Privilese Yang Tidak Kalah Penting Selain Uang | Beropini eps. 81
Вставка
- Опубліковано 7 вер 2024
- Selama ini kalau membicarakan soal privilese, diskusinya seperti berputar hanya di persoalan uang. Menurut gue ada hal lain yang juga bisa jadi privilese yang banyak orang nggak sadar. Di video ini gue membicarakan tentang hal tersebut.
SHOP YOUR FAVORITE KOREAN BEAUTY PRODUCTS:
www.stylekorea...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
WELCOME TO MY UA-cam CHANNEL!
Nama gue Gita Savitri Devi. Gue orang Indonesia yang tinggal di Hamburg, Jerman. Terima kasih udah mampir ke video gue. Jangan lupa subscribe, like, dan komen.
SOCIAL MEDIA:
Personal blog: www.gitasav.com/
Instagram: / gitasav
BUY MY MERCH:
shopee.co.id/h...
/ hello.gigitaga
CHECK OUT MY HIJAB BRAND:
tesavara.com
/ tesavara
Kak git, menurutku sikap dari orangtuanya kak git (liat dari rentang kisah) juga termasuk privilege banget. Sikap ortu kak gita yang ngedukung anaknya untuk maju kyk nge-usahain untuk bisa kuliah dulu walaupun ekonomi lagi gak menentu, terus mengusahakan pendidikan terbaik untuk anaknya apalagi waktu ortunya kak gita sampai memperbolehkan untuk kuliah di luar negeri, menurutku itu privilege banget. Karena disekitar ku biasanya malah buru-buru mendesak anaknya untuk secepatnya kerja, sebenarnya tidak menyalahkan juga, mungkin karena faktor ekonomi tapi kadang aku berharap banget supaya para orangtua bisa mengupayakan dulu pendidikan yang tepat dan terbaik untuk anak-anaknya supaya nanti pas terjun ke dunia kerja memiliki cukup "bekal". Tapi kak, kadang ada orangtua yang mengupayakan banget supaya anaknya bisa mendapatkan pendidikan terbaik tapi malah anaknya tidak tau diri (kayak menyia-nyiakan, atau bahkan bisa melupakan ortunya saat udh sukses). Fyi, Waktu aku nonton film rentang kisah, aku jadinya mikir gini "gak heran kenapa kak gita bisa sekeren itu" Karena ternyata memang dari ortu kak gita yang selalu mendukung anaknya untuk maju.
True, mau pnya ortu sesabar ortu ka git juga
Btull bgt, punya ortu yg bisa bolehin kita buat tinggal sendiri supaya mandiri dan keluar dri rumah tuh privilage bgt, soalnya banyak anak2 termasuk aku yg gk dibolehin buat tinggal sendiri.
Totally agree, ingat banget gimana nangis-nangis sampai mogok makan biar dibolehin sama ortu buat ke luar negeri sampai tinggal di sana abis gimana di Indonesia ruang gerak terbatas dan sadar kapasitas diri yang butuh banyak experiance dan ilmu untuk jadi manusia yang lebih baik.
Nah belajar dari pengalaman yg dialami, mungkin kita harus nunjukin mentalitas/pencapaian yg bisa buat orangtua ngijinin ke luar negeri. mungkin Butuh waktu buat orangtua nerima apalagi di lingkungan keluarga belum ada yg seperti itu dan stigma ketika ortu masih muda bisa jadi faktor pola pikir ortu yg akhirnya belum mengijinkan anaknya ke luar negeri. KU doain semoga karir atau cita2 ke LN atau apapun bisa tercapai. Dan, misal kalian memilih nikah dan punya anak, tugas kita nanti buat anak kita lebih bisa punya experience dan bangun mentalitas itu.
@@ekaluviani5897 Nah belajar dari pengalaman yg dialami, mungkin kita harus nunjukin mentalitas/pencapaian yg bisa buat orangtua ngijinin ke luar negeri. mungkin Butuh waktu buat orangtua nerima apalagi di lingkungan keluarga belum ada yg seperti itu dan stigma ketika ortu masih muda bisa jadi faktor pola pikir ortu yg akhirnya belum mengijinkan anaknya ke luar negeri. KU doain semoga karir atau cita2 ke LN atau apapun bisa tercapai. Dan, misal kalian memilih nikah dan punya anak, tugas kita nanti buat anak kita lebih bisa punya experience dan bangun mentalitas itu.
I can say that this is true. Mamaku nikah, punya anak 3, tapi dia bekerja sebagai dosen sastra inggris, dan bukan semata-mata karena cari duit, tp karena she loves her job & she's really passionate about it. Di usia 50an Mama ngelanjutin salah satu mimpinya, yaitu nulis novel misteri detektif. Yg jadi proofreader pertama ya anak2nya. Baru di usia agak gede nyadar kalo ga semua ortu kayak gini. I am privileged indeed, and truly grateful for it. Semoga kita semua nantinya jg bisa jadi orang yg kasih positive influence buat sekitar kita :)
Aamiin
Semoga aku bisa jadi ortu yg passionate sama mimpiku 🥺
You have such a cool mom. I wanna be one too for my son, thanks for sharing her story.
Eh novelnya apa? Sudah terbitkah?
enak bgt anak dosen:)
kehidupan after nikah yg ka gita bilang itu jg salah satu previllage dia dapetin, Partner yg bisa support satu sama lain 🥺
Benar 🥺
Bener bgtt
ibu gue lepas pekerjaannya sebagai bidan sejak sepi pasien dan beralih jadi baker, home business online. meski meniti sekolah kebidanan, ternyata ibu gue passionate banget masak memasak, apalagi baking. usaha dari nol sampai brand beliau dapet nama dan punya banyak customer langganan sejak 2015 sampai sekarang. there was ups and downs, tapi ibu gue beda banget sikapnya dibandingkan dulu. ketika buat resep baru, atau beli alat baking baru, excitednya itu beda banget, kadang gue liatnya cute gitu haha. dan gue bersyukur bisa menyaksikan perjuangan ibu gue di passion-nya ini, berani ambil langkah besar meski single-parent dg 5 anak, gigihnya bukan main, selalu jadi motivasi dan priviledge bagi gue. dan yang paling keren, beliau nggak melarang gue untuk ngelakuin yang gue suka yaitu gambar dan painting. itu bagi gue merupakan bentuk privilege dan support yg beliau kasih, dan itu yang membedakan beliau dengan orang tuanya yang dulu menyuruh beliau sekolah kebidanan. gue sangat bersyukur dengan privilege yang gue yakin sebagian besar orang nggak punya.
Wah gila ibu lu gigih bgt 😭 semangat trus ya.. jangan sia siain privilage dari ibu lu.. banggain ibu lu sebisa lu... 🤍
This is so wholesome awwwwww
Sehat sehat ya buat ibunya kak
Ada Buku “The Unfair Advantage” yg bahasannya mirip dengan tema Beropini kali ini. Bukunya menarik banget, membahas bahwa sebenernya setiap orang punya Unfair Advantage, entah itu datang atau kita dapat dari sejak kita lahir (dari orang tua), atau kita ciptakan sendiri unfair advantage kita. Di bukunya ada istilah “MILES” untuk menggambarkan sebuah Unfair Advantage, yg mana M:Money, I:intelligence, L: Location & Luck, E: Education, S: Status.
Jadi kalau orang sukses karna dia punya orang tua yg sudah kaya, ya itu adalah unfair advantage nya yg dia manfaatkan dgn baik.
Bener-bener suka banget sama tema video kali ini 😊 👍🏻
Thank you for sharing!
@@NindiTalks no problem :)
tengkyu kak sudah berbagii
Thankyouu for sharing! Otw beli bukunya hehe 👍🏻
exactlyyy apa yang udah lama aku pikirin dan rasain, super kaget banget waktu ka gita tiba tiba ngangkat topik ini. Orang tuaku ga punya mentalitas ini, aku udah notice dan jujur kesulitan untuk cari cara buat bisa ngeraih mimpiku (karna gaada yang bisa dijadikan panutan dan nuntun), tapi apa yang terjadi sekarang ini murni bukan salah orang tuaku, gimanapun mereka berusaha keras untuk bisa hidupin anak-anaknya tiap bulan sesuai uang dalam kantong mereka. kadang Iri banget sama temen-temenku yang emang lahir di keluarga dgn privilage punya orang tua yang pikirannya luas, terbuka, dan ambisius akan suatu hal. Tapi kalau dipikir pikir iri doang ga bakal nganterin kita kemana-mana. video ini bikin aku sadar buat kerja 2x lipat untuk ngejar mimpiku, walaupun hasilnya ga akan sesempurna mereka yg punya privilage, setidaknya aku bisa ngerubah keadaan menjadi lebih baik di kemudian hari. Thankyou ka git for this video.
Persis aku banget, setuju 👍🏻
@@nasywaqa peluk jauh from me!
Semangattt
Semangaat!!
Bisa aja sempurna bagi mereka n sempurna bagi u berbeda, u udh sempurna sesuai jalan hidupnya sendiri.
In my opinion privilege isn't about material, but having parents who always support, care and be there for you is also a privilege.
