Podcast DI ini seperti kuliah gratis, banyak ilmu baru yang saya dapatkan dari podcast pertama. Selalu memberikan ilmu ke semua ya abah pak pres, sehat selalu buat abah keluarga, pak pres keluarga, dan mbak isna keluarga. Amin
Saya mengenal Pak DI sekitar tahun 2009. Saya mengikuti pak DI tahun 2012-2013 di twitter dengan twit2 receh dan menyegarkan. Saat kuliah, saya aktif di ukm majalah. Lewat majalah kampus saya belajar langsung nulis berita dengan cara otodidak membaca koran jawa pos. Hampir tiap hari waktu kuliah selalu baca koran jawa pos.
baru tadi malam nemu channel ini, auto subcribe, karena sejak Pak Dahlan sejak jadi mentri, langsung ngefans. dari semalam sampe sekarng udah nyimak 4 vlognya. Mantab, konten yang bukan abal2, mengandung ilmu semuanya. Terimakasih atas ilmu2 yang dibagikan secara gratis ini,semoga Pak Dahlan beserta keluarga besarnya dilimpah rizki dan karuniaNya, aamiin.
Pelajaran berharga itu bisa dari mana saja. Hal yg menjadi luar biasa adalah ketika pelajaran itu di menyangkut buanyak orang, dan diajak sukses mau dan berhasil. Pikiran saya, orang ini tentu punya kapasitas. Saya jadi lemes dengan diri sendiri, trus pengen maju sukses. Sehingga DI's way ini terasa asyik nikmat untuk gizi ilmu. Semoga berkah, aamiin. Mantap Abah, juga mas Az..
Kalau kata pandji pragiwaksono tersinggung itu reflek dan menurut saya tinggal bagaimana dgn bijak menanggapinya. Dan saya setuju tentang filter dari diri sendiri. Salut bgt sm om ulik sama abah dahlan. Hubungan ayah anak yang sangat menginspirasi! Salam hormat 🙂
31:01 ya Allah, jadi inget jaman dulu ini.. Beberapa tahun yg lalu saya pernah membaca tulisan dari Prof. Rhenald Kasali di Jawa Pos tentang apa yg dibicarakan oleh Pak Dahlan. Isinya kurang lebih sama, bagaimana sebaiknya orangtua bersikap terhadap anaknya. Tidak hanya dalam lingkup berbisnis tapi juga bagaimana menjalani hidupnya.. Intinya, orangtua seharusnya memberi kepercayaan lebih ke anaknya. Beliau memberi judul tulisannya, "Nasihat Anak Kepada Orang Tua".
ini bener2 BERISI KONTEN nya Pak Dahlan Ishkan dan Mas Asrul Ananda....btw dulu istrinya Mas Asrul (Mbak Ivo)itu teman saya di SMAN 16 Surabaya di Jl.Raya Prapen 👍🙏🏻
Pak Dahlan dan Mas Asrul sangat menginspirasi kami, dan akan makin kita kenang jika mobil listrik produk Indonesia bisa diwujudkan. Pak Dahlan dan mas Asrul pasti bisa membangun pabrik mobil listrik terbaik di dunia. selamat bekerja
Terima kasih beberapa nukilan ilmu marketing, komunikasi dan jurnalistiknya yang diselipkan dalam perbincangan ringan namun cukup berat ini Pak Dahlan dan Mas Azrul. Sangat berguna menambah khazanah pembelajaran saya tentang ilmu komunikasi dan juga jurnalistik yang erat akan keseharian saya sebagai content creator. Susah menemukan generasi milenial sebagai rujukan untuk belajar hal ini jika tidak harus 'berguru' langsung melalui kanal Pak Dahlan ini. Saya sangat menikmati konten-konten anda pak, salam hangat dari saya dan semoga Pak Dahlan dan Mas Azrul diberi kesehatan oleh Tuhan untuk terus memproduksi konten-konten bermanfaat seperti ini.
Fix jd pengikut podcase mulai jumat kemarin... Smg bermanfaat dgn topik dan bahasan2 yg menambah wawasan. Sukses slalu abah dahlan dan mas azrul beserta jajaran team
Bapak saya smpai skrng di umur 70 tahun masih mmbca koran.. Klo gak ad koran rasanya sprti puasa tanpa buka. Jadi krng lega.. Semoga semuanya diberikan kshtan utk terus bs berkarya...amin..
