Saya pernah sekali ke Pura ini. Mungkin ketika saya masih SD ya. Dan saya punya kenangan di Pura ini. Terima kasih sudah meliput Pura Puncak Penulisan ini dg bagus🙏
@@jayendrawayan Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@jayendrawayan Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
sahabat mohon dijelaskan refrensi yg digunakan ttg info yg sahabat sampaikan, krn Buku Sejarah ttg Pura Kahyangan Jagat "Pura Besakih" dan Pura lain yg disusun olh Bpk Jro Mangku Ketut Soebandi, sbb : bhw ada seorang Brahmana dari India bernama Maharsi Markandeya putra Maharsi Merkandu keturunan Maharsi Bhrgu melakukan Yatra ke Gn. Dieng "Hyang" di Wonosobo Jateng dan bbrpa waktu kemudian bliau 'lanjutkan Yatra dari Gn. Dieng ke Gn.Rawung di Jatim, lalu pd thn 85.Saka (thn 163. Masehi) bliau 'lanjutkan Yatra ke Gn.Tohlangkir (Gn. Agung/ Udhaya Parvata) dan m'dirikan PURA BESAKIH "BASUKIHAN" yg dilakukan sampai 2kali. Dan waktu itu di Bali blum ada Kerajaan maupun Pura, krn Kerajaan Singa Mandhawa ada sekitar awal abad VI. (menurut Buku Babad Bali Dwipa). 2:47
@@sutedjamade6398sahabat yg 'mbawa masyarakat di sekitar lereng Gn Rawung ke Bali Bukan Mpu Kuturan tetapi Maharsi Markandeya pd tahun 163.Masehi ato 85.Saka (Sejarah Pura Kahyangan Jagat Besakih yg ditulis olh Jero Mangku Ktut Soebandi yg ditulis dg refr dr Lontar di Gedong Kirtya Singaraja). Dan mohon dijelaskan ttg difinisi Bali Mule dan Bali Age.(???)
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@bagiartha7213Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
@@jeroarsa-oo4it Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@AyunkanLangkahmu Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@jeroarsa-oo4it Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇
Pura penulisan menurut perjalanan spiritual kami,pura ini dibangun semenjak manusia mulai belajar menulis\ awalnya manusia menulis diatas batu,disebut pura batutulis,menjadi penulisan.dan bukan untuk pemujaan Dewa Siwa, melainkan untuk pemujaan Betare Tedung Jagat ( penguasa bumi bali dan Indonesia,juga beliau penentu dari pada DUNIA.
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu maka
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇😇😇😇🙏🙏
Jaman sekarang banyak yg ngaku2 pura kuno, pura sudah ada sejak dulu, hati2 bro, pura2 baru yg cuma berniat ngambil keuntungan, ciri yang paling kelihatan adalah kau lihat puranya banyak patung siwa entah patung tri murti, pura yg memang metaksu dan sudah ada sejarahnya gak ada patung siwa,..cek dulu sejarah puranya.
Kalau sing percaya Mai ateh nangkil.kmo.situs tidak ada sastra namun Corat coret gambar dan Tika sebagai religi nya.itu namanya pura griya Siwa mas Magelang .dekat dengan pura memori.sing ngae2.klau pura masih ada tulisan Satra itu baru brow.di sini total batu2 besar alias megalitikum.tidak ada bangunan modern
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Tentunya Sudah ada. Mereka adalah orang Bali Asli atau yg sering disebut Bali Aga. Contoh di desa Batur, desa Trunyan, desa Tenganan dll. Bapak bisa cek di google. Terima kasih
@@soepardigs8393 ini adalah salah satu tulisan tentang penjelasan nya, bisa dibaca disini : sidetapa-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/200-KEKHASAN-MASYARAKAT-BALI-AGA
@@soepardigs8393 dan ini video tentang Perang Pandan di Desa Trunyan ( Bali Aga ). Disini ada dijelaskan oleh salah satu Tetua di Desa ini mengenai Dewa Indra sbg Dewa Perang ua-cam.com/video/LwBsRRIBpB8/v-deo.htmlsi=H7sinN2i7Af9ZbEY
@@AyunkanLangkahmu iya,tapi ada yg bilang "BALI AGA" ini orang jawa bkn orang bali asli,yg bilang gitu juga orang bali saat pidato,di pura di daerah jawa..
