Takut di Khianati - Matius

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 29 жов 2024
  • Terima kasih sudah mendukung channel ini dengan cara LIKE & SUBSCRIBE. Jangan lupa SHARE supaya semakin banyak orang yang diberkati melalui Firman Tuhan. AMIN
    Follow UA-cam Official
    Pdt. Nyoman Djepun: / @nyomandjepun
    GOD BLESS YOU !
    #nyomandjepun
    #matius

КОМЕНТАРІ • 2

  • @omarnightwatchman2116
    @omarnightwatchman2116 6 місяців тому

    Shalom Pendeta I Nyoman Djepun & kita semua,
    1 of 2
    Trust me, setiap kali para manusia kristen memperingati jalan salib dengan penuh khidmat & hormat, maka pada saat yang sama Bapa beserta seluruh penghuni Kerajaan Sorga bersedih campur geram karena melihat sebagian besar manusia kristen, yang nota bene sangat fasih menguraikan dan paham detail dari siksaan yang dialami Yesus, justru mereka, secara sadar atau tidak sadar, malah yang melecehkan jalan salib Yesus dalam pola kehidupan mereka sehari-hari.
    So pasti dibagian lain, iblis dan para malaikatnya merasa terhibur melihat fenomena yang dilakukan oleh para manusia kristen itu, yaitu melecehkan siksaan yang dialami Yesus itu.
    Pelecehan yang dilakukan sebagian besar manusia kristen kepada jalan salib adalah menjadikan kesengsaraan Yesus pada jalan salib itu sebagai legitimasi bagi mereka untuk mengeliminasi Imamat 11, sehingga mereka bebas menjadi manusia pemakan segala, atau yang dalam bahasa “Ibrani-nya” adalah gergantang tubir atau rakus (so talalu ini komang), walaupun secara jelas jernih Allah telah menegaskan pada ayat 44, bahwa hakekat dari perintah-Nya itu adalah *_Kekudusan_* (tok tok), bukan masalah cacing pita, kolesterol atau karena pada saat itu belum tersedia Lipitor.
    Dengan demikian manusia-manusia kristen tersebut sudah menjadi jauh lebih kejam daripada Yudas atau para imam dan tua-tua Yahudi yang telah menyalibkan Yesus.
    Para manusia kristen tersebut ternyata, oleh karena kedegilannya sendiri, telah tertipu oleh ajaran para yesus Matius 24:24 yang didistribusikan oleh para “apologetor-nya” melalui berbagai platform komunikasi, termasuk platform medsos.
    Salah satu modus operandi yang diaplikasikan oleh para yesus Matius 24:24 saat ini adalah dengan “meracik” beberapa ayat Alkitab (tanpa menunjukkan konteks yang sebenarnya dari ayat-ayat tersebut) menjadi sebuah doktrin baru, yang akan disosialisasikan atau disebar para “apologetor-nya”, kepada semua manusia kristen,. Biasanya ayat-ayat yang mereka ambil adalah dari kitab-kitab tulisan rasul Paulus, yang kalau tidak dipahami konteksnya, akan dengan mudah dipakai untuk mengeliminasi Perintah-perintah Allah. Sehingga so pastilah doktrin-doktrin yang mereka buat bukanlah doktrin-doktrin yang berbau harum secara spiritual bagi Allah.
    Melalui para “apologetor-nya”, para yesus Matius 24:24 mengajarkan bahwa Allah memperuntukkan Imamat 11 atau kekudusan itu hanya untuk diaplikasikan oleh umat Israel, sedangkan bangsa lain tidak. Mungkin akan lebih jelas keanehan ajaran tersebut kalau dianalogikan dengan protokol covid19, seandainya hanya untuk dipatuhi oleh bangsa atau negara tertentu, dan tidak perlu dipatuhi oleh bangsa atau negara lain yang padahal tinggal juga dalam 1 planet bumi.
    Oleh karena itu janganlah lagi para pakar atau tokoh-tokoh gereja atau para pemimpin umat merekayasa doktrin-doktrin yang bertentangan dengan spiritual Alkitab, karena konsekuensinya sudah ditegaskan (Lukas 17:1-2).
    Sangat jelas masalah halal & haram ini sudah ada ketika ada pembatasan dari Allah bagi binatang haram untuk boarding kedalam bahtera Nuh (Kejadian 7:2). Dan ketika Nuh, yang kemudian menjadi nenek moyang segala bangsa, mempersembahkan korban bakaran binatang halal, *_Allah merasa sangat tersanjung dan dipermuliakan_* (Kejadian 8:20-21).
    Kalau ada orang yang sudah lama menjadi kristen, baca Alkitabnya sudah berkali-kali khatam, dan tingkat kerajinan ibadah atau pelayanannya termasuk diatas rata-rata, tapi mengajukan pertanyaan yang bersifat pernyataan, yaitu “masa orang nggak masuk surga karena makan babi !?!”, maka secara rohani orang tersebut, maaf, masuk dalam kelompok “lugu” (luar biasa gubluk).
    Aroma favorit atau kesenangan Tuhan adalah ketika manusia dalam hidupnya memilih untuk bijaksana, yaitu mendengarkan dan memperhatikan perintah-Nya (Matius 7:24-25)
    Karena itu so pastilah yang membuat persembahan korban bakaran yang dilakukan Nuh itu harum secara spiritual bagi Allah bukan karena tidak mengandung babi dan lainnya yang masuk kategori haram bagi Allah, tetapi oleh karena ketika Nuh melakukannya segala sesuatu bagi Allah adalah berdasarkan perintah Allah.
    • Segala yang halal dan haram adalah 1 Pencipta, yaitu Allah.
    • Buah pohon pengetahuan baik & jahat beserta buah-buah lainnya yang ada di Taman Eden adalah 1 Pencipta, yaitu Allah.
    • Ketika Allah melarang Adam & Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan baik & jahat tentu bukan karena ada masalah dengan buahnya. Karena segala yang diciptakan Allah sertifikasi statusnya adalah sungguh amat baik (Kejadian 1:31).
    *_Jadi ketika kemudian Adam & Hawa memakan buah itu dosanya bukan karena buah yang dimakan itu, tetapi karena Adam & Hawa mengabaikan Perintah Allah_* .
    Bisa jadi karena Allah sudah melihat bahwa tu gergantang tubir atau kerakusan akan sangat berhubungan dengan rusaknya kekudusan yang dikaruniakan Allah kepada manusia yang diciptakan, maka perintah larangan Allah yang pertama kepada manusia pertama adalah “..janganlah kaumakan buahnya…” (Kejadian 2:17).
    Jadi fokuslah kepada Perintah Allah, sebagaimana Abraham fokus kepada Perintah-Nya secara detail dan tidak mengabaikannya ketika Allah meminta untuk mengorbankan Ishak ,yang dalam hal ini adalah anak perjanjian-Nya. Dan Allah merasa sangat tersanjung dan dipermuliakan ketika Abraham melakukannya.
    *_Bagi Yesus Perintah Allah adalah Hidup Kekal (Yohanes 12:50), jadi janganlah manusia juga mengabaikan-Nya_*
    20/30 tahun lalu, seorang pendeta senior di GPIB, kalau tidak salah orang Ambon (mungkin sekarang sudah almarhum) dari atas mimbar dalam salah satu kotbahnya mengatakan: “Kalau Tuhan sudah bilang jangan dilakukan, ya jangan dilakukan. Nggak usah lagi tanya Tuhan kenapa jangan”)