Wartawan yang baik saya pernah lihat dalam novel yang berjudul Sarahs Key, disana wartawan ngajak ketemu di sebuah restoran. Sampai disana sang wartawan membuka penbicaraan dengan memuji jurnal terbaru yang di tulis oleh sang narasumber. Sang wartawan memahami betul siapa yang mau di wawancara. Impresif sekali! Dari situ saya belajar kalau mau ketemu orang baru saya stalking dulu sosmednya, apa apa saja yang dia posting? ketertarikannya ke hal apa? Topik2 apa yang ia sukai? Dan lain sebagainya.
Jadi inget kata Bossman, Facebook adalah negara yg tidak demokratis samasekali karena otoritasnya ada pada si pemilik platform, bukan penduduk Facebook itu sendiri
Sehat selalu abah. Mas Azrul banyakin pembahasan F1 di happy Wednesday. Jamanku SD selalu terhibur sama duet maut Azrul & Hilbram. Ulasan nya tokcer. The real pundit.
Demokratis banget ya, ide yang ditolak Azrul itu direnungkan , dipikirkan, baik-buruknya. dan tetap mencari jalan yang lain . Penentangan tidak ditolak frontal tapi diakomodasikan
Sudah diikuti dari podcast #01 s.d #04 saya selalu tertawa lebar... sangat menginspirasi, share happiness, renyah, ringan tapi syarat ilmunya. Selslu di tunggu...
Pendidikan Media? Wow saya selama 18 years telah meng-establish Mata Kuliah MMC (Mass Media Communication) di USD Yogya sampai pensiun... (setahun y.l.) ...sebuah kebahagiaan tak terkira ..
MasyaAllah....podcastnya keren. Banyak ilmu dan manfaat yg bisa dipetik. Sebenernya saya pengen kasih 2 jempol. Tapi supaya podcast ini viral, saya menahan diri menggunakan emot. Barakallahu fiikum pak Dahlan dan mas Azrul
Disway top markotop,apa ngga terpikir menceritakan kisahnya pak Dahlan waktu meliput Tampomas? Bukan masalah tampomas nya krn sdh kita baca ulasan di majalah yg ditulis demikian bagus...tp ttg perjalanan,ttg peliputannya dll...top markotop Disway
Banyak muncul pertanyaan, tapi yg pasti.. pokok bahasannya melebar kemana mana!! Poin nya tetep di media ya Dan tetap menunggu bahasan Huawei, tapi plis tetap disitu. Suwun.
Kontennya sudah tidak diragukan lagi namun sy ada masukan kalau bisa mas ananda jangan mau kalah dari Abah yang lebih ekspresif di depan kamera ....(kalau ada hal yang butuh penekanan sebisa mungkin natap/ fokus ke kamera jangan melihat ke telangit langit dan jangan juga ke kameramen ) tapi fokus ke kamera mas ...jadi permirsa dapat ekspresinya.thank you sukses sehat selalu..
Menunggu diskusi seru dari keluarga media yg luar biasa. sehat selalu abah dan bung Rully. Saya mengenal bung Rully saat di Media F1 Racing dan liputan live F1 Race. Dan ndak nyangka bung Rully ini anak Abah, benar kata pepatah lama, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Kalau menghakimi suatu kelompok ujaran kebencian,apalagi yang di hakimi orang penting penguasa,kalau ujaran kebencian terhadap semua Agam tidak merata,kan aneh,, Di situlah masarakat mulai paham,dan sekarang masarakat yang merasakan itu mulai bicara,di mana mereka yang bicara itu mulai suka dengan media yang bisa tidak ada filternya,artinya media kan demokrasi,sedangkan demokrasi menurut Plato adalah,suara rakyat adalah suara Tuhan,,,
Betul p Dahlan .. skrg disini ada buzzer2 yg dibayar .. khusus mem bully seseorg yg berpikir dengan benar & menggunakan akal sehatnya .... Selamat berkarya !!
Sebut aja Bah. Yang gak fitnah gak makan, gak maki2 gak makan itu namanya buzzer. Semua tahu sendiri lah pihak siapa yang terang-terangan mbayarin buzzer ini.
Alhamdulillah p dahlan yg sy kagum pd kinerja beliau. kerjanya jelas cepat. Yg mempermaslhkn beliau ke meja hijau adalah org yg IN THE BOX otaknya. Tdk paham midel orang OUT OF THE BOX.
