Kalau memang tidak mau ada sekolah favorit maka hapuskan masuk PTN pakai jalur raport karena ada beberapa sekolah yang persente kelulusan masuk univ top 3 tinggi dibanding sekolah lainnya (jalur raport), contoh SMA 8 Jakarta itu banyak yang keterima di ITB dan UI dibanding SMA 16 Jakarta misalnya kalau lewat jalut raport. Kalau jalur tes sih itu fair. Itulah kenapa para orang tua masih ngincer sekolah yang dulu dicap favorit karena secara history banyak yang keterima di PTN TOP dibanding yang tidak favorit. Kalau mau meniadakan sekolah favorit atau tidak favorit maka untuk masuk PTN hapuskan jalur raport, semua harus tes, maka dijamin tidak ada lagi yang ngincer sekolah favorit. Orang tidak lagi ngincer SMP dan SMA favorit. Kenapa dari SD sudah incer SMP favorit ya karena dengan SMP favorit banyak ikut lomba-lomba supaya kalau dpt juara bisa masuk SMA favorit. Dan sedihnya sekolah tdk favorit jarang ikut lomba
Kalian yang membuat aturan zholim seleksi hanya berdasarkan RT dan umur telah menzhalimi kami yang berada di zona 3. Kami tidak ikhlas dunia akhirat dan akan menuntut kalian di yawmil hisab nanti
Tolong di pikirkan kembali bapak2 Yth ...untuk kami2 ini yg mau ikut Sistem Zonasi tapi masuk zona prioritas 3 . Di 4 sekolah yg muncul di sistem PPBD semua masuk Zona prioritas 3 sedangkan umur kami agak muda ....bagaimana nasib kami ini ? Harapan keterima di Sekolah negeri pupus sudah dgn sistem ini . Kami merasa tidak adil sedangkan kami juga mempunyai hak yg sama utk bersekolah di sekolah yg gratis .
Kami yg warga di luar dki sangat menyayangkan kenapa kuota 5% bagi warga di luar dki sekarang tidak bisa ikut ppdb di dki, terkesan tidak fair sementara di ppdb bekasi masih terima warga dki bisa ikut ppdb di bekasi
Mohon di revisi... peraturan penerima siswa baru,lebih baik tes aja klo mau masuk negeri.jgn umur ama zonasi.klo yg jauh dr sekolahan gmn? Kasian anak nya dong
mending zonasi prioritas dihapus saja. Karena supaya kelasnya lebih heterogen dari berbagai sekolah. nanti SMAN 38 didominasi siswa dari SMPN 98 atau SMAN 105 didominasi dari SMPN 9 Jakarta. (karenaa 1 RT) Kalau perlu jalur afirmasinya diperbanyak atau diprioritaskan yang punya KJP dulu. terus juga PPDB sekolah DKI digabung dengan PPDB madrasah DKI. terus zona prioritas ketiga di kec Cipayung ditambahkan kelurahannya. Karena sekolah banyak yang kosong di jalur zonasi
Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat. semuda mungkin pak, bukan setua mungkin.... Tuntutlah ilmu sampai negeri cina, Jgn kn ke cina, beda rt/kelurahan ga masuk zonasi... Ekonomi sulit, makin di persulit, #Dzholim
Bukan masalah favorit dan tidao favorit…tp belum meratanya sekolah di daerah yg menerapkan zonasi ini menjadikan si anak tidak bisa masuk ke sekolah negeri karena posisi rumahnya yg terlalu jauh
