Memang ada spektrum terkait definisi dan syarat pernikahan dari sudut pandang kafaah. Tapi kafaahnya versinya habaib jelas ada dispektrum yg ekstrim, dan ini sangat jelas terbaca sebagaimana fatwa nya Mufti Batavia al-Alim al-Allamah as-Sayyid Utsman bin Abdullah bin Agil bin Yahya dalam kitab Qawanin Syar'iyyah wa al-Ifta'iyyah, yg menyatakan: “Dalam perkara kafa‟ah, tidaklah sah perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan yang tidak sekufu‟ apalagi perempuan itu seorang syarifah maka yang bukan sayyid tidak boleh menikahinya sekalipun syarifah itu dan walinya menyetujuinya. Sekalipun para fakih telah berkata bahwa pernikahan itu sah, namun para ulama Ahlul Bait mempunyai ijtihad ikhtiar dalam syara‟ yang tiada didapati oleh para fakih lain. Maka sesudah diketahui segala nash ini tentang larangan pernikahan wanita keturunan Ahlul Bait Nabi SAW, sebaiknya menjauhkan diri dari memfatwakan bolehnya pernikahan syarifah dengan selain dari keturunan Rasulullah tersebut dengan berlandaskan semata-mata nash umum fuqaha, yakni nikah itu sah bila si wanitanya ridha dan walinya yang dekatpun ridha. Hal ini berlaku secara umum, tidak berlaku untuk syarifah dengan lain bangsa yang bukan sayyid." Juga Mufti Makkah al-Mukarramah, Sayyid Alwi bin Ahmad al-Saqqaf, dalam Tarsyih al-Mustafidin Khasiyah Fath al-Mu'in‟ mempertegas bahwa : “Dalam kitab al-Tuhfah dan al-Nihayah disebutkan bahwt (sekufu‟) dengan anak keturunan Sayyidah fathimah. Hal ini disebabkan kekhususan Rasulullah SAW, karena anak keturunan dari anak perempuannya (Siti Fathimah) bernasab kepada beliau dalam hal kafa‟ah dan lainnya." Juga al-Allamah as-Sayyid Abdurahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur Ba’alawi, dalam a Bughyah al-Mustarsydin menjelaskan: “seorang syarifah yang dipinang orang selain laki-laki keturunanRasulullah, maka aku tidak melihat diperbolehkannya pernikahan tersebut. Walaupun wanita keturunan Ahlul Bait Nabi SAW dan walinya yang terdekat merestui. Ini dikarenakan nasab mulia tersebut tidak bisa diraih dan disamakan." Bahkan dalam kasus di Indonesia di jaman sekarang, para habaib mengikuti definisi dan syarat kafaah yg ekstrim, termasuk menilai perempuan syarifah lebih baik berzina daripada menikah dengan non sayyid, pernikahan dengan non syarif/syarifah akan memutus silsilah yg menikah tersebut dengan Rasulullah, dah anak hasil pernikahannya berstatus anak hasil zina. Bukti2nya berserakan di youtube dari mulut para habaib sendiri dalam ceramah2nya. Wallahulam
Bertahun tahun berlalu Baru paham, kenapa emak tidak merestui hub saya dengan wanita tsb (syarifah), ikhlas berpisah iya, tapi 😢 kalo emang ada janggalan untuk bersatu, kenapa kita di pertemukan ? Ujung"nya ga bareng :')
Pakai logika aja deh... disumatra gak kenal habib... dari kecil disejarah gak ada habib2 itu nyebarkan islam... yang ada di sejarah wali songo nyebarkan agama. Ini habib2 ini tiba2 nongol bikin kasta2... masih banyak pribumi yg cantik2... ngapain nyari safifah... kurang kerjaan...
Sebab itu jaman dulu, banyak Sayid/syarif tukar gelarnya mengikut kesesuaian setempat (selain melindungi kesayidan/kesyarifan dari musuh2 islam) agar anak cucunya sekufu atau orang dari luar juga tidak teragak2 soal sekufu atau tidak untuk menikah... antaranya anak2 Sayid Ali Nurul @ Sultan Qunbul yakni Sayid Abdullah Umdatuddin@ Wan Abdullah@ Wan Bo Tri - Raja Champa (Bapa Syarif Hidayatullah - Sunan Gunung Jati) Wan Jamal, Puteri Wan Biru, Wan Alimuddin@demali-laksamana bentan dll...
