Kalau udah minta ijin, saya sepakat itu sih street portrait jatuhnya. Saya pendukung tidak meminta ijin ketika mengambil foto di ruang publik, karena gak masuk akal mengharapkan privasi penuh ketika berada di ruang publik. Sebelum ada yang bilang berarti menguntit boleh, itu kasusnya beda. Penguntit itu spesifik targetnya, _street photographer_ gak bisa milih situasi dan subjeknya, yang ada itu yang digarap. _Street photographer_ itu keberadaannya sangat aksidental, gak ada kesengajaan kecuali pemilihan tempat dan alat yang dipakai karena gak ada yang bisa ngatur jalanan. Keberadaannya merespon kejadian yang terjadi, serta tujuannya itu artistik.
@carera es Saya bukan orang hukum, jadi mungkin gak bisa ngasih prespektif hukumnya. Tapi bagi saya, meminta ijin kepada subjek dalam street photography itu paradoksikal. Solusinya bagi saya sih, tunjukkan intensi, sehingga orang gak akan kaget ketika kita mengambil gambar, kamera jangan pernah disembunyikan, tunjukkan kita ke sana mau ngambil gambar. Misal perlu minta ijin sama panitia/penyelenggara lokasi, sebaiknya dilakukan, hitung-hitung unggah-ungguh. Sama kalau misalnya dikonfrontasi, saya akan mengalah. Apalagi kalau fotonya gak _worthy_ untuk terjadinya saling tukar bogem dan berurusan dengan pihak berwajib. Misal minta dihapus saya akan hapus, gak masalah. Tapi sejauh ini, dengan menunjukkan intensi sejelas mungkin saya gak pernah sekalipun dikonfrontasi. Malah justru ada yang berpose. Apalagi untuk Jogja yaa yang lebih rileks soal foto karena sudah lama jadi kota wisata. Saya paham akan menjadi sensitif jika kita nyetreet di tempat yang bukan tempat wisata.
Perbuatan memfoto orang lain secara diam-diam, namun tidak bertujuan untuk kepentingan reklame atau periklanan secara komersial serta tidak didistribusikan dan/atau ditransmisikan secara elektronik pada dasarnya tidak melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta maupun Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan perubahannya. Tapi, jika perbuatan memfoto secara diam-diam tersebut bertujuan menuduh teman Anda sedang tidur saat bekerja, padahal ia memang benar bekerja dan tidak sedang dalam keadaan tidur (menista/menuduh), maka perbuatan mengambil foto kemudian mencetaknya bisa dijerat Pasal 310 ayat (2) jo. ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Sebagai pencipta, si pengambil foto memiliki hak cipta yang memberi sejumlah hak eksklusif kepada pencipta di antaranya untuk melaksanakan perbanyakan, pengumuman termasuk perubahan atas gambarnya sendiri dan melarang orang lain melaksanakan tindakan-tindakan tersebut tanpa seijinnya. Namun kembali sama seperti diatas jika orang yang dipotret merasa "tersinggung" "terganggu" padahal tujuan kita bukan pendistibusian Reklame atau Komersil lebih baik menghapus foto atau video tsb. Kemudian tidak jarang pengaplikasian foto atau video di transmisikan ke media elektronik yang berarti jika ada unsur "penistaan" dalam suatu karya akan masuk kedalam UU ITE Pasal 27 Ayat (3) Pencemaran nama baik, maka bila dibutuhkan ijin maka ijin yang dimaksud adalah persetujuan tertulis dari orang yang dipotret atau ahli warisnya. (Pasal 12 ayat 1 UU Hak Cipta) Source: Hukumonline.com
1. Saya subscribe karena saya suka cara mas menjelaskan. 2. Dalam konteks tertentu, saya sering dan suka meminta izin terlebih dahulu sebelum memotret dalam proses kreatif saya dan untuk menghindari direction saya selalu meminta agar subjek menganggap saya tidak ada dan selalu menunjukkan hasil foto saya ke subjek. 3. Saya suka menggunakan lensa 28mm f.2.8 manual lens. Setuju dengan, distorsi pada lensa lebar membuat hasilnya cendrung lebih "dramatis". Good Jood job mas. Keep it up.
sy skrg klo street lg seneng pake lensa MFT sigma 56mm (112mm FF). soalnya style steet fotografi sy masih ala ninja. sebisa mungkin tidak terdeteksi oleh objek, jd hasil nya bakal lebih natural.
Tolong dibahas tips settingan kamera untuk street. Kapan kita harus menggunakan mode a/av dan kapan kita harus menggunakan mode manual. Dan untuk fokusnya apakah auto fokus atau manual fokus. Dan untuk mode pencahayaan harus seperti apa.
