Ibnu Sina meniko bapak kedokteran Islam ingkang jasanipun ageng dumateng kemajuan peradaban wabil khusus kedokteran Islam, Ustadz. Kok dipun sebat keblinger niku pripun nggih?
Meniko sanes ngendikanipun ulama utawi ustadz jaman sak niki, menika ngendikanipun ulama jaman rumiyin: Tuduhan negatif kepada ilmuwan Ibnu Sina ini bukanlah sesuatu yang aneh atau langka. Mari melihat sebuah kitab dalam ilmu Rijal (ilmu tentang nama dan tokoh) tulisan Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (seorang ulama yang juga sangat diakui dalam ilmu tersebut, beliau wafat 852 H/1449 M)) yang berjudul Lisanul Mizan (3/176). Ibnu Hajar dalam catatan identitas rawi-rawi hadis tersebut langsung memulai dengan penjelasan yang amat frontal. Menurut Ibnu Hajar, “Ibnu Sina tidak pernah menyampaikan riwayat apapun tentang hadis. Kalau pun ada, riwayat darinya batil dan tertolak karena beliau adalah orang berkeyakinan falsafi, sesat dan tidak diridhai oleh Allah SWT”. Penggolongan Ibnu Sina sebagai satu kelompok keyakinan yang seolah terpisah dari keyakinan Umat Islam juga dilakukan oleh As-Syahratsani dalam kitab beliau al-Milal Wan Nihal (2/293). Ibnu Sina bersama dengan Al-Farabi dalam kitab tersebut dikatakan sebagai imamnya kaum Falsafiyun. Di akhir penjelasan beliau, Ibnu Hajar juga memberikan konklusi yang tidak kalah frontal. Menurut beliau, semua ulama yang hidup sezaman dengan Ibnu Sina maupun yang hidup setelahnya telah bersepakat tentang kekafiran beliau dan perbedaan keyakinan beliau dengan keyakinan Islam. Mari melanjutkan pada bahasan ulama besar lain yaitu Ibnu Katsir, beliau juga seorang ulama seperti Al-‘Asqalani yang nyaris tidak pernah terbantahkan di kalangan Sunni. Dalam al-Bidayah Wan Nihayah (15/668) Ibnu Katsir memulai dengan menyimpulkan penjelasan Imam Ghazali tentang akidah Ibnu Sina. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Al-Ghazali membantah ahli kedokteran Islam ini dalam 20 masalah dan tiga di antaranya telah mengantarkan Ibnu Sina kepada kekafiran. Adapun sisanya (17 masalah yang lain) mengantarkan ilmuwan ini pada level ahli bid’ah. Tuduhan yang lebih serius lagi disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Itsaghatul Lihfan (2/1031), Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa Ibnu Sina adalah seorang Syiah Qaramithah, tidak mempercayai penciptaan, kebangkitan dan juga kerasulan. Poin-poin ini tentu saja berarah pada kesimpulan bahwa ia telah kafir.
@@sarwoedi1852 Pandangan Ibnu Sina yg mana nggih yg disebut sesat? Ibnu Sina masih menyembah Allah dan percaya Allah sebagai Tuhan dan nabi Muhammad sebagai utusan Allah, kenapa disebut kafir? Apakah parameter kafir?
Ust di video tersebut menyebutkan bahwa Ibnu Sina ber aqidah syiah, dan syiah dr sekte yg paling sesat, syiah bathiniyyah. Syiah bukan Islam. Ini harus kita gaungkan kpd sesama muslim Tidak semua yg percaya pada Allah disebut org beriman. Tidak semua yg percaya bhw muhammad bin Abdullah adalah nabi terakhir, bisa disebut org beriman. Contoh: paman nabi, abu Thalib. Dia percaya betul bhw keponakannya adalah utusan Allah. Percaya bhw Allah itu Rabbnya. Dan kita semua tau bahwa abu Thalib jasanya luar biasa terhadap Islam di fase mekah. Tp abu Thalib tdk mau mengucapkan syahadat sehingga konsekuensi dia tidak mau menjalankan syariat. Sehingga abu Thalib termasuk ahli neraka. Iman itu harus mencakup 3 hal yg tidak bisa dipisahkan, harus menjadi 1 kesatuan: 1. kepercayaan dalam hati 2. diucapkan dg lisan 3. dan diamalkan dengan perbuatan Kami dulu juga mengira Ibnu Sina adalah ulama yg aqidahnya benar. Alhamdulillah Allah beri hidayah belajar manhaj salaf. Dan semoga kita semua istiqomah diatas kebenaran, ahlus sunnah wal Jama'ah dg pemahaman para salaful shalih. Aamiin
Jazakalloh khoiron barakallahu fiik ustad
Jazakillahu khoiron ustad
Sy asli klaten.. tp tinggal jkt.........ikit nyimak Ustadz smg bermanfaat..bg umat islam
Alhamdulillah, Aceh hadir nyimak..., Mugi Mugi Gusti Allah paring Istiqomah.
Menyimak
Wonogiri nderek ngaos ustadz
Alhamdulillah,saking Ponorogo,nyimak
Nderek ngangsu kawruh ustadz... barakallahu fiikum....
inggih barakallahufikum banjarbaru nyimak
Alhamdulillah, saged nderek ngaos ngangsu kawruh mas Ustadz.
