Saya Ochika Maulana, dari Universitas Muhammadiyah Riau, Prodi Ilmu Komunikasi, terimakasih atas penjelasan historis ini proff, semoga ilmu yang diberikan bisa menjadi semangat muda untuk kami para pemuda indonesia🙏
Saya Nada Dwi Dava Salsabila, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau, ingin mengucapkan terimakasih atas ilmunya tentang Pancasila. sangat bermanfaat bagi kami Mahasiswa Prof 🙏🏻
Prof Dasim, dosen PU dan K yang inspiratif dan kreatif. Saat kuliah semester kemarinnya, dapat tugas membuat video UA-cam. Tugas tersebut menjadi awal untuk membuka pikiran untuk kreatif dan belajar menyesuaikan dengan perkembangan zaman dalam membuat media pembelajaran digital, terutama saat Pandemi Covid19 ini. Merasa termotivasi ingin seperti Prof, rajin membuat video pendidikan di UA-cam. Chanel UA-cam favorit saya. Pengalaman pertama ngajar MKWU PKn dan Pancasila, alhamdulillah ada Channel UA-cam ini, sangat terbantu sekali... Terima kasih banyak dan semoga kebaikan Prof dibalas oleh Allah dan memperoleh keberkahan. Aamiin... Ditunggu video-video terbarunya lagi Prof.. Untuk teman-teman semuanya, mari berumpul di sini untuk belajar seputar PKn, Pancasila, Pendidikan Karakter. Sumber belajar mandiri dan sumber nyari media pembelajaran seputar hal-hal tadi
Saya Fajri swanda dari Universitas Muhammadiyah Riau. Terima kasih banyak Prof🙏 Semoga menginspirasi generasi muda kita menjadi lebih meningkatkan kesadaran akan Pancasila
Terimakasih Banyak Prof atas Ilmunya,Materi Yang disampaikan Jelas dan Mudah dipahami,Semoga Berkah dan sehat Selalu. Saya Nurul NurJanah , S1 Prodi Akuntansi ,UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
Allhamdulillah Terima kasih banyak Prof ilmunya, sangat bermanfaat dan semoga berkah 🙏👍 Saya Wan Yuliakartika, dari Universitas Muhammadiyah Riau, prodi Manajemen A3 🙏
Aulya Finola Putri / Reg A MGT 3 / Universitas Muhammadiyah Riau terima kasih prof atas penjelasan materinya,sangat beruntung menonton video ini karena mudah dipahami mengenai pancasila yang berhubungan dengn sejarah.
Luar biasa, Prof. Budimansyah. Sangat inspiratif. Mau bertanya Prof. Pada pembahasan tadi dikemukakan nilai-nilai dasar untuk negara Indonesia merdeka. Dari beberapa pandangan tersebut, selanjutnya dirangkum. Apakah ada usulan nilai-nilai lain, selain yang terangkum ke dalam 5 hal tersebut? Dengan kata lain, bagaimanakah cara mengambil intisari nilai-nilai itu ke dalam 5 dasar tersebut, apakah karena kelima nilai-nilai tersebut yang paling banyak diungkapkan oleh anggota BPUPKI? Mungkinkah, meramu dari beberapa pendapat tersebut dilakukan dengan cara lain, sampai mengkristal menjadi lima nilai-nilai dasar yang selanjutnya menjadi Pancasila. Terima kasih, Prof.