Lensa Tele / Zoom itu kalau bagi saya adalah lensa *INSECURE* 😅 ketika kita gag PD berinteraksi dengan public dengan jarak yang dekat, semua tergantung kondisi atau kebutuhan dan juga style masing2 phtographer 🙌
@@ilhamubaidillah2987 Tele dan fix itu dua hal yang berbeda. Fix artinya gak bisa di zoom. Tele artinya "panjang" atau "sempit." Tele dan fix bisa jadi satu misal contoh Mas Bagus di atas. 200mm f/4 itu lensa tele dan fix. Sebaliknya, lensa wide dan zoom juga ada, misal XF 10-24mm f/4.
Kalau saya cenderung interaksi dulu baru motret. Mungkin ini ketakutan saya saja ya, karena saya justru kurang nyaman apabila menjadi point of attention dari bbrp org di lokasi. Misal main ke pasar, entah kenapa kl lgsg motret lalu banyak yg ngeliatin jadinya ga trll nyaman (apa mungkin beda daerah, beda treatment ya). Makanya saya lebih sering interaksi dulu dgn 1 penjual (misal beli makanannya), setelah itu baru motret penjual yg barusan jualannya saya beli dan tetangga2 lapaknya.
Mantapp mass 👍🏻 Baru mulai2 bermain kamera sebagai hoby, emang menarik sih street fotografi ini, cuma kadang suka gk enakan orangnya haha, terus kepikiran suka bingung kalau orangnya ngeh lagi di foto Btw saya pakainya lensa yg wide juga sih ini, Lumix 14mm sama lensa manual 25mm (MFT)
Terimakasih untuk sharingnya, masbro,,, saya tertarik nih kepengen bikin video sambil jalan kaki di seputaran kota,,, Salaam sehat dan sukses selalu 🙏🙏
Mantap bang, tapi aku kurang setuju dengan mendirect objek. Karna menurutku Street photography adalah memfoto dengan keadaan natural/asli/seadaanya. Jadi, bila si objek tau kita ingin memfoto dan dia berpose, itu jatuhnya seperti potrait photography. Koreksi bila aku salah bang, sama-sama belajar
cara jual foto-foto street fotografi kemana kak, selain dari microstock.. apakah ada tempat lain utk jualan foto, apakah dengan pameran seperti pelukis utk jual karyanya..krn selain utk hobi kita ingin mendapatkan cuan dari street fotografi.
Kalau bagi Fatwee sendiri, street photography itu gak melulu harus tentang manusia. Interpretasi mengenai street photography itu bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu fotografi mengenai apa yang terjadi di jalanan, yang subjeknya adalah manusia, dan satu sudut pandang lagi yaitu foto tentang jalanan, jadi apa yang terjadi diatas jalanan itu adalah bonusnya. Yang di capture adalah suasana jalanan itu, moodnya, dan bahkan jika tidak ada sesuatupun yang terjadi didalamnya. Misalnnya sebuah gang di malam hari dengan lampu berwarna kuning, dengan pavement berbatu batu, dengan angle dan komposisi tertentu sehingga kelihatan nyaman, atau apapun, itu sah sah aja, dan ada penikmatnya juga. Karena tidak semua orang itu ekstrovert dan mencintai manusia dan interaksi dengan manusia. Fatwee pernah jelasin di salah satu video Fatwee tentang ini. Jadi ada pecinta street ph yang menikmati story, apa yang terjadi di jalanan, ada juga yang menikmati mood yang ditimbulkan oleh suasana jalanan, dua duanya sah saja, karena semuanya tentang jalanan. Sama seperti orang, ada yang enjoy musik berlirik, yang ada ceritanya, dan ada penyuka musik instrumental, yang diambil adalah mood dari musik itu.
pernah dulu masih waktu masih kuliah, coba street photography dan ijin dengan orang yang di akan di photo, nah kebetulan mbah mbah yang mau di foto, nah ternyata mendapat penolakan dan lumayan agak ngomel sejak saat itu belum street photgraphy lagi hahahaha
Keren Review nya 👍 saya baru coba untuk street foto, saat ini pake G9 + Leica 12-60, gear tersebut recommended ga Mas ? Dan mohon masukan nya jika untuk all around termasuk street, lebih baik ambil Leica 8-18 atau 15mm ? Mohon masukan nya. Terimakasih dan sukses selalu.
