengan lokasi pembunuhan massal tersebut, adalah Kali Di dekat "Kota", semisal Jelakeng, ataupun beberapa Kali kecil wilayah Barat dari pecinan Kota, termasuk hingga daerah Yang dikenali kemudian dengan nama "rawa bangke", mengarah ke Teluk Jakarta.
Rakyat nelayan dipaksa untuk menjual tanah nya untuk PIK2 bahkan nelayan dituduh bahwa sertifikat tanahnya palsu ? Coba saja lihat kisah para nelayan di video yg ada di youtube. Saat saya berkunjung ke PIK, saya bayangkan wah bila rumah2 mewah ini dihuni orang cina , mudah sekali mereka menjadi sasaran empuk bila terjadi huru hara.
wuih buyut saya saja belum lahir tahun segitu, dan kakek nya buyut mungkin masih kecil dan terakhir kita semua netizen gak tahu peristiwa tersebut apakah dari semua yg terlibat baik pihak pemerintah dan diluar pemerintah itu ada genetic darah leluhur kita, semoga tidak ada dendam yg berlarut-larut, amiin
Tks pak can, jgn lupa jaga kesehatan, ini bukti nyata warga tionghoa pernah bentrok dgn penjajah belanda, sebaliknya imigran yaman malah mendukung belanda.
Sbnernya gk perlu lagi kita pake narasi sprti itu. Saya faham betapa sakitnya kaum Tionghua dalam sejarah bangsa ini sampai hari ini. Seyogyanya kita lebih bijak dan jgn terus berperang narasi argumen dan smcmnya sperti itu teru menerus. Jika kita cermati sejarah bangsa ini. Beepihak kpd kompeni itu adalah hal yg lumrah. Dan sikap itu ada disemua golongan. Malahan hampir semua golongan, suku, agama pada masa kolonial di Nusantara adalah warga negara Hindia Belanda. Dan hanya sedikit yg melawan. Mgkin jika tidak ada Jepang masuk. Hingga hari ini kita akan berbahasa Belanda. Tapi kita tdk hrs simpati dan berterimakasih jg kpd Jepang. Karena Jepang kejam dan bengisnya tdk ada kata ampun diluar nalar kemanusiaan. Org Jawa, Betawi, Chinese, Arab, dll. Pasti byk yg pro Belanda. Kenapa? Karena Belanda saat itu memang yg berkuasa dan jd pemerintah di sini. Dan di satu pihak jg disetiap golonga suku bangsa itu pasti ada tokoh pergerakkan yv melawan ketidak adilan kompeni. Itu jg wajar terjadi di seluruh bagian dunia. Cuma memang jeleknya selama ini ada stigmatisaai kpd Tionghua yg terutama pada masa ordebaru kalau kaum Tionghua tdk ada yg pro Kemerdekaan. Itu lah knp sejarah kian kemari kian mengungkap kebenaran. Karena hakekatnya memang kita sebagai manusia tdk suka diberi info sejarah palsu. Jd di chanel ini, pemiliknya kan Pak Chan adalah figur yg kita hormati. Mari kita diskusi santun dan menahan diri. Masa sih kanal yg di garap secara intelek ini malah jd perdebatan kusir yg gk bermutu. Dewasalah kita semua. Apalagi kita sodara sebangsa dan setanah air walah beda suku dan agama tapi kita punya Merah Putih dan Bhineka tunggal ika.
Assalamualaikum pak Chand... Sehat selalu. Pagi" sudah dapat pelajaran sejarah..👍💙 tanya pak Chand...itu Kapitan bekerja untuk siapa?.. Gong Xi Fa Cai...😊
Kapitan Der Chineezen, adalah "walikota" Yang ditunjuk oleh VOC, untuk keperluan "administrasi" semisal "pendataan penduduk", "Penarikan pajak", ataupun juga "administrasi wilayah". Jadi, fungsinya adalah "sepenuhnya sipil", mengingat Di bawahnya akan bekerja para "lieutenant". Jangan lupa bahwa setiap kelompok etnis, juga punya "pejabat sipil" masing-masing, sesuai metode VOC, yaitu "Timur Asing": China, India, Arab; "European": bule; Dan "inlanders": Pribumi, mengikuti ketentuan Hukum Belanda (termasuk HOCI), termasuk perangkat wajib: agama, tanda "pengikut golongan": Salib, peci, baju, dlsb.
Paskah bebtrok bagaimana kelanjutan yang selamat pasti akan mengungsi kemana saja..katanya ke jawa tengah jawa timur...karena dikejar belanda dan minta bantuan ke kasunanan timbul perlawanan ke Belanda bersama orang jawa samapai ada panglima2.yang nanmanya sepanjang dan terjadi perang pecah kulit..jaman Mas Garendi..terima kasih pak Chand
Lari itu ke "Tiga arah", yaitu 1. Barat: "Tangerang", 2. Selatan, Buitenzorg, 3. Timur: "Cirebon, Pekalongan, Semarang", akhirnya tergabung dalam perlawanan Mas Garendi (pasukan Cino-Jowo), dari kraton Selatan.
Geger pecinan, ribuan orang china yg berhasil selamat akhirnya sebagian melarikan diri ke Kartasura, bergabung dengan pasukan Pakubuwana 2 untuk melawan Belanda dan membantu menghancurkan keraton Kartasura. Koreksi kalau salah pak can
Arus Utamanya sih, sepanjang Pantai Utara. Cuma, kebetulan kraton Selatan, memang sedang memuncak kemarahannya kepada Kompeni, sehingga terbentuklah kesepakatan untuk membentuk "laskar gabungan" Di sepanjang daerah Utara (Jawa Barat-Tengah), sehingga muncullah perlawanan tersebut. Saat itu "Jalur jalan kereta kuda Anyer-Panarukan" saja, belum Ada.
