ZIARAH GURU MURSYID TAREQAH QODIRIYAH NAQSABANDIYAH DIPUNCAK SURYALAYA - TASIKMALAYA

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 12 жов 2024
  • ABAH SEPUH & ABAH ANOM
    Kali ini kita berziarah di Makam dimakam KH. Shohibulwafa Tajul Arifin(abah anom ) dan Syekh Haji Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad atau yang biasa di panggil Abah Sepuh
    yang berada di Pondok Pesantren Suryalaya, Jalan Suryalaya Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pageragung, Tasikmalaya, Jawa Barat.tepatnya di puncak suryalaya.Keduanya merupakan ayah dan anak guru mursyid tareqat qodiriyah naqsabandiyah.
    Areal makam beliau berada dalam areal Pondok Pesantren Suryalaya. Jarak menuju ke Pondok Pesantren Suryalaya dari kota Tasikmalaya adalah kuran lebih 28,1 km, apabila ditempuh dengan menggunakan mobil maka lama tempuh perjalanan adalah kurang lebih 36 menit. Untuk berziarah ke makam Abah Anom di Puncak Suryalaya, terdapat waktu khusus agar dapat berada di dalam bagunan Gubah Makam Abah Anom, yaitu sebelum pukul 12 siang. Setelah pukul 12 siang, bagunan Gubah Makam Abah Anom akan ditutup dan dikunci. Peziarah dapat berziarah dari sisi luar makam. Jalan menuju makam Abah Anom di puncak Suryalaya dapat ditempuh dari dua jalan, yaitu dari bagian depan, melalui tangga di sisi kiri Masjid Nurul Asror dan dari bagian belakang, melalui tangga disisi belakang Masjid Nurul Asror. Perbedaan kedua jalan tersebut adalah dari bentuk tangga menuju Puncak Suryalaya. Apabila memilih jalan pertama yaitu bagian depan maka jalan akan menanjak lurus apabila jalan kedua, melalui bagian belakang maka jalan menajak dan berbelok - belok dengan melewati pemakaman keluarga Abah Anom.
    Syekh Haji Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad atau yang biasa di panggil Abah Sepuh, lahir tahun 1836 di kampung Cicalung Kecamatan Tarikolot Kabupaten Sumedang (sekarang, Kp Cicalung Desa Tanjungsari Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya) dari pasangan Raden Nura Pradja (Eyang Upas, yang kemudian bernama Nur Muhammad) dengan Ibu Emah.Ia dibesarkan oleh uwaknya yang dikenal sebagai Kyai Jangkung.
    Sejak kecil, ia sudah gemar mengaji atau mesantren dan membantu orang tua dan keluarga, serta suka memperhatikan kesejahteraan masyarakat,Setelah menyelesaikan pendidikan agama dalam bidang akidah, fiqih, dan lain-lain di tempat orang tuanya.Di Pesantren Sukamiskin, Bandung, ia mendalami fiqih, nahwu, dan sorof.Ia kemudian mendarmabaktikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat dengan mendirikan pengajian di daerahnya dan mendirikan pengajian di daerah Tundagan, Tasikmalaya. Ia kemudian menunaikan ibadah haji yang pertama.
    Walaupun Syaikh Abdullah Mubarok telah menjadi pimpinan dan mengasuh sebuah pengajian pada tahun 1890 di Tundagan, Tasikmalaya, ia masih terus belajar dan mendalami ilmu Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah kepada Mama Guru Agung Syaikh Tolhah bin Talabudin di daerah Trusmi dan Kalisapu Cirebon.
    Ia memperoleh gelar Syaikh Mursyid. Dalam perjalanan sejarahnya, pada tahun 1950,
    Setelah menjalani masa yang cukup panjang, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad-sebagai Guru Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada tanggal 25 Januari 1956, dalam usia 120 tahun.Ia menniggalkan sebuah lembaga Pondok Pesantren Suryalaya yang sangat berharga bagi pembinaan umat manusia, agar senantiasa dapat melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta mewariskan sebuah wasiat berupa Tanbih yang sampai saat sekarang dijadikan pedoman bagi seluruh Ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, Pondok Pesantren Suryalaya dalam hidup dan kehidupannya.
    KH. Shohibulwafa Tajul Arifin merupakan putra dari syeikh abdullah bin nur Muhammad/abah sepuh kemudian mendapatkan gelar Abah Anom gelar yang diambil dari bahasa Sunda yang berarti "bapak/kiai muda" yang dianugrahkan kepada KH. Shohibulwafa Tajul Arifin ketika usia masih muda.Gelar Abah Anom tersebut menjadi sangat populer di masyarakat Indonesia dan dunia dan sangat lekat dengan pondok pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Abah Anom meninggal pada usia 96 tahun, pada hari Senin, 5 September 2011/ 6 Syawal 1432H.
    Semasa hidupnya, Abah Anom (KH. Shohibulwafa Tajul Arifin) dikenal menguasai tiga sumber penting ilmu Islam yaitu, Fikih, Ilmu Kalam dan Tasawuf. Beliau rajin mengamalkan dan membaca kitab kuning, hal ini terlihat dari karya beliau Miftah al-Sudur dan menjadi bagian utama dari kurikulum Pondok Pesantren Suryalaya.
    Ajaran Tarekat Qaridiyah Naqsyabandiyah pada masa Abah Anom (KH. Shohibulwafa Tajul Arifin) mulai ditulis dan dicetak dalam kitab berjudul Miftah Al Sudur. Tujuan penulisan kitab Miftah Al Sudur adalah mengajarkan teori dan praktik ajaran Tarekat Qaridiyah Naqsyabandiyah untuk mencapai ketenangan dalam kehidupan dunia dan kebahagiaan akhirat.
    #makamwali#Abahsepuh#abahanom#puncaksuryalaya

КОМЕНТАРІ •