Sbnrnya leica 12-60 cukup, tp lensa itu kegedean kl menurut sy di street apalagi dicombo sama G9, saya user G9 juga soalnya. Kl leica 8-18 itu lebih ke arsitektural di street biasanya. Tp sekali lg ga ada aturan buat foto street harus pake lensa berapa, tergantung kita mau framing street kyk gimana di kepala kita. Bbrp FG street yg saya ikuti misalnya Monaris: 85mm Samuel Street Life: 28mm Banyak lainnya: 35mm Ini semua equivalent fullframe ya
Saya suka dengan subframing-nya, matang komposisinya 😆 Suka juga satu video banyak fotonya, jadi ga asal ngomong atau malah ga moto samsek kaya gear elitist. 8:46 saya pernah lihat UA-camr mengkritik foto street dari viewer dengan alasan bapak-bapak jualan kurang di bawah arah cahayanya, lah panas om. Lagian ini street, bukan enviromental portraiture. Oh well.. 🤔 Makasih banyak udah jelasin tentang etika. Ini jarang dibahas dan makin ke sini sopan santun kita makin ambyar 😣
Direspon dengan kalem, pahami apa konteks yg bikin subyek marah. Misal dia gak suka difoto, ya cukup minta maaf aja kalau menurutku. Kalau dia minta dihapus fotonya ya dihapus aja (diperlihatkan proses kita menghapus fotonya subyek). Seperti penjelasan mas Bagoes di video ini, street fotografi gak melulu tentang mendapatkan gambar. Bagaimana membaur dan merespon situasi juga bagian penting dari street fotografi.
Sudah biasa diomelin bang 😁, tinggal minta maaf klo emang harus dihapus ya dihapus aja sambil sedikit ngerayu fotonya cantik lo ibu gak rugi kah dihapus 😂 , klo masih marah ya dihapus, biasanya dirayu gitu udah senyum² objeknya
Kamera apa aja cocok kok buat street photography, bahkan kamera HP. Intinya sih, kamera buat street photography itu yang kita pahami betul cara pakainya, karena momen di jalanan itu gak bisa diprediksi, sehingga fotografernya yang harus siap, salah satunya adalah dengan paham luar dalam kamera yang dipakai.
Justru banyak sih yang begitu, meskipun sekarang banyak juga yang pokoknya bokeh. Kalau pengen dapat dof dalam yaa kombinasi lensa lebar + bukaan kecil, buat nunjukkin _scene_ dan konteks
Mode Shutter speed priority sih biasanya ku pake saat di outdoor (fokus shutter speed yg diubah) sama Custume WB serta aku pake lensa fix bukaan besar biar bisa mainin "bokehx di BG
Subjek itu benda atau orang yang melakukan sesuatu. Sedangkan objek adalah target dilakukannya sesuatu (ita makan nasi, nasi ini objek). Dalam fotografi sebenarnya yang diambil fotonya adalah objek, objek foto. Fotografer ngambil gambar orang di pasar, orang menjadi objek. Tapi itu kan kita melihat dari sudut pandang orang ke tiga. Dari sudut pandang fotografer itu sendiri, dia akan melihatnya sebagai subjek, karena dia melihat orang di jalan melakukan sesuatu.
@@bagustikus Sami-sami mas. Saya tunggu konten lanjutannya. Bagus kontennya, beberapa kali pernah mau ikutan hunting pasar di Jogja tapi selalu ada halangannya 😅 Dari video ini bisa banyak menangkap perspektif sampeyan.
karena tadi kalau ga salah diawal video udah dibilangin kalau street photography harus pakai lensa lebar jadi saya pilih untuk video selanjutnya cara setting kamera.nya mas
@Bang Harjo iya mas.. coba diulang/disimak lagi videonya, mas bagus itu kan sebatas ngasih referensi/saran/rekomendasi.. gak mengharuskan pake lensa wide... di awal video dia uda mengatakan kalo tips ini sifatnya subjektif.. jd, itu berdasarkan pengalaman dan kebiasaan yg disukainya..
Kalau di pasar pengalaman saya engga, pokoknya intensinya ditunjukkan, jangan kelihatan kayak _creep_ yang ngumpetin kamera. Tunjukkan kalau di situ kita cuma mau ambil gambar, kadang malah ada yang bakal pose kok. Pengalaman saya yaa. Oh iya, sama harus peka dengan keadaaan, jangan sampai menghalangi aktivitas orang di sekitar kita.
@@sulaimanrafif5004 yg penting itu gimana kita bisa kasih argumentasi ke orang (tanpa harus berdebat).. bilang aja lg bikin proyek pribadi street photography.. kalo dia pengen gambarnya dihapus, ya hapus aja.. simple as that.. makanya banyakin stock foto yg bagus, biar gak nyesel kalo ada foto yg dihapus 😃.. krn kita tujuannya mau berkarya, bukan cari gara2...
Kalau udah minta ijin, saya sepakat itu sih street portrait jatuhnya. Saya pendukung tidak meminta ijin ketika mengambil foto di ruang publik, karena gak masuk akal mengharapkan privasi penuh ketika berada di ruang publik. Sebelum ada yang bilang berarti menguntit boleh, itu kasusnya beda. Penguntit itu spesifik targetnya, _street photographer_ gak bisa milih situasi dan subjeknya, yang ada itu yang digarap.