Saya penasaran, apa Pak Dahlan dan Mas Azrul kalau ngobrol di rumah juga isi nya padat seperti di podcast? Ngebayangin anak dan bapak full pengetahuan begini, sungguh elok tapi nyata...
Memang terkait medsos merupakan hal yang dapat diserahkan kepada pengguna dan Fasebook tersebut menyesuaikan sesuai dengan kepentingan yang perlu diperhatikan menerima berita tergantung pemahaman yang bersangkutan. Salam
Konten yang sangat berbobot. Terima kasih atas podcast-nya. Izin memberikan saran. Ketika shooting sore hari, tembok di background ketika zoom out (abah DI dan mas Azrul terlihat keduanya) terlalu terang sehingga kedua pembicara terlihat gelap. Mungkin bisa ditambah lighting dari samping kamera. Terima kasih.
Saran saya pak Facebook harusnya membatasi tulisan upload terkait konten berita wartawan untuk dimuat di Facebook sehingga tidak merugikan perusahaan media massa pak
Ngeri sih kalau nd ada rekaman menurut saya ya, ada kasus di idn times kalau nd salah ingat dituduh hoax tulisannya. Tapi akhirnya selamat karena rekaman. Mungkin bisa jadi pertimbangan abah untuk itu.
Iya kalo dipikir2 ngeri juga ya. Misal wartawan ngecatat si A ngomong X. Eh tiba2 si A nya ngeklaim nggak pernah ngomong seperti itu. Kalo ngga ada rekaman bisa2 wartawannya dituduh nulis berita bohong
Media sesuai segmennya tidak akan pernah mati, baik itu koran, radio ,tv dan medsos, semua mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Hasil survey neilson dari wave ke wave koran terus turun, justru radio saat ini masih bertahan beberapa digit di bawah medsos. di dunia radio banyak para owner yang gagap menyikapai perkembangan dan persaingan dengan media tv dan dan medsos. Podcast menjadi media alternatif yang bisa merebut pasar media , jika ini ditangani secara serius.kaidah kaidah media menjadi hilang dengan pertumbuhan medsos ini. Market media sosisl semakin hari semakain fragmented , tinggal bagaimana kita mengambil style dan segmen yang jelas.
Bukan nya di medsos maupun youtube ada fitur buat report konten yg bernada ujaran kebencian, bullying, atau mengandung unsur porno. Sehingga pihak medsos bisa takedown.
Bisa tapi Facebook bakal nyepelein. Beda kalo si pemasang iklan langsung ngambek ga mau pasang iklan. Dan kedua, kasus iklan yang ditampilkan bersebelahan dg ujaran kebencian. Kasus ini kan ga cukup dengan fitur report biasa.
Alhamdulillah saya pas jaman jadi wartawan, gak pernah nyatet dan gak pernah ngerekam. Ngerekam sih awal-awal cuma malah bingung. Alhamdulillahnya mungkin karena saya bodoh, semua tulisan saya salah, typo, dan jelek. hahaha.. Tapi emang wawancara tanpa ngerakam dan tanpa nulis itu enak banget. Karena sama nara sumber jadi ngobrol2 hehe..
Saya kira jawa post dijual keputusan bisnis yg tepat karena memang koran itu grafiknya flat cenderung turun, jaman berubah ke paperless dan sosial media booming
Podcast DI ini seperti kuliah gratis, banyak ilmu baru yang saya dapatkan dari podcast pertama. Selalu memberikan ilmu ke semua ya abah pak pres, sehat selalu buat abah keluarga, pak pres keluarga, dan mbak isna keluarga. Amin
Saya mengenal Pak DI sekitar tahun 2009. Saya mengikuti pak DI tahun 2012-2013 di twitter dengan twit2 receh dan menyegarkan. Saat kuliah, saya aktif di ukm majalah. Lewat majalah kampus saya belajar langsung nulis berita dengan cara otodidak membaca koran jawa pos. Hampir tiap hari waktu kuliah selalu baca koran jawa pos.
