@@dickynurahman2292 setau saya gak, tapi setahu saya juga di tingkat SD-nya iya si agak mirip itu, siswa-siswinya ditanamkan kejujuran & kebersihan sejak SD
Saya setuju dengan kalimat dari Pak Guru bahwa, "sekolah dasar yang mensyaratkan calon siswanya untuk sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung itu bukan sekolah unggulan, tetapi sekolah yang mengeksploitasi siswa yang memang sudah unggul".
Sangat langka channel youtube seperti ini, edukasi, hiburan, sejarah, bahkan hal hal diluar nalar juga ada disini dengan pengemasan yang sederhana dengan background anggur, semoga channel pak guru makin maju siappppp
Inilah sebabnya kami memilih, sangat respek & hormat kepada SAAM Sekolah Alam Avesiena MALANG. Dari anak akan masuk di kelas 1 sya tanyakan ternyata tidak mensyaratkan anak yg lulus TK harus dapat baca tulis hitung. Lucu juga logika "sekolah unggulan" yg mengatakan anak lulus TK harus bisa baca tulis hitung. Dikemudian hari kami justru menemukan kehebatan Sekolah Qualified yg dimotori psikiater senior di Kota Malang ini adalah sekolah SD yg sangat memanusiakan & mendidik segala aspek, bakat & kemampuan personal seorang anak . Dikemudian hari pula, saat kelas 5 sebuah lembaga tes psikologi indipenden menyatakan anak sy adalah seorang anak jenius. Terimakasih tiada terhingga untuk SAAM , telah memunculkan jatidiri anak seutuhnya , seluruhnya. Bi'idznillah ALLAH MEMBERKAHI keluarga besar Sekolah Alam Avesiena Kota MALANG. Barakallahu Fikum 💖 🙏🙏😇
saya bisa melihat teman2 yg waktu SMPnya sudah di arahkan oleh orang tua yg bijak.. beneran dia sukses di bidangnya di usia 28tahun sdh expert dan mapan...
Sebagian orang tua senang dengan jadwal tetap yg ditetapkan sekolah, krn mereka menjadikan sekolah sebagai tempat penitipan anak sampe mereka pulang kerja.
Menurut saya faktor yang membuat ada sekolah unggulan,tidak unggulan itu biasanya ada: 1.Tahun didirikan,semakin tua semakin unggulan(biasanya negri) 2.Lokasi yang strategis 3.Fasilitas 4.Alumni 5.Luas sekolah
Terima kasih pak guru, sbg calon ayah saya akan lebih selektif dan lebih memperhatikan kualitas pendidikan anak, baik dr saya sendiri maupun guru dan tempat belajarnya. Latarnya bikin adem pak guru mantap 😁
Saya sangat setuju apabila Guru Gembul membuat cabang konten lain semacam channel sekolah / madrasah online, muridnya para orang-tua seluruh Indonesia agar menjadi guru bagi anak-anaknya, menyusun semacam rencana pembelajaran yang bisa menjadi suplai pendidikan: 1. Keimanan 2. Budi Pekerti 3. Alam & Pengolahanya (tani/ternak/teknologi/kegiatan produktif lain) 4. Sejarah 5. Bahasa 6. dst. Sekolah mandiri yang bisa diamalkan seperti amalan wiridan yang diijazahkan Kyai kepada para muridnya setiap hari diulang-ulang. Saya prihatin dan sedih anak saya tidak menjadi tambah pintar di saat seperti ini, saya bingung bagaimana mendidik anak saya. Saya sangat ingin diajar Guru Gembul! Semoga Guru Gembul selalu mendapat Rahmat dan Barokah, mencerdaskan manusia, menjadi cahaya di gelapnya jalan menuju tempat bernama Akhirat, Amiin..