Penjelasannya sangat panjang. Akan dicoba diringkas, sebagai berikut: Pengertian “dasar negara” yang diajukan ketua BPUPK dipersepsi secara berbeda. Muhammad Yamin, misalnya pengertian “dasar” itu lebih dimaknai sebagai dasar sosiologis-politis eksistensi negara. Soepomo juga demikian, pengertian “dasar” yang ia maksudkan adalah dalam konteks bahwa negara harus berdasar atas aliran pikiran (Staatsidee) negara yang integralistik. Alhasil, yang dimaksud dasar (dasar negara) menurut Yamin dan Soepomo bukanlah dalam pengertian “dasar filsafat (Philosophische gronslaag). Tibalah pada 1 Juni 1945 giliran Sukarno yang menyampaikan pidato. Dalam pidatonya yang monumental itu Sukarno menjawab permintaan Radjiman Wediodiningrat akan “dasar negara’ Indonesia itu dalam pengertian “dasar filsafat” (Philosophische glonslaag) atau pandangan dunia (Weltanschauung). Sukarno mengajukan lima prinsip yang menurutnya merupakan titik temu segenap elemen bangsa, yaitu sebagai berikut. 1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang berkebudayaan/berkeadaban. Kelima prinsip itu disebut Sukarno dengan “Panca Sila”. “Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi”. Pidato Sukarno tentang Pancasila itu begitu heroik, empatik, berbobot, runtut, solid, dan koheren, meskipun dengan pidato tanpa teks. Sebegitu mengesankannya sehingga mendapat sambutan yang sangat meriah dengan tepukan bergemuruh dari pada Anggota BPUPK. Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPK membentuk Panitia Kecil yang bertugas untuk Menyusun rumusan tentang dasar negara dengan pidato Sukarno sebagai sumber utamanya ditambah usul dari Anggota BPUPK lainnya. Panitia Kecil ini beranggotakan delapan orang (Panitia Delapan) dipimpin Sukarno. Panitia Delapan ini terdiri atas enam orang golongan kebangsaan (Sukarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, A. Maramis, M. Sutardjo Kartohadikeoseomo, Otto Iskandardinata); dan dua orang golongan Islam (Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H. Wachid Hasjim). Dalam kapasitasnya sebagai ketua Panitia Kecil (Panitia Delapan), di masa reses Sukarno melakukan berbagai inisiatif. Dia memanfaatkan masa persidangan Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat, organisasi bentukan Jepang dimana Sukarno sendiri sebagai ketuanya) pada 18-21 Juni 1945 di Jakarta untuk mengadakan pertemuan yang terkait dengan tugas Panitia Kecil. Sebanyak 47 orang diundang untuk menghadiri pertemuan (32 orang Anggota Chuo yang merangkap sebagai Anggota BPUPK, ditambah 15 orang Anggota BPUPK yang bukan Anggota Chuo yang tinggal di Jakarta, tetapi yang hadir hanya 38 orang). Pada penghujung pertemuan, pada 22 Juni 1945, Sukarno mengambil inisiatif, yakni membentuk Panitia Kecil (“tidak resmi”) beranggotakan sembilan orang, yang bertugas merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dalam suatu rancangan pembukaan hukum dasar (preambul konstitusi), yang dipersiapkan sebagai rancangan teks proklamasi. Kesembilan orang tersebut adalah: (1) Sukarno (ketua); (2) Mohammad Hatta; (3) Muhammad Yamin; (4) A.A. Maramis; dan (5) Subardjo (golongan kebangsaan), serta (6) K.H. Wachid Hasjim, (7) K.H. Kahar Moezakir, (8) H. Agoes Salim, dan (9) R. Abikusano Tjokrosoeyoso (golongan Ialam). Dengan komposisi relatif seimbang antara golongan kebangsaan dan golongan Islam, Panitia Sembilan berhasil menyepakati rancangan preambul, yang pada alinea terakhir terdapat rumusan Pancasila, pada tanggal 22 Juni 1945. Oleh Sukarno rancangan preambul itu dinamakan Mukadimah, Mohammad Yamin menyebutnya “Piagam Jakarta”, sedangkan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s Agreement”. Setelah melalui proses consensus, rumusan Pancasila versi 1 Juni mengalami penyempurnaan dalam urutan dan redaksional, sebagai berikut. 1. Prinsip “Ketuhanan” dipindah dari sila kelima menjadi sila pertama, ditambah dengan anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syari”at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. 