Jaman sekarang banyak yg ngaku2 pura kuno, pura sudah ada sejak dulu, hati2 bro, pura2 baru yg cuma berniat ngambil keuntungan, ciri yang paling kelihatan adalah kau lihat puranya banyak patung siwa entah patung tri murti, pura yg memang metaksu dan sudah ada sejarahnya gak ada patung siwa,..cek dulu sejarah puranya. Seperti pura puncak penulisan ini, memang metaksu dan ada sejarahnya.
@@dewa8087 Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@jmorgan8441 Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Tidak ada pura pd jaman megalitikum karena agama belum ada dan belum percaya tuhan, yg ada mereka percaya batu punya roh atau kekuatan dan menyembahnya
mf min ya......jaman megalitikum dlm sejarah indonesia blum kenal agama hindu,yg mereka anut adlah animisme n dinamisme....mgkin ini di rubah spy kesan klo agama hindu uda ad di indonesia jaman dulu,jgn merubah sejarah ya.....jaman megalitikum adalh jaman prasejarah,di mana jaman itu manusia indonesia blum kenal agama,at blum ada di sbut agama.....jgn suka rubah sejarah ya,ksian anak cucu kita,lw mau blg agama hindu yg pertama di indonesia tdk apa,krn mmg dasarx dari animisme n dinamisme ajaranx.....n hampir mirip
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama" Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu Buddha: Siddharta Gautama Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya. Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut Om Namo Buddhaya Om Namo Dharmaya Om Namo Sanghaya Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka. Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma" Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@AyunkanLangkahmu Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus". Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇 Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak. Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Ayo lestarikan budaya asli nusantara , jgn mau di rusak oleh budaya asing , budaya asing tdk ada sejarahnya di tansh nusantara.
Rahayu rahsyu rahsyu
Salam Rahayu
Bagus sekali info tentang Pura ini. Terima kasih. Rahayu
Terima kasih. Rahayu
Matur suksme sampun menayangkan Pura Puncak Penulisan. Rahayu nggih
Matur Suksme mewali. Rahayu🙏
Rahayu🙏🙏🙏
Rahayu mewali🙏🙏🙏
Saya pernah sekali ke Pura ini. Mungkin ketika saya masih SD ya.
Dan saya punya kenangan di Pura ini. Terima kasih sudah meliput Pura Puncak Penulisan ini dg bagus🙏
Terima kasih juga🙏
@@AyunkanLangkahmukok sama ya, saya juga waktu SD aja pernah tangkil
@@jayendrawayan 🙏
@@jayendrawayan Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@jayendrawayan Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇
Om swasti astu, saya hindu dri sulawesi utara,, pura ini mengingat kan aku sama deweyang ayahku,, dri pernah me tirte yatre ke puri ini❤
Salam Rahayu🙏❤️
Menarik sekali,. Aura di jaman para raja msh melekat,.
Terima kasih🙏
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Harus tetap dilestarikan
Setuju👍👍
terima kasih informasinya
Terima kasih juga
Ternyata Pura ini cantik sekali. Keren👍
Setuju🙏
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Bersyukur tiang polih nangkil Wawu ah pisan Om Namah Sivaya 🙏
Angayubagia nggih. Rahayu🙏
Suksma infonya
Suksme mewali nggih
Sukseme share nya dmg polh rahayu sareng sami
Rahayu🙏🙏🙏
sahabat mohon dijelaskan refrensi yg digunakan ttg info yg sahabat sampaikan, krn Buku Sejarah ttg Pura Kahyangan Jagat "Pura Besakih" dan Pura lain yg disusun olh Bpk Jro Mangku Ketut Soebandi, sbb : bhw ada seorang Brahmana dari India bernama Maharsi Markandeya putra Maharsi Merkandu keturunan Maharsi Bhrgu melakukan Yatra ke Gn. Dieng "Hyang" di Wonosobo Jateng dan bbrpa waktu kemudian bliau 'lanjutkan Yatra dari Gn. Dieng ke Gn.Rawung di Jatim, lalu pd thn 85.Saka (thn 163. Masehi) bliau 'lanjutkan Yatra ke Gn.Tohlangkir (Gn. Agung/ Udhaya Parvata) dan m'dirikan PURA BESAKIH "BASUKIHAN" yg dilakukan sampai 2kali. Dan waktu itu di Bali blum ada Kerajaan maupun Pura, krn Kerajaan Singa Mandhawa ada sekitar awal abad VI. (menurut Buku Babad Bali Dwipa). 2:47
Referensi diambil dari link ini : www.kintamani.id/telusuri-jejak-pura-puncak-penulisan-bali-pura-tertua-pulau-dewata/
Terima kasih
Mohon dipisahkan bali Kino dengan Bali Age
Bali mule Bali sebelum datang nya orang2 Age dari Jawa dileteng gunung Raung yg dibawa oleh empu Kuturan.