    Berdasarkan fakta-fakta itu, please jangan lagi karena demi tu gergantang tubir atau kerakusan, ada doktrin atau fatwa-fatwa yang membodohi atau menyesatkan umat, terutama anak-anak.
    ================================
    Sebagian lagi dari para manusia kristen itu menggunakan peristiwa penebusan yang Yesus lakukan sebagai booster atau dorongan kepada jemaat untuk memberikan perpuluhan dan atau persembahan. Biasanya ini dilakukan oleh para majelis/pengurus atau pemimpin gereja.
    Padahal segala yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang sedang dalam masalah itu merupakan tindakan spontan normatif yang dilakukan oleh Sang Pencipta bagi ciptaan-Nya.
    Sehingga kalau spirit pengorbanan Yesus ini dimanipulasi, tentu yang memanipulasi sedang mengaplikasikan sikap Yudas ketika melihat Maria Magdalena sedang mengurapi kaki Yesus dengan minyak Narwastu yang mahal, yaitu merencanakan pencurian.
    Apakah kita manusia sebagai orang tua, akan memperhitungkan segala kebaikan yang kita lakukan kepada anak-anak kita, sebagai sesuatu yang suatu waktu nanti wajib atau harus dikembalikan anak-anak kepada kita?
    (ketika anak respect atau menghormati orang tua tentu pada dasarnya bukan sebagai balas budi, tapi semata-mata karena ingin melakukan perintah ke 5 dalam Keluaran 20.)