Anak kita di jadikan bancaan bisnis pendidikan belaka dengan adanya PERGUB DKI No. 15 Tahun 2024. PERGUB DKI No. 15 Tahun 2024 sudah keluar. Yang perlu di highlight adalah : 1. PERGUB melanggar ketentuan Kepsekjen yg masih mengadopsi Jalur Prestasi dengan kuota minimum 23% (padahal DKI sudah memiliki sekolah khusus untuk jalur prestasi, MH. Thamrin, tetapi masih juga diterapkan di sekolah dasar lainnya). 2. PERGUB melanggar Kepsekjen, Masih memakai zonasi prioritas yg jelas2, zonasi prioritas adalah pembagian yang absurd dan tidak adil & gagal pada penerapan tahun sebelumnya. Dalam hal ini PERGUB yang di buat masih berafiliasi dengan kepentingan bisnis (pembagian anak didik dengan pihak sekolah swasta). Jadi aroma PERGUB adalah bertujuan uang bukan untuk mencerdaskan bangsa. Yah semoga yang mengambil kebijakan ini akan mendapatkan balasan yang setimpal akibat perbuatannya sendiri, karena masih terdapat ketidakadilan (sarat dengan kepentingan pihak sekolah swasta). Anak kita di jadikan bancaan bisnis belaka... 😂😂😂😂😂
pak kalau memang tidak ada sekolah favo kenapa masih pakai acuan dulu untuk pengambilan Undangan ke PTN terbaik di Negeri ini, jadi nggak sinkron antara penyaringan masuk SMA dan Penerimaan Siswa untuk undangan di PTN masih memperhatikan SMA yg terlanjur di cap "FAVO" tsb. Tolong diberi keadilan dong pak, kasihan dong anak yg bener2 pinter nyebar kemana2 tp kalah sama anak yg pindah KK, sertif yang aneh2 itu,
Hapus zona prioritas saya yg tempatnya di zona 3 sangat di rugikan umur ga muda banget ga tua tp ga bisa masuk
Kalau memang tidak mau ada sekolah favorit maka hapuskan masuk PTN pakai jalur raport karena ada beberapa sekolah yang persente kelulusan masuk univ top 3 tinggi dibanding sekolah lainnya (jalur raport), contoh SMA 8 Jakarta itu banyak yang keterima di ITB dan UI dibanding SMA 16 Jakarta misalnya kalau lewat jalut raport. Kalau jalur tes sih itu fair.
Itulah kenapa para orang tua masih ngincer sekolah yang dulu dicap favorit karena secara history banyak yang keterima di PTN TOP dibanding yang tidak favorit. Kalau mau meniadakan sekolah favorit atau tidak favorit maka untuk masuk PTN hapuskan jalur raport, semua harus tes, maka dijamin tidak ada lagi yang ngincer sekolah favorit. Orang tidak lagi ngincer SMP dan SMA favorit.
Kenapa dari SD sudah incer SMP favorit ya karena dengan SMP favorit banyak ikut lomba-lomba supaya kalau dpt juara bisa masuk SMA favorit. Dan sedihnya sekolah tdk favorit jarang ikut lomba
Lebih baik sprti dulu jalur spmb, umptn / smptn , atau apalah namanya , jalur tes lebih fair
Betul
Benar kasihan sekolah2 yg jarang lomba2 padahal siswanya berprestasi
Kalian yang membuat aturan zholim seleksi hanya berdasarkan RT dan umur telah menzhalimi kami yang berada di zona 3. Kami tidak ikhlas dunia akhirat dan akan menuntut kalian di yawmil hisab nanti
Di dunia ini ga mungkin ada yg namanya tidak favorit. Suka ga suka ga bisa dipaksa
Tolong di pikirkan kembali bapak2 Yth ...untuk kami2 ini yg mau ikut Sistem Zonasi tapi masuk zona prioritas 3 . Di 4 sekolah yg muncul di sistem PPBD semua masuk Zona prioritas 3 sedangkan umur kami agak muda ....bagaimana nasib kami ini ? Harapan keterima di Sekolah negeri pupus sudah dgn sistem ini . Kami merasa tidak adil sedangkan kami juga mempunyai hak yg sama utk bersekolah di sekolah yg gratis .
Pak tlg diperluas area utk jalur zonasi.Ada sekolah ditempat sy dekat bgt ke sekolah itu tp masuk zona prioritas 3 pdhal anak sy umurnya msh muda bgt
Kami yg warga di luar dki sangat menyayangkan kenapa kuota 5% bagi warga di luar dki sekarang tidak bisa ikut ppdb di dki, terkesan tidak fair sementara di ppdb bekasi masih terima warga dki bisa ikut ppdb di bekasi
Minimal jalur zonasi dikurangilah pak....
