Aa Gym - Akhlak Mulia

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 2 січ 2025

КОМЕНТАРІ •

  • @resiyunitaayu2827
    @resiyunitaayu2827 Рік тому

    Masya Allah, semoga kebaikan senantiasa 🙏

  • @kobun2239
    @kobun2239 2 роки тому

    Subhanawloh sangat luarbiasa ceramahnya

  • @kalembae7250
    @kalembae7250 4 роки тому +6

    Meluruskan pemahaman hadits yang sering dijadikan hujjah untuk menjustifikasi pemahaman yang salah!
    “Aku Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak yang Mulia”
    Di zaman ini umat Islam seringkali disuguhkan dengan berbagai syubhat yang cukup mengkhawatirkan karena merusak pemahaman dan lebih jauh lagi merusak aqidah tawhid.
    Di antara syubhat yang berbahaya dan nyata bahayanya adalah kekeliruan memahami hadits-hadits yang mulia untuk menjustifikasi pemahaman yang salah sehingga malah bertentangan dengan maksud dari hadits-hadits itu sendiri, dan menjauhkan umat dari perjuangan menegakkan kalimat tawhid, jihad dan syari’at Islam kâffah dalam kehidupan.
    Di antaranya hadits-hadits yang berkaitan dengan diutusnya Rasulullah -shallallâhu‘alayhi wa sallam- untuk menyempurnakan akhlak yang mulia:
    إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
    “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
    Banyak orang yang menjadikan hadits tentang akhlak sebagai dalil untuk menolak sikap kasar (tegas) dan celaan para muwahid/mujahiddin kepada orang-orang kafir atau ulama suu/'ulama thogut yang mereka masih mengganggapnya sebagai muslim bahkan mereka menganggapnya 'ulama. Wal iyadzubillah!
    Bagaimana mendudukkan pemahaman yang benar tentang hadits ini?
    Mari kita uraikan Keterangan Hadits
    Pertama, Hadits dengan Redaksi Shâlih al-Akhlâq.
    Hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- bersabda:
    إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
    “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 8952), Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad (no. 273), al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-Îmân (no. 7609), al-Khara’ith dalam Makârim al-Akhlâq (no.1) Dan lainnya.
    “Dahulu orang Arab dikenal sebagai sebaik-baiknya manusia dari akhlaknya karena apa yang tersisa di sisi mereka dari DIN (syari’at ajaran) Nabi Ibrahim a.s., mereka pun tersesat dari sebagian besar di antaranya maka diutus Rasulullahh -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- untuk menyempurnakan mahâsin al-akhlâq dengan menjelaskan kesesatannya dan dengan pengkhususan dalam syari’atnya.” (Muhammad bin ‘Abdul Baqi al-Zurqani, Syarh al-Zurqaniy ‘Alâ Muwaththa’ al-Imâm Mâlik, Kairo: Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, cet. I, 1424 H, juz IV, hlm. 404)
    Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr al-Andalusi sebagaimana dinukil oleh al-Zurqani menjelaskan bahwa masuk didalamnya keshalihan, dan kebaikan seluruhnya, Din ini, keutamaan, kehormatan, kebajikan (al-ihsân) dan keadilan, dan oleh karena itulah diutusnya Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- untuk menyempurnakannya. (Muhammad bin ‘Abdul Baqi al-Zurqani, Syarh al-Zurqaniy ‘Alâ Muwaththa’ al-Imâm Mâlik, juz IV, hlm. 404)
    Maka bisa disimpulkan bahwa memahami makna akhlak dalam hadits di atas tak bisa dilepaskan dari konotasi Dinul Islam itu sendiri, dan ini diperkuat dengan penafsiran atas kalimat khuluq ‘azhiim dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla:
    وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
    “Dan sesungguhnya engkau benar-benar memiliki khuluq yang agung.”(QS.Al-Qalam 68:4)
    Dan tentang tafsir ayat ini, (Silahkan merujuk langsung ke kitab tafsir seperti Ibnu katsir dll maka insyaa Alloh Anda akan menemukan dalil Bahwasanya Akhlâq rosululloh adalah Al-Quran sedang kita tau Al-Quran adalah keseluruhan dari Din Islam sumber dari nya dan kita akan dapatkan Celaan bahkan perintah Alloh untuk membunuh orang-orang kafir menjauhi dan berhati-hati dari 'ulama suu dll)
    "Akhlak dalam Islam"
    Islam merupakan din, manhaj kehidupan yang mengatur segala aspek kehidupan manusia.
    Akhlak merupakan bagian dari syari’at Islam, ia terikat dengan perintah dan larangan Allah. Jika akhlak tak dipahami sebagai sesuatu yang terikat dengan hukum syara’, bisa jadi seseorang akan memuliakan dan menghormati penguasa kafir muharriban fi’lan yakni penguasa kafir yang memerangi Islam dan kaum muslimin secara nyata. Contoh kasus ketika si salul bahkan Obama dan sekutunya -la’natuLlaahi ‘alayhim- ketika mereka berkunjung ke Indonesia. Bukankah mereka dihormati oleh orang-orang yang menggambar gemborkan Akhlâq bahkan sebagian dari mereka ada yang memuji dan menyanjung si salul (raja arab) sebagai muslim yang ber-Akhlâq dan seakan-akan dihormati sebagai tamu agung padahal tangan mereka masih basah dengan lumuran darah kaum muslimin di Irak, Suriah dan Afghanistan khususnya?!
    Maka kami katakan : Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- diutus ke muka bumi dengan mengemban risalah yang agung, Dinul Islam yang merupakan manhaj bagi kehidupan. Rasulullah Muhammad-shallallâhu‘alayhi wa sallam- sebelum menerima wahyu sudah dikenal sebagai seorang pemuda ber Akhlâq karimah yang jujur dan dapat dipercaya, maka beliau -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- digelari al-Amiiin, namun ketika berdakwah di tengah-tengah masyarakat Jahiliyyah Quraisy, beliau menghadapi berbagai tantangan, mengapa? Karena dakwah yang beliau sampaikan menyeru kepada akidah tauhid, penegakkan al-Islam di muka bumi, tidak berfokus pada perbaikan moral (Akhlâq yang difahami salah oleh orang-orang yang anti jihad dan anti KHILAFAH.) seperti syubhat yang digaungkan di mana di dalamnya ada pengabaian terhadap akidah dan penegakkan al-Islam kaaffah. Jika seandainya beliau hanya berfokus pada perbaikan moral seperti yang dikampanyekan dalam syubhat-syubhat tersebut, niscaya kaum kafir Quraisy tidak akan memerangi dakwah beliau, karena sebelum diutus mengemban dakwah pun, Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- sudah dipercaya sebagai orang yang ber Akhlâq karimah yang jujur -sebagaimana diungkapkan dalam banyak kitab Siroh.
    Akhlâq islam pun tidak hanya sekedar simbol, dan masyarakat yang berakhlak Karimah sesuai dengan Al-Quran tidak akan terwujud kecuali dari masyarakat yang perasaan dan pemikirannya Islami, hal itu terwujud dengan pemahaman yang benar terhadap Al-Quran dan dengan penegakkan syari’at Islam kaaffah di tengah-tengah masyarakat (penegakan khilafah). Bagaimana bisa dikatakan berakhlak? Padahal riba merajalela, pergaulan bebas, zinah merebak dan angka kriminalitas lainnya tinggi di tengah-tengah masyarakat??!
    Maka akhlak tidak bisa dipisahkan dari syari'at dan ia bagian dari syari'at Islam yang agung. Wallohu ta'ala'alam

