setuju bang abdur, berkat ujian nasional kita bisa tahu kalo kami di indonesia timur dari segi pendidikan mungkin kurang, makanya saya rasa dengan adanya ujian nasional kami bisa tahu kmemampuan kami, sehingga ketika kita mau melanjutkan pendidikan keluar papua, seperti pulau jawa kami tidak kaget, karena setidaknya pelajaran atau materi yang kita pelajari sebelum ujian nasional sama dengan siswa ditanah jawa.. makanya menurut saya ujian nasional memang perlu ada, sebagai motivasi belajar untuk seluruh siswa karena kita tau ada standar yang harus kita penuhi untuk lanjut ke jenjang berikutnya.. selain itu ujian nasional tidak ada dampak buruk kok! karena pada dasarnya apa yang kita pelajari buat ujian nasional merupakan pelajaran dasar yang menurut saya sangat berguna dan menguntungkan buat kita siswa-siswa di indonesia!
51:05 Agak nggak setuju sih sama argumen Bang Arie dan Bang Praz. Hanya karena kamu punya passion lebih di hal non akademik kayak seni atau olahraga bukan berarti kamu nggak bisa jadi siswa yang baik secara akademik. Contoh: Kendrick Lamar yang dianggap banyak orang sebagai rapper terbaik di generasinya (bahkan sepanjang masa) waktu sekolah semua nilainya A, meskipun tinggal di daerah yang penuh gangster dan kejahatan. Dari bidang olahraga mantan pemain MU Axel Tuanzebe juga udah latihan bola dari 7 tahun tapi di sekolah juga punya nilai yang hampir A semua. Dan tujuan UN kan cuma buat penetapan standar kemampuan kognitif siswa, kayak sesukanya kamu sama hal non akademik kamu tetep harus punya kemampuan kognitif yang cukup untuk pada akhirnya membantumu di bidang yang kamu suka. Mungkin biar nggak dibodohi masalah kontrak kerja, gaji, dsb. Tambahan: Kemampuan kognitif artinya kemampuan otak untuk menyelesaikan suatu masalah atau persoalan dari yang dasar hingga kompleks. Dan UN ada bukan hanya untuk mengetes kita paham pelajaran atau tidak tapi juga untuk mengetes seberapa baik kita untuk memecahkan persoalan-persoalan yang diberikan. Karena pada akhirnya hidup bukan hanya sesimpel ngejar passion atau merealisasikan bakat kita aja. Untuk kita bisa ngejar passion atau ningkatin bakat kita perlu ngelewatin jalan yang ada banyak persoalan yang perlu diselesaikan dengan kemampuan kognitif kita. Kalau siswa aja nggak bisa menyelesaikan persoalan sesimpel perhitungan 6x8, masak kita berharap dia bisa menyelesaikan persoalan yang lebih kompleks. Padahal kalaupun dia pengen ngejar passion dia di bidang non akademik, mungkin dia perlu menyelesaikan persoalan yang lebih kompleks dari perhitungan 6x8. 59:35 Tambahan lagi buat ngelawan argumen Bang Arie, kalau gitu justru tujuannya hanya biar siswa lulus doang bukan lulus dengan unggul sesuai standar. Harusnya kan yang rate-nya masih di bawah mengejar yang udah rate-nya di atas mereka bukan malah kasih standar sendiri yang lebih rendah. Ibaratnya kita main bola sebagai negara peringkat 125 lawan Argentina yang peringkat 1, terus kita kasih syarat buat Argentina "kalian harus menang selisih 10 gol baru boleh dianggap menang karena peringkat kalian lebih tinggi dari kami. Kalo selisih golnya nggak sampe 10 kami yang menang."
Ini yang saya kurang setuju, Kamu mencontohkan kurikulum Amerika yang memang orientasi nya berdasarkan minat bakat siswa. Sedangkan di indo tidak, semua harus dipukul rata.
kali ini aku setuju sama bang abdur. Mungkin utk orang2 yg pernah melihat lgsg bahkan sempat mengajar di sekolah dg kondisi saat ini yg tdk ada un, anak2nya benar2 menyepelekan dan jarang belajar bahkan disuruh nulis setengah papan tulis aja ngeluh. Aku paham maksud bang abdur pelaksanaan UN utk pemerataan krn dr hasil UN nanti, kita bisa melihat kemampuan anak-anaknya. Kalau banyak anak yg nilainya jelek, brrti kemudian bisa dievaluasi sistem pendidikannya. Setelah evaluasi itu, UN lah yg jd pengukur apakah berhasil evaluasi yg sudah dilakukan atau tdk, begitulah siklusnya. dan pgn komen ttg bang arie sedikit. mungkin krn bang arie yg tertua disini, sehingga yg lain menuakan dan bang arie kurang menyadari kalau beliau tdk suka dipotong sdgkn lumayan sering memotong
Betul bu, saya pernah mengajar mapel produktif di SMK jurusan teknik. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam matematika dasar, bahkan perpangkatan saja masih kesulitan. Padahal untuk jurusan teknik, matematika adalah modal utama. Bagaimana saya mau menyelesaikan capaian dan tujuan pembelajaran mapel saya jika waktu saya habis untuk menjelaskan materi matematika dasar. Yang lebih bikin saya sedih adalah, mereka tidak ada rasa sedih, menyesal atau kecewa karena belum mengusai 'hal dasar'. Mereka seperti tidak memiliki 'goal' yang harus dicapai atau dilewati. Kalo inget kejadiannya rasanya pengen nangis
@yolandhamey9308 betul bgt bgt bu. Saya jg heran knp kualitas pendidikan indonesia semakin merosot menurut saya. Anak kls 4 sd masih blm bisa baca sama sekalii. Akhirnya skrg, fenomena sekolah swasta lah yg menjadi pilihan terbaik. Krn dg belajar di sekolah swasta top tier, kualitas pendidikannya better. Selain itu, anak2 sd skrg yg ngerjain tugasnya malah ortu atau guru lesnya😭😭
Keponakan saya (kls 5) juga sampai saya masukin les, soalnya di sekolah saya gatau mereka ngapain aja sebenernya sampai perkalian dan pembagian saja lama sekali mengerjakannya. Sebenarnya kurikulum merdeka ini bagus, sangat bagus. Jika kondisinya sempurna (sarpas, karakter siswa yg semua punya inisiatif belajar dll). Masalahnya 2 th siswa seperti 'skip' belajar karena korona, mereka sudah kecanduan gadget dan jarang mengasah pikiran, justru ditambah kurikulum merdeka yg menurut saya sangat berpihak pd siswa dan cenderung membuat siswa merasa sangat bebas. Kurikulum merdeka hanya memikirkan kemerdekaan siswa tanpa memikirkan kesehatan mental dan fisik guru :')
@@yolandhamey9308 iya betul bu. Tdk bisa dibantah memang corona 2 tahun itu menjadi salah satu faktor buruknya kualitas pendidikan saat ini. Hal itu jg sdh lumayan sering dibahas oleh guru2 yg mengeluh dg siswa2 di kelas. Krn corona, akhirnya bljrnya online dg kurikulum yg blm seutuhnya baik menurut saya, jd dampaknya seperti yg kita rasakan saat ini. Semoga angkatan2 setelah corona ini bisa lebih bagus dan bagus lg. Bkn hanya siswanya, tp semua fasilitasnya jg turut lebih baik
Sabar ya bang Abdur, sebagai yang paham sistem pendidikan Indonesia, bicara dengan yang tidak paham memang agak melelahkan ya.. piss Semangat bang Abdur!
Gua dukung UN tetap ada, soalnya kalau nggak ada, pendidikan kita bisa makin hancur. Lihat aja sekarang, banyak yang lulus SD, SMP, SMA tapi nggak tahu apa-apa. Terus buat apa kita bikin kurikulum kalau akhirnya nggak diuji juga? Malah semua pasti lulus, nggak peduli ngerti atau nggak. Kita jadi nggak tahu, siswa beneran paham pelajaran atau cuma sekadar ikut aja. UN itu penting karena itu cara kita ngecek apakah kurikulum yang kita pakai berhasil atau nggak. Soalnya kan sama dari Sabang sampai Merauke, ya wajar dong karena kurikulum juga sama. Mungkin keliatan nggak adil, tapi emang harus kayak gitu. Kita butuh standar, kalau nggak, kita nggak akan pernah bisa ningkatin kualitas pendidikan kita. Contohnya, misal saat ini anak SD sekarang diuji soal penjumlahan dan pengurangan. Ternyata 10 tahun ke depan 100% lulus dan mayoritas nilai bagus, disinakan kita bisa menaikin standar kurikulum dan soal UN, jadi soal perkalian dan pembagian. Begitu terus sampai pendidikan kita lebih maju. Soal filosofi "ikan disuruh manjat pohon" yang Bang Ari bilang, gua ngerti maksudnya. Tapi coba kita ubah sudut filosofinya, baik ikan atau monyet harus tau cara mencari makan. Kita anggap aja UN itu bukan mata pelajaran "berenang atau manjat pohon," tapi mata pelajaran cara cari makan, jadi . Contohnya, pelajaran kayak Bahasa Indonesia. Mau jadi apapun nanti, Bahasa Indonesia itu tetap penting, harus dikuasai. Sama juga kayak PPKn, siswa harus tahu tentang negaranya, biar makin banyak pemikir kritis di negara kita. Terus ada logika juga, karena setiap orang butuh kemampuan berpikir logis buat hidup sehari-hari. Setelah itu, baru deh siswa pilih minatnya masing-masing, kayak ikan berenang dan monyet manjat pohon. Tapi fondasi dasarnya tetap harus sama, biar semua punya standar yang sama dulu. Logikanya kan kalau kita mau pendidikan terus naik, ya UN itu salah satu cara untuk ngejaga dan ningkatin standar itu jadi kalau menurut saya, agar bisa maju pendidikan dan rakyat indonesia ya harus memang ada, kalu tidak ya banyak yang lulus gak bisa apa apa, seperti ikan yang pandai berenang atau monyet yang jago memanjat tetapi tidak tau cara mencari makan.
penjelasan abdur padahal sudah cukup jelas, alasan kenapa ujian nasional itu penting buat bahan evaluasi.. dimana jika satu sekolah atau daerah angka atau nilai ujian nasional dari siswanya kurang atau dibawah rata-rata, maka nilai dari ujian nasional itu bisa menjadi evaluasi dari segi penerapan materinya, atau bahkan buat guru-gurunya untuk memperbaiki metode atau materi belajarnya agar siswa mampu dan senang untuk belajar sehingga bisa mendapat nilai yang bagus saat ujian nasional, ketika tidak ada ujian.. bagaimana kita tahu materi yang selama ini siswa pelajari disekolah apakah siswa-siswa sudah tersebut sudah memahami atau belum?