"Not losing myself regardless how old i am, regardless how many responsibilities that i have in life"
Aku sadar ketika nanti punya pasangan dan berkeluarga akan ada perubahan prioritas dari hidup, especially my dreams and aspirations in life, tapi aku suka banget kata-kata dari Kak Gita yang ini. Sekalipun nanti harus berubah, sekalipun nanti mimpinya harus diganti, semoga aku nggak kehilangan "aku" gitu
poin nya ini sih sebenernya, walaupun kak gita udah singgung tentang panutan, tuntutan, mentalitas, yang satu lebih dri yang lain.
intinya, dari diri kita sendiri masih ada keinginan untuk tetap maju dan ada tujuan yang kita ingin tuju, jadinya harus tetep jalanin hidup.
Membuka sudut pandang baru aku..i'm still 18 and gue udh rencanain gue bakal nikah diakhir umur 20 an dengan alasan yg sama sih, klo udh hidup berpasangan pasti ada tanggung jawab lebih dll, tpi ya ga juga sebenarnya ya, Mau udah berkeluarga sekalipun, we can still dreaming and look something what we love and what we passionate. Dan disitu lah privilege nya😁
Yes that's the point "bukan hanya seberapa kaya kamu hingga bisa buat kamu sukses, tapi juga bagaimana attitude dari orang2 sekitar, bagaimana orientasi lingkungan itu hingga bisa buat kamu sukses, pola pikir mereka yang akhirnya berimpact ke kita juga yg secara gasadar membentuk mindset orang yg sukses (orang kaya). Menurut gue itu adalah satu privilege sihh.
Karena ada orang tua yang hanya menuntut anaknya untuk sukses tapi sayangnya anak itu tidak punya privilege untuk tau bagaimana supaya dia bisa sukses dari orang tuanya.
Contohnya kek gini misal ada keluarga miskin yang dikasih uang 1 M. itu akan berbeda dengan kita ngasih uang 1M ke orang yang kaya dari lahir. Apa yg membedakan? Orang miskin akan kaget dan langsung memikirkan kira2 mau beli apa supaya duitnya cepet abis. Tapi kalo mindset orang kaya itu bagaimana membuat supaya uang 1M itu bisa berkali2 lipat, lalu diinvetasiin, dibikin usaha dll. Itulah dia privilege yg menurut gue paling penting "pola pikir orang sukses"
Good Point,Noted
Mantab
Jadi inget Pandji juga pernah bilang di podcastnya kalo dia gamau mimpi istrinya mati cuma karna nikah sama dia dan menurut aku itu keren banget sih. Kata kata itu bener bener ngasih dampak yg luar biasa buat aku secara pribadi & aku bersyukur banget bisa denger kata kata itu di umur yg tepat 🥰 btw makasi juga kak git karna selalu bikin video yg keren abis + bermanfaat 🥰🥰🥰
Wah beruntungnya, bahagia selalu kak
@@deliawld2903 kamu juga ya, bahagia selalu!!! 🥰
Podcast yg mana ya kak? Ada link nya? Mau denger thx
@@esteraprianamanik3371 Cari aja di podcast Hiduplah Indonesia Maya ya, podcastnya ada di Noice. Di eps yg judulnya Suami Insecure atau kalo ga yg judulnya Gamila yaa, aku rada lupa lupa inget huhu
dan aku bersyukur bisa liat komen kamu yang satu ini, stay healthy yaa!
Orang tua ku memberikan ku kebebasan untuk menentukan jurusan apa yang mau aku ambil meskipun berbeda dengan saran jurusan dari mereka. Menurut aku itu juga udh termasuk privilege. Aku bukan anak yg berprestasi banget tp mereka juga appreciate every small things that I do. Selain itu, meskipun kalau untuk hedon” mereka gak punya duit, entah Kenapa kalau aku perlu sesuatu untuk sekolah mereka selalu punya uang. Alhamdulillah ya gak ngutang juga sih cuma menurut ku bagaimana mereka memprioritaskan pendidikan ku dibandingkan memenuhi ego mereka untuk terlihat wow di mata orang lain. Ternyata tidak semua orang memiliki kesempatan seperti itu. Jadi aku bersyukur aja sih sama hidup ku saat ini. Hopefully, bisa terus bersyukur Ke depannya.
Kok sama sih
Tapi kak kadang ada beban tersendiri gitu gak? Kayak udah dibebasin milih jurusan tp kita takut nanti malah ngecewain orangtua :")
Awal-awal Iya. Tapi so far, setelah aku jalanin dan ternyata aku enjoy atas apa yang aku pilih jadi ke belajar juga Alhamdulillah berjalan lancar jadi malah bisa buat mereka bangga dengan prestasi ku walaupun ya gak ada pencapaian yang gimana” sih. Tapi menurut ku untuk orang tua liat kita happy kuliah mereka juga udh seneng dan pasti menghargai setiap hal-hal kecil yg kita gapai.
@@keithashea6025 ❤
Gw punya privilage gw dibebasin jurusannya. BUT kadang mereka ga sesupport itu sama gw dan ga terlalu appreciate my work.
Agak sedih sih tapi gw janji bakal jadi orang tua yang sangat Baik untuk anak gw dimasa depan!!
Inilah kenyataan hidup memang dari awal di set nga adil versi manusia. Kita nga bsa milih mau lahir gimana dn dari mana. dlu ak mikirnya yg pentinv kerja keras pasti bakal berhasil kenyataanya banyak sekali faktor yg menentukannya nga cukup kerja keras aja. Ini yg ak rasain skrg lg capek ngeliat sekeliling rasanya ak nga bergerak sdgkn yg lain makin jauh, mau minta suport keluarga ya nga bsa juga, kemampuan otak bukn org yg pinter juga, bukan org yg beruntungan juga. Skrg lg berusaha buat nerima keadaan, tp bukan menyerah ya. Lebih ke sadar diri dan posisi. Krn pada akhrny kita mg bergantung dgn namanya takdir. Segimana pun berusaha kalau emg kata Tuhan di situ aja tempat mu ya gmn lagi. Makanya kdg suka sedih bgtu nga adilnya hidup ini.
tontonan terakhir sebelum tidur. i can get the point ka gitt dan itu relate bgt buat aku secara personal. mental siap itu sih yang perlu banget diajarin dan dicontohkan buat anak sejak masa pertumbuhannya. karna kalau ga ada metalitas yang siap, ga ngeti cara merespon kondisi, itu semua sedikit banyaknya bakal ngehambat perjalanan kita buat achieve goals yang kita pengenin.
👏
Ini yang ada di pikiran ku kakk, aku pgn punya anak yang 'diajarin susah' krna melihat temen2 aku byk bgt yang gabisa solving problem yang sepele
I agree! Alhamdulillah kedua org tua mengajarkan dan memberikan kepercayaan kepada anak perempuan pertamanya ini. contoh simpel dari jaman SMP yessss suka banget kan ntn konser, jaman2 Java Muskindo berjaya jaman ntn MCR YEHKAAN. itu gw udah dikasih kunci rumah sendiri, so mereka percaya, eventho temen2 gw blm ada yg dikasi konci rumah sendiri walopun laki sekalipun. Org tua ku selalu bebasin mau sekolah dan kuliah dimana, karena mereka belajar dr pengalaman ortu mereka dulu yang super decide masa depannya dan itu ga enak dan ga ada untungnya because bukan as passion. Almarhum bapak aku, hampir selalu anter jemput aku dari TK-Kerja hehe, kangen hal itu. So yes, privilege aku bisa dibilang banyak, diluar keluarga yang berkecukupan. Alhamdulillah.
Bener banget. Privilege yg ga semua orang dapet, punya, gimana orang tua open ke kemauan anak, paham ke bakat anak, memberikan contoh di kehidupan sehari-hari, memberikan peluang untuk mencoba bahkan buat gagal tapi masih tetep support anak.
Setuju 100 % Kak Git "Diri lu itu adalah tanggung jawab pertama lu" 😄
"You can't lose yourself just because you have other responsibility" jadi buat semakin refleksi diri lagi sih ini
Gw setuju banget sama opini lu, Git. You don't have to lose yourself and your dreams, whether you're single, married with or without children. Gw tumbuh dengan privilege dimana ortu gw bela2in sekolahin kami tinggi2 dan ngajarin anak2nya to pursue our dreams meskipun kami terlahir sebagai anak perempuan. Gw disekolahin tinggi2 bukan untuk semakin kehilangan diri tapi untuk semakin menemukan diri. Jangan sampai relasi dengan seseorang justru semakin membuat lu kehilangan diri lu yang sesungguhnya hanya karena society kita banyak memberi batasan kepada perempuan. Perempuan juga punya hak untuk merdeka dalam menggapai mimpi apapun statusnya, sama halnya dengan laki2.