Baru nonton video ini setelah saya lulus dari sekolah. Dan mengenai sistem sekolah ini 100% akurat. Gwe dari SD-SMP masih ada sistem ranking di kelas, jujur saya selalu mendominasi di semua mata pelajaran, karena saya merasa dikaruniai akal yang pintar. Ketika Ujian Nasional saya Ranking 1 dari sekolah SMP saya. Ketika itu saya menlanjutkan jenjang pendidikan ke SMK, nah di SMK ini saya gabung dengan SMK N, yang notabennya unggulan, seleksi sangat ketat. Sebelum masuk itu ada total 4 jalur yang bisa di ikutin. Ada Jalur Prestasi, Jalur Akademis, Jalur SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), dan Jalur "ANAK PNS". Saya memilih jalur Akademis, ya karena saya PD dengan nilai total 275 ketika Ujian Nasional pasti ke trima. Ya bener aja saya ke trima di sekolah tsb. Dan anehnya warga sekitar sekolah sedikit banget yang bisa masuk sekolah ini karena jalurnya yang ketat. Dan seperti guru gembul bilang SPP disini sangat tinggi, karena notabennya lulusan dari sekolah ini pasti pinter², ya gimana ga pinter², orang sebelum masuk di seleksi dlu, otomatis yang masuk yang pinter² secara bawaan, minat, dan bakat masing² bukan karena sekolahnya. So di kelas ya biasa² aja, semua orang isinya orang pinter dan cerdas semua kecuali yang di awal seleksi ngambil jalur " SKTM/JALUR ANAK PNS" Rata² ya agak biasa aja. Tapi yang dominan masuk di sekolah unggulan ini ya Jalur Perestasi ama Akademis. Di sekolah gwe ketemu sama guru² yang notabennya agak aneh si, ada satu mata pelajaran namanya kewirausahaan. Dan gurunya bener² ga ngerti apa² tentang dunia bisnis, tentang perdagangan, tentang market chain. Masuk kelas, ngasih salam, suruh baca buku, ngasih tugas yang sama persis pertanyaan dan jawabannya ada di buku. Segitunya banget ngajar, terus saya komplaint dong, kok ngajar gitu banget, padahal saya masuk ke sekolah ini bayar spp mahal dan sangat ada timbal balik yang sesuai, ternyata nggak ada isinya ini sekolah. Terus saya di tegur sama guru tsb, klo gasuka sama pelajaran saya, kamu gausah masuk ke kelas saya lagi. And then saya di banned dari mata plajaran tsb. Ngadu lah ke wali kelas, terus wali kelas manggil BK, di introgasi sana sini, biar damai sama guru yang tadi. Kek apa ini, ada yang gaberes di sekolah ini.
Ah ya ...i feel you...terus klo "protas-protes" itu ditjap "pemberontaks"...Seoertinya guru2 yg kebakaran jenggot itu memang ZOMBIE..😐😐..jalan iya , pakai seragam PNS iya...tetapi buta,tuli dan hatinya mati/ pemikirannya mandeg..Yaa memang sekol besar itu lingkaran setannya besaaarr jugaaa...😂😂😂
"Jika siswa dipaksa belajar semua hal, maka ia dipaksa untuk tidak menguasai bidang apapun". Jadi teringat salah satu kutipan Sun Tzu, yg mana " Kalau satu pasukan memperkuat satu atau sebagian arah/wilayah, maka arah/wilayah lainnya akan melemah, tapi bila seluruh pasukan memperkuat semua arah/wilayah, maka semua arah/wilayah itu bakal lemah pula".
Untuk level Sekolah Dasar, hal ini masih mungkin. Tapi untuk level lanjutan, tidak banyak yang mampu seperti ini. Ada orang-orang tertentu yang bisa jadi polymath (contoh: Leonardo da Vinci), tapi orang-orang seperti ini jarang. Setiap orang punya "bahan" talenta yang berbeda.
@@helmicartal lengkapnya ia bilang ia ga takut Sama orang yg belajar 10.000 tendangan 1 kali, tapi ia takut sama org yg berlatih 1 tendangan 10.000 kali.
Sederhananya, bagaikan lima lampu yang dijejerkan dalam rangkaian seri. Lima baterai menyalakan satu lampu. Lampu 1 menyala terang, namun 4 lampu lainnya tidak menyala. Kalo semuanya dinyalakan, semuanya menyala, tapi redup. Karena besar tegangan listrik dari lima baterai itu dibagi menjadi 5 lampu.
Pencerahan yg sangat bagus pak guru.. semoga yg punya usaha Sekolah unggulan pada sadar mereka curang . Gak seperti sekolah yg biasa membuat anak didik yg bodoh menjadi pintar yg gak bisa menjadi bisa. Salut banget sama pak guru .. semoga pak guru sehat selalu.. dan panjang umur.. Aamiin..
7:57 di kabupaten gowa sulawesi selatan saat pak Ichsan yg jadi bupati, tdk ada murid tdk naik kelas, yg ada gurunya yg dianggap gagal, pak bupati. Siswa yg tdk mampu pun tdk wajib pake seragam.
yang kaya gini berat, karena komentar ini tadi saya sediakan waktu cari penelitian terkait SKTB di gowa dan ada 1 skripsi yang saya temukan terkait ini, dampaknya ternyata memang tingkat kelulusannya 100% tapi kualitas pendidikannya tidak berubah. karena pemikiran "ngapain belajar cape2, udah pasti naik kelas kok" ujung2nya evaluasi lagi.