_Street photographer_ itu keberadaannya sangat aksidental, gak ada kesengajaan kecuali pemilihan tempat dan alat yang dipakai karena gak ada yang bisa ngatur jalanan. Keberadaannya merespon kejadian yang terjadi, serta tujuannya itu artistik.
Sepakat..!!
@carera es Saya bukan orang hukum, jadi mungkin gak bisa ngasih prespektif hukumnya. Tapi bagi saya, meminta ijin kepada subjek dalam street photography itu paradoksikal.
Solusinya bagi saya sih, tunjukkan intensi, sehingga orang gak akan kaget ketika kita mengambil gambar, kamera jangan pernah disembunyikan, tunjukkan kita ke sana mau ngambil gambar.
Misal perlu minta ijin sama panitia/penyelenggara lokasi, sebaiknya dilakukan, hitung-hitung unggah-ungguh.
Sama kalau misalnya dikonfrontasi, saya akan mengalah. Apalagi kalau fotonya gak _worthy_ untuk terjadinya saling tukar bogem dan berurusan dengan pihak berwajib. Misal minta dihapus saya akan hapus, gak masalah.
Tapi sejauh ini, dengan menunjukkan intensi sejelas mungkin saya gak pernah sekalipun dikonfrontasi. Malah justru ada yang berpose. Apalagi untuk Jogja yaa yang lebih rileks soal foto karena sudah lama jadi kota wisata. Saya paham akan menjadi sensitif jika kita nyetreet di tempat yang bukan tempat wisata.
Perbuatan memfoto orang lain secara diam-diam, namun tidak bertujuan untuk kepentingan reklame atau periklanan secara komersial serta tidak didistribusikan dan/atau ditransmisikan secara elektronik pada dasarnya tidak melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta maupun Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan perubahannya.
Tapi, jika perbuatan memfoto secara diam-diam tersebut bertujuan menuduh teman Anda sedang tidur saat bekerja, padahal ia memang benar bekerja dan tidak sedang dalam keadaan tidur (menista/menuduh), maka perbuatan mengambil foto kemudian mencetaknya bisa dijerat Pasal 310 ayat (2) jo. ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Sebagai pencipta, si pengambil foto memiliki hak cipta yang memberi sejumlah hak eksklusif kepada pencipta di antaranya untuk melaksanakan perbanyakan, pengumuman termasuk perubahan atas gambarnya sendiri dan melarang orang lain melaksanakan tindakan-tindakan tersebut tanpa seijinnya. Namun kembali sama seperti diatas jika orang yang dipotret merasa "tersinggung" "terganggu" padahal tujuan kita bukan pendistibusian Reklame atau Komersil lebih baik menghapus foto atau video tsb.
Kemudian tidak jarang pengaplikasian foto atau video di transmisikan ke media elektronik yang berarti jika ada unsur "penistaan" dalam suatu karya akan masuk kedalam UU ITE Pasal 27 Ayat (3) Pencemaran nama baik, maka bila dibutuhkan ijin maka ijin yang dimaksud adalah persetujuan tertulis dari orang yang dipotret atau ahli warisnya. (Pasal 12 ayat 1 UU Hak Cipta)
Source: Hukumonline.com
Mantull sepakat mas
Ah fotografi itu tidak seribet ini....
Intinya tidak untuk komersil dan ditujukan untuk sebuah editorial...
Bahas lensa pilihan street fotografinya mas
kita tunggu votingnya yakkkk
Iya mas, bahas lensa dong
Setuju..
Setuju
Lensa apa aja sama saja...
setuju bgt bang, klo nyetrit itu subjectnya person, jd dpt bgt human interestnya.
1. Saya subscribe karena saya suka cara mas menjelaskan.
2. Dalam konteks tertentu, saya sering dan suka meminta izin terlebih dahulu sebelum memotret dalam proses kreatif saya dan untuk menghindari direction saya selalu meminta agar subjek menganggap saya tidak ada dan selalu menunjukkan hasil foto saya ke subjek.
3. Saya suka menggunakan lensa 28mm f.2.8 manual lens. Setuju dengan, distorsi pada lensa lebar membuat hasilnya cendrung lebih "dramatis".
Good Jood job mas. Keep it up.
Hobi fotografi tapi gak punya model fotonya jadi pengen Street fotografi tapi kok jadi agak takut orang yang difoto marah,,
Pertama kali saya mendapat ilmu pro & kontranya berkenaan lensa panjang utk street photografy, terima kasih kongsi ilmunya Tuan
sy skrg klo street lg seneng pake lensa MFT sigma 56mm (112mm FF).
soalnya style steet fotografi sy masih ala ninja. sebisa mungkin tidak terdeteksi oleh objek, jd hasil nya bakal lebih natural.