2. Prinsip “Internasionalisme atau perikemanusiaan” tetap diletakkan pada sila kedua, dengan redaksi disempurnakan menjadi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. 3. Prinsip “Kebangsaan Indonesia” berubah posisinya dari sila pertama menjadi sila ketiga dan rumusannya menjadi “Persatuan Indonesia”. 4. Prinsip “Mufakat atau demokrasi” berubah posisinya dari sila ketiga menjadi sila keempat dengan rumusan baru menjadi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan”. 5. Prinsip “Kesejahteraan Sosial” berubah posisinya dari nsila keempat menjadi sila kelima dan bunyinya menjadi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Demikianlah proses perumusan dasar negara oleh BPUPK. Tinjauan historis selanjutnya akan kita lihat pada fase pengesahan dasar negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPK). Setelah BPUPK dibubarkan karena telah selesai melaksanakan tugasnya, pada 7 Agustus 1945 Pemerintah Jepang memberikan persetujuan atas rencana pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPK). Namun karena lembaga tersebut belum jelas wujudnya dalam rencana Jepang (diantaranya tanpa kejelasan sebutan Indonesia), maka akhirnya pimpinan bangsa Indonesia mengambil momentum menetapkan lembaga tersebut menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pembentukan PPKI akhirnya terjadi pada 12 Agustus 1945, Sukarno sebagai ketua serta Mohammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat sebagai wakil ketua. Anggota PPKI pada mulanya 21 orang, terdiri atas 13 orang yang mewakili pulau Jawa dan Madura (termasuk 1 orang Tionghoa), 3 orang mewakili wilayah Sumatera, 5 orang mewakili bagian timur Indonesia. Pada pertemuan antara Ketua/Wakil Ketua PPKI dengan Masekal Terauchi di Saigon (Vietnam), PPKI akan melakukan pertemuan pertamanya pada 25 Agustus 1945. Mengingat terjadinya perubahan yang sangat ceoat dan desakan politik yang berkembang, maka pertemuan dipercepat menjadi 16 Agustus 1945. Namun pada tanggal itu Sukarno dan Hatta “dibawa” oleh para pemuda ke Rengasdengklok. Keesokan harinya terjadi proklamasi kemerdekaan Indonesia, sehingga sidang pertama PPKI baru bisa dilaksanakan pada 18 Agustus 1945. Pada saat itu, suasana kebatinan dan situasi politik Indonesia telah berubah secara drastic, menyusul proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dalam suasana kegembiraan atas kemerdekaan Indonesia, dilakukan beberapa penyesuaian dalam komposisi keanggoaan PPKI. Atas saran Sukarno ebam orang Anggota ditambahkan: Achmad Subardjo, Sajoeti Melik, Ki Hadjar Dewantara, R.A.A. Wiranatakoesoema, Kasman Singodimedjo dan Iwa Koesoemasoemantri. Pada 18 Agustus 1945. PPKI memilih Sukarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada saat itu, PPKI menyetujui naskah “Piagam Jakarta” sebagai Pembukaan UUD 1945, kecuali “tujuh kata” di belakang Ketuhanan, yang telah memunculkan kontroversi terpanas dalam sesi terakhir persidangan BPUPK. Tujuh kata itu dicoret, lantas diganti dengan kata-kata “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dari uraian di atas tampak jelas bahwa dalam lintasan Panjang sejarah konseptualisasi Pancasila, pada setiap fasenya melibatkan partisipasi berbagai unsur dan golongan. Oleh karena itu, Pancasila benar-benar merupakan karya bersama para pendiri bangsa. Meski demikian, tak bisa dioungkiri, bahwa dalam karya bersama itu ada individu-individu yang memainkan oeranan penting. Salah satu nama dengan peran paling menonjol adalah Sukarno.
Luar biasa. BPK prof..
pancasiLa keharusan membumi,, hidup berdampingan,, wawasan nusantara,, kebersamaan (hoLe)
Saya Ochika Maulana, dari Universitas Muhammadiyah Riau, Prodi Ilmu Komunikasi, terimakasih atas penjelasan historis ini proff, semoga ilmu yang diberikan bisa menjadi semangat muda untuk kami para pemuda indonesia🙏
Terimakasih Ilmunya Prof..