Kufu atau selevel itu jelas bukan bagian dari syarat atau yg diharamkan dlm hukum menikah. Kufu adalah hal² yg perlu dipertimbangkan, sama dgn orang jawa yg memperhatikan bibit, bobot, bebet. Dsn kufu kalau ditafsirkan ras atau nasab, iti jelas diskriminatif.
Yang banyak terjadi adalah ada Syarifah sudah ditawarkan untuk jadi jodoh syarif A, B, C, D, E sampe Z tapi dari sekian banyak Syarif tidak ada yg mau karena syarif2 tersebut lebih tertarik pada Syarifah yg lain / menikah dengan yg bukan syarifah. TERUS Syarifah yg sampai tua belum dapat jodoh gimana ?? Ya sudah, JADI PERAWAN TUA AJA SEUMUR HIDUPNYA, KARENA MENJAGA NASAB ITU ADALAH KEPENTINGAN YANG PALING UTAMA. BIARKAN SAJA DIA TIDAK BISA MERASAKAN KEBAHAGIAAN MEMILIKI SUAMI, HAMIL, MELAHIRKAN, MEMILIKI ANAK DAN MEMBESARKAN ANAK. SEMUA DEMI JAGA NASAB. Karena perintah Allah untuk menikah supaya bahagia itu nggak lebih penting dari menjaga nasab. Ya Kan ???
@@nadirahayfa9355 , kamu bilang dia sampah? Mainlah yg jauh Sis. Memang kenyataannya banyak Syarifah yg nggak kawin karena tidak mendapatkan seorang Sayyid, dan melihatnya sungguh menyedihkan.
Urusan Syarifah...cukup pahami arti humanity...gak perlu diributin...kalo ada aturan yg bikin berbelit...itu bisa dipastikan...untuk kepentingan satu golongan / clan saja..lebih tepatnya...arogansi keturunan...kalo sudah begitu, apa bedanya dentan bangsa Aria dulu????....dan pasti bukan tujuan Islam dikembangkan....
Mendingan menikah kepada muslimah aslin pribumi Nusantara daripada kepada menikah kepada wanita keturunan Askenazi Rada Harom hukumnya karena satu hal dan lainnya serta lebih mulia keturunan pribumi Nusantara daripada mereka
Di Sumatera Utara dan disumatera barat, said ato habib asal Irak dan Iran, tidak laku, tidak terkenal, dan tidak ada pengikutnya, malah dikuclkan dan didiskriminasi. Karena suku suku disumatera Utara dan di sumatera barat, suku Mandailing, Batak, Karo, Nias dan Padang, adalah suku yang rasis, sukuisme, nepotisme, serakah, tamak, dan rakus. Mereka mau kuasai semua bidang, dan mereka semua mau kuasai semua lahan. Suku lain, tidak boleh, termasuk said ato habib asal Irak dan Iran juga tidak boleh, hanya menunggu kematian secara perlahan.
Bagaimana dengan sayidina umar yg menikahi anak dari sayidina ali pak ustadz..???....trus adakah dalil alqur'annya yg mengurai soal pernikahan yg "selevel" menurut pak ustadz??