  • @melykartikasari3494
    @melykartikasari3494 7 років тому +2

    Pembawaannya tenang, jadi bikin adem 💗

  • @إنماالمؤمنونإخوة-ط6ج

    Baarakallahu fiika, Ustadz @Aagym Official

  • @slwaslwa7527
    @slwaslwa7527 8 років тому +2

    alhamdullillah.dari taosiahnya.smga alloh swt mmbri taopik .untuk bisa mengamalkannya.ZAJAKALLOH YA... ustadzina.semoga panjang yuswa nan sehat.dn trus brdawah.mohon maaf yg sbsar2nya.ana ingn bngt di prtemukan di tanah suci.

    • @wafaulhimam
      @wafaulhimam 6 років тому

      Jazakallah, Mbak yg bener..
      Allahu a'lam bis showab

  • @kalembae7250
    @kalembae7250 4 роки тому +6

    Bismillah..
    AKHLAQ RASULULLAH CUMA LEMAH Lembut ?
    Akhlak Rasulullah adalah Al-qur'an
    Jangan kalian seperti yahudi yang iman sebagian dan kafir sebagian, menyembunyikan sebagian dan menyampaikan sebagian.
    Aisyah Radiallahu'anha berkata :
    فَإِنَّ خُلُقَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَانَ القُرآنَ
    Maka sesungguhnya akhlaq Nabi Shalallahu'Alaihi Wa sallam adalah Al-qur'an.
    Banyak manusia menceritakan akhlaq nabi yang lemah lembut, yang tersenyum, yang penuh kasih-sayang, tetapi mereka tidak menceritakan akhlaq Nabi yang keras terhadap kafir, memerangi kafir, membenci kekafiran, memusuhi pelaku kekafiran, memerintahkan membunuh orang kafir, memerintahkan membunuh orang murtad, memerangi para munafiq dengan lisan-lisan para shahabat.
    "Akhlaq nabi adalah Al-qur'an" dan termasuk isi al-quran adalah memerangi, memusuhi, membenci dan menghinakan kekafiran, mencela dan mencaci mereka dan kisah di dalam Al-quran berisi tentang tauhid, tentang permusuhan para nabi terhadap kekafiran.
    Di dalam suatu kisah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi berkata kepada beberapa pembesar Quraisy ketika beliau berjalan ke arah mereka dan beliau bersabda
    تسمعون يا معشر‏ ‏قريش ، ‏أما والذي نفس‏ ‏محمد ‏ ‏بيده‏ ‏لقد
    جئتكم بالذبح
    "Dengarkanlah wahai Quraisy, demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kami datang kepada kalian untuk menyembelih leher-leher kalian."
    INI ADALAH AKHLAQ RASULULLAH!!!...
    Ada yang keberatan???....
    Nabi memerintahkan kepada para shahabatnya untuk memotong silang tangan dan kaki kaum Uraniyin, mencongkel mata mereka, dan membiarkan mereka kesakitan di padang pasir karena mereka murtad, mencuri unta dan membunuh penggembalanya.
    Ada yang keberatan?
    Nabi memerintah membunuh semua pria Bani Quraizhah (±700 pria), menawan anak dan istri mereka, ada yg keberatan dengan akhlaq nabi ini ?
    " AKHLAQ NABI ADALAH AL-QUR'AN "
    Dan isi al quran bukan hanya sekedar senyum-sapa-melayani dan mengayomi umat!!!...
    Bedakan Antara Akhlak Rasul ketika berada di mekah ( Masih lemah).
    Dan Akhlak Rasul ketika sudah di Madinah ( Sudah kuat dan sudah Turun Ayat ayat Perang terhadap Orang Kafir ).
    Hukuman Penghina Al Quran di Zaman Rasulullah SAW
    Di zaman Rasulullah saw ada seorang munafik bernama Abi Sarah yang ditugaskan untuk menulis wahyu.