Jazakallahu khairan.
Alhamdulillah, maturnuwun Mas Ustadz , mugi' saged istiqomah anggenipun dakwah.
Medeni
Nyimak
Mugi kulo lan jenengan ditebihke saking sifat engkang mboten sae
Semoga Allah memberikan hidayah
𝙅𝙖𝙯𝙖𝙠𝙖𝙡𝙡𝙖𝙝𝙪 𝙠𝙖𝙞𝙧𝙖𝙣
Ibnu Sina meniko bapak kedokteran Islam ingkang jasanipun ageng dumateng kemajuan peradaban wabil khusus kedokteran Islam, Ustadz. Kok dipun sebat keblinger niku pripun nggih?
Meniko sanes ngendikanipun ulama utawi ustadz jaman sak niki, menika ngendikanipun ulama jaman rumiyin:
Tuduhan negatif kepada ilmuwan Ibnu Sina ini bukanlah sesuatu yang aneh atau langka. Mari melihat sebuah kitab dalam ilmu Rijal (ilmu tentang nama dan tokoh) tulisan Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (seorang ulama yang juga sangat diakui dalam ilmu tersebut, beliau wafat 852 H/1449 M)) yang berjudul Lisanul Mizan (3/176).
Ibnu Hajar dalam catatan identitas rawi-rawi hadis tersebut langsung memulai dengan penjelasan yang amat frontal. Menurut Ibnu Hajar, “Ibnu Sina tidak pernah menyampaikan riwayat apapun tentang hadis. Kalau pun ada, riwayat darinya batil dan tertolak karena beliau adalah orang berkeyakinan falsafi, sesat dan tidak diridhai oleh Allah SWT”.
Penggolongan Ibnu Sina sebagai satu kelompok keyakinan yang seolah terpisah dari keyakinan Umat Islam juga dilakukan oleh As-Syahratsani dalam kitab beliau al-Milal Wan Nihal (2/293). Ibnu Sina bersama dengan Al-Farabi dalam kitab tersebut dikatakan sebagai imamnya kaum Falsafiyun.
Di akhir penjelasan beliau, Ibnu Hajar juga memberikan konklusi yang tidak kalah frontal. Menurut beliau, semua ulama yang hidup sezaman dengan Ibnu Sina maupun yang hidup setelahnya telah bersepakat tentang kekafiran beliau dan perbedaan keyakinan beliau dengan keyakinan Islam.
Mari melanjutkan pada bahasan ulama besar lain yaitu Ibnu Katsir, beliau juga seorang ulama seperti Al-‘Asqalani yang nyaris tidak pernah terbantahkan di kalangan Sunni. Dalam al-Bidayah Wan Nihayah (15/668) Ibnu Katsir memulai dengan menyimpulkan penjelasan Imam Ghazali tentang akidah Ibnu Sina. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Al-Ghazali membantah ahli kedokteran Islam ini dalam 20 masalah dan tiga di antaranya telah mengantarkan Ibnu Sina kepada kekafiran. Adapun sisanya (17 masalah yang lain) mengantarkan ilmuwan ini pada level ahli bid’ah.
Tuduhan yang lebih serius lagi disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Itsaghatul Lihfan (2/1031), Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa Ibnu Sina adalah seorang Syiah Qaramithah, tidak mempercayai penciptaan, kebangkitan dan juga kerasulan. Poin-poin ini tentu saja berarah pada kesimpulan bahwa ia telah kafir.
@@sarwoedi1852 Pandangan Ibnu Sina yg mana nggih yg disebut sesat? Ibnu Sina masih menyembah Allah dan percaya Allah sebagai Tuhan dan nabi Muhammad sebagai utusan Allah, kenapa disebut kafir? Apakah parameter kafir?
Ust di video tersebut menyebutkan bahwa Ibnu Sina ber aqidah syiah, dan syiah dr sekte yg paling sesat, syiah bathiniyyah. Syiah bukan Islam. Ini harus kita gaungkan kpd sesama muslim
Tidak semua yg percaya pada Allah disebut org beriman. Tidak semua yg percaya bhw muhammad bin Abdullah adalah nabi terakhir, bisa disebut org beriman. Contoh: paman nabi, abu Thalib. Dia percaya betul bhw keponakannya adalah utusan Allah. Percaya bhw Allah itu Rabbnya. Dan kita semua tau bahwa abu Thalib jasanya luar biasa terhadap Islam di fase mekah.
Tp abu Thalib tdk mau mengucapkan syahadat sehingga konsekuensi dia tidak mau menjalankan syariat.
Sehingga abu Thalib termasuk ahli neraka.
Iman itu harus mencakup 3 hal yg tidak bisa dipisahkan, harus menjadi 1 kesatuan:
1. kepercayaan dalam hati
2. diucapkan dg lisan
3. dan diamalkan dengan perbuatan
Kami dulu juga mengira Ibnu Sina adalah ulama yg aqidahnya benar. Alhamdulillah Allah beri hidayah belajar manhaj salaf. Dan semoga kita semua istiqomah diatas kebenaran, ahlus sunnah wal Jama'ah dg pemahaman para salaful shalih. Aamiin
Jazakillahu khoiron ustad