43:25 Abdur betul.. Walaupun sekolah itu terbaik, tapi kalau peminat jurusan bahasa sedikit, jurusa itu tidak akan dibuat.. Mereka yang ngotot pilih jurusan bahasa malah akan dianjurkan ke sekolah lain yang ada jurusan bahasanya.. Soalnya untuk bikin jurusan bahasa, biayanya lumayan.. Harus ada ruang lab bahasa...
setuju sama bang abdur, karna beliau mungkin latar belakang nya pendidikan dan tau seluk beluk bagaimana pendidikan apalg di jaman sekarang. selama un ga ada siswa itu lebih menyepelekan ujian dan ulangan" lainnya, karena mereka akan berfikir pasti akan di luluskan dan membuat rasa saing dan rasa serius sungguh" itu ga ada.. dan survei memang banyak anak SMP bahkan SMA pun tidak bisa baca atau menghitung, karna ya itu tadi sekolah akan meluluskan siswa selama standar nilai Ujian nasional tidak ada dan bahkan untuk masuk ke negeri pun siswa bahkan orang tua bersaing bukan karna nilai tapi karna jarak sekolahan, makanya kenapa anak jaman sekarang daya saing tuh ga ada. semangat untuk kita semuaaa
Setuju sama bang Abdur, bang arie di twitter pun sama, terkadang memaksakan opini walaupun udah terbantahkan. Gak hanya soal UN, Termasuk soal suka Ekonomi, di jaman sy dulu banyak kok yg suka dan jago ekonomi sampai SNMPTN pada ambil ekonomi. Tapi keren kok diskusi mereke heheheh.
😂😂😂 Tapi esensi debat memang harus berbeda opini dan sudut pandang. Hampir di semua episode seperti disengaja ada satu orang yang kontra. Seperti episode bumi datar, justru Abdur ada di pihak oposisi sebagai yang membela kaum bumi datar.. 😅
dari yang saya dengar malah Bang Ari yang terkesan mengasumsikan orang daerah terutama timur bahawa mereka akan kesulitan mengerjakan soal ujian hanya karna dibuat oleh orang dari pulau Jawa. Kalau materi yang dipakai di ujian sudah ada dalam kurikulum yang dipelajari harusnya tidak perlu ada protes apapun lagi terkait materi ujiannya mau itu aljabar atau materi lainnya. Kalau argumennya siswa sulit belajar karna infrastruktur seperti buku cetak materi di daerah pelosok susah di dapat, maka yang salah adalah sarana dan prasarana sekolah selama mereka belajar, bukan Ujian di akhir masa pendidikan mereka, kalau masalahnya siswa di daerah tidak suka dengan mata pelajaran tertentu menurut saya argumen yang tidak tepat juga, karna siswa malas belajar juga pasti ada dimana-mana, di Jakarta sekalipun. UN ataupun ujian lainnya adalah sebuah bentuk pertanggung jawaban, mengajarkan siswa untuk mengemban tanggung jawab untuk mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari, karna ketika di dunia profesional nanti pun akan ada momen dimana mereka harus melakukan pertanggungjawaban akan pekerjaan mereka, terlepas mereka passion ataupun tidak dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukakan. Karna rasanya tidak tepat ketika menyalahkan ujian di akhir masa sekolah setelah 3 tahun belajar. sedangkan dari awal mereka bisa memilih masuk sekolah kejuruan saja dari pada sekolah umum, mungkin smk teater, smk musik, smk arstitektur, desain, dll. kalau dari awal sudah terlanjur masuk SMA, maka UN adalah pertanggung jawaban atas uang dan usaha yang mereka keluarkan selama 3 tahun disana. Saya setuju dengan Bang Abdur, UN nya tidak masalah, tapi mungkin instrumennya yang bisa direvisi.
Tapi terbukti, ada UN dan tidak ada UN bedanya sangat terasa, bahkan anak smp jaman sekarang banyak yg masih belum bisa membaca. Itu bukti bahwa tidak adanya motivasi belajar, yang dahulu UN adalah salah satu motivasi terbesar seorang siswa untuk belajar
Jelas terlihat sekali emang yang concern dan backgroundnya pendidikan memang Abdur 😊 Dan maaf greget sama Bang Ari maaf, info anda kurang upadate mengenai UN terakhir tapi ngotot sekali.. kasihlah Abdur kasih komentar. Dia orang pendidikan bang, lebih paham..
bapak arie keriting, jika maksud anda kenapa harus ujian nasional sedangkan sarana prasarana disekolah timur tidak selengkap di indonesi bagian barat, maka sarana prasarana itu yang harus disediakan, bukan ujian nasional yang harus dihilangkan!!!!!
udah paling tepat padahal argumen dan solusi dari Abdur, cukup jelas, bahkan sudah dibahas lebih detail di Pahlawan Perlu Tanda Jasa. Nah Arie mikirnya ini cuma perkara pemetaan aja, trus solusinya adalah survei. emang kalo survei metodenya bakal gimana? kalo ujung2nya pake metode tes, ya sama aja berarti kaya UN, bedanya mungkin kalo survei yg diambil sampel beberapa siswa(i) aja, dan ini justru rawan dimanipulasi, misal sample yg diuji disuatu daerah sengaja dipake siswa(i) yg paling pintar di daerah itu untuk membuat citra bahwa daerah itu pendidikannya sudah setara dgn daerah maju, padahal bisa jadi itu hanya 1 dari dari ribuan siswa(i) yg kualitasnya jauh di bawah. lebih repot lagi, ujung2nya tidak menyelesaikan masalah. Terlalu maksain Ego juga si Arie, Abdur mau ngomong langsung dipotong. tipikal orang yang merasa paling benar, maksain pendapat padahal bukan bidangnya
Saat ini utk SD (mgkn jenjang lain jg ada, tapi saya saja tdk punya pengetahuan) sudah ada ASESMEN NASIONAL. Di SD ujiannya berupa literasi & numerasi, dipilih kelas 5 dengan random yg memilih dari dinas sendiri (keluar nama2 dan nomor ujiannya). Jadi dari sini diukur kemampuan literasi & numerasi berdasarkan sample saja. Selain itu anak2 jg mengerjaka survei lingkungan belajar, dari sisi pembelajaran yg diterima, sarprasnya, pengajarannya, mentalnya, dst. Selain pd siswa guru jg mengisi survei tsb, ada 100 lebih soal pilihan (kadang dalam 1 nomor ada a, b, c soal lagi 😅). Juga survei diisi oleh kepsek. Dan hasilnya akan menjadi penilaian sekolah dlm bentuk rapor sekolah (rapor utk institusi sekolah, bukan utk murid). Nanti akan jadi data utk pemerintah dlm hal kebijakan. Tetapi tdk menentukan siswa lulus atau tdk. Jadi siswanya tetap nyantai belajar tdk belajar tetap pasti lulus
57:25 bang ari aga salah disini. Hasil UN itu tujuan akhirnya adalah pembagian resources (sumber daya). Kayak aljabar dimana anak NTT gabisa jawab dan Jakarta bisa jawab. Itu artinya NTT butuh lebih banyak sumber daya (guru berkualitas, fasilitas sekolah lebih bagus, dsb). Makanya saya termasuk yang setuju UN diadakan
Setuju dengan Abdur, UN harus tetap diadakan tetapi sistem di dalamnya yg diubah. Contoh misalnya pas awal masuk SD kelas 1 taro lah sampai kelas 3 SD para siswa diajarkan semua mata pelajaran dan guru yg filter anak A kompeten dibidang apa, anak B kompeten dibidang apa, dari situ pihak sekolah tau siswa ini difokuskan dipelajaran apa, nah UN nya mengenai pelajaran dibidangnya masing² siswa. Kaya kita ngelamar kerja deh, kita ngelamar dibidang yg kita kuasai atau kita pahami, itu juga blm tentu lolos karena ada interview dan tes.
Soal UN sy setuju dg bang Abdur,,, cerdas !! UN hrs ttp diadakan utk mnaikn mntal ank dan biar ank punya standar dlm hal pndidikn JD yg sdh teruji dia yg akn dilepas ke msyrkt utk mnghidpi dunia nyata,, dan yg blm mncapai standar hrs bljr lg Krn klo semua tdk diuji main lepas lihatlah ank2 jmn skrg kacau,,,, di dunia kerjapun kacau,,,
UN harus ada karena sebagai acuan bagi universitas luar negeri untuk memberikan beasiswa... kalau di hapus seperti sekarang sudah ada universitas luar negeri yang memberhentikan beasiswa tersebut karena tidak adanya acuan nilai...
Setuju dengan Bang Abdur, UN itu penting peranannya dalam proses pendidikan. POV Bang Arie disini terlalu sempit, proses belajar itu harus ada evaluasi. Tanpa evaluasi, tidak akan ada urgensi untuk perbaikan atau peningkatan. Tanpa UN, siswa akan selalu menganggap remeh proses pembelajaran.
Ya emang janganlah menghujat apapun karena kita tidak tahu apa masalahnya. Lebih baik kasih support aja. Setuju UN kalau engga susah mengukur kemampuan, harus ada standard. Kalau menilai bodoh seorang anak karena hasil ujian ya itu masyarakat harus dirubah pola pikirnya, itu sudah norma yang memberikan stigma negatif. Jadi Masyarakat juga harus punya pengetahuan untuk mengubah stigma.
Saya setuju ada un tapi saya gk setuju alasan nya bang abdur,diskriminasi di UN itu luar biasa,usaha anak 3 tahun di gagalkan 1 mapel di nilai bawah standar,,harus ada standar nya memang tapi harus dikaji lagi bagaimana pencapaian nya
UN itu harus ada khususnya di tingkat SMA jika hendak melanjutkan S1 di luar negeri. Banyak negara yang bertanya tentang hasil UN sebagai syarat pendaftaran 🙏🏽
@nopandirioprayitno3170 Harus ada juga pengkajian apakah UN hanya untuk sedikit mapel atau lebih banyak mapel khususnya di tingkat SD dan SMP. Kalau terlalu sedikit, kesannya memang diskriminatif. Padahal setiap anak punya kemampuan berbeda dan terkadang menonjol di bidang tertentu saja 🙏🏽
Nyiapin dagangan risol mayo dan pastel sambil nonton Abang ber4... Salam buat bang Abdur .. ❤❤❤ semoga dagangan ku laris manis .. seperti abang² timur dan Padang ini... Aamiin
Its ok all tikum brothers. At least u guys have the guts to talk in english. People whom comment negative might not even dare to talk..just know how to comment and pin people down. I understand what u guys saying about. Keep it up bros Salam from singapore
Real, aku sekarang studi di Jepang, ada orang india, srilanka, kamboja, philipina, vietnam, china, UK, australia, bahkan dari negara-negara di afrika. semua bahasa inggrisnya beragam, dengan logat dan kemahiran yang berbeda, tapi professor2 di kampus ku malah nggak pernah komentar soal bahasa inggris mahasiswa. Mereka ya bahas topik diskusinya saja. Bahkan tentang 'kamu harus bicara lebih keras' aja nggak. tetap berlatih, pede, dan cuek aja! tapi jangan angkuh, dan tetap mau belajar. itu sih poin nya! aku setuju!
bener bang arie, semasa SMA kek bosan banget pelajaran ekonomi, tapi semenjak kuliah sy ngambil Ilmu Ekonomi, ekonomi itu pelajarannya luas banget, bisa nyinggung segala sektor ad teori dan rumus²nya
37:49 benar kata bang ari,dlu saya waktu SMA benar" tidak mengerti satupun materi tentang pelajaran ekonomi,dan setelah masuk kuliah di prodi ekonomi saya ngerti dan suka semua itu tentang cara bagai mana guru itu menjelaskan dan membuat belajaran itu bikin menyenangkan
Bang arie dengan tidak mau kalah nya keliatan bnget, padahal bang abdur udah jelas bnget menjelaskanya, greget nontonya, padahal bang abdur lebih paham tentang pendidikan
Alhamdullilah.. Semua guru tenaga pelajar sekarang mendapatkan pendapatan tambahan buat kesejahteraan, mungkin belum banyak tapi semoga perlahan bertahap pendidikan di benahi menjadi lebih baik.