@@sutedjamade6398sahabat yg 'mbawa masyarakat di sekitar lereng Gn Rawung ke Bali Bukan Mpu Kuturan tetapi Maharsi Markandeya pd tahun 163.Masehi ato 85.Saka (Sejarah Pura Kahyangan Jagat Besakih yg ditulis olh Jero Mangku Ktut Soebandi yg ditulis dg refr dr Lontar di Gedong Kirtya Singaraja). Dan mohon dijelaskan ttg difinisi Bali Mule dan Bali Age.(???)
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@bagiartha7213Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Dumogi Rahayu nggih.
Matur suksma. Rahayu taler
Perlu ada penjaga pura agar kesucian pura dan keberadaan purbakala bisa tetap terjaga..
Setuju
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Puncak Penulisan ..... sudah lamaaaa sekali terakhir ke sana....
Samaaaa, saya juga Komandan
Pura Tegeh Kahuripan,.
Rahayu🙏🙏
Pure adalah tempat suci untuk menghibungkan diri dengan Tuhan, jangan sembarang orang boleh memasuki. Auranya akan hilang
Setuju🙏
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
@@dewisnu9168 , nenek agung raka yg sering komat kamit tentang india kagak ngerti dia
@@dewisnu9168pengetahuan nya luar biass
Rahayu 🙏
Rahayu🙏
Klu. Mo smbhyg d pr niki. Mngkunya sllu ada ya? Suksme
Kebetulan waktu tiyang tangkil, ada Mangkunya di Pura. Suksme🙏
Bisa ditanyakan dekat pintu masuk, dulu pemangku tinggal disana
@@dewa8087 matur suksme infonya nggih 🙏
Mohon urut menceritrakannya urut. Spt dimana tempat pura tsb dll
Pada detik ke 4.32 telah disampaikan lokasi Pura ini. Maaf jika kurang berkenan dg narasi kami. Terima kasih😍
pure dibangun jauh sebelum candi Borobudur dibangun
🙏
Sering tangkil kesana dan pasti beli jaja bantal yg sgt enak
Sudah Merupakan Ciri Khas nggih, pasti kita beli jajan bantal nya yg enak itu 😍
@@AyunkanLangkahmu pasti
@@jeroarsa-oo4it Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@AyunkanLangkahmu Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@jeroarsa-oo4it Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇
Saya cuman waktu kecil saja dapat kesana
Sama saya juga Ar
Memang indah suasananya ❤
Benar❤️
Dumogi Ide Bhetara setate mepaice kerahayuan 🙏🙏🙏
Astungkara🙏🙏🙏
Rahayu, Rahayu, Rahayu🙏
Rahayu, Rahayu, Rahayu🙏
Pura penulisan menurut perjalanan spiritual kami,pura ini dibangun semenjak manusia mulai belajar menulis\ awalnya manusia menulis diatas batu,disebut pura batutulis,menjadi penulisan.dan bukan untuk pemujaan Dewa Siwa, melainkan untuk pemujaan Betare Tedung Jagat ( penguasa bumi bali dan Indonesia,juga beliau penentu dari pada DUNIA.
Terima kasih atas informasinya🙏🙏
Menurut jero mangku di Pura Pucak Penulisan pemujaan kepada dewa siwa dan istri beliau berstana di Pura Dalem Agung Payangan Br.sema
@@jagatparahyangan8093 Terima kasih atas info nya🙏🙏
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu maka
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇😇😇😇🙏🙏
Salam rahayu 3
Salam Rahayu taler🙏
Purnama ini pujawali di pura khauripan
Terima kasih infonya🙏
Aku pengin meditasi d stu
🙏🙏
Satu2 nya pura megalitikum di bali.adalah pura griya Siwa mas Magelang.berupa batu2 sebesar rumah lokasi di kecamatan Pupuan Tabanan bali
Terima kasih infonya🙏
Jaman sekarang banyak yg ngaku2 pura kuno, pura sudah ada sejak dulu, hati2 bro, pura2 baru yg cuma berniat ngambil keuntungan, ciri yang paling kelihatan adalah kau lihat puranya banyak patung siwa entah patung tri murti, pura yg memang metaksu dan sudah ada sejarahnya gak ada patung siwa,..cek dulu sejarah puranya.
