Tonton juga Mata Najwa eps. [Kontroversi Mas Menteri] dan episode lainnya di www.narasi.tv atau klik link di bawah. Part 1 - bit.ly/3a0Erci Part 2 - bit.ly/2C06nQT Part 3 - bit.ly/2PpfZId Part 4 - bit.ly/3gvmLYQ Part 5 - bit.ly/2PpR2vZ Part 6 - bit.ly/33wUm0W Part 7 - bit.ly/3kfiYB5
gimana mau membagikan kuota kepada peserta didik, kalau anggaran bos untuk barjas mulai bulan mei sampai sekarang dibekukan oleh pemerintah daerah sebesar 40 %. Sekolah SD hanya mampu mencairkan anggaran per bulan antara 2 - 4 Juta, itu pun untuk pembayaran honor gtt yang belum ber NUPTK dan bayar tagihan listrik, tagihan wifi, beli kertas dll aja masih kurang. terus darimana kita bisa mengeluarkan anggaran untuk beli kuota untuk peserta didik??????
Sedih kalau mengeluh masalah pulsa, cobalah untuk open minded dengan segala kebijakan pemerintah yang berusaha untuk terus memberikan pendidikan dikala pandemi ini, ketika ananda masuk sekolah, bukankah ananda diberikan uang saku? Sebetulnya pembelian pulsa kuota itu bisa pengalihan dana dari uang saku ananda ☺ semangan para pendidik dengan segala alasan wali murid mengenai pulsa kuota ❤
Sebenarnya kasian juga mas menteri. Beliau diplot jadi mendikbud agar bisa mempersiapkan pelajar yg lulus dan bisa menyesuaikan lingkungan kerja yg penuh teknologi baru dan inovasi. Cita2 Indonesia maju di masa depan. Eh Sekarang malah dipusingkan masalah pendidikan di masa pandemi... Tapi ga ada yg tau juga keadaan di depan itu gimana
@@karenacuff17 Berpikir dong. Mas Mentri ini udh dewasa, udh tau passion hidup, udh tau bagaimana perjuangan, udh tau bagaimana menghadapi masalah. Jangan dibandingin sama adek lo yang masih SD lah, lagian dari bagaimana lo berpendapat udh tau bagaimana adek lo.....Bodoh dalam berpikir !
Saya seorang pendidik di salah satu PT di Sulawesi. Di awal2 pandemi, kami melakukan riset kecil terhadap 400an mahasiswa dari bbrapa provinsi. Hasilnya, kami temukan kendala utama yg disampaikan mereka adalah kesulitan memahami konsep yg diperoleh dari media digital, tanpa pengamatan/tatap muka langsung. Baru setelah itu berkaitan jaringan, pulsa, banyaknya tugas2, listrik, dsb.
@@riandnovrichannel597 Betul. Kondisi ini menyadarkan kita bahwa kesiapan mitigasi semestinya tidak hanya di sektor ekonomi atau pembangunan. Mitigasi bencana untk sektor pendidikan harus menjadi salah satu perhatian kita semua.
Tidak ada yang siap, termasuk PJJ, walau tidak bisa maksimal. Pendidikan penting,tp yang lebih urgen dan penting keselamatan dan kesehatan yang lebih utama,
Mas Menteri, mohon maaf saya adalah salah satu Kep Sek SMP Negeri yang mengambil kebijakan melawan peraturan yang ditetapkan mas menteri, inipun saya lakukan dgn resiko yg luar biasa. 90% siswa kami tidak bisa mengikuti pelaksanaan PJJ, dikarenakan beberapa faktor, faktor terbanyak adalah keterbatasan siswa yang memiliki HP android. Untuk itu saya memutuskan siswa masuk sekolah dgn protokol covid yang ketat. Adapun proses pembelajarannya adalah sbb : 1. Siswa kelas 7 masuk hari senin dan kamis 2. Siswa kelas 8 selasa dan jumat 3. Siswa kelas 9 rabu dan sabtu 4. Jam pelajaran hanya 2 jam 5. Satu mata pelajaran / hari 6. Membuat Surat Persetujuan dari Ortu Langkah selanjutnya, kami setiap bulan membuat laporan ke Dinas Pendidikan melalui Pengawas secara fiktif laporan PJJ
Sebagai kepala sekolah, rekening bapak sudah menerima dana BOS dari Depdikbud kah, pak ? Kalo iya, ya mohon di bikin plan budget nya, fokus untuk penyedian pulsa , dan HP android buat anak - anak didiknya. Kurang atau belum di kirim ? Eskalasi isu nya ke tingkat lebih tinggi pak, tembusan ke Pak Nadiem kalo perlu. Gimana pak ?
Betul, sepakat. Kita para guru paling merasakan betul-betul dampak kebijakan Mas Menteri ini. Ibarat makan buah simalakama ya Pak. Kalo kebanyakan yg komen2 itu nampaknya ga paham...
Keren pak. Artinya, selama sesuai dengan standar protokol dan sepengetahuan stakeholder setempat menurut saya sah sah aja. Kebanyakan masyarakat kita latah. Satu daerah ngadain pjj, daerah lain ikut ngadain tanpa penyesuaian dengan kondisi covid di daerahnya
Kpd Yth. Bapak Menteri Pendidikan Hormat Salam Merdeka Saya guru sdh bertugas 21 thn di dunia Pendidikan. Tempat tugas di Papua, di Propinsi Papua mengajar di SMKN, menyesal karena pembayaran Sertifikasi Guru sdh terlambat, kami hanya dibayar 3 bulan sedang kami sdh berada di bulan Agustus. Tolong Bapak Menteri memberikan peringatan kpd Dinas Pendidikan Pro.Papua agar segera membayar 3 bulan tunjangan sertifikasi yg belum dibayar. Terima kasih.
Yg di undang yg kubu pro doank, yg kubu kontra gk ada. Lu ngerti debat yg bener kagak?? Percumah kalo datangkan cuma dr 1 pikirran yg bagus doank, debat yg bener cari masalah untuk mendengar saran+kritik menentukan arah kebijakan2nya. Awam bat lu Zer buzzer
@@adityanovri3532 ini bukan bidang nalarmu nak. Msh lugu+awam kengenai trobossan pendidikan lu. Bidangmu apa?? Kan beda+gk ngerti diem, atau jauh dr bidang pendidikan diem bae lah lu nak
Udah lah jangan di cari" kesalahan mentri se Bagus n Transparan ini. gilaa negara bisa maju kalo kualitas mentri begini. beliau terlihat jelas ngomong dari hati. sampai berani mempertaruhan kehormatannya. MAJU TERUS MAS NADIEM SMA PAK ERICK. CARI TIKUSNYA LAPOR KAN, manusia manusia itu yg suka motong jatah" RAKYAT!
Iya , emang dari hati banget pak Nadiem ngomongnya. Keliatan dari mukanya. Makanya saya kasian sama pak Nadiem kalo ada rakyat yang menyalah " kan kebijakannya 😢. Padahal menurut saya kebijakan pak Nadiem ok semua , saya nyaman" aja ngerjakan tugas daring, malah makin fokus belajar karna ga ada temen yang ngajak ngobrol pas kek di kelas dulu 👌
Mas menteri sdh berusaha mmbantu meringankan kesulitan mahasiswa, siswa SD , SMP dan SMA.skrg tinggal kebijakan para rektor, kepala sekolah agar bisa bekerja sama dgn kebijakan kemedikbud.
@@prasasti5457 tanyakan ke kepala sekolahnya kak. Karena aruran Kemendikbud itu dana bos bisa digunakan untuk beli paket internet. Di sekolah daerah sy itu digunakan
@@zuarianzar3456 iya.terima ksh sarannya🙏🙏.mang sejak ada Bos sejak dulu sampe ada pandemi blm pernah mendptkn dana bos/kuota sekalipun☺️saya berpikir mgkn untuk yg lbh membutuhkan apa gimana saya tdk tau
covid ini masalah kita semua bukan hanya masalah pemerintah, tolong yang harus bahu membahu di sini bukan hanya pemerintah tapi kita semua. SETOP EGOIS DENGAN BANYAK PERMINTAAN kita semua terdampak
Susah2 gampang bro, sebagian orang indonesia terlalu angkuh dngn pola fikir yng hanya melihat dari satu sudut pandang, terlalu aleman banyak nuntut, salut dngn orang2 disini patuh aturan dan disiplin diri masing2, alhamdulillah dsni semua berjalan lancar, (taiwan)
covid masalah kita dr akibat kebijakan pemerintah ,klo seadainya pemerintah itu memang memikirkan rakyat bukan kepentingan para tokoh politik ,mungkin indonesia lebih baik,seadainya yg jd dinegri ini bukan boneka ,kita akan lebih canngih
Alhamdulillah, rasa syukur yg harus tetap tercurahkan. Saya mahasiswa semester akhir, dimana kuliah di akhir 4 tahun harus ditempuh secara daring, hingga sidang tugas akhir secara daring. Apakah susah menempuh itu semua ? Tidak, jika kita ambil sisi positifnya. Bantuan pulsa ? Iya, 2 bulan saya mendapat bantuan iternet. Pengurangan UKT ? Ya, ada kebijakan pengurangan UKT di kampus saya. Jadi, saya hanya ingin masyarakat terutama mahasiswa yg notabene kaum terpelajar Indonesia, mari ambil sisi positifnya. Bukankah pandemi membuat kita belajar dan banyak hikmahnya ? Semakin banyak apps yg kita pelajari, merasakan belajar dalam keterbatasan, hingga pentingnya memahami guru saat mengajari anak di sekolah itu tidak mudah kan ? Nah begitulah 😊😊 Be positive please.
Sebenernya ya, saya sangat yakin orang² yg ad di atas (pusat) sudah berusaha dengan sangat baik tapi, yang di daerah terkadang masih ada main curang demi perutnya sendiri.
Guru tetap guru perannya mendidik, tehnologi tetap tehnologi, perannya membantu.... mungkin pendidikan pola ini faktor kondisi CV19, semoga badai berlalu.
@@sitikaromah4591 kamu cantik yaaa, lebih rajin belajar, biar cita2 nya tercapai, tapi jangan lupa Sholat dan hormati orang tua, krn doa orang tua, menentukan sukses dan gagalnya dlm meraih cita2.
Saya tau google lebih pandai dari guru .tapi guru punya rasa kasih sayang mendidik murid dengan hati.bukan hanya tentang pelajaran tapi juga karakter sopan santun .jangan sampai generasi muda di didik oleh robot. Salam pelajar BOJONEGORO Belajar bukan hanya untuk pintar
Dua hal yang perlu kita ingat, pertama pandemi ini bukan maunya kita bro. Dan yang kedua, kebijakan PJJ ini bukan sebuah kebijakan kemendikbud. Kemendikbud hanya punya 2 pilihan, satu Pembelajaran Jarak Jauh, kedua yaitu tidak belajar sama sekali. Mohon mengerti lah dua hal yang tidak dipikirkan kebanyakan masyarakat sekarang ini.
Mohon maaf mas Mentri,pada realita nya kami guru honorer hanya menerima RP,150000-300000 perbulan.itu sebelum pandemi dan saat pandemi juga.dengan amanah sama seperti ASN,bahkan pekerjaan ASN pun yang berhubungan dg IT kami yg mengerjakan dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan TIK...
Jika UKT tidak diturunkan salahkan rektornya bukan menterinya, universitas tpt saya berkuliah menurunkan biaya UKTnya dan memberikan kuota internet setiap bulan kepada mahasiswanya
Biar seragam alangkah lbih baik mengeluarkan aturan pelaksanaannya.. so ada bawahan tdk bingung kalau sewaktu2 ada temuan.. pihak sekolah pun jg bisa dituntut
Semangat Pak Nadiem, kami para pendidik melihat kerja bapak dan inovasi berbasis teknologi yg bapak uda lakukan selama pandemi ini.. Doa kami untukmu Mas Menteri, Mas Menteri org hebat
Commentnya menyejukan.. Tp banyak yg gak suka sm mas menteri.. bntr2 mundur, intinya.. pengen bagus gak bs instan,. Harus bertahap dan dukungan semua pihak👍😊
@@sukari-5784terima kasih mas....suka dan suka itu sifatnya subjektif, sudah kerja sebagus apapun pasti ada saja yg gak suka dengan atau tanpa alasan. Ada yg gak suka sama org tanpa alasan lho, padahal org tsb kerjanya bagus, cerdas, kreatif....justru org yg kerjanya bagus banyak yg gak suka, mengapa? krn org yg gak suka itu merasa dirinya gak pny etos kerja bagus, mau gaji tapi gak mau kerja, mau jabatan tapi gak mau kerja, giliran ada deadline kerjaan, mulai bingung cari org yg bisa ngerjain tugasnya sementara yg dapat pujian org yg malas kerja ini...ini mah uda hal biasa diperkantoran/institusi manapun pasti ada tuh tipikal yg kerjanya bagus tapi gak dihargai & tipikal org yg kerja santai, omdo gede, becanda muluk di kantor, gak serius tapi krn pinter ngejilat & pendukungnya banyak jd lebih keliatan menonjol & bagus, padahal kerjaannya hasil copy paste org/staf dia yg rajin kerjanya...hal yg sama terjadi di institusi pemerintah, yg kerja bagus pasti dirasa mengintimidasi mrk yg malas2an dlm bekerja. Mas menteri org hebat ditengah masa sulit pandemi & digoyang/digoreng terus sm barisan org2 yg gak suka sm beliau, Mas menteri masih tangguh bahkan lebih kreatif. Mantap Pak Nadiem!
Jangan menyalahkan siapapun, termasuk keadaan. Semua peran serta warga negara sangat dibutuhkan sesuai dengan porsi dan kapasitas masing2. Semoga ada jalan keluar yang terbaik untuk semuanya. Amin...
True, semoga semakin banyak rakyat yang sadar untuk mematuhi tata tertib. Jaga jarak dan pakai masker pun sudah sangat membantu. Kalo rakyatnya ( apalagi yang mampu ) untuk pakai masker saja gak dilakukan, pak mentri yang kasian , pusing mikirinnya 😢 Semangat pak Nadiem
saran : kemendikbud kolaborasi dengan kementrian desa membuat wifi RT , memanfaatkan dana desa , saya rasa jauh lebih efektif, efisien dan tepat sasaran drpd memfasilitasi pulsa per individu . terimakasih
Wifi Kan cangkupan nya ga Luas. Kalo siswa nya kumpul di satu tempat yg Ada wifi nya berarti susah social distancing nya. Mending pergi ke sekolah Kalo gtu. Ya ga sih?
@@dikaintanayudiaswati9908 bisa kolaborasi dengan kominfo juga unt pengaturan letak towernya , wiiihh saya sudah membayangkan klo terealisasi bisa kena banyak sasarannya , UKM bisa lebih maju krn ibu rumah tangga bisa jalankan online shopnya .. kemendikbud bisa kolaborasi dengan youtuber yg kmrn diundang ke istana unt kasih konten2 yang mendidik , dsb
Mungkin saja dilakukan, tinggal ngajuin kerja sama dengan salah satu provider dan meminta tiap rumah punya routernya masing2. Tp pertanyaan sebetulnya, nnti siapa yg pakai? Siswa? Org tua? Pekerja? Dipakai apa? Belajar? Main game? Sosmed? Tiktok? Cakupan wifi sampai mana? Daerah2? Pelosok dapat akses wifi tidak? Ide bagus sebetulnya, tp saya yakin baik pemerintah, masyarakat atau pihak terkait dengan ide ini belum siap.
Seharusnya bukan kritikan yang menyalahkan... Tetapi sampaikan solusi untuk pemecahan masalah... Siapa yang siap dalam kindisi yang mendadak seperti ini yang serba teknologi... Jangankan orangtu yang ga pernah sekolah guru pun begitu gagap menggunaakan teknologi Saya justru kepngin Mata Najwa tampil di depan menyampaikan solusi.... TV swastaa yang ada di tanah air pun kirang peduli dengan pjj Saya usulkan setiap provinsi dan atau kabupaten bikin stasiun televisi dan manfaatkan radio di dareah... Bentuk tim pembelajaran daring, luring dalam pjj buatkan jadwal yang baik untuk siswa belajar dengan baik Jangan cuma teriakan tuntutan... Begitu sepertinya...
Nadiem dan Erick Tohir ini dua menteri yg bagus yg punya ide2 bagus dan menguasai persoalan. Belajar online itu hal biasa di masa pandemi ini. Disini Australia aja belajar online, malahan di Melbourne udah stage 4 lockdown, padahal jumlah confirmed case covid-19 masih sangat rendah.
@@putrakahu7106 proses apa? Proses yg seakan2 dibuat berbelit2. "pemerintah menganjurkan agar dana BOS difungsikan untuk pembelian kuota internet & mengurangi iyuran akan tetapi itu tergantung rektor & kepala sekolah masing2" apakah ini yg dinamakan solusi? Bagaimana dng kondisi keluarga yg sama sekali tidak punya hp android?
Padahal yang laen enak2kan makan duit korupsi.nyantaiiiii uang jalan dan apa akhirnya negara rusak nanti ada mentri baru puyeng membenahi.ini yang dri 1945 sampai sekarang dan makanya kalah sama malaysia dan vietnam,,,,padahal indonesia lebih dulu merdeka seharusnya lebih baik bukan malah sekarang indonesia mencontohi mereka yang baru belasan tahun merdeka
Tolong selesaikan masalah GURU HONORER Pak Nadiem. Bertahun tahun tidak pernah ada penyelesaiannya. Jika tidak diselesaikan akan menjadi bom waktu. Sekarang saja sdh ada 700.000 guru honorer di sekolah negeri, jika dibiarkan akan terus bertambah. Dan kesejahteraan mereka hanya beberapa ratus ribu per bulan. Berharap pendidikan maju dengan hampir 1 juta guru bergaji 100-500 ribu per bulan?