Setuju UN diadakan lagi, setuju juga sama yg Abdur bilang harunya ada praUN dulu pas kelas dua misalnya. Untuk anak2 yg suka kesenian atau olahraga, bisa kali ya pemerintah bikin sekolah SMK lebih banyak, dan ngarahin anak2 yg punya minat khusus kesini, disini ada kok SMSR (senirupa), SMKI (kerawitan), SMF (farmasi), tapi ya jarang kan, banyakkan SMK terbatas cuma SMK kayak otomotif gitu. Kalau sekolahnya di SMK atau di SMA yg jurusannya sesuai minat dan bakat anak pasti mereka bakal mampu juga to ikutin UN sesuai jurusan. Itu sekolah Praz mungkin emang gak ada kelas bahasa, di kota ku juga cuma ada beberapa sekolah yg buka kelas bahasa, jadi anak2 yg tertarik masuk kelas bahasa ya bakal pilih ke SMA itu.
Padahal ekonomi tuh menarik loh, belajar dasar-dasar akuntansi jurnal dan buku besar, belajar teori mikro ekonomi dan ekonomi pembangunan yang menganalisis isu-isu ekonomi di negara misalnya fenomena inflasi saat ramadhan dan lebaran, fenomena permintaan dan penawaran, fenomena kemiskinan dll
setuju dengan bang Abdur...semua ada standarnya...intinya itu... iya dulu ada pra UN.. bang ari lebih ke pemerataan instrumen,bukan salah UN nya... klo hanya ujian sekolah malah bisa2 diluluskan semua oleh sekolah masing2 krn berhubungan dengan kredibilitas sekolahnya...
Respek bang praz gua ngefans banget sama lu ..jalan hidup gua dipandang buruk sama.orng sama kluarga ibu gua dan gua ngefans sama lu sama jalan hiduplu gua ikutin nnton lu pas d suci smpe sukses skrng gua pen niruin jalan lu bang biar kita bisa buktiin orng yang udh hina ibu gua Respect banget abangku😢
Pelajaran ekonomi harus dievaluasi oleh dep pendidikan biar bisa bikin murid2 habis belajar ekonomi langsung punya mental pengusaha sehingga negeri ini jdi banyak pengusaha sukses 😂😂😂
UN penting guys..karena untuk abroad selama kemaren ijazah kita sulit di akui di luar dan harus ikut ujian dengan nilai yang sangat amat tinggu di luar negeri
Dari ke empat entitas ini saya menvalidasi sebagai pengajar saya merasa memang banyak pengajar yang tidak bisa mengajar, bahkan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman saja mereka tidak bisa.
saya selaku pendidik mendengar cerita ini sungguh luar biasa. sebenarnya pendidikan di sekolah itu tergantung bagaimana pengelolaan sekolah nya itu sendiri, dan apa yang di katakan bang ari dan abdur sebenarnya ada benarnya tergantung dari sudut pandang mana kita mau melihatnya. baik ada UN ataupun tidak ada UN sebenarnya itu dikembalikan bagaimana seorang guru memolesnya selama anak belejar disekolah tsb, sehingga mampu melahirkan anak didik yang siap menghadapi dan menerima pendidikan selanjutnya.
saya sangat setuju dengan argumen bg Abdur, UN sangat diperlukan jika dilihat kondisi dilapangan saat ini, di sekolah banyak sekali siswa yg sudah SMP bahkan SMA yg belum bisa membaca dan salah satu alasannya adalah karena sudah tidak ada lagi standar kelulusan, yg capek adalah guru di sekolah yg terpaksa meluluskan murid yg sebetulnya tidak layak. terlepas dari itu semua harus ada perubahan yg lebih baik lagi daripada UN sebelumnya, semoga pemangku jabatan perihal pendidikan ini bisa menciptakan kualitas pendidikan yg lebih baik lagi kedepannya
Bang Arie Keriting ga paham maksud mamat tentang memilih jurusan itu. Karena saya juga merasakan itu, mau pindah ke jurusan IPS tapi tidak boleh oleh orang tua, bukannya ga bisa pindah karena aturan sekolah. Bisa aja pindah jurusan yang kita mau, tapi karena stereotip soal jurusan itu, makanya di rumah ga diizinin pindah jurusan
Njir jadi serius diakhir😂,tapi emang benar un harus dihadirkan kembali karena sistem yang sekarang membuat siswa malas dan tidak mau belajar karena pasti lulus dan ujian sekolah juga lebih banyak manipulasi dari pihak sekolah karena jika tidak lulus 100% maka akredetasi sekolah akan turun.
Aku yang lahir tahun 90, dan hidup di sumatra ( jambi) bahasa jnggria di SD tidak ada B. Inggris. Masuk MTs, ada bahasa inggris masuk kelas 2 dn itu yang diajarkan hanya hello, how are you, my name is.... Dn relate banget yang diceritan anggotan Tikum. Pindah ke jawa kelas 3 Mts WOOOOOWWW.. selama 1 tahun awal bener2 gak keluarg kamar ( fokus ngejar semua pelajaran) bahkan hingga skrg pnya anak kelas 4. Berasa lebih pinter dia ketimbang aku kalo bahasa inggria 😂😂😂😂😂
Semenjak saya meminum frubee hidup saya menjadi sangat semangat,bahkan saya sering meminta lembur kepada kantor agar bisa bekerja sambil meminum frubee (meski alasan utamanya butuh duit lebih🗿) terimakasih yang mulia frubee🎉
Pendapat pribadi: setuju dengan UN tapi hanya sampai SMP..SMA yg seharusnya di evaluasi..SMA yg sudah harus ada penjurusan..contohnya, sma Seni, sma science atau society, sma olahraga, Dan seterusnya yg dasarnya adalah minat bakat..kemudian universitas menajamkan minat bakat Dari sekolah menengah pilihan masing2..tapi dengan sistem semacam ini PRnya banyak Dari infrastruktur tenaga pengajar pemetaan minat bakat
sebagai calon guru yang punya ibu seorang guru, aku setuju banget UN harus diadakan lagi. karena kualitas murid jaman sekarang itu bener bener jatuh selama tidak adanya un. minat belajar turun, respect pada guru turun, pokoknya murid jaman sekarang jadi bener bener menyepelekan pelajaran di sekolah, dan itu semua karena mau sejelek apapun nilai dan perilaku mereka, mereka tetap WAJIB diluluskan. satu kenyataan yang bikin aku kaget banget di tahun ini adalah mamaku cerita di sekolahnya ada 7 anak dari kelas 2 smp yang belum bisa baca. coba kalian pikir deh gimana bisa anak itu diluluskan dari sd padahal belum bisa baca? makanya UN tuh bener bener wajib diadakan lagi, ini demi kebaikan anak anak itu sendiri. dan aku setuju banget sama kak abdur di video ini, mungkin karena dulu dia sempat jadi tenaga pengajar kali ya makanya bisa paham pentingnya UN.
Dang!!! What a great chosen topic, Apakah perlu UN di adakan lagi, tontonan santai namun sarat akan argumen-argumen berdaging 🍗🥩 Semoga di tonton sama penjabat kementrian terkait sih, karena banyak insight yang bisa diambil dari pembahasan malam ini sebagai bahan evaluasi pendidikan di Indonesia
Gua sebagai orang indo yang menempuh pendidikan di luar ngerasa kek pendidikan di indo tu berharap terlalu kompleks ke siswanya tapi kadang malah melupakan hal yang paling penting yaitu minat dan bakat dari siswa itu sendiri.kita dipaksa bisa semua mata pelajaran sampai2 apa yang sebenernya kita suka dan kita kuasai malah tidak terlalu didalami.mungkin itu salah satu alasan kenapa di indonesia anak2 susah menentukan tujuan (jurusan) dari awal.kalo setau saya disini anak2 udh tau dari awal kemana arah dan tujuan mereka.rata2 anak di indonesia banyak yang tersasar arah pendidikannya karena mereka terlalu dituntut untuk paham semuanya.dan seharusnya beri mereka pelajaran wajib(materi jurusan yang mereka kuasai)lalu selebihnya materi umum yang cukup dipahami saja atau dalam artian tidak perlu harus menguasai total.
Sebagai anak jakarta dan praz anak bekasi. Ku berikan kesaksian mulai tahun 2005 tidak ada kelas bahasa di SMA Negeri jakarta. Di bekasi hanya beberapa saja yg ada jurusan bahasa. Mungkin bang ari maksud itu Akuntansi kali yg hitung2 neraca. Klo ekonomi biasanya cuma teori kebijakan ekonomi aja. Sekalinya ada hitung itu hitung pajak biasanya. Soal UN, tahun 2008 aku UN SMA soalnya sudah ada variasi. Kemudian di tiap kotamadya soalnya berbeda pertanyaannya dan juga materi yg diujikan. Kenapa bgtu supaya tidak ada kebocoran soal. Jdi aku yakin materi ujian di jakarta dan daerah pasti beda.
Saya juga pas ceritanya macam kaka Abdur, gara* nggak datang pas Silaturahmi idul Fitri, saya digampar sekeras-kerasnya didepan teman" Sekolah, sampai telinga keluar darah sedikit, setelah itu sampai lulus ditandai terus sama guru tersebut🤬 Bersyukur akhirnya lulus sekolah.