Kenapa ya Pak kok kanal-kanal di Batavia banyak yang ditutup saat ini?? Apakah semata-mata karena memang sudah tidak dibutuhkan lagi atau itu sebenarnya bentuk ketidaksengajaan karena adanya proyek-proyek tertentu??
Jakarta mengalami masalah akibat "penurunan muka Tanah", akibat "kegemaran mendirikan Gedung tinggi", diikuti dengan "kenaikan air Laut", ditambahi dengan "peningkatan transportasi", sehingga kanal lama menjadi "mandeg", sehingga genangannya kemudian mudah terpolusi, dlsb, apalagi era Musim penghujan Yang parah. "Kali lama" malah diuruk, sehingga untuk jalan keluar air, jadinya "jalan menjadi Kali".
Pagi Pak Chan...Menarik Sekali penulusuran mengenai Geger Pecinan 1740...Berawal dari Daerah Roa Malaka kemudian kerusuhan menjalar ke berbagai daerah sekitar tembok luar Batavia(kecuali ke arah selatan yang relatif aman).yang menjadi pertanyaan saya apakah di jalan Bandengan Selatan(Amanusgrach Zuid) menjadi salah satu titik lokasi geger Pecinan.yang dimana tepat ditengah jalan tersebut terdapat kanal Amanusgrach Noord/Zuid.yang membentang dari sisi barat sampai sisi Utara...jadi gak sabar menunggu kelanjutan penulusuran berikutnya....tetap jaga kesehatan Pak Chan dan Cee Meta..
@@heritirtayasa3178 selamat pagi mas Heri. Kelanjutan video ini tidak terjadwal. Mudah2an sambungan video suatu saat terwujud lagi. Salam
Kebanyakkan kanal sudah diperkecil atau jadi ruko, jalanan.
Maka Jakarta sering banjir.
Contoh...jalan Mangga Besar 1, yang dulu disebut gang komandan.
Kita bacanya (maklum anak kecil, cuma ngikutin kata2 yang tua2...gang komendan).
Dulu.. aku pernah lihat foto tua di salah satu rumah kenalan Popo Kung Kung disana, waktu masih kecil.
Tu rumah2 dengan jalanan terpisah saluran 2-3 meter loh. Setiap mau masuk rumah harus naik ke jembatan kecil.
Juga rumah waktu aku kecil di tangki dulu. Seingatku...ada halaman yang lebarnya 3-4 meter. Pagi buat ngejemur pakaian.
Malam buat kumpul2, main...makan snack. Lalu dari pintu pagar ke gang...ada saluran kira2 1,5 meter. Juga pakai jembatan2 kayu kalo mau keluar.
Sekarang, terakhir kesana sih 20 tahun lalu...salurannya sudah ga terlihat dan rumah nutup sampai ke pagar.
Satu lagi di jalan Bangka, Kemang...seingatku tahun 1980an, waktu masih kecil...tuh kalinya kira2 10 meteran. Pas 5 tahun lalu lewat...cuma 2-5 meter, bahkan di beberapa tempat, kalinya menghilang...jadi rumah2 bertiang bambu sebagai alas.
Maka kalo Jakarta ga banjir...namanya ajaib.
Banyak saluran2, sungai2 yang di perkecil, dan jadi dangkal.
Betul di jl komandan / mangga besar 1 ada parit selebar 2 meter dan tiap rumah ada jembatannya....oma sy tinggal yg ada praktek dokter...sejajar dg rumah pesta
Benar sekali...menurut cerita orang2 tua terdahulu Kanal Amanusgracht itu bisa dilalui perahu/rakit yang membawa hasil panen dari Tangerang untuk dibawa/dijual disekitar kota tua....dan banyak kaum wanita yang mandi/mencuci pakaian disepanjang kanal Amanusgracht...saya pernah lihat foto foto tempo dulu disekitar Amanusgracht...terlihat kanalnya sangat lebar dan sepanjang jalan banyak sekali pohon kelapa dan terdapat 2 bangunan tempat ibadah Umat Muslim (Masjid Bandengan 1748) dan Vihara Dewi Samudera/Mak Co PO (1848)
Wah kereen banget penelusurannya pak Can dan ci Metta dkk.. Ternyata mayat-mayat dibuang di kanal yg di belakang eks gedung standart chattered itu ya Pak Can, yg skrng sudah jadi jalan.. Sy pikir banyak dibuangnya di kali besar barat depan Toko Merah pak Can ?.. Terima kasih videonya Pak Can sangat menambah pengetahuan kita di masa lalu.. Salam nostalgia 👋
@@GVG925 sama2 mbsk Effatha
Betapa mencekamnya suasana pada saat itu, bahkan banyak orang Tionghoa yg takut keluar rumah sehingga lebih memilih bundir dengan menggantung di kayu plafon rumahnya. Saya membayangkan seandainya von Imhoff yg jadi GubJend bukan Valckenier, mungkin tidak terjadi tragedi seperti ini karena Baron von Imhoff sepertinya lebih humanis. Keren pak Can👍dan ditunggu kelanjutannya.
@@MrDianingratri terima kasih mas Toto sdh menonton
Provokator sesungguhnya mungkin Imhoff-yg memancing Valckenier melakukan skenario pembantaian tsb.
Menanti penelusuran Pak Can & tim selanjutnya!
@ mudah mudahan sempat dilanjukan video ini
Justru Imhoff yg mengusulkan ke Valckenier untuk menangkap dan membuang orang2 Cina ke Ceylon, karena Imhoff adalah gubernur kolonial Belanda di Ceylon.
Dlm buku Hikayat Jakarta karya Willard A Hanna dikisahkan peristiwa 1740 ini menjadi salah satu cikal bakal penyebaran warga Tionghoa di sekitar Pulau Jawa. Mereka ada yg bermigrasi (menyelamatkan diri) seperti hingga ke Lasem, dan wilayah lainnya di pesisir Jawa Timur. Bahkan ada yg membentuk aliansi dng salah satu pasukan yg dipimpin oleh seorang pangeran Jawa untuk melawan Belanda pasca 1740.