Kalau sing percaya Mai ateh nangkil.kmo.situs tidak ada sastra namun Corat coret gambar dan Tika sebagai religi nya.itu namanya pura griya Siwa mas Magelang .dekat dengan pura memori.sing ngae2.klau pura masih ada tulisan Satra itu baru brow.di sini total batu2 besar alias megalitikum.tidak ada bangunan modern
Griya Siwa mas magelah
Ni tetamian leluhur ty.sing perlu di cek LG.saya tak ngambil ke untungkan apapun. Krn megalitikum itu ciri2 nya ya batu besar
Pura panarajon,.. pura Pucak penulisan
🙏🙏
👍🏻👍🏻👍🏻
🙏🙏🙏
Dengan banyaknya arca2 kuno di Pura ini harus diantisipasi dari kejahatan pencurian arca, krn sudah diketahui oleh umum
🙏🙏
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman Nusantara Kuno 🙏😇
Share lokasi dong
Bisa cek dari google : Pura Puncak Penulisan Bali.
Sangat mudah ditemukan karena lokasinya di pinggir jalan Raya Kintamani Kubutambahan
@@AyunkanLangkahmu waduh gagal fokus. Tak kirain pupuan tabanan
Pertanyaan yg belum ada yg menjawab:"sebelum orang jawa/majapahit tiba di bali,apakah DI PULAU BALI SUDAH ADA ORANG/MANUSIA nya.?
Tentunya Sudah ada. Mereka adalah orang Bali Asli atau yg sering disebut Bali Aga. Contoh di desa Batur, desa Trunyan, desa Tenganan dll. Bapak bisa cek di google. Terima kasih
@@AyunkanLangkahmu lho,ada yg bilang BALI AGA itu ORANG JAWA/MAJAPAHIT yg tiba di bali pertama kali,bgmn to ini..
@@soepardigs8393 ini adalah salah satu tulisan tentang penjelasan nya, bisa dibaca disini : sidetapa-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/200-KEKHASAN-MASYARAKAT-BALI-AGA
@@soepardigs8393 dan ini video tentang Perang Pandan di Desa Trunyan ( Bali Aga ). Disini ada dijelaskan oleh salah satu Tetua di Desa ini mengenai Dewa Indra sbg Dewa Perang
ua-cam.com/video/LwBsRRIBpB8/v-deo.htmlsi=H7sinN2i7Af9ZbEY
@@AyunkanLangkahmu iya,tapi ada yg bilang "BALI AGA" ini orang jawa bkn orang bali asli,yg bilang gitu juga orang bali saat pidato,di pura di daerah jawa..
Jaman sekarang banyak yg ngaku2 pura kuno, pura sudah ada sejak dulu, hati2 bro, pura2 baru yg cuma berniat ngambil keuntungan, ciri yang paling kelihatan adalah kau lihat puranya banyak patung siwa entah patung tri murti, pura yg memang metaksu dan sudah ada sejarahnya gak ada patung siwa,..cek dulu sejarah puranya. Seperti pura puncak penulisan ini, memang metaksu dan ada sejarahnya.
Macam mana kita mau tau kalau Pura tersebut sama ada Pura Kuno ataupun Pura baru?
🙏🙏🙏
Jelas pura penulisan pura kuno, dimana disana tidak ada padmasana atau surya dan banyak ditemukan prasasti
@@dewa8087 🙏
@@dewa8087 Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Zaman megalitikum memang sudah ada agama hindu bukannya hindu dari india dan di bawa ke indonesia apa zaman kerajaan² yg ada pada zaman tahun masehi
tetus apa kitab suci acuannya?
🙏🙏🙏
@@absolutetruth891 maksud kamu apa bilang kadru?? dan kadrun itu apa ???