@@bayup4829 itu salah persepsi lagi bosku, maksudnya pak bupati tetap harus dibimbing murid2 yg belum mampu baik kelas itu, bukan diikutkan asal naik, itu namanya NGAMBEK kepada KEBIJAKAN pemimpinnya, sama percis peristiwa Mr. Ramboo Ahok saat menjadi gub DKI, pegawenya ngambek, mentang2 disuruh irit eh, malas sekalian ga dikeluarin dananya, ngamuklah org tua peserta paskibraka, krn ga dpt sama sekali minum 🤦🤦🤦
@@bayup4829 sebenar dulu sdh ada kebijakan seperti ini zaman Mbah harto, mendibudnya daud yusuf, 1978 ujian akhir ditunda ditambah durasi 1 smester jd juni 1979, awal mula thun ajaran baru di pertengahan tahun, alasannya krn tll banyak libur terutama saat bln puasa, 1bln full libur ++ hari besar, maka jam belajar kurang, yg mengakibatkan jumlah yg lulus ga maximal, ini yg ga bener krn hanya ABS viral saat rezim itu, wajib 1000% lulus, caranya pengawasnya keliling dlm kls untuk memberi tahu jawabannya 😂🤣 yak pasti luluslah 1000%.(pinjam istilah PEPO)
90% sekolah unggulan di Indonesia terbentuk bukan dari sistem tetapi dari keberuntungan, yakni: 1. Beruntung secara geografis 2. Beruntung secara sosio-ekonomis 3. Beruntung KARENA KEBETULAN MEMPEROLEH SDM UNGGUL. HANYA +- 10% Sekolah unggulan yang terbangun menjadi unggul oleh sistem: 1. Sistem management 2. Sistem marketting 3. Sistem pendidikan 4. Sistem pengkaderan
Jadi kangen esde inpres. Ini sejarah tahun tujuhpuluhan. Saya pernah ditolak masuk SD Negeri di Kemayoran Jakarta Pusat, karena belum cukup umur katanya, belum tujuh tahun. Tahun berikutnya, baru saya bisa sekolah, di sebuah esde inpres di daerah Bogor, karena orangtua pindah ke daerah sana. Dulu, esde inpres adalah sekolahan kaum marjinal, kaum miskin. Tapi, perkenankan saya ceritakan fakta-faktanya: Selama tiga tahun sekolah di esde inpres, samasekali tidak pernah bayar apapun, mulai dari masuk sampai kelas tiga. Naik kelas empat keluarga kami pindah tempat tinggal dan saya pindah/masuk ke SD Negeri. Di sini barulah kita mengenal 'biaya sekolah'. Waktu saya masih di esde inpres dan baru naik ke kelas tiga, adik saya baru berumur lima tahun. Seringkali, dia belum mandi belum ganti baju belum sarapan, suka ngikutin saya ke sekolah, terus ngintip dari pintu. Diusirkah dia oleh pihak sekolah? TIDAK! Oleh sang guru malah disuruh masuk dan ikut duduk di kelas satu. Ini yang diceritakan ibu saya di kemudian hari: waktu ibu saya menyusul adik untuk pulang dan mandi, oleh sang guru supaya dibiarkan dulu saja mengikuti pelajaran hari ini, karena anaknya kelihatan gembira dan semangat bisa ikutan sekolah. Selanjutnya, kata sang guru, kalau anak ibu rajin masuk dan bisa mengikuti pelajaran, kami buatkan rapornya mulai triwulan pertama ini. Tapi kalau anak ibu belum bisa mengikuti pelajaran, biarkan saja dia di sekolah bermain dengan teman sebayanya, dan tidak perlu kami buatkan rapornya dulu. Esde inpres adalah surga buat anak-anak (dan orangtuanya) kala itu! Nih, cerita lain dari surga bernama esde inpres itu: Buat yang mampu beli seragam, silahkan pakai seragam. Hari Senin pakai seragam Pramuka? BOLEH. Yang belum bisa beli seragam sekolah, BEBAS! Yang penting diusahakan pakaiannya bersih sudah dicuci 😁 Walaupun bolong-bolong, bisa sekolah pakai sepatu apalagi berkaos kaki, rasanya udah kayak jadi orang kaya, bangganya bikin kepala bengkak. Karena, yang lain ada yang pakai sandal jepit (saya inget Si Itutuh sandal jepitnya selalu warna ijo 😂), bahkan nyeker (silahkan cari arti kata nyeker di KBBI). Daaan masih banyak cerita dari surga itu. Tiap alumni esde inpres mungkin juga punya cerita sendiri. Sebuah surga yang tanpa syarat masuk, tanpa ikatan, tanpa beban. Surga tempat berkembangnya impian-impian dan harapan yang dibentuk dalam jiwa-jiwa bebas penuh keceriaan. Surga yang telah punah.