Liat potkes abah sama bang azrul ini kok mesti senyum senyum sendiri..seru gitu obrolan ayah anak yg ngeklik dan sama sama smart..
baru tadi malam nemu channel ini, auto subcribe, karena sejak Pak Dahlan sejak jadi mentri, langsung ngefans.
dari semalam sampe sekarng udah nyimak 4 vlognya. Mantab, konten yang bukan abal2, mengandung ilmu semuanya.
Terimakasih atas ilmu2 yang dibagikan secara gratis ini,semoga Pak Dahlan beserta keluarga besarnya dilimpah rizki dan karuniaNya, aamiin.
Pelajaran berharga itu bisa dari mana saja. Hal yg menjadi luar biasa adalah ketika pelajaran itu di menyangkut buanyak orang, dan diajak sukses mau dan berhasil. Pikiran saya, orang ini tentu punya kapasitas. Saya jadi lemes dengan diri sendiri, trus pengen maju sukses. Sehingga DI's way ini terasa asyik nikmat untuk gizi ilmu. Semoga berkah, aamiin. Mantap Abah, juga mas Az..
Kalau kata pandji pragiwaksono tersinggung itu reflek dan menurut saya tinggal bagaimana dgn bijak menanggapinya. Dan saya setuju tentang filter dari diri sendiri. Salut bgt sm om ulik sama abah dahlan. Hubungan ayah anak yang sangat menginspirasi! Salam hormat 🙂
31:01 ya Allah, jadi inget jaman dulu ini..
Beberapa tahun yg lalu saya pernah membaca tulisan dari Prof. Rhenald Kasali di Jawa Pos tentang apa yg dibicarakan oleh Pak Dahlan.
Isinya kurang lebih sama, bagaimana sebaiknya orangtua bersikap terhadap anaknya.
Tidak hanya dalam lingkup berbisnis tapi juga bagaimana menjalani hidupnya..
Intinya, orangtua seharusnya memberi kepercayaan lebih ke anaknya.
Beliau memberi judul tulisannya, "Nasihat Anak Kepada Orang Tua".
Asyik sekali percakapan bapak anak ini... Subhanallah... Semoga sehat terus Pak Dahlan...
ini bener2 BERISI KONTEN nya Pak Dahlan Ishkan dan Mas Asrul Ananda....btw dulu istrinya Mas Asrul (Mbak Ivo)itu teman saya di SMAN 16 Surabaya di Jl.Raya Prapen 👍🙏🏻
Pak Dahlan dan Mas Asrul sangat menginspirasi kami, dan akan makin kita kenang jika mobil listrik produk Indonesia bisa diwujudkan. Pak Dahlan dan mas Asrul pasti bisa membangun pabrik mobil listrik terbaik di dunia. selamat bekerja
Terima kasih beberapa nukilan ilmu marketing, komunikasi dan jurnalistiknya yang diselipkan dalam perbincangan ringan namun cukup berat ini Pak Dahlan dan Mas Azrul. Sangat berguna menambah khazanah pembelajaran saya tentang ilmu komunikasi dan juga jurnalistik yang erat akan keseharian saya sebagai content creator. Susah menemukan generasi milenial sebagai rujukan untuk belajar hal ini jika tidak harus 'berguru' langsung melalui kanal Pak Dahlan ini. Saya sangat menikmati konten-konten anda pak, salam hangat dari saya dan semoga Pak Dahlan dan Mas Azrul diberi kesehatan oleh Tuhan untuk terus memproduksi konten-konten bermanfaat seperti ini.
Fix jd pengikut podcase mulai jumat kemarin...
Smg bermanfaat dgn topik dan bahasan2 yg menambah wawasan.
Sukses slalu abah dahlan dan mas azrul beserta jajaran team
Bapak saya smpai skrng di umur 70 tahun masih mmbca koran..
Klo gak ad koran rasanya sprti puasa tanpa buka. Jadi krng lega..
Semoga semuanya diberikan kshtan utk terus bs berkarya...amin..
Bukan isi podcast nya, tapi cara bicara orang sukses nya yg menginspirasi. Sukses terus, terus menginspirasi.
Wartawan yang baik saya pernah lihat dalam novel yang berjudul Sarahs Key, disana wartawan ngajak ketemu di sebuah restoran. Sampai disana sang wartawan membuka penbicaraan dengan memuji jurnal terbaru yang di tulis oleh sang narasumber. Sang wartawan memahami betul siapa yang mau di wawancara. Impresif sekali!