1:00:30 gk bisa gitu juga bg ari, kalau kita kasih ke pihak sklh layak murid ini lulus atau tidak, trs bagai mana murid yg emg bodok tapi di lulus kan karna ada orng dalam, justru di situ timbul lagi permasalahan ketidak adilan karna bermain curang, iyalah guru guru lain diam aja... tapi si kawan kawan murid ini sakit hati, karna tau kalau murid yg punya orng dalam ini bodok dan komplen lagi ortunya masing masing, disitu timbul lagi permasalahan baru, lama lama bisa bisa orng tua ppada demo ke sklh
agak kesel sama argumen Bang Arie soal UN. saya langsung ngerti sama penjelasan Bang Abdur kenapa setuju kalau UN diadakan kembali. Apalagi Bang Abdur pernah menjadi guru. kita selalu nuntut ke pemerintah "pendidikan harus merata" dimana mau tau merata kalau tdk ada perbandingannya??? perbandingan nyata yah UJIAN NASIONAL!!!
Saya rasa cap bodoh pada seseorang itu. Jika seseorang hanya berpikir dia pintar, dia akan sombong dan merasa tak perlu belajar lagi. Tapi yang perlu dilihat adalah moralitas siswa yang diajarkan dalam pembelajaran sikap di sekolah, untuk tidak terlalu diskriminatif pada orang yang tak bisa. Tapi orang yang tak mampu juga perlu akibat atas tindakannya supaya dia mau belajar lagi. Makanya di kuliah mudah melakukan itu. Di saat seorang mahasiswa gak bisa, maka dia gak akan lulus satu mk. Jadi dia berusaha belajar supaya bisa dan lulus
bang abdur lebih paham karena pernah jd pelaku pendidikan dan tau realita bagaimana pendidikan di indonesia dan keresahannya kami sebagai tenaga didik bagaimana mirisnya dunia pendididikan
Kakak arie, abdur, praz dan mamat jaga kesehatan ,jangan skip makan, vitamin kalo perlu karena kalian terlihat capek dan musim hujan mulai banyak penyakit keluar.
Empat Orang yang pintar-pintar dengan masing-masing pemikirannya 👍🏽 . Andai suruh pilih 1 dari 4 ,, Tanpa mengurangi rasa hormat yg ber3 🙏🏽 . Bang Abdur berkelas sih👏🏽👏🏽👏🏽 . Setuju dgn adanya UN
Un penting banget. Un bikin siswa mempelajari ulang apa yg pernah di ajarkan. Setidaknya dari kelas satu mereka nyatat pelajaran untuk di pelajarin di un.
Waktu di jamanku tahun 2000 an, sma cuma ada 2 jurusan, IPA IPS, jurusan bahasa itu udh gak ada.. Tapi pelajaran yg paling nyebelin emank Ekonomi, paling aneh menurutku..
wkwkkww, jadi keingat jaman kelas 3 SMA, saya ribut dengan seorang guru fisika di tempat bimbel. Intinya dia batu dan nggak mau diskusi, teman-teman saya setuju dengan saya, dan guru bimbel tersebut menjawab pertanyaan dengan (maaf) sedikit cacat logika, jadi pembahasannya tidak masuk akal, dan jawaban yang diberikan salah. Untungnya saya angkatan yang UN tidak semua mata pelajaran. Jadi pilih kimia. walau memang hati saya di ekonomi (berlanjut kuliah ekonomi juga). Kalau saya sih cukup setuju ada UN, dijadikan bahan evaluasi dan tujuan bagi siswa dan sekolah, biar terpacu dan ada alasan untuk belajar. Namun memang kalau UN jadi alasan siswa lulus/tidak, tidak adil bagi teman-teman yang kurang beruntung, di mana kita tahu sekolah belum semuanya bagus secara kualitas sarana, pra-sarana, dan kualitas guru. Tapi memang masih banyak PR di sektor pendidikan, gimana caranya bisa punya sistem evaluasi bersama yang terukur, bisa efisien dan tidak memberatkan secara logistik, aman, dan adil. perlu direncanakan bersama sih. Dan harapannya, karena pendidikan ini sektor penting, semoga nggak ada campur tangan kepentingan yang tidak-tidak ya.
relate sekali, SD: tidak ada mapel komputer, bahasa inggris akhir kelas 6 (materinya baru "colours") SMP: B Inggris sudah ada, komputer materi dr kelas 7 tp komputernya baru ada kelas 3 semester 2, itupun gk pegang SMA: baru pegang komputer, dg materi menyalakan/ mematikan, buat word art, disket, dll kereeeen pembahasannya, pengalaman pribadi, relate 👍👍👍👍
gue sebagai guru honorer. lebih setuju kalau UN dikembalikan. namun dengan banyak perbaikan yang dilakukan dan lebih fleksibel kepada kompetensi semua siswa. supaya lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak mengecilkan kemampuan siswa yang lain.
Aku sederhana aja klo soal UN. Anak jaman sekarang tuh ga belajar karena ga ada UN, toh mereka tau sekolah bakal meluluskan mereka meski nilai mereka jelek, karena sekolah ga mau di cap gagal karena ada muridnya yang ga lulus. Nah ada UN memaksa siswa extra karena ada kemungkinan lulus dan mendorong guru untuk mengajar extra agar nama baik sekolah tetap terjaga. Soal pintar atau ga itu belakang yang penting bangsa ini jadi lebih cerdas dan ga mudah di tipu politisi dengan serangan fajar. Dan penjelasan diatas sudah cukup untuk membantah pernyataan arie soal kelulusan di serahkan ke sekolah. Karena standar di sekolah itu terlalu rendah, sebab mereka meluluskan siswa bukan karena siswa sudah sesuai standar tapi agar nama sekolah tidak jelek.
Bang mamat. Sama lagi pelajaran komputer dulu waktu SMP kita namanya TIK. tidak pake komputer. Hanya melalui gambar. Effort skali gurunya. Menggambar model file dan tombol2. Hanya langkah2 sja yang di pelajari 😂😂😂
POV bang Arie : Meminimalisir siswa "bodoh" sebelum lulus POV bang Abdur : UN harus ada supaya ada kejelasan terkait pemerataan pelaksanaan pendidikan sehingga gak ada ketimpangan pendidikan POV bang Praz : UN bener bener jadi parameter buat menentukan minat. Sebenernya bagus semua,apalagi kalo dikombinasikan. Jadi sejak awal kita meminimalisir cap "bodoh" sembari menentukan bakat dan minat sekaligus adanya evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan dengan adanya ujian yang memiliki standar skala Nasional. Cuman mungkin PR-nya adalah nama baik sekolah, kalo misal jenis ujiannya ketat. Karena bicara dari pengalaman ayah dan adik saya sebagai guru. Serba salah juga mau tidak meloloskan anak sedangkan sekolah takut namanya tercoreng. Belum lagi permasalahan kompetensi guru yang beragam. Ayah saya kebetulan walaupun killer tapi disegani sama muridnya. dan outputnya juga bagus sementara guru lain santai tidak mengajar dsb tapi ouputnya buruk. Jadi memang permasalahan pendidikan Indonesia ini terlalu pelik, dan gabisa dipikir dan dibuat sistem yang tiap 5 taun ganti. kalo mau mungkin bisa perbaikan,tapi jangan langsung ganti 180°. Fiuuhh baru kali ini berani komen sepanjang ini 🤣
Apalagi saya masih berinteraksi sama anak SMA,dan gak habis pikir saya sebagai alumnus SMA itu pun kaget yang dulu dituntut critical thinking ini thinking nya pun gaada wkwk. belum lagi permasalahan adab, etika, kesadaran sosial, dan cara berinteraksi rasanya mau ngelus dada. Dari sekian banyak kemudahan yang ditawarkan dengan kemajuan teknologi kurang banget pemanfaataannya
setuju bang abdur, berkat ujian nasional kita bisa tahu kalo kami di indonesia timur dari segi pendidikan mungkin kurang, makanya saya rasa dengan adanya ujian nasional kami bisa tahu kmemampuan kami, sehingga ketika kita mau melanjutkan pendidikan keluar papua, seperti pulau jawa kami tidak kaget, karena setidaknya pelajaran atau materi yang kita pelajari sebelum ujian nasional sama dengan siswa ditanah jawa.. makanya menurut saya ujian nasional memang perlu ada, sebagai motivasi belajar untuk seluruh siswa karena kita tau ada standar yang harus kita penuhi untuk lanjut ke jenjang berikutnya.. selain itu ujian nasional tidak ada dampak buruk kok! karena pada dasarnya apa yang kita pelajari buat ujian nasional merupakan pelajaran dasar yang menurut saya sangat berguna dan menguntungkan buat kita siswa-siswa di indonesia!
Akhirnya topik based on pengalaman mereka😭, terlalu random kalo topiknya berandai-andai😂
Iya, flop banget kalau temanya random
setuju...
Podcast slalu saya amati dari luar negeri sama dalam indonesia semuanya topik based on pengalaman dialami😊
iy lagi iya lagi😂
iy lagi iya lagi😂
51:05 Agak nggak setuju sih sama argumen Bang Arie dan Bang Praz. Hanya karena kamu punya passion lebih di hal non akademik kayak seni atau olahraga bukan berarti kamu nggak bisa jadi siswa yang baik secara akademik. Contoh: Kendrick Lamar yang dianggap banyak orang sebagai rapper terbaik di generasinya (bahkan sepanjang masa) waktu sekolah semua nilainya A, meskipun tinggal di daerah yang penuh gangster dan kejahatan. Dari bidang olahraga mantan pemain MU Axel Tuanzebe juga udah latihan bola dari 7 tahun tapi di sekolah juga punya nilai yang hampir A semua. Dan tujuan UN kan cuma buat penetapan standar kemampuan kognitif siswa, kayak sesukanya kamu sama hal non akademik kamu tetep harus punya kemampuan kognitif yang cukup untuk pada akhirnya membantumu di bidang yang kamu suka. Mungkin biar nggak dibodohi masalah kontrak kerja, gaji, dsb.
Tambahan:
Kemampuan kognitif artinya kemampuan otak untuk menyelesaikan suatu masalah atau persoalan dari yang dasar hingga kompleks. Dan UN ada bukan hanya untuk mengetes kita paham pelajaran atau tidak tapi juga untuk mengetes seberapa baik kita untuk memecahkan persoalan-persoalan yang diberikan. Karena pada akhirnya hidup bukan hanya sesimpel ngejar passion atau merealisasikan bakat kita aja. Untuk kita bisa ngejar passion atau ningkatin bakat kita perlu ngelewatin jalan yang ada banyak persoalan yang perlu diselesaikan dengan kemampuan kognitif kita. Kalau siswa aja nggak bisa menyelesaikan persoalan sesimpel perhitungan 6x8, masak kita berharap dia bisa menyelesaikan persoalan yang lebih kompleks. Padahal kalaupun dia pengen ngejar passion dia di bidang non akademik, mungkin dia perlu menyelesaikan persoalan yang lebih kompleks dari perhitungan 6x8.