Guru tak lain, pantas di gugu dan ditiru kecuali ilmu yg sesuai dg amalannya, kesederhanaannya, kecerdasannya dan kejujurannya...tapi realitanya yg muncul egoisnya,,emosionalnya, akuisisinya, dan pekerja yg bersaing bukan pengabdi kemanfaatan yg ikhlash, serta mengatasnamakan..!
Mantap pak guru setelah liat sekolah swasta yg guru jelaskan, saya jadi pnya cita2 kalo pnya anak pengen di sekolahin di sekolah swasta biar mendapat ilmu yg terbaik.
Bayangkan seorang anak belajar di sebuah layanan bimbel online karena besok dia akan ujian. Untuk ujian yang akan berlangsung di sekolah, dia bergantung kepada bimbel. Berarti mungkin bisa dikatakan bahwa untuk anak satu ini, fungsi sekolah sebagai tempat belajar mengajar sudah gugur. Bagi anak ini, fungsi sekolah hanya sebagai tempat ujian untuk mendapat nilai. Sedangkan belajarnya di bimbel. Nah kalau sudah seperti ini, kalau sekolah hanya sebagai tempat ujian, kenapa tidak sekalian saja ujiannya di bimbel juga. Karena fungsi sekolah sudah digantikan. Bimbel yang merajalela adalah bukti bahwa sekolah adalah tempat yg tidak efektif untuk belajar. Atau bahkan sama sekali tidak ada gunanya. Buktinya banyak orang tua yg rela membayarkan anaknya bimbel yang mahal hanya untuk "diuji di sekolah" dan dapat nilai bagus. Yah kalau begitu, buat apa ada sekolah. Wajib sekolah mungkin bisa diganti wajib bimbel. Gimana menurut baraya dan pak GG?
Sekedar curhat, dulu jaman SMP pernah berfikir buat apa ikutan lomba disekolah kalo pialanya gak bisa dibawa pulang, yg sebenernya itu bentuk kekecewaan saya pada waktu SD dipilih buat ikut lomba cuma satu kali doank, itupun kalah😅 #Lomba_gerak_ jalan
Gw sd dulu pernah ikut lomba drumband, udah latihan berbulan-bulan ehhh pas perlombaan malah dikeluarin dari barisan dijadiin pengganti, posisi gw digantiin peserta lain, padahal dia nya gak lebih baik dari gw, alhasil gak menang
ringkasan video murid : mau jadi orang hebat sekolah : gampang bisa diatur input dan output tidak sesuai, jago makin jago, payah tetap payah sekolah melatih orang ..... jadi penipu? sekolah : kesalahan prosedur murid: menurut kalian ini candaan?
Kesimpulannya. Dulu, sekolah ditujukan untuk siswa menganggur yang membutuhkan pelajaran. Sekarang, sekolah adalah bagian dari Wajib Belajar. Dulu, hal yang diajarkan di sekolah adalah hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang, hal yang diajarkan di sekolah terlalu kompleks. Dulu, guru adalah kedudukan tertinggi, bahkan lebih tinggi daripada pemimpin negara. Sekarang, guru ada profesi bergaji kecil. Dulu, sekolah ditujukan untuk mengubah murid yang bodoh menjadi pintar. Sekarang, yang bodoh ditolak, yang pintar diterima, dan kepintaran siswanya dimanfaatkan untuk menjaga akreditasi sekolah. Dulu, nilai rapor digunakan untuk mencari tahu kelemahan siswa. Sekarang, nilai rapor digunakan untuk menentukan masa depan siswa.
Ada juga contoh lain : Guru memberikan projek penelitian ke siswa nya kemudian di ikutkan lomba karya ilmiah,, seolah itu buatan siswa nya padahal 90% garapan si guru itu sendiri , siswa tsb cuma presentasi hasil karya guru tsb.. sehingga sekolah tsb naik rating dan guru tsb mendapat promosi jabatan .. ***
pd dasarnya,setiap anak memiliki sisi kecerdasanya masing2 yg untk memunculkanya jg butuh metodenya masing,yg hrs dipahami oleh guru/sekolah.Tanggung jawab guru/sekolah,bkn sbg agen penyalur anak2 yg sdh berbakat,tp untk mengubah setiap anak didiknya yg trlihat kurang berkembng,sbg sebuah tantangn agr mampu tumbuh setara dgn yg lain..itulh tugas dr guru,artinya bila ada satu atau dua murid yg gagal naik kelas atau lulus,tntunya itu adlh kegagaln dr guru/sekolahnya..tdk semata dr si murid..