Manusia bodoh diam kau babi
@@jmorgan8441 Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Tidak ada pura pd jaman megalitikum karena agama belum ada dan belum percaya tuhan, yg ada mereka percaya batu punya roh atau kekuatan dan menyembahnya
🙏🙏
@@AyunkanLangkahmusalah celoteh kali😂😂😂
mf min ya......jaman megalitikum dlm sejarah indonesia blum kenal agama hindu,yg mereka anut adlah animisme n dinamisme....mgkin ini di rubah spy kesan klo agama hindu uda ad di indonesia jaman dulu,jgn merubah sejarah ya.....jaman megalitikum adalh jaman prasejarah,di mana jaman itu manusia indonesia blum kenal agama,at blum ada di sbut agama.....jgn suka rubah sejarah ya,ksian anak cucu kita,lw mau blg agama hindu yg pertama di indonesia tdk apa,krn mmg dasarx dari animisme n dinamisme ajaranx.....n hampir mirip
Terima kasih atas informasinya 🙏
@@AyunkanLangkahmu sm2 mbk n sy juga minta mf lw ad yg slh di koment sy ya🙏
@@srisyamsidar210 🙏🤍
Wait, jaman megalitikum, perasaan zaman tersebut belum ada agama Hindu.
🙏
Siapa bilang belum ada Hindu, Hindu Bali sudah ada sebelum Hindu dari jawa datang
@@jimiekasuhendra6375 Benar sekali🙏
Pura ini ada jaman bali aga.sebelum hindu hindia dan hindu majapahit masuk kebali.agama yg di anut agama tirta.belum agama hindu.
🙏🙏
Kemudian tentang bukti sejarah yg menyatakan bahwa agama buddha sebagai agama pertama yg datang ke Bali dimana asalnya juga dari India
Jadi, zaman Bali Kuno dulu pernah ada Buddhisme Kuno yg sembahyang nya di tempat terbuka didepan patung Buddha dibawah Pohon Bodhi dan Stupa disana mereka duduk bermeditasi dan setelah itu membaca Sutra dan Paritta berbentuk Daun Lontar dan setelah itu mereka mendapat wejangan dari Para Biksu dan Biksuni atau wejangan dari Para Mpu Buddhis dan Para Dang Hyang Buddhis
Agama Buddha Kuno ini ada di Zaman Bali Kuno dan juga Jawa Kuno berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara dan tempat sembahyang nya terbuka seperti pura tapi berupa patung buddha, pohon bodhi dan stupa sekilas mereka terlihat seperti kejawen atau seperti umat Hindu tradisi Bali saat ini tapi dalam versi Buddhis dan kadang mereka disebut "Buddha Phaksa" atau "Buddhagama"
Zaman dulu pernah ada Praktek Buddhisme yg seperti itu di Nusantara terutama di Bali Kuno dan Jawa Kuno
Dan zaman Bali Kuno juga ada Biksu dan Biksuni bernama Biksu Siwa Prajna, Biksu Siwa Nirmala, Biksu Siwa Sanghita, dsb bahkan Guru Bodhidharma pernah datang ke Bali zaman Bali Kuno dulu dan juga ada "Kuti" berupa "Bale Basare" tempat peristirahatan para biksu dan biksuni
Agama Buddha yg berkembang di Nusantara Kuno zaman itu adalah Kasogathan yang artinya ka-Buddha-an yg mencakup Theravada, Mahayana dan Wajrayana tapi berbahasa Kawi dan berbudaya Nusantara Kuno
Sama seperti Hindu tadi yg dimanapun ajarannya sama, tapi berbeda budaya saja, begitu juga Kasogathan/Buddhisme zaman Nusantara Kuno pada hakekatnya Ajaran Buddha dimanapun ajarannya sama, baik zaman dulu maupun zaman sekarang ajarannya sama karena akarnya sama yaitu dari perkataan Sang Buddha, karena prinsip Buddhisme adalah meskipun berbeda-beda alirannya, namun satu dharma nya karena "Tri Ratna" Nya sama yaitu
Buddha: Siddharta Gautama
Dharma : ajaran beliau yaitu kata-kata buddha yg ditulis dan dibukukan menjadi Kitab Suci Tripitaka
Sangha: Murid-murid Buddha yg mewarisi ajaran beliau yg kemudian sebagai perwakilan yg mengajar kan kembali kepada masyarakat awam. Yaitu Theravada oleh Ananda, Mahayana oleh Nagarjuna dan Tantrayana oleh tergantung guru silsilahnya.