Saya sependapat dgn masnya, saya pake 35mm f1.4 di MFT dan lbh enak dapet candid street ekspresinya tanpa ganggu mereka.
Sebagai orang rada pemalu saya cukup relate hehe
Tolong dibahas tips settingan kamera untuk street. Kapan kita harus menggunakan mode a/av dan kapan kita harus menggunakan mode manual.
Dan untuk fokusnya apakah auto fokus atau manual fokus.
Dan untuk mode pencahayaan harus seperti apa.
Trimakasih om jadi tambahan ilmu buat sy pribadi 🙏🏻
Lensa Tele / Zoom itu kalau bagi saya adalah lensa *INSECURE* 😅 ketika kita gag PD berinteraksi dengan public dengan jarak yang dekat, semua tergantung kondisi atau kebutuhan dan juga style masing2 phtographer 🙌
yess betul mas, dan itu terjadi pada saya 😂, lebih memilih lensa tele dari pada fix
tele dan fix? tele 200mm itu juga fix lho.. hehehe
@@bagustikus wakaka iya kah?
suwun mas Bagus tips dan triknya 😁
@@ilhamubaidillah2987 Tele dan fix itu dua hal yang berbeda. Fix artinya gak bisa di zoom. Tele artinya "panjang" atau "sempit." Tele dan fix bisa jadi satu misal contoh Mas Bagus di atas. 200mm f/4 itu lensa tele dan fix. Sebaliknya, lensa wide dan zoom juga ada, misal XF 10-24mm f/4.
@@paceyombex siap siap, terima kasih mas ilmu dan sharing nya 🙏
Kalau saya cenderung interaksi dulu baru motret. Mungkin ini ketakutan saya saja ya, karena saya justru kurang nyaman apabila menjadi point of attention dari bbrp org di lokasi. Misal main ke pasar, entah kenapa kl lgsg motret lalu banyak yg ngeliatin jadinya ga trll nyaman (apa mungkin beda daerah, beda treatment ya). Makanya saya lebih sering interaksi dulu dgn 1 penjual (misal beli makanannya), setelah itu baru motret penjual yg barusan jualannya saya beli dan tetangga2 lapaknya.
Mantapp mass 👍🏻
Baru mulai2 bermain kamera sebagai hoby, emang menarik sih street fotografi ini, cuma kadang suka gk enakan orangnya haha, terus kepikiran suka bingung kalau orangnya ngeh lagi di foto
Btw saya pakainya lensa yg wide juga sih ini, Lumix 14mm sama lensa manual 25mm (MFT)
this content is good, banyak yang secara teknis kupelajari yang ga kepikir sebelumnya, terimakasih mas
Sama sama mas
sama mas, g pernah nyaman nyetreet pake lensa tele, 50, 75, 90, 135, 70-200.... lensa fav street, 28, 24, 35, di ff
Bermanfaat sekali cak, matur suwun✨🙏
Terimakasih untuk sharingnya, masbro,,, saya tertarik nih kepengen bikin video sambil jalan kaki di seputaran kota,,, Salaam sehat dan sukses selalu 🙏🙏
SP sangat menantang dan sulit buat saya... makasih mas untuk tips kerennya 🥂
boleh mas bahas pilihan lensa buat street photografinya! btw, very nice video mas!!
thanks for voting yesss
Makasih mas bagus atas ilmunya, makanya aku lebih suka hobby street fotografi
Sama sama
Mantap bang, tapi aku kurang setuju dengan mendirect objek. Karna menurutku Street photography adalah memfoto dengan keadaan natural/asli/seadaanya. Jadi, bila si objek tau kita ingin memfoto dan dia berpose, itu jatuhnya seperti potrait photography. Koreksi bila aku salah bang, sama-sama belajar
Bahas sett kamera ms bagus,;btw scene yg motret anak kecil asik ms (14.32) trima kasih
cara jual foto-foto street fotografi kemana kak, selain dari microstock.. apakah ada tempat lain utk jualan foto, apakah dengan pameran seperti pelukis utk jual karyanya..krn selain utk hobi kita ingin mendapatkan cuan dari street fotografi.
Kalau bagi Fatwee sendiri, street photography itu gak melulu harus tentang manusia. Interpretasi mengenai street photography itu bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu fotografi mengenai apa yang terjadi di jalanan, yang subjeknya adalah manusia, dan satu sudut pandang lagi yaitu foto tentang jalanan, jadi apa yang terjadi diatas jalanan itu adalah bonusnya. Yang di capture adalah suasana jalanan itu, moodnya, dan bahkan jika tidak ada sesuatupun yang terjadi didalamnya. Misalnnya sebuah gang di malam hari dengan lampu berwarna kuning, dengan pavement berbatu batu, dengan angle dan komposisi tertentu sehingga kelihatan nyaman, atau apapun, itu sah sah aja, dan ada penikmatnya juga. Karena tidak semua orang itu ekstrovert dan mencintai manusia dan interaksi dengan manusia.
