DALIHAN NA TOLU || LOMBA REPORTASE BUDAYA INDONESIA II MARIO CRISTOVEL MANIK II SMP CINTA RAKYAT 1

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 10 жов 2024
  • #lombareportasebudaya
    Nama : Mario cristovel Manik
    Sekolah : SMP Swasta Cinta Rakyat 1 Pematangsiantar Jl.Sibolga No 21 Pematangsiantar
    “Dalihan Natolu”
    adalah “Dalihan” artinya sebuah tungku yang dibuat dari batu, sedangkan “Dalihan Natolu” ialah tungku tempat memasak yang diletakkan diatas dari tiga batu. Ketiga dalihan yang dibuat berfungsi sebagai tungku tempat memasak diatasnya. Dalihan Na Tolu memiliki arti "tungku yang berkaki tiga", bukan berkaki empat atau lima.Tungku yang berkaki tiga sangat membutuhkan keseimbangan yang mutlak. Jika satu dari ketiga kaki tersebut rusak, maka tungku tidak dapat digunakan. Kalau tumgku berkaki lima, jika satu kakinya rusak masih dapat digunakan dengan sedikit penyesuaian meletakkan beban, begitu juga dengan tungku berkaki empat.Tetapi untuk tungku berkaki tiga, itu tidak mungkin terjadi. Dalihan yang dibuat haruslah sama besar dan diletakkan atau ditanam ditanah serta jaraknya seimbang satu sama lain dan tingginya sama agar dalihan yang diletakkan tidak miring dan tidak menyebabkan isinya tumpah atau terbuang.
    Dalihan Na Tolu adalah filosofis atau wawasan sosial-kulturan yang menyangkut warga dan hukum budaya Batak. Dalihan Natolu menjadi kerangka yang mencakup hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kumpulan. Dalam norma budaya batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan mempunyainya tiga letak fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama. Ketiga tungku tersebut adalah: 1.Somba marhulahula 2.Elek marboru 3.Manat mardongan tubu/sabutuha
    Ketiga istilah dalam Dalihan Na Tolu tersebut melekat pada diri setiap orang Batak. Setiap orang Batak pada suatu waktu akan berposisi sebagai salah satu diantara hula-hula, atau berposisi sebagai boru dan atau berposisi sebagai dongan tubu. Hal itu tergantung sebagai apa posisinya dalam adat pada waktu sebuah pesta adat dilaksanakan.
    Budaya adat Batak ini sampai sekarang masih tetap terjaga keharmonisannya ditengah keberagaman Indonesia. Bangso Batak selain menjaga keharmonisan Adatnya namun tetap mengutamakan nilai kebhinekaan Indonesia. Bahkan bangso batak dapat dikatakan menjadi katalis yang menjadikan Indonesia juga terkenal di dunia soal keragaman dan keunikan budayanya sehingga budaya lokal batak tersebar kepenjuru dunia lewat orang-orang batak yang merantau. Dengan demikian, kearifan lokal dalihan na tolu nyata memiliki potensi kuat merajut hubungan dengan siapapun apalagi jika dijadikan ciri khas dalam dunia kepariwisataan Indonesia terkhususnya Sumatera Utara yang tentunya akan memancing wisatawan berkunjung.
    Dalihan Na tolu tidak hanya ada di suku batak toba saja
    Dalihan na tolu di Batak toba -Somba Marhula-Hula -Elek marboru - Manat mardongan tubu
    Dalihan na tolu di simalungun (tolu sahundulan) -Martodnong Ningon Hormat,Sombah -Marsanina Ningon pakkei,Manat -Marboru Ningon elek,Pakkei.
    Dalihan Na tolu di Karo (raut sitelu)-Nembah man kalimbubu - Mahemat man sembuyak -Nami-nami man anak beru.
    Dalihan Na tolu Mandailing dan angkola - Hormat marmora -Manat markahanggi -Elek Maranak boru
    Dalihan Na tolu Pakpak -Sembah merkula kula-Manat mardengan tubuh -Elek marberru
    SS

КОМЕНТАРІ •

  • @rohaniambarita7878
    @rohaniambarita7878 3 роки тому +1

    mantap ....tetap semangat ya mario💪💪💪

  • @distersinaga
    @distersinaga 3 роки тому +1

    Idealnya yang dibahas hanya tungku yg berkaki tiga, karena itulah dasar dari dalihan natolu. Kalaupun ada tungku yg berkaki lima itu tidak relepan diceritakan, karena tidak ada hubungannya dengan dalihan natolu.