Liputan menarik dan penting, Pak Chan. Sehat selalu Pak. 🙏20:59
@@ARIEFGunawan-e2k terima kasih mas Arief. Salam sehat
Sunan kuning
Ternyata jalan Roa Malaka menyimpan sejarah lama yang dahsyat.
Karena terjadi pemberontakan kaum Tionghoa tahun 1740, mayat-mayat kaum pemberontak tersebut dibunuh dan dibuang begitu saja dikanal. Hal tersebut menyebabkan kapiten Ni Hoe Kong dituduh menjadi provokator dan dihukum akibat peristiwa ini. Bagitu luar biasa kejadian tersebut.
Terima kasih banyak pak Can dan mbak Metta, serta Maudith dan Charlie.
Kami sekeluarga menunggu kisah sejarah selanjutnya .
Semoga selalu sehat ya. Salam.
@@RahmattilahFathoni terima kasih mas Fathoni, mudah2an video ini sempat lanjut
Terima kasih Pa Can dan mba Meta untuk liputannya, saya suka sekali dengan sejarah kuno batavia, dan mengikuti terus channel ini, kadang suka membayangkan bagaimana sy hrs hidup di era suram spt itu, juga kadang bertanya apakah orang yg suka sejarah adalah orang yg mengalami reinkarnasi dari masa lampau, makanya bisa begitu tertarik dgn sejarah masa lalu... hehehe....
@@silves77hery terima kasih sdh ikut masuk dimensi masa lalu
Assalamualaikum pak, semoga pak Can sehat selalu,utk ci Metta dan team tks telah mendampingi beliau.
@@Jeanfrizaly Waalaikumsalam mas Frizaly
Terima kasih pak Chan. Channel ini sangat membantu, membuka byk tabir sejarah awal mula keberadaan kota Jakarta, baik yg tercatat, yg dpt kita pelajari dlm pelajaran sekolah, maupun yg mgkn terlewatkan dlm catatan sejarah. Smg lewat channel ini semakin byk masyarakat, khususnya warga Jakarta, yg melek akan sejarah kota Jakarta. Terus semangat pak Chan bikin video sejarah berdirinya kota2 besar di Indonesia, spy semakin terkuak sejarah bangsa & negara Indonesia. Salam sehat selalu. 💪🙏🏻
@@afi2288 semoga mas Afi
Pagi pak Can, vlognya lengkap ada peta Jakarta kala itu walau rumahnya Ni Hoe Kong sudah tidak ada jadi kebayang situasinya saat itu. Terima kasih pak Can, cici Meta & cameraman.
@@mutiasariperboelana8059 selamat pagi mbak Mutia, saya juga membayangkan kejadiannya. Salam
Trimakasih pak Can dan ci Metta sehat selalu dan terus berkarya, agar informasi sejarah yang belum terungkap semakin tersingkap, aamiin
@@purnaimam8344 semoga
Menarik Pak Can. Selama ini saya meyakini akibat peristiwa ini Cina di dalam Benteng Batavia melarikan diri ke wilayah Tangerang. Sehingga muncul sebutan Cina Benteng. Lalu ada anggapan kali Angke berasal dari kata Cina. Ang untuk warna merah gambarkan kali yang memerah karena banjir darah. Perlu kajian lebih lanjut. Terima Kasih Pak Can
@@GomperIan iya mas Ian perlu kajian lagi
@CandrianAttahiyyat Pak Can menarik membahas Cina Benteng. Mereka banyak pengaruhi Budaya Betawi seperti Gambang Kromong, lalu silat Betawi banyak dipengaruhi beladiri Cina seperti Beksi itu asal kata dari Besi yang berarti kuda2. Jawara Betawi dari Cengkareng adalah Sayuti. Lalu Dodol itu penganan Betawi dipengaruhi oleh Kue Bulan. Juga saya meyakini Kecap Manis itu ciptaan Cina Benteng, sehingga dulu ada istilah kecap No 1 adalah Kecap Benteng.
@ pasti menarik mas Ian
Pagi pak can… selalu menunggu video dari pak can… wahh seru banget kolaborasi dengan ci meta… sehat sehat terus pak can ya..
@@daniilhamsyah3480 selamat pagi mas Dani. Terima kasih
Kota tua itu banyak mitos hantu menghuni bangunan bangunan tua. Banyak residu masa lalu.
Saya bekerja sebagai ojol, sudah berkeliling jakarta, setelah menonton chanel pak can ternyata banyak sekali tempat bersejarah di jakarta, terimakasih pak can atas pengetahuannya, sehat selalu untuk pak chan 🙏
@@pridhatjito1491 terima kasih mas Pri. Semoga tambah rejeki dan tetap hati-hati di jalan
Pagi Pak.....saya semakin tahu akan kejadian di Pecinan itu.. terimakasih Pak dan sehat selalu ya Pak..
@@franzmelkias8755 sama2 mas Franz
Sampe 2x pak sy puter videonya saking sy pgn liat petanya 😂, pantes sy klo lewat roa malaka atau kota tua perasaan slalu sedih..trnyata mmg byk pristiwa kejadian sedih mencekam zaman dahulunya, sehat selalu pak chan & team, makasi jg ce meta & team
Pas jam 2 malam enak om, apalagi pas gerimis ehehehe tapi sekarang rame,,,, tapi takut nggaknya tergantung perasaan yang tersugesti sih,,,,
@@hafiida4624 iya sangat ngeri kejadiannya
@@CandrianAttahiyyatbanjir darah di kanal tsb , air kanal berwarna merah.
Ijin nyimak pak can, semoga sehat selalu, gas lanjut episode selanjutnya, salut buat warga tionghoa yg msh peduli dgn sejarah jakarta, kita satu bangsa indonesia
@@budisantoso6268 terima kasih mas Budi
Ibu Metta Setiandi menjadi kontributor penting dalam penelusuran sejarah Batavia ini.