Jadi, baik zaman dulu maupun zaman sekarang, apapun mahzab nya dan dimanapun berada ajaran Buddha dimanapun tetaplah sama karena akarnya sama yaitu dari Sang Buddha Gautama, yg berbeda hanya bahasa dan budaya nya saja
Sehingga "Buddha" dalam Konsep Siwa-Buddha di Bali sebenarnya bukan 2 agama yg digabung jadi 1 agama baru, karena Kitab sucinya berbeda jadi gimana agama bisa digabung, sehingga Siwa-Buddha sejatinya adalah 2 agama yg sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Konsep ini sama seperti Tri Dharma di Klenteng yaitu Buddha, Tao dan Konghucu sembahyang bareng dan ritual bareng di tempat ibadah yg sama
Dan ini adalah suatu bentuk toleransi maha tinggi sejak zaman Majapahit
Bahkan Pandita Buddha di Bali sebenarnya adalah Buddhis, karena klo dilihat dari mantranya pasti menyebut
Om Namo Buddhaya
Om Namo Dharmaya
Om Namo Sanghaya
Cari mantra ini di semua Pustaka Hindu yg ada di Bali dan India pasti ga akan ketemu, karena ini bukan mantra Hindu, tapi Mantra Buddhis yaitu "Tri Ratna" atau "Tiratana" (Dalam Theravada) yg mana semua Mahzab Buddhisme pasti menyebut mantra ini dalam upacara dan sembahyang mereka.
Dan secara silsilah perguruan, Pandita Buddha di Bali adalah Satu Perguruan dengan Pandita Buddha Wajrayana Kasogathan Jawa dan adalah satu Perguruan dengan Khadam Choeling Indonesia dan satu Perguruan dengan Buddha Shingon Jepang karena Sasana Kepanditaan nya sama meskipun dipraktikkan dalam bahasa dan budaya yg berbeda tapi Kepanditaan nya sama dan intisari ajarannya sama yaitu "Buddha Dharma"
Demikianlah sejarah Buddhisme di Nusantara zaman Jawa Kuno s/d Bali Kuno bahwa dulu pernah ada Buddhisme demikian di zaman PerungguNusantara Kuno 🙏😇
Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
@@AyunkanLangkahmu Begini ya, sebenarnya di Nusantara tidak ada penduduk asli karena semuanya pendatang dari Yunnan dan peradaban Tepi Singai Mekong, China Selatan yg disebut sebagai orang-orang Austronesia yaitu Melayu Mongoloid kemudian bermigrasi ke Nusantara dalam 2 gelombang yaitu Gelombang pertama dengan jalan kaki disebut "Proto Melayu" (Melayu tua) dan gelombang kedua lewat laut dengan perahu bercadik yg disebut "Deutro Melayu" (Melayu Muda). Makanya ada lagu "Nenek Moyang ku Seorang Pelaut" karena leluhur kita memang pendatang dari luar negeri yg migrasi ke Nusantara sehingga migrasi penduduk telah terjadi ratusan dan ribuan tahun lalu ke Nusantara secara bertahap
Sebelum Hindu-Buddha Masuk ke Nusantara, orang-orang Austronesia sudah punya keyakinan yg menyembah Roh Leluhur yg dianggap sebagai Dewa dan menyembahnya kekuatan alam yg juga dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti batu yg disebut "Sarkofagus".
