Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Pembelajaran Ke-14 hadits Ke-380 dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Kita masih membahas hadits keSatu yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه dari Nabi ﷺ beliau bersabda,ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيَمَانِ : أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِواهُما ، وأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إِلاَّ للَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَه أَنْ يَعُودَ في الكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ في النَّارِ » متفقٌ عليه “Ada tiga perkara yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, maka dia mendapatkan kelezatan iman (yaitu): Hendaknya Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada selain keduanya, hendaknya dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan hendaknya dia membenci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana dia membenci dilemparkan ke dalam Neraka” (Muttafaq ‘alaih). Dan kita masih membahas penggalan pertama hadits ini yaituأَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِواهُما “Hendaknya Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada selain keduanya”. Ulama menjelaskan bahwa cinta kepada Allah itu terbagi dua yaitu: 1. Wajib; 2. Sunnah. Wajib adalah cinta yang melahirkan nurutnya dan kepatuhan seorang hamba kepada perintah-perintah Allah dan larangan-larangan Allah Tabaroka wa Ta’ala dan menjauhi maksiat-maksiat kepada Allah dan ridha terhadap apa yang Allah takdirkan. Maka barangsiapa yang terjatuh ke dalam maksiat atau melakukan hal yang haram atau meninggalkan kewajiban, maka ini adalah kelalaian dia dalam mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sehingga dia mengedepankan hawa nafsunya di banding mengedepankan Allah Tabaroka wa Ta’ala. Jadi yang Wajib itu adalah cinta yang melahirkan patuh kepada perintah Allah (yang wajib-wajib maksudnya) dan menjauhi yang haram dan beriman kepada takdir dan apa yang Allah takdirkan kepada kita. Maka orang yang mengerjakan maksiat atau mengerjakan hal yang haram atau meninggalkan yang wajib maka dia ada kelalaian, kekurangan dalam mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, karena pada saat itu dia menomorsatukan dirinya dan hawa nafsunya. Sunnah adalah konsisten dalam mengerjakan hal-hal yang Sunnah dan menjauhi perkara-perkara Subhat. Jadi orang yang mengerjakan hal yang Sunnah maka dia cinta yang Wajib dan cinta kepada yang Sunnah dan dia berusaha meninggalkan yang Subhat. Dan tidak banyak orang bisa merada di level ini. Dan begitu juga cinta kepada Rasulullah ﷺ, cinta yang Wajib dan Cinta yang Sunnah dan ini adalah satu paket, karena kita tidak akan tahu perintah Allah, kecuali melalui Rasulullah ﷺ. Dan barangsiapa yang memperjuangkan itu semua kata para ulama, ‘Dan barangsiapa yang berjuang untuk mengerjakan itu semua maka dia akan merasakan حَلاَوَةَ الإِيَمَانِ “Manis dan Lezatnya Iman”. Dan rasa manis itu bertingkat-tingkat tergantung kualitas seorang mukmin dalam memperjuangkan hal yang wajib dan sunnah tersebut. Dan yang Wajib dan Sunah bukan sebatas amalan zahir tetapi juga amalan bathin, makanya seperti Iman kepada Takdir Allah dan ini pada dasarnya amalan bathin’. Ini menunjukan bahwa mentauhidkan Allah itu adalah kenikmatan, mengamalkan Sunnah Nabi ﷺ itu ada kelezatan dan rasanya itu tergantung kondisi dan kualitas masing-masing. Dan dari sini cinta itu butuh pembuktian yang bisa mengclaim cinta kepada Allah. Dan orang yang sebatas mengclaim tidak akan merasakan manisnya keimanan. Dan dari sini bahwa cinta itu bukan siapa yang paling keras berteriak, ’Saya cinta kepada Allah’, tapi siapa yang paling berjuang menjalankan perintah dan menjauhi larangan, baik itu amalan zahir maupun amalan bathin dan perintah tertinggi adalah mentauhidkan Allah dan larangan terbesar dan dosa terbesar adalah Syirik kepada Allah atau menyekutukan Allah Tabaroka wa Ta’ala. Jadi kita bisa mengerjakan itu semua, maka kita akan mendapatkan manisnya Iman. Dan inilah yang dikatakan oleh para ulama seperti yang dikatakan oleh Al Hasan. Al Hasan رحمه الله تَعَالَى mengatakan bahwa, ‘Iman itu bukan sebatas angan-angan semata dan bukan sebatas perhiasan, tetapi iman itu yang menancap di dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan’. Dijelaskan sebagian para ulama seperti oleh Syaikhul Islam bahwa makna Iman itu bukan angan kosong, maksudnya Iman itu bukan sekedar claim atau hiasan yang ditampakan, tetapi sesuai dengan kenyataan di dalam hati. Namun Iman adalah apa yang diyakini di dalam hati dan ditunjukan di dalam perbuatan pisik atau perbuatan zahir. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Selasa, 30 Safar 1446 AH/3 September 2024 Ahida Muhsin
Mohon di koreksi tulisan bagian terakhir, tetapi sesuai dengan kenyataan di dalam hati. Harusnya : "tetapi nggak sesuai dengan kenyataan di dalam hati".