  • @omarnightwatchman2116
    @omarnightwatchman2116 6 місяців тому

    2 of 2
    Ijinkan saya untuk meneruskan (forward) pembahasan yang pernah disampaikan oleh Rita Wahyu Wulandari dalam kontennya di UA-cam yang membahas perumpaman “Orang kaya dan Lazarus”.
    Menurut beliau perumpamaan itu merupakan sindiran kepada keluarga besar imam besar Hanas beserta 5 anak laki-lakinya dan menantunya yaitu imam besar Kayafas. Kayafas adalah siorang kaya itu dan 5 saudara laki-lakinya adalah para iparnya (anak-anak imam besar Hanas), yang mana mereka semua biasa menggunakan kain ungu.
    Kalau memang demikian, berarti selama Yesus ada didunia sudah berkali-kali berusaha menyelamatkan mereka. Diantaranya yaitu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini. Yang kedua, ketika Yesus dari atas salib memohonkan keampunan bagi mereka. Dan yang ketiga ketika para prajurit penjaga kubur melaporkan kepada para imam & tua-tua tentang fakta-fakta kebangkitan Yesus, namun para imam & tua-tua malah membuat cerita dusta.
    =======================================
    Menurut seorang teman saya, bagian kisah penderitaan Yesus mulai dari Taman Gestsemani sampai Yesus disalib di Kalvari sebenarnya itu merupakan tambahan waktu yang Yesus bersedia menjalaninya demi usaha menyelamatkan umat pilihan itu.
    Lebih lanjut menurut teman saya itu, seharusnya ketika di Taman Getsemani, Yesus sebenarnya secara normatif sudah selesai dengan misi kedatangan-Nya kedunia. Sehingga dengan demikian di Taman Getsemani, Yesus sudah dapat menyerahkan nyawa-Nya, sebagai penebus dosa dunia secara de facto/ritual. Tidak perlu bagi-Nya menunggu sampai harus naik diatas salib dulu, kemudian baru menyerahkan nyawa-Nya. Karena kalau melihat ritual pengorbanan domba-domba penghapus dosa yang dilakukan bangsa Israel pada jaman nabi-nabi, sebelum domba-domba itu disembelih, Allah tidak memerintahkan domba-domba itu harus disiksa dulu.
    Namun, karena dalam Matius 23:37 Yesus sudah mengetahui bahwa akan ada konsekuensi dosa kedegilan yang sangat mengerikan yang akan dialami bangsa Yahudi dimasa datang (diantaranya penyerangan tentara Romawi yang dipimpin jenderal Titus dan juga genosida yang dilakukan kepada mereka secara kejam tidak berperikemananusiaan oleh Nazi) apabila mereka tidak bertobat saat itu, maka demi usaha menyelamatkan umat perjanjian itu, Yesus bersedia menjalani injury time atau waktu tambahan yang penuh siksaan mengerikan bagi-Nya itu, walaupun Yesus sudah mengetahui bahwa mereka akan tetap degil.
    Sehingga dari sini kita melihat bahwa Yesus sendiri menggenapi apa yang diajarkan-Nya yaitu “memberikan lebih dari yang diminta” (Matius 5:39-44) demi memuliakan Allah (Matius 5:45)
    Hal ini sekaligus menunjukkan dan membuktikan kepada alam semesta ini beserta isinya, juga kepada iblis, bahwa Yesus bersedia melakukan segala tindakan proaktif nyata itu dengan apapun konsekuensi bagi-Nya (dihina, dipermalukan, disiksa dan lainnya tanpa harus membalas walaupun Ia sanggup) demi memperoleh pertobatan dan kesadaran umat pilihan itu bahwa Yesus adalah Mesias mereka dan segala yang diajarkan-Nya selama Yesus ada didunia itu berasal dari Allah.
    Bandingkan dengan beberapa peleton pasukan yang diutus Raja Ahazia yang menghadap Elia dengan cara yang tidak sopan, kemudian mati hangus dimakan api dari langit (2 Raja-raja 1). Namun Yesus tidak melakukan itu dan tetap sabar menjalankan itu semua demi menyelamatkan kehidupan, bukan untuk menghancurkan kehidupan. Ini konsiten dengan ucapan-Nya ketika menegur murid-Nya Yakobus & Yohanes : ” *_For the Son of man is not come to destroy men's lives, but to save them_* ….” (perkataan-Nya ini hanya bisa kita temukan dalam Luke 9:56 KJV, tidak ada dalam Lukas 9:56 LAI) sampai akhirnya menyerahkan nyawa-Nya diatas salib, setelah mengucapkan “sudah selesai”. Yesus mati diatas salib, tapi bukan karena di salib. Melainkan karena Yesus sendiri yang menyerahkan Nyawa-Nya (Yohanes 19:30)
    Dalam kitab Yohanes diperlihatkan betapa berkali-kali Pilatus serius berusaha menyadarkan bangsa Yahudi, bahwa tidak ada kesalahan apapun pada Yesus, sehingga dengan demikian Yesus harus dibebaskan. Namun sayang sekali mereka tetap degil. Yesus ditolak dan dikorbankan oleh umat pilihan Allah (Markus 12:8).
    Sehingga terjadilah kemudian apa yang sebelumnya sangat Yesus khawatirkan akan terjadi kepada mereka (Markus 12:9).
    Sebelumnya dibagian lain iblis juga sempat menggunakan Pilatus untuk menunjukkan kekuasaanya bahwa dia berkuasa untuk membebaskan Yesus dari jalan salib, namun Yesus menolak (Yohanes 19:10-11). Sikap ini konsisten dengan yang pernah dilakukan Yesus ketika menghardik Petrus (Matius 16:23).
    Jadi menurut teman saya itu, kalau Pilatus ketika itu berhasil menyadarkan bangsa Yahudi, maka Yesus tetap akan menyerahkan nyawa-Nya (sesuai tuntutan dosa, yang seharusnya dibayar manusia), tetapi tidak harus diatas salib dan juga dipermalukan.