Sesekali liat sudut negeri, liat keadaan dilapangan "Mohon maaf" "Ngomong saya juga bisa" 🙏 Kemudian ya pak Kalau buat kurikulum khusus SMA pastikan terhubung dgn standar masuk PTN (ini tujuan mereka) Mohon maaf pak, sekolah swasta dri dulu dapat dana BOS, mungkin beberapa tidak, jd bukan pertama kali Gimana yg tinggal d daerah tanpa listrik, jaringan internet macet bahkan tidak ada dan tidak punya android tpi tetap di tetapkan PJJ Jika visit home bagaimana transportasi gurunya Harus di tinjau pak Saya masih percaya pak Bapak bisa menyelesaikan msalah ini Pastikan tapat sasaran pak 🙏
Cerdas sekali.toloh mata Najwa klo mau diskusi dengan pak Nadiem lgi ajk ibu ibu anak wali murid tpi jngn kau bayar ituh ibu ibu biar berkata bohong ...
Satu2 argumenya gan. Btw tujuan pendidikan itu sejatinya utk survive, bkn utk dikerucutkan jadi disiapkan buat sma. Cmiiw. Semoga kurikulum baru nantinya lebih baik
Miris rasanya, banyak orangtua mengeluhkan bahwa mengajarkan dan membantu PR anak dirumah membuat pekerjaan mereka semakin berat dan bertambah. Itulah yang dirasakan guru guru di sekolah (Lain hal jika yang dikeluhkan adalah kualitas jaringan serta perangkat yang dipakai dalam belajar daring) Padahal, orangtua juga berkewajiban mengajarkan anaknya, walaupun orangtua tidak tamat sekolah atau bahkan tidak sekolah, orangtua tetap bisa membantu anaknya dengan cara belajar bersama dan mencari jawaban nya bersama sama bukannya mengeluh Mengeluhkan tentang susahnya mengajarkan anak dirumah tidak akan menyelesaikan masalah apa apa dan hanya membuat anda serta anak anda lebih bodoh. Silahkan bertukar pikiran dan argumen dalam komentar ini, tapi tetap positif yaaa Terimakasih
Halo mas. Mau bertukar pikiran. Saya liat orang tua saya kerja seharian. Ketika pulang pada sore hari harus kembali membantu adek2 saya ngerjain soal dan nerangin materi2 karena saya sndr gabisa ngajarin semua langsung jadi akhirnya kami bagi tugas. Saya sendiri tidak masalah. Karena saya mahasiswa dan kebetulan masih libur. Namun gmna klo nanti saya juga masuk? Meskipun online saya jg nantinya punya tugas. Yang mana efeknya jam saya ngajarin adek2 saya jadi berkurang karena saya punya tugas yang mana itu akan menambah beban ortu saya untuk ngajarin adek2 saya. Dan yang jadi masalah sebenernya adalah kebanyakan instansi tidak memberikan diskon untuk spp2 kami. Di sisi lain saya tidak memakai fasilitas kampus. Adek2 saya juga tidak memakai fasilitas sekolah mereka. Dan sudah kami membayar full. Kami juga harus membeli kuota sendiri untuk pjj ini. Keluarga saya tidak masalah dengan sinyal. Yang dipermasalahkan adalah kenapa tetap bayar full. Padahal listrik tidak kami pakai. Air tidak pakai. Ini keluhan dari segini spp yang diharuskan ttp membayar full. Bagaimana lagi jika ada yg rumahnya d plosok. Bagaimana kalau ada yg keluarga tidak mampu. Tentu mereka akan kena dampaknya berkali2 lipat dibandingkan saya. Saya rasa wajar para ortu mengeluh. Buat apa bayar full klo ujung2nya kita sendiri yg ngajarin. Sekolah modal ngasih buku doang. Klo modal buku doang ke gramedia aja mending kan bisa gtu.
Masnya sudah punya anak yang bersekolah belum, terutama SD.? Saya punya anak baru masuk sd, hari pertama sekolah 30 menit langsung dikasih 10 lembar pr yang tidak masuk akal, begitupun minggu berikutnya. Untuk saya yg tidak punya basic pendidikan tinggi terus terang saja kesulitan mewakili cara ajar yang harusnya sekolah berikan. Masnya juga tidak perlu beritahu orang tua harus mengajarkan anak2nya dirumah, semua orang tua tahu itu., tapi tidak untuk mengajari anak kurikulum sekolah jelas tidak bisa, dan saya yakin tidak sedikit orang tua seperti saya.
@@Masukkannama01 betul mas. Saya yg blm punya anak (alias masih ngurus adek2 saya aja pusing). Memang benar ortu jg harusnya jangan ngeluh klo buat ngajarin anak2nya. Tapi mungkin tidak di porsi kyk guru ngajarin muridnya. Karena tidak semua ortu punya basicnya. Tidak semua ortu pandai dalam mengajarkan. Tidak semua ortu pernah bersekolah setinggi anak2nya. Kebanyakan di pjj ini guru2 hanya memberi tugas tugas dan tugas. Malah jadi jadi kyk kewajiban ortu yang mengajari sesuai kurikulum. Padahal mereka jg tetap dibayar untuk mengajaru anak2.
@@mike.dante___ iya saya gak stuju aja sih sama mas diatas yang bilang orang tua jangan ngeluh dan gak akan menyelesaikan masalah. Jelas masnya tidak tahu apa yang dirasakan kebanyakan orang tua diindonesia. Saya juga tahu orang tua harus mengajarkan anaknya dirumah, tapi sekali lagi untuk kurikulum sekolah orang tua tidak akan mampu mewakilinya, apalagi sekolah bayar full tapi yang ngajarin malah orang tua. Untuk mas yang diatas saya tidak tahu kenapa mas bisa bicara seperti itu, mungkin memang masnya punya banyak waktu luang dan juga paham kurikulum yang harus diajarkan ke anaknya, syukurlah.
@@Masukkannama01 lalu solusinya bagaimana? kalau anak anak sekolah semuanya masuk bebas seperti biasa dan kena penyakit virus itu gimana? apa sudah siap dengan hal tersebut? oke, pakai protokol kesehatan yg tepat. tapi apa sudah yakin, ikhlas dan siapkah para orang tua untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi selanjutnya? semuanya ada sebab dan akibat. dan semua juga sedang dicari solusinya. tetapi kita jangan sampai menjadi orang yang terlalu egois. No offense :)
Ini masalahnya terlalu kompleks. Jangan nyalahin mentri terus. Emangnya dinas, kepsek, guru, dan lain lain gak mrasa ada taanggung jawab dan rasa memiliki dunia pendidikan?
Ahhh ini comment yg menyejukan.. semuanya sudah ada porsinya masing.. jd betul jgn semua disalahkan kementerian y.. sekolah ada dana bos.. ada dinas pendidikam setiap wilayah untuk mbantu mengurai keluhan2 😊
@@geoinside291 yg ga jls itu kan peraturannya, apakah sudah ada surat edaraannya dari mentri untuk dinas pendidikan di wilayah2? Ini kan mentrinya cm baru ngomong doang, tp belum ada perintah secara resmi, kan yg di salahkan yg di bawah... Hadeehh
maklum broo pasar ada pajaknya. sayangklo di tutup. gni aja broo. kloemang pasar yg lain dbka. sklah harus dbka jga donk dgn mematuhi protokol keshatan juga toh dpasa n wisata gk smua patut protokol kaan... apabedanya sam seklah... pemerintahyg baik itu harus memberi keputusan yg tidak merugikan salah satu pihak....
@@softwareandroid07 oke kalo yg wisata/pusat ekonomi saya setuju itu. Kalo sekolah kenapa ga di buka saja? Dengan menerapkan protokol kesehatan atau dibuat jadwal satu kelas dipecah jadi 2 secara bergantian belajar tatap mukanya. Serius asli kampung saya padahal zona hijau tapi sekolah masih online, temen2 adek saya juga kasian banyak yg ga punya hp. Orang tuanya hanya petani, terpaksa ikut ke tetangga atau sodara. Belum lagi yg anaknya 2 atau 3. Intinya klo pusat ekonomi bisa bergerak walau dibatasi, kenapa sekolah ditutup sama sekali? Kasian orang tua siswa anaknya belum tentu ngerti pelajaran, sulit akses internet/smartphone terbatas dan biaya kuota internet. Orang tua udah susah dalam situasi seperti ini harus ikut berperan aktif anaknya belajar, tidak semua orang tua mampu melepas anaknya belajar online.
@@softwareandroid07 gitu bro, serius sedih sekali d kampung saya begitu, ujung2nya malah kerja kelompok juga (ngumpul2 juga) karena satu hp dibagi2 buat tugas temannya juga. Mungkin untuk yg zona merah silahkan ditutup, beri pendidikan yg efektif. Untuk zona hijau sekolah saya minta dibuka dengan selalu melaksanakan protokol kesehatan. Gitu aja.
Assalamualaikum, saya guru sekolah swasta, dg gaji saya syukuri saja adanya... Semenjak aturan pemerintah jarak jauh saya alokasikan sebagian gaji saya untuk membeli peralatan belajar daring seperti: tripod, handphone yg punya kamera bagus, microphone, kuota extra setiap bulan, dan alat alat yg menunjang mengajar belajar online, bisa dilihat hasil video2 pelajaran di channel saya. Bukan berkeluh kesah, hanya sedikit mengutarakan rasa bahwasanya kami guru yg bukan PNS selalu ingin memberikan yg tebaik untuk murid-murid kami, entah itu mendapat perhatian dari pemerintah atau tidak, ...
Saya siswa sma dan di berikan kuata 35 gb dri skolh 30 gb untuk apk2 pembelajaran sperti GC, zoom, rg , quiper dan ada byk lainnya dan 5 gb nya kuata utama , dan mnrt sy itu lebih dri ckup krna apk pembelajarn tdk trlalu byk menghabiskan paket dan jika di pkai dgn bnr ya pasti ckup , dan di daerah sy sdh bbrp skolh yg mndptkn nya dan di isi setiap bulan dan ini sudah berjln hmpir 2 bulan, jdi mnrt sy bgi skolh yg tdk mndpatkn fadilitas itu coba di pertanyakan ke skolh nya hehe mksihhh☺️
@@dewianggreni8422 cepat lambatnya respon dr kebijakan dr pusat mmg berbeda2, saya di jawa mba... dan seperti kata pak mentri tdi mungkin stiap sekolah berbeda2 dlm menindaklanjuti kebijakan tdi, sdh mnjdi hak.nya sekolah mw di alokasikan kemna,, ada yg buat pulsa, handsanitizer/masker, atau yg lainnya... alhmdlillah dsni dialokasikan ke pulsa anak.😊😊
@@MrBee-zs4pf smg segera bapak... mmg si itu sdh mnjdi kewenangan pihak skolah mw mengalokasikan ke pulsa atau ke yg lain sesuai kebutuhan mendesak sekolah,, jdi bisa saja 1 sekolah dg sekolah lain berbeda2
Dana bos. Digunakan untuk operasional sekolah. Apalagi sekolah swasta di daerah. Siswa tidak mendapat kompensasi apapun dari dana bos. Lebih ke arah tidak transparan.
Semoga sekolah_sekolah swasta kecil juga ada perhatian dari pak Mentri, ...di ucapkan terimakasih sekali, bahwa pak Mentri juga mendengar keluhan, jeritan dari akar rumput di bidang pendidikan, semoga Pak Mentri selalu sehat_sehat dan di beri kekuatan oleh ALLOH Aammiinn terimakasih...terimakasih Pak Mentri..
Sekolah dan kampus juga terkesan memeras masyarakat dalam masa pandemi ini dengan menggunakan wewenang nya sebagai lembaga yang mendominan. Dengan fasilitas yang tidak dirasakan sedikitpun dan bahkan mahasiswa dan siswa harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli paket.. Tidak hanya kampus swasta, bahkan kampus negeri juga lebih arogan seperti tidak menghiraukan kezoliman mereka dengan tetap mengambil hak dari mahasiswa dan tidak memperdulikan kewajiban yang seharusnya mereka penuhi, seperti absensi nya fasilitas yg mahasiswa rasakan.. Hilangnya tindakan kampus dalam memenuhi kewajiban, Namun Hak yang harus mereka dapatkan seakan tidak boleh berkurang sedikitpun..
Hooh bner, di smp baru masuk biaya mos tetap hrs dibyr, pdhl ospek juga engga, biaya komputer juga sama, tetap hrs dibyr pdhl praktek komputer aja engga.
Maaf tdk semua sekolah seperti itu, jgn digeneralisasikan 🙏 di tempat saya, sekolah bgmn caranya memfasilitasi anak supaya tetap bs melakukan PJJ spt memberi pulsa scr berkala, bahkan untuk anak yg bnr2 blm paham diperbolehkan dtg ke sekolah (max 5) untuk dibimbing langsung dg guru mapel. Saat ini gurupun berasa seperti orang tua, byk yg ikut membangunkan anak di pagi hari krn ortu bekerja, mengingatkan mrka setiap jam, dan masih byk lg.
Sepertinya bisa ya Kemendikbud bikin Portal Pembelajaran Daring (supaya bersaing dengan zoom dll), lalu daftarkan IP Address atau Server portal tsb ke Operator Telekomunikasi (Telco) supaya IP dan server tersebut bebas kuota (seperti misalnya banyak ISP yang menawarkan paket gratis youtube, gratis facebook, gratis WA).. Kalau misalnya bisa bikin begini, saya rasa tidak akan ada lagi keluhan terkait kuota untuk pembelajaran online..
Nah masalahnya secara letak geografis, kecepatan internet itu tidak merata di semua wilayah. Yg tinggal di pelosok, jangankan internet, listrik saja mungkin cuma nyala setengah hari. Kemudian gadgetnya. Untuk yg tinggal di kota its okey. Yg tinggal di pedalaman atau pelosok ini harus dikasih solusi lain belum tentu juga mereka punya gadget dan akses internet cepat
@@harryanfieldgank Betul pak,, ini sepertinya juga harus didukung dengan kecepatan penyediaan infrastruktur telco yang merata bagi semua lapisan masyarakat,, Tapi pembangunan infrastruktur telco itu sepertinya kalau dilakukan oleh operator seringkali banyak pertimbangan untung-rugi,, seharusnya di sini anggaran pemerintah bisa masuk untuk mengcover hitungan-hitungan bisnis yang dianggap nggak menguntungkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, karena setiap warga negara punya hak mendapatkan fasilitas yang sama.. Tapi kan pemenuhan itu nggak bisa cepat,, sepertinya memang mau nggak mau sementara penyediaan listrik dan telco blm merata hrs ada strategi lain dalam rangka peningkatan pendidikan masyarakat terutama di daerah yang ketersediaan listrik dan telekomunikasinya blm merata.. Sulit sih memang kondisinya saat ini..
Baru kali ini saya baca komentar2 yg kritis dan memberikan alternatif solusi kepada menteri kita yang masih muda tapi inovatif, kreatif dan mau menerima masukan dengan tulus. Salut buat mas menteri dan para komentator semua....👍
sangat bisa dan akan menguras uang, saya bekerja di bidang infrastruktur server, agar aplikasi lancar dibuka oleh jutaan masyarakat indonesia butuh resource yang banyak,mulai dari server baik fisik atau yang cloud server yang memadai (silahkan di cari harga server), jaringan yang memadai dari datacenter ke backbone isp (kondisi jaringan indonesia tau sendiri ya hahaha :D), dan tentu saja SDM tim IT pemerintah yang perlu benar benar memadai menjaga aplikasi ini biar lancar dibuka. sebagai pembanding,aplikasi gojek sekarang di cover oleh 5000 cloud server production (yg kita akses)dan 7000++ cloud server untuk server developmentnya, yang paling memungkinkan menurut saya kerja sama dengan media tv untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran,mungkin ada acara bahasan soal tiap jam jam belajar, sekarang kayaknya udah dilakuin sama TVRI juga,CMIIW
Mungkin ambil cuti dulu tadinya ya satu semester ,,, supaya ga bayar SKS dulu dan bisa istirahat dulu d rumah nanti kalo udah normal baru lanjut kuliah
@@rinaldialghifarialghi1498 hehe....ya yang punya uang.yg berkecimpung di dunia pendidikan....karena menurut sy pendidikan selama ini....hanya menjadikan orang pinter....tapi belum bisa menjadikan orang bener....( mental,ahlak,semangat,daya juang...)belum bisa menjadikan indonesia maju....
@@tcokonfeksi5054 yang punha uang???? Yang punya uang ya nadiem itu sendiri 🤣🤣🤣🤣 masa si organisaai yang mengurusi pendidikan sebelum kemerdekaan nu muhammadiyah ditambah pgri aja ngk setuju 🤣🤣🤣🤣🤣
Muhamadiyah & NU....berhasil mendidik jauh sebelum kemerdekaan....hasilnya generasi muda sadar...dan ahirnya merdeka....tapi setelah merdeka....tetap di jajah dg cara lain oleh asing....tapi banyak yg tidak sadar....karena yg jajah mentalnya.jadi marealistis,gila hormat....asal kaya terhormat....walopun ngakali rakyat/negara....mentri yg masih muda yg punya semangat merubah pola pikir harusnya kita dukung....