saya mila amdelia dari Universitas Muhammadiyah Riau prodi Ilmu Komunikasi
Terima kasih atas ilmunya Prof.Saya Nella Permata dari Universitas Muhahammadiyah Riau
Terimakasih banyak atas ilmunya prof,,,saya Alexius Aan dari universitas Tanjungpura
Terimakasih atas ilmunya prof.semoga bermanfaat
Agung setia budi, universitas Muhammadiyah riau
Tks Agung
Terima ilmunya Prof,perkenalkan saya viola Yolanda dari Univeritas Muhammadiyah Riau
Saya Rifky rahman dari universitas Muhammadiyah riau terimakasih atas ilmu yg di berikan semoga bermanfaat prof
Saya Nada Dwi Dava Salsabila, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau, ingin mengucapkan terimakasih atas ilmunya tentang Pancasila. sangat bermanfaat bagi kami Mahasiswa Prof 🙏🏻
Sip tks Nada
Terimakasih prof atas ilmunya. Saya mahasiswi UPI
Aprinal
Humas/umri
Terimakasih prof ilmunya
Saya Gilang Maulana dari Universitas Muhammadiyah Riau Prodi ilmu komunikasi, Terimakasih ilmunya prof🙏
Prof Dasim, dosen PU dan K yang inspiratif dan kreatif. Saat kuliah semester kemarinnya, dapat tugas membuat video UA-cam. Tugas tersebut menjadi awal untuk membuka pikiran untuk kreatif dan belajar menyesuaikan dengan perkembangan zaman dalam membuat media pembelajaran digital, terutama saat Pandemi Covid19 ini. Merasa termotivasi ingin seperti Prof, rajin membuat video pendidikan di UA-cam. Chanel UA-cam favorit saya. Pengalaman pertama ngajar MKWU PKn dan Pancasila, alhamdulillah ada Channel UA-cam ini, sangat terbantu sekali... Terima kasih banyak dan semoga kebaikan Prof dibalas oleh Allah dan memperoleh keberkahan. Aamiin... Ditunggu video-video terbarunya lagi Prof.. Untuk teman-teman semuanya, mari berumpul di sini untuk belajar seputar PKn, Pancasila, Pendidikan Karakter. Sumber belajar mandiri dan sumber nyari media pembelajaran seputar hal-hal tadi
Terima kasih Purwati, terus berjuang sampai puncak!
@@GCED-ISOLAedu sama-sama prof... semangat!
PUTRI JUITA
Universitas muhammadiyah riau
Terimakasih porf. Semoga ilmunya bermanfaat
Terima kasih ibu, semoga ilmu nya bermanfaat buat saya dan semuanya
Saya Melisa rosalinda sipangkar dari universitas muhammadiyah riau, terimakasih ilmunya prof🙏
Terima Kasih atas ilmunya prof
saya Bayu Asnabil Wibawa Dari Univ Muhammadiyah Riau, Prodi Ilmu Komunikasi
Saya irfan fadhil anwar dari universitas muhammadiyah riau prodi ilmu komunikasi, terima kasih atas ilmu nya prof, semoga berkah🙏🏻
saya tia evana sagala, dari universitas muhammadiyah riau, terimakasih Prof, semoga bermanfaat
Gitty anisa putri
Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih banyak atas ilmu nyaa Prof, Semoga berkah
Puja Diyanti
Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih banyak atas ilmu nyaa Prof, Semoga berkah
TERIMAKASIH ATAS ILMU PROF, SEMOGA BERKAH SAYA RUKAYA DARI UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Terimakasih ilmunya prof, saya cindy sagita dari univ muhammadiyah riau fakultas ilmu komunikasi
Nur Arif
Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih atas ilmunya Prof semoga berkah 🙏🙏👍
Perkenalkan nama saya Wulan Syah Fitri dari Universitas Muhammadiyah Riau,
terimakasih atas ilmu nya prof semoga berkah🙏
Terimakasih ilmunya prof..
Dari
Univ Muhammadiyah Riau (Andika simamora)
Saya Rini farida yanti, dari universitas muhammadiyah Riau. Terima kasih prof atas ilmu yang diberikan semoga bermanfaat
Terimakasih atas ilmunya Prof, Semoga Berkah
Putri Budi Lestari
Universitas Muhammdiyah Riau
terimakasih ilmunya prof semoga berkah. saya marlisa nanda arifa daru universitas muhammadiyah riau
Saya M.Rizki Syahputra dari universitas muhammadiyah riau, terima kasih prof atas ilmu yang diberikan, semoga bermanfaat 🙏
Terimakasih atas ilmunya Prof saya Arif Berozi dari Ilmu Komunikasi🙏
Saya Fajri swanda dari Universitas Muhammadiyah Riau. Terima kasih banyak Prof🙏
Semoga menginspirasi generasi muda kita menjadi lebih meningkatkan kesadaran akan Pancasila
Jaman dulu pemikirannya sungguh luar biasa... Mantap para pendiri bangsa...
Terima kasih Prof...