Fatwee pernah jelasin di salah satu video Fatwee tentang ini. Jadi ada pecinta street ph yang menikmati story, apa yang terjadi di jalanan, ada juga yang menikmati mood yang ditimbulkan oleh suasana jalanan, dua duanya sah saja, karena semuanya tentang jalanan. Sama seperti orang, ada yang enjoy musik berlirik, yang ada ceritanya, dan ada penyuka musik instrumental, yang diambil adalah mood dari musik itu.
Cara menjelaskanya mantep bgt,kayak benar² niat jelasinya, gk cuma to the point tapi juga bercerita sama kita²
Menginspirasi banget. Saya banyak setujunya dari yang mas bagoes ungkapkan. Mantep! Terus sharing dan menginspirasi mas!
Nice, banyakin lagi yaa mas konten tentang street fotografinya 🙏
Nice tips, ini dia tips termantap dan ter real
Wah mantep nih, jadi pandangan lain buat pake lensa wide. Biasa pake 35mm di APSC jadinya 50mm ya, biar persis seperti pandangan manusia.
Somehow aku suka 50mm. Tp menurutku terlalu mudah bikin foto bagus dg lensa size itu. Kurang menantang wkwkwkw 😝
@@bagustikus betul om setuju! 50mm keatas hanya utk fotografer pemalas, anak tk juga bisa om hehe🤭
kl udah lama nyetrit ntr bisa terasa ada dua aliran ide/pesan yg bisa disampaikan.....1. keindahan atau .....2. emosi
bahas settingan kamera buat street fotografi mas
masuk antriaannn
Mantab neh bang.. daging bgt neh.. kapan2 boleh belajar bareng neh...😊
terima kasih banyak ilmunya Mas Bagoes🙏 dan hasil fotonya memanjakan mata banget
50mm, focal length favorit buat nyetreet. 😁
Mantabb om, sukses selalu....
Next lanjut teknik saat streetphotography ya mas
mantebbb....wong ngendi yo mase iki
Terima kasih bang.. aku baru belajar street.. sangat membantu tips-tips nya..
pernah dulu masih waktu masih kuliah, coba street photography dan ijin dengan orang yang di akan di photo, nah kebetulan mbah mbah yang mau di foto, nah ternyata mendapat penolakan dan lumayan agak ngomel sejak saat itu belum street photgraphy lagi hahahaha
Pandemi segera berakhir kapan nih bikin acara hunting pasar jogja? agendakan mas bagus
Siapp abis lebaran gas
tips nyertit pake lensa manual dong mas, lebih menantang dari lensa auto hehe
Lho aku mesti pake manual kok.. next aku bahas gmn lensa manual bs jadi lebih cepet daripada autofokus hahaha
@@bagustikus takut kehilangan momen kalo pake lensa manual 3rd party hehe
intinya perbanyak jam terbang gan, nanti lama kelamaan jadi terbiasa pake manual. tangan berasa otomatis
Gampang mas, pas cari fokusnya itu kamera d kebawahin dl, pas focus peakingnya dh keliatan dpt, br ke atasin trs foto. Banyakin jam terbang aja.
Coba googling soal hyperfocal distance, cara itu bisa digunakan untuk street photography pakai lensa manual tanpa perlu focusing lagi.
Keren Review nya 👍
saya baru coba untuk street foto, saat ini pake G9 + Leica 12-60, gear tersebut recommended ga Mas ?
Dan mohon masukan nya jika untuk all around termasuk street, lebih baik ambil Leica 8-18 atau 15mm ?
Mohon masukan nya.
Terimakasih dan sukses selalu.
Sbnrnya leica 12-60 cukup, tp lensa itu kegedean kl menurut sy di street apalagi dicombo sama G9, saya user G9 juga soalnya. Kl leica 8-18 itu lebih ke arsitektural di street biasanya. Tp sekali lg ga ada aturan buat foto street harus pake lensa berapa, tergantung kita mau framing street kyk gimana di kepala kita.
Bbrp FG street yg saya ikuti misalnya
Monaris: 85mm
Samuel Street Life: 28mm
Banyak lainnya: 35mm
Ini semua equivalent fullframe ya
@@yoginwidhi6676 Terimakasih share nya Mas 🙏
klo mau nambah lebih asik Panaleica 8-18 atau 15 ya Mas ? Buat all around photo.
Udah jangan kebanyakan teori, langsung gas ajalah 😁
Siapakah fg indo yg kira2 bisa buat referensi photo street?