59:35 Tambahan lagi buat ngelawan argumen Bang Arie, kalau gitu justru tujuannya hanya biar siswa lulus doang bukan lulus dengan unggul sesuai standar. Harusnya kan yang rate-nya masih di bawah mengejar yang udah rate-nya di atas mereka bukan malah kasih standar sendiri yang lebih rendah. Ibaratnya kita main bola sebagai negara peringkat 125 lawan Argentina yang peringkat 1, terus kita kasih syarat buat Argentina "kalian harus menang selisih 10 gol baru boleh dianggap menang karena peringkat kalian lebih tinggi dari kami. Kalo selisih golnya nggak sampe 10 kami yang menang."
bagus bgt penjelasannya,sesuai pikiran saya.
Ini yang saya kurang setuju, Kamu mencontohkan kurikulum Amerika yang memang orientasi nya berdasarkan minat bakat siswa. Sedangkan di indo tidak, semua harus dipukul rata.
Kalau diskusi saya liat bang arie terlalu memaksakan pendapatnya krn dia merasa senior, jd agak kurang asik.
Pola Pikir Abdur memang akademisi, agak susah kalau gak sama pola pikirnya, saya setuju dengan abdur
kali ini aku setuju sama bang abdur. Mungkin utk orang2 yg pernah melihat lgsg bahkan sempat mengajar di sekolah dg kondisi saat ini yg tdk ada un, anak2nya benar2 menyepelekan dan jarang belajar bahkan disuruh nulis setengah papan tulis aja ngeluh.
Aku paham maksud bang abdur pelaksanaan UN utk pemerataan krn dr hasil UN nanti, kita bisa melihat kemampuan anak-anaknya. Kalau banyak anak yg nilainya jelek, brrti kemudian bisa dievaluasi sistem pendidikannya. Setelah evaluasi itu, UN lah yg jd pengukur apakah berhasil evaluasi yg sudah dilakukan atau tdk, begitulah siklusnya.
dan pgn komen ttg bang arie sedikit. mungkin krn bang arie yg tertua disini, sehingga yg lain menuakan dan bang arie kurang menyadari kalau beliau tdk suka dipotong sdgkn lumayan sering memotong
Betul bu, saya pernah mengajar mapel produktif di SMK jurusan teknik. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam matematika dasar, bahkan perpangkatan saja masih kesulitan. Padahal untuk jurusan teknik, matematika adalah modal utama. Bagaimana saya mau menyelesaikan capaian dan tujuan pembelajaran mapel saya jika waktu saya habis untuk menjelaskan materi matematika dasar. Yang lebih bikin saya sedih adalah, mereka tidak ada rasa sedih, menyesal atau kecewa karena belum mengusai 'hal dasar'. Mereka seperti tidak memiliki 'goal' yang harus dicapai atau dilewati. Kalo inget kejadiannya rasanya pengen nangis
@yolandhamey9308 betul bgt bgt bu. Saya jg heran knp kualitas pendidikan indonesia semakin merosot menurut saya. Anak kls 4 sd masih blm bisa baca sama sekalii. Akhirnya skrg, fenomena sekolah swasta lah yg menjadi pilihan terbaik. Krn dg belajar di sekolah swasta top tier, kualitas pendidikannya better. Selain itu, anak2 sd skrg yg ngerjain tugasnya malah ortu atau guru lesnya😭😭
Keponakan saya (kls 5) juga sampai saya masukin les, soalnya di sekolah saya gatau mereka ngapain aja sebenernya sampai perkalian dan pembagian saja lama sekali mengerjakannya.
Sebenarnya kurikulum merdeka ini bagus, sangat bagus. Jika kondisinya sempurna (sarpas, karakter siswa yg semua punya inisiatif belajar dll). Masalahnya 2 th siswa seperti 'skip' belajar karena korona, mereka sudah kecanduan gadget dan jarang mengasah pikiran, justru ditambah kurikulum merdeka yg menurut saya sangat berpihak pd siswa dan cenderung membuat siswa merasa sangat bebas.
Kurikulum merdeka hanya memikirkan kemerdekaan siswa tanpa memikirkan kesehatan mental dan fisik guru :')
@@yolandhamey9308 iya betul bu. Tdk bisa dibantah memang corona 2 tahun itu menjadi salah satu faktor buruknya kualitas pendidikan saat ini. Hal itu jg sdh lumayan sering dibahas oleh guru2 yg mengeluh dg siswa2 di kelas. Krn corona, akhirnya bljrnya online dg kurikulum yg blm seutuhnya baik menurut saya, jd dampaknya seperti yg kita rasakan saat ini. Semoga angkatan2 setelah corona ini bisa lebih bagus dan bagus lg. Bkn hanya siswanya, tp semua fasilitasnya jg turut lebih baik
Sabar ya bang Abdur, sebagai yang paham sistem pendidikan Indonesia, bicara dengan yang tidak paham memang agak melelahkan ya.. piss Semangat bang Abdur!
Bener banget.. 😅 kelihatan sekali yg paling update sama sistem dan permasalahan pendidikan cm Abdur.. 😅😅😅
Gua dukung UN tetap ada, soalnya kalau nggak ada, pendidikan kita bisa makin hancur. Lihat aja sekarang, banyak yang lulus SD, SMP, SMA tapi nggak tahu apa-apa. Terus buat apa kita bikin kurikulum kalau akhirnya nggak diuji juga? Malah semua pasti lulus, nggak peduli ngerti atau nggak. Kita jadi nggak tahu, siswa beneran paham pelajaran atau cuma sekadar ikut aja.
UN itu penting karena itu cara kita ngecek apakah kurikulum yang kita pakai berhasil atau nggak. Soalnya kan sama dari Sabang sampai Merauke, ya wajar dong karena kurikulum juga sama. Mungkin keliatan nggak adil, tapi emang harus kayak gitu. Kita butuh standar, kalau nggak, kita nggak akan pernah bisa ningkatin kualitas pendidikan kita. Contohnya, misal saat ini anak SD sekarang diuji soal penjumlahan dan pengurangan. Ternyata 10 tahun ke depan 100% lulus dan mayoritas nilai bagus, disinakan kita bisa menaikin standar kurikulum dan soal UN, jadi soal perkalian dan pembagian. Begitu terus sampai pendidikan kita lebih maju.
Soal filosofi "ikan disuruh manjat pohon" yang Bang Ari bilang, gua ngerti maksudnya. Tapi coba kita ubah sudut filosofinya, baik ikan atau monyet harus tau cara mencari makan. Kita anggap aja UN itu bukan mata pelajaran "berenang atau manjat pohon," tapi mata pelajaran cara cari makan, jadi . Contohnya, pelajaran kayak Bahasa Indonesia. Mau jadi apapun nanti, Bahasa Indonesia itu tetap penting, harus dikuasai. Sama juga kayak PPKn, siswa harus tahu tentang negaranya, biar makin banyak pemikir kritis di negara kita. Terus ada logika juga, karena setiap orang butuh kemampuan berpikir logis buat hidup sehari-hari.
Setelah itu, baru deh siswa pilih minatnya masing-masing, kayak ikan berenang dan monyet manjat pohon. Tapi fondasi dasarnya tetap harus sama, biar semua punya standar yang sama dulu. Logikanya kan kalau kita mau pendidikan terus naik, ya UN itu salah satu cara untuk ngejaga dan ningkatin standar itu
jadi kalau menurut saya, agar bisa maju pendidikan dan rakyat indonesia ya harus memang ada, kalu tidak ya banyak yang lulus gak bisa apa apa, seperti ikan yang pandai berenang atau monyet yang jago memanjat tetapi tidak tau cara mencari makan.
penjelasan abdur padahal sudah cukup jelas, alasan kenapa ujian nasional itu penting buat bahan evaluasi.. dimana jika satu sekolah atau daerah angka atau nilai ujian nasional dari siswanya kurang atau dibawah rata-rata, maka nilai dari ujian nasional itu bisa menjadi evaluasi dari segi penerapan materinya, atau bahkan buat guru-gurunya untuk memperbaiki metode atau materi belajarnya agar siswa mampu dan senang untuk belajar sehingga bisa mendapat nilai yang bagus saat ujian nasional, ketika tidak ada ujian.. bagaimana kita tahu materi yang selama ini siswa pelajari disekolah apakah siswa-siswa sudah tersebut sudah memahami atau belum?
43:25 Abdur betul.. Walaupun sekolah itu terbaik, tapi kalau peminat jurusan bahasa sedikit, jurusa itu tidak akan dibuat.. Mereka yang ngotot pilih jurusan bahasa malah akan dianjurkan ke sekolah lain yang ada jurusan bahasanya.. Soalnya untuk bikin jurusan bahasa, biayanya lumayan.. Harus ada ruang lab bahasa...
Sangat setuju dengan pendapat bang Abdur,UN itu harus ada biar pendidikan tidak sekacau sekarang ini
setuju sama bang abdur, karna beliau mungkin latar belakang nya pendidikan dan tau seluk beluk bagaimana pendidikan apalg di jaman sekarang. selama un ga ada siswa itu lebih menyepelekan ujian dan ulangan" lainnya, karena mereka akan berfikir pasti akan di luluskan dan membuat rasa saing dan rasa serius sungguh" itu ga ada.. dan survei memang banyak anak SMP bahkan SMA pun tidak bisa baca atau menghitung, karna ya itu tadi sekolah akan meluluskan siswa selama standar nilai Ujian nasional tidak ada dan bahkan untuk masuk ke negeri pun siswa bahkan orang tua bersaing bukan karna nilai tapi karna jarak sekolahan, makanya kenapa anak jaman sekarang daya saing tuh ga ada. semangat untuk kita semuaaa
Setuju sama bang Abdur, bang arie di twitter pun sama, terkadang memaksakan opini walaupun udah terbantahkan. Gak hanya soal UN, Termasuk soal suka Ekonomi, di jaman sy dulu banyak kok yg suka dan jago ekonomi sampai SNMPTN pada ambil ekonomi. Tapi keren kok diskusi mereke heheheh.
Gregetan liat Abdur sama arie debat. Abdur itu ngomong base on pengalaman jadi guru. Jadi point of view Abdur mengenai UN ya bener.
😂😂😂
Tapi esensi debat memang harus berbeda opini dan sudut pandang.
