Saya Tionghoa dari latar belakang keluarga Konghucu. Karena agama Konghucu belum diakui negara waktu itu, dari SD-SMP saya ikut pelajaran agama Islam (untuk dapat Nilai Rapot). Namun sejak umur 10 tahun, dalam hati saya ketika berdoa, saya berdoa kepada Yesus. Sementara ortu dan saudara2 saya semua ikut tradisi. Lanjut sekolah di Jawa, saya ambil pelajaran agama Katoik (juga untuk dapat Nilai Rapot). Setelah Dewasa saya pilih Agama Katolik. Saudara2 saya yang lain ada yang masuk Islam, adik2 saya beberapa ikut agama Katolik atau Kristen. Beberapa saudara saya masih tetap mempertahankan tradisi Sembayang Tionghoa, ikut agama Konghucu (sudah diakui negara) atau ikut agama Budha. Awalnya kami yang sudah pindah agama, masih sering ikut sembayang tradisi Imlek dan Chengbeng. Namun belakangan ini kami (terutama saya) sudah tidak ikut Sembayang Tradisi Imlek maupun Chengbeng. Karena saya sadari sudah pindah kepercayaan dan keyakinan, Namun 3 saudara saya yang masih Konghucu / Budha sering mempermasalahkan kami yang tidak ikut tradisi sembayang tersebut. Tulisan ini saya buat, bukan untuk menjelekan tradisi Tionghoa tersebut, melainkan mohon pengertian dan toleransi kepada kami yang sudah pindah agama. Karena sudah dewasa, punya istri dan anak, ada yang katolik , kristen, ada juga yang ikut Islam. Satu hal yang saya mengerti, orang bisa berbuat salah atau jahat bukan karena agamanya, melainkan oleh pribadinya sendiri oleh keinginannya sendiri, orang pegaruh orang lain atau oleh godaan roh2 jahat yang berkeliaran di dunia. Mari kita kembangkan semangat toleransi di negara yang menganut azas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Sayangnya tidak menghormati buddah kenapa buddah di hujan panas kan di luar kenapa tidak bikin tempat pelindungnya hujan panas buatlah menghormati buddah
Namo Amituofo.
Vihara megah cantik.
"Semoga semua makhluk berbahagia." 🙏😇
Namo Amituofo 🙏🙏🙏
Semoga semua makhluk berbahagia 🙏
🙏🙏🙏
🙏🙏🙏Sadhu.... Sadhu....
Sadhu....
Semoga semua mahluk berbahagia🙏🙏🙏
Seneng nonton serasa ikut jalan2
Terima kasih 😊
No 3 & 4 Saya pernah!
"Semoga Semua Makhluk Berbahagia.." 🙏😇
Semoga bisa mengunjungi ke tempat yang lainnya ya 😊🙏
Terima kasih ❤
Terima kasih kembali
Namo Buddhaya 🙏
Sabbe satta bhavantu sukhitatta 🙏
Semoga semua makhluk bahagia 🙏
Sadhu Sadhu Sadhu 🙏
Namo Buddhaya 🙏
KEREN
Terima kasih
Di kota Semarang itu banyak sekali vihara/klenteng yg berdiri, terutama di kawasan pecinan ...