@@tcokonfeksi5054 laahhh ngk sadar yang bikin di jajah tuh siapa???? Kok ngk sadar.. 🤣🤣🤣🤣 masa sii di muhamadiyah dan nu ngk ada pemuda juga???? Harus nya nyadar donk kl msh muda yaa ajak diskusi yang lainnya jangan asal ambil keputusan sendiri 🤣🤣🤣
Sayangnya masih banyak warga Indonesia yg masih jauh dr kebiasaan akan gagasan out of the box, keluar dr zona nyaman, keputusan extraordinary, future plan, dan semacamnya. 😥Masih dlm tahap suka mencaci bukan berkontribusi
Saya usul...Materi pendukung pembelajaran ditayangkan seluruh stasiun TV termasuk swasta. Bayar TV swasta untuk menayangkan materi pendidikan di waktu pagi-siang secara serentak. Daripada cuma diisi sinetron....
insya allah sya percaya belajar dengan sistim daring bkn program dri mas mentri,krna sejatinya belajar itu memang harus disekolah dengan cara tatap muka. 😇🙏🙏🙏🙏
Itu benar bung..tapi kondisi saat ini tidak di inginkan setiap orang..ini kondisi yg sulit...kita sedang berhadapan dengan kondisi kesehatan yg tidak bisa di tentang. Plihan ny tidak belajar sama sekali atau memaximalkan ilmu dan pendidikan semaximal mungkin
Mashallah so proud n salute to they both so educated...elegant...wise...great akhlak...great knowledge ...full total profesional do their job n responsibility...all their statement their answering of all the question full rightouness based on the reality during pandemic..not only theoretic dramatic or faking answering...they both truly hardworking n full totality ..don't give Up pak Erick n pk nadiem don't look at back don't listen any bad issue to puting down ur spirit to achieve satisfaction for all 😘👍
Ga ada yang sempurna, tinggal kita banyakin rasa syukur. Pemerintah sudah memberikan yang terbaik, kalo semua belum bisa di akomodir yah wajar, karena memang pandemi ini merusak segala bidang. Berdoa saja semoga semua cepat pulih
Sektor ekonomi pak. Wisata dibuka karena warga harus cari makan. Itupun sdh ambil resiko tinggi. Pendidikan lain lagi. Selagi ada resiko terkecil, ya harus diambil. PJJ itu yg paling aman. Seluruh dunia pakai ini. Oh, ada juga sekolah yg buka. Bbrp sekolah lev.sultan misal. Yang punya dana gede buat bayar standarisasi kesehatan era cov19. Beda sama kita.
@@nvaizahn823 warga harus cari makan? Untuk apa cari makan kalo memang akan mati karna virus dan menyebarkan virus buat orng lain? Kan yg jadi alasan sekolah libur itu, Emang virus pilih² tempat, ke sekolah dia mau ke area wisata virus ogah, Justru d saat ini lah harusnya pemerintah hadir dengan kebijakan dan kerja yg nyata buat rakyat, jangan bisanya cuma narikin pajak, Negara harus menjamin kesejahteraan rakyat juga mencerdaskan bangsa,
@@nvaizahn823 justru di area wisata potensi penyebaranya lebih besar, di sekolah bisa di terapkan protokol kesehatan, jaga jarak, pake masker dll. Nah di area wisata mana bisa, bayangin aja emang bisa berenang sambil pake masker...????
Kalo aku jadi mentri udah mbledos otakku, ini salah ono salah, enak jogo gawang nang omah mantengin gojek duit masukkk...! Kasihan mas menteri semoga kuat, sehat selalu, dan diberikan ide2 cemerlang oleh Allah swt untuk indonesia. Smngattt masss..
Mba nana nanya nya kejam bgt🤣🤣,berasa nanya sama org paling punya duit di dunia ini,,dalem hati nadiem mah sbnernya mau aja bantu dgn bisa memotong biaya UKT,,cma kan anggaran terbatas,,
@@pcsamsung3413 Ribuan triliun ??🤣.. Otak klo cuma separo ya bgini wkwk🤣.. APBN aja cuma 2000 triliun,, Klo APBN abis buat makan 270 juta org.. Besok nya negara ancur beneran,, Guobloook mu njing 🤣🤣.. Lu kira APBN buat abis2an.. TOLOL Duit sgtu Uda di bagi2, itu pun blum tentu cukup tolol.. Makanya jangan maen boneka aja di rumah,,. Jalan2 Sono liat seberapa luas Indonesia raya wkwk🤣🤣 Bawa meteran, ukur dah🤣🤣
Indonesia beruntung memilih orang sekaliber Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan di saat pandemi. If it's not him, mungkin sekarang kondisi pendidikan lebih semrawut. Butuh orang yang tech savy untuk mempercepat proses ini. Memang tidak mudah dan masih banyak kurang di berbagai sisi tapi semua itu proses untuk merubah kebiasaan dari yang fisik menjadi digital.
Kalo mau tolong,, TVRI digunakan sebaik mungkin,, beri jam tayang belajar dr SD smpe SMA,, biar yg gak punya gadget minimal bisa numpang nonton di tetangga,,
@@filidenko5718 bakal mundur terus semua kalau kerjanya kayak gitu, sekarang gini, masyarakat masih keluar gak pake maser, banyak apa engga? Kalau banyak jangan dijawab " kan bisa buat regulasi, peraturan baru" , emang bisa, tp apa semua matuhin, kita gak bisa bekerja sendirk, harus saling membantu, entah itu dr masyarakat dan pemerintah. Jangan melihat satu sisi, keseluruhan dong. Sekarang contoh, peraturan rambu lalu lintas, Udah dr dulu kan regulasinya, apa bisaa masyarakat naati semua, kan ada beberapa yang engga naatin, nah itu, sekarang bukan saatnya menyalahkan, tapi cukup sadar diri sendiri, dan edukasi teman / keluarga yang dekat, itu lebih efektiff
@@filidenko5718 tenang aja, sebelum mikir mundur, pak jokowi udh tuh bilang, kalau emang gakkuat, mundur. kita sebenernya gausa terlalu politikus. Menurut ssaya "MENAATI PROTOKOL KESEHATAN" itu lebih penting daripada saling menyalahkan.
Menurut saya sekolah tetap aja berangkat tapi tetap patuhi protokol kesehatan, kan kta udah masuk new normal, Tujuan dari new normal jangan hanya untuk stabilisasi ekonomi masyarakat, tetapi juga untuk pendidikan, Saya sangat prihatin karena sekolah dirumah itu kebanyakan anak2 stres banyak tugas tapi bingung untuk mengerjakan karena belum dijelaskan oleh guru.
Di sekolah SD ank saya guru setiap hari hanya memberikan link youtube yg isinya panduan cara menegerjakan soal ( misalkan matematika ) setelah itu guru akan memberikan link google form yg isinya soal2 stelah di kerjakan dan di submit tidakpermh ada pembahasan lbh lanjut dr gurunya Pelajaran bahasa inggris hanya di kasih halaman sekian di salin lalu di foto kirim ke guru tidak ada pembahasan apa2 Pelajaran olah raga anak di suru bikin video gerakan olahraga lalu videonya kirim ke gurunya Ini terjadi hanya pd sekolah ank saya atau hampir semua guru kaya gni ya ? Terutama guru SD Saya merasa guru2 saat inipun blm siap unt melaksakan PJJ dan kurang kreatif. Minta tolong sm mas Mentri Nadiem guru2 ini di training cara melakukan PJJ yg baik. Bkn cm lempar link youtube dan link google form
harusnya kalo beliau guru profesional (sudah melalui proses pelatihan untuk mendapat sertifikat pendidik) pastinya paham bagaimana membuat media pembelajaran berbasis teknologi. Yang masalah apakah gurunya mau atau tidak membuat media itu
Mba Najwa tolong sampaikan ke Mas Nadiem, Sekolah saya ga keluar Kuota Gratis untuk belajar. Sedangkan pekan depan kami harus belajar dan harus ada kuota
Kalo bisa gerakan semua kawan kawan untuk mengajukan aspirasi kalian ke sekolah, mudah mudahan kalo serentak, pihak sekolah akan mendengar... Kalo mau ke dinas pendidikan setempat
Ga semua tentang bisnis jual beli buku. Pun buku tsb digunakan buat siswa belajar juga. Buku pinjeman bos belum tentu cukup untuk semua siswa di sklh tsb. Dan ga semua pembelajaran online tatap muka. Kebanyakan yg dilakukan adalah pemberian tugas2. Paket data, hp, diperlukan dalam konteks menerima kabar tugas dan mengirimnya ke guru masing2. Let's say mereka ga beli buku, terus gaada pinjeman buku juga, mau belajar darimana? Belajar online palingan. Pun itu kadang malah memerlukan kuota yg lebih banyak bila belajar menggunakan UA-cam, dsb.
Solusi untuk masalah "bisnis" buku ini adalah buku pelajaran dalam bentuk pdf yg bisa didownload gratis.. memang lebih boros kuota sedikit tp gak seboros beli buku cetak.. Tp kayaknya, solusi "tidak menguntungkan" seperti ini tidak akan diterapkan..
@@radenssonny8401 saya ga bilang saya org mampu. Saya hanya mengatakan tidak semua tentang bisnis, hanya karena dianjurkan untuk membeli buku yg akan digunakan siswa untuk belajar. Tidak semua siswa juga punya hp/kuota untuk belajar. Belum ada bantuan dari pemerintah untuk subsidi kuota/hp. Jika siswa tidak punya buku, bisa kok pinjam ke temannya, atau hubungi langsung guru tsb untuk dibantu. Just saying bukan cuma orangtua yg susah. Guru2 pun juga pusing dengan keadaan.
Wahai manusia... Wahai saudara - saudariku... Coba kita renungkan, saat dberlakukan metode daring : 1. Tidak semua orng tua / wali murid mampu membeli hp. 2. Di saat orngtua / wali murid d tuntut untk bkerja menafkahi keluarga, tp mrka d tuntut untuk membimbing anak daring drmh, lalu untuk apa ada sekolah n guru...??? 3. Anak2 akan jauh dari teman2 n guru. 4. semua pmbelajran daring adalah pembodohan. coba renungkan saudara- saudariku... GURU "PNS"... sungguh benar2 merdeka hidupmu... tak ada lagi fungsi utama guru yg mencetak anak2 muda bangsa yg berkarakter.
Kami dari UNM (Universitas Negeri Makassar), kami mau bertanya kpd kementrian pendidikan dan kebudayaan, terkhusus kepada Kemenkeu jg, kira2 dari Laporan Kinerja Universitas2 yang ada di Indonesia, apakah dalam kondisi pandemi seperti sekarang, biaya yang digunakan tiap Universitas tetap sama dengan kondisi sebelum2nya (normal) atau malah lebih minim? Mengingat banyaknya model2 penganggaran yang tidak berjalan, contoh perjalanan dinas, dll. Tak hanya demikian, dari apa yang disampaikan mas Nadiem tadi terkait kondisi kampus yang ditakutkan tak mampu bayar gaji dosen, itu mungkin hanya berlaku pada PTS saja. karna jikam kita membicarakan PTN, gaji dosen itu ditanggung oleh BOPTN mas nadiem. Jadi perlu kiranya, kementrian terkait dalam hal ini kmentrian pendidikan dan kebudayaan memberikan SK kepada tiap2 Universitas untuk memberikan potongan secara general kepada UKT mhs.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maaf sebelumnya. Saya adalah mahasiswi dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Luar Negeri. Dan kebetulan saya kuliah di Luar Negeri juga ada kendala mengenai Covid-19 seperti di Indonesia saat ini. Tapi, sistem pembelajaran di tempat saya masih seperti pada saat sebelum Covid-19 tersebut ada. Hanya saja siswa diharuskan memakai masker!!! Di cek suhu setiap hari nya bahkan di kampus saya sendiri di sediakan aplikasi untuk mengecek suhu supaya dosen pun ikut memantau bagaimana keadaan siswanya, di tiap kelas juga diberikan handsanitizer bahkan disetiap sudut tempat orang lewat dan ruangan sebelumnya juga selalu di semprot dengan di sinfektan. Tetapi, masalah tugas sekolah tidak seberat di Indonesia. Mungkin tugas yang diberikan kepada siswa di setiap daerahnya berbeda. Kebetulan, saya mempunyai adik yang sekolah di SMK dia setiap harinya hampir stress karena tugas yang selalu menumpuk untuk satu mapel, sedangkan adik saya yang sekolah di Madrasah juga setiap harinya harus mengirim video hafalan kitab dan lain sebagainya, dan adik saya yang baru saja masuk tahun ajaran ini di SD dia setiap harinya diberikan tugas hampir 4 halaman untuk satu mapel. Dan, bingungnya saya kenapa uang sekolah seperti: spp, uang gedung, uang praktik dll; masih disuruh membayar? Padahal adek saya belajar dirumah bukan di sekolah (mungkin wajar kalau masih di suruh membayar tetapi menggunakan fasilitas sekolah. Benar tidak?). Seperti, hal nya wifi dan kuota data internet di daerah saya juga beli sendiri. Kemarin dapet bantuan paket data tetapi hal tersebut mubazir bagi daerah saya untuk mengakses internet karena tidak ada jaringannya. Dan, bahkan adek saya yang baru masuk SD dipaksa dari pihak gurunya untuk membeli seragam dan membayar fasilitas yang ada disekolah. Padahal, di daerah saya tinggal masih belum di perbolehkan untuk sekolah. Saya tau mungkin hal seperti ini sangat sulit tetapi mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan. Terimakasih. Wassallamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikum salam, saya sangat setuju dengan gagasan anda, jangan siswa yg bersekolah dari tingkat dasar sampai menengah yg stress akan pembelajaran dan disuruh membayar spp sedangkan tidak memakai fasilitas sekolah, kami mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa pts juga sama pusing nya dengan siswa tingkat dasar sampai menengah, banyak teman²saya yg tidak mampu membayar atau telat membayar terpaksa harus dikeluarkan pihak kampus karna tak mampu membayar, sungguh sedih saat pendidikan sebatas nominal angka
@@ulfiahwardah5836 iya kak. Bahkan, hati saya hancur ketika saya melihat keadaan Indonesia walau hanya sebatas media sosial. Karena, saya sedang kuliah di Luar Negeri mau cuti pun susah melihat keadaan pasien covid-19 yang semakin meningkat (semoga pasien cepet sembuh, sehat dan Covid-19 semoga cepat berakhir...Aamiin aamiin aamiin). Keluarga saya di Indonesia sedang stress menghadapi berbagai masalah tersebut. Beliau, harus muter gimana caranya membayar biaya sekolah untuk adik-adik saya sedangkan pekerjaan di masa seperti ini sangat sulit , mengajari mapel-mapel yang diberikan oleh guru di sekolah. Itu dilakukan beliau setiap harinya. Saya tahu dan saya pun mengerti dengan keadaan ini.
#opini Kalo sekolah negeri,biaya harusnya gratis,karena dana bos lumayan banyak Tapi,Sekolah swasta dengan gaji pas pasan,Bos yang lebih sedikit dibanding sekolah negeri,jadi guru swasta juga butuh...
Sekolah di Swasta juga tetap Bayar walapun ada pademi,masih beli pulsa untuk belajar....suami terkena PHK.... mau keluar dengan leluasa Taku ada virus Corona....sabar ....sabar
Sama mbak, buat orang yg tanya kenapa gak sekolah di sekolah negeri saja?? Singkat jawaban, RUMAH SAYA TIDAK MASUK DALAM WILAYAH ZONASI. Sungguh terlalu membebani pemerintah trhdp masyarakatnya yg membutuhkan
Banyak sekali tuntutan masyarakat, tapi masyarakat sendiri (kita-kita ini) susah sekali memaksakan diri untuk mematuhi protokol kesehatan. Memang kita-kita ini mau enaknya saja yah.
Penyederhanaan konsep bisa diterima jika ortu ikut memerdekakan pembelajar an secara baik dan benar. 3 trilyun untuk mencerdaskan anak bangsa bukanlah hal kecil. Selamat berjuang Mas Menteri.
bedalah bro beliau lulusan universitas harvard beda pemikiran yg ada di indonesia ini tidak maju maju , contohnya alm eyang habibie di sia siakan juga karyanya oleh negara
Pernah gak agan2 ini nonton berita dimana adik2 kita naik gunung panjat pohon hanya untuk nyari jaringan internet? Ini indo bro bukan eropa atw amrik.. kebijakannya harus yg sesuai sikon
@Saepul Ruhyat sekolah kalo buka juga protokolnya kantin ndak diizinin buka pak, masing2 kerjaan punya bebannya masing2, masa mendikbud harus ngorbanin murid demi pedagang kantin, yg bener aja 😐
@Saepul Ruhyat padahal pak menteri sudah berulang kali bilang, kalau tidak punya hp, ya jangan daring, banyak juga berita guru2 yg datangin siswanya ke rumah buat ngajar. Di sekolah saya kalau murid tidak bisa online mereka ambil tugas di sekolah. Sudah sejelas itu kebijakan mendikbud, sekarang ortu yg mencuri itu apa karna dipaksa sekolah agar online? Harus dilihat dulu gimana kebijakan sekolahnya menangani siswa yg tidak punya sarana. Bagaimanapun keputusan apa yg berjalan di sekolah itu ada ditangan kepseknya, peka ndak dengan latar belakang ekonomi siswanya?
@@nurulaulianisasedaryati9663 taudah di kira satu faktor auto berjalan 100% hahaha, yg kerja pemerintah doank warganya diem doang ya ga jalan juga wkwkw
gimana mau membagikan kuota kepada peserta didik, kalau anggaran bos untuk barjas mulai bulan mei sampai sekarang dibekukan oleh pemerintah daerah sebesar 40 %. Sekolah SD hanya mampu mencairkan anggaran per bulan antara 2 - 4 Juta, itu pun untuk pembayaran honor gtt yang belum ber NUPTK dan bayar tagihan listrik, tagihan wifi, beli kertas dll aja masih kurang. terus darimana kita bisa mengeluarkan anggaran untuk beli kuota untuk peserta didik??????
@@setyaningsih2852 gimana mau membagikan kuota kepada peserta didik, kalau anggaran bos untuk barjas mulai bulan mei sampai sekarang dibekukan oleh pemerintah daerah sebesar 40 %. Sekolah SD hanya mampu mencairkan anggaran per bulan antara 2 - 4 Juta, itu pun untuk pembayaran honor gtt yang belum ber NUPTK dan bayar tagihan listrik, tagihan wifi, beli kertas dll aja masih kurang. terus darimana kita bisa mengeluarkan anggaran untuk beli kuota untuk peserta didik??????lagi sekolah yang kena dampak.