Halo Pauline! Thank you sudah nonton videonya Kak Gita. Aku mau minta tolong dan minta waktunya sebentar untuk isi kuesioner tugas akhir aku. Kalau kamu pernah nonton video yg Eps. Beropini dan pernah baca blognya kak Gita, ini akan lebih sangat membantu.
forms.gle/DtAoXLLLzhn51AWD8
Thank u! Have a nice day!
abis liat ini jadi inget pernah deket sm cowo yg punya previlege ini. baru sadar dia punya previlege ya karna vidio ini 😅 sebelumnya gatau klo hal kek gitu ternyata termasuk 'previlege'.
dia punya karir yg lagi dia kembangkan sesuai dgn targetnya. dia bisa seperti itu karna ya ada contoh terdekatnya yg bisa dia jadikan patokan yaitu ayahnya sendiri. dari kecil dia dididik dan dibentuk sebagai seorang filmmaker/designer hingga sekarang dia merintis karir dan studio nya sendiri. dia punya itu baru awal kuliah sampe dia lulus taun kemaren. hampir tiap hari dia selalu ceritain tentang ayahnya, gimana ayahnya jadi seorang filmmaker hingga punya agensi sendiri. dia pengen ngikutin jejak ayahnya ini terlepas dari didikan ayahnya sedari dia kecil.
aku ga kuat kalo terus2 an berada dideket dia karna secara terus menerus slalu membahas previlege yg dia punya yg mungkin dia sendiri ga nyadar kalo itu sebuah previlege. ini sebuah hal yg baru buat aku pada saat itu karna kami berada dari lingkungan yg berbeda sehingga kami gabisa ngimbangin satu sama lain, aku ga pernah relate dgn previlege itu dan begitu juga dia terhadap aku. kami pun ga sempet jadian pacaran karna alesan ini.
awalnya menarik ngedengerin dia cerita tapi lama lama itu bikin aku jadi compare myself with him dan iri sehingga aku putusin buat gajadi pacarnya dia. jadi dari situ aku belajar bahwa memang orang berprevilege ga akan memahami sisi orang yg ga punya hal itu. dia bakalan terus merespon kejadian di sekitarnya dgn pikiran/paham 'previlege' itu tadi jadi terkadang ga realistis aja solusi yg dia berikan, terlalu tinggi buat digapai solusi itu buat orang2 yg ga berprevilege ini. dia begitu passionate dan ga ribut soal how to survive everyday sedangkan aku harus ngubur dalem2 passion aku demi survive buat hidupku yg susah ini.
udah segitu aja curhatnya 😅 semoga nangkep maksud dari cerita ini.
Aku relate ini sih. Keadaan kita sama
Aku nangkep, ini aku alami sendiri, baru2 ini. Tapi aku yang di posisi cowoknya kalau dalam kisah mbak, mungkin yang dirasain cowok yang aku kenal waktu itu, sama dengan yang mbak rasain ini dan aku jadi paham, gimana ada orang yang gak bisa mengimbangi aku dan memilih mundur, kita gak akan bisa bersama.
ur still have a great personality and good mindset😉👍🏻 keep it up✨
Saya juga merasakan hal yang sama, peluk jauh mba, semoga dikuatkan pundaknya 🤗
Singkatnya kita harus bikin privillage itu sndri buat diri kita sndri karena sebelumnya kita ga dptin itu
Thank you so much kak Gita for the opinion, I can relate, karena aku rasanya selalu terbayang bayang jika setelah menyelesaikan jenjang sekolah aku akan bekerja hanya untuk bisa makan di kemudian hari. ya sebenernya kita juga engga bisa bekerja langsung bener bener terjun ke passion yang kita mau (mungkin setiap orang berbeda beda) pasti ada tahap tahapannya.
susah aja sih rasanya, ketika pengen ngeraih mimpi tetapi ditampar realita khususnya orang-orang terdekat dengan kalimat "tidak semua keinginanmu akan tercapai, jadi realistis saja bekerjalah untuk bertahan hidup" memang iya hal buruk akan pasti terjadi, tapi apa salahnya mencoba bekerja untuk meraih mimpi yg tidak merugikan siapa siapa dan bisa dipertanggung jawabkan?
Nahh betoll semangatt
@@bila_najma makasih kak^^
Sekadar sharing, privilege yang aku dapet selama ini adalah orang tua dan pasangan yang supportive. Aku termasuk orang yang mungkin kebanyakan orang bilang "keras". Keras disini bukan berarti stubborn, but when I have my own principle, I will stand for it no matter what except they can prove me that I'm wrong. Panjang ceritanya sih kalau mau dijabarin, tetapi somehow privilege ini benar" buat aku bisa di posisi sekarang. Living with your dreams is beyond extraordinary! Aku enjoy, aku bahagia, ya walaupun for some reason memang pasti ada hal yang engga fair yaa..
Sifatku yang katanya "keras" ini buat aku tidak gampang "dekat" dengan orang. Dekat disini dalam artian mempunyai hubungan yang sangat sehat, kuat, dan saling menguatkan, bukan hanya teman biasa atau teman dekat untuk hangout. Aku rada picky sih karena aku percaya dimana aku tumbuh, my surroundings will give me their impact. Aku harus pastikan sekelilingku adalah lingkungan yang sehat untuk aku terus bertumbuh dan akupun pribadi yang sehat untuk mereka ikut tumbuh.
Tuhan kasi aku atasan (saat ini) yang bener" cocok sama aku, bekerja sevisi misi, ini juga merupakan milestone terbesar dalam hidup aku karena atasan ini adalah mentor pertamaku dalam bekerja. Aku dikelilingi teman-teman yang juga, walaupun engga dalam jumlah banyak, bisa click banget di aku, bisa bersama-sama berusaha untuk memperbaiki diri (temen kaya gini susah banget dicarii huaa).
Aku memang bukan dari keluarga yang berada banget, atau keluarga yang punya mimpi (like kak gita said, kebanyakan mereka yang sudah berkeluarga itu jarang yang masih mengejar mimpi mereka), tapi aku beruntung lahir dari keluarga yang benar" melek sama pendidikanku. Dan entah bagaimana Tuhan turns out kasi aku mimpi yang mana sejalan dengan mimpi mamaku sekarang, unbelievable! Semogaaaa di tahun depan aku bisa raih itu (aamiin) setelah bertahun-tahun penantian dan selama kuliah setiap merasa demotivasi selalu nonton "a day in my life in oxford"nya Maudy Ayunda hahaha.
For all out there who's struggling with your dreams, yukk raih bareng"!!!!
ah i’ve questioned this thing before. sebuah pertanyaan aneh muncul ketika hampir setiap hari ngeliat orang tua gue yang kayak yaudah gitu jalanin hidupnya, bahkan 85% bagian hidupnya dikasih untuk anaknya. apa mereka ga mau ngelakuin sesuatu di hidupnya? apa mereka ga punya mimpi? karena di case gue sendiri, mimpi gue besar banget, dan rasanya utk ngejalanin hidup tanpa nyoba utk gapai apa yang gue inginkan sengsara banget, kok orangtua gue bisa ya. juga, gue baru kemarin nyimpulin kalau gue tumbuh tanpa terconnect lebih dalam tentang asal usul orang tua gue, mereka ga pernah ada intention utk ngasih tau apa mimpi mereka dan bagaimana mereka mencoba gapai mimpi mereka hingga ngebawa mereka ke situasi sekarang. gue 0 soal seluk beluk pikiran dan hidup keduaorangtua gue. alhasil, gue ya trying to figure out everything alone tanpa ada figur contoh.
Ya, sama kujuga gitu. Dan jujur, itu susah banget. Jadi gapernah ada bayangan buat masa depanku buat apa, juga gangerti karena emg kurang cerita dari mereka. Ngerasa ketinggalan banyak hal, juga ngerasa punya mindset yang beda sama temen2ku. Bahkan aku bingung kenapa bisa temen2ku bermimpi tinggi dan punya keberanian yang besar buat lakuin banyak hal
"In order to succeed, you have to allow yourself to fail. Penting untuk punya mentalitas surviving, menghadapi tantangan, work ethic, sabar, ga gampang menyerah. What it takes is not just your ijazah and CV. Tetap punya mimpi dan aspirasi sendiri."
orangtuaku kalo aku lagi gagal lebih kaya kecewa terus nanya kok bisa sih? kenapa dia bisa kamu gak bisa? terus bakalan cerita kesiapapun kegelisahannya ini, sebarin kegagalan si anak.
emang kalo gagal kenapa? tiap bahas kegagalan ini aku kayak ngalihin topik, ngerasa kalo dengerin terus malah bikin sakit hati.
tapi yang namanya orangtua nggak ada yg sempurna, yaudah. kalo diomelin dengerin aja, orangtua itu mau yg terbaik pastinya, mereka punya ekspetasinya sendiri.
sebagai anak tunggal, harapan satu satunya, selain bertahan dan kuatin diri sendiri aku harus bisa jalanin hidupku dengan penuh tanggungjawab.
bangun lagi, pelan pelan,kuatin diri sendiri sekali lagi.
nanti ada saatnya orangtua bakalan bangga kok.
Fix... Episode kali ini bikin gua merinding. Gua pribadi lahir dari orang tua yang biasa2 aja, tapi gua kebetulan dipertemukan sama mentor gua yang bisa dibilang independent women dan gua akuin pola pikir orang sukses gua dapetin dari mentor gua ini. Bersyukur banget bisa bertemu mentor dan pekerjaan gua sekarang di usia kepala dua awal dan bahkan belum lulus kuliah. Jadi gua bisa start lebih awal dan rencanain semuanya dengan matang. Thank Kak Git, sehat dan sukses selalu buat Kak Gita dan Kak Paul.
