Makam Sentono Asri Ngabar / Punden Desa Ngabar Jetis

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 8 вер 2024
  • #Anglingdarma #majapahit #makamkeramat
    #Mojokerto #punden #majapahit #ziarah #pundenngabar #ngabar #Jetis #kabupatenmojokerto #kerajaanmajapahit #makam #makamkeramat #makammisterius #makamsejarah #makamraja #majapahit #Mojokertoterkini #mojokertoviral #video #sentonoasri #mistis# mojokerto
    Punden desa ngabar, dipercaya makam panglima perang #majapahit
    Bagian dari cerita asal usul makam keramat Sentono asri letaknya di Desa #Ngabar Kecamatan Jetis. Seperti namanya lokasi makam ini masih rindang dan sejuk karena semilir angin berasal dari sela sela pohon besar dan tua. Menambah kesan wingit tempat ini.
    Masyarakat Ngabar masih sangat menghormati keberadaan makam Sentono asri. Di bangun Pendopo persis di depan Makam yang masih di rawat dengan baik ini. Ada pula bangunan Musholla terbilang besar dan representatif. Menandakan tempat ini sering dikunjungi peziarah yang datang dari berbagai daerah. Bahkan ada pula yang bermalam sesuai hajatnya masing2.
    Namun ketika di tanya makam siapa yang di keramatkan itu. Tidak ada yang bisa menjawab secara jelas. Orang Ngabar hanya menyebut makam mbah Wali. Memang ada beberapa yang menyebut Anglingdarma. Seringkali warga mendapati penampakan belibis putih yang menurut legenda itu perwujudan #Anglingdarma. Ada di sekitar makam #Sentono asri. Adakalanya juga muncul dalam bentuk Anjing besar berwarna hitam maupun ular besar menyerupai naga.
    Ada pula yang menyebut #Sunan Patah. Mungkin yang di maksudkan raden Patah sultan Demak. Yang justru menarik itu ada juga yang menyebut Sunan Ngudung. Sebenarnya 2 (dua) nama ini sangat terkait. Sunan Ngudung itu di samping di tunjuk sebagai imam akbar ke 4 Masjid Demak. Beliau juga sebagai Panglima perang Demak, ada juga yang menyebut sebagai Senopati perang #Demak.
    Ketika puncak krisis #Majapahit yang di tandai dengan Condro Sengkolo Sirna Ilang Kertaningbumi atau pada tahun 1478 M. Saat penyerangan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya ke Ibukota Majapahit. Dan Raja Majapahit Bhre Kertabhumi berhasil meloloskan diri ke gunung #Lawu.
    Bhre Kertabhumi yang memberikan keleluasaan syiar Islam di tanah Jawa. Begitu tolerannya Brawijaya V ini sampai memberikan tanah Ampeldenta kepada sunan Ampel untuk berdakwah.
    Yang agak ironi itu adik tiri Raden Patah yang bernama Raden Kusen (beda ayah). Begitu loyal dan setianya kepada Majapahit. Pasca bersama2 berguru di Sunan Ampel. Raden Patah berdakwah di daerah Bintara yang kemudian menjadi #Sultan Demak, sedangkan Raden Kusen mengabdi ke Majapahit dan diangkat menjadi Adipati terung. Bahkan sampai berganti Raja. Kesetiaan Raden Kusen tidak tergoyahkan pada Majapahit, bukan pada penguasanya. Tapi pada negaranya. Yang nantinya akan berhadap2an di medan pertempuran menghadang pasukan Demak.
    Bila ini sebuah drama maka ini bagai cerita kilas balik. Pasukan Demak yang di pimpin Senopati perang. Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji putra dari Syeh #MaulanaMalikIbrahim. Memiliki anak yang kelak menggantikannya sebagai Panglima perang Demak; Sunan Kudus.
    Dalam penyerangan awal Demak ke Majapahit memang mengalami kekalahan. Rupanya strategi Pasukan Majapahit yang di komandani Raden Kusen Adipati terung itu bukan sekadar pertahanan tapi juga memukul balik lawan. Dan mematikan.
    Konon tombak Adipati terung yang menghujam sang senopati Demak. Dalam perang itu Sunan Ngudung sudah memakai zirah Kiai Antakusuma pemberian Sunan Kalijaga. Baju perang itu membuat Senopati bertahan meski terhujam tombak. Meski pada akhirnya gugur sebagai Syahid di suatu tempat yang masih menjadi misteri hingga hari ini.
    Mencermati cerita itu sepertinya ada semacam kemiripan alur dengan cerita foklor masyarakat desa Ngabar terkait asal usul makam Sentono asri. Apakah Ngabar itu mengabarkan pesan yang selama ini jadi misteri. Mungkin kah seperti itu. Apalagi sudah di kenal dengan sebutan mbah wali. Bukankah Sunan Ngudung termasuk anggota dewan Wali.
    Apakah juga sebuah kebetulan penamaan pendopo Balai Desa Ngabar yang tempo hari itu di ambilkan nama dari Raja Bhre Kertabhumi #brawijaya V yang nota bene ayah dari Raden Patah yang menugaskan Sunan Ngudung sebagai Panglima perangnya. Untuk membela agama dan kehormatan keluarganya. Siapapun juga selalu meyakini tak ada yang kebetulan dalam hidup ini.
    Wallahu a'lam bisshowab
    * sumber website Desa Ngabar
    Dunia Kicau 169

КОМЕНТАРІ •