Tdk ad yg mau PJJ trs²an, wrna zona blm tntu akurat..resiko bljr ttp muka tdk kecil..! Efektif atau gaknya trgntung pribadi masing², tny pd diri sendiri "apakh aku butuh ilmu?" Dan disatu sisi ,guru pun hrs sadar akan kewajibannya, tdk hnya dgn memberikan slide powerpoint,etc. dan menganggap smua sudh cukup.Sudah mnjadi hal yg wajar bahwa tak hnya murid yg malas tp guru juga (tdk smua).
Kita semua ini sebenarnya kebanyakan nuntut. Kalau bicara pendidikan, banyak pelajar dan mahasiswa yang kurang bijak dalam memanfaatkan fasilitas. Walaupun tidak semua pelajar dan mahasiswa seperti itu. Kalau memang mereka tau bagaimana cara memprioritaskan, kuota gk akan jadi kendala. Semuanya juga bukan serta merta salah dari Kemdikbud. Ada gratisan kuota dibuat nonton drakor, main game, streaming youtube, tik tok, dll. Giliran kuota habis ngeluh. Cobalah untuk memprioritaskan kegiatan yang lebih penting. Kita semua sedang berjuang di tengah pandemi, kerja sama sangat di perlukan, bukan cuma saling tuntut
Dana bos itu d gunakan sesuai juklaknya, and insya Allah bisa d pertanggung jawabkan... Kalo toh ema ema mau bertanya tuk apa uangnya ya its ok,toh buktinya juga ada ...
Semangat Pak Menteri Nadiem Makarim udah berusaha memberikan yang terbaik, Semangat juga buat kita Para Penerus Masa Depan. Percayalah, bahwa Pak Nadiem pasti ingin memberikan yang terbaik buat kita, jadi kita juga harus selalu melakukan yang terbaik meskipun di keadaan Covid-19 Memang kita harus bersatu di masa yang sulit ini, Ayooo semangat semangatt buat kita semua 🙌🙌🙌
Bisa gak sih solusi nya kalo gini ,di bikinin apps atau software semacam nya di bagi tiga jenis baik itu SD SMP atau SMA/K yang jika mau make harus login pake ID dari NIS di sekolah yang pasti nya itu kan tembus ke pusat. Si apps atau software itu gratis atau terdapat rekening saldo yg perbulan di kasih voucher dr pemerintah untuk bisa akses ke fitur2 d app tersebut seperti ke akun kartu prakerja , jdi si kuota atau voucher gak bisa d pake buat hal2 d luar pembelajaran oleh siswa. Mudah2an bisa di dengar
budget dan waktu utk buat apps nya yg ga memungkinkan. dn perlu sosialisasi menyeluruh yg butuh waktu lama. malah ga jd pembeljaran nnti nya . nunggu bisa semua dlu
Yah seenggak nya ini kan saran saya , toh kita juga blum tau ini covid sampai kapan kan, dan ini jadi tantangan kalo menurutku , kalo blum sempurna kn bisa trus d upgrade 😁, itu apps pikobar buatan pemprov jabar aja bisa langsung launch gak jauh dari pas covid merebak dan seiring waktu trus d sempurnakan.
@@skpdentertainment848 NIS atau NISN apalah itu kalo seinget ku dulu jdi nomor ID dari pas awal masuk kelas pertama di SMP smpe kls 3 dan no urut itu juga d pake lagi pas UN , oh iya sedikit cerita juga karena wktu SMP itu sbner nya tiap tahun di acak lagi siswa maupun kelas nya cuma dari kelas 2 mau ke kelas 3 aku balik lagi ke kelas awal alasan guru ku itu bilang nya karena maslah Nomor NISN itu yg dari kls awal yang ter-register buat UN.
Kedua org tua saya guru mas mentri dan beliau berdua sudah berumur, dua hari ini saya pulang dari ponpes sementara, saya lihat setiap hari beliau berdua ada di depan laptop untuk mengejar deadline kurikulum,saya cuma meminta untuk segera lah melaunching kurikulum baru karena guru juga pusing mengejar deadline dan tolong lihat lah kelapangan langdung di daerah2 untuk tahu secara langsung kebutuhan guru dan murid secara kredibel dan akurat 🙏🙏🙏
Orang tuaki keduanya juga guru ibuku melek teknologi jadi bisa mengajar jarak jauh beda dengan bapak, setiap kali pembelajaran saya membantu membuat classroom. Memang klo pandemi gini kita anak harus membantu orang tua. Semangat untuk anak2 guru
@@gerypurnom bapak saya umurnya sudah 57 tahun jadi saya memaklumi saat beliau tidak bisa menggunakan teknologi namun kembali ke masing2 guru mau belajar atau tidak karna ibu meskipun sudah 56 tahun bisa mengajar tanpa bantuan saya. Malah ibu yg mengajari saya cara menggunakan exel yg benar
Menkominfonya aja ngurusin bokep mulu wkwk abis duit nutup nutupin padahal ga ngefek juga mending infrastruktur telekomunikasi tuh, udah paling lemot internet kita masih ae ngurusin yg ga guna
Pendidikn bukan hanya membuat siswa pintar tp yg utama adalah berubahnya karakter yg dimn guru mempunyai pengaruh yg sangat besar dan tidak bisa digantikn dg hanya tehnologi krn disekolah lah anak banyak belajar dg berbagai sisi baik dr guru,teman2nya dan lingkungan yg sudah didesain oleh sekolah dlm membentuk karakter siswa
Salah halnya jika semuanya dilimpahkan pada negara di zaman sekarang ini. Yg benar menurut saya adalah kita dan pemerintah saling bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini dibidang masing masing.
Mba nana,,tidak melulu tentang pulsa,tolong sampaikan pada pak mentri,PJJ tidak efektif apalagi untuk pelajaran matematika,harus di ajarkan bagaimana cara mengerjakan tugasnya dan tidak semua orang tua bisa mengajarkan matematika
Tonton juga Mata Najwa eps. [Kontroversi Mas Menteri] dan episode lainnya di www.narasi.tv atau klik link di bawah.
Part 1 - bit.ly/3a0Erci
Part 2 - bit.ly/2C06nQT
Part 3 - bit.ly/2PpfZId
Part 4 - bit.ly/3gvmLYQ
Part 5 - bit.ly/2PpR2vZ
Part 6 - bit.ly/33wUm0W
Part 7 - bit.ly/3kfiYB5
Mba Nana, apa pendapat mba Nana apabila ada kampus yang tidak memiliki BEM? #memintapendapat
gimana mau membagikan kuota kepada peserta didik, kalau anggaran bos untuk barjas mulai bulan mei sampai sekarang dibekukan oleh pemerintah daerah sebesar 40 %. Sekolah SD hanya mampu mencairkan anggaran per bulan antara 2 - 4 Juta, itu pun untuk pembayaran honor gtt yang belum ber NUPTK dan bayar tagihan listrik, tagihan wifi, beli kertas dll aja masih kurang. terus darimana kita bisa mengeluarkan anggaran untuk beli kuota untuk peserta didik??????
Sedih kalau mengeluh masalah pulsa, cobalah untuk open minded dengan segala kebijakan pemerintah yang berusaha untuk terus memberikan pendidikan dikala pandemi ini, ketika ananda masuk sekolah, bukankah ananda diberikan uang saku? Sebetulnya pembelian pulsa kuota itu bisa pengalihan dana dari uang saku ananda ☺ semangan para pendidik dengan segala alasan wali murid mengenai pulsa kuota ❤
Dana bos untuk honorarium gtt saja atau kesejahteraan gtt belum okee kok bak Nana
DDUUUUUAARRRRRRR LEBANON
Yg sy suka dg Mas Mentri ini, dia selalu menggunakan istilah "inilah tantangannya" bukan "inilah maslahnya".
Khas org yg punya semangat positif.
👍💪
adik gw masih sd juga bisa ngomong gitu.. itu masalah kebiasaan penggunaan kosa kata aja kalezz
Sebenarnya kasian juga mas menteri. Beliau diplot jadi mendikbud agar bisa mempersiapkan pelajar yg lulus dan bisa menyesuaikan lingkungan kerja yg penuh teknologi baru dan inovasi. Cita2 Indonesia maju di masa depan. Eh Sekarang malah dipusingkan masalah pendidikan di masa pandemi... Tapi ga ada yg tau juga keadaan di depan itu gimana
@@karenacuff17 Berpikir dong. Mas Mentri ini udh dewasa, udh tau passion hidup, udh tau bagaimana perjuangan, udh tau bagaimana menghadapi masalah. Jangan dibandingin sama adek lo yang masih SD lah, lagian dari bagaimana lo berpendapat udh tau bagaimana adek lo.....Bodoh dalam berpikir !
@@karenacuff17 halahhh.. paling adek lo kebiasaan kosakatanya juga ngomong "ngentot".
Saya seorang pendidik di salah satu PT di Sulawesi.
Di awal2 pandemi, kami melakukan riset kecil terhadap 400an mahasiswa dari bbrapa provinsi. Hasilnya, kami temukan kendala utama yg disampaikan mereka adalah kesulitan memahami konsep yg diperoleh dari media digital, tanpa pengamatan/tatap muka langsung. Baru setelah itu berkaitan jaringan, pulsa, banyaknya tugas2, listrik, dsb.
Tidak ada yg benar2 siap dengan situasi ini.
@@riandnovrichannel597 Betul. Kondisi ini menyadarkan kita bahwa kesiapan mitigasi semestinya tidak hanya di sektor ekonomi atau pembangunan. Mitigasi bencana untk sektor pendidikan harus menjadi salah satu perhatian kita semua.
@@HasanDjidu saya aja biasanya dikampus dpt memahami materi, di rumah kuliah online malah susah kebanyakan tugas
Tidak ada yang siap, termasuk PJJ, walau tidak bisa maksimal. Pendidikan penting,tp yang lebih urgen dan penting keselamatan dan kesehatan yang lebih utama,
Betul sekali...pemahaman masyarakat ttg IT msh rendah sekali
Mas Menteri, mohon maaf saya adalah salah satu Kep Sek SMP Negeri yang mengambil kebijakan melawan peraturan yang ditetapkan mas menteri, inipun saya lakukan dgn resiko yg luar biasa. 90% siswa kami tidak bisa mengikuti pelaksanaan PJJ, dikarenakan beberapa faktor, faktor terbanyak adalah keterbatasan siswa yang memiliki HP android. Untuk itu saya memutuskan siswa masuk sekolah dgn protokol covid yang ketat. Adapun proses pembelajarannya adalah sbb :
1. Siswa kelas 7 masuk hari senin dan kamis
2. Siswa kelas 8 selasa dan jumat
3. Siswa kelas 9 rabu dan sabtu
4. Jam pelajaran hanya 2 jam
5. Satu mata pelajaran / hari
6. Membuat Surat Persetujuan dari Ortu
Langkah selanjutnya, kami setiap bulan membuat laporan ke Dinas Pendidikan melalui Pengawas secara fiktif laporan PJJ
Sebagai kepala sekolah, rekening bapak sudah menerima dana BOS dari Depdikbud kah, pak ? Kalo iya, ya mohon di bikin plan budget nya, fokus untuk penyedian pulsa , dan HP android buat anak - anak didiknya. Kurang atau belum di kirim ? Eskalasi isu nya ke tingkat lebih tinggi pak, tembusan ke Pak Nadiem kalo perlu. Gimana pak ?
Saya setuju sama kepsek yang ini
Betul, sepakat. Kita para guru paling merasakan betul-betul dampak kebijakan Mas Menteri ini. Ibarat makan buah simalakama ya Pak. Kalo kebanyakan yg komen2 itu nampaknya ga paham...
Terbaik. Sepemikiran..
Keren pak. Artinya, selama sesuai dengan standar protokol dan sepengetahuan stakeholder setempat menurut saya sah sah aja. Kebanyakan masyarakat kita latah. Satu daerah ngadain pjj, daerah lain ikut ngadain tanpa penyesuaian dengan kondisi covid di daerahnya
Kpd Yth. Bapak Menteri Pendidikan
Hormat
Salam Merdeka
Saya guru sdh bertugas 21 thn di dunia Pendidikan. Tempat tugas di Papua, di Propinsi Papua mengajar di SMKN, menyesal karena pembayaran Sertifikasi Guru sdh terlambat, kami hanya dibayar 3 bulan sedang kami sdh berada di bulan Agustus. Tolong Bapak Menteri memberikan peringatan kpd Dinas Pendidikan Pro.Papua agar segera membayar 3 bulan tunjangan sertifikasi yg belum dibayar.
Terima kasih.
up
up
Up
Up
Up
Nadiem adalah 1 dari sedikit tamu Mata Najwa yang bisa dengan tenang dan jelas menjawab rentetan pertanyaan Mbak Nana.
Yg di undang yg kubu pro doank, yg kubu kontra gk ada.
Lu ngerti debat yg bener kagak?? Percumah kalo datangkan cuma dr 1 pikirran yg bagus doank, debat yg bener cari masalah untuk mendengar saran+kritik menentukan arah kebijakan2nya.
Awam bat lu Zer buzzer
Ini kan bukan debat Mas eee. Ini semacam klarifikasi. Lagipula kadang debat, keluar emosi iya, penyelesaian masalah kagak. Demen amat debat.
@@mafiamigascita-citaku2362 lol ini emang bukan debat coeg
@@adityanovri3532 ini bukan bidang nalarmu nak. Msh lugu+awam kengenai trobossan pendidikan lu.
Bidangmu apa?? Kan beda+gk ngerti diem, atau jauh dr bidang pendidikan diem bae lah lu nak
Pertanyaan dan motongnya sedap sedap mantap
Udah lah jangan di cari" kesalahan mentri se Bagus n Transparan ini. gilaa negara bisa maju kalo kualitas mentri begini. beliau terlihat jelas ngomong dari hati. sampai berani mempertaruhan kehormatannya. MAJU TERUS MAS NADIEM SMA PAK ERICK.
CARI TIKUSNYA LAPOR KAN, manusia manusia itu yg suka motong jatah" RAKYAT!
Yg punya duit ngomong aja yg gk punya duit menjerit mentri
Benet tu zerrr... Dukung trus junjunganmu...
Iya , emang dari hati banget pak Nadiem ngomongnya. Keliatan dari mukanya. Makanya saya kasian sama pak Nadiem kalo ada rakyat yang menyalah " kan kebijakannya 😢. Padahal menurut saya kebijakan pak Nadiem ok semua , saya nyaman" aja ngerjakan tugas daring, malah makin fokus belajar karna ga ada temen yang ngajak ngobrol pas kek di kelas dulu 👌
Mas menteri sdh berusaha mmbantu meringankan kesulitan mahasiswa, siswa SD , SMP dan SMA.skrg tinggal kebijakan para rektor, kepala sekolah agar bisa bekerja sama dgn kebijakan kemedikbud.
Nah ..ini yg kira2 sulit dilkukan krn tdk semua org py pola pikir lurus, dan ideal
Di sekolah anak saya tdk ada pulsa/kuota gratis Bun.tp alhamdulilah msh bisa beli kuota sendiri🙏
@@prasasti5457 tanyakan ke kepala sekolahnya kak. Karena aruran Kemendikbud itu dana bos bisa digunakan untuk beli paket internet. Di sekolah daerah sy itu digunakan
@@zuarianzar3456 iya.terima ksh sarannya🙏🙏.mang sejak ada Bos sejak dulu sampe ada pandemi blm pernah mendptkn dana bos/kuota sekalipun☺️saya berpikir mgkn untuk yg lbh membutuhkan apa gimana saya tdk tau
kwkwkwkkwkwkwk, oh yes
covid ini masalah kita semua bukan hanya masalah pemerintah, tolong yang harus bahu membahu di sini bukan hanya pemerintah tapi kita semua. SETOP EGOIS DENGAN BANYAK PERMINTAAN kita semua terdampak
Susah2 gampang bro, sebagian orang indonesia terlalu angkuh dngn pola fikir yng hanya melihat dari satu sudut pandang, terlalu aleman banyak nuntut, salut dngn orang2 disini patuh aturan dan disiplin diri masing2, alhamdulillah dsni semua berjalan lancar, (taiwan)
Betul skali
covid masalah kita dr akibat kebijakan pemerintah ,klo seadainya pemerintah itu memang memikirkan rakyat bukan kepentingan para tokoh politik ,mungkin indonesia lebih baik,seadainya yg jd dinegri ini bukan boneka ,kita akan lebih canngih
Siapa yang kntut baunya sampai kesini wadawww
Alhamdulillah, rasa syukur yg harus tetap tercurahkan. Saya mahasiswa semester akhir, dimana kuliah di akhir 4 tahun harus ditempuh secara daring, hingga sidang tugas akhir secara daring. Apakah susah menempuh itu semua ? Tidak, jika kita ambil sisi positifnya. Bantuan pulsa ? Iya, 2 bulan saya mendapat bantuan iternet. Pengurangan UKT ? Ya, ada kebijakan pengurangan UKT di kampus saya. Jadi, saya hanya ingin masyarakat terutama mahasiswa yg notabene kaum terpelajar Indonesia, mari ambil sisi positifnya. Bukankah pandemi membuat kita belajar dan banyak hikmahnya ? Semakin banyak apps yg kita pelajari, merasakan belajar dalam keterbatasan, hingga pentingnya memahami guru saat mengajari anak di sekolah itu tidak mudah kan ? Nah begitulah 😊😊 Be positive please.
Konsen dont give up ubah aja kalimatnya jadi never give up aja biar nanti takutnya salah persepsi
Ngarang puisi lu ya...
Tambahin dong Jack Kahuna Laguna saiid: Apapun yang terjadi tetaplah bernapas.