Alhamdulillah, jazaakumullah khayran wa Baarakallahu fiikum Ustadzunna Nuzul Dzikri dan tim kajian atas ilmunya,semoga Allah mudhkan kita semua untuk mengamalkannya ,aamiin yaa Robbal'alamiin
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatih Bismillah Subhanallah Alhamdulillah Laaillahaillalah Allahu Akbar Astaghfirullah Semoga Allah subhanahu wata'ala mengampuni kita yang sering lalai, lupa, khilaf dan banyak melakukan kesalahan dan dosa-dosa...aamiin Jazakumullahu khairan Baarakallahu fiikum
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
PART ONE
Pembelajaran Ke-14 hadits Ke-380 dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Kita masih membahas hadits keSatu yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه dari Nabi ﷺ beliau bersabda,ثَلاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيَمَانِ : أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِواهُما ، وأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إِلاَّ للَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَه أَنْ يَعُودَ في الكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ في النَّارِ » متفقٌ عليه “Ada tiga perkara yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, maka dia mendapatkan kelezatan iman (yaitu): Hendaknya Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada selain keduanya, hendaknya dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan hendaknya dia membenci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana dia membenci dilemparkan ke dalam Neraka” (Muttafaq ‘alaih). Dan kita masih membahas penggalan pertama hadits ini yaituأَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِواهُما “Hendaknya Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada selain keduanya”. Ulama menjelaskan bahwa cinta kepada Allah itu terbagi dua yaitu:
1. Wajib;
2. Sunnah.
Wajib adalah cinta yang melahirkan nurutnya dan kepatuhan seorang hamba kepada perintah-perintah Allah dan larangan-larangan Allah Tabaroka wa Ta’ala dan menjauhi maksiat-maksiat kepada Allah dan ridha terhadap apa yang Allah takdirkan. Maka barangsiapa yang terjatuh ke dalam maksiat atau melakukan hal yang haram atau meninggalkan kewajiban, maka ini adalah kelalaian dia dalam mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sehingga dia mengedepankan hawa nafsunya di banding mengedepankan Allah Tabaroka wa Ta’ala. Jadi yang Wajib itu adalah cinta yang melahirkan patuh kepada perintah Allah (yang wajib-wajib maksudnya) dan menjauhi yang haram dan beriman kepada takdir dan apa yang Allah takdirkan kepada kita. Maka orang yang mengerjakan maksiat atau mengerjakan hal yang haram atau meninggalkan yang wajib maka dia ada kelalaian, kekurangan dalam mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, karena pada saat itu dia menomorsatukan dirinya dan hawa nafsunya.
Sunnah adalah konsisten dalam mengerjakan hal-hal yang Sunnah dan menjauhi perkara-perkara Subhat. Jadi orang yang mengerjakan hal yang Sunnah maka dia cinta yang Wajib dan cinta kepada yang Sunnah dan dia berusaha meninggalkan yang Subhat. Dan tidak banyak orang bisa merada di level ini.
Dan begitu juga cinta kepada Rasulullah ﷺ, cinta yang Wajib dan Cinta yang Sunnah dan ini adalah satu paket, karena kita tidak akan tahu perintah Allah, kecuali melalui Rasulullah ﷺ. Dan barangsiapa yang memperjuangkan itu semua kata para ulama, ‘Dan barangsiapa yang berjuang untuk mengerjakan itu semua maka dia akan merasakan حَلاَوَةَ الإِيَمَانِ “Manis dan Lezatnya Iman”. Dan rasa manis itu bertingkat-tingkat tergantung kualitas seorang mukmin dalam memperjuangkan hal yang wajib dan sunnah tersebut. Dan yang Wajib dan Sunah bukan sebatas amalan zahir tetapi juga amalan bathin, makanya seperti Iman kepada Takdir Allah dan ini pada dasarnya amalan bathin’.