Dari situ saya belajar kalau mau ketemu orang baru saya stalking dulu sosmednya, apa apa saja yang dia posting? ketertarikannya ke hal apa? Topik2 apa yang ia sukai? Dan lain sebagainya.
serasa lagi kuliah :)
konten informatif seperti ini yang harusnya berkemnbang dan trending
Adem banget nonton bapak dan anak yang cerdas berdiskusi isinya daging semua
akhirnya saya ngerti kenapa lebih suka nonton youtube abah daripada podcastnya. Liat ekspresi Azrul sama Abah lebih nikmat
Semoga suatu saat nanti saya bisa menjadi seperti Pak Dahlan Iskan yang konsisten dan idealis
Tontonan rutin saat rehat makan siang. Salam dari Tasik.. Sehat selalu Pak Dahlan dan Mas Azrul.
Jadi inget kata Bossman, Facebook adalah negara yg tidak demokratis samasekali karena otoritasnya ada pada si pemilik platform, bukan penduduk Facebook itu sendiri
Sehat selalu abah. Mas Azrul banyakin pembahasan F1 di happy Wednesday. Jamanku SD selalu terhibur sama duet maut Azrul & Hilbram. Ulasan nya tokcer. The real pundit.
senang banget sama podcast nya abah.. semoga ada tamunya hehe.. saya berharap abah ngobrol dengan bossman mardigu..
Cinta yg mendalam antara ayah dan anak yg sering tidak perlu dalam bentuk kata-kata!
"Wartawan tidak boleh merekam" Ilmu... 👍👍👍👍
alhamdulillah nemu juga podcast yg bermanfaat, dan berbobot sehat selalu pak Dahlan Iskan dan pak Azrul 💪
Demokratis banget ya, ide yang ditolak Azrul itu direnungkan , dipikirkan, baik-buruknya. dan tetap mencari jalan yang lain . Penentangan tidak ditolak frontal tapi diakomodasikan
Abah konsisten dg DisWay, dg memfilter diri dg menyajikan berita yg benar2 diperlukan masyarakat, bukat keerluan pengusaha atau pemerintah.
Sudah diikuti dari podcast #01 s.d #04 saya selalu tertawa lebar... sangat menginspirasi, share happiness, renyah, ringan tapi syarat ilmunya. Selslu di tunggu...
kami simak sampai tandas... das! das !!
terimakasih pak Dahlan.
Kalo bisa, ada stopwatch di rekamanan ini. Takut di plesetkan.. kayak podcastnya dedy corbuzier...
Podcast yg kutunggu...menarik,inspiratif etc... Multi manfaat😘
Sehat selalu Abah dan bang Azrul🙏
Edukasi Gratis, Barokallah
Pendidikan Media? Wow saya selama 18 years telah meng-establish Mata Kuliah MMC (Mass Media Communication) di USD Yogya sampai pensiun... (setahun y.l.) ...sebuah kebahagiaan tak terkira ..
MasyaAllah....podcastnya keren. Banyak ilmu dan manfaat yg bisa dipetik. Sebenernya saya pengen kasih 2 jempol. Tapi supaya podcast ini viral, saya menahan diri menggunakan emot. Barakallahu fiikum pak Dahlan dan mas Azrul
alhamdulillah youtube yang sangat mengedukasi... sehat terus Abah dan Azrul
Usul pak, utk podcast berikutnya undang pak William Wongso, legenda kuliner Indonesia.
Sangat menginspirasi dan sangat bermanfa'at. Semoga selalu sehat wal afiat Abah sekeluarga
15.7K Subs saat nonton video ini. Mantappp Bah. Otw 1 juta subs.
Disway top markotop,apa ngga terpikir menceritakan kisahnya pak Dahlan waktu meliput Tampomas?
Bukan masalah tampomas nya krn sdh kita baca ulasan di majalah yg ditulis demikian bagus...tp ttg perjalanan,ttg peliputannya dll...top markotop Disway
Setuju
Banyak muncul pertanyaan, tapi yg pasti.. pokok bahasannya melebar kemana mana!!
Poin nya tetep di media ya
Dan tetap menunggu bahasan Huawei, tapi plis tetap disitu.
Suwun.
seru banget ya diskusi bapak dan anak ini.............