Pak Nadiem tulus mau membenahi pendidikan Indonesia. Jangan terus menyalahkan beliau. Terus maju pak Mentri.. Indonesia perlu orang seperti bapak
Bener ini dia juga bingung kok disalahin dia sedang berusaha
Bukan menyalahkan, itu bagus, justru kritik itu bagus, jadi bisa diperbaiki
Itu bukan lagi kritik, masa mengkritik sampe ngelaporin ke komnas ham
Jilat teros..
Gini nih orang kalo gak pernah ke tempat terpencil, otaknya jadi sempit
Sebenernya ya, saya sangat yakin orang² yg ad di atas (pusat) sudah berusaha dengan sangat baik tapi, yang di daerah terkadang masih ada main curang demi perutnya sendiri.
Setuju banget
Betul sekali, jgn salahkan pemerintah pusat tapi lihat pemerintah daerah
Betul bangt anjir, pemerintah pusat udh mati2ian. Tapi pemerintah daerah kaya tai. Bnr bangt tau
True!
banget bang pemda ke bawah tuh kacau
Mau bagaimana pun, cara belajar apapun .. SEORANG GURU TIDAK BISA TERGANTIKAN OLEH TEKNOLOGI .. GURU TETAP GURU ..
Setuju nih seperti lagunya guru-guru ini judulnya juga pas PERAN GURU TAK TERGANTI ➡ ua-cam.com/video/hIt3io8CSzY/v-deo.html
Guru tetap guru perannya mendidik, tehnologi tetap tehnologi, perannya membantu.... mungkin pendidikan pola ini faktor kondisi CV19, semoga badai berlalu.
Benar.. biar google pintar. Guru lebih pintar
@@sitikaromah4591 kamu cantik yaaa, lebih rajin belajar, biar cita2 nya tercapai, tapi jangan lupa Sholat dan hormati orang tua, krn doa orang tua, menentukan sukses dan gagalnya dlm meraih cita2.
@@sargonsihotang59 kq sampean bisa tau ?????
Mas menteri sabar banget,, thanks Allah udah kirim yang kya gini for Indonesia,, ujian jabatannya berat banget,, semoga selalu diberikan kekuatan
Jilat teros
@@matarizvan7399 kalo kita kagum sama seseorang langsung dicap penjilat ya?
No... Dia tidak paham dg kondisi pendidikan Indonesia
@@Odinson503 biasa kaum radikal fpi
Sabar. Tenang. Smart.
setiap keputusan punya konsekuensi, susah emg ngambil keputusan aplgi menghasilkan keputusan yg win to win, ya semoga aja sehat selalu pak menteri
Org hebat emng beda, dari cara ngejawabnya udh tenang, santai dan bisa ngena. Mantap
Saya tau google lebih pandai dari guru .tapi guru punya rasa kasih sayang mendidik murid dengan hati.bukan hanya tentang pelajaran tapi juga karakter sopan santun .jangan sampai generasi muda di didik oleh robot.
Salam pelajar BOJONEGORO
Belajar bukan hanya untuk pintar
Dua hal yang perlu kita ingat, pertama pandemi ini bukan maunya kita bro. Dan yang kedua, kebijakan PJJ ini bukan sebuah kebijakan kemendikbud. Kemendikbud hanya punya 2 pilihan, satu Pembelajaran Jarak Jauh, kedua yaitu tidak belajar sama sekali. Mohon mengerti lah dua hal yang tidak dipikirkan kebanyakan masyarakat sekarang ini.
👍👍👍setuju
Mohon maaf mas Mentri,pada realita nya kami guru honorer hanya menerima RP,150000-300000 perbulan.itu sebelum pandemi dan saat pandemi juga.dengan amanah sama seperti ASN,bahkan pekerjaan ASN pun yang berhubungan dg IT kami yg mengerjakan dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan TIK...
Sabar bu
Baru mau turun BOS nya jg
Harusnya ada pelatihan2 sejenis PEKERTI Dan IT utk kategori dosen/guru yg blm mengikuti ato sejenisnya
@farid abdul rahman belum tau rasanya jadi guru honorer,,,
Paling juga anda mengajar satu jam perhari kok @maya
Kenapa ga ikut cpns kan ada jalur reguler dan jalur buat honorer
Jika UKT tidak diturunkan salahkan rektornya bukan menterinya, universitas tpt saya berkuliah menurunkan biaya UKTnya dan memberikan kuota internet setiap bulan kepada mahasiswanya
Kampus mana
Yaps gue juga mahasiswa, kebanyakan mahasiswa kritik doang ga ngasih solusi, klo ingin kritik kasih solusi
Biar seragam alangkah lbih baik mengeluarkan aturan pelaksanaannya.. so ada bawahan tdk bingung kalau sewaktu2 ada temuan.. pihak sekolah pun jg bisa dituntut
Kampus saya juga sudah melakukan hal itu, semuanya kembali kepada rektor masing masing sih menurut saya
Sy ukt ada pemotongan walaupun kecil 😂🥀, & ada juga kuota bulanan. PT saya negeri di bandung
Edit: oiya bisa cicil 2x jg & diundur pembayarannya
Semangat Pak Nadiem, kami para pendidik melihat kerja bapak dan inovasi berbasis teknologi yg bapak uda lakukan selama pandemi ini.. Doa kami untukmu Mas Menteri, Mas Menteri org hebat
Commentnya menyejukan..
Tp banyak yg gak suka sm mas menteri.. bntr2 mundur, intinya.. pengen bagus gak bs instan,. Harus bertahap dan dukungan semua pihak👍😊
@@sukari-5784terima kasih mas....suka dan suka itu sifatnya subjektif, sudah kerja sebagus apapun pasti ada saja yg gak suka dengan atau tanpa alasan. Ada yg gak suka sama org tanpa alasan lho, padahal org tsb kerjanya bagus, cerdas, kreatif....justru org yg kerjanya bagus banyak yg gak suka, mengapa? krn org yg gak suka itu merasa dirinya gak pny etos kerja bagus, mau gaji tapi gak mau kerja, mau jabatan tapi gak mau kerja, giliran ada deadline kerjaan, mulai bingung cari org yg bisa ngerjain tugasnya sementara yg dapat pujian org yg malas kerja ini...ini mah uda hal biasa diperkantoran/institusi manapun pasti ada tuh tipikal yg kerjanya bagus tapi gak dihargai & tipikal org yg kerja santai, omdo gede, becanda muluk di kantor, gak serius tapi krn pinter ngejilat & pendukungnya banyak jd lebih keliatan menonjol & bagus, padahal kerjaannya hasil copy paste org/staf dia yg rajin kerjanya...hal yg sama terjadi di institusi pemerintah, yg kerja bagus pasti dirasa mengintimidasi mrk yg malas2an dlm bekerja. Mas menteri org hebat ditengah masa sulit pandemi & digoyang/digoreng terus sm barisan org2 yg gak suka sm beliau, Mas menteri masih tangguh bahkan lebih kreatif. Mantap Pak Nadiem!
Jangan menyalahkan siapapun, termasuk keadaan.
Semua peran serta warga negara sangat dibutuhkan sesuai dengan porsi dan kapasitas masing2. Semoga ada jalan keluar yang terbaik untuk semuanya. Amin...
Demi masa hehehe
@@stayalive9995 betul seneng masih Ada yang comment gak usah nyalahin Siapapun atau covid. Be creative and thinking out of the box
@@Arti.dubaiagent saling nasehat menasehati dalam kesabaran itu lebih baik
AMIN...Daripada menutup Sekolah. Mending Tempat Wisata yg ditutup dan batasi Mall/pasar/tempat hiburan
True, semoga semakin banyak rakyat yang sadar untuk mematuhi tata tertib. Jaga jarak dan pakai masker pun sudah sangat membantu. Kalo rakyatnya ( apalagi yang mampu ) untuk pakai masker saja gak dilakukan, pak mentri yang kasian , pusing mikirinnya 😢 Semangat pak Nadiem
It's not an easy job. Let's support him.
saran : kemendikbud kolaborasi dengan kementrian desa membuat wifi RT , memanfaatkan dana desa , saya rasa jauh lebih efektif, efisien dan tepat sasaran drpd memfasilitasi pulsa per individu . terimakasih
Wifi Kan cangkupan nya ga Luas. Kalo siswa nya kumpul di satu tempat yg Ada wifi nya berarti susah social distancing nya. Mending pergi ke sekolah Kalo gtu. Ya ga sih?
@@dikaintanayudiaswati9908 bisa kolaborasi dengan kominfo juga unt pengaturan letak towernya , wiiihh saya sudah membayangkan klo terealisasi bisa kena banyak sasarannya , UKM bisa lebih maju krn ibu rumah tangga bisa jalankan online shopnya .. kemendikbud bisa kolaborasi dengan youtuber yg kmrn diundang ke istana unt kasih konten2 yang mendidik , dsb
Up, betulll
@@dikaintanayudiaswati9908 ya benar ba, tp klw misal jangkauan luas kmungkinan biayanya sangatt mahal
Mungkin saja dilakukan, tinggal ngajuin kerja sama dengan salah satu provider dan meminta tiap rumah punya routernya masing2.
Tp pertanyaan sebetulnya, nnti siapa yg pakai? Siswa? Org tua? Pekerja? Dipakai apa? Belajar? Main game? Sosmed? Tiktok?
Cakupan wifi sampai mana? Daerah2? Pelosok dapat akses wifi tidak?
Ide bagus sebetulnya, tp saya yakin baik pemerintah, masyarakat atau pihak terkait dengan ide ini belum siap.
Seharusnya bukan kritikan yang menyalahkan... Tetapi sampaikan solusi untuk pemecahan masalah...
Siapa yang siap dalam kindisi yang mendadak seperti ini yang serba teknologi... Jangankan orangtu yang ga pernah sekolah guru pun begitu gagap menggunaakan teknologi
Saya justru kepngin Mata Najwa tampil di depan menyampaikan solusi....
TV swastaa yang ada di tanah air pun kirang peduli dengan pjj
Saya usulkan setiap provinsi dan atau kabupaten bikin stasiun televisi dan manfaatkan radio di dareah...
Bentuk tim pembelajaran daring, luring dalam pjj buatkan jadwal yang baik untuk siswa belajar dengan baik
Jangan cuma teriakan tuntutan... Begitu sepertinya...
tugas media emng mengawasi, maaf kalo salah
Menurutku masih ok sih minta solusi ke mendik...kan emg tugasnya jg.toh drpd mintanya ke batu kan takutnya keras...hhhhaha
Nadiem dan Erick Tohir ini dua menteri yg bagus yg punya ide2 bagus dan menguasai persoalan.
Belajar online itu hal biasa di masa pandemi ini.
Disini Australia aja belajar online, malahan di Melbourne udah stage 4 lockdown, padahal jumlah confirmed case covid-19 masih sangat rendah.
Jujur sy merasa serasa dengan mas mas mentri, batapa setress nya mengahadapi keadaan ini.
Mas mentri di tuntut sempurna.... mereka gak paham proses...
bukan dia doang semua jga pada stress
@@putrakahu7106 yes
@@putrakahu7106 proses apa? Proses yg seakan2 dibuat berbelit2.
"pemerintah menganjurkan agar dana BOS difungsikan untuk pembelian kuota internet & mengurangi iyuran akan tetapi itu tergantung rektor & kepala sekolah masing2" apakah ini yg dinamakan solusi?
Bagaimana dng kondisi keluarga yg sama sekali tidak punya hp android?
@@cahyaadi6116 berarti yg bermasalah di kepala sekolah nya,,
Puyeng-puyeng lo mas.
Mikirin dapur aja saya puyeng gmn mikirin negara,. I can feel u. Keep spirit. 🤣🤣
Pilihan nya anak mau belajar daring system PJJ atau membiarkan anak kita tidak belajar sama sekali
kasian mas nadiem mukanya udah pucet banget
@@armandjustlike4405 top, smart people
Padahal yang laen enak2kan makan duit korupsi.nyantaiiiii uang jalan dan apa akhirnya negara rusak nanti ada mentri baru puyeng membenahi.ini yang dri 1945 sampai sekarang dan makanya kalah sama malaysia dan vietnam,,,,padahal indonesia lebih dulu merdeka seharusnya lebih baik bukan malah sekarang indonesia mencontohi mereka yang baru belasan tahun merdeka
Tolong selesaikan masalah GURU HONORER Pak Nadiem. Bertahun tahun tidak pernah ada penyelesaiannya. Jika tidak diselesaikan akan menjadi bom waktu. Sekarang saja sdh ada 700.000 guru honorer di sekolah negeri, jika dibiarkan akan terus bertambah. Dan kesejahteraan mereka hanya beberapa ratus ribu per bulan. Berharap pendidikan maju dengan hampir 1 juta guru bergaji 100-500 ribu per bulan?
Sesekali liat sudut negeri, liat keadaan dilapangan "Mohon maaf" "Ngomong saya juga bisa" 🙏
Kemudian ya pak
Kalau buat kurikulum khusus SMA pastikan terhubung dgn standar masuk PTN (ini tujuan mereka)
Mohon maaf pak, sekolah swasta dri dulu dapat dana BOS, mungkin beberapa tidak, jd bukan pertama kali
Gimana yg tinggal d daerah tanpa listrik, jaringan internet macet bahkan tidak ada dan tidak punya android tpi tetap di tetapkan PJJ
Jika visit home bagaimana transportasi gurunya
Harus di tinjau pak
Saya masih percaya pak
Bapak bisa menyelesaikan msalah ini
Pastikan tapat sasaran pak 🙏
Cerdas sekali.toloh mata Najwa klo mau diskusi dengan pak Nadiem lgi ajk ibu ibu anak wali murid tpi jngn kau bayar ituh ibu ibu biar berkata bohong ...
Satu2 argumenya gan. Btw tujuan pendidikan itu sejatinya utk survive, bkn utk dikerucutkan jadi disiapkan buat sma. Cmiiw. Semoga kurikulum baru nantinya lebih baik
Bang Ronin kalau satu satu, ntar akun gw satu layar
Btw terjun langsung gan, biar paham
@@fitriatulsirait2082 duh duh, mksd saya bikin kalimat itu loh hahaha dah lah ga penting juga
😆😆
Mbak Nana, coba kapan kapan Undang langsung siswa/ mahasiswa. Supaya bisa menyampaikan semua kaluhan mereka saat Daring..
Pendidikan penting. Tapi kesehatan lebih penting. Semangat terus buat pak mentri Nadim.
Miris rasanya, banyak orangtua mengeluhkan bahwa mengajarkan dan membantu PR anak dirumah membuat pekerjaan mereka semakin berat dan bertambah. Itulah yang dirasakan guru guru di sekolah
(Lain hal jika yang dikeluhkan adalah kualitas jaringan serta perangkat yang dipakai dalam belajar daring)
Padahal, orangtua juga berkewajiban mengajarkan anaknya, walaupun orangtua tidak tamat sekolah atau bahkan tidak sekolah, orangtua tetap bisa membantu anaknya dengan cara belajar bersama dan mencari jawaban nya bersama sama bukannya mengeluh
Mengeluhkan tentang susahnya mengajarkan anak dirumah tidak akan menyelesaikan masalah apa apa dan hanya membuat anda serta anak anda lebih bodoh.
Silahkan bertukar pikiran dan argumen dalam komentar ini, tapi tetap positif yaaa
Terimakasih
Halo mas. Mau bertukar pikiran. Saya liat orang tua saya kerja seharian. Ketika pulang pada sore hari harus kembali membantu adek2 saya ngerjain soal dan nerangin materi2 karena saya sndr gabisa ngajarin semua langsung jadi akhirnya kami bagi tugas. Saya sendiri tidak masalah. Karena saya mahasiswa dan kebetulan masih libur. Namun gmna klo nanti saya juga masuk? Meskipun online saya jg nantinya punya tugas. Yang mana efeknya jam saya ngajarin adek2 saya jadi berkurang karena saya punya tugas yang mana itu akan menambah beban ortu saya untuk ngajarin adek2 saya. Dan yang jadi masalah sebenernya adalah kebanyakan instansi tidak memberikan diskon untuk spp2 kami. Di sisi lain saya tidak memakai fasilitas kampus. Adek2 saya juga tidak memakai fasilitas sekolah mereka. Dan sudah kami membayar full. Kami juga harus membeli kuota sendiri untuk pjj ini. Keluarga saya tidak masalah dengan sinyal. Yang dipermasalahkan adalah kenapa tetap bayar full. Padahal listrik tidak kami pakai. Air tidak pakai.
Ini keluhan dari segini spp yang diharuskan ttp membayar full. Bagaimana lagi jika ada yg rumahnya d plosok. Bagaimana kalau ada yg keluarga tidak mampu. Tentu mereka akan kena dampaknya berkali2 lipat dibandingkan saya.
Saya rasa wajar para ortu mengeluh. Buat apa bayar full klo ujung2nya kita sendiri yg ngajarin. Sekolah modal ngasih buku doang. Klo modal buku doang ke gramedia aja mending kan bisa gtu.
Masnya sudah punya anak yang bersekolah belum, terutama SD.?
Saya punya anak baru masuk sd, hari pertama sekolah 30 menit langsung dikasih 10 lembar pr yang tidak masuk akal, begitupun minggu berikutnya. Untuk saya yg tidak punya basic pendidikan tinggi terus terang saja kesulitan mewakili cara ajar yang harusnya sekolah berikan. Masnya juga tidak perlu beritahu orang tua harus mengajarkan anak2nya dirumah, semua orang tua tahu itu., tapi tidak untuk mengajari anak kurikulum sekolah jelas tidak bisa, dan saya yakin tidak sedikit orang tua seperti saya.