Agama orang Austronesia Kuno pra-Hindu-Buddha ini cenderung mirip seperti agama Taoisme di Klenteng yg juga menyembah Dewa-dewi tapi pengertian Dewa-dewi dalam Taoisme adalah roh leluhur dianggap sebagai dewa, tokoh yg dulunya berjasa setelah meninggal diangkat sebagai Dewa-dewi, Kekuatan alam yg dipersonifikasikan sebagai Dewa-dewi seperti warga chinese malaysia menyembah dewa bumi lokal penguasa tanah Melayu yg disebut Dewa Datuk Gong, dan Dewa-dewi juga ada yg berasal dari Langit. Sehingga Agama Taoisme fokus kepada Pemujaan kepada Dewa-dewi dan memiliki tradisi penguburan jenazah dengan peti kayu tapi mungkin agama Taoisme menerima kremasi juga
Agama Shinto di Jepang juga konsepnya sama begitu yaitu menyembah Dewa-dewi sebagai personifikasi dari kekuatan alam yg disebut sebagai "Kamisama" 🙏😇
Kemudian ratusan tahun lalu di Zaman Bali Kuno sudah ada kontak dengan dunia luar dan sudah ada perdagangan internasional dan juga kontak dengan dunia luar yaitu dengan India, China, Yunani Kuno dan Mesir Kuno dan sudah terjadi Akulturasi silang Budaya dengan dunia luar sehingga budaya bali adalah hasil akulturasi antara budaya Austronesia dengan budaya China dan India Kuno
Kemudian datang orang-orang dari India mengajarkan agama ke Bali kuno, mengajarkan Agama, mengajarkan Aksara dan mengajarkan sistem monarki dan kepala suku mangkat jadi Raja
Menurut catatan sejarah mengatakan bahwa agama pertama yg datang ke Bali adalah Agama Buddha
Dan zaman itu juga datang agama Hindu yg diajarkan oleh orang-orang dari India ke Zaman Bali Kuno dan Agama Hindu di Bali Kuno zaman itu juga sama seperti di India yaitu pemujaan dengan Lingga, Arca, Candi, Sekte nya banyak dan tidak ada istilah "Hindu" tapi dipraktikkan dengan Budaya Bali Kuno dan waktu itu belum ada pura, pelinggih rong tiga, khayangan tiga dan padmasana dan zaman itu upacara Hindu sangat" simple
Bahkan di zaman awal" Agama Hindu masuk ke Bali Kuno pernah Ngaben hanya dengan sarana Bunga, Buah, Air dan Api saja sudah puput tapi mantra nya banyak.
Kemudian seiring berkembangnya waktu 9 sekte Hindu dikonversi massal ke Siwa Siddhanta semua tapi proses perpindahan tsb sambil membawa sebagian tradisi dari sekte-sekte sebelumnya sehingga menjadi lah seperti sekarang, sehingga Hindu tradisi Bali adalah sekte tapi Siwa Siddhanta garis perguruan parampara Rsi Markandeya yg dipraktikkan dengan Budaya Bali dan dulunya pasca disatukan, upacara di Bali masih sederhana meskipun tak sesederhana sewaktu zaman Bali Kuno dulu, namun seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin membaik upacara agama di Bali dibesarkan lagi sehingga membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga dan melibatkan banyak orang bahkan adat semakin kedepannya dikembangkan ke arah yg semakin ribet dan saklek, sehingga kadang kita mesti seringkali minta izin libur untuk ikut upacara agama
Semestinya seiring berkembangnya zaman dan ekonomi semakin baik, kegiatan semakin padat karena orang-orang sibuk kerja dan berkompetisi di zaman modern yg kadang sulit minta izin libur kerja dan jadi ga bagus kesannya bila sering minta izin libur kerja, sehingga seiring berkembangnya zaman dan ekonomi yang semakin baik semestinya upacara agama dikembangkan ke arah yg semakin simple bahkan adat juga semestinya dikembangkan ke arah yg semakin simple dan fleksibel tidak kaku/saklek
Dan sejak zaman Bali Kuno, tanpa adanya orang-orang India yg mengajar kan agama Hindu ke Nusantara maka tidak akan mungkin kita di Nusantara kenal agama Hindu dan tanpa adanya orang-orang India yg menyebarkan Hindu ke Bali maka tidak akan mungkin kita orang Bali kenal Agama Hindu sehingga Hindu dimanapun ajarannya sama, karena akarnya sama, yg berbeda hanya budayanya saja, sehingga karena akarnya sama sehingga sesama Hindu tidak elok bila saling mengklaim bahwa hanya Hindu milik kita yg terbaik dan paling sempurna, tidak ada itu!! Karena Hindu dimanapun ajarannya sama karena akarnya sama dan sama-sama berakar dari India dan jika bukan karena orang-orang dari India yg menyebarkan dan mengajar kan Hindu ke Bali sejak zaman Bali Kuno dulu maka Hindu tidak akan sampai ke Bali dan sebagai orang Bali kita tidak akan kenal dengan Hinduisme jika bukan dari India yg mengajar kan kesini waktu zaman Bali Kuno dulu
Nah lho salah lagi🤭😀
Majapahit bukan hindu, tapi KAPITAYAN.
🙏
Siwa budha
Rahayu🙏🙏🙏
Rahayu🙏🙏🙏