Tris, karena mereka ditempa perjuangan hidup mati
@@GCED-ISOLAedu Betul sekali Prof... Terima kasih banyak Prof...
terima kasih banyak prof atas ilmunya semoga berkah. saya nurratno jumadi dari universitas muhammadiyah riau prodi ilmu komunikasi
Terimakasih banyak atas ilmunya prof yang🙏 saya Ilham setiawan dari universitas Muhammadiyah riau
Terimakasih Ilmunya Prof🙏 Saya Jehan Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Riau sangat suka dengan penjelasan Prof🙏
Prof Terimakasi Atas Ilmunya🙏
Saya Annisya Bella Santiera dari Universitas Muhammaditah Riau,Prodi Ilmu Komunikasi
Terimakasih atas ilmunya prof semoga berkah. Saya Milatul Afla dari akutansi di Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih atas ilmunya prof. Mudah dipahami dan jelas.
Saya Rez Herdyanda dari Universitas Muhammadiyah Riau.
Terimakasih Banyak Prof atas Ilmunya,Materi Yang disampaikan Jelas dan Mudah dipahami,Semoga Berkah dan sehat Selalu. Saya Nurul NurJanah , S1 Prodi Akuntansi ,UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
terimakasih ilmunya prof🙏 saya novelia sagita dari univ muhammadiyah riau prodi ilmu komunikasi
Terima kasih banyak Prof ilmunya, semoga berkah.
saya farhan zachrie azhar dari universitas muhammadiyah riau prodi manajemen
Saya aditya prasetyo, dari universitas Muhammadiyah riau,
Terimakasih prof. Atas ilmu yang diberikan, semoga bermanfaat yaa👍🏿
Terimakasih ilmunya prof🙏saya dari universitas negeri Padang .
Allhamdulillah Terima kasih banyak Prof ilmunya, sangat bermanfaat dan semoga berkah 🙏👍
Saya Wan Yuliakartika, dari Universitas Muhammadiyah Riau, prodi Manajemen A3 🙏
Terima kasih atas ilmunya prof🙏
video ini yg paling saya suka baik dari segi video grafis maupun isi materinya
Tks Yadi
Terima kasih ilmu nya Prof, semoga berkah Prof🙏🏻
Saya Putri Wulandari dari Universitas Muhammadiyah Riau
Alinur Rohmat
Universitas Muhammadiyah Riau
Prodi Ilmu Komunikasi
Terimakasih banyak Prof atas ilmunya, semoga berkah ya prof.
Saya Harlisma Shalsabila Firdaus dari Universitas Muhammadiyah Riau
terimakasih banyak atas ilmunya prof, semoga berkah prof
saya m.faqih sugendy dari universitas muhammadiyah riau
Terimakasih ilmunya prof🙏
Saya Danu Valendra dari univ muhammadyah riau, prodi Ilmu komunikasi
alhamdulillah..ditunggu bag-2 nya..nuhun prof
insya Allah
Terima kasih atas ilmunya prof🙏🙏semoga berkah, Saya Randi Radinata dari Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih Prof. Semoga berkah ilmunya, Amin,
Aamiin
Aulya Finola Putri / Reg A MGT 3 / Universitas Muhammadiyah Riau
terima kasih prof atas penjelasan materinya,sangat beruntung menonton video ini karena mudah dipahami mengenai pancasila yang berhubungan dengn sejarah.
Terima kasih banyak prof ilmunya,semoga berkah🙏
Saya Muhamad Ghozali.
Dari Universitas Muhammadiyah Riau.
terimakasih prof atas ilmunya
saya
yandi arviero l tobing
reg A mgt 3 / muhammadiyah riau
Inspiratif sekali, Prof....izin share.....terima kasih
Silakan, terima kasih!
Rahma Dila Amanda
Kelas Reg A Manajemen 2 dari Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih banyak ilmunya prof, semoga berkah 🙏
Mantap sangaf solutif dan inspiratif
Tks Pak Kus
Luar biasa, Prof. Budimansyah. Sangat inspiratif.
Mau bertanya Prof. Pada pembahasan tadi dikemukakan nilai-nilai dasar untuk negara Indonesia merdeka. Dari beberapa pandangan tersebut, selanjutnya dirangkum. Apakah ada usulan nilai-nilai lain, selain yang terangkum ke dalam 5 hal tersebut? Dengan kata lain, bagaimanakah cara mengambil intisari nilai-nilai itu ke dalam 5 dasar tersebut, apakah karena kelima nilai-nilai tersebut yang paling banyak diungkapkan oleh anggota BPUPKI? Mungkinkah, meramu dari beberapa pendapat tersebut dilakukan dengan cara lain, sampai mengkristal menjadi lima nilai-nilai dasar yang selanjutnya menjadi Pancasila.