Mohon di revisi... peraturan penerima siswa baru,lebih baik tes aja klo mau masuk negeri.jgn umur ama zonasi.klo yg jauh dr sekolahan gmn? Kasian anak nya dong
Betul...peraturan zholim yang terus dipertahankan oleh pejabat zholim
mending zonasi prioritas dihapus saja. Karena supaya kelasnya lebih heterogen dari berbagai sekolah. nanti SMAN 38 didominasi siswa dari SMPN 98 atau SMAN 105 didominasi dari SMPN 9 Jakarta. (karenaa 1 RT) Kalau perlu jalur afirmasinya diperbanyak atau diprioritaskan yang punya KJP dulu. terus juga PPDB sekolah DKI digabung dengan PPDB madrasah DKI. terus zona prioritas ketiga di kec Cipayung ditambahkan kelurahannya. Karena sekolah banyak yang kosong di jalur zonasi
terus juga siswa gap year yang nggak bersekolah 1 atau 2 tahun jangan diakomodir di PPDB DKI.
Lebih fair dengan siatem ujian saringan atau adanya lagi siatem nem sesuai standar daerah
Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.
semuda mungkin pak, bukan setua mungkin....
Tuntutlah ilmu sampai negeri cina, Jgn kn ke cina, beda rt/kelurahan ga masuk zonasi...
Ekonomi sulit, makin di persulit, #Dzholim
Bukan masalah favorit dan tidao favorit…tp belum meratanya sekolah di daerah yg menerapkan zonasi ini menjadikan si anak tidak bisa masuk ke sekolah negeri karena posisi rumahnya yg terlalu jauh
Nilai ngga jelas, jalur prestasi sidanira bagus ,na nya jelek mending ngga usah jadi ketua apa apa ,sistem ngga jelas hapus aja
Anak kita di jadikan bancaan bisnis pendidikan belaka dengan adanya PERGUB DKI No. 15 Tahun 2024.
PERGUB DKI No. 15 Tahun 2024 sudah keluar.
Yang perlu di highlight adalah :
1. PERGUB melanggar ketentuan Kepsekjen yg masih mengadopsi Jalur Prestasi dengan kuota minimum 23% (padahal DKI sudah memiliki sekolah khusus untuk jalur prestasi, MH. Thamrin, tetapi masih juga diterapkan di sekolah dasar lainnya).
2. PERGUB melanggar Kepsekjen, Masih memakai zonasi prioritas yg jelas2, zonasi prioritas adalah pembagian yang absurd dan tidak adil & gagal pada penerapan tahun sebelumnya.
Dalam hal ini PERGUB yang di buat masih berafiliasi dengan kepentingan bisnis (pembagian anak didik dengan pihak sekolah swasta).
Jadi aroma PERGUB adalah bertujuan uang bukan untuk mencerdaskan bangsa.
Yah semoga yang mengambil kebijakan ini akan mendapatkan balasan yang setimpal akibat perbuatannya sendiri, karena masih terdapat ketidakadilan (sarat dengan kepentingan pihak sekolah swasta).
Anak kita di jadikan bancaan bisnis belaka...
😂😂😂😂😂
pak kalau memang tidak ada sekolah favo kenapa masih pakai acuan dulu untuk pengambilan Undangan ke PTN terbaik di Negeri ini, jadi nggak sinkron antara penyaringan masuk SMA dan Penerimaan Siswa untuk undangan di PTN masih memperhatikan SMA yg terlanjur di cap "FAVO" tsb. Tolong diberi keadilan dong pak, kasihan dong anak yg bener2 pinter nyebar kemana2 tp kalah sama anak yg pindah KK, sertif yang aneh2 itu,
perluas zonasi utk SMA pak...
Tp saya heran mengapa anaak2 SD mo ke SMP hrs pakai usia, krn banyak usia yg muda yg ke geser... Krn terkalahkan dgn usia yg lebih tua