Kontennya sudah tidak diragukan lagi namun sy ada masukan kalau bisa mas ananda jangan mau kalah dari Abah yang lebih ekspresif di depan kamera ....(kalau ada hal yang butuh penekanan sebisa mungkin natap/ fokus ke kamera jangan melihat ke telangit langit dan jangan juga ke kameramen ) tapi fokus ke kamera mas ...jadi permirsa dapat ekspresinya.thank you sukses sehat selalu..
energi positive pagi hari
terimakasih banyak abah, mas uli
Content nya padat. Beruntungnya bapak d anak senang cerita. Pendengarnya yg untung. 👍👍👍
Mas editor, coba video dikasih watermark atau logo. Kalau diposting ulang sama orang lain jadi masih tahu sumbernya.
Menunggu diskusi seru dari keluarga media yg luar biasa. sehat selalu abah dan bung Rully. Saya mengenal bung Rully saat di Media F1 Racing dan liputan live F1 Race. Dan ndak nyangka bung Rully ini anak Abah, benar kata pepatah lama, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
P DIS, tolong lah hidup kami, spy bisa lanjutkan hidup di kaltim.tp tak ada rmh atau sawah, sdng anak disabilitas dan sy sdh senior.
Kalau menghakimi suatu kelompok ujaran kebencian,apalagi yang di hakimi orang penting penguasa,kalau ujaran kebencian terhadap semua Agam tidak merata,kan aneh,,
Di situlah masarakat mulai paham,dan sekarang masarakat yang merasakan itu mulai bicara,di mana mereka yang bicara itu mulai suka dengan media yang bisa tidak ada filternya,artinya media kan demokrasi,sedangkan demokrasi menurut Plato adalah,suara rakyat adalah suara Tuhan,,,
Sore yg indah
Sangat bermanfaat podcast ini membuat warga netizen semakin pintar dan obyektif
Betul p Dahlan .. skrg disini ada buzzer2 yg dibayar .. khusus mem bully seseorg yg berpikir dengan benar & menggunakan akal sehatnya .... Selamat berkarya !!
Sebut aja Bah. Yang gak fitnah gak makan, gak maki2 gak makan itu namanya buzzer. Semua tahu sendiri lah pihak siapa yang terang-terangan mbayarin buzzer ini.
Selalu suka menyimak podcast ini
Alhamdulillah.. sellau menambah wawasan..
banyak yang bisa diserap dari obrolan ini ... terima kasih
Alhamdulillah p dahlan yg sy kagum pd kinerja beliau. kerjanya jelas cepat. Yg mempermaslhkn beliau ke meja hijau adalah org yg IN THE BOX otaknya. Tdk paham midel orang OUT OF THE BOX.
Tambah ilmu tambah wawasan
Saya penasaran, apa Pak Dahlan dan Mas Azrul kalau ngobrol di rumah juga isi nya padat seperti di podcast?
Ngebayangin anak dan bapak full pengetahuan begini, sungguh elok tapi nyata...
Iya e penasaran juga. Kayaknya padat tapi lebih banyak becanda nya kalo di keseharian. Di podcast baru dipadatkan
Alhamdulillah, semoga barokah Ba
Terima kasih untuk wejangan nya di menit 41...
Sukses buat Harian Disway.. sehat selalu Abah Dahlan..
Terima kasih untuk ilmu n insights yang diberikan oleh abah n mas AZA
ALHAMDULILLAH selalu bermanfaat
Kapan ya Indonesia memiliki wartawan lebih banyak lagi yg sekaliber atau setidak tidaknya mendekati DIS yg memuliakan profesinya ?
Kuliah gratis. Barakallah Abah dan Mas Azrul
Memang terkait medsos merupakan hal yang dapat diserahkan kepada pengguna dan Fasebook tersebut menyesuaikan sesuai dengan kepentingan yang perlu diperhatikan menerima berita tergantung pemahaman yang bersangkutan. Salam
Sipp...mantap akhirnya jadi tiap hari...asikk
Terimakasih pak Di,
Saya banyak belajar dari kuliah bapak ini,
Ngunduh ilmu dulu sambil ngopi..
luar biasa . Abah dan Asrul . love you both
Konten yang sangat berbobot. Terima kasih atas podcast-nya.
Izin memberikan saran. Ketika shooting sore hari, tembok di background ketika zoom out (abah DI dan mas Azrul terlihat keduanya) terlalu terang sehingga kedua pembicara terlihat gelap. Mungkin bisa ditambah lighting dari samping kamera.