Waah so happy for you kak! Hope you always get lucky things in your life 💐💌 Anw, can i know your tips/key untuk bertemu dan belajar dari seorang mentor kak? Honestly, background keluarga hampir sama, and i really want to find my mentor to grow up my ability. Tapi untuk menemukan dan belajar itu sendiri bagaimana ya kak? Thank you 🙏🏻
Bener banget kak git, selama ini aku juga mikir bahwa privilege itu bukan cuma materi doang, tapi didikan dan contoh dari orang tua itu yang justru paling penting banget buat kita ke depannya. Thank you kak git videonya sudah mewakili apa yang aku pikirkan juga 😄🤍
simplenya kalau ada dua anak dari keluarga berbeda dengan passion yang misalnya sama-sama di musik, pasti beda antara orang tua yang musisi juga atau misalnya seniman dengan orang tua satunya yang misalnya jadi pegawai karena mimpinya yang terkubur saat muda dulu
Istilahnya, dukungan moril dari org tua juga adalah privilese ya Kak Gita. Aku sadar dan bersyukur bgt punya Ibu yg bisa ngebagi porsi, kapan harus memuji, memotivasi, dan menegur, dalam takaran yg tepat. Ibuku tuh bukan termasuk yg paling berada di antara sodara"nya, cuman kalau untuk pendidikan, apa aja diusahain, alhamdulillah rezeki nya juga ada terus. Biarpun lg ga punya, pasti kata kata nya menenangkan, "iya insyaallah besok ada. Kita usaha dulu ya." Terus jujur dengan kondisi beliau, jd kitanya juga ngga neko neko hrs ngabisin uang. Kayak ngga ikut Les yg mahal, ngga ngotot minta hadiah. Bener bener sinetron bgt, yg nilai terbaik aku, tp yg dapet hadiah iphone dr org tuanya temenku wkwkwk.. Well skr tapi semuanya paid off sih.
Mungkin dulu kita pas pasan bgt. Aku dapet fasilitas selengkap sodara sodara atau temenku. Tapi ibuku ngasih dukungan moril yg lebih lengkap, drpada yg mereka punya.
Soalnya, ibuku selalu luangin waktu buat ngobrol, perkembangan di sekolah gimana, aku main sama siapa aja. Gimana harus bersikap ketika ketemu temen yg begini, cerita cara dia komunikasi sama atasan, dll. Udh kayak pembicaraan di buku parenting deh wkwk..
Ditambah lagi aku tuh awalnya bingung, kok org ada sih yg merasa cowok tuh lebih super power. Ternyata di rumahku, kami secara ga sadar udh bikin sistem kesetaraan wkwk.. Domestic job bukan hanya tugas wanita, tapi skill lo bertahan hidup, jd semua harus bisa mandiri. Keinginan/mimpi perempuan juga adalah hal yg penting untuk diwujudkan, meskipun dia sudah menikah.
Aku sedih begitu tau kalo ga semua org punya hak-hak istimewa yg dulu aku anggap sebagai kewajaran. Akhirnya, aku hrs seenggaknya selalu bisikin hal hal ini ke inner circle ku. Kalau mereka bisa dapet mimpi mereka. Pernikahan dan kesulitan ngga harus jd tembok yg bikin mereka hrs berhenti mengejar mimpinya.
Nonton ini bikin gue pengen menjadi perempuan/manusia yang punya mimpi dan bisa mewujudkannya. Bener ka git sukses tu ga cuman ijazah doang tapi banyak hal, konsistensi, ketekunan, mau mendengarkan, mau belajar dan banyak lagii. Thank you for share ur amazing opinion ka git
setuju sih kak git.. punya orang tua yang ga sekedar nuntut pencapaian ini itu.. tapi bantu kita juga dalam berproses ngewujudin those achivements.. adalah bentuk dari privilege juga. seberharga itu orang tua untuk jadi role model🥲👍🏻
Izin bercerita ya Kak. Jujur, kerasa agak tertampar nonton video ini. Aku berasal dari keluarga sangatlah cukup bahkan berlebih dan Alhamdulillah orang tuaku selalu memenuhi kebutuhanku terutama kalau terkait pendidikan. Tapi aku selalu bertanya-tanya kenapa aku takut setengah mati untuk mengambil keputusan untuk diriku sendiri di umur yang sudah menginjak 23 tahun. Setelah aku perhatikan, aku sadar aku gak punya sebuah privilege yaitu "kebebasan memilih untuk diri sendiri". 22 tahun ke belakang, hidupku serba diatur termasuk tentang sekolah dan jurusan yang aku pilih, teman-teman bersosialisasi, cita-cita ke depannya, dan bahkan pilihan yang terkait tentang kepercayaan. Meskipun intensi mereka adalah supaya aku dapat 'yang terbaik', tapi aku jadi takut ambil resiko dan sangat bergantung atas opini orang lain padahal ini hidupku. Aku gak tau siapa yang nasibnya sama sepertiku, tapi semoga kita semua selalu dikuatkan dan bisa menemukan apa yang kalian pengen untuk hidup kalian. Amiin. Terimakasih videonya, Kak Gita!
@namjoon's trash relate bangetttt sama aku
Buat gue, masing2 dr kita pasti punya privilege yg kita sendiri tuh kadang gak menyadari hal itu. As simple as gue yg gak punya privilege di bidang finansial, tp gue bersyukur karena Allah kasih gue otak yg bs terus gue pake sampe detik ini untuk upaya dlm mencapai cita2 gue satu persatu. Ngomongin privilege emang hrs banyak2 bersyukur. Gak akan ada abisnya kalau liat org lain yg kita anggep lbh bnyk privilegenya dibanding diri kita sendiri. Well.. buat siapapun yg baca comment gue ini dan lg ngerasa down, maybe karena merasa gak punya satu pun privilege. I want you to know that it's okay. Syukuri aja apa yg udah berhasil kita dpt. Pun kalau kamu gak punya privilege, jln aja terus. Justru kamu akan menjadi jauh lebih hebat jika berhasil meraih goals-mu tanpa privilege 💪🏼☺️ Show them not tell them 🤗
i agree with pretty much everything you said as i grew up in a family full of 'ya udah yang penting dapet'. as a person who never truly sees that as a so called 'opportunity' , i believe passion will bring fortune--just not what society expects (whether its better or worse). aku yang orangnya lebih passionate, lebih mau berkreasi akhirnya terhambat dengan familys perception, the closest group i am in, to stop chasing my dream and chasing the money instead. im glad i am not the only one who feels trapped within two walls
i hope you are having a good day, kak gita! best of luck to you :D
Uang bukan segalanya,
Tapi segalanya butuh uang.
Lagi butuh banget pembahasan ini. Aku dan suami mandiri. Tapi orang tua memaksa agar kami tinggal bersama mereka. Memaksanya kadang gak wajar memakai jurus merendahkan agar seolah kami butuh mereka, atau membahas jasa seolah kami perlu berterimakasih agar kami bersedia tinggal bersama mereka. Sayangnya mereka sudah membuat banyak jejak buruk pada kami yang membuat kami keberatan. Dan mungkin lain kali aku akan menjawab dengan hal yang ada di video ini. Yaitu biarkan kami mandiri, kalaupun kami memiliki masalah biar kami hadapi, tanpa terus menerus berlindung dibalik orangtua yang bisa jadi membuat kami terlambat dewasa.
orang dewasa disekitarku, bahkan yg belum dewasa juga kebanyakan melakukan sesuatu hanya untuk bertahan hidup. aku gk bener-bener lihat dan kenal secara personal dengan mereka yg masih mempertahankan mimpi juga passion setelah memilih berumah tangga, tapi aku lihat orang-orang seperti itu di internet, kak git salah satunya.
aku punya mbti yg sama dengan kak git, dan topik-topik kyk gini agaknya sering singgah juga di kepalaku.
seiring tumbuh dewasa aku juga sering denger "puas-puasin lah dulu main sebelum nanti menikah dan punya anak, sekolah dulu lah sebelum punya anak" satu hal yg aku pikirin waktu denger itu "kenapa? apa setelah menikah km akan kehilangan kuasa diri dan gk bisa lagi melakukan hal-hal yg kamu suka?" got it bahwa setelah menikah kita akan punya tanggungjwb lebih apalagi setelah punya anak, tapi kalau menikah berarti kehilangan diriku, kehilangan kendali diri dan gk bisa lagi lakuin hal-hal personal yg selalu kusuka bahkan sejak dulu, aku memilih sendiri.
terbiasa tutup telinga tentang cara hidup yg seharusnya kujalani di umur yg sekarang, 'dewasa dengan masih membawa kebahagiaan sebagai anak kecil'.
terimakasih kak git, dari kak git aku bisa belajar banyak hal, dari apa yg kak git bagikan aku bisa ngeliat banyak sudut pandang berbeda.
I can totally relate kak. Punya role model itu menurutku privelege. Karena sekarang ngerasa banget pas magang di corporate gini. Banyak hal-hal kecil atau attitude yg aku gatau, masih harus belajar satu per satu. Sedangkan, teman" yg memang orang tuanya sudah bekerja di corporate tidak terlalu bingung. Wajar saja orang tua saya tidak mengajarkan, karena mereka hanya tamatan sma yg kemudian membuka bisnis sendiri. These little things is not that hard to learn, tpi hal kecil kyk gini yg sering bikin sedih karena kadang aku ngerasa tertinggal jauh dari teman" yg lain karena mereka punya orang atau role model yg bisa ngasih advice dan ditanyain. Sedangkan aku harus mencari sendiri, dan menurutku sulit karena di dunia kerja ternyata banyak sekali orang yg datang kalau hanya butuh saja dan tidak mau berbagi pengalaman mereka.