Saya mendukung spesifikasi pembljaran berdasar bakat anak pak guru,apakah akan terlaksana di indonesia??,,,semoga kedepan nya ada kajian sepert ini di pemerintahan yg punya otoritas trhadap pendidikan anak bangsa ,terimakasih
Setuju guruku 👍👍 Sekolah, sampai perguruan tinggi rata" hanya praktik kapitalisme terselubung, tempat penitipan anak, dan tempat liar dimana bullying dan hukum rimba menjadi budaya, dan sisi kelam sosial, kesenjangan prestasi, dan monopoli perdagangan bermodus kantin
Saya hanya senyum-senyum. Kebetulan ada siswa saya yang secara gak sengaja difitnah ikut tawuran, padahal enggak. Dia sampai dibawa ke kantor polisi. Sekolah ikut membantu orang tuanya, agar bisa ditangguhkan. Sejak itu, dia tobat betul, karena gurunya memberi perhatian dan bantuan. Ngomong2, saya suka intro yang ini.
"..........Sejak itu, dia tobat betul, karena gurunya memberi perhatian dan bantuan...." Kalau tidak melakukan kesalahan. Kenapa tobat ?.....logikanya berlawanan
@@Rachmat_PR mungkin maksud dia tobat untuk tidak menjadikan tawuran sebagai tontonan keluarga, kan banyak tuh anak anak entah nyempil di mana saat ada tawuran sebagai penonton, nah itu lah mereka.
Kalo istilahnya TOBAT, ya lebih tepat jika "dia tobat tidak ikut tawuran lagi". Lebih pas ! Ketimbang misalnya "dia tobat ikut NONTON tawuran lagi". Rasanya kok kurang pas! Tapi... Saya sih hanya menyampaikan saran. Keputusan? Ya tetap di tangan Anda. 🤭🤭🤭
setuju banget sih pak guru dulu waktu mau seleksi masuk perguruan tinggi sempat mikir kek gini sekolah / kuliah tujuannya mebuat orang dari kurang pandai menjadi pandai sementara lembaga pendidikannya kudu nyeleksi cmn yg pinter yang bisa masuk jadi yang pinter makin pinter yang kurang pandai ya malah kagak dpt pendidikan yg bagus tuk membuat mereka bisa menjadi pandai #hidupmemangkerasbro
Tepuk tangan... Pemikiran saya yg dari dulu tak tersalurkan. Ternyata baraya guru gembul punya hal sejalan. Majulah anak bangsa di kemudian hari. Semoga bisa dilirik jadi menteri pendidikan kelak baraya. Salam dari Bali
@@dwioktahesty580 dengan jafi pejabat. Walau masyarakat di pelosok tanpa akses internet pun bisa tercerahkan. Karena baraya guru gembul bisa keliling indonesia.
Baru mengikuti channel ini akhir2 ini. Saat menonton video ini jadi teringat pengalaman sekolah masa lalu. Saya merasakan sendiri pengalaman yang diceritakan dan mengerti apa yang dimaksud oleh pak guru. Merasakan "buruknya" dunia pendidikan di Indonesia. Dari SD sampai SMA bersekolah di sekolah "paling unggulan" untuk masing2 jenjang di kota saya dan merasakan perbedaan kualitas, cara mengajar, dan visi masing2 sekolah tersebut. Sekarang saya menjadi dokter anak dan berusaha membagi pengalaman tersebut (bersama dengan ilmu parenting yang lain) kepada para orang tua.
Kalau menurut saya pribadi sekolah unggulan bukanlah sekolah yang memiliki banyak orang yg pintar namun sekolah yang dapat membuat orang bodoh menjadi pintar
gw ngerasain sih dulu di smp unggulan bekasi, bahasa dibuku setengah bahasa inggris jd inggris dipelajari lebih, tapi minusnya buku yg dibawa banyak, sekolah kaya penjara belajar lama dan capek, yang jelas sekolah unggulan di indonesia cuma mau nerima siswa yg udh ada dasarnya pintar biar nama sekolahnya makin tinggi kaya akreditasi yg pdhal pengajarannya sama aja, bedanya di kualitas muridnya doang.
