Tahapan-tahapan Pembersihan Keris agar Tetap Awet di Museum Keris Solo
Вставка
- Опубліковано 26 вер 2018
- (Laporan Wartawan TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
TRIBUN-VIDEO.COM - Pusaka merupakan simbol tersendiri bagi pemiliknya.
Meski demikian, pusaka harus dirawat agar tetap bagus dan tidak mudah rusak.
Terutama pusaka dari besi dan baja seperti keris atau tombak.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan pembersihan pusaka, seperti yang dilakukan oleh pihak Museum Keris di Kota Solo saat acara Jamasan Pusaka, Senin (24/9/2018).
1. Pencucian
Pencucian merupakan tahapan di mana keris atau benda pusaka yang berkarat dibersihkan dengan menggunakan cairan air kelapa, jeruk nipis dan sabun.
Pada tahapan ini, jeruk nipis digunakan untuk menggilangkan karat-karat pada keris, dengan cara digosokkan.
Untuk hasil maksimal, digunakan sabun cuci cream serta campuran air kelapa.
2. Pemutihan
Pada tahapan ini, keris atau pusaka diputihkan dengan menggunakan abu dan jeruk nipis.
Setelah itu, keris atau pusaka didiamkan beberapa saat.
3. Pewarnaan
Untuk mengembalikan warna keris serta memunculkan kembali corak-corak keris usai dibersihkan, dilakukan tahapan pewarnaan.
Tahapan ini menggunakan cairan arsenik dan jeruk nipis.
Arsenik dikenal bisa menggembalikan pamor keris yang terbuat dari nikel atau batu meteor.
Setelah itu, keris diangin-anginkan agar kering.
4. Peminyakan
Pada tahapan ini, keris yang sudah kering diolesi minyak pusaka.
Minyak ini digunakan untuk mempertahankan kadar PH dari pusaka.
Setelah diolesi minyak pusaka, dilakukan pemijatan terhadap pusaka agar minyak lebih menyerap ke pori-pori pusaka.
Setelah itu, pusaka didiamkan sebelum akhirnya dilakukan pengelapan. (*)
Bagus untuk sebuah proses nguri-uri budaya jawi.
Sebaiknya ketika menjamas, pusaka diletakkan diatas anjang-anjang lebih tinggi dari tali pusar si penjamas...
Karakteristik Pusaka sangat Beragam ada "do'a" serta "harapan" baik dari Empu pembuatnya maupun dari Pemiliknya, kritik penempatan pusaka saat penjamasan ini saya kirim untuk sebua penghormatan budaya dan kesantunan dalam proses.
(Bersumber pada Mendiang Kakek dan Bapak saya sendiri).
Seperti menjunjung tinggi sebuah prinsip serta norma-norma tertaut ya seperti itulah layaknya kita menjamas Pusaka.
Matur Nuwun.
Emang beda,,Cara memperlakukan pusaka yg di lakukan oleh wong ngerti dan orang yg merasa pinter ..
Kebanyakan wong pinter sulit di ingatkan 😁,,karna sudah merasa pinter dan merasa itu menjadi pekerjaannya.
Sedangkan Wong yg ngerti benar benar..tidak berani asal asalan menggosok pusaka...apalagi kok cara menggosoknya bolak balik ..malah pakai kuas lagi,, aduuuh...😱
Dan efek samping apabila salah Memandikan pusaka adalah akan berimbas pada anak cucu keluarga sekitar...pasti akan gampang terjadi perselisihan maupun musibah .
Hanya saya ikut memberi saran saja😁🙏🙏
Salam budaya saya adalah seorang pecinta keris artikel ini sangat bermanfaat sekali tertama bagi para kolektor atau orang orang yang ingin merawat benda pusaka ,
Salam budaya
Semoga dihidangkan
Kyai Tengara .Keris pusaka yg Bernuansa Pengayoman..
Minta satu donk tombaknya bagus banget pak jokowii
Udah ni
Sehabis pewarnaan apa tdk usah di cuci lagi..atau apa lgsg di minyaki..trima ksh pencerahannya
👍👍👍👍👍👍
Yang di kuas2 itu minyak apa? Supaya tidak mudah karat di kasih apa?
permisi mau tanya itu yang air warna hitam air apa ya
Pewarangan bukan Pewarnaan
Pewarangan = ngasih warang/ Racun
Pewarnaan = Ngasih Warnan
Ya kan semasa pemutihan warna hitam dan pamornya bisa hilang jadi mungkin maksudnya untuk mengembalikan warnanya
Suara GK keluar...
ngapunten,
nyucinya kok dibawah kados kurang ngajeni Keris Pusaka negeri.
setia budi budi klo diatas basah semua.... soalnya wktu bersihkan saat digosok bnyak airnya....
Tuhane kris
Kok warangka keris Jokowi lambang Jogja bukannya dia Surakarta?
Itu bukan lambang keraton