Menarik sekali, Pak Can.. 👍🙂🙏
@@imansudibyo3580 mas Iman, terima kasih sdh menonton
Pak can. Saya kira rumahnya Kapiten itu di jalan Tiang bendera. Soalnya kan kalo waktunya bayar pajak, kapiten itu mengibarkan bendera.
Semoga pak Can sehat selalu.
@@umarirama307 iya ada yg mengatakan begitu
@CandrianAttahiyyat wah kepengen sekali saya ikut berpetualang dengan pak Can. Semoga saja dapat terlaksana. Aamiin.
Semoga hasil rekaman pak Can bs jd aset sejarah bagi kebanyakan sekolah di mata pelajaran Sejarah... Akan seru jika para pelajarnya di ruang kelas memutar film dokumentasi pak Can terutama rekaman ini membuktikan betapa sadisnya kejamnya dulu VoC thd etnis Tionghoa...
Pertanyaan saya kenapa 3 abad setelahnya alias di saat skr ini kanal tsb berubah menjadi ruas jalanan yah pak Can? Apakah ada hubungannya dg program dr Daendels yaitu ruas jalan Anyer - Panarukan?
@@dana.q2447 mas Dana, kanal tsb diurug oleh pemerintah Hindia Belanda pada th 1940an karena untuk memperlancar kendaraan mobil yg saat itu bertambahnya. Selain itu untuk menanggulangi banjir
@CandrianAttahiyyat Waduh menanggulangi banjir koq malah diurug yah... Bukannya malah dipertahankan... 😅 yah walaupun ujung-ujungnya pasca Indonesia Merdeka bakalan dipenuhi pemukiman kumuh sih nantinya...
Pasca kerusuhan 1740, ribuan ket tionghoa yg meninggalkan Batavia mengakibatkan ekonomi lesu. Ekonomi lesu otomatis pendapatan pajak utk VOC juga tiris. VOC terancam bangkrut. Dan VOC butuh waktu 75 thn - 100 thn utk membujuk ket tionghoa kembali dan mau jualan lagi di Glodok. Adrien Valckenier ditangkap di Srilanka divonis hukuman mati tapi dia mati sebelum dihukum mati. Sy dengar di negara kecil ex Uni Soviet sekarang ini juga jarang ada pedagang pengusaha tionghoa yg mau bisnis di sana. Karena daerahnya ada konflik perang. Ekonomi nya cenderung jalan di tempat. Sultan Banten yg cerdas mengundang ket tionghoa datang tinggal di Banten. Ekonomi Banten maju. Tapi entah kenapa Banten akhirnya ditinggalkan dan ramai2 ket Tionghoa dari Banten exodus ke Padang Sumatra Barat (dikutip dari catatan harian utusan kaisar Tiongkok). Di masa Jepang ada peristiwa "kanso" di Padang Pariaman. Ket Tionghoa pelan2 mulai meninggalkan Padang Pariaman, hanya sedikit masih di sana. Ekonomi yg lesu di Pariaman juga mendorong ket Tionghoa pindah ke Jakarta dan kota besar lainnya.
@@crutcrutcrut iya ketika Kapiten Souw Beng Kong diminta Gub Jederal VOC J P Coen membangun Batavia, Souw Beng Kong membawa banya Tionghoa dari Banten
Terima masih pak can,ci metta dan kru,pagi pagi dah panteng channelnya
@@adipurnadi8234 terima kasih sdh menonton
Sehat selalu Pak Can dan Ci Meta, informasi dan penelusuran yang luar biasa
@@maidasuhaini1272 sama2. Terima kasih
Jd menambah jendela wwsan sejarah makasih pak...
@@Novianto86 sama2 mas Novianto
Kalo jadi film pasti bagus, cerita real adanya, berdasarkan riset para ahli sejarah, sayang orang film kita lebih milih cari uang sesaat dr pada buat film berkualitas yg bisa d saksikan generasi berikut nya ratusan tahun mungkin, SBG pengingat perjuangan bangsa dan negara, smoga ada orang film kita yg keluar dr zona nyaman dan berani buat film ini untuk investasi bangsa dan negara
@@uwen1980 semoga ada yang berminat
Dulu ada film Oeroeg yg diputer di RCTI dan juga De Oost yang diputar di bioskop-bioskop Belanda th 2020...
Khusus De Oost tidak diputar di Indonesia karena terlalu sadis dan menyakitkan bangsa kita yang mengingat masa lampau betapa sadisnya Westerling saat itu yang membantai kaum Pribumi dg tangan dinginnya pasca Indonesia Merdeka demi mencari Pejuang Republik...
Sutradaranya Chen Kaige, dengan gaya film kolosalnya pasti keren.
Terimakasih Pak Chan & team, cerita penjelasannya sangat menarik.
Bangunan yg ad di hoek Jl.Malaka itu dlunya fungsinya sbg bangunan apa ya Pak? sayang sekali tdk terawat bnyk tanaman liar & grafiti. mengapa dri pihak berwenang seolah melakukan pembiaran, bangunan kuno jd tdk termaintenance dgn baik padahal bs menjadi situs sejarah dan pembelajaran bagi generasi di masa depan.
@@williambernardus5664 bangunan tsb dahulu bank chartered sekarang dimiliki oleh Bank Mandiri
Selamat pagi Pak Can, selalu menarik dan tambah tertarik menanti video - video pak Can selanjutnya.
@@bangdeem selamat pagi. Terima kasih sdh menonton
3:39 terlihat air kanal hampir sama dengan jalan, klo Skrang di Bahari gak di buat st.pompa pasar ikan dan kanal nya gak di bendung kota tua tenggelem itu.. oiya sama st.pompa waduk Pluit juga kan nyambung dia lewat kalo di jalan Bakti...