Terima kasih, Prof.
Penjelasannya sangat panjang. Akan dicoba diringkas, sebagai berikut:
Pengertian “dasar negara” yang diajukan ketua BPUPK dipersepsi secara berbeda. Muhammad Yamin, misalnya pengertian “dasar” itu
lebih dimaknai sebagai dasar sosiologis-politis eksistensi negara.
Soepomo juga demikian, pengertian “dasar” yang ia maksudkan adalah
dalam konteks bahwa negara harus berdasar atas aliran pikiran (Staatsidee) negara yang integralistik.
Alhasil, yang dimaksud dasar (dasar negara) menurut Yamin
dan Soepomo bukanlah dalam pengertian “dasar filsafat
(Philosophische gronslaag).
Tibalah pada 1 Juni 1945 giliran Sukarno yang menyampaikan pidato.
Dalam pidatonya yang monumental itu
Sukarno menjawab permintaan Radjiman Wediodiningrat
akan “dasar negara’ Indonesia itu dalam pengertian “dasar filsafat” (Philosophische glonslaag) atau pandangan dunia (Weltanschauung).
Sukarno mengajukan lima prinsip yang menurutnya merupakan titik temu segenap elemen bangsa, yaitu sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan yang berkebudayaan/berkeadaban.
Kelima prinsip itu disebut Sukarno dengan “Panca Sila”.
“Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah
kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi”.
Pidato Sukarno tentang Pancasila itu begitu heroik, empatik, berbobot, runtut, solid, dan koheren, meskipun dengan pidato tanpa teks. Sebegitu mengesankannya sehingga mendapat sambutan yang sangat meriah dengan tepukan bergemuruh dari pada Anggota BPUPK.
Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPK
membentuk Panitia Kecil yang bertugas untuk Menyusun
rumusan tentang dasar negara dengan pidato Sukarno sebagai sumber utamanya ditambah usul dari Anggota BPUPK lainnya.
Panitia Kecil ini beranggotakan delapan orang (Panitia Delapan) dipimpin Sukarno. Panitia Delapan ini terdiri atas enam orang golongan kebangsaan (Sukarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, A. Maramis, M. Sutardjo Kartohadikeoseomo, Otto Iskandardinata); dan dua orang golongan Islam (Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H. Wachid Hasjim).
Dalam kapasitasnya sebagai ketua Panitia Kecil (Panitia Delapan), di masa reses Sukarno melakukan berbagai inisiatif. Dia memanfaatkan masa persidangan Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat, organisasi bentukan Jepang dimana Sukarno sendiri sebagai ketuanya) pada 18-21 Juni 1945 di Jakarta untuk mengadakan pertemuan yang terkait dengan tugas Panitia Kecil. Sebanyak 47 orang diundang untuk menghadiri pertemuan (32 orang Anggota Chuo yang merangkap sebagai Anggota BPUPK, ditambah 15 orang Anggota BPUPK yang bukan Anggota Chuo yang tinggal di Jakarta, tetapi yang hadir hanya 38 orang).
Pada penghujung pertemuan, pada 22 Juni 1945, Sukarno mengambil inisiatif, yakni membentuk Panitia Kecil (“tidak resmi”) beranggotakan sembilan orang, yang bertugas merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dalam suatu rancangan pembukaan hukum dasar (preambul konstitusi), yang dipersiapkan sebagai rancangan teks proklamasi.
Kesembilan orang tersebut adalah: (1) Sukarno (ketua); (2) Mohammad Hatta; (3) Muhammad Yamin; (4) A.A. Maramis; dan (5) Subardjo (golongan kebangsaan), serta (6) K.H. Wachid Hasjim, (7) K.H. Kahar Moezakir, (8) H. Agoes Salim, dan (9) R. Abikusano Tjokrosoeyoso (golongan Ialam).
Dengan komposisi relatif seimbang antara golongan kebangsaan dan golongan Islam, Panitia Sembilan berhasil menyepakati rancangan preambul, yang pada alinea terakhir terdapat rumusan Pancasila, pada tanggal 22 Juni 1945. Oleh Sukarno rancangan preambul itu dinamakan Mukadimah, Mohammad Yamin menyebutnya “Piagam Jakarta”, sedangkan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s Agreement”.