I still have a lot to learn because i don't have the privelege of knowledge. Sorry ya kak malah jadi kayak curhat 😂
I totally can resonate into your story, kak! Aku yakin dengan ketekunan dan selalu memberikan values di tiap pengalaman kerja, it may encourage us to build the set of resilient system of our own. Good luck for you future endeavors, kak :)
Gue juga sependapat sih sama kk. Kalau privilage bener² berpengaruh banget dalam kehidupan. Dan yang bikin kesel, masyarakat terbiasa membandingkan kita dengan orang lain tanpa tau faktor pendukung yang mendukung orang lain bisa lebih unggul dari kita. Terus ketika kita baru memulai karir harus di kejar untuk menikah, ketika nikah kita harus fokus buat keluarga. Padahal kita punya mimpi, mimpi, dan mimpi yang pengen kita wujudkan di usia tertentu bahkan saat kita mulai berumah tangga. Tapi kita harus terbatasi dengan pendapat orang-orang terdekat, yang kita harus melakukan ini dan itu. Dan di saat persaingan saat ini yang katat banget terus kita di kekang dengan pendapat dari orang terdekat, itu kaya memancing emosi buat marah banget sih.
I just wanna say Thank You kak Git, video kakak yang ini beneran bikin fikiran aku lebih terbuka juga, yang selama ini mikir ada yang lain selain privilege materi yang didapetin anak-anak lain buat lebih aware sama kesuksesannya sendiri ternyata itu contah yang diberikan orang yang lebih dewasa itu yang juga penting, dan bener akhirnya juga kita gabisa menyalahkan orang dewasa itu tetapi mungkin kita yang jadinya bisa merubah dan siapa tau bisa dilihat oleh oranglain juga, walaupun kadang gaik gampang karena juga masih banyak orang sekitar yang masih beda fikiran dengan yang aku rasain saat ini, jadi buat kak Git dan kak Paul semangat terus juga semoga bisa jadi orang dewasa yang lebih baik dan lebih mengerti supaya anak-anak yang dibawah bisa mencontoh sebaik-baiknya, semangatttt!
Suka banget sm episode beropini yang ini. Menurut w ini episode yg cocok banget buat yg lagi khawatir dgn keadaan yang kita miliki sekarang, yg msh suka banding2 in dirinya dengan org lain yang lebih sukses dari kita, dsb. Episode ini kayak ngajarin gw biar melihat dua sisi kehidupan yg sebenarnya masing2 punya positif dan negatifnya.
Semangat terus kak Gita bikin kontennya!
wah topic menarik nih kak dan jarang yg bahas ttg ini, supportive parents terhadap kehidupan anaknya emg wujudnya byk bgt, menurutku dgn adanya ortu yg masih bisa support anaknya di pendidikan kayak ortu kakgita pun privilege bgt berani untuk kuliahin kakgita ke luar negeri, ortuku yg ngusahain semua anaknya punya gelar sarjana itu pun privilege bgt. intinya orang sekitar apalagi yg terdekat bisa support mimpi kita itu sebuah privilege. makasi kakgitaa
Nonton vidionya kak gita tu selalu bikin aku jadi mikir banget, apalagi part beropini. Entah itu mikir soal kehidupanku pribadi, orang lain, maupun lingkungan sekitarku.
Kek oiya yaa bla bla ... kadang sampe membuka jalan pikiran ke tempat2 yang sebelumnya tidak terpikirkan olehku.
Jadi gatau kenapa ga kerasa banget tiba2 udahan, pengennya durasinya panjang biar sambil terus dengerin sambil kujawab sendiri di pikiranku ini. huhu
Semua org pny mimpi, smua org pny ambisi. Kembali lagi kepada realita, uang bukan segalanya tp segalanya butuh uang. Terkdang ortu menyerah utk mengejar passions/mimpinya, utk anaknya. Dan berharap anaknya bs mendapatkan mimpinya. Sudut pandang gk hny dr sisi atas, coba sesekali dr sisi bawah utk org yg cari makan utk sehari hari aja susah
ia bener, ak ngerasain sdiri. Prestasi dri dlu dskolah bagus hanya dlm akademik, tp terasa banget apalagi stlh kuliah, dlm hal mental dan ga ad role orgtua yg bs djdikan contoh.Banyak hal yg brperan agar kita mjdi sukses dlm arti ga cuma finansial tp bahagia dg cara kita sdiri
Orang tua ku dan keluarga ku memang tidak dari orang yang berpendidikan tinggi tapi mental dan pemikiran nya maju tidak seperti kebanyakan. Pemikiran rata² orang tua yang ada di sekitar saya. Senjak kecil saya selalu di biarkan mengambil keputusan dan pilihan saya sendiri. Orang tua hanya memberi semangat dan arahan saja. Untuk finansial dan ekonomi keluarga saya memang menengah kebawah. Dukungan mental dari orang tua dan keluarga sudah saya dapatkan secara cukup. Tapi untuk dukungan secara finansial Tidak. Senjak kecil saya selalu menabung jika ingin sesuatu baik itu untuk keperluan sekolah maupun keinginan dan saya juga terbatas tidak bisa ikut lomba kesana kemari karena keadaan ekonomi tidak mencukupi pada saat itu.mau ikut les maupun ikut extra ini itu juga tidak bisa karena fasilitas terbatas. Saya juga gagal melanjutkan pendidikan tinggi saya. pada saat itu saya mendapat beasiswa untuk melanjutkan S1 di USA tapi tidak saya ambil karena lagi² masalah keuangan. karena beasiswa tidak mencover semuanya hanya beberapa semester saja yg di biyayai dan untuk biyaya hidup dan keberangkatan. Itu juga di tanggung sendiri. Jadi sebab itu tidak saya ambil karena saya tau orang tua saya tidak mampu. Dan saya tidak mempunyai cukup tabungan untuk bisa kesana. Jangan di tanya sedih ya pasti. Aku juga tidak bisa menyalahkan orangtuaku atau keadaan. Tapi dari sini ada banyak hikmah yang bisa saya ambil bahwa kita harus kerja keras dan berpikir lebih² dan lebih lagi bahkan 5×lipat lagi dari orang yg memang udah tajir Dari lahir. Tapi Selalu Bersyukur belum tentu orang yg lahir dari keluarga privilege itu bisa melakukan seperti yg kita lakukan. Berjuang menimba ilmu rezeki sampai kehujanan kepanasan jalan kaki kesana kemari. Sendiri di hina di remehkan dan kepahitan lainya. Memang kita semua bisa sukses. tapi ingat jalanya beda² yg satu lewat tol mulus. Kita lewat jalan biasa berbatu berliku. Sukses bisa di miliki semua orang hanya saja waktu cara dan jalanya saja yg berbeda beda. Semangat. Kita jauh lebih tangguh dan tahan banting dari orang yg punya privilege itu.
gatau kenapa, bahagia banget kalo dapet notif dari kak gita. setiap nonton konten kak gita, pasti aja adaa ilmu baru yang nempel. makasiii kak gita, sehat² yaaa ❤️
YASSSS ADA TONTONAN SEBELUM TIDURRRR😩😩 sukses terus kakk gitaaa!!!🫂🫂🫂
Setuju banget kak Git. Aku gk punya privilese dari figure orang tua yg passionate sama karir. Dan struggle banget sama dunia kerja yg berat untuk tahu how to do, how to solve the problem. Dan pernah ada figure yg memberikan contoh kerja keras itu seperti apa, punya tanggung jawab itu seperti apa. Bersyukur dipertemukan dengan orang yg menjadi sosok buat tujuan hidup. Dan baru menyadari ternyata itu privilese buat aku kenapa dia mau memasuki kehidupanku karna gk semua orang mendapatkan itu. Thanks for you to makes me special once.
Alhamdulillah paham poin yang kak gita sampaikan. Bersyukurlah aku berada di keluarga yang menomorsatukan pendidikan. Kami 4 saudara, bahkan cewek semua tapu Ayah Ibu selalu ngusahain biaya sekolah even harus pinjem uang ke saudara. Inget banget Ibu pernah bilang "ibu pinjem uang itu buat sekolah anak-anak ibu jadi insyaAllah dipermudah, yakali mereka minjemin uang kalo dipake beli cincin sama kalung emas kan, Allah selalu bantu kita selagi niatnya baik" ga kebayang dulu Ayah Ibu sepusing apa nyari duit buat 4 anaknya
Even ibu udah gaada sekarang dan aku masih kuliah, insyaAllah dipermudah Allah untuk segala urusan. Aamiin.
Semangat dan selalu bersyukur ya temna-teman yang sedang berusaha. InsyaAllah ditegarkan sama Allah💞
Jadi inget Pa Pinot. Kakeknya punya ambisi yang besar nyala terus, diwarisi anak2nya, akhirnya ambisi itu bisa hidup gerak tumbuh berkembang di cucunya. Liat musisi2 yang "terbiasa" liat ortunya kerja sebagai seniman dengan segala semangatnya, atlit, dll. "Terbiasa melihat" masuk alam bawah sadar dalam bersikap/menyikapi keadaan.