@@OBe777 betul
pagi Pak Can, terima kasih untuk contentnya, dan semoga ada series berikutnya, dan sangat menarik untuk explore kota tua, yg tidak pernah habis2nya, dan semoga di area tsb, masih bisa dipertahankan dan dipelihara, dan diperbaiki, untuk lokasi2 yg sudah rusak, terutama kaki limanya yg tidak terawat dengan baik.
@@yahdi3787 semoga mas Yahdi. Terima kasih sdh menonton
selalu menarik memperbincangkan sejarah ya pak, gak pernah ketinggalan konten pak can dari dulu.
@@unamwibawa84 terima kasih mas Unam
Selamat Pagi Pak Prof. izin menyimak.
@@ahmadfairobi9243 selamat pagi mas Ahmad
Tabik pak Can, Metta dkk, semoga selalu sehat2 dan berkarya terus!
@@lilac231070 terima kasih sdh menonton
Belajar sejarah dari pak Candrian, sgt menarik 👍👍👍sehat selalu paak
@@haryantoharyy terima kasih mas Haryanto
Selamat pagi pak Chan terima kasih atas video baru tayang nya sehat selalu pak Chan
@@imamsubekti5360 selamat pagi mas Imam. Salam sehat
Sehat terus pak Chan dan panjang umur selalu..😍
@@ManksRasficious terima kasih
Keren pak Can, terus bahas sejarah kota Jakarta. Semangatt pak!
@@adamaldrian4466 terima kasih
Alhamdulillah Terimakasih 🙏
Hiburan Setelah Sholat Subuh
@@mas_akhie234 sama2 mas Akhie
Kalau bisa sebelum azan subuh berkumandang sudah ada di masjid jangan sampai sholat subuh berjamaah nya di tinggal sampai kita meninggal
Sehat pak Can..?? Mantaap videonya Karawang selalu hadir ..!!!
@@doel3757 terima kasih bang Doel
@CandrianAttahiyyat Sama-sama Pak Can
Sehat-sehat ya pak chan. Ini episode mengerikan sejarah batavia. Selalu rajin mengikuti channel bergizi ini.
Kapan pak chan mau menelusuri tempat² yang dulu menjadi lokasi pertempuran VOC melawan mataram di batavia di zaman sultan agung ?
@@MrMarwan1975 mudah-mudahan sempat diliput
Terima kasih Om Chan ❤❤❤
@@mohedepierre81 sama2 mas Mohede
Keliatannya VOC mulai merasa org Tiongkok mulai menguasai eknomi. Jadi inget perang dagang AS-China saat ini.
@@rarindraprakarsa4376 banyak pejabat VOC cari keuntungan dari imigran
Kerakusan penguasa VOC. Era tersebut, Kebun tebu dikelola Tionghoa Di daerah Tanah Abang. Saat kebutuhan meningkat, Tionghoa maju, Sementara VOC semakin rakus, padahal saat itu tebu belum panen, jadinya belum Ada uang. Akhirnya VOC mengirim tentara marsose untuk memaksakan ambil "Rente". Akibatnya, marsose Yang kasar, VoC Yang rakus, membuat tindakan semena-mena. Jadinya terjadilah kekerasan, Yang membuat ketakutan plus Kemarahan. Akhirnya, terjadilah peristiwa itu. De Chineezen Massacre op Batavia 1740.
Dari peristiwa ini memetik hikmah tentang mekanisme pertanggung jawaban pemimpin tertinggi VOC ditangkapnya Gubjen Adrian Valckenier kemudian di adili ...beda dengan 98
@@HeryanaPernata betul
Pak Chan bahas Tionghoa yg ada di kemanggisan toepekong dong dulu situ ada kuburan china dan klenteng sebelum digusur .
@@Anak_jakarte wah menarik
Selamat Pagi Pak Can , selamat liburan.
Saya ada buku " Painting and description of Batavia in Heydt's book of 1744"
J.W Heydt tinggal di Batavia tahun 1737-1740 , dia seorang utusan VOC dan juga juru gambar dan dia menuliskan detil sekali kehidupan dan kejadian 1740 ini. bahkan dia menulis bahwa dia juga ikut masuk ke rumah kapitan cina saat itu yg sedang dijarah dan digambarkan cukup detil isi rumah tersebut. copy buku orisinal ini disimpan oleh Pak Hadi Sunyoto dari Galeri Kartini.
Heydt meceritakan saat itu Batavia dihuni oleh 70.000 orang tionghoa , dan VOC mempunyai 100.000 orang bersenjata yang terdiri dari orang2 eropa , ambon , makasar , bali dan jawa.
Heydt juga menuliskan kejadian pertama pembantaian itu dimulai oleh tembakan2 ke arah rumah2 orang tionghoa dan saat dimulainya penembakan itu misa gereja sedang berlangsung dan dia juga menceritakan suasana misa gereja yang berjalan dengan suara tembakan dimana2.
@@detempoedoeloekoken wah terima kasih informasinya
@CandrianAttahiyyat oh iya Hydt juga menyebutkan gereja portugis didalam benteng , gerejanya besar dan ribuan orang eropa dimakamkan secara berhimpitan disana , area tersebut tahun 1600an memang banyak orang portugis ya sejak direbutnya Malaka dari tangan Portugis. bahkan pernah suatu masa orang portugis itu populasinya nomor 2 setelah orang tionghoa.
@ mudah-mudah saya sempat membuat video lanjutannya dengan data ini
@@CandrianAttahiyyat saya semangat sekali menunggu part 2 nya . oh iya menurut Hydt juga Kapitan cina itu dituduh korupsi karena mengeluarkan ijin tinggal orang tionghoa tanpa tercatat di pembukan VOC ( dia menyebutnya perusahaan Hon) dan tiap orang membayar uang sogokan untuk mendapat ijin tinggal di Batavia itu , jumlah orang tionghoa ilegal di Batavia yg mempunyai ijin tinggal hasil sogokan itu mencapai 12.000 orang. sekali lagi ini menurut Heydt ya , benar atau tidaknya kita tidak tau.
