Biasanya leluhur kita dalam merancang Hari Suci atau Hari Raya dengan sederhana, mudah dimengerti dan kita selalu diingatkan agar melaksanakan kewajiban tersebut. Tapi sayangnya kita membuatnya menjadi sangat rumit dan melenceng jauh. Tujuan utama hari suci itu tentukan bukan nya untuk diluar diri manusia tapi dalam diri manusia. Apakah Binatang (sifat binatang) yang dimaksud dalam Tumpek Uye/Kandang itu ada dalam diri manusia? Atau Apakah bisa binatang yang dimaksud adalah Domba-domba yang tersesat? Apakah mungkin jiwa2 yang tersesat? Bisa saja lalu kenapa bisa jiwa 2 tersebut tersesat Apakah karena tidak ada sang pengembalanya. lalu siapakah sang pengembala dari jiwa 2 yang tersesat tersebut, Apakah Sang Rare Anggon? Apakah itu para Guru/Orang Suci /Rsi atau Sang Pencipta itu sendiri?
Dukung selalu
Suksma bli 🙏
Rahayu 😇
Mantap , patut di contoh sikap menyayangi terhadao makhluk lain
Terimakasih ibu 🙏
Rahayu 😇
Mantapp
👍
Suksma 🙏
tiang salut dgn umat hidu.menyayangi,melindungi dan mengupacarai segala ciptaan Ide Sang Hyang Widi Wase.mantaap
Suksma 🙏❤️
Biasanya leluhur kita dalam merancang Hari Suci atau Hari Raya dengan sederhana, mudah dimengerti dan kita selalu diingatkan agar melaksanakan kewajiban tersebut. Tapi sayangnya kita membuatnya menjadi sangat rumit dan melenceng jauh. Tujuan utama hari suci itu tentukan bukan nya untuk diluar diri manusia tapi dalam diri manusia. Apakah Binatang (sifat binatang) yang dimaksud dalam Tumpek Uye/Kandang itu ada dalam diri manusia? Atau Apakah bisa binatang yang dimaksud adalah Domba-domba yang tersesat? Apakah mungkin jiwa2 yang tersesat? Bisa saja lalu kenapa bisa jiwa 2 tersebut tersesat Apakah karena tidak ada sang pengembalanya. lalu siapakah sang pengembala dari jiwa 2 yang tersesat tersebut, Apakah Sang Rare Anggon? Apakah itu para Guru/Orang Suci /Rsi atau Sang Pencipta itu sendiri?