@@narasibebas...9358 yg mengganggu keturunan nabi itu jika seorang biasa atau biasa di sebut ahwal menikahi syarifa sama saja dia memutus nasab keturunan syarifa tersebut dan memang sudah ketentuan nya syarifa itu menikah dengan habaib karna sama sama keturunan alawiyin atau anak cicit nya rasulullah saw dan keturunan nabi saw akan selalu terjaga hingga hari kiamat
ye..di desa sy ni ada شريفه tak menikah sampai wafat.sbb tak jumpa سيد sebagai suami....sy pun musykil benarkah kerana menjaga nasab sampai jgn benikah sampai mati
@@herupramono8560 jelas ini ajaran salafuna sholeh dan sayyid dan syarifah akan selalu menjaga ajaran salafuna sholeh sampai kapan pun dan tidak akan keluar dari wadah ajaran rosullullah saw
@@nadirahayfa9355 Ya kenyataannya ada yg sampai tidak menikah gara2 aturan itu. Terus ? Anak orang jadi perawan tua siapa yg mau tanggung-jawab ? Dongo
@@nadirahayfa9355, “Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini." -Ahmad Syafii Maarif-
Kalo syarifah hanya boleh menikahi seorang shayid, dlm ilmu biologi kemungkinan seseorang punya anak perempuan lebih tinggi dr laki2, brp banyak syarifah harus jd perawan tua krn kurangnya shayid, banyak non shayid super cerdas d pondok pesantren, plz jgn buat aturan menurut kepentingan pribadi,maaf tuan guru Utz Abdul Somad sy ga sependapat dgn anda
Ini bukan pendapat pribadi uztadz, saya baru cek video pendapat uztadz lain dan jawabnnya sama, Saya sama punya pendapat seperti kamu persis, cuma ya ilmu saya tentu jauh lebih rendah dibandingkan ustadz ustadz yg sudah memberikan jawaban
Ko bisa ya km ngtain itu pndpt uas.,pdhl uas itu cuman mnyalurkn pndpt yg ad dkitab ulama2 trdhlu..anda siapa?? Prnh bljr atau mndok dmna? ..brp hpalan anda tentang hadist?..brp thun anda mpljri tentang hkum nikah? Klo ga punya ilmu mka nya nuntut ilmu ..kata nabi juga wajib dan akibat ga bnyak pngthuan suka nyeleneh nyalahin org2
Menikah dalam Islam asal seiman atau sama-sama muslim dan memenuhi syarat agama boleh. Yang namanya jodoh emang bisa dihindarkan
Memang benar kalau sudah cinta enggak pandang kufuh lagi
Kesukaan
yg namanya cinta gak pandang kufu
Memang ada spektrum terkait definisi dan syarat pernikahan dari sudut pandang kafaah. Tapi kafaahnya versinya habaib jelas ada dispektrum yg ekstrim, dan ini sangat jelas terbaca sebagaimana fatwa nya Mufti Batavia al-Alim al-Allamah as-Sayyid Utsman bin Abdullah bin Agil bin Yahya dalam kitab Qawanin Syar'iyyah wa al-Ifta'iyyah, yg menyatakan:
“Dalam perkara kafa‟ah, tidaklah sah perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan yang tidak sekufu‟ apalagi perempuan itu seorang syarifah maka yang bukan sayyid tidak boleh menikahinya sekalipun syarifah itu dan walinya menyetujuinya. Sekalipun para fakih telah berkata bahwa pernikahan itu sah, namun para ulama Ahlul Bait mempunyai ijtihad ikhtiar dalam syara‟ yang tiada didapati oleh para fakih lain. Maka sesudah diketahui segala nash ini tentang larangan pernikahan wanita keturunan Ahlul Bait Nabi SAW, sebaiknya menjauhkan diri dari memfatwakan bolehnya pernikahan syarifah dengan selain dari keturunan Rasulullah tersebut dengan berlandaskan semata-mata nash umum fuqaha, yakni nikah itu sah bila si wanitanya ridha dan walinya yang dekatpun ridha. Hal ini berlaku secara umum, tidak berlaku untuk syarifah dengan lain bangsa yang bukan sayyid."
Juga Mufti Makkah al-Mukarramah, Sayyid Alwi bin Ahmad al-Saqqaf, dalam Tarsyih al-Mustafidin Khasiyah Fath al-Mu'in‟ mempertegas bahwa :
“Dalam kitab al-Tuhfah dan al-Nihayah disebutkan bahwt (sekufu‟) dengan anak keturunan Sayyidah fathimah. Hal ini disebabkan kekhususan Rasulullah SAW, karena anak keturunan dari anak perempuannya (Siti Fathimah) bernasab kepada beliau dalam hal kafa‟ah dan lainnya."
Juga al-Allamah as-Sayyid Abdurahman bin Muhammad bin Husain al-Masyhur Ba’alawi, dalam a Bughyah al-Mustarsydin menjelaskan:
“seorang syarifah yang dipinang orang selain laki-laki keturunanRasulullah, maka aku tidak melihat diperbolehkannya pernikahan tersebut. Walaupun wanita keturunan Ahlul Bait Nabi SAW dan walinya yang terdekat merestui. Ini dikarenakan nasab mulia tersebut tidak bisa diraih dan disamakan."
Bahkan dalam kasus di Indonesia di jaman sekarang, para habaib mengikuti definisi dan syarat kafaah yg ekstrim, termasuk menilai perempuan syarifah lebih baik berzina daripada menikah dengan non sayyid, pernikahan dengan non syarif/syarifah akan memutus silsilah yg menikah tersebut dengan Rasulullah, dah anak hasil pernikahannya berstatus anak hasil zina. Bukti2nya berserakan di youtube dari mulut para habaib sendiri dalam ceramah2nya.