Fiqi Ahmad, Bimo, Nico Harold
Mas, kalo render video untuk youtube biasanya pake preset render yang udah ada apa custom mas? Terima kasih
tips settingannnnya ditunggu mass
Saya juga baru belajar nih, pake canon m100.. cocoknya ganti lensa brp ya? 🙏
Auto Follow
Next episode, settingan 4 street photography om 🙏
Jos
kurang paham dngan pembahasan lensa..... kalo masalah lensa lebar dan ciut udah lumayan, cuma kurang paham sama distorsy, garis lurus, atau apalah itu
Fotonya bisa dijual gk ya?
Mas, jika pakai lensa Wide ke Tele spt 18-105mm, bgm ? Hasil nya bagus mana dgn lensa fix ?
Bagus lensa fix pastinya, tapi praktisan 18-105mm.
next video tips settingan kamera aja bang
Matursuwun mas bagus
sami sami
Niat nyetrit,, sekalian olahraga😂
Wkwk emang bener
baru sadar kalo anda adminnya hunpas, apadahal saya sering tag ignya hunpas di instagram story saya, hehehe
Saya suka dengan subframing-nya, matang komposisinya 😆
Suka juga satu video banyak fotonya, jadi ga asal ngomong atau malah ga moto samsek kaya gear elitist.
8:46 saya pernah lihat UA-camr mengkritik foto street dari viewer dengan alasan bapak-bapak jualan kurang di bawah arah cahayanya, lah panas om. Lagian ini street, bukan enviromental portraiture. Oh well.. 🤔
Makasih banyak udah jelasin tentang etika. Ini jarang dibahas dan makin ke sini sopan santun kita makin ambyar 😣
Karena aku sudah terlanjur beli lensa, jadi aku milih topik settingan kamera untuk street photography aja mass wkwkwk🫡🫡
wokee dab
Beli lensa apa bang
@@fernandabikers5207 sony apsc, 35mm F1.8 bang
Tetap aja mas...
Namanya fotografi pasti masih memikir segi tehniknya....
Keren
Makasih massss 🙏🏻
Mantapp
Gimana jika subject itu malah marah setelah kita jeprett.. Soalnya sy banyak melihat Street fotogarafi ada aja foto grafer yg lsg kena amuk subject.
Direspon dengan kalem, pahami apa konteks yg bikin subyek marah. Misal dia gak suka difoto, ya cukup minta maaf aja kalau menurutku. Kalau dia minta dihapus fotonya ya dihapus aja (diperlihatkan proses kita menghapus fotonya subyek). Seperti penjelasan mas Bagoes di video ini, street fotografi gak melulu tentang mendapatkan gambar. Bagaimana membaur dan merespon situasi juga bagian penting dari street fotografi.
diamuk itu bagian dari latihan mental bro 😉
Sudah biasa diomelin bang 😁, tinggal minta maaf klo emang harus dihapus ya dihapus aja sambil sedikit ngerayu fotonya cantik lo ibu gak rugi kah dihapus 😂 , klo masih marah ya dihapus, biasanya dirayu gitu udah senyum² objeknya
Udah jngan debat, intinya semua lensa menarik untuk dicoba jadi cobain aja mana yg lebih cocok untuk kmu 😁🙏 salam jepret btw karyanya keren bang 👌
Fujifilm XA3 bagus gk bang buat street photography? 🙏🏿
Kamera apa aja cocok kok buat street photography, bahkan kamera HP. Intinya sih, kamera buat street photography itu yang kita pahami betul cara pakainya, karena momen di jalanan itu gak bisa diprediksi, sehingga fotografernya yang harus siap, salah satunya adalah dengan paham luar dalam kamera yang dipakai.
semua tergantung yg pake broo.. kamera canggih kalo gak bisa pake ya gt deh 😉
Canon eos r udh cukup blum mas untuk street potograp untuk poto kecptan goweser roadbike ?
Wetss.. aku ga pernah motret sepeda.. jd ga tau pas atau ga sm kebutuhanmu. Tp kalo utk street aku pake kamera dari tahun 2009 aja masih bisa
@@bagustikus terimakaih infonya mas
Pake aja shutternya 1/500 atau 1/800 juga cukup mestinya, bukan masalah kamera.
Bang rigen ajak bang
Hehhhh salah orang!!! 🤯
keren mas
Terima kasih guide nya mas Bagoes!
Justru foto jarak jauh akan lebih natural bang
Betul
pingin street fotografi tapi takut subyeknya marah...ga pede karena sering dibedakan dalam etnis 👽 Ada kiat khusus untuk ini ga Bang ?
Waktu selesai foto hampirin orangnya.. tunjukkan Fotonya, dan jelaskan apa maksud kamu foto orang itu. Kalo dia minta hapus, hapus lah segera
vote tips settingan kamera untuk street photography mas, hehe
Biasanya pakai mode iso auto, ss auto , f menyesuaikan 😂
Iya. Itu namanya aperture priority
Pernah kena marah gak sama orang pas lagi hun?