Terima kasih untuk edukasinya, Pak Can... Sehat selalu....
@@yonathansahlie7934 mas Yonathan terima kasih doanya
Chenel mantap ini...lanjutkan pak chan..
@@hardiyoso7080 terima kasih mas Hardiyoso
Geger Pecinan pernah terjadi juga di Jatinegara,dan warga tiong hoa pindah ke tanggerang
@@jokolodangsukaryo850 iya mas Joko
Gedung model lama ( sepertinya karya arsitektur orang Belanda) di jl. Roa Malaka / jl. Malaka itu, namanya gedung apa Pa Can?. Bangunannya kokoh dan antik.
@@busbustaman8290 mas Bustaman, nama Roa Malaka dari dulu sudah ada
kejadiannya di batavia tp dampaknya terasa sampai keluar batavia dan menyebabkan keraton mataram pecah menjadi beberapa wilayah
@@fahmyfadillah1899 terima kasih mas Fahmi sudah berbagi informasi
Semoga peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran generasi sekarang dan berikutnya. Pak Can, mungkinkah geger pecinan ini terulang lagi ???
@@sulistiowatisuyoto7979 berharap tidak
Pak Can apakah ada video di House of Tugu? Karena ada cuplikannya tapi sangat sedikit, sepertinya menarik barang-barang yg ada disana...
@@almandosanjaya2353 belum diresmikan mas Almando. Nanti setelah Juni baru bisa dipublikasi
Senang mengikuti kupasan Pak Can.....
@anugerahsuryo3474 terima kasih mas Anugerah
Pagi pak chan,,, sehat sllu buat pak chan dan mbak metta jga,,
@@dodyrosmiadi7611 selamat pagi mas Dody
Pa can Kulik dong tokoh oie tambah cia sesue dengan warna khas nya pa can...
@@sumedisumedi4934 mudah2an mas Sumedi
Oeij Tamba "Sia"?
pak can, lain kali kalo dikasih kesempatan saya mau ikut pak
gara-gara nonton video pak can kemarin hari minggu saya nelusurin sendiri sisa kastil batavia dan tracing sisi timur tembok kota, nyoba nyari tau kira kira serangan pertama pasukan mataram ada di sebelah mana 😀
@@rekareks7802 silakan semoga ketemu
Pasukan Mataram, masuknya dari Selatan, Masih cukup jauh dari tembok "Kota" Di Utara. Di daerah dekat "Pasar Baru", Ada POS tentara, sehingga menghadang kedatangan pasukan Mataram. Lokasi pos Mataram tersebut, berada dekat Jalan Yang kini bernama "Matraman", Masih terbilang Jakarta Pusat, Yang era tersebut jelas Masih kampung belukar, mengingat bukan daerah pertanian, Dan tidak punya potensi ekonomi Yang menonjol.
@@sumamihardja6083 betul pak, saya juga baca catatannya
tapi justru penyerangan pertama lewat taktik "kuda troya" di pesisir utara sebagai kapal dagang, dibawah komando Baureksa.
Serangan darat pertama (sesuai catatannya pak, peleton infanteri gelombang pertama berdiam di sekitar matraman), tapi tembok kota yang digempur justru ada disebelah tenggara batavia..dari beberapa sumber bacaan target pertama mataram ada di benteng kecil hollandia dan setelah saya cross check dengan peta dan lukisan lama memang benar di tenggara pernah ada benteng, nah kalo sekarang gak tau sisanya di mana pak hehehe
Moooorrrning pak Can,,,, greetings from Malang. Selamat Imlek untuk keluarga pak Can. 🎉❤😂😊. Sehat sehat selalu dan lancar rejekinya buat keluarga pak Can.❤❤
@@lutfilutfi8647 terima kasih mas Lutfi
Semoga sehat selalu dan terus berkarya pak Can
@@5us4nt0 terima kasih mas Susanto
4:32 mungkin "g" itu geschil (dispute) dan "k" itu malah arah datangnya / komend
@@bu_is terima kasih mas Budi, nanti saya cek lagi note petanya
Assalamualaikum pak chand semoga pak chand dan keluarga sehat selalu aamiin
@@muhamadnasir8979 waalaikumsalam bang Nasir. Semoga kita sehat
Miris, genosida yg dilakukan Belanda di masa lalu malah menghantarkan Belanda dengan Kota Den Haag nya sebagai pusat peradilan internasional yang menjadi tempat kedudukan beberapa lembaga peradilan.
@@GJNawi iya bang Nawi, standar ganda, begitu juga 1945-49
Terima kasih ceritanyaaa
@@JengGun sama2 Jeng Gun
Terima kasih pak Can, sehat selalu
@@trisavirgalanti6038 sama2 mbak Trisa
keren pak can nambah pengetauan baru lagi
@@Dian93 terima kasih sdh menonton
Belajar sejarah untuk tidak mengulang kesalahan seperti masa lalu.
Pelarian dari geger pecinan yg menjadi cikal bakal adanya cina benteng ( tanggerang) - bekasi - rengas dengklok ( karawang) dll
@@lisenholie5424 iya menyebar
Pak Chand itu yg gambar siapa "suasana mencekam 9 oktober 1740" Gambarnya bagus sekali ditelnya dapet, mudah2an bisa di bawa & di pamerkan di museum nasional/gajah.
@@agungsetio6510 mas Agung, gambar itu koleksi Rijksmuseum, Amsterdam yang dalam keterangannya dibuat beberapa puluh tahun setelah kejadian
Assalamualaikum. selamat Pagi Pa Chan.. salam sehat tetap semangat..
@@endriaw5577 terima kasih sdh menonton
Sehat dan sukses Pak Can juga seluruh tim🙏
@@saronironi-b8u terima kasih mas Roni
pagi pak can, sehat2 pak can. pak can btw ini peristiwa patekwan itu ya pak? atau bukan...