Wallahulam
Bertahun tahun berlalu
Baru paham, kenapa emak tidak merestui hub saya dengan wanita tsb (syarifah), ikhlas berpisah iya, tapi 😢 kalo emang ada janggalan untuk bersatu, kenapa kita di pertemukan ? Ujung"nya ga bareng :')
Pakai logika aja deh... disumatra gak kenal habib... dari kecil disejarah gak ada habib2 itu nyebarkan islam... yang ada di sejarah wali songo nyebarkan agama. Ini habib2 ini tiba2 nongol bikin kasta2... masih banyak pribumi yg cantik2... ngapain nyari safifah... kurang kerjaan...
Sebab itu jaman dulu, banyak Sayid/syarif tukar gelarnya mengikut kesesuaian setempat (selain melindungi kesayidan/kesyarifan dari musuh2 islam) agar anak cucunya sekufu atau orang dari luar juga tidak teragak2 soal sekufu atau tidak untuk menikah... antaranya anak2 Sayid Ali Nurul @ Sultan Qunbul yakni Sayid Abdullah Umdatuddin@ Wan Abdullah@ Wan Bo Tri - Raja Champa (Bapa Syarif Hidayatullah - Sunan Gunung Jati) Wan Jamal, Puteri Wan Biru, Wan Alimuddin@demali-laksamana bentan dll...
Kufu atau selevel itu jelas bukan bagian dari syarat atau yg diharamkan dlm hukum menikah. Kufu adalah hal² yg perlu dipertimbangkan, sama dgn orang jawa yg memperhatikan bibit, bobot, bebet. Dsn kufu kalau ditafsirkan ras atau nasab, iti jelas diskriminatif.
wonder women zaman now adalaaaaaahhh : NAJWAAAAAAA SIHAAAAAAABBB
syarifah nya dari mana dulu....
klw WALOSONGO....
sdh banyak berbaur ...
baanyak keturunan RADEN,GUS kiyai,ajengan dll
Bukti y keturunan arab tidak boleh nikah dgn pribumi sampe saat ini
Yang banyak terjadi adalah ada Syarifah sudah ditawarkan untuk jadi jodoh syarif A, B, C, D, E sampe Z tapi dari sekian banyak Syarif tidak ada yg mau karena syarif2 tersebut lebih tertarik pada Syarifah yg lain / menikah dengan yg bukan syarifah. TERUS Syarifah yg sampai tua belum dapat jodoh gimana ?? Ya sudah, JADI PERAWAN TUA AJA SEUMUR HIDUPNYA, KARENA MENJAGA NASAB ITU ADALAH KEPENTINGAN YANG PALING UTAMA. BIARKAN SAJA DIA TIDAK BISA MERASAKAN KEBAHAGIAAN MEMILIKI SUAMI, HAMIL, MELAHIRKAN, MEMILIKI ANAK DAN MEMBESARKAN ANAK. SEMUA DEMI JAGA NASAB. Karena perintah Allah untuk menikah supaya bahagia itu nggak lebih penting dari menjaga nasab. Ya Kan ???
Sampah selalu komen dmn aje
@@nadirahayfa9355 , kamu bilang dia sampah? Mainlah yg jauh Sis. Memang kenyataannya banyak Syarifah yg nggak kawin karena tidak mendapatkan seorang Sayyid, dan melihatnya sungguh menyedihkan.
@@ekakurniati1688 baca dlu jgn smbil emosi kta dia sampai..bukan sampah buu
@@nanangbnjr , kamu yang teliti baca... komennya sudah dihapus, bro. Saya membalas komen nadirahayfa, bukan osshwss.
@@ekakurniati1688 oke bu maaf g pokus
Kalau impotent, keciiil ...yo jangan nikahlah
Urusan Syarifah...cukup pahami arti humanity...gak perlu diributin...kalo ada aturan yg bikin berbelit...itu bisa dipastikan...untuk kepentingan satu golongan / clan saja..lebih tepatnya...arogansi keturunan...kalo sudah begitu, apa bedanya dentan bangsa Aria dulu????....dan pasti bukan tujuan Islam dikembangkan....