Kata2 "dont lose yourself how old you are" bikin saya nangis. Saya lg di fase stress bgt sm kerjaan yg skrg, yg saya jalani utk survive, dan harus mengesampingkan keinginan yg saya pgn capai.
The words reminding me to not give up on my dreams thou the circumstances are currently not good
baca bacaa komennya kok bikin aku nangis heuheuuuuuu i wanna kuliah, but bapa akhir² ini selalu bilang "makanya cepet kerja biar bisa bantuin bapa mamah" aku yg udh punya sedikit semangat ikut SNMPTN, jdi dwon. and ga jadi ikut akhirnya. why my parents like that, pdhl dari keluarga bapa rata² lulusan sarjana semua. Aku ga nyalahin aku ngerti, tapi yaa whyyyyy
New insight bgt ni kak beropininya, betul sih privilege gak cuman uang atau jadi ank org kaya aja tapi mental atau pola pikir yang didapet dari orang tua pun termasuk privilege itu juga yg bisa ngebawa seseorang jdi sukses istilahnya mah. Mungkin di diri kita ada privilege selain uang cuman kita sadar aja.
Thank you for your insightful video!!Sehat selalu juga kak git!
Bahas temtang menerima keadaan juga dong ka.
Menurut gw privilege yang lebih berharga daripada materi adalah motivasi
dengan adanya motivasi, semua orang bisa meraih hampir apapun yg mereka mau, termasuk
UANG.
Ini point dari saya
Sebelumnya trima kasih
1. Anda adalah orang baik memang tidak selalu dipertemukan dengan baik tapi saya yakin anda akan mendaptkan sesuatu yang luar biasa
2. Nilai uang tergantung secara subjective bisa berubah ketika uang memiliki kapasitas untuk investasi pendidikan atau sebuah karya atau kesiaan belaka untuk foya - foya.
Bener bgt. Pertama kali gw kuliah kadang gw heran kok orang2 ini pada pede bgt ya(mental juara). Padahal setelah gw tau, mereka ya ga lebih pinter dr gw juga. Otak gw ama mereka sama. Tp mereka pede dan yakin bisa dapat A, IPK 4 dll. Gw yg jujur dr kecil terlahir misquen kek berada disamping orang cakep aja lgsg minder. Anak2 kampus gw tuh maju tak gentar bgt.
Awal nya gw bertanya2. Eh ternyata emg dari didikan org tuanya. Ortunya bisa dibilang orang2 kerenlah. Jadi "mental juara dan nggak minderan" itu turun ke anak2nya.
Kadang gw mikir ni anak2 org kaya kok pada ngarti cara jualan online yg mahal2, pesen barang dr luar negri jaman SMP trs dijual lg dll
Kok gw kagak ya
Ya karna mereka punya akses itu dari ortunya 🤣🤣
Emg kemiskinan itu masalah kompleks bgt ya. Kaget jg gara2 nntn podcast close the door ternyata CEO2 yg dipuja2 didunia emg yaa "anak orang kaya"..
Emg mereka gapake duit ortu.. Bener.. Yatapi mereka dpt mental juara ituloh
Yg kaya2 gw punten bgt gw nya lgsg insecure dan nggak pedean gitu:))
Yg blg ah mental lu mah mental miskin. Gw mulai dr 0 kok gapake duit ortu!
Hei.. Anda mulai dr 0..
Saya dari -100
wow i just had a conversation about this with my friends, aku selalu ngerasa ada yg kurang gt growing up and when im in my last year in highschool then i had this eye-opening moment, trus dari situ walaupun akhirnya tetep kuliah di Indo i have purpose in life. Karena mindset ini agak tabu di keluarga besar jd aku slalu dibilangin sekolah yang bener, belajar yang rajin, the end thats it. im so grateful now that i know what i want to live for and also thanks to ou ka git aku juga akhirnya mulai terbuka pikirannya and get to where i am rn :DDDDD
Yes privilige is real, ga harus tentang uang memang, mindset dan kepribadian kita jg bisa di dapat dari didikan orang tua. Ga semua orang tua bisa ngedidik anak dg baik, but semua org tua pasti berusaha ingin memberikan yg terbaik buat anak mereka
bener bgt, privillage bukan cuma uang, yaa gw tau uang itu bisa bikin hidup kita lebih mudah, tp engga berlaku buat kita2 yg orangtuanya banyak ngatur dan seakan-akan ngelarang kita untuk punya mimpi sendiri. Mau jadi ini dibiliang gajelas lah pekerjaannya, mau jd itu dibilang gaada duitnya lah. Padahal gw mau kerja bukan sekedar untuk cari uang doang, tp juga cari pengalaman dan tentunya ngejalanin pekerjaan yg gw suka.
Gitaaa, pemikiran lo keren bgt gue sukaaa, dan apa yg ada di video ini bener-bener tersampaikan bgt buat gue.. So, thankyou banget udah bikin video ini ya kak gittt🥲🤍
i get the point kak, jangan kehilangan diri sendiri eventhough kita udah punya tanggungjawab lain :)
I guess yang orang lain liat orang itu seperti giving up mimpinya untuk anaknya, suaminya, keluarga nya.. Bisa jadi itu mimpi barunya loo.
Ga semua yang keliatan giving up something karena seolah dia ga ada aspirasi lagi untuk dirinya sendiri, seperti g se passionate sebelum dia menikah, itu karena dia beneran menyerah bermimpi atau losing themselves karena banyaknya responsibilities.
G se simple itu sih. Meskipun g menampik di daerah yang budaya patriarki nya kentel banget seolah menikah itu menjadi tenggat this is it for woman. Menikah, punya anak, masak, ngurusin rumah.
Currently I live in this kind of environment. And guess what?? Saya merasakan sendiri mereka passionate banget loh ngurusin rumah tangganya. It's true that they are not likely to be a career woman anymore, but it doesn't mean that they are less passionate than someone else out there who doesn't have (let's say) household responsibilities. So it's kinda hard to pinpoint. Which is which.
Betul, Memang ga bisa dipukul rata. Itu sudah pasti ya kak. Apa yg kita lihat diluar belum tentu benar didalam. begitulah hidup. :')
Di video ini Gita menyampaikan unek2 ttg kehidupannya. Dan mengambil contoh beberapa figure yg unrelate dg kehidupannya. Dan mengembangkan cerita unek2nya (Sepenangkapan saya)
Betuuull ka git contoh orant tua sangat ber effect buat anak. Dan itu yg sampe sekarang tertanam di diri gue untuk jadi ortu yg bisa support anak, kasih contoh yg baik, kebebasan melakukan yg dia inginkan dan sebagai org tua ya tetap mengejar mimpi dan mengejar cuan demi anak
thanks Gita for making this video. you may think you just rambling, but it did open up someone's mind, like me. A single mom with a son, this is such a reminder for me, not to lose my self.
Setuju banget mbak Gita.Ada previlege lain dalam hidup selain hidup.Diberikan kesempatan oleh orang tua untuk membuat keputusan sendiri kemudian orang tua yang mengijinkan kita berbuat kesalahan
yass exactly makin kesini makin sadar kalo ternyata hidup yang sejujurnya itu yang individualis
Kak git, tapi kalo aku kok meskipun di kelilingi sama lingkungan yg ya gitu² aja setelah punya tanggung jawab jadi istri/suami dan anak jadi fokus ke keluarga aja, kok aku malah ngerasa pingin jadi yg berbeda ya dari lingkungan ku itu , dan sampe sekarang, aku sudah jadi istri dan lagi hamil, mimpi ku untuk jadi konten kreator, penulis, sama jadi pebisnis sambil ngelanjutin S2 ku kok masih membara yaa wkwkwk. Ya emang sih ngerasa jadi waktu nya berkurang karna harus sibuk ini dan itu, beda banget vibes nya kayak dulu waktu masih belom nikah, tapi mimpi itu masih ada, dan yakin ngga yakin, aku pengen yakin kalo aku bisa ngewaujudin itu semua wkwkwk aamiin, semoga aja, doanya ya kak git. Makasiii (maap jadi curhat😁😂🙏)
Jam segini, tapi tetep nonton karena topiknya menarik👍👍👍
For the first time sekhusyuk ini nonton beropini karena truly tertransfer bgt apa yg selama ini ada di kepala gue dan skrng disampein sama ka Gita. Thank you ka Gita💯👏👏
Setuju Kak Git, aku bersyukur banget punya orang tua terutama Ibu yang passionate banget dengan mimpinya meski usianya udah ga muda lagi dan di kesibukannya beliau masih sempetin buat ngetik karena pengen ngeluarin buku sendiri yg udah jadi mimpi beliau waktu kecil. Secara ga langsung ngeliat tiap malam Ibu struggling di depan laptop, aku ngerasa ada energi positif buat aku semangat dan komitmen dengan mimpiku
I got it ka git.
Dapet orang tua yang support aja, menurut aku udah termasuk privilege yang bisa dijadiin motivasi buat ngebangun mimpi² itu.
But, dewasa nanti kalo udah berumah tangga, kayanya susah untuk diterapin apalagi kalo dapet pasangan yang nggak sepemikiran.
At least, kadang butuh motivasi extra buat pertahanin dan menggapai goals sebenarnya yang kita mau.