@@noegsoegek9298 ini cerita hura hara 1740
Di abad 19, Jalan Patekoan, adalah dinamai dari 8 poci teh, Yang memang disediakan gratis, untuk tujuan melepas dahaga dari para pembawa barang Yang menelusuri rute antara pertanian Di kisaran Tanah Abang, Dan perdagangan Di bilangan "Glodok-Kota". Cuma, peristiwa 1740, lokasinya Patekoan memang tidak begitu jauh dari wilayah terjadinya "Chineezen Mord" tersebut. Lokasi bertetangga dengan lokasi pembunuhan massal tersebut, adalah Kali Di dekat "Kota", semisal Jelakeng, ataupun beberapa Kali kecil wilayah Barat dari pecinan Kota, termasuk hingga daerah Yang dikenali kemudian dengan nama "rawa bangke", mengarah ke Teluk Jakarta.
Sejarah kejadian kekuasaan dan arus kuat Politik untuk saling mengadu domba yang di untungkan VOC , Terima kasih Pak Can salam Sehat Selalu 😇
@@lensopurnomo8981 sama2 mas Lenso
Topik menark dan Mantap pak Can.
@@Advokat_DUPH terima kasih mas Dwi
Thank you guys, you are amazing.
@@BarinDo-o4q sama2
sehat slalu opa Can
@@mattiamanzi3147 terima kasih mas Mattiamanzi
Nonton pak can
Walau telat.
Sehat semangat selalu
@@ervinomorse4571 terima kasih mas Ervino
sangat menarik penelusuran sejarah di Batavia atau Betawi sekarang Jakarta👍👍🙏🙏
@@yusmatabatin6132 terima kasih sdh menonton
Ass wr wb om can...
Ade erar, cilandak hadir...
Met liburan, semoga Allah azza wa jalla curahkan om can dan kel di rmh nikmat sehat dan barokah...
@@adeyusuf3012 waalaikumsalam mas Ade. Salam untuk keluarga
Terus berkarya pak Can.
@@ronalddiaz5129 terima kasih mas Ronald
Nyimak pak can.
Sehat selalu.
Terus memberikan informasi dan pelajaran masa lalu
@@vinobasten235 salam sehat mas Vino
@CandrianAttahiyyat ya
Hadir pa can..sehat selalu. Bahas makam soe beng kong di pangeran jayakarta pa can... salam dr jakarta barat
@@lovelysays8788 nanti Souw Bengkong saya bahas lagi
PIK adalah bentuk baru dari kolonialisme 😊
Masa sih
PIK 2 tepatnya..😊
Assalamualaikum pak Can, semoga bpk.sehat selalu, utk cici Metta dan team tks telah mendampingi pak Can.
Rakyat nelayan dipaksa untuk menjual tanah nya untuk PIK2 bahkan nelayan dituduh bahwa sertifikat tanahnya palsu ? Coba saja lihat kisah para nelayan di video yg ada di youtube. Saat saya berkunjung ke PIK, saya bayangkan wah bila rumah2 mewah ini dihuni orang cina , mudah sekali mereka menjadi sasaran empuk bila terjadi huru hara.
pagi pak can apa sudah minum kopi pak can 😊👍🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
@@ryanaje252 belum, sedang nunggu pesanan nasi uduk
Assalamualaikum , selamat pagi pak chan , salam sehat selalu buat pak chan 🙏🙏
@@erickwollo7945 waalaikumsalam mas Erick. Salam sehat juga
@CandrianAttahiyyat 🙏🙏
Selamat pagi Pak Can..salam sejahtera selalu , serem juga kalo ngebayanginnya
@@AndreasWidiarto selamat pagi mas Andreas.
wuih buyut saya saja belum lahir tahun segitu, dan kakek nya buyut mungkin masih kecil dan terakhir kita semua netizen gak tahu peristiwa tersebut apakah dari semua yg terlibat baik pihak pemerintah dan diluar pemerintah itu ada genetic darah leluhur kita, semoga tidak ada dendam yg berlarut-larut, amiin
@@diky_mahardikan semoga
Menarik pak Can
@@ERIKGOINGINFINITY8 terima kasih
Menhadirkan masa lalu,
Salam sehat Pak Can 🙏
@@odingadrian9481 terima kasih mas Oding
Pak can panjang umur, sehat selalu, gong xie 🙏🙏
@@victorsamuel5729 terima kasih doanya
Tks pak can, jgn lupa jaga kesehatan, ini bukti nyata warga tionghoa pernah bentrok dgn penjajah belanda, sebaliknya imigran yaman malah mendukung belanda.
Waduh dari mana imigran Yaman mendukung Belanda 🙄
@@AgusSalim-x5o mas Agus terima kasih sdh menonton
@@duniagowes setau saya mufti betawi itu dari Yaman. Maaf kalo salah.
Sebutin tokoh Yaman yg dukung belanda, jangan asal fitnah.
Sbnernya gk perlu lagi kita pake narasi sprti itu. Saya faham betapa sakitnya kaum Tionghua dalam sejarah bangsa ini sampai hari ini. Seyogyanya kita lebih bijak dan jgn terus berperang narasi argumen dan smcmnya sperti itu teru menerus.
Jika kita cermati sejarah bangsa ini. Beepihak kpd kompeni itu adalah hal yg lumrah. Dan sikap itu ada disemua golongan. Malahan hampir semua golongan, suku, agama pada masa kolonial di Nusantara adalah warga negara Hindia Belanda. Dan hanya sedikit yg melawan.
Mgkin jika tidak ada Jepang masuk. Hingga hari ini kita akan berbahasa Belanda. Tapi kita tdk hrs simpati dan berterimakasih jg kpd Jepang. Karena Jepang kejam dan bengisnya tdk ada kata ampun diluar nalar kemanusiaan.
Org Jawa, Betawi, Chinese, Arab, dll. Pasti byk yg pro Belanda. Kenapa? Karena Belanda saat itu memang yg berkuasa dan jd pemerintah di sini.