Hampir di semua episode seperti disengaja ada satu orang yang kontra. Seperti episode bumi datar, justru Abdur ada di pihak oposisi sebagai yang membela kaum bumi datar.. 😅
dari yang saya dengar malah Bang Ari yang terkesan mengasumsikan orang daerah terutama timur bahawa mereka akan kesulitan mengerjakan soal ujian hanya karna dibuat oleh orang dari pulau Jawa. Kalau materi yang dipakai di ujian sudah ada dalam kurikulum yang dipelajari harusnya tidak perlu ada protes apapun lagi terkait materi ujiannya mau itu aljabar atau materi lainnya. Kalau argumennya siswa sulit belajar karna infrastruktur seperti buku cetak materi di daerah pelosok susah di dapat, maka yang salah adalah sarana dan prasarana sekolah selama mereka belajar, bukan Ujian di akhir masa pendidikan mereka, kalau masalahnya siswa di daerah tidak suka dengan mata pelajaran tertentu menurut saya argumen yang tidak tepat juga, karna siswa malas belajar juga pasti ada dimana-mana, di Jakarta sekalipun.
UN ataupun ujian lainnya adalah sebuah bentuk pertanggung jawaban, mengajarkan siswa untuk mengemban tanggung jawab untuk mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari, karna ketika di dunia profesional nanti pun akan ada momen dimana mereka harus melakukan pertanggungjawaban akan pekerjaan mereka, terlepas mereka passion ataupun tidak dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukakan.
Karna rasanya tidak tepat ketika menyalahkan ujian di akhir masa sekolah setelah 3 tahun belajar. sedangkan dari awal mereka bisa memilih masuk sekolah kejuruan saja dari pada sekolah umum, mungkin smk teater, smk musik, smk arstitektur, desain, dll. kalau dari awal sudah terlanjur masuk SMA, maka UN adalah pertanggung jawaban atas uang dan usaha yang mereka keluarkan selama 3 tahun disana. Saya setuju dengan Bang Abdur, UN nya tidak masalah, tapi mungkin instrumennya yang bisa direvisi.
Tapi terbukti, ada UN dan tidak ada UN bedanya sangat terasa, bahkan anak smp jaman sekarang banyak yg masih belum bisa membaca. Itu bukti bahwa tidak adanya motivasi belajar, yang dahulu UN adalah salah satu motivasi terbesar seorang siswa untuk belajar
Setuju sih sama bg abdur, aku ngerasa bg ari kurang menangkap konteksnya gimana. malah jatuhnya bg ari yg mengkotak-kotakkan
Abdur keliatan capek bgt tour Kontras psti nguras tenaga bgt.. tp dia msih sempetin ikut Tikum. respect
Jelas terlihat sekali emang yang concern dan backgroundnya pendidikan memang Abdur 😊
Dan maaf greget sama Bang Ari maaf, info anda kurang upadate mengenai UN terakhir tapi ngotot sekali.. kasihlah Abdur kasih komentar. Dia orang pendidikan bang, lebih paham..
Arie keriting kalau diskusi selalu memaksakan kehendaknya, jadi kadang diskusinya jadi gak asyeeek 😂😂😂😂😂😂😂
Bodok memang
Suka motong cerita orang
Setuju
Semua pernyataan dia di bantah Abdur. Di hatinya dia juga sadar dia salah. Tapi cari lagi persoalan.
bapak arie keriting, jika maksud anda kenapa harus ujian nasional sedangkan sarana prasarana disekolah timur tidak selengkap di indonesi bagian barat, maka sarana prasarana itu yang harus disediakan, bukan ujian nasional yang harus dihilangkan!!!!!
udah paling tepat padahal argumen dan solusi dari Abdur, cukup jelas, bahkan sudah dibahas lebih detail di Pahlawan Perlu Tanda Jasa. Nah Arie mikirnya ini cuma perkara pemetaan aja, trus solusinya adalah survei. emang kalo survei metodenya bakal gimana? kalo ujung2nya pake metode tes, ya sama aja berarti kaya UN, bedanya mungkin kalo survei yg diambil sampel beberapa siswa(i) aja, dan ini justru rawan dimanipulasi, misal sample yg diuji disuatu daerah sengaja dipake siswa(i) yg paling pintar di daerah itu untuk membuat citra bahwa daerah itu pendidikannya sudah setara dgn daerah maju, padahal bisa jadi itu hanya 1 dari dari ribuan siswa(i) yg kualitasnya jauh di bawah. lebih repot lagi, ujung2nya tidak menyelesaikan masalah.
Terlalu maksain Ego juga si Arie, Abdur mau ngomong langsung dipotong. tipikal orang yang merasa paling benar, maksain pendapat padahal bukan bidangnya
Saat ini utk SD (mgkn jenjang lain jg ada, tapi saya saja tdk punya pengetahuan) sudah ada ASESMEN NASIONAL. Di SD ujiannya berupa literasi & numerasi, dipilih kelas 5 dengan random yg memilih dari dinas sendiri (keluar nama2 dan nomor ujiannya). Jadi dari sini diukur kemampuan literasi & numerasi berdasarkan sample saja. Selain itu anak2 jg mengerjaka survei lingkungan belajar, dari sisi pembelajaran yg diterima, sarprasnya, pengajarannya, mentalnya, dst. Selain pd siswa guru jg mengisi survei tsb, ada 100 lebih soal pilihan (kadang dalam 1 nomor ada a, b, c soal lagi 😅). Juga survei diisi oleh kepsek. Dan hasilnya akan menjadi penilaian sekolah dlm bentuk rapor sekolah (rapor utk institusi sekolah, bukan utk murid). Nanti akan jadi data utk pemerintah dlm hal kebijakan. Tetapi tdk menentukan siswa lulus atau tdk. Jadi siswanya tetap nyantai belajar tdk belajar tetap pasti lulus
Kalau yang suka ekonomi hampir tidak ada.. fakultas ekonomi di seluruh kampus di Indonesia hampir punah dong.
Statemen KURANG TEPAT OM KRITING
57:25 bang ari aga salah disini. Hasil UN itu tujuan akhirnya adalah pembagian resources (sumber daya).
Kayak aljabar dimana anak NTT gabisa jawab dan Jakarta bisa jawab. Itu artinya NTT butuh lebih banyak sumber daya (guru berkualitas, fasilitas sekolah lebih bagus, dsb). Makanya saya termasuk yang setuju UN diadakan
iya nih ,kek nya pemikiran bang Ari belum nyampek sini
Setuju dengan Abdur, UN harus tetap diadakan tetapi sistem di dalamnya yg diubah. Contoh misalnya pas awal masuk SD kelas 1 taro lah sampai kelas 3 SD para siswa diajarkan semua mata pelajaran dan guru yg filter anak A kompeten dibidang apa, anak B kompeten dibidang apa, dari situ pihak sekolah tau siswa ini difokuskan dipelajaran apa, nah UN nya mengenai pelajaran dibidangnya masing² siswa.
Kaya kita ngelamar kerja deh, kita ngelamar dibidang yg kita kuasai atau kita pahami, itu juga blm tentu lolos karena ada interview dan tes.
Soal UN sy setuju dg bang Abdur,,, cerdas !! UN hrs ttp diadakan utk mnaikn mntal ank dan biar ank punya standar dlm hal pndidikn JD yg sdh teruji dia yg akn dilepas ke msyrkt utk mnghidpi dunia nyata,, dan yg blm mncapai standar hrs bljr lg Krn klo semua tdk diuji main lepas lihatlah ank2 jmn skrg kacau,,,, di dunia kerjapun kacau,,,
Argumen abdur tentang UN keren.
Memang harus ada standar untuk pendidikan Indonesia.
UN harus ada karena sebagai acuan bagi universitas luar negeri untuk memberikan beasiswa... kalau di hapus seperti sekarang sudah ada universitas luar negeri yang memberhentikan beasiswa tersebut karena tidak adanya acuan nilai...
Setuju dengan Bang Abdur, UN itu penting peranannya dalam proses pendidikan. POV Bang Arie disini terlalu sempit, proses belajar itu harus ada evaluasi. Tanpa evaluasi, tidak akan ada urgensi untuk perbaikan atau peningkatan. Tanpa UN, siswa akan selalu menganggap remeh proses pembelajaran.
Ya emang janganlah menghujat apapun karena kita tidak tahu apa masalahnya. Lebih baik kasih support aja. Setuju UN kalau engga susah mengukur kemampuan, harus ada standard. Kalau menilai bodoh seorang anak karena hasil ujian ya itu masyarakat harus dirubah pola pikirnya, itu sudah norma yang memberikan stigma negatif. Jadi Masyarakat juga harus punya pengetahuan untuk mengubah stigma.
10 thumbs up abang Abdur 👏👏👏
setuju dengan Abdur, UN itu harus ada tapi yg diujikan sesuai dengan kemampuan siswanya biar pendidikan tidak sebebas sekarang
Saya setuju ada un tapi saya gk setuju alasan nya bang abdur,diskriminasi di UN itu luar biasa,usaha anak 3 tahun di gagalkan 1 mapel di nilai bawah standar,,harus ada standar nya memang tapi harus dikaji lagi bagaimana pencapaian nya
UN itu harus ada khususnya di tingkat SMA jika hendak melanjutkan S1 di luar negeri. Banyak negara yang bertanya tentang hasil UN sebagai syarat pendaftaran 🙏🏽
@nopandirioprayitno3170 Harus ada juga pengkajian apakah UN hanya untuk sedikit mapel atau lebih banyak mapel khususnya di tingkat SD dan SMP. Kalau terlalu sedikit, kesannya memang diskriminatif. Padahal setiap anak punya kemampuan berbeda dan terkadang menonjol di bidang tertentu saja 🙏🏽
Ari krotong sok pinter debat.aq dukung dgn pernyataannya abdur..ari gk trima dgn mn2 debatnya teman2 tikum.gk prnh akur..
Sebagai seorang guru saya sepakat UN ada lagi.
Nyiapin dagangan risol mayo dan pastel sambil nonton Abang ber4... Salam buat bang Abdur .. ❤❤❤ semoga dagangan ku laris manis .. seperti abang² timur dan Padang ini... Aamiin
55:23 bang Ari denger dulu dong temenya berpendapat🙏
Its ok all tikum brothers.
At least u guys have the guts to talk in english.
People whom comment negative might not even dare to talk..just know how to comment and pin people down.
I understand what u guys saying about.
Keep it up bros
Salam from singapore
Real, aku sekarang studi di Jepang, ada orang india, srilanka, kamboja, philipina, vietnam, china, UK, australia, bahkan dari negara-negara di afrika. semua bahasa inggrisnya beragam, dengan logat dan kemahiran yang berbeda, tapi professor2 di kampus ku malah nggak pernah komentar soal bahasa inggris mahasiswa. Mereka ya bahas topik diskusinya saja. Bahkan tentang 'kamu harus bicara lebih keras' aja nggak.
tetap berlatih, pede, dan cuek aja! tapi jangan angkuh, dan tetap mau belajar. itu sih poin nya! aku setuju!