Ini konten yang aku tunggu banget, thankyou sudah membantu mengarahkan kak Git❣️❣️
Ka git, aku seorang ibu anak 1, dan awal2 q selalu merasa ada sesuatu yg dlm diri yang pengn banget diasah, aku suka belajar aku pengen berilmu dn pengen jd guru, setelah 1 tahun nganggur dan ngerawat anak, sekarang lagi lanjut studi sambil merawat anak, aku pengen semua ibu2 yg msh punya mimpi walaupun sdh ada kewajiban anak dan suami kita juga bsa menjadi versi terbaik dr diri kita, kalau kamu suka belajar go for it, ...walaupun resikonya cape banget, ga bsa belajar lama, kecapean, stress tp it worth it and I love studying. Thank God suami selalu dukung pelan2 aku racuni hal baik seperti kesetaraan gender dll juga biar kta satu visi..salah satu inspirasi aku mungkin bukan dr keluarga q tpi dr orang sekitar q yg mereka msh mau lanjut studi walaupun sdh jadi ibu2....semangat 🥰
Ya tentu dapet dong your point,
Sangat dapet.
Saya termasuk yg berjuang menghadapi budaya patriaki yg menetapkan perempuan ya udah rumah aja anak aja. Meski ga semua dikeluarga seperti itu tapi agak kompleks utk menceritakan smg someday bs terceritakan dgn alur yg sistematis lancar dan sesingkat namun sepadat mgkin hehe.
Intinya meski ibu ayah sy tdk mensupport lebih utk bermimpi lebih bahkan kebalikannya tpi alhmdlillh sy termasuk yg bkn tipe berfikir hanya ber invest di anak. Cumaperjuangan saya ga mudah smpe detik ini msh berjuang utk mendapatkan apa yg diharapkan krn byknya kendala.
satu alasan kenapa setiap hal yang kak gita bahas tu nyampek ke aku adalah aku ngeliat suatu luka yang sama...aku pernah denger kalo kebanyakan orang bisa relate terhadap suatu luka di seseorang ketika diri kita sendiri itu udah pernah rasain atau tau akan luka itu sendiri baru kita bisa ada di titik relatable itu tadi. Karna ketidak mampuan aku buat mengekspresikan diri aku selama ini yg lebih tepatnya aku kekurangan ruang buat mengekspresikan diri aku, aku terbiasa ngependem semua yg terjadi sampek lupa how to berekspresi dan yaa...aku kehilangan aku dan ngerasa aku bener2 kehilangan tali yang udah ada sm diri aku. Dengan ngeliat sosok gita savitri aku merasa tersuarakan dalam artian kak gita adalah diri aku yg mampu menyuarakan sesuatu yg diri aku sendiri ga bisa atau maybe bcs ketidaktahuan aku yg kebiasaan ngegppin sesuatu itu tadi....kak gita kek ngasih arahan tentang apa yg terjadi dan gimana cara nyikapinnya...so thats why she`s my biggestt role model...kek ketika ada sesuatu yg sekiranya nggk lazim terjadi di kak gita..aku bisa nangkep reasonnya kak gita kenapa dia milih itu..cuzz the things happend to me too... Jadi bisa di bilang bg menyatukan kita wkwkwkwk
i agree too, bener banget yang membentuk kita itu lebih banyak dari ruang lingkup keluarga, pola berfikir cara survive diri sendir mostly kita mengcopypaste dari apa yang kita terima. Orang tua gua selalu mendokrin gua untuk selalu hidup bahagia dengan cara mengambil pilihan sendiri namun tanpa sadar mereka jg membimbing gua untuk selalu bertukar pikiran dan mencari jalan keluar yang terbaik dan selalu menerima masukan serta bertoreransi apapun perbedaan yang ada disekitar.
Privilege apa yang aku punya sebenarnya aku juga bingung, tapi untuk org tua yg selalu mendukung apapun keinginan anaknya itu adalah org tuaku, cuma org tuaku gabisa ngasi pendidikan yg layak karna ibu aku sakit dan bapakku udh menikah lagi. Semenjak ibu sakit aku jadi mikir buat mandiri dan kerja seadanya, sampai Nemu tempat kerja yg lumayan bagus buat tamatan SMK kayak aku. Sampai skrg aku masih d dukung sama org tuaku apapun yg aku lakukan. Aku pacaran dll semuanya selalu di dukung. Bahkan ibu aku ngga pernah sama sekali mengomentari penampilan aku, dia percayain semuanya k aku. Aku tau ibuku udh usaha apa yg dia bisa, jadi aku gabisa nyalahin ibu kalo aku gabisa dapat pendidikan yg layak sesuai sama kemampuan otakku, ini semua karena fisik beliau ngga mampu, dan aku ngerasa udh saatnya juga buat ngga jadi beban lagi
but yea, kayanya untuk tetep bisa punya mimpi/hasrat ketika udh punya tanggungjawab butuh stabilitas finansial juga. but cant agree more klo mentalitas yg no.1
Nice kak git, reminder gue buat inget passion2 gue. Sebenernya passion gw udh abstrak banget sih skrg, dan memang bener banget life after married itu gue cuma mentingin how to survive. Ya gak jelek2 amat sih jadi orang kayak gitu kalo dinikmatin. Tapi memang bener kita harus inget passion kita juga biar hidup lebih punya meaning hahaha. tapi balik lagi ke waktu, kalau sekarang saatnya kita harus fight buat kehidupan keluarga dulu ya it's ok, we have a long time dan banyak kesempatan nantinya dikala situasi sudah mendukung. Yang mau gue tanemin, inget jangan ampe losing chance karena terlalu mentingin mimpi lo which is mimpi itu erat kaitannya ke ego sih. kadang mimpi kita gak sesuai dengan job opportunity or even education yg kita ambil, jangan jadi malah maksain buat kesana. Take time dulu aja, pikir baik2. Karena gue liat banyak anak muda yg lost their path karena pengen mengejar mimpi dan banyak yg ended up have nothing but their ego and idealism. Jangan ampe gitu sih.. gak salah juga kok jadi org yg only survive gak kejar passion. Coba dipikir, berapa banyak org yg have the same situation kayak gitu? Pasti banyak. Ini bukan masalah yg baru, justru hampir semua org kayak gini. Dan gak semuanya ended up sad life. Justru banyak yg grateful dan malah jadi love they do.
Next mungkin kak git bisa masukin ke list video baru nya, bahas soal mimpi dan idealisme biar anak2 muda sekarang jangan sampe terjebak. Ngejar mimpi boleh tapi tetep harus realistis.
terimakasih untuk ka git di vidio ini aku jadi sadar kalo ternyata aku punya privilege dari orang tua ku dalam bentuk sikap dan prilaku. Baru sadar sih emng kalo bukan karna orang tua ku yang ngasih kepercayaan mungkin aku ga berada di sejauh ini dan peibadi seperti ini.
Mungkin juga kalo bukan karna orang tua ku yang memberi kebebasan dan kepercayaan untuk banyak belajar banyak keluar dan mandiri aku mungkin akan sulit buat ngelangkah.
Dan selain itu menurt ku privilege terbesar setelah dari orang tua ya dari sikap dan atittude kita🌞
aaa suuukkkaaaa, bener kak setuju banget.... aku ngerasa tiap kali liat kak gita, kayak uneg2 ku terwakilkan kak...
Bru abis isya tdi aku schrool2 yt.nya kak git smpe akhirnya rewatch bbrp video yg lama.
Kaget lgi refresh yutub nongol ep barunya. 💞
Sehat selalu kak git jgn bosen bagi2 pendapatmu ttg manusia dan duniaaa💪
Apapun yang berada di hatimu, akalmu, dan menjadi pilihanmu untuk menjadi suatu tindakan adalah bagian dari rasa syukur dalam menjalani hidup, tataplah belajar, tetaplah berfikir, tetaplah beropini... Cinta dan Bahagia :)
Kak Gitaaa setuju bgt sama pendapat nya. Apalagi point, gak bisa relate sama orang2 yg mengejar passion instead of surviving in this life for living.
Such a good narrative 🤗😇. Also for me having a supportive mom like yours, yg aku lihat contohnya ibu ka git bisa wise saat ka git lepas hijab pas awal2 di Jerman. It's awesome 👏👏👏 asli. Banyak ibu2 yg gak bisa rela dgn hal tsb no matter what their reasons are. Anyway thanks for being available for educating us 😣👍👏 you are amazing kak ❤
Setuju banget untuk statement "Privilege BUKAN cuman UANG". Sedikit cerita tentang "PRIVILEGE" di dalam kehidupan sya. Saya anak pertama dari 3 bersaudara, dan latar belakang orang tua yg bekerja. Kami bersaudara memiliki tujuan atau cita² dalam bidang yang sangaaaat jauh. Ada di suatu fase, finansial keluarga kami menurun dan kami bertiga harus membayar uang sekolah. Yang terlintas difikiran saya sebagai anak pertama yaitu "Bagaimana cara saya membantu kedua orang tua saya ?" Kalimat ini terngiang² terus, dan akhirnya sampai di titik itu sudah menjadi "KEHARUSAN" saya sebagai anak pertama. Saya berfikir tanggung jawab sebagai anak pertama perempuan adalah Previlege saya, sampai orang tua saya berkata "Apapun kami usahakan agar kalian bisa mendapatkan akademik lebih baik dari kami dulu" disaat itu saya mulai merasa ini keistimewaan saya, Karena adek saya tdk memiliki keistimewaan itu, dan itu yg membentuk karakter saya sekarang. Dengan keistimewaan itu, saya bisa memberikan pandangan saya tentang akademik untuk keluarga, kehidupan sosial, ataupun pandangan saya terkait keluarga. Sebuah keberuntungan yang sangat saya syukuri saat saya kecil saya di didik oleh kedua orang tua dengan keras juga. Mungkin banyak yang bilang pundak anak pertama itu harus kuat, harus bla bla bla. Itulah keistimewaan kita. Lahir di dunia saja sudah menjadi privilege buat kita.
