Teater Tetas: Hatedu 2023

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 6 січ 2025

КОМЕНТАРІ • 1

  • @yanusanugroho4450
    @yanusanugroho4450  Рік тому

    Berteater adalah bagian dari 'm e r a y a k a n' kemanusiaan. Begitulah kata langit kepada bumi, tempat manusia mencari dirinya sendiri. Setiap 27 Maret diperingati sebagai Hari Teater Dunia. Artinya, teater, lebih khusus lagi manusianya masih 'diperhitungkan' untuk mengada di hamparan bumi ini.
    Teater Tetas mengucapkan selamat merayakan teater, merayakan kemanusiaan. Perjalanan panjangnya--sejak 1978, didirikan oleh Ags. Arya Dipayana, hingga hari ini, melahirkan pertunjukan yang selalu bertolak dari kesepian, kesedihan, kebodohan, keangkuhan, keluguan, dan sifat-sifat manusia lainnya. Mungkin semacam potret, bisa jadi hanya sketsa, kecil saja, tetapi berangkat dari sebuah mimpi besar. Pementasan Tetas 'Julung Sungsang' misalnya, yang bertajuk 'sudra mangruwat nagri maluyeng rat' (jelata merawat negara, memuliakan manusia), adalah sekadar contoh saja betapa Tetas--tentu karena misi dan visi pendirinya--memang mencoba untuk 'berbuat sesuatu' bagi kehidupan kita.
    Dalam perjalanannya, sejak 1978, Tetas mengajak begitu banyak orang. Pernah ada Alex Komang, Neno Warisman, Rina Djayusman, Cornelia Agatha, Fery Fadli, Bawor Prayitno, Yahya Andi Saputra dan tentu saja yang hingga hari ini masih menemani adalah Yoyik Lembayung. Era berganti, ada Hari Prasetyo, Meyke Vierna, Yuka Mandiri, Harris Syaus,Yosef Viar, Artasya Sudirman, Barlyanta, Derry Oktami, Didi Hasyim, Adi Nugraha, Dony Suryatin, Yohana Gabe dan seterusnya. Hari ini, generasi baru Teater Tetas bertambah lagi, dan saya harus berkenalan kembali dengan mereka.
    Selain pemain, tentu awak panggung dan artistik melibatkan begitu banyak orang. Saya kurang mendapat info dulu musik digarap khusus oleh siapa. Tetapi, seingat saya musik Tetas pernah ditangani oleh Usman C. Noer. Lalu ada Nanang Hape, Hendrikus Wisnugroho. Artistik, pun demikian, selain yang cukup lama menangani panggung dan artistik: Oklay dan kawan-kawan, sejak awal 2000-an, dijaga oleh Sugeng Yeah, sempat juga di 'Durna Rumangsa' Fabianus Koesoemadinata menangani artistik panggung.
    Begitu banyak kawan yang terlibat selama ini, yang mustahil saya ingat semuanya.Tentu ada Mbak Elly Lutan, selain dilibatkan sebagai penari, juga penata gerak dan penata busana, yang sebelumnya--tata busana dan tata rias-- oleh Citra Purnama. Empat Puluh Lima tahun perjalanan Teater Tetas merayakan kemanusiaan.
    Hidup Kopi Pahit!