@@Fitawhidan_Nashuha bener, orang" terlalu terpaku ke 'yang penting praktek, persetan teori' padahal apa salahnya belajar teori juga
59:33 seru sekali diskusi mereka ber4 atau lebih tepatnya perdebatan soal ada UN atau tidaknya
Bang Abdurrr, semoga bisa cepat ketemu Salma yaa😅
bener bang arie, semasa SMA kek bosan banget pelajaran ekonomi, tapi semenjak kuliah sy ngambil Ilmu Ekonomi, ekonomi itu pelajarannya luas banget, bisa nyinggung segala sektor ad teori dan rumus²nya
Isnin malam memang tggu podcast yg ni...memang layan mantap titik kumpul
Salam dari Malaysia
Serius nanya. Emang paham bang?😅
37:49 benar kata bang ari,dlu saya waktu SMA benar" tidak mengerti satupun materi tentang pelajaran ekonomi,dan setelah masuk kuliah di prodi ekonomi saya ngerti dan suka semua itu tentang cara bagai mana guru itu menjelaskan dan membuat belajaran itu bikin menyenangkan
Alhamdulillah akhirnya yang ditunggu-tunggu muncul juga
Salam dari Cirebon
Bang arie dengan tidak mau kalah nya keliatan bnget, padahal bang abdur udah jelas bnget menjelaskanya, greget nontonya, padahal bang abdur lebih paham tentang pendidikan
Yeey akhirnya moodbooster ku. 🥰 Seperti biasa lipatan menunggu..
15:15 ini pasti si Budi Kominfo 😂😂
Alhamdullilah.. Semua guru tenaga pelajar sekarang mendapatkan pendapatan tambahan buat kesejahteraan, mungkin belum banyak tapi semoga perlahan bertahap pendidikan di benahi menjadi lebih baik.
Setuju UN diadakan lagi, setuju juga sama yg Abdur bilang harunya ada praUN dulu pas kelas dua misalnya.
Untuk anak2 yg suka kesenian atau olahraga, bisa kali ya pemerintah bikin sekolah SMK lebih banyak, dan ngarahin anak2 yg punya minat khusus kesini, disini ada kok SMSR (senirupa), SMKI (kerawitan), SMF (farmasi), tapi ya jarang kan, banyakkan SMK terbatas cuma SMK kayak otomotif gitu. Kalau sekolahnya di SMK atau di SMA yg jurusannya sesuai minat dan bakat anak pasti mereka bakal mampu juga to ikutin UN sesuai jurusan.
Itu sekolah Praz mungkin emang gak ada kelas bahasa, di kota ku juga cuma ada beberapa sekolah yg buka kelas bahasa, jadi anak2 yg tertarik masuk kelas bahasa ya bakal pilih ke SMA itu.
Padahal ekonomi tuh menarik loh, belajar dasar-dasar akuntansi jurnal dan buku besar, belajar teori mikro ekonomi dan ekonomi pembangunan yang menganalisis isu-isu ekonomi di negara misalnya fenomena inflasi saat ramadhan dan lebaran, fenomena permintaan dan penawaran, fenomena kemiskinan dll
MAKASIH TIKUM SUDAH UPLOAD,,
Q nonton nanti aja yg penting udah tau ada tontonan baru
setuju dengan bang Abdur...semua ada standarnya...intinya itu...
iya dulu ada pra UN..
bang ari lebih ke pemerataan instrumen,bukan salah UN nya...
klo hanya ujian sekolah malah bisa2 diluluskan semua oleh sekolah masing2 krn berhubungan dengan kredibilitas sekolahnya...
setuju sama bang abdur soal un harus ada lagi, pendidikan harus segera diselamatkan karena sudah terlalu disepelekan.
Respek bang praz gua ngefans banget sama lu ..jalan hidup gua dipandang buruk sama.orng sama kluarga ibu gua dan gua ngefans sama lu sama jalan hiduplu gua ikutin nnton lu pas d suci smpe sukses skrng gua pen niruin jalan lu bang biar kita bisa buktiin orng yang udh hina ibu gua Respect banget abangku😢
Pelajaran ekonomi harus dievaluasi oleh dep pendidikan biar bisa bikin murid2 habis belajar ekonomi langsung punya mental pengusaha sehingga negeri ini jdi banyak pengusaha sukses 😂😂😂
hahahaha selalu seru dengan pembahasannya tikum, di tengah perdebatan slalu ada yg bikin ngakak
UN penting guys..karena untuk abroad selama kemaren ijazah kita sulit di akui di luar dan harus ikut ujian dengan nilai yang sangat amat tinggu di luar negeri
Saya sangat setuju dengan ide dan pemikirannya Abdur Arsya
Sebutan orang yang bisa bahasa lebih dari satu : 2 bahasa = bilinggual, 3 bahasa = trilingual, lebih dari 3 bahasa = poliglot
Dari ke empat entitas ini saya menvalidasi sebagai pengajar saya merasa memang banyak pengajar yang tidak bisa mengajar, bahkan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman saja mereka tidak bisa.
kalau begitu bukannya udah tepat??
pengajar tidak bisa mengajar, yang diajar tidak mau belajar.. ditambah dg kurikulum skrg yang auto lulus
doain ibu saya sobat tikum,habis operasi semoga cepat pulih dan kembali sehat
saya selaku pendidik mendengar cerita ini sungguh luar biasa.
sebenarnya pendidikan di sekolah itu tergantung bagaimana pengelolaan sekolah nya itu sendiri, dan apa yang di katakan bang ari dan abdur sebenarnya ada benarnya tergantung dari sudut pandang mana kita mau melihatnya.
baik ada UN ataupun tidak ada UN sebenarnya itu dikembalikan bagaimana seorang guru memolesnya selama anak belejar disekolah tsb, sehingga mampu melahirkan anak didik yang siap menghadapi dan menerima pendidikan selanjutnya.
saya sangat setuju dengan argumen bg Abdur, UN sangat diperlukan jika dilihat kondisi dilapangan saat ini, di sekolah banyak sekali siswa yg sudah SMP bahkan SMA yg belum bisa membaca dan salah satu alasannya adalah karena sudah tidak ada lagi standar kelulusan, yg capek adalah guru di sekolah yg terpaksa meluluskan murid yg sebetulnya tidak layak.
terlepas dari itu semua harus ada perubahan yg lebih baik lagi daripada UN sebelumnya, semoga pemangku jabatan perihal pendidikan ini bisa menciptakan kualitas pendidikan yg lebih baik lagi kedepannya
Ck..Ck..Ck..iyaaaaw
Berkumpul, bercanda membawa cerita, di titik kumpul sedih jadi bahagiaaa..
Bang Arie Keriting ga paham maksud mamat tentang memilih jurusan itu. Karena saya juga merasakan itu, mau pindah ke jurusan IPS tapi tidak boleh oleh orang tua, bukannya ga bisa pindah karena aturan sekolah. Bisa aja pindah jurusan yang kita mau, tapi karena stereotip soal jurusan itu, makanya di rumah ga diizinin pindah jurusan
Njir jadi serius diakhir😂,tapi emang benar un harus dihadirkan kembali karena sistem yang sekarang membuat siswa malas dan tidak mau belajar karena pasti lulus dan ujian sekolah juga lebih banyak manipulasi dari pihak sekolah karena jika tidak lulus 100% maka akredetasi sekolah akan turun.
Aku yang lahir tahun 90, dan hidup di sumatra ( jambi) bahasa jnggria di SD tidak ada B. Inggris.
Masuk MTs, ada bahasa inggris masuk kelas 2 dn itu yang diajarkan hanya hello, how are you, my name is....
Dn relate banget yang diceritan anggotan Tikum.
Pindah ke jawa kelas 3 Mts WOOOOOWWW.. selama 1 tahun awal bener2 gak keluarg kamar ( fokus ngejar semua pelajaran) bahkan hingga skrg pnya anak kelas 4. Berasa lebih pinter dia ketimbang aku kalo bahasa inggria 😂😂😂😂😂
Semenjak saya meminum frubee hidup saya menjadi sangat semangat,bahkan saya sering meminta lembur kepada kantor agar bisa bekerja sambil meminum frubee (meski alasan utamanya butuh duit lebih🗿) terimakasih yang mulia frubee🎉
Pendapat pribadi: setuju dengan UN tapi hanya sampai SMP..SMA yg seharusnya di evaluasi..SMA yg sudah harus ada penjurusan..contohnya, sma Seni, sma science atau society, sma olahraga, Dan seterusnya yg dasarnya adalah minat bakat..kemudian universitas menajamkan minat bakat Dari sekolah menengah pilihan masing2..tapi dengan sistem semacam ini PRnya banyak Dari infrastruktur tenaga pengajar pemetaan minat bakat
sebagai calon guru yang punya ibu seorang guru, aku setuju banget UN harus diadakan lagi. karena kualitas murid jaman sekarang itu bener bener jatuh selama tidak adanya un. minat belajar turun, respect pada guru turun, pokoknya murid jaman sekarang jadi bener bener menyepelekan pelajaran di sekolah, dan itu semua karena mau sejelek apapun nilai dan perilaku mereka, mereka tetap WAJIB diluluskan.
satu kenyataan yang bikin aku kaget banget di tahun ini adalah mamaku cerita di sekolahnya ada 7 anak dari kelas 2 smp yang belum bisa baca. coba kalian pikir deh gimana bisa anak itu diluluskan dari sd padahal belum bisa baca? makanya UN tuh bener bener wajib diadakan lagi, ini demi kebaikan anak anak itu sendiri.
dan aku setuju banget sama kak abdur di video ini, mungkin karena dulu dia sempat jadi tenaga pengajar kali ya makanya bisa paham pentingnya UN.
Horeeeee.... Hadir d menit ke 2
Ambon hadir n salam kenal😂
26:04 kak nafha liat gk tobat" nih
🤣🤣🤣
😅😅😅😅😅
Di sini di makassar musim hujan, nonton tikum ditemani kopi susu & pisang goreng peppe' pake sambal 😋🤩
Dang!!! What a great chosen topic,
Apakah perlu UN di adakan lagi, tontonan santai namun sarat akan argumen-argumen berdaging 🍗🥩
Semoga di tonton sama penjabat kementrian terkait sih, karena banyak insight yang bisa diambil dari pembahasan malam ini sebagai bahan evaluasi pendidikan di Indonesia
Gua sebagai orang indo yang menempuh pendidikan di luar ngerasa kek pendidikan di indo tu berharap terlalu kompleks ke siswanya tapi kadang malah melupakan hal yang paling penting yaitu minat dan bakat dari siswa itu sendiri.kita dipaksa bisa semua mata pelajaran sampai2 apa yang sebenernya kita suka dan kita kuasai malah tidak terlalu didalami.mungkin itu salah satu alasan kenapa di indonesia anak2 susah menentukan tujuan (jurusan) dari awal.kalo setau saya disini anak2 udh tau dari awal kemana arah dan tujuan mereka.rata2 anak di indonesia banyak yang tersasar arah pendidikannya karena mereka terlalu dituntut untuk paham semuanya.dan seharusnya beri mereka pelajaran wajib(materi jurusan yang mereka kuasai)lalu selebihnya materi umum yang cukup dipahami saja atau dalam artian tidak perlu harus menguasai total.