Dapet point nya Git. jadi misal contoh gw dari keluarga broken home dan temen gua dari keluarga broken home as well, but i get the privelege that both of my parents still support me even they separated. btw the no 1 things they support me with the educational vision and teach me what is the success is like. Thats makes me who am i today even ortu gua bukan dari keluarga konglomerat atau yg punya BG crazy rich whatever, but im very blessed. However, temen gue yg satunya samsek ga dapet support dari kedua ortu nya that makes him lose him self , entah support secara emotional maupun support secara motivasi tp utk materi sangat jauh berbeda dgn gue yg biasa2 aja , a lit bit pitty of him meskipun udh dewasa tapi pola pikir utk fighting dan menjadi sukses sangat jauh berbeda dgn gue yg menjadikan dia ga lulus2 dapet gelar nya sampe sekarang dan di umur 27 pun he still haven't get any job cuz he's too comfort with his comfort zone. hmm privilege from parents's support and family, i think is the most crucial things and that matters. You're right Git, privilege isn't always about money but it can be from other things.
Kak git, I am crying. You deliver the opinion so well. If I am looking up to maudy ayunda whose have the same age with me but have totally different life, different opportunity, different mentality, and different achievement, I am so much envy her. Dia yang dari kecil udah terekspos dengan banyak hal dan pengetahuan sementara gue yang hanya bisa sekolah SMA di desa yang bahkan guru BK pun ga ada buat konsultasi kuliah or anything else.
But above all the life that my parents given to me is much more better than they had from their parents. Mak bapak gue dulu hidup buat makan aja susah, banyak kakak2 mereka yang putus sekolah karna biaya. That’s why I can not blame my parents karena ini udah yang terbaik yang mereka upayakan untuk gue bisa kuliah dan makan lebih layak. I owe my parents to give the more better life for my further child.
Baru tadi ngebatin kak gita kok gak upload ya.. eh menjelang tidur ada notif. Sesederhana ini bahagia ada notif.. stay health kak git
I can’t even make any scene abt my dream or anything I want to do, karena emang gue di drive sama nyokap buat gimana rencana kehidupan gue selanjutnya di masa depan. nanti harus kesini, harus kesitu.. agak gimana gitu sih awalnya, tapi untuk sekarang ya terima aja.. there’s nothing I can do with it. Di bayangan nyokap kehidupan yang sempurna ya jadi pns, gak kelilit hutang, punya suami anak, yang normal2 aja pokok, yang gak nyeleneh. Bahkan pas gue bilang mau seneng2 dulu, ngabisin waktu buat vacation kemana aja yang gue mau, daripada nikah, diomelin gue🤣 tapi gue bisa ngertiin sih, itu semua karena trauma nyokap tentang masa lalu.. but it makes me a person who doesn’t have any dream or desire.. ya pokok ngalir aja gitu
Yang gue pikirin belakangan ini sama dengan topik video ini, tapi yang menjadi pembeda adalah pendidikan. Gue suka berandai-andai coba aja ya Orangtua gue bisa mendapatkan akses pendidikan yang tinggi dari orangtua mereka dulu. Entah kenapa, semakin gw gede (gw 20 tahun btw) semakin berasa bagaimana efek dari pendidikan orangtua gue ini mempengaruhi bagaimana mereka memperlakukan gue. Tapi untungnya mereka tetap memberi kebebasan untuk gue ngelakuin apapun yang gw mau selagi itu baik. Tapi kadang berasa gimana ketika kita mencoba berdiskusi, mereka terkadang gak terbuka, dalam artian menurut mereka yang mereka benar. Seakan tidak membuka jalan untuk mencoba mengerti bagaimana pendapat gue, apa konteks yang gue bicarakan, dll. Hal ini yang paling berasa, gue suka iri liat sekitar gw terlebih pacar gue yang ketika gw melihat gimana pacar gw ngobrol sama orangtuanya bisa seluas, dan seterbuka itu. Tapi yang dibahas di video ini, gimana seseorang harus mempertahankan mimpi dan bagaimana dia mengejar mimpinya, sosok ini gw dapatkan dari Mama. Gimana Mama cerita gimana perjuangannya dulu kerja keras untuk bisa menghidupi dirinya dan Ibunya, tapi Mama selalu bilang bahwa pekerjaan yang dia lakuin sekarang merupakan Passion dia, dia nyaman dan senang, plus itu adalah mimpinya untuk kerja di tempat dia kerja sekarang. Walaupun gw tau disatu sisi Mama harus kerja keras buat gue, karna Mama punya keinginan bahwa anaknya harus sekolah tinggi, karna Mama selalu bilang dia gak bisa kasih gue apa-apa, selain pendidikan sampai Sarjana. Well, im proud of her.
gue ngikutin loe git dr awal2 bikin UA-cam.. gegara suka Jerman.. konsisten juga loe buat beropini.. ngisi bgt.. semangat terus yey..
Iya ngeh banget kak. Sempet mikir kalo masih single dipuas-puasin karena bayangannya dari pengalaman di sekitar saya seolah-olah kalo udah nikah tuh perempuan mostly dirumah, kerja pun yg biasa aja. Pengen bangun sistem buat karir dan jadi gak takut buat tetep passionate berapapun usia dan nanti misal udah nikah. Thakyou buat insight nya, Kak Gitaa.Good luck for us!
ka git,bahas mengenai pasangan dong kak..cara melihat pasangan kita itu bisa kita ajak survive..atau kedepannya nih org bisa kita andalkan masa" memutuskan untuk menikah atau membangun hubungan rumah tangga kak🥺 banyak bgt yg bisa dijadikan contoh tapi aku ngerasa tetap haus akan pendapat atau pola pikir lainnya tentang memilih pasangan hidup,siapa sih yg ga takut gagal atau salah pilih..:')))
Git, bahas tentang Russia dan Ukraine dong dari sudut pandang you dan bagaimana media di Jerman menanggapi.
Setuju si kak git,...bahkan aku saking jarang liat figur kaya gitu di dlm keseharianku, jadi suka mengkalim klo aku tu baru ngerti hidup setahun terakhir, aku bru aja paham klo gak lakukan sesuatu yg biasax lingkunganku lakukan ternyata gak masalah,...pemikiran itu pun aku setujui krn mendengar org2 yg suka beropini disosial media,,,akhirx kek mulai lagi dr nol buat pilah pilih mana yg bisa aku iyakan mana yg ditolak juga gak papa....
Kak git ngga punya anak, tapi kak git selalu ngobrol dengan gambaran umum misal orang berkeluarga punya anak dll ataupun contoh lain yang sering terjadi di society kita, ya misal minim privilege. Jadi berasa relate sama yg denger, sukaakk
yess betul banget, tumbuh dengan ortu yang tau bagaimana pentingnya memberikan bekal bagaimana nanti kehidupan itu, bagaimana untuk bisa "hidup", baik dengan contoh yg baik atau komunikasi yg baik dan enak gitu aja, itu privilege banget sih menurutku, jadi punya guide yg cukup clear gitu ke depan, bukan memberi bekal marah2 mau bener, mau salah plus ngasi bonus tangan landing di kepala kayak nagih aj hahahahaha ....tp ya nggak nyalahin mereka (ortu) sepenuhnya, karena mereka mungkin juga gak di bekali hall itu, pengennya anak2nya jadi lebih baik dari mereka, tapi bekal dan panduannya itu mana woii, bagaimana??hahahahaha ...akhirnya ya udah sih, udah syukur banget dah mau nggedein, dan nggak ninggalin, masih di beri hidup itu sendiri adalah privilege hehehe....pilihannya sekarang adalah untuk tetap melangkah ke depan, belajar dari manapun hall2 yg baik dan berguna untuk hidup, minim untuk bisa bertanggung jawab ke diri sendiri dulu deh,...terimakasih atas videonya
Yang paling aku suka dari pernyataan kamu adalah kebanyakan manusia hidup hanya untuk survive , ketika mereka sudah memiliki keluarga , mereka sibuk dengan keluarganya seolah2 mereka tidak mempunyai mimpi lain . Apakah pola pikir kita yang aneh melihat itu ataukah mereka yang mempunyai mindset hidup hanya untuk itu . Jujur saja gita, aku memiliki mimpi besar , ingin menguasai bumi ini , ketika aku mensetting itu di pikiranku maka aku percaya otak akan mengarahkan kita menuju tempat yg indah itu . Banyak yg aku kritisi darimu , tapi banyak juga yang aku pelajari dari kamu