Setelah melalui proses consensus, rumusan Pancasila versi 1 Juni mengalami penyempurnaan dalam urutan dan redaksional, sebagai berikut.
1. Prinsip “Ketuhanan” dipindah dari sila kelima menjadi sila pertama, ditambah dengan anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syari”at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
2. Prinsip “Internasionalisme atau perikemanusiaan” tetap diletakkan pada sila kedua, dengan redaksi disempurnakan menjadi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
3. Prinsip “Kebangsaan Indonesia” berubah posisinya dari sila pertama menjadi sila ketiga dan rumusannya menjadi “Persatuan Indonesia”.
4. Prinsip “Mufakat atau demokrasi” berubah posisinya dari sila ketiga menjadi sila keempat dengan rumusan baru menjadi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan”.
5. Prinsip “Kesejahteraan Sosial” berubah posisinya dari nsila keempat menjadi sila kelima dan bunyinya menjadi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Demikianlah proses perumusan dasar negara oleh BPUPK. Tinjauan historis selanjutnya akan kita lihat pada fase pengesahan dasar negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPK).
Setelah BPUPK dibubarkan karena telah selesai melaksanakan tugasnya, pada 7 Agustus 1945 Pemerintah Jepang memberikan persetujuan atas rencana pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPK). Namun karena lembaga tersebut belum jelas wujudnya dalam rencana Jepang (diantaranya tanpa kejelasan sebutan Indonesia), maka akhirnya pimpinan bangsa Indonesia mengambil momentum menetapkan lembaga tersebut menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pembentukan PPKI akhirnya terjadi pada 12 Agustus 1945, Sukarno sebagai ketua serta Mohammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat sebagai wakil ketua. Anggota PPKI pada mulanya 21 orang, terdiri atas 13 orang yang mewakili pulau Jawa dan Madura (termasuk 1 orang Tionghoa), 3 orang mewakili wilayah Sumatera, 5 orang mewakili bagian timur Indonesia.
Pada pertemuan antara Ketua/Wakil Ketua PPKI dengan Masekal Terauchi di Saigon (Vietnam), PPKI akan melakukan pertemuan pertamanya pada 25 Agustus 1945. Mengingat terjadinya perubahan yang sangat ceoat dan desakan politik yang berkembang, maka pertemuan dipercepat menjadi 16 Agustus 1945. Namun pada tanggal itu Sukarno dan Hatta “dibawa” oleh para pemuda ke Rengasdengklok. Keesokan harinya terjadi proklamasi kemerdekaan Indonesia, sehingga sidang pertama PPKI baru bisa dilaksanakan pada 18 Agustus 1945.
Pada saat itu, suasana kebatinan dan situasi politik Indonesia telah berubah secara drastic, menyusul proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dalam suasana kegembiraan atas kemerdekaan Indonesia, dilakukan beberapa penyesuaian dalam komposisi keanggoaan PPKI. Atas saran Sukarno ebam orang Anggota ditambahkan: Achmad Subardjo, Sajoeti Melik, Ki Hadjar Dewantara, R.A.A. Wiranatakoesoema, Kasman Singodimedjo dan Iwa Koesoemasoemantri.
Pada 18 Agustus 1945. PPKI memilih Sukarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada saat itu, PPKI menyetujui naskah “Piagam Jakarta” sebagai Pembukaan UUD 1945, kecuali “tujuh kata” di belakang Ketuhanan, yang telah memunculkan kontroversi terpanas dalam sesi terakhir persidangan BPUPK. Tujuh kata itu dicoret, lantas diganti dengan kata-kata “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Dari uraian di atas tampak jelas bahwa dalam lintasan Panjang sejarah konseptualisasi Pancasila, pada setiap fasenya melibatkan partisipasi berbagai unsur dan golongan.
Oleh karena itu, Pancasila benar-benar merupakan karya bersama para pendiri bangsa. Meski demikian, tak bisa dioungkiri, bahwa dalam karya bersama itu ada individu-individu yang memainkan oeranan penting. Salah satu nama dengan peran paling menonjol adalah Sukarno.
Luar biasa Prof, terima kasih ilmu nya, sehat selalu Prof dan sekeluarga Aamiin.