Dan di satu pihak jg disetiap golonga suku bangsa itu pasti ada tokoh pergerakkan yv melawan ketidak adilan kompeni. Itu jg wajar terjadi di seluruh bagian dunia.
Cuma memang jeleknya selama ini ada stigmatisaai kpd Tionghua yg terutama pada masa ordebaru kalau kaum Tionghua tdk ada yg pro Kemerdekaan. Itu lah knp sejarah kian kemari kian mengungkap kebenaran. Karena hakekatnya memang kita sebagai manusia tdk suka diberi info sejarah palsu.
Jd di chanel ini, pemiliknya kan Pak Chan adalah figur yg kita hormati. Mari kita diskusi santun dan menahan diri. Masa sih kanal yg di garap secara intelek ini malah jd perdebatan kusir yg gk bermutu.
Dewasalah kita semua. Apalagi kita sodara sebangsa dan setanah air walah beda suku dan agama tapi kita punya Merah Putih dan Bhineka tunggal ika.
Sehat2 ya pak Can dan tim
@@rezafahlefi2329 terima kasih mas Reza
Sehat sehat pak chan..ku tunggu video selanjutnya
@@hardiyoso7080 semoga sempat
Keten Pak Chan❤
Jangan lupa selalu bawa air putih pak can ditiap penelusurannya. Sehat selalu pak
@@evano5877 iya mas Evano, tersedia dalam tas
slamat pagi pak can.....
@@apinnobita618 selamat pagi mas Apin
Asik Nih Pak Can, Ni cerita seru ini😂😂👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻 Salam dari NTT pak can saya mantan warga Jakarta juga👍🏻👍🏻
@@multiroofroof salam dari Jakarta dan salam untuk keluarga
Assalamualaikum pak Chand... Sehat selalu. Pagi" sudah dapat pelajaran sejarah..👍💙 tanya pak Chand...itu Kapitan bekerja untuk siapa?.. Gong Xi Fa Cai...😊
@@lukmannulhakim6072 Waalaikumsalam. Kapiten bekerja untuk mrmbantu VOC dalam memungut pajak. Terima kasih mas Lukman sdh menonton
Kapitan Der Chineezen, adalah "walikota" Yang ditunjuk oleh VOC, untuk keperluan "administrasi" semisal "pendataan penduduk", "Penarikan pajak", ataupun juga "administrasi wilayah". Jadi, fungsinya adalah "sepenuhnya sipil", mengingat Di bawahnya akan bekerja para "lieutenant". Jangan lupa bahwa setiap kelompok etnis, juga punya "pejabat sipil" masing-masing, sesuai metode VOC, yaitu "Timur Asing": China, India, Arab; "European": bule; Dan "inlanders": Pribumi, mengikuti ketentuan Hukum Belanda (termasuk HOCI), termasuk perangkat wajib: agama, tanda "pengikut golongan": Salib, peci, baju, dlsb.
Paskah bebtrok bagaimana kelanjutan yang selamat pasti akan mengungsi kemana saja..katanya ke jawa tengah jawa timur...karena dikejar belanda dan minta bantuan ke kasunanan timbul perlawanan ke Belanda bersama orang jawa samapai ada panglima2.yang nanmanya sepanjang dan terjadi perang pecah kulit..jaman Mas Garendi..terima kasih pak Chand
@@airlanggapranata7165 mas Airlangga terima kasih informasinya. Kelak video ini dilanjutkan. Terima kasih
Lari itu ke "Tiga arah", yaitu 1. Barat: "Tangerang", 2. Selatan, Buitenzorg, 3. Timur: "Cirebon, Pekalongan, Semarang", akhirnya tergabung dalam perlawanan Mas Garendi (pasukan Cino-Jowo), dari kraton Selatan.
Saya prihatin dan sedih sekali melihat cerita sejarah ini betapa Etnis Cina dibantai oleh penjajah belanda yg sangat kejam
@@bambangsuryatno4267 mudah-mudahan tidak ada dendam
Geger pecinan, ribuan orang china yg berhasil selamat akhirnya sebagian melarikan diri ke Kartasura, bergabung dengan pasukan Pakubuwana 2 untuk melawan Belanda dan membantu menghancurkan keraton Kartasura. Koreksi kalau salah pak can
@@Tonny-f8x terima kasih mas Tonny sdh memberi tambahan informasi
Arus Utamanya sih, sepanjang Pantai Utara. Cuma, kebetulan kraton Selatan, memang sedang memuncak kemarahannya kepada Kompeni, sehingga terbentuklah kesepakatan untuk membentuk "laskar gabungan" Di sepanjang daerah Utara (Jawa Barat-Tengah), sehingga muncullah perlawanan tersebut. Saat itu "Jalur jalan kereta kuda Anyer-Panarukan" saja, belum Ada.
Selamat pagi Om Can, salam sehat selalu 😊😊😊
@@VanDerSpoor_1984 selamat pagi mas Tonnie
Wah, seminggu lalu baru saja saya lewat situ, menuju luar batang.
@@charox21 terima kasih sudah menonton
Kenapa ya Pak kok kanal-kanal di Batavia banyak yang ditutup saat ini?? Apakah semata-mata karena memang sudah tidak dibutuhkan lagi atau itu sebenarnya bentuk ketidaksengajaan karena adanya proyek-proyek tertentu??
@@userx1xy-1-xz karena banjir
Jakarta mengalami masalah akibat "penurunan muka Tanah", akibat "kegemaran mendirikan Gedung tinggi", diikuti dengan "kenaikan air Laut", ditambahi dengan "peningkatan transportasi", sehingga kanal lama menjadi "mandeg", sehingga genangannya kemudian mudah terpolusi, dlsb, apalagi era Musim penghujan Yang parah. "Kali lama" malah diuruk, sehingga untuk jalan keluar air, jadinya "jalan menjadi Kali".