Mendingan menikah kepada muslimah aslin pribumi Nusantara daripada kepada menikah kepada wanita keturunan Askenazi
Rada Harom hukumnya karena satu hal dan lainnya serta lebih mulia keturunan pribumi Nusantara daripada mereka
Di Sumatera Utara dan disumatera barat, said ato habib asal Irak dan Iran, tidak laku, tidak terkenal, dan tidak ada pengikutnya, malah dikuclkan dan didiskriminasi.
Karena suku suku disumatera Utara dan di sumatera barat, suku Mandailing, Batak, Karo, Nias dan Padang, adalah suku yang rasis, sukuisme, nepotisme, serakah, tamak, dan rakus.
Mereka mau kuasai semua bidang, dan mereka semua mau kuasai semua lahan.
Suku lain, tidak boleh, termasuk
said ato habib asal Irak dan Iran juga tidak boleh, hanya menunggu kematian secara perlahan.
Tanah die hak die tak jadi masalah aku bng kalau kita jadi pendatang ya Terima nasib saja
Fitnah kau bg
Bukannya beliau juga menikah dengan syarifah?
Bagaimana dengan sayidina umar yg menikahi anak dari sayidina ali pak ustadz..???....trus adakah dalil alqur'annya yg mengurai soal pernikahan yg "selevel" menurut pak ustadz??
@eathomes oke deh...ini jawaban yg ane suka..bersih dari takhayul dan mitos² pengkultusan...👍👍👍
@eathomes ente kalo ngasih jawaban yg bener pake otak biar yg bertanya ga kebelinger
@@nadirahayfa9355 jadi yg di katakan yg bisa mengganggu keturunan nabi tu yg bagaimana...???...
@@narasibebas...9358 maksud ente anak sayidina ali yg di nikahi sayidina umar itu siapa? Jelas anak sayyidina ali hasan dan husein
@@narasibebas...9358 yg mengganggu keturunan nabi itu jika seorang biasa atau biasa di sebut ahwal menikahi syarifa sama saja dia memutus nasab keturunan syarifa tersebut dan memang sudah ketentuan nya syarifa itu menikah dengan habaib karna sama sama keturunan alawiyin atau anak cicit nya rasulullah saw dan keturunan nabi saw akan selalu terjaga hingga hari kiamat
budaya jahilliyah masih dilestarikan..kacauu
ye..di desa sy ni ada شريفه tak menikah sampai wafat.sbb tak jumpa سيد sebagai suami....sy pun musykil benarkah kerana menjaga nasab sampai jgn benikah sampai mati
Apa itu ajaran Islam ? Tidak menikah.
@@herupramono8560 jelas ini ajaran salafuna sholeh dan sayyid dan syarifah akan selalu menjaga ajaran salafuna sholeh sampai kapan pun dan tidak akan keluar dari wadah ajaran rosullullah saw
@@nadirahayfa9355 Ya kenyataannya ada yg sampai tidak menikah gara2 aturan itu. Terus ? Anak orang jadi perawan tua siapa yg mau tanggung-jawab ? Dongo
@@nadirahayfa9355,
“Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual. Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini."
-Ahmad Syafii Maarif-
Tidak menikah sampai mati, berarti tetap saja nasab terputus.
Kalo syarifah hanya boleh menikahi seorang shayid, dlm ilmu biologi kemungkinan seseorang punya anak perempuan lebih tinggi dr laki2, brp banyak syarifah harus jd perawan tua krn kurangnya shayid, banyak non shayid super cerdas d pondok pesantren, plz jgn buat aturan menurut kepentingan pribadi,maaf tuan guru Utz Abdul Somad sy ga sependapat dgn anda
Ini bukan pendapat pribadi uztadz, saya baru cek video pendapat uztadz lain dan jawabnnya sama,
Saya sama punya pendapat seperti kamu persis, cuma ya ilmu saya tentu jauh lebih rendah dibandingkan ustadz ustadz yg sudah memberikan jawaban
Ko bisa ya km ngtain itu pndpt uas.,pdhl uas itu cuman mnyalurkn pndpt yg ad dkitab ulama2 trdhlu..anda siapa?? Prnh bljr atau mndok dmna? ..brp hpalan anda tentang hadist?..brp thun anda mpljri tentang hkum nikah? Klo ga punya ilmu mka nya nuntut ilmu ..kata nabi juga wajib dan akibat ga bnyak pngthuan suka nyeleneh nyalahin org2