Saya dulu berpikiran bahwa sekolah favorit itu berisi orang pintar karena cara mengajarnya yang berbeda dari sekolah lain sehingga menghasilkan lulusan yang pintar... Tetapi setelah saya masuk ke sekolah favorit, terbukti omongan Pak Guru Gembul. Cara mengajarnya sama saja bahkan tidak ada spesialnya. Yang membedakan hanya level pelajarannya yang lebih sulit, tapi pengajarnya biasa saja seperti sekolah lain. Jadi menurut saya guru yang mengajar di sekolah favorit adalah guru paling enak hidupnya... Gak ngajar terlalu berat karena siswanya emang udah pinter, tapi yang kurang pinter malah ditanya "Kenapa kamu memilih untuk sekolah disini". Jadi saya juga berpikiran bahwa sekolah favorit itu dikatakan favorit hanya karena didalamnya banyak orang pinternya. Mohon maaf kalau belibet
Saya juga merasakan kekesalan guru gembul,walaupun saya murid dan kebetulan juga waketos,sering melihat praktisi pendidikan di Indonesia tidak bertanggung jawab dengan anak anak yg di bina,apalagi yg senior senior berlabel "PNS"
Barakallahu Fikum Untuk keluarga besar Sekolah Alam Avesiena Kota MALANG, SAAM 💖 Terimakasih Yang Tiada Terhingga 🙏 ALLAH memberkahimu SELALU 🤲 Allahumma Sholli Wasallim Wabaarik 'ala Sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad
curhat sedikit ya baraya. waktu SMA saya ikut lomba diluar sekolah. pakai biaya sendiri. jalan sendiri dan tidak memberitahu sekolah. setelah itu kan saya tidak menang. tapi pihak panitia lomba mengirim sertifikat keikutsertaan lomba ke sekolah. dan respon guru saya? saya ditertawakan sama guru saya karena kalah sambil menyerahkan sertifikat keikutsertaan itu. eh, pas saya lulus saya dengar guru2 bergunjing, "eh itu dulu ada anak (saya) yang punya bakat di bidang xxx tapi kurang diarahkan. andai... andai..." heh, giliran gue udah lulus baru pengen ngarahin. ajg banget lah masa SMA saya tuh udah bulanannya mahal kelasnya ga bagus2 banget bener2 sekolah cuma buat ijazah. yg pas gede pun ijazahnya ga guna karena saya milih cari duit dengan bakat yg disia-siakan sekolah saya dulu. menyedihkan. sebenernya saya sudah malas sekolah sejak masuk SMP. tidak tau saja apa gunanya. di sekolah juga saya selalu dibuli. gurunya tau juga tidak ada yang membela malah ikut2an. sampah semua.
Sepetinya keputusan saya menjadi siswa biasa² saja di bidang akademik dan non akademik dengan nilai ditengah tengah agar tidak terlihat mencolok adalah keputusan yg tepat😃
Saya pernah merasa dirugikan sekali oleh pihak sekolah, lebih tepatnya oleh guru seni rupa saya. Saya diberi nilai jelek, hanya karena saya sudah mempelajari apa yang belun dia ajarkan. Misal saya sudah bisa tehnik B padahal dia baru mau mengajarkan tehnik A. Dan itu memengaruhi saya saat mau masuk universitas, karena nilai saya dibuat jelek. Tapi ya sudahlah. Toh saya sampai detik ini masih tetap dijalur seni seperti niat awal saya. Walau harus tidak keterima kuliah
kami dulu ikut eksul pramuka, pembina pramuka kami dari luar sekolah, waktu kami mau ikut lomba di luar kota, gak di kasi uang transport sama sekolah, akhirnya kami cari sponsor sana sini, nyebar proposal utk cari dana keperluan lomba, minta transport dari TNI, sekali nya dapat piala, eh secara ceremonial di serahkan di sekolah pas upacara selesai upacara pialanya diambil trus di taroh di ruang pramuka
Kegagalan seorang murid adalah saat pengetahuan yg dipelajarinya tidak membawa manfaat pada dirinya dan orang disekitarnya, sedangkan kegagalan seorang guru adalah ketika sang murid gagal dalam mencaritahu fungsi kebaikan dari pengetahuan yg diajarkan.
Terima kasih guru gembul sudah mewakili pemikiran saya yang tidak bisa saya suarakan. Saya adalah korban dari sekolah yang tidak mendukung bakat saya, sampai tidak naik 2 tahun dan di keluarkan. selama bersekolah saya di kucilkan oleh guru dan siswa lain karena saya gemar menggambar. Puji Tuhan sekarang saya sukses dengan cara saya, bahagia dengan istri dan pekerjaan yang saya gemari
Bapak Gembul luar biasa berintegritas, salam hormat buat bapak, saya juga menarik keluar anak saya dari sekolah yang terkenal di kota saya, karena gurunya sangat tidak berkompeten, anak saya masih kelas 2 SD.