Klu kalian perasan Arie sejak2 kebelakangan ini sentiasa merasa dia saja yg bener gak blh di bantah apa dia yg ngomong
Sebagai anak jakarta dan praz anak bekasi. Ku berikan kesaksian mulai tahun 2005 tidak ada kelas bahasa di SMA Negeri jakarta. Di bekasi hanya beberapa saja yg ada jurusan bahasa.
Mungkin bang ari maksud itu Akuntansi kali yg hitung2 neraca. Klo ekonomi biasanya cuma teori kebijakan ekonomi aja. Sekalinya ada hitung itu hitung pajak biasanya.
Soal UN, tahun 2008 aku UN SMA soalnya sudah ada variasi. Kemudian di tiap kotamadya soalnya berbeda pertanyaannya dan juga materi yg diujikan.
Kenapa bgtu supaya tidak ada kebocoran soal. Jdi aku yakin materi ujian di jakarta dan daerah pasti beda.
Saya juga pas ceritanya macam kaka Abdur, gara* nggak datang pas Silaturahmi idul Fitri, saya digampar sekeras-kerasnya didepan teman" Sekolah, sampai telinga keluar darah sedikit, setelah itu sampai lulus ditandai terus sama guru tersebut🤬
Bersyukur akhirnya lulus sekolah.
suka banget kalo ngedengerin cerita pengalaman masing", karna banyak banget ilmu yang baru banget didengar🤭
1:00:30 gk bisa gitu juga bg ari, kalau kita kasih ke pihak sklh layak murid ini lulus atau tidak, trs bagai mana murid yg emg bodok tapi di lulus kan karna ada orng dalam, justru di situ timbul lagi permasalahan ketidak adilan karna bermain curang, iyalah guru guru lain diam aja... tapi si kawan kawan murid ini sakit hati, karna tau kalau murid yg punya orng dalam ini bodok dan komplen lagi ortunya masing masing, disitu timbul lagi permasalahan baru, lama lama bisa bisa orng tua ppada demo ke sklh
agak kesel sama argumen Bang Arie soal UN. saya langsung ngerti sama penjelasan Bang Abdur kenapa setuju kalau UN diadakan kembali. Apalagi Bang Abdur pernah menjadi guru. kita selalu nuntut ke pemerintah "pendidikan harus merata" dimana mau tau merata kalau tdk ada perbandingannya??? perbandingan nyata yah UJIAN NASIONAL!!!
Saya rasa cap bodoh pada seseorang itu. Jika seseorang hanya berpikir dia pintar, dia akan sombong dan merasa tak perlu belajar lagi. Tapi yang perlu dilihat adalah moralitas siswa yang diajarkan dalam pembelajaran sikap di sekolah, untuk tidak terlalu diskriminatif pada orang yang tak bisa. Tapi orang yang tak mampu juga perlu akibat atas tindakannya supaya dia mau belajar lagi. Makanya di kuliah mudah melakukan itu. Di saat seorang mahasiswa gak bisa, maka dia gak akan lulus satu mk. Jadi dia berusaha belajar supaya bisa dan lulus
Tontonan favoritku. Dari pwk, beralih kesini. Tidak pernah lewatkan 1 episode, seru banget pokoknya. Dimana ada bang praz, pasti aku nonton🤣🤣🤣
Kenapa gapernah bosen liat bapack2 berempat ini😂😂 sehat selalu tim tuah kreasi titik kumpul🙌🙌🙌
bang abdur lebih paham karena pernah jd pelaku pendidikan dan tau realita bagaimana pendidikan di indonesia dan keresahannya kami sebagai tenaga didik bagaimana mirisnya dunia pendididikan
Kakak arie, abdur, praz dan mamat jaga kesehatan ,jangan skip makan, vitamin kalo perlu karena kalian terlihat capek dan musim hujan mulai banyak penyakit keluar.
Yeayy
lagi2 suka sama pembahasan tikum
BAGUS SEKALI ❤📚
Setuju bang Abdur, pendidikan Indonesia sekarang amburadul... UN harus ada kembali dengan desainnya yang disempurnakan...
11:50 Mamat geregetan nya beneran kerasa. Jangan kapok berbahasa Inggris hanya karena netijen komentar jahat.
Empat Orang yang pintar-pintar dengan masing-masing pemikirannya 👍🏽 . Andai suruh pilih 1 dari 4 ,, Tanpa mengurangi rasa hormat yg ber3 🙏🏽 . Bang Abdur berkelas sih👏🏽👏🏽👏🏽 . Setuju dgn adanya UN
Un penting banget. Un bikin siswa mempelajari ulang apa yg pernah di ajarkan. Setidaknya dari kelas satu mereka nyatat pelajaran untuk di pelajarin di un.
Waktu di jamanku tahun 2000 an, sma cuma ada 2 jurusan, IPA IPS, jurusan bahasa itu udh gak ada..
Tapi pelajaran yg paling nyebelin emank Ekonomi, paling aneh menurutku..
Intiny pada saat ulangan semester hrs benar2 d perhatikan hasilny, jgn d biasa kan untuk naik kelas klu mmg nilainy kurang
Like pertama
Koment pertama
Ini yg gua tungguin tiap senin malam🔥🔥🔥🔥
wkwkkww, jadi keingat jaman kelas 3 SMA, saya ribut dengan seorang guru fisika di tempat bimbel. Intinya dia batu dan nggak mau diskusi, teman-teman saya setuju dengan saya, dan guru bimbel tersebut menjawab pertanyaan dengan (maaf) sedikit cacat logika, jadi pembahasannya tidak masuk akal, dan jawaban yang diberikan salah.
Untungnya saya angkatan yang UN tidak semua mata pelajaran. Jadi pilih kimia. walau memang hati saya di ekonomi (berlanjut kuliah ekonomi juga).
Kalau saya sih cukup setuju ada UN, dijadikan bahan evaluasi dan tujuan bagi siswa dan sekolah, biar terpacu dan ada alasan untuk belajar. Namun memang kalau UN jadi alasan siswa lulus/tidak, tidak adil bagi teman-teman yang kurang beruntung, di mana kita tahu sekolah belum semuanya bagus secara kualitas sarana, pra-sarana, dan kualitas guru.
Tapi memang masih banyak PR di sektor pendidikan, gimana caranya bisa punya sistem evaluasi bersama yang terukur, bisa efisien dan tidak memberatkan secara logistik, aman, dan adil. perlu direncanakan bersama sih. Dan harapannya, karena pendidikan ini sektor penting, semoga nggak ada campur tangan kepentingan yang tidak-tidak ya.
relate sekali,
SD: tidak ada mapel komputer, bahasa inggris akhir kelas 6 (materinya baru "colours")
SMP: B Inggris sudah ada, komputer materi dr kelas 7 tp komputernya baru ada kelas 3 semester 2, itupun gk pegang
SMA: baru pegang komputer, dg materi menyalakan/ mematikan, buat word art, disket, dll
kereeeen pembahasannya, pengalaman pribadi, relate 👍👍👍👍
Semoga talent, crew, dan warga tikum selalu bahagia dan sehat selalu.❤
Sabar bg mamat, Negara kita itu minat baca terendah namun minat berkomentar tertinggi... jadi maklum kan isi komentarnya apa.... semangat bg mamat
gue sebagai guru honorer. lebih setuju kalau UN dikembalikan. namun dengan banyak perbaikan yang dilakukan dan lebih fleksibel kepada kompetensi semua siswa. supaya lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak mengecilkan kemampuan siswa yang lain.
Aku sederhana aja klo soal UN.
Anak jaman sekarang tuh ga belajar karena ga ada UN, toh mereka tau sekolah bakal meluluskan mereka meski nilai mereka jelek, karena sekolah ga mau di cap gagal karena ada muridnya yang ga lulus.
Nah ada UN memaksa siswa extra karena ada kemungkinan lulus dan mendorong guru untuk mengajar extra agar nama baik sekolah tetap terjaga.
Soal pintar atau ga itu belakang yang penting bangsa ini jadi lebih cerdas dan ga mudah di tipu politisi dengan serangan fajar.
Dan penjelasan diatas sudah cukup untuk membantah pernyataan arie soal kelulusan di serahkan ke sekolah. Karena standar di sekolah itu terlalu rendah, sebab mereka meluluskan siswa bukan karena siswa sudah sesuai standar tapi agar nama sekolah tidak jelek.
Yang ditunggu tunggu,tontonan favorit smbil ngopi😅👍
hari ini terasa low, ternyata krna belum ktmu titik kumpul. sehat selalu kita semua....
Bang mamat. Sama lagi pelajaran komputer dulu waktu SMP kita namanya TIK. tidak pake komputer. Hanya melalui gambar. Effort skali gurunya. Menggambar model file dan tombol2. Hanya langkah2 sja yang di pelajari 😂😂😂
POV bang Arie : Meminimalisir siswa "bodoh" sebelum lulus
POV bang Abdur : UN harus ada supaya ada kejelasan terkait pemerataan pelaksanaan pendidikan sehingga gak ada ketimpangan pendidikan
POV bang Praz : UN bener bener jadi parameter buat menentukan minat.
Sebenernya bagus semua,apalagi kalo dikombinasikan.
Jadi sejak awal kita meminimalisir cap "bodoh" sembari menentukan bakat dan minat sekaligus adanya evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan dengan adanya ujian yang memiliki standar skala Nasional.
Cuman mungkin PR-nya adalah nama baik sekolah, kalo misal jenis ujiannya ketat. Karena bicara dari pengalaman ayah dan adik saya sebagai guru. Serba salah juga mau tidak meloloskan anak sedangkan sekolah takut namanya tercoreng. Belum lagi permasalahan kompetensi guru yang beragam. Ayah saya kebetulan walaupun killer tapi disegani sama muridnya. dan outputnya juga bagus sementara guru lain santai tidak mengajar dsb tapi ouputnya buruk.
Jadi memang permasalahan pendidikan Indonesia ini terlalu pelik, dan gabisa dipikir dan dibuat sistem yang tiap 5 taun ganti.
kalo mau mungkin bisa perbaikan,tapi jangan langsung ganti 180°. Fiuuhh baru kali ini berani komen sepanjang ini
🤣
Apalagi saya masih berinteraksi sama anak SMA,dan gak habis pikir saya sebagai alumnus SMA itu pun kaget yang dulu dituntut critical thinking ini thinking nya pun gaada wkwk.
belum lagi permasalahan adab, etika, kesadaran sosial, dan cara berinteraksi rasanya mau ngelus dada. Dari sekian banyak kemudahan yang ditawarkan dengan kemajuan teknologi kurang banget pemanfaataannya