Iya bener kak, termasuk yang tertua juga 🙏
Mantap kak semangat, sehat selalu dan salam sukses, sdh y
Terima kasih, salam semangat 🙏
❤
Keren bang
Terima kasih 🙏
🙏🙏🙏
🙏
@@MediaKalaa TUHAN kekal dan UANG fana 🙏🙏🙏 ya TUHAN ampunilah dosa2 🔥 kami 🙏🙏🙏
Namo Anitopo" namo poreget"
Namo Buddhaya 🙏
Saya Tionghoa dari latar belakang keluarga Konghucu. Karena agama Konghucu belum diakui negara waktu itu, dari SD-SMP saya ikut pelajaran agama Islam (untuk dapat Nilai Rapot). Namun sejak umur 10 tahun, dalam hati saya ketika berdoa, saya berdoa kepada Yesus. Sementara ortu dan saudara2 saya semua ikut tradisi. Lanjut sekolah di Jawa, saya ambil pelajaran agama Katoik (juga untuk dapat Nilai Rapot). Setelah Dewasa saya pilih Agama Katolik. Saudara2 saya yang lain ada yang masuk Islam, adik2 saya beberapa ikut agama Katolik atau Kristen. Beberapa saudara saya masih tetap mempertahankan tradisi Sembayang Tionghoa, ikut agama Konghucu (sudah diakui negara) atau ikut agama Budha. Awalnya kami yang sudah pindah agama, masih sering ikut sembayang tradisi Imlek dan Chengbeng. Namun belakangan ini kami (terutama saya) sudah tidak ikut Sembayang Tradisi Imlek maupun Chengbeng. Karena saya sadari sudah pindah kepercayaan dan keyakinan, Namun 3 saudara saya yang masih Konghucu / Budha sering mempermasalahkan kami yang tidak ikut tradisi sembayang tersebut. Tulisan ini saya buat, bukan untuk menjelekan tradisi Tionghoa tersebut, melainkan mohon pengertian dan toleransi kepada kami yang sudah pindah agama. Karena sudah dewasa, punya istri dan anak, ada yang katolik , kristen, ada juga yang ikut Islam. Satu hal yang saya mengerti, orang bisa berbuat salah atau jahat bukan karena agamanya, melainkan oleh pribadinya sendiri oleh keinginannya sendiri, orang pegaruh orang lain atau oleh godaan roh2 jahat yang berkeliaran di dunia.
Mari kita kembangkan semangat toleransi di negara yang menganut azas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Cukup menarik perjalanan anda, semoga semua menyadari apa yang semestinya kita sadari. Salam toleransi 🙏
amitama
Salam 🙏🙏🙏
Terbesar memang banyak tapi terluas itu jarang ada😅
Benar sekali 🙏
Galang batang
Pemerintah Nggak Usah membantu materi, cukup permudah Perizinannya aja, Dananya dialihkan aja semua buat adik bungsu, kami ikhlas kok.
Semogakan saja terjadi hal terbaik bagi kita semua 🙏
Ada 2 LG. Anda akan terpaku dgn Vihara Maitreya Samarinda yg bgt megah dan di Vihara Maitreya Batam
Semoga dengan adanya vihara vihara yang megah umatnya rajin beribadah ya 🙏
@@MediaKalaa ya semoga . Amin .
Vihara di Batu ? Batu, Malang Jawa Timur, ini di Jawa, bukan Indonesia Timur
Iya benar sekali 🙏
🌹🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏siti aisyah karno,, 🙏🙂,, ny,, barack asia obama's
Terima kasih 🙏
Sayangnya tidak menghormati buddah kenapa buddah di hujan panas kan di luar kenapa tidak bikin tempat pelindungnya hujan panas buatlah menghormati buddah
Benar sekali, mungkin memang konsepnya begitu 🙏
ga juga, itu cuma patung, saatnya juga akan lapuk dimakan waktu, yg penting ajarannya...
Bangun institusi pendidikan yg ajarkan ilmu pengetahuan modern, Jangan bangga sama agama terus, tidak membuat jadi cerdas ...
Terima kasih Berpikir Positif Adalah Cara Terbaik 🙏
❤setuju
Ya buat video nya sendiri, kok iri sama org yg buat konten ttg vihara
VIHARA MEGAH TP PENGANUT NYA HATINYA TDK MULIA...ADA SEBAB DAN KEJADIAN DI BATAM
Semoga semuanya terkondisikan dengan baik dengan kesadaran yang bijak 🙏
itu urusan masing masing, dosa kan tanggung sendiri...
Kayak agama mu paling suci aja, disetiap agama ada org jahatnya, tp ajaran yg paling logika dan masuk akal adalah ajaran Buddha.
Hahaha nazi pulak