Alkhamdulillah terimakasih Prof atas ilmunya🙏🙏🤲semoga prof selalu sehat wal'afiat Amin ya rabbal A'lamiyn...🤲🤲
aamiin
Terimakasih ilmunya prof 🙏
Semoga berkah. Saya Niki Salsabila dari Universitas Muhammadiyah Riau
So Great materials
Thanks a lot Ale
Terima kasih ilmunya prof semoga berkah🙏 saya Ruth Sahana dari Universitas Muhammdiyah Riau kelas B2 Ilmu Komunikasi 20
Terima kasih banyak prof atas ilmunya 🙏🏻
Nama:rendi pramudita
Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih atas ilmunya prof,semoga berkah🙏🙏
Terimakasih ilmunya prof semoga berkah🙏
Saya Shinta Asmarza Putri, Universitas Muhammadiyah Riau, prodi Ilmu Komunikasi:)
Terima kasih ilmunya Prof Saya Septian Herlangga Dari Ilmu Komunikasi 200501015
Suryani Martha_A1011221014_Ilmu Hukum_Universitas Tanjungpura _Terimakasih pak atas Ilmunya yang sangat bermanfaat ini🙏🏻
Luar biasa Teruskan Prof
Tks Radya
Luar biasa prof, terimakasih ilmunyaa🙏🙏
Semoga prof diberi kesehatan selalu🤲
Arum Septian_A1011221036_Angkatan Baru Ilmu Hukum UNTAN 2022 , Terima Kasih banyak Pak Atas ilmu nya
Terimakasih ilmu nya prof🙏
Prof hatturnuhun pencerahannya...bermanfaat.
Alhamdulillah
Terimakasih banyk ilmunya prof semoga berkah
Nama : Sopia Ananda
Prodi: Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih penjelasan nya prof🙏
Saya Miftahul jannah / Universitas Muhammadiyah Riau (2Aka2)
Nama : silfiana
MGT3A
Universitas Muhammadiyah Riau
Ttimakasih Prof.atas ilmunya, semoga berkah🙏🙏
Great... Thanks Prof. 🙏🙏
with pleasure!
Alhamdulillah masih bisa menyaksikan. Terimakasih prof, izin dijadikan sumber belajar
Silakan Surya, share ke para mahasiswa
Luar biasa, Prof. Inspiring!
Tks a lot Erwin!
Terima kasih atas ilmunya, prof.
Kami mahasiswa belajar banyak dari anda
fheni dhelniati
universitas muhammadiyah riau
Assalamualaikum Prof, izin Share.... Sangat menyentuh.
Waalaikummussalam, silakan Zulkifli
@@GCED-ISOLAedu terimakasih prof, semoga Prof sehat selalu.
Luar biasaa proff 👍🏻
Tks Aufa
4:05 si prof ngomong apa ya maksudnya? Kedaulatan ato apa sih?
Terimakasih atas ilmu nya Prof 🙏🏻
Saya Bayu Prayoga dari Universitas Muhammadiyah Riau Prodi ilmu komunikasi
Secara historis, mengapa China harus menyerahkan 10% wilayahnya ke Rusia??? ua-cam.com/video/fWFroMbNRBs/v-deo.html
Penyebab perang antara Rusia dan Ukraina. Siapa di belakang? ua-cam.com/video/dChDPY1ZiGw/v-deo.html
Terimakasih atas ilmunya prof 🙏 Saya raihan akbar maulaya dari Universitas Muhammadiyah Riau prodi ilkom
Terimakasih atas ilmunya prof, semoga berkah
Saya Suryani Nofriyadi dari Universitas Muhammadiyah riau
Terimakasih atas ilmunya prof🙏
Terimakasih banyak Prof atas ilmunya, semoga berkah prof.
Saya Tari Oktavia dari Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih atas ilmunya prof🙏
Insyaallah berkah, saya Andi Saputra Siregar dari Universitas Muhammadiyah Riau
Bisa sharing gk bang saya Maba ilmu komunikasih
Terimakasih atas ilmunya prof🙏🙏 semoga berkah, saya Yuli Sherlina dari Universitas Muhammadiyah Riau
Terimakasih atas ilmunya prof,insyaAllah berkah
Saya Fazila Arista dari Universitas Muhammadiyah Riau