    Abi Sarah berbalik menjadi murtad dan kafir, kemudian mengumumkan kemurtadannya terhadap Islam dan berbalik pada kelompok orang-orang kafir Quraisy di kota Makkah.
    Ketika Abi Sarah ditanya oleh para kafir musyrikin mengenai pengalamannya yang pernah diminta menuliskan wahyu, dengan bangganya Abi Sarah mengatakan, bahwa ternyata Muhammad itu begitu mudah aku “bodohi!”. Ketika dia mengimlakan kepadaku ayat [ ﻋﺰﻳﺰ ﺣﻜﻴﻢ ] “Aziizun Hakim” aku justru menuliskan [ ﻋﻠﻴﻢ ﺣﻜﻴﻢ ] “Alimun Hakim” dan Muhammad mempercayainya begitu saja.
    Tentu saja lelucon Abi Sarah yang bermaksud menghina al-Qur’an sekaligus mencemooh nabi Muhammad Saw disambut gelak tawa kepuasaan pembenci Islam.
    Mereka seakan menganggap bahwa Rasulullah gampang dibodohi dan dibohongi hanya oleh seorang bernama Abi Sarah.
    Berita kebohongan yang disampaikan oleh Abi Sarah pun telah sampai ke telinga Rasulullah dan para sahabat.
    Apa yang terjadi kemudian?
    Apakah berita itu dianggap kabar angin saja?
    Ternyata tidak! Penghinaan dan penistaan terhadap kalamullah sekaligus Rasulullah Saw memiliki hukum tersendiri di dalam Islam.
    Beberapa tahun kemudian, ketika kekuatan umat Islam telah bertambah semakin kuat dan banyak hingga menyebar ke beberapa jazirah di negara Arab, ekspansi selanjutnya adalah menaklukkan kota Makkah yang lebih dikenal dengan "Fathul Makkah".
    Ketika umat Islam telah berhasil menguasai kota Makkah, kaum kafir Quraisy menyerah tanpa syarat.
    Mereka tunduk atas segala ketentuan serta balasan dari permusuhan mereka terhadap kaum muslimin belasan tahun yang lalu. Rasulullah Saw memaafkan segala bentuk kekerasan, kekejaman serta permusuhan kafir Quraisy Makkah.
    Namun, ada satu hal yang tidak terlupakan. Ingatan kaum muslimin terhadap penghinaan serta penistaan Al-Qur'an yang pernah dilakukan seorang munafik bernama Abi Sarah tidak serta merta hilang begitu saja.
    Apa tindakan balasan atas penghinaan Abi Sarah terhadap Al-Qur’an?
    Rasulullah saw dengan tegasnya memerintahkan pasukan elit untuk mencari Abi Sarah serta beberapa orang yang melakukan penistaan yang sama, seperti Abdullah bin Hilal bin Khatal dan Miqyas bin Shubabah.
    Rasulullah saw menginstruksikan ketiga orang ini untuk dieksekusi mati walau mereka memelas minta ampun sambil bergantung di pintu Ka’bah. Dalam hal menyikapi para penebar fitnah penistaan agama, Islam tidak main-main.
    Para ulama sepakat bahwa hukuman bagi penghina Al- Qur’an, maupun penghina Rasulullah Saw adalah hukuman eksekusi mati.
    Bahkan banyak para ulama yang menulis khusus kitab-kitab yang berkenaan dengan sanksi hukum bagi penghina Al-Qur’an dan penghina Rasulullah Saw. Diantara kitab yang terkenal adalah karangan Imam as- Subki [683-756 H] yang berjudul “As-Syaiful Maslûl ‘Alã Man Sabba ar-Rasul” [Pedang yang Terhunus atas Pencela Rasul]
    dan selanjutnya lebih dari 350 tahun berikutnya seorang ahli hadits Imam Muhammad Hasyim bin Abdul Gafûr [1104-11743 H] juga menulis sebuah kitab yang berjudul “As-Saiful Jali ‘Alã Man Sabba an-Nabi “ [Pedang yang Berkilat Atas Penghina Nabi].
    Wallahu a'lam Bishshawab...