Ini menunjukan bahwa mentauhidkan Allah itu adalah kenikmatan, mengamalkan Sunnah Nabi ﷺ itu ada kelezatan dan rasanya itu tergantung kondisi dan kualitas masing-masing. Dan dari sini cinta itu butuh pembuktian yang bisa mengclaim cinta kepada Allah. Dan orang yang sebatas mengclaim tidak akan merasakan manisnya keimanan. Dan dari sini bahwa cinta itu bukan siapa yang paling keras berteriak, ’Saya cinta kepada Allah’, tapi siapa yang paling berjuang menjalankan perintah dan menjauhi larangan, baik itu amalan zahir maupun amalan bathin dan perintah tertinggi adalah mentauhidkan Allah dan larangan terbesar dan dosa terbesar adalah Syirik kepada Allah atau menyekutukan Allah Tabaroka wa Ta’ala. Jadi kita bisa mengerjakan itu semua, maka kita akan mendapatkan manisnya Iman. Dan inilah yang dikatakan oleh para ulama seperti yang dikatakan oleh Al Hasan. Al Hasan رحمه الله تَعَالَى mengatakan bahwa, ‘Iman itu bukan sebatas angan-angan semata dan bukan sebatas perhiasan, tetapi iman itu yang menancap di dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan’. Dijelaskan sebagian para ulama seperti oleh Syaikhul Islam bahwa makna Iman itu bukan angan kosong, maksudnya Iman itu bukan sekedar claim atau hiasan yang ditampakan, tetapi sesuai dengan kenyataan di dalam hati. Namun Iman adalah apa yang diyakini di dalam hati dan ditunjukan di dalam perbuatan pisik atau perbuatan zahir.
To be continued 1 of 2 part
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Selasa, 30 Safar 1446 AH/3 September 2024
Ahida Muhsin
Mohon di koreksi tulisan bagian terakhir, tetapi sesuai dengan kenyataan di dalam hati. Harusnya : "tetapi nggak sesuai dengan kenyataan di dalam hati".
@@EfiQanitatHafizatulAl-Ghaibi Terima kasih atas koreksinya ukhti...
Bismillah
اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا و اعوذ بك من علم لا ينفع
جزاك الله خيرا كثيرا و بارك الله فيك
Alhamdulillah, alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khairan wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
Alhamdulillah, jazaakumullah khayran wa Baarakallahu fiikum Ustadzunna Nuzul Dzikri dan tim kajian atas ilmunya,semoga Allah mudhkan kita semua untuk mengamalkannya ,aamiin yaa Robbal'alamiin
Alhamdulillahi rabbil alamiin
Jazakumullahu khaira Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dan tim atas ilmunya..
Barakallahu fiikum
Masya Allah Tabarakallah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatih
Bismillah
Subhanallah
Alhamdulillah
Laaillahaillalah
Allahu Akbar
Astaghfirullah
Semoga Allah subhanahu wata'ala mengampuni kita yang sering lalai, lupa, khilaf dan banyak melakukan kesalahan dan dosa-dosa...aamiin
Jazakumullahu khairan
Baarakallahu fiikum
🙏
Cawang hadir, ustadz
Jazakumullah khair
Barakallahu fikum
Jazakallah khairan ustadz atas ilmunya.
Assalamualaikum
Wa'alaikumsalam
Bismillah
Alhamdulillah
Aamiin
☺️
🤲
Jim, kaf ( Jati, jiat, jahit ) jahir
Ra, Ta ( harta, arti, hati, ) istiar
🤲
☺️
Jakarta 03-09-2024
☝️
⚔️ Sring...
Mi'raj
Tawaf
🤲
☺️
Jakarta 03-09-2024
Tawakal
Akal
🤲
😁
🤲
☺️
Al-Qur'an
🤲
☺️
Kalam
🤲
☺️
( ⭐ ) Lambang
( 6 )
Utara & selatan ( 2 kutub ) 👍
Atas & Bawah
Barat & timur 🤦☺️
( B & T ) Bina Tanah 👍
🤲
😁