@@Masukkannama01 betul mas. Saya yg blm punya anak (alias masih ngurus adek2 saya aja pusing). Memang benar ortu jg harusnya jangan ngeluh klo buat ngajarin anak2nya. Tapi mungkin tidak di porsi kyk guru ngajarin muridnya. Karena tidak semua ortu punya basicnya. Tidak semua ortu pandai dalam mengajarkan. Tidak semua ortu pernah bersekolah setinggi anak2nya. Kebanyakan di pjj ini guru2 hanya memberi tugas tugas dan tugas. Malah jadi jadi kyk kewajiban ortu yang mengajari sesuai kurikulum. Padahal mereka jg tetap dibayar untuk mengajaru anak2.
@@mike.dante___ iya saya gak stuju aja sih sama mas diatas yang bilang orang tua jangan ngeluh dan gak akan menyelesaikan masalah. Jelas masnya tidak tahu apa yang dirasakan kebanyakan orang tua diindonesia. Saya juga tahu orang tua harus mengajarkan anaknya dirumah, tapi sekali lagi untuk kurikulum sekolah orang tua tidak akan mampu mewakilinya, apalagi sekolah bayar full tapi yang ngajarin malah orang tua. Untuk mas yang diatas saya tidak tahu kenapa mas bisa bicara seperti itu, mungkin memang masnya punya banyak waktu luang dan juga paham kurikulum yang harus diajarkan ke anaknya, syukurlah.
@@Masukkannama01 lalu solusinya bagaimana? kalau anak anak sekolah semuanya masuk bebas seperti biasa dan kena penyakit virus itu gimana? apa sudah siap dengan hal tersebut? oke, pakai protokol kesehatan yg tepat. tapi apa sudah yakin, ikhlas dan siapkah para orang tua untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi selanjutnya? semuanya ada sebab dan akibat. dan semua juga sedang dicari solusinya. tetapi kita jangan sampai menjadi orang yang terlalu egois. No offense :)
Ini masalahnya terlalu kompleks. Jangan nyalahin mentri terus. Emangnya dinas, kepsek, guru, dan lain lain gak mrasa ada taanggung jawab dan rasa memiliki dunia pendidikan?
harusnya masalah ini udh bisa kelar di rektor itu sendiri
Ahhh ini comment yg menyejukan.. semuanya sudah ada porsinya masing.. jd betul jgn semua disalahkan kementerian y.. sekolah ada dana bos.. ada dinas pendidikam setiap wilayah untuk mbantu mengurai keluhan2 😊
Betull
Betul tapi banyak kepsek y g jelas
@@geoinside291 yg ga jls itu kan peraturannya, apakah sudah ada surat edaraannya dari mentri untuk dinas pendidikan di wilayah2? Ini kan mentrinya cm baru ngomong doang, tp belum ada perintah secara resmi, kan yg di salahkan yg di bawah... Hadeehh
Daripada menutup Sekolah. Mending Tempat Wisata yg ditutup dan batasi Mall/pasar/tempat hiburan
Trus kalo di tutup orng tuanya pada ga kerja...gman anak2 mau sekolah mau beli makan aja ga bisa ...tidak semudah kalo cuma bicara
@@tianacosta8674 iya paham, justru klo malah menutup sekolah malah menambah beban ortu bagi yg ga mampu.
maklum broo pasar ada pajaknya. sayangklo di tutup. gni aja broo. kloemang pasar yg lain dbka. sklah harus dbka jga donk dgn mematuhi protokol keshatan juga toh dpasa n wisata gk smua patut protokol kaan... apabedanya sam seklah... pemerintahyg baik itu harus memberi keputusan yg tidak merugikan salah satu pihak....
@@softwareandroid07 oke kalo yg wisata/pusat ekonomi saya setuju itu. Kalo sekolah kenapa ga di buka saja? Dengan menerapkan protokol kesehatan atau dibuat jadwal satu kelas dipecah jadi 2 secara bergantian belajar tatap mukanya. Serius asli kampung saya padahal zona hijau tapi sekolah masih online, temen2 adek saya juga kasian banyak yg ga punya hp. Orang tuanya hanya petani, terpaksa ikut ke tetangga atau sodara. Belum lagi yg anaknya 2 atau 3. Intinya klo pusat ekonomi bisa bergerak walau dibatasi, kenapa sekolah ditutup sama sekali? Kasian orang tua siswa anaknya belum tentu ngerti pelajaran, sulit akses internet/smartphone terbatas dan biaya kuota internet. Orang tua udah susah dalam situasi seperti ini harus ikut berperan aktif anaknya belajar, tidak semua orang tua mampu melepas anaknya belajar online.
@@softwareandroid07 gitu bro, serius sedih sekali d kampung saya begitu, ujung2nya malah kerja kelompok juga (ngumpul2 juga) karena satu hp dibagi2 buat tugas temannya juga. Mungkin untuk yg zona merah silahkan ditutup, beri pendidikan yg efektif. Untuk zona hijau sekolah saya minta dibuka dengan selalu melaksanakan protokol kesehatan. Gitu aja.
Assalamualaikum, saya guru sekolah swasta, dg gaji saya syukuri saja adanya... Semenjak aturan pemerintah jarak jauh saya alokasikan sebagian gaji saya untuk membeli peralatan belajar daring seperti: tripod, handphone yg punya kamera bagus, microphone, kuota extra setiap bulan, dan alat alat yg menunjang mengajar belajar online, bisa dilihat hasil video2 pelajaran di channel saya. Bukan berkeluh kesah, hanya sedikit mengutarakan rasa bahwasanya kami guru yg bukan PNS selalu ingin memberikan yg tebaik untuk murid-murid kami, entah itu mendapat perhatian dari pemerintah atau tidak, ...
Tetap semangat guru. Semoga dapat barokah dari Tuhan.
@@sweetygirl11-6 amiin terimakasih
Anda banyak duit..
Silahkan mampir ke Desa2 di plosok Indramayu. Disini Honorer Guru SD cuma Digaji 300rb perbulan pak.... Anda lebih beruntung 👍🏽
@@masrahmat8637 Alhamdulillah 11 12 dg saya, :D
Kasian sama mas nadiem pasti pusing banget asli, semoga cepet normal kembali lah dunia ini
Susah pasti tahun ini begini saja.
Paling jikapun berubah normal di tahun 2021
j sapulete kasian semua orang
Tujuh Naga iya nih, semoga tahun depan bener2 normal kembali amin
@@sinaga6619 apalagi ini tahun pertama dia nyalonin jadi mentri hadeh stres banget pasti
Kenapa dikasiani...tai
Ingat adik2 mahasiswa dan pelajar, pulsa sedang diperjuangkan...jika nanti berhasil, gunakan pulsa buat belajar, jangan buat main tok tok
Saya siswa sma dan di berikan kuata 35 gb dri skolh 30 gb untuk apk2 pembelajaran sperti GC, zoom, rg , quiper dan ada byk lainnya dan 5 gb nya kuata utama , dan mnrt sy itu lebih dri ckup krna apk pembelajarn tdk trlalu byk menghabiskan paket dan jika di pkai dgn bnr ya pasti ckup , dan di daerah sy sdh bbrp skolh yg mndptkn nya dan di isi setiap bulan dan ini sudah berjln hmpir 2 bulan, jdi mnrt sy bgi skolh yg tdk mndpatkn fadilitas itu coba di pertanyakan ke skolh nya hehe mksihhh☺️
untuk bantuan pulsa di sekolah anak saya alhmdlillah sdh 2 bulan ini terkirim, sangat membantu... terima kasih pak mentri
Wah ...ditempat saya Bali...baru mau didata mba...
Alhamdulillah
@@dewianggreni8422 cepat lambatnya respon dr kebijakan dr pusat mmg berbeda2, saya di jawa mba... dan seperti kata pak mentri tdi mungkin stiap sekolah berbeda2 dlm menindaklanjuti kebijakan tdi, sdh mnjdi hak.nya sekolah mw di alokasikan kemna,, ada yg buat pulsa, handsanitizer/masker, atau yg lainnya... alhmdlillah dsni dialokasikan ke pulsa anak.😊😊
@@aqeelazoelva8317 milik saya dua bulan udah didata tapi gk ada hasilnya, mantap juga yahh
@@MrBee-zs4pf smg segera bapak... mmg si itu sdh mnjdi kewenangan pihak skolah mw mengalokasikan ke pulsa atau ke yg lain sesuai kebutuhan mendesak sekolah,, jdi bisa saja 1 sekolah dg sekolah lain berbeda2
Dana bos. Digunakan untuk operasional sekolah. Apalagi sekolah swasta di daerah.
Siswa tidak mendapat kompensasi apapun dari dana bos. Lebih ke arah tidak transparan.
Bantuan Operasional Sekolah
BOS itu BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH...jadi urusan siswa ya urusan kepala sekolah masing2..mentri kamu suruh urusin siswa 1 1 ya MATI BOS
BOS : Bantuan Operasional Siswa? Bantuan Operasional Suka-suka? Bantuan Operasional Satpam? 🤔
@@waan51 ahahahahah kalo mendikbud yang ngasih ya buat sekolah mas...udah ga usah mbulet 😂😂😂
betul
Banyak cara. Menggapai pendidikan itu khususnya edukasi.
Kurangi tayangan alay di tv.
Tingkatkan tv edukasi.
gak usah nyalahin acara tv karena anak anak lebih cenderung nonton diyoutube yg semuanya ada
@@anwararfandi9667 betul bang, anak" ga bisa d larang dengan hiburan,
@@anwararfandi9667 se7, itumah kita nya aja pinter pinter pilih tontonan.
Pembajakan negara tv apalagi idosiarr
Ketika semua stasiun tv dibajak oleh ruang guru rata2 semuanya protes? Kok ruang guru smua sih..
Semoga sekolah_sekolah swasta kecil juga ada perhatian dari pak Mentri, ...di ucapkan terimakasih sekali, bahwa pak Mentri juga mendengar keluhan, jeritan dari akar rumput di bidang pendidikan, semoga Pak Mentri selalu sehat_sehat dan di beri kekuatan oleh ALLOH Aammiinn terimakasih...terimakasih Pak Mentri..
Nadiem blm lama jadi menteri dan qodarullah mendapat ujian berat yg belum pernah dihadapi sebelumnya.
@@rojiyt9701 lebih baik kamu saja bro yg menjadi mentri
Ujian hanya diberikan pada orang yg sanggup menanggungnya
nah baru nyambung jika jadi mentri perhubungan
@@rojiyt9701 bacot
@@rojiyt9701 Nadiem cocok kok jadi Mendikbud, orangnya cerdas, punya pola pikir yg baik dan leadershipnya juga bagus.
Sekolah dan kampus juga terkesan memeras masyarakat dalam masa pandemi ini dengan menggunakan wewenang nya sebagai lembaga yang mendominan.
Dengan fasilitas yang tidak dirasakan sedikitpun dan bahkan mahasiswa dan siswa harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli paket..
Tidak hanya kampus swasta, bahkan kampus negeri juga lebih arogan seperti tidak menghiraukan kezoliman mereka dengan tetap mengambil hak dari mahasiswa dan tidak memperdulikan kewajiban yang seharusnya mereka penuhi, seperti absensi nya fasilitas yg mahasiswa rasakan..
Hilangnya tindakan kampus dalam memenuhi kewajiban,
Namun Hak yang harus mereka dapatkan seakan tidak boleh berkurang sedikitpun..
Hooh bner, di smp baru masuk biaya mos tetap hrs dibyr, pdhl ospek juga engga, biaya komputer juga sama, tetap hrs dibyr pdhl praktek komputer aja engga.
Betul ķalau telat bayar uang sekolah tidak boleh ikut kelas. Sekolah swasta lbh kejam ngga perduli kondisi pandemi.
Maaf tdk semua sekolah seperti itu, jgn digeneralisasikan 🙏 di tempat saya, sekolah bgmn caranya memfasilitasi anak supaya tetap bs melakukan PJJ spt memberi pulsa scr berkala, bahkan untuk anak yg bnr2 blm paham diperbolehkan dtg ke sekolah (max 5) untuk dibimbing langsung dg guru mapel. Saat ini gurupun berasa seperti orang tua, byk yg ikut membangunkan anak di pagi hari krn ortu bekerja, mengingatkan mrka setiap jam, dan masih byk lg.
@@adhilaayupuruhita4415 mayoritas mbk
Sepertinya bisa ya Kemendikbud bikin Portal Pembelajaran Daring (supaya bersaing dengan zoom dll), lalu daftarkan IP Address atau Server portal tsb ke Operator Telekomunikasi (Telco) supaya IP dan server tersebut bebas kuota (seperti misalnya banyak ISP yang menawarkan paket gratis youtube, gratis facebook, gratis WA).. Kalau misalnya bisa bikin begini, saya rasa tidak akan ada lagi keluhan terkait kuota untuk pembelajaran online..
Nah masalahnya secara letak geografis, kecepatan internet itu tidak merata di semua wilayah. Yg tinggal di pelosok, jangankan internet, listrik saja mungkin cuma nyala setengah hari. Kemudian gadgetnya. Untuk yg tinggal di kota its okey. Yg tinggal di pedalaman atau pelosok ini harus dikasih solusi lain belum tentu juga mereka punya gadget dan akses internet cepat
@@harryanfieldgank itulah tantangannya klo negaranya terlalu luas
@@harryanfieldgank saya rasa tak terlalu pelosok, jika masih ada maka itu tanggung jawab lebih bagi pemerintah
@@harryanfieldgank Betul pak,, ini sepertinya juga harus didukung dengan kecepatan penyediaan infrastruktur telco yang merata bagi semua lapisan masyarakat,, Tapi pembangunan infrastruktur telco itu sepertinya kalau dilakukan oleh operator seringkali banyak pertimbangan untung-rugi,, seharusnya di sini anggaran pemerintah bisa masuk untuk mengcover hitungan-hitungan bisnis yang dianggap nggak menguntungkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, karena setiap warga negara punya hak mendapatkan fasilitas yang sama.. Tapi kan pemenuhan itu nggak bisa cepat,, sepertinya memang mau nggak mau sementara penyediaan listrik dan telco blm merata hrs ada strategi lain dalam rangka peningkatan pendidikan masyarakat terutama di daerah yang ketersediaan listrik dan telekomunikasinya blm merata.. Sulit sih memang kondisinya saat ini..
Bisa sih bisa aja ya cuma pemerintah nya ga mau bertindak
Baru kali ini saya baca komentar2 yg kritis dan memberikan alternatif solusi kepada menteri kita yang masih muda tapi inovatif, kreatif dan mau menerima masukan dengan tulus. Salut buat mas menteri dan para komentator semua....👍
Bisa tidak... Pemerintah menyiapkan satu aplikasi yang Akses internet gratis untuk pembelajaran... Agar jadi satu pintu untuk pembelajaran.
sangat bisa dan akan menguras uang, saya bekerja di bidang infrastruktur server, agar aplikasi lancar dibuka oleh jutaan masyarakat indonesia butuh resource yang banyak,mulai dari server baik fisik atau yang cloud server yang memadai (silahkan di cari harga server), jaringan yang memadai dari datacenter ke backbone isp (kondisi jaringan indonesia tau sendiri ya hahaha :D), dan tentu saja SDM tim IT pemerintah yang perlu benar benar memadai menjaga aplikasi ini biar lancar dibuka.
sebagai pembanding,aplikasi gojek sekarang di cover oleh 5000 cloud server production (yg kita akses)dan 7000++ cloud server untuk server developmentnya,
yang paling memungkinkan menurut saya kerja sama dengan media tv untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran,mungkin ada acara bahasan soal tiap jam jam belajar, sekarang kayaknya udah dilakuin sama TVRI juga,CMIIW
@@galil2675 ternyata tidak semudah itu ya... Makasih pencerahannya.
.
.
@@firmanmuhamadramdan5179 yap sama-sama mas, semoga pandemi ini segera berakhir :)
@@galil2675 aamiin...
@@galil2675 nah ini lengkap penjelasannya,,memang bisa tp tidak mudah
Mas mentri paling top👍👍
Tanpa terikat partai dia leluasa bergerak
Sukses selalu mas mentri bawa negrimu menjadi maju DIRGAHAYU NEGRIKU🥳
🤣😆😂
Memang Pak Nadiem di takdirkan untuk menghandle pendidikan dalam kondisi seperti ini semangat Pak.
bayangin aja pak,saya kuliah di rumah . bayar tetep aja sama gak dapet apa2 lagi
Mungkin ambil cuti dulu tadinya ya satu semester ,,, supaya ga bayar SKS dulu dan bisa istirahat dulu d rumah nanti kalo udah normal baru lanjut kuliah
Trs kenapa kamu lakukan
@F Freedom temen2 saya pada protes sampe demo depan kampus eh pada kena SP
dapet tugas 😂😂
@@deskaoktari870 betul,
Penjelasan pak nadim dah sangat jelas....hanya bisa di.pahami.atau di.cerna ndak...oleh yg mendengar...
Yang mencerna nyaa siapa boss??? Yang punya uang ???
@@rinaldialghifarialghi1498 hehe....ya yang punya uang.yg berkecimpung di dunia pendidikan....karena menurut sy pendidikan selama ini....hanya menjadikan orang pinter....tapi belum bisa menjadikan orang bener....( mental,ahlak,semangat,daya juang...)belum bisa menjadikan indonesia maju....
@@tcokonfeksi5054 yang punha uang???? Yang punya uang ya nadiem itu sendiri 🤣🤣🤣🤣 masa si organisaai yang mengurusi pendidikan sebelum kemerdekaan nu muhammadiyah ditambah pgri aja ngk setuju 🤣🤣🤣🤣🤣
Muhamadiyah & NU....berhasil mendidik jauh sebelum kemerdekaan....hasilnya generasi muda sadar...dan ahirnya merdeka....tapi setelah merdeka....tetap di jajah dg cara lain oleh asing....tapi banyak yg tidak sadar....karena yg jajah mentalnya.jadi marealistis,gila hormat....asal kaya terhormat....walopun ngakali rakyat/negara....mentri yg masih muda yg punya semangat merubah pola pikir harusnya kita dukung....
