@@ARKANAKISAH Kitab Sutasoma adalah salah satu karya sastra kuno dalam tradisi Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit. Kitab ini terkenal karena mengandung ajaran-ajaran moral, filsafat, dan keagamaan yang mendalam, serta mempromosikan konsep Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Berikut adalah isi dan tema utama dari kitab Sutasoma: 1. Kisah Utama Kitab ini bercerita tentang perjalanan Pangeran Sutasoma, seorang pangeran yang memilih meninggalkan takhta demi menjadi seorang pertapa dan mencari pencerahan spiritual. Dalam perjalanannya, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk pertempuran melawan raksasa, binatang buas, dan kekuatan jahat. Sutasoma menunjukkan sifat bijaksana, berbelas kasih, dan penuh cinta kasih terhadap semua makhluk hidup. 2. Ajaran Moral dan Etika Kesatuan dalam Perbedaan: Konsep Bhinneka Tunggal Ika muncul dalam kitab ini sebagai simbol toleransi antaragama dan kerukunan. Ungkapan ini mengajarkan bahwa meskipun agama Buddha dan Hindu berbeda, keduanya sebenarnya bersumber dari satu hakikat yang sama. Cinta Kasih Universal: Sutasoma selalu menekankan pentingnya cinta kasih terhadap sesama manusia dan makhluk lain, termasuk binatang dan alam. Keberanian Melawan Kejahatan: Dalam cerita ini, Sutasoma melawan makhluk-makhluk jahat yang mencoba merusak keharmonisan dunia, tetapi ia melakukannya tanpa kebencian. 3. Simbolisme dan Filosofi Raksasa Purusada: Melambangkan nafsu dan keserakahan manusia. Sutasoma menaklukkan raksasa ini dengan kebijaksanaan, bukan kekerasan. Binatang-binatang Ajaib: Sutasoma bertemu dengan berbagai binatang simbolis, seperti gajah berkepala manusia dan naga. Binatang ini melambangkan berbagai aspek kehidupan yang perlu dihadapi dengan bijaksana. 4. Bhinneka Tunggal Ika Frasa ini terdapat dalam pupuh 139 kitab Sutasoma: "Bhinneka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa" Artinya: "Berbeda-beda tetapi satu jua, tidak ada kebenaran yang mendua." Ini menegaskan bahwa perbedaan agama atau keyakinan tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan. 5. Nilai Spiritual Kitab ini mencerminkan perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha yang menjadi ciri khas kehidupan religius masyarakat Jawa pada masa Majapahit. Melalui cerita Sutasoma, Mpu Tantular mengajarkan pentingnya toleransi, kebijaksanaan, dan harmoni dalam kehidupan. Kitab Sutasoma tidak hanya berfungsi sebagai karya sastra tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk nilai-nilai nasionalisme, terutama semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang kini menjadi dasar filosofi negara Indonesia.
Kata siapa bang
Lah kata saya
Maupun itu hoax gk masalah bagi gw yg penting menghibur walaupun cerita nya hoax
Hoax gimana kak?
hoax cerita ga masuk akal kalo mau tau cerita aslinya coba baca kitab Sutasoma
Emang anda tau isinya kak?
@@ARKANAKISAH Kitab Sutasoma adalah salah satu karya sastra kuno dalam tradisi Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit. Kitab ini terkenal karena mengandung ajaran-ajaran moral, filsafat, dan keagamaan yang mendalam, serta mempromosikan konsep Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu). Berikut adalah isi dan tema utama dari kitab Sutasoma:
1. Kisah Utama
Kitab ini bercerita tentang perjalanan Pangeran Sutasoma, seorang pangeran yang memilih meninggalkan takhta demi menjadi seorang pertapa dan mencari pencerahan spiritual. Dalam perjalanannya, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk pertempuran melawan raksasa, binatang buas, dan kekuatan jahat. Sutasoma menunjukkan sifat bijaksana, berbelas kasih, dan penuh cinta kasih terhadap semua makhluk hidup.
2. Ajaran Moral dan Etika
Kesatuan dalam Perbedaan: Konsep Bhinneka Tunggal Ika muncul dalam kitab ini sebagai simbol toleransi antaragama dan kerukunan. Ungkapan ini mengajarkan bahwa meskipun agama Buddha dan Hindu berbeda, keduanya sebenarnya bersumber dari satu hakikat yang sama.
Cinta Kasih Universal: Sutasoma selalu menekankan pentingnya cinta kasih terhadap sesama manusia dan makhluk lain, termasuk binatang dan alam.
Keberanian Melawan Kejahatan: Dalam cerita ini, Sutasoma melawan makhluk-makhluk jahat yang mencoba merusak keharmonisan dunia, tetapi ia melakukannya tanpa kebencian.
3. Simbolisme dan Filosofi
Raksasa Purusada: Melambangkan nafsu dan keserakahan manusia. Sutasoma menaklukkan raksasa ini dengan kebijaksanaan, bukan kekerasan.
Binatang-binatang Ajaib: Sutasoma bertemu dengan berbagai binatang simbolis, seperti gajah berkepala manusia dan naga. Binatang ini melambangkan berbagai aspek kehidupan yang perlu dihadapi dengan bijaksana.
4. Bhinneka Tunggal Ika
Frasa ini terdapat dalam pupuh 139 kitab Sutasoma:
"Bhinneka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa"
Artinya: "Berbeda-beda tetapi satu jua, tidak ada kebenaran yang mendua."
Ini menegaskan bahwa perbedaan agama atau keyakinan tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan.
5. Nilai Spiritual
Kitab ini mencerminkan perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha yang menjadi ciri khas kehidupan religius masyarakat Jawa pada masa Majapahit. Melalui cerita Sutasoma, Mpu Tantular mengajarkan pentingnya toleransi, kebijaksanaan, dan harmoni dalam kehidupan.
Kitab Sutasoma tidak hanya berfungsi sebagai karya sastra tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk nilai-nilai nasionalisme, terutama semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang kini menjadi dasar filosofi negara Indonesia.
@rohman-d2l isinya beda konteks sama video kak. Makanya disimak jangan liat setengah" Kak