Siswa juga ada kelemahannya: 1.Budaya membaca siswa kita juga sangat kurang. 2.Siswa kita banyak yang tidak fokus dalam belajar (gampang ke distract) 3. Kemudian banyak menghabiskan energi untuk berkhayal dikelas, raga ada tapi jiwa pergi. 4.Kemudian hal2 yang tidak penting lebih sering dibahas dibandingkan materi pelajaran seperti cinta, gaya hidup orang dan por**grafi. 5. Gak ada beban 6. Sukar menyalahkan keadaan. 7. Zona nyaman 8. Malas 9. Solidaritas palsu (jika ada pr, yg ngerjain pr dihalangi untuk kumpul, nyontek jamaah) 10. Mental lemah (merasa hidupnya paling berat) 11. Sukar menyepelkan sesuatu 12. Hobi membandingkan kekurangan dengan kelebihan. 13. Tuntutan banyak tapi produktivitas kurang. 14. Banyak alasan. 15. Sulit menerima pernyataan ini
Aku rada setuju sih, terkadang ada murid yang kesekolah benar benar tidak ada tujuan untuk belajar. Hanya untuk main ketemu teman, itu aja yang ada dipikiran mereka. Tapi balik lagi sih, guru juga harus memikirkan hal tersebut agar pemikiran murid jadi senang untuk belajar, walaupun terkadang guru yang seru sekalipun pasti ada saja murid yang bodo amat karena tujuan dia kesekolah bukan untuk belajar.
Memang tdk bisa dipungkiri, saya sebagai orang yg sering ngajarin walau masih pemula kadang nemuin hal-hal begini, but semua ada caranya kok untuk diselesaikan, makanya tekankan sama anaknya pas awal belajar, "Hari ini Semangat belajar atau tidak?"
@@guramee704 wkwk, kesindir ya lu? Dari poin 1-15 itu lu lakuin semua ya? Pantes dibilangin gitu malah bilangnya "sok paling pinter", kalimat yg sangat mencerminkan sifat anda yg tidak mau introspeksi diri 🤣🤣
Susah" gampang sih Kayak begini sebenarnya bisa diatasi dengan gimana cara guru biar disenangi murid, soalnya biasanya murid malas karena guru gak asik, akhirnya jadi jauh & gak mau terbuka
Terimakasih Pak Guru..semoga diperhatikan Pemerintah dan Dinas terkait..agar segera mengambil kebijakan untuk membenahi Masalah Pendidikan siswa yg kelak menjadi generasi penerus bangsa..yg dimulai dari Peran peran seorang Guru...guru dalam arti yg sebenarnya bukan cuma guru yg mencari penghasilan 3konomi semata....
jadi inget teman SMA yg punya cita2 pengen jd koki profesional.. tapi malah milih SMA karena kurangnya arahan.. sekedar saran.. untuk indonesia maju di sekolah SMP-SmA harus ada lembaga yg bijak untuk menjadi mentor dan mengarahkan siswa/siswi sesuai bakat dan minat..dan harus kemana dia belajar untuk mengembakan bakatnya.. 🙏🙏 usia SMP dan sma sdh masuk tahap siswa bisa memilih karir kedepannya untuk menjadi seorang expert.. saya yakin klo di arahkan paling lambat di usia 25-28 sdh berkembang bakatnya dan menginjak 30 dia sdh benar2 siap..
11:25 sekolah butuh siswa cemerlang utk prestise sekolah, siswa butuh sekolah favorit untuk prestise diri dan orang tuannya 😂 #terus aja begitu ampe kiamat
dulu gua sekolah di sekolah swasta yg boro2 mau seleksi murid cari murid aja susah (krn swasta spp relatif lebih mahal dr sekolah negri jadi banyak yg menghindari masuk sekolah ini) jadi yg masuk sekolah ini ya mrk2 yg gagal masuk sekolah favorit, tapi lulusan nya bahkan yg nilai terendah pun bisa bersaing dgn anak2 yg lolos seleksi sekolah favorit.
Saya juga tidak menyukai istilah: Ambil yg baik "buang" lah yg buruk Karena menurut Saya yg benar adalah Ambil yg baik "perbaiki" lah yg buruk Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia berusaha menyeleksi manusia lainnya dari segi pekerjaan, tindakan, maupun penyakit. "ia" sangat berusaha keras untuk menjadi Alam atau yg lebih buruk ingin menjadi tuh*n. Yg berhak menyeleksi & mengeksekusi suatu perbuatan atau nyawa sekalipun, yg pada tujuan (Sebenarnya) "ia" tidak memiliki hak untuk melakukannya!