@@tcokonfeksi5054 laahhh ngk sadar yang bikin di jajah tuh siapa???? Kok ngk sadar.. 🤣🤣🤣🤣 masa sii di muhamadiyah dan nu ngk ada pemuda juga???? Harus nya nyadar donk kl msh muda yaa ajak diskusi yang lainnya jangan asal ambil keputusan sendiri 🤣🤣🤣
Semangat mas Nadiem. Yang nyela elu belum tentu mampu handle. Ini extraordinary event, perlu extraordinary measures.
Ya gak bs....kembalikan tatanan spt dl pikirkan unt pendidikan yg lbh baik jgn ngmng doang.lihat kebawah jgn keats
Sayangnya masih banyak warga Indonesia yg masih jauh dr kebiasaan akan gagasan out of the box, keluar dr zona nyaman, keputusan extraordinary, future plan, dan semacamnya.
😥Masih dlm tahap suka mencaci bukan berkontribusi
@@faridanursanti6099 sim salabim adakadabra!
@@jiyuchan17 kultur kita itu "makan ngga makan yang penting kumpul",
Tai lah
ngeluh gak punya paket, tapi tiktok instagram makin menjamur 🤪
Haha ni betul
Wkwkwkkw
Kebanyakan ngeluhnya wkwk
Emng lu tau yg ngeluh itu orng2 yg main tiktok dan main Instagram???
Emng mnurut lu semua orang main kaya gituan???
Betul
Pak Nadiem sudah bekerja sangat keras dan dia patut diapresiasi
Saya usul...Materi pendukung pembelajaran ditayangkan seluruh stasiun TV termasuk swasta. Bayar TV swasta untuk menayangkan materi pendidikan di waktu pagi-siang secara serentak. Daripada cuma diisi sinetron....
.sama ide kita gan, wkwk
Ini mah ide yg sangatttt bagusss... Setuju bgt,, jgn kumenangis trs😂😂
Kumenangis...membayangkan
I agree with you
Yess,, waktunya hempaskan sinetron yg sebetulnya tidak mendidik
insya allah sya percaya belajar dengan sistim daring bkn program dri mas mentri,krna sejatinya belajar itu memang harus disekolah dengan cara tatap muka. 😇🙏🙏🙏🙏
Hanya urgensi aj y 😊
Karena pilihannya generasi kita bisa belajar daring dimasa pandemi begini (PJJ) , atau tidak sama sekali
Itu benar bung..tapi kondisi saat ini tidak di inginkan setiap orang..ini kondisi yg sulit...kita sedang berhadapan dengan kondisi kesehatan yg tidak bisa di tentang. Plihan ny tidak belajar sama sekali atau memaximalkan ilmu dan pendidikan semaximal mungkin
@@naelhutagalung9794 saya sangat sangat setuju dengan anda, sayangnya diluar sana banyak yang tidak menyadari hal ini.
Setuju... Tapi ini pilihan yg terbaik 🙏🙏
Mashallah so proud n salute to they both so educated...elegant...wise...great akhlak...great knowledge ...full total profesional do their job n responsibility...all their statement their answering of all the question full rightouness based on the reality during pandemic..not only theoretic dramatic or faking answering...they both truly hardworking n full totality ..don't give Up pak Erick n pk nadiem don't look at back don't listen any bad issue to puting down ur spirit to achieve satisfaction for all 😘👍
Peran Seorang Guru tak akan pernah bisa di gantikan oleh tehnologi,.
Kembalikan anak-anak negri ini ke Sekolah,.
Sebenar kondisi wabah yang belum pasti berhenti sebnar sangat butuh dalam kondisi gini kebijakan nadiem sangat bagus.
Hanya belum dikerjakan secara optimal
Kemeruh sam
@@nathanieljonathan4275 *Udh deh buka aja ruang kelasnya. Spt jokowi mmbuka mall punya cukong itu. Otak bisnis nih mau kerjasama dgn cukong pulsa & android. Anak2 diracuni jd ketagihan gadjet.*
@@liliswariapijit2381 anda membutuhkan visi yang lebih luas lagi untuk menanggapi suatu persoalan.
@@liliswariapijit2381 kebanyakan main fb ya?
Mas menteri memang beda, langsung dijawab, nggak aangg eengg angg enggg, tas tes tas tes
Jilat teros.
@@matarizvan7399 ada keyboard warrior nih, spam terooos wkwkwk
@@matarizvan7399 bayi haram bacot mulu kau.
Menurut lu pembelajaran online efektif kagak? Kasian yg di kampung2 lol
Gak semua yang jago ngomong bakalan jago kerja juga, apalagi kalo kampanye pasti pada jago ngomong wkwkwkwk.
Ga ada yang sempurna, tinggal kita banyakin rasa syukur. Pemerintah sudah memberikan yang terbaik, kalo semua belum bisa di akomodir yah wajar, karena memang pandemi ini merusak segala bidang.
Berdoa saja semoga semua cepat pulih
luw nya aja belum jadi korban kebijakan nya ;'(
coba anak luw yang berprestasi malah gak dapet sekolah negeri favorite karena usia dan zonasi!
jempolmu yg ngetik ngasih yg terbaik
Yakin udah yg terbaik? Anda tinggal dmn?
@@nearharvy2735 hari gini masih ada sekolah favorit hahaha
@@nearharvy2735 sekolah favorite itu dari tahun brp ? Udah ilang bos.
Sekolah dilarang tapi wahana wisata dimana² sudah di buka....
Hebat
itulah ghobloknya pemerintah sekrang,,,,
Sektor ekonomi pak. Wisata dibuka karena warga harus cari makan. Itupun sdh ambil resiko tinggi. Pendidikan lain lagi. Selagi ada resiko terkecil, ya harus diambil. PJJ itu yg paling aman. Seluruh dunia pakai ini. Oh, ada juga sekolah yg buka. Bbrp sekolah lev.sultan misal. Yang punya dana gede buat bayar standarisasi kesehatan era cov19. Beda sama kita.
@@nvaizahn823 warga harus cari makan?
Untuk apa cari makan kalo memang akan mati karna virus dan menyebarkan virus buat orng lain? Kan yg jadi alasan sekolah libur itu,
Emang virus pilih² tempat, ke sekolah dia mau ke area wisata virus ogah,
Justru d saat ini lah harusnya pemerintah hadir dengan kebijakan dan kerja yg nyata buat rakyat, jangan bisanya cuma narikin pajak,
Negara harus menjamin kesejahteraan rakyat juga mencerdaskan bangsa,
@@nvaizahn823 justru di area wisata potensi penyebaranya lebih besar, di sekolah bisa di terapkan protokol kesehatan, jaga jarak, pake masker dll.
Nah di area wisata mana bisa, bayangin aja emang bisa berenang sambil pake masker...????
Maaf pak,knp memberikan kritiknya kpd Kemendikbud kan ada menteri yang bersangkutan
Kalo aku jadi mentri udah mbledos otakku, ini salah ono salah, enak jogo gawang nang omah mantengin gojek duit masukkk...! Kasihan mas menteri semoga kuat, sehat selalu, dan diberikan ide2 cemerlang oleh Allah swt untuk indonesia. Smngattt masss..
Setiap pertanyaan mbak nana ini, membuat jantung bapak2 ini berdebar kencang
😁😁😆😆😆
Mba nana nanya nya kejam bgt🤣🤣,berasa nanya sama org paling punya duit di dunia ini,,dalem hati nadiem mah sbnernya mau aja bantu dgn bisa memotong biaya UKT,,cma kan anggaran terbatas,,
Mba nana menjadi perantara,Itu pertanyaan yang sering ditanyakan publik ke pemerintah, supaya jelas dan clear jadi bertanya ke menterinya langsung 👍
Itu ribuan triliun uang negara kemana cuy
PC SAMSUNG ribuan mna yg ente mksd?
@@pcsamsung3413
Ribuan triliun ??🤣..
Otak klo cuma separo ya bgini wkwk🤣..
APBN aja cuma 2000 triliun,,
Klo APBN abis buat makan 270 juta org..
Besok nya negara ancur beneran,, Guobloook mu njing 🤣🤣..
Lu kira APBN buat abis2an..
TOLOL
Duit sgtu Uda di bagi2, itu pun blum tentu cukup tolol..
Makanya jangan maen boneka aja di rumah,,.
Jalan2 Sono liat seberapa luas Indonesia raya wkwk🤣🤣
Bawa meteran, ukur dah🤣🤣
Indonesia beruntung memilih orang sekaliber Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan di saat pandemi. If it's not him, mungkin sekarang kondisi pendidikan lebih semrawut. Butuh orang yang tech savy untuk mempercepat proses ini. Memang tidak mudah dan masih banyak kurang di berbagai sisi tapi semua itu proses untuk merubah kebiasaan dari yang fisik menjadi digital.
Mantap keren solusi langsung didengar oleh pak mentri. Semangat pak nadiem 💪
Kalo mau tolong,, TVRI digunakan sebaik mungkin,, beri jam tayang belajar dr SD smpe SMA,, biar yg gak punya gadget minimal bisa numpang nonton di tetangga,,
Sdah cek TVRI blm Pak ? Kalo belum.. cek dlu gih sblm melontarkan komentar. Tayangan edukatif sudah digencarkan dan sdah aktif..mulai dari pelajaran SD-SMA. Saya tidak berpihak pada siapapun, tpi pastikan anda mengecek TVRI trlbih dahulu. #nohurtfeeling 🙏🙏🙏
Yg bnr2 urgent yg skrng kita pngn tau sbnrnya SUARA DARI MENTRI KESEHATAN ... mana ni ... Apa lngkah2 kdpn ???????
Mentri jalan bersama dengan masyarakat, mari lihat dulu masyarakat kita, bukannya sudah banyak yang menyepelekan kak :(
@@dwiwahyuutami1742 Mentri kan digajih negara, kalo gak mampu, "MUNDUR"
@@filidenko5718 bakal mundur terus semua kalau kerjanya kayak gitu, sekarang gini, masyarakat masih keluar gak pake maser, banyak apa engga? Kalau banyak jangan dijawab " kan bisa buat regulasi, peraturan baru" , emang bisa, tp apa semua matuhin, kita gak bisa bekerja sendirk, harus saling membantu, entah itu dr masyarakat dan pemerintah. Jangan melihat satu sisi, keseluruhan dong.
Sekarang contoh, peraturan rambu lalu lintas, Udah dr dulu kan regulasinya, apa bisaa masyarakat naati semua, kan ada beberapa yang engga naatin, nah itu, sekarang bukan saatnya menyalahkan, tapi cukup sadar diri sendiri, dan edukasi teman / keluarga yang dekat, itu lebih efektiff
@@filidenko5718 tenang aja, sebelum mikir mundur, pak jokowi udh tuh bilang, kalau emang gakkuat, mundur. kita sebenernya gausa terlalu politikus. Menurut ssaya "MENAATI PROTOKOL KESEHATAN" itu lebih penting daripada saling menyalahkan.
Menurut saya sekolah tetap aja berangkat tapi tetap patuhi protokol kesehatan, kan kta udah masuk new normal,
Tujuan dari new normal jangan hanya untuk stabilisasi ekonomi masyarakat, tetapi juga untuk pendidikan,
Saya sangat prihatin karena sekolah dirumah itu kebanyakan anak2 stres banyak tugas tapi bingung untuk mengerjakan karena belum dijelaskan oleh guru.
Itu yang saya rasakan, apalagi pelajaran yang butuh praktek. Pusing saya
Di sekolah SD ank saya guru setiap hari hanya memberikan link youtube yg isinya panduan cara menegerjakan soal ( misalkan matematika ) setelah itu guru akan memberikan link google form yg isinya soal2 stelah di kerjakan dan di submit tidakpermh ada pembahasan lbh lanjut dr gurunya
Pelajaran bahasa inggris hanya di kasih halaman sekian di salin lalu di foto kirim ke guru tidak ada pembahasan apa2
Pelajaran olah raga anak di suru bikin video gerakan olahraga lalu videonya kirim ke gurunya
Ini terjadi hanya pd sekolah ank saya atau hampir semua guru kaya gni ya ? Terutama guru SD
Saya merasa guru2 saat inipun blm siap unt melaksakan PJJ dan kurang kreatif.
Minta tolong sm mas Mentri Nadiem guru2 ini di training cara melakukan PJJ yg baik. Bkn cm lempar link youtube dan link google form
Sama bu adek saya juga, guru tidak pernah menjelaskan sama sekali, atau membuat video pembelajaran
harusnya kalo beliau guru profesional (sudah melalui proses pelatihan untuk mendapat sertifikat pendidik) pastinya paham bagaimana membuat media pembelajaran berbasis teknologi. Yang masalah apakah gurunya mau atau tidak membuat media itu
Mba Najwa tolong sampaikan ke Mas Nadiem, Sekolah saya ga keluar Kuota Gratis untuk belajar. Sedangkan pekan depan kami harus belajar dan harus ada kuota
Kalo bisa gerakan semua kawan kawan untuk mengajukan aspirasi kalian ke sekolah, mudah mudahan kalo serentak, pihak sekolah akan mendengar... Kalo mau ke dinas pendidikan setempat
Sama, di sekolah saya juga masih belum dibagi kuota gratis. Apa yang dibagi cuma sekolah negeri aja?
Didaerahku SD SMP dpt kuota gratis dr pemda, kalo SMA kan urusan pemprof
Kerja dong ,nyari duit
Di daerah masih ada sekolah negeri yg bisnis jual buku2 pelajaran dan wajib dibeli..murid2 nya.
Ga semua tentang bisnis jual beli buku. Pun buku tsb digunakan buat siswa belajar juga. Buku pinjeman bos belum tentu cukup untuk semua siswa di sklh tsb. Dan ga semua pembelajaran online tatap muka. Kebanyakan yg dilakukan adalah pemberian tugas2. Paket data, hp, diperlukan dalam konteks menerima kabar tugas dan mengirimnya ke guru masing2. Let's say mereka ga beli buku, terus gaada pinjeman buku juga, mau belajar darimana? Belajar online palingan. Pun itu kadang malah memerlukan kuota yg lebih banyak bila belajar menggunakan UA-cam, dsb.
Solusi untuk masalah "bisnis" buku ini adalah buku pelajaran dalam bentuk pdf yg bisa didownload gratis.. memang lebih boros kuota sedikit tp gak seboros beli buku cetak..
Tp kayaknya, solusi "tidak menguntungkan" seperti ini tidak akan diterapkan..
@@rayneforresy640 Lain ladang lain belalang...lain lubuk lain ikannya... Mungkin anda Org2 yg mampu... Buat org kurang mampu..? Apa solusinya...?
@@radenssonny8401 saya ga bilang saya org mampu. Saya hanya mengatakan tidak semua tentang bisnis, hanya karena dianjurkan untuk membeli buku yg akan digunakan siswa untuk belajar. Tidak semua siswa juga punya hp/kuota untuk belajar. Belum ada bantuan dari pemerintah untuk subsidi kuota/hp. Jika siswa tidak punya buku, bisa kok pinjam ke temannya, atau hubungi langsung guru tsb untuk dibantu. Just saying bukan cuma orangtua yg susah. Guru2 pun juga pusing dengan keadaan.
Wahai manusia...
Wahai saudara - saudariku...
Coba kita renungkan, saat dberlakukan metode daring :
1. Tidak semua orng tua / wali murid mampu membeli hp.
2. Di saat orngtua / wali murid d tuntut untk bkerja menafkahi keluarga, tp mrka d tuntut untuk membimbing anak daring drmh, lalu untuk apa ada sekolah n guru...???
3. Anak2 akan jauh dari teman2 n guru.
4. semua pmbelajran daring adalah pembodohan.
coba renungkan saudara- saudariku...
GURU "PNS"... sungguh benar2 merdeka hidupmu...
tak ada lagi fungsi utama guru yg mencetak anak2 muda bangsa yg berkarakter.
Semoga Allaah Ta'aala memudahkan niat baik dan usaha gigih kalian berdua, Mas Menteri ....
Kemendikbub : "Kami akan selalu membela hak semua mahasiswa, untuk mengutarakan pendapatnya dengan catatan yg tertib dan aman ".
Catat.
Kami dari UNM (Universitas Negeri Makassar), kami mau bertanya kpd kementrian pendidikan dan kebudayaan, terkhusus kepada Kemenkeu jg, kira2 dari Laporan Kinerja Universitas2 yang ada di Indonesia, apakah dalam kondisi pandemi seperti sekarang, biaya yang digunakan tiap Universitas tetap sama dengan kondisi sebelum2nya (normal) atau malah lebih minim? Mengingat banyaknya model2 penganggaran yang tidak berjalan, contoh perjalanan dinas, dll.
Tak hanya demikian, dari apa yang disampaikan mas Nadiem tadi terkait kondisi kampus yang ditakutkan tak mampu bayar gaji dosen, itu mungkin hanya berlaku pada PTS saja. karna jikam kita membicarakan PTN, gaji dosen itu ditanggung oleh BOPTN mas nadiem. Jadi perlu kiranya, kementrian terkait dalam hal ini kmentrian pendidikan dan kebudayaan memberikan SK kepada tiap2 Universitas untuk memberikan potongan secara general kepada UKT mhs.
Basi.
@@leo_blackalliance5717 Tabe', kirim ke akun resmi kemendikbud bro. Jangan kirim di balasan komentar orang lain, krn gk bakal di lihat.