  • @travelumrohdanhajikhusus9665

    Alhamdulillah

  • @aidahnur5162
    @aidahnur5162 8 років тому

    Alhamdulillah,Aamiin.
    semoga bisa mengamalkan dan di istiqomahkan

  • @romnanursaa3901
    @romnanursaa3901 2 роки тому

    Subhanallah

  • @agussalimanwar7736
    @agussalimanwar7736 3 роки тому

    alhamdulillah

  • @dodinsaprodin974
    @dodinsaprodin974 Рік тому

    Waalaikum salam warohmatulohi wabarokatu Rampas Mangga Linggih AA GM
    Mugia Alloh SWT Membukakan pintu pintu masuk ke surga Alam Akherat Mahsyar Bim Mahsyar Berlipat-lipat Ganda Bumi langit ka tujuh 7⃣👍🤍
    Aamiin ya rabbal Al-Amin 🤲
    Simkuring hadir ti surga Alam Akherat Mahsyar Bim Mahsyar Berlipat-lipat Ganda Bumi langit ka tujuh 7⃣👍🌏 🇮🇩💪😘🙏🤍👍

  • @ayipbae4587
    @ayipbae4587 Рік тому

    Masyllh Barkllh ajaran Rasul Saw asli sbg awal akhir Ibadah2/Agama tpi byk terlupakn..org2 tellu sibuk dgn simbol2 Agama ??