Terima kasih.
Saran saya pak Facebook harusnya membatasi tulisan upload terkait konten berita wartawan untuk dimuat di Facebook sehingga tidak merugikan perusahaan media massa pak
Ngeri sih kalau nd ada rekaman menurut saya ya, ada kasus di idn times kalau nd salah ingat dituduh hoax tulisannya. Tapi akhirnya selamat karena rekaman. Mungkin bisa jadi pertimbangan abah untuk itu.
Iya kalo dipikir2 ngeri juga ya. Misal wartawan ngecatat si A ngomong X. Eh tiba2 si A nya ngeklaim nggak pernah ngomong seperti itu. Kalo ngga ada rekaman bisa2 wartawannya dituduh nulis berita bohong
Selalu mendengar podcast sambil kerja di meja kerja. Sehat sukses selalu
Media sesuai segmennya tidak akan pernah mati, baik itu koran, radio ,tv dan medsos, semua mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Hasil survey neilson dari wave ke wave koran terus turun, justru radio saat ini masih bertahan beberapa digit di bawah medsos. di dunia radio banyak para owner yang gagap menyikapai perkembangan dan persaingan dengan media tv dan dan medsos.
Podcast menjadi media alternatif yang bisa merebut pasar media , jika ini ditangani secara serius.kaidah kaidah media menjadi hilang dengan pertumbuhan medsos ini. Market media sosisl semakin hari semakain fragmented , tinggal bagaimana kita mengambil style dan segmen yang jelas.
Obrolan yang sangat bermutu.
salam hormat dari Austin,Texas Pak Dahlan dan Mas Azrul. ditunggu pembahasannya yang lebih kritis dan tajam. terimakasih
Bagus tuh Abah idenya untuk membuat Media Clearing House, jadi ada wasit yang mengatakan mana yang benar
Terimakasih banyak
podcast edukasi, semoga sehat selalu Pak DI dan Mas Aza ...
Bukan nya di medsos maupun youtube ada fitur buat report konten yg bernada ujaran kebencian, bullying, atau mengandung unsur porno. Sehingga pihak medsos bisa takedown.
Bisa tapi Facebook bakal nyepelein. Beda kalo si pemasang iklan langsung ngambek ga mau pasang iklan.
Dan kedua, kasus iklan yang ditampilkan bersebelahan dg ujaran kebencian. Kasus ini kan ga cukup dengan fitur report biasa.
Apapun tema podcast nya, selalu menarik didengar
terima kasih abah...informasi dan ilmunya sangat bergizi
Podcast yg selalu ditunggu💕
berarti bener ada jenis pekerjaan baru, misuhi, mencaci maki, orang lalu dibayar....?? Masya Allah #matinyahatinurani
Terima kasih ilmunya dan edukasi yg bgus
masha Alloh tabarokalloh semoga diberi kemudahan aamiin
MashaAllah Tabarokallah... Barokallahu fiikum
Pak Dahlan semoga sehat panjang umur pak... rasanya senang sekali, saya kayak diajak ngobrol langsung hhehe
Love it Pak Dahlan💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Alhamdulillah saya pas jaman jadi wartawan, gak pernah nyatet dan gak pernah ngerekam. Ngerekam sih awal-awal cuma malah bingung. Alhamdulillahnya mungkin karena saya bodoh, semua tulisan saya salah, typo, dan jelek. hahaha.. Tapi emang wawancara tanpa ngerakam dan tanpa nulis itu enak banget. Karena sama nara sumber jadi ngobrol2 hehe..
Ilmunya iklas yaa pak Dahlan ....kpd anak .
Setelah mas Azrul next Mbak Isna nextnya lagi sama Mas Tatang (mantan manager saya di musik) 😊😊😊
obrolan yg bnyak ilmunya
Saya kira jawa post dijual keputusan bisnis yg tepat karena memang koran itu grafiknya flat cenderung turun, jaman berubah ke paperless dan sosial media booming
Suka dengerin habis jumatan
mas azrul dan abah , mbok di undang uda ricky bahas mobil setrum lah sekali2 biar nambah ilmu2
kan sapa tau bisa jadi tesla 2.0 😁🤟💪👍
Suka dengan podcastnya.... lanjut terusabah dan mas asrul!!
Undang salah satu legenda Persebaya dong