@@leo_blackalliance5717 kirim langsung aja, kalo gak buat surat sekalian aja mas jadi langsubg ada penyelesaian
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Maaf sebelumnya. Saya adalah mahasiswi dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Luar Negeri. Dan kebetulan saya kuliah di Luar Negeri juga ada kendala mengenai Covid-19 seperti di Indonesia saat ini. Tapi, sistem pembelajaran di tempat saya masih seperti pada saat sebelum Covid-19 tersebut ada. Hanya saja siswa diharuskan memakai masker!!! Di cek suhu setiap hari nya bahkan di kampus saya sendiri di sediakan aplikasi untuk mengecek suhu supaya dosen pun ikut memantau bagaimana keadaan siswanya, di tiap kelas juga diberikan handsanitizer bahkan disetiap sudut tempat orang lewat dan ruangan sebelumnya juga selalu di semprot dengan di sinfektan. Tetapi, masalah tugas sekolah tidak seberat di Indonesia. Mungkin tugas yang diberikan kepada siswa di setiap daerahnya berbeda. Kebetulan, saya mempunyai adik yang sekolah di SMK dia setiap harinya hampir stress karena tugas yang selalu menumpuk untuk satu mapel, sedangkan adik saya yang sekolah di Madrasah juga setiap harinya harus mengirim video hafalan kitab dan lain sebagainya, dan adik saya yang baru saja masuk tahun ajaran ini di SD dia setiap harinya diberikan tugas hampir 4 halaman untuk satu mapel. Dan, bingungnya saya kenapa uang sekolah seperti: spp, uang gedung, uang praktik dll; masih disuruh membayar? Padahal adek saya belajar dirumah bukan di sekolah (mungkin wajar kalau masih di suruh membayar tetapi menggunakan fasilitas sekolah. Benar tidak?). Seperti, hal nya wifi dan kuota data internet di daerah saya juga beli sendiri. Kemarin dapet bantuan paket data tetapi hal tersebut mubazir bagi daerah saya untuk mengakses internet karena tidak ada jaringannya. Dan, bahkan adek saya yang baru masuk SD dipaksa dari pihak gurunya untuk membeli seragam dan membayar fasilitas yang ada disekolah. Padahal, di daerah saya tinggal masih belum di perbolehkan untuk sekolah. Saya tau mungkin hal seperti ini sangat sulit tetapi mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan.
Terimakasih.
Wassallamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikum salam, saya sangat setuju dengan gagasan anda, jangan siswa yg bersekolah dari tingkat dasar sampai menengah yg stress akan pembelajaran dan disuruh membayar spp sedangkan tidak memakai fasilitas sekolah, kami mahasiswa Indonesia khususnya mahasiswa pts juga sama pusing nya dengan siswa tingkat dasar sampai menengah, banyak teman²saya yg tidak mampu membayar atau telat membayar terpaksa harus dikeluarkan pihak kampus karna tak mampu membayar, sungguh sedih saat pendidikan sebatas nominal angka
@@ulfiahwardah5836 iya kak. Bahkan, hati saya hancur ketika saya melihat keadaan Indonesia walau hanya sebatas media sosial. Karena, saya sedang kuliah di Luar Negeri mau cuti pun susah melihat keadaan pasien covid-19 yang semakin meningkat (semoga pasien cepet sembuh, sehat dan Covid-19 semoga cepat berakhir...Aamiin aamiin aamiin). Keluarga saya di Indonesia sedang stress menghadapi berbagai masalah tersebut. Beliau, harus muter gimana caranya membayar biaya sekolah untuk adik-adik saya sedangkan pekerjaan di masa seperti ini sangat sulit , mengajari mapel-mapel yang diberikan oleh guru di sekolah. Itu dilakukan beliau setiap harinya. Saya tahu dan saya pun mengerti dengan keadaan ini.
#opini
Kalo sekolah negeri,biaya harusnya gratis,karena dana bos lumayan banyak
Tapi,Sekolah swasta dengan gaji pas pasan,Bos yang lebih sedikit dibanding sekolah negeri,jadi guru swasta juga butuh...
ketika sekelompok orang jenius yg memperdebatkan masalah saat ini. so ingcredible
Anak anak aset negara, sangat penting untuk selalu dijaga kesehatannya
Bukan hanya jasmani,tapi rohani juga
Itu bener ,nyatanya dengan pjj ini. Justru anak2 sekolah malah pada sering main diluar rumah pada sepedahan. Mendingan sekolah aja
BUKAN HANYA JASMANI TP ROHANI NYA JUGA KELEES ROHANI TERMASUK MENTAL, HATI
Sekolah di Swasta juga tetap Bayar walapun ada pademi,masih beli pulsa untuk belajar....suami terkena PHK.... mau keluar dengan leluasa Taku ada virus Corona....sabar ....sabar
Sama mbak, buat orang yg tanya kenapa gak sekolah di sekolah negeri saja?? Singkat jawaban, RUMAH SAYA TIDAK MASUK DALAM WILAYAH ZONASI. Sungguh terlalu membebani pemerintah trhdp masyarakatnya yg membutuhkan
@@achmadrahardiansyah2186 ya bnr bang sama ank saya juga terkena dampak zonasi
yang nge rasain bukan kita aja kok sabar, seluruh dunia juga rasain
Gausah takut, yg bikin takut propaganda media besar besarin tu pandemi, kerja kerja aja
@Ahmad Nur Hidayat bang ... Di komenan mana kita tau dia tajir atau kagak ....masak mo komen kita harus liat status sosial nya juga 🤣🤣🤣🤣
Banyak sekali tuntutan masyarakat, tapi masyarakat sendiri (kita-kita ini) susah sekali memaksakan diri untuk mematuhi protokol kesehatan.
Memang kita-kita ini mau enaknya saja yah.
@F Freedom setuju gan wkwk
Penyederhanaan konsep bisa diterima jika ortu ikut memerdekakan pembelajar an secara baik dan benar. 3 trilyun untuk mencerdaskan anak bangsa bukanlah hal kecil. Selamat berjuang Mas Menteri.
Bersyukur menterinya gak gaptek. Berat memang berubah, tapi tidak sedikit yg siap berubah dan menjadi pemanang.
bedalah bro beliau lulusan universitas harvard beda pemikiran yg ada di indonesia ini tidak maju maju , contohnya alm eyang habibie di sia siakan juga karyanya oleh negara
Pernah gak agan2 ini nonton berita dimana adik2 kita naik gunung panjat pohon hanya untuk nyari jaringan internet? Ini indo bro bukan eropa atw amrik.. kebijakannya harus yg sesuai sikon
Kasihan mas nadiem🙂,tetap bergerak maju dan semangat
Merampot
@Saepul Ruhyat sekolah kalo buka juga protokolnya kantin ndak diizinin buka pak, masing2 kerjaan punya bebannya masing2, masa mendikbud harus ngorbanin murid demi pedagang kantin, yg bener aja 😐
@Saepul Ruhyat Mungkin dapat dikomunikasikan dengan pemerintah terkait mas
@Saepul Ruhyat padahal pak menteri sudah berulang kali bilang, kalau tidak punya hp, ya jangan daring, banyak juga berita guru2 yg datangin siswanya ke rumah buat ngajar. Di sekolah saya kalau murid tidak bisa online mereka ambil tugas di sekolah. Sudah sejelas itu kebijakan mendikbud, sekarang ortu yg mencuri itu apa karna dipaksa sekolah agar online? Harus dilihat dulu gimana kebijakan sekolahnya menangani siswa yg tidak punya sarana. Bagaimanapun keputusan apa yg berjalan di sekolah itu ada ditangan kepseknya, peka ndak dengan latar belakang ekonomi siswanya?
Iloveyou mba nana , dan menteri menteri , tersentuh nontonya , mereka kerja bener2 alhamdulilah
1. Krisis kesehatan
2. Krisis ekonomi
3. Krisis PENDIDIKAN
PJJ adalah Pendidikan yang tidak Epektif
Gila gila pintarnya, in sya Allah klw ad niat baik dan pelaksanaannya yg baik juga pasti sukses kita semua
Pemerintahnya aja goblok
@@heriahmad141 warga nya juga kurang smart
@@heriahmad141 apa apa nyalahin pemerintah, anda kira pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan dll bukan hal yg gampang?
@@nurulaulianisasedaryati9663 taudah di kira satu faktor auto berjalan 100% hahaha, yg kerja pemerintah doank warganya diem doang ya ga jalan juga wkwkw
@@fariqhizba285 dia kan pro pemerintah :v
Baru tau kalau dana BOS bisa digunakan untuk pembelian pulsa guru honorer, mulai sekarang bisa mendapatkan hak tersebut. 👍
Tergantung sekolahnya wkwkwk
Ngakak 😂
gimana mau membagikan kuota kepada peserta didik, kalau anggaran bos untuk barjas mulai bulan mei sampai sekarang dibekukan oleh pemerintah daerah sebesar 40 %. Sekolah SD hanya mampu mencairkan anggaran per bulan antara 2 - 4 Juta, itu pun untuk pembayaran honor gtt yang belum ber NUPTK dan bayar tagihan listrik, tagihan wifi, beli kertas dll aja masih kurang. terus darimana kita bisa mengeluarkan anggaran untuk beli kuota untuk peserta didik??????
@@setyaningsih2852 gimana mau membagikan kuota kepada peserta didik, kalau anggaran bos untuk barjas mulai bulan mei sampai sekarang dibekukan oleh pemerintah daerah sebesar 40 %. Sekolah SD hanya mampu mencairkan anggaran per bulan antara 2 - 4 Juta, itu pun untuk pembayaran honor gtt yang belum ber NUPTK dan bayar tagihan listrik, tagihan wifi, beli kertas dll aja masih kurang. terus darimana kita bisa mengeluarkan anggaran untuk beli kuota untuk peserta didik??????lagi sekolah yang kena dampak.
@@sdntambaharjo0267 kok bisa dibekukan begitu? Dari diknas atau pemerintahannya langsung? Apa ngga dilaporin?
Tdk ad yg mau PJJ trs²an, wrna zona blm tntu akurat..resiko bljr ttp muka tdk kecil..!
Efektif atau gaknya trgntung pribadi masing², tny pd diri sendiri "apakh aku butuh ilmu?" Dan disatu sisi ,guru pun hrs sadar akan kewajibannya, tdk hnya dgn memberikan slide powerpoint,etc. dan menganggap smua sudh cukup.Sudah mnjadi hal yg wajar bahwa tak hnya murid yg malas tp guru juga (tdk smua).
Kita semua ini sebenarnya kebanyakan nuntut.
Kalau bicara pendidikan, banyak pelajar dan mahasiswa yang kurang bijak dalam memanfaatkan fasilitas. Walaupun tidak semua pelajar dan mahasiswa seperti itu.
Kalau memang mereka tau bagaimana cara memprioritaskan, kuota gk akan jadi kendala. Semuanya juga bukan serta merta salah dari Kemdikbud.
Ada gratisan kuota dibuat nonton drakor, main game, streaming youtube, tik tok, dll.
Giliran kuota habis ngeluh.
Cobalah untuk memprioritaskan kegiatan yang lebih penting. Kita semua sedang berjuang di tengah pandemi, kerja sama sangat di perlukan, bukan cuma saling tuntut
Duhai emak2 Sekarang saatnya mmpertanyakan penggunaan dana Bos kpd Kepsek. apkh sdh digunakan dgn baik atau blm. Demi guru2 dn murid2.
Dana bos itu d gunakan sesuai juklaknya, and insya Allah bisa d pertanggung jawabkan...
Kalo toh ema ema mau bertanya tuk apa uangnya ya its ok,toh buktinya juga ada ...
Semangat Pak Menteri Nadiem Makarim udah berusaha memberikan yang terbaik, Semangat juga buat kita Para Penerus Masa Depan. Percayalah, bahwa Pak Nadiem pasti ingin memberikan yang terbaik buat kita, jadi kita juga harus selalu melakukan yang terbaik meskipun di keadaan Covid-19
Memang kita harus bersatu di masa yang sulit ini, Ayooo semangat semangatt buat kita semua 🙌🙌🙌
Bisa gak sih solusi nya kalo gini ,di bikinin apps atau software semacam nya di bagi tiga jenis baik itu SD SMP atau SMA/K yang jika mau make harus login pake ID dari NIS di sekolah yang pasti nya itu kan tembus ke pusat. Si apps atau software itu gratis atau terdapat rekening saldo yg perbulan di kasih voucher dr pemerintah untuk bisa akses ke fitur2 d app tersebut seperti ke akun kartu prakerja , jdi si kuota atau voucher gak bisa d pake buat hal2 d luar pembelajaran oleh siswa.
Mudah2an bisa di dengar
budget dan waktu utk buat apps nya yg ga memungkinkan. dn perlu sosialisasi menyeluruh yg butuh waktu lama. malah ga jd pembeljaran nnti nya . nunggu bisa semua dlu
Yusuf Al Aziz betul.. bikin apps nya aja ngga ngejar 6 bulan. Ini kalau apps-nya mau yang running well ya, bukan yg abal2. 😁
Pake GoPay bisa kok, NIS? Nis itu hnya no urut, klo mw nasional ya NISN tapi itu juga bermasalahana mshan 😂
Yah seenggak nya ini kan saran saya , toh kita juga blum tau ini covid sampai kapan kan, dan ini jadi tantangan kalo menurutku , kalo blum sempurna kn bisa trus d upgrade 😁, itu apps pikobar buatan pemprov jabar aja bisa langsung launch gak jauh dari pas covid merebak dan seiring waktu trus d sempurnakan.
@@skpdentertainment848 NIS atau NISN apalah itu kalo seinget ku dulu jdi nomor ID dari pas awal masuk kelas pertama di SMP smpe kls 3 dan no urut itu juga d pake lagi pas UN , oh iya sedikit cerita juga karena wktu SMP itu sbner nya tiap tahun di acak lagi siswa maupun kelas nya cuma dari kelas 2 mau ke kelas 3 aku balik lagi ke kelas awal alasan guru ku itu bilang nya karena maslah Nomor NISN itu yg dari kls awal yang ter-register buat UN.
Saya support Bapak Bapak menteri... Yg kuat pak selalu semangat.... Maju Indonesiaku
Kedua org tua saya guru mas mentri dan beliau berdua sudah berumur, dua hari ini saya pulang dari ponpes sementara, saya lihat setiap hari beliau berdua ada di depan laptop untuk mengejar deadline kurikulum,saya cuma meminta untuk segera lah melaunching kurikulum baru karena guru juga pusing mengejar deadline dan tolong lihat lah kelapangan langdung di daerah2 untuk tahu secara langsung kebutuhan guru dan murid secara kredibel dan akurat 🙏🙏🙏
Orang tuaki keduanya juga guru ibuku melek teknologi jadi bisa mengajar jarak jauh beda dengan bapak, setiap kali pembelajaran saya membantu membuat classroom. Memang klo pandemi gini kita anak harus membantu orang tua. Semangat untuk anak2 guru
sepertinya perlu pergantian ke generasi millenial hmmm ~ nissa sabyan
@@gerypurnom bapak saya umurnya sudah 57 tahun jadi saya memaklumi saat beliau tidak bisa menggunakan teknologi namun kembali ke masing2 guru mau belajar atau tidak karna ibu meskipun sudah 56 tahun bisa mengajar tanpa bantuan saya. Malah ibu yg mengajari saya cara menggunakan exel yg benar
Semoga dipercepat sehingga baik guru maupun murid dpt myesuaika diri dg kondisi keterpaksaan saat ini
@@mulee6594 aamiin
Ruang guru kelangit.
Guru ke laut.
Guru honorer tenggelam dilaut.
Miris 😥
merasakan sy sebagai guru. tenggelam
GPP tenggelam di dunia bos,,yg penting ntar di akhirat panen amal jariyah bos 😁..fyi istri saya juga guru honorer 😁
dialah nnti yg akan kita cari klo anak2 kita bodoh.... mentri yg d pikirannya cuma uang. salam ruang guru
Bukan hanya ke laut.....tapi mancing ke laut
Aneh yaaa. Masalah sinyal kan urusan kemenkominfo eh malah yg kena semprot masyarakat itu kemendikbud 😂🤣
Menkominfonya aja ngurusin bokep mulu wkwk abis duit nutup nutupin padahal ga ngefek juga mending infrastruktur telekomunikasi tuh, udah paling lemot internet kita masih ae ngurusin yg ga guna
Itu masyarakat yang masih menjadi pelajar harus mengeluh ke kominfo langsung?
Kan tll😂
Ya soalnya Kemendikbud dan Kemenkominfo dibawah instruksi presiden masih inget kan "tidak ada visi dan misi menteri yang ada Presiden"
@@adrianfirmansyah15 mentri2nya yg blom kerja full .
Pendidikn bukan hanya membuat siswa pintar tp yg utama adalah berubahnya karakter yg dimn guru mempunyai pengaruh yg sangat besar dan tidak bisa digantikn dg hanya tehnologi krn disekolah lah anak banyak belajar dg berbagai sisi baik dr guru,teman2nya dan lingkungan yg sudah didesain oleh sekolah dlm membentuk karakter siswa
Belajar 10-20 menit, melihat youtube medsos dll tak terbatas😊yang ngabisin kuota yang mana ya kira2😀
Wkwkwk... Knp gua ikut mikir ya..?
jgn semua kesulitan yg kita alamami di timpakan ke negara donk , kalau semuanya seperti ini saya kira negara manapun gak akan ada yg mampu.
Tp beban (hutang) negara rakyat yg nanggung....
Pemerintah hadir untuk negara, jangan gara2 terlalu pro pemerintah kamu mengabaikan derita orang2 di bawah
Komenan paling tolol yang ada di sini , klo kita ga ngeluh ke negara ngeluh kemana goblok ..m
Kita bayar pajak buat apa?
Salah halnya jika semuanya dilimpahkan pada negara di zaman sekarang ini. Yg benar menurut saya adalah kita dan pemerintah saling bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini dibidang masing masing.
Mba nana,,tidak melulu tentang pulsa,tolong sampaikan pada pak mentri,PJJ tidak efektif apalagi untuk pelajaran matematika,harus di ajarkan bagaimana cara mengerjakan tugasnya dan tidak semua orang tua bisa mengajarkan matematika
@F Freedom orang tua nya dah kaya mas, tapi gak bisa ngajar matematika🙏🙏