Scarlett over kill
Jadi bingung😁
Tetap nyetrit walau pake bukaan F5 paling kecil
Justru banyak sih yang begitu, meskipun sekarang banyak juga yang pokoknya bokeh. Kalau pengen dapat dof dalam yaa kombinasi lensa lebar + bukaan kecil, buat nunjukkin _scene_ dan konteks
Mode Shutter speed priority sih biasanya ku pake saat di outdoor (fokus shutter speed yg diubah) sama Custume WB serta aku pake lensa fix bukaan besar biar bisa mainin "bokehx di BG
#huntingpasar
nah jadi kalo street gitu ga perlu izin banget kan ya? kadang saya takut ngga enak gitu "sembarangan" foto orang, tapi yaa gimana, wkwk
orang yg dipoto namanya objek apa subjek mass..saya bingung
klo buat aku subject, karena dia yang sedang melakukan sesuatu. kalau object buat aku lebih ke kaya benda mati yang menerima perlakuan dari subject
Subjek itu benda atau orang yang melakukan sesuatu. Sedangkan objek adalah target dilakukannya sesuatu (ita makan nasi, nasi ini objek).
Dalam fotografi sebenarnya yang diambil fotonya adalah objek, objek foto. Fotografer ngambil gambar orang di pasar, orang menjadi objek. Tapi itu kan kita melihat dari sudut pandang orang ke tiga.
Dari sudut pandang fotografer itu sendiri, dia akan melihatnya sebagai subjek, karena dia melihat orang di jalan melakukan sesuatu.
@@paceyombex mas, suwun dah menjelaskan... lengkap bgt!
@@bagustikus Sami-sami mas. Saya tunggu konten lanjutannya. Bagus kontennya, beberapa kali pernah mau ikutan hunting pasar di Jogja tapi selalu ada halangannya 😅 Dari video ini bisa banyak menangkap perspektif sampeyan.
suwun akhirnya paham juga.. 🤭🤭
Sin itu apa mas, mohon penjelasannya?
Scene mas.. adegan maksudnya
karena tadi kalau ga salah diawal video udah dibilangin kalau street photography harus pakai lensa lebar jadi saya pilih untuk video selanjutnya cara setting kamera.nya mas
pemilihan lensa itu gak ada keharusan broo.. tergantung style individu
@@SpaceMediaworks ouu begitu yaa bang.. Thank you infonya 🙏
@Bang Harjo iya mas.. coba diulang/disimak lagi videonya, mas bagus itu kan sebatas ngasih referensi/saran/rekomendasi.. gak mengharuskan pake lensa wide... di awal video dia uda mengatakan kalo tips ini sifatnya subjektif.. jd, itu berdasarkan pengalaman dan kebiasaan yg disukainya..
Kok bisa scarlett hmm
Mas mau tanya kalo street photography pake lensa sigma /tamron yang ukurannya 70 200mm tu kira2 cocok ga si mas
Aku sih ga terlalu suka.. alasannya ada di video di atas
Okee aja pake lensa wide kalo udah minta ijin, tpi klo tipikal yg asal jepret dan bodo amat (blum ijin) sih yaaaa monggo
Nahh perihal asal jepret dan bodo amat ini aku akan bahas juga di next episode
Nyetreet = Srawung
nyetrit = madyaangggg
lensa donk lensaaa
Maaf mas menit ke 6.57.... , lensa yg panjang / lebar mas..???🤭🤭🤭
bener yoo,, maksudnya emang aku suka pake lensa lebar mas :D
bang, KLO foto street gt foto d jarak 2-3 m , ga di omelin kah sama orangnya?
Kalau di pasar pengalaman saya engga, pokoknya intensinya ditunjukkan, jangan kelihatan kayak _creep_ yang ngumpetin kamera. Tunjukkan kalau di situ kita cuma mau ambil gambar, kadang malah ada yang bakal pose kok. Pengalaman saya yaa. Oh iya, sama harus peka dengan keadaaan, jangan sampai menghalangi aktivitas orang di sekitar kita.
@@paceyombex yes.. sudah aku sampaikan juga di atas mas.. thank you sudah menambahkan
diomelin itu hal yg biasa gan.. latihan mental 😃
@@SpaceMediaworks wkwkwkw harus sering" latihan mental EMG street fotografi itu
@@sulaimanrafif5004 yg penting itu gimana kita bisa kasih argumentasi ke orang (tanpa harus berdebat).. bilang aja lg bikin proyek pribadi street photography.. kalo dia pengen gambarnya dihapus, ya hapus aja.. simple as that.. makanya banyakin stock foto yg bagus, biar gak nyesel kalo ada foto yg dihapus 😃.. krn kita tujuannya mau berkarya, bukan cari gara2...
Dengan jarak segitu Pernah di keplak ga bang? 😂
Settingannya aja mas 🤭