Sistem pendidikan di negeri ini untuk mencetak buruh, seharusnya sistem pendidikan itu memfasilitasi minat dan bakat anak, setiap anak unik dan cara belajarnya juga unik dan berbeda dng anak yg lainnya, tapi sistem pendidikan negeri ini malah menyeragamkan. Seharusnya anak membuat kurikulum sendiri bukan anak mengikuti kurikulum nasional. Lagi pula yg dikejar dan dikultuskan dalam pendidikan di negeri ini yaitu gelar, nilai, status, rangking dan ijasah bukan ilmunya
Karena Indonesia itu mengcopy kurikulum negara2 Eropa saat mereka masih dalam era industrialisasi. Seperti yg kita tahu, Indonesia kan msh dalam era agrikultur menuju industri, jadi emang orientasinya untuk memunculkan pekerja industri. DAN INI GAK HANYA TERJADI DI INDO AJA, di seluruh Asia, Singapura, Korsel, China pakai kurikulum serupa bahkan lbh gila. KENAPA SIH KITA GAK MENIRU FINLANDIA ATAU JERMAN AJA? Dude, bahkan Amerika aja sampe sekarang msh gagal meniru sistem Finlandia Karna populasi yg jauh lbh beragam sosial ekonominya. Kalau kita langsung loncat ke kurikulum berbasis minat ya gak bisa juga karna Indo msh kurang kuat basis industrinya, ekonominya belum dewasa. Semua itu butuh waktu. Belum lagi penduduk Indonesia yg generasi orang tua juga masih feodal, kalau Tiba2 dibikin progresif generasi mudanya, bakal ada konflik besar-besaran.
That's why saya homeschooling anak saya. Gak rela rasanya bayar uang gedung, perawatan lapangan basket, dll . .yg mana anak saya juga gk main basket, atau gak masukin semua ruangan kelas digedung itu 🤭mending invest ke fasilitas yg emng bener2 dia butuhkan dan dipakai setiap hari.. ahhh sekolah mahh bisnis banget cuuuyyy.. kalo kita mau sukses, belajar nya diluar sekolah. Ikut komunitas, learning by doing, ambil kelas keterampilan bersertifikat, dll. Semoga jadi manusia berguna, minimal gak nyusahin negara dan org lain... aamiinn
Yahhh..business matter pokoknya...sebenarnya mereka juga cuma peduli status masing2..mau ngajar di sekol "bernama" juga utk memuaskan egonya cendiri2..Kalau bicara kemurnian spirit mengajar itu jaaauuuhhh.Ya spirit itu memang ada, tetapi suaranya terdengar lirih saja.🙂🙂
Alhamdulillah terima kasih banyak pak guru gembul, saya sangat setuju akan pencerahan nya, saya sangat spendapat dgn pak guru. jk sistem.a sperti ini terus saya khawatir bahwa generasi yg akan dtg skolahan n prkuliahan tdk dbutuhkan lg. =mohon dikoreksi pak guru gembul pendapat ini,🙏 sy brharap pendidikan di indonesia bisa lebih berkualitas lg dan lebih bisa memuliakan para siswa dan guru. Aamiin. trima kasih pak guru gembul smoga sehat slalu Aamiin.
Menurut saya yang menjadi pokok permasalahan disini terkait sistem kurikulum yang memaksa siswa harus memahami banyaknya pelajaran.. Sehingga sekolah mengarahkan tujuannya untuk mencapai nilai yang bagus sebagai tanda keberhasilan.. Sehingga guru disini kurang mendapat keleluasaan untuk menempa siswanya sesuai dengan kemampuanya..
Pendidikan bagian dari karakter masyarakat. Landasan dasar masyarakat melakukan sesuatu akan memberi efek pada pemilihan metode, teknis yang akan memberi efek pencapaian . Jadi standar masyarakat yang membentuk semuanya itu termasuk pendidikan. Paling tidak masyarakat diangkat cara berpikir dan sudut pandangnya dari KETOKOHAN, dari DOGMATis menjadi KRITIS, OBSERVATIF dan PEMBUKTIan
Ada juga sekolah yang menerima anak dengan syarat ortunya bisa kerjasama dengan sekolah dalam hal pembiasaan baik dan tes kemandirian siswa. Bukan karena lulus tes kognitif. Ada juga guru yang setiap selesai mengajar, dia minta masukan dari murid muridnya untuk perbaikan cara dia mengajar. Beliau rajin baca Al Qur'an sebelum mengajar. Saya respek pada beliau. Dan, beliau PNS mengajar di sekolah negeri (ga ada SPP).
Ada benarnya yg dibilang pak guru sih, gua punya pengalaman yg cukup tidak mengenakkan saat masa sekolah. Nilai KKM gua saat SMA selalu pas pas an kadang juga di bawah rata rata, padahal nilai nilai ujian gua cukup bagus bahkan kadang diatas org org yg ranking 1 sampai 5 di kelas. Tugas selalu gua buat walaupun sering telat karena malas, gua pernah menanyakan perihal ini ke guru guru yg bersangkutan, alasannya karena gua siswa yg Badung atau nakal jadi langganan masuk BK. Tapi menurut gua itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menjatuhkan nilai siswa semudah itu kalau nilai ujian gua bagus ya kasih saja di rapor kenapa harus dikurangi seenak jidat seperti itu, artinya walaupun gua dianggap Badung tapi setidaknya gua memperhatikan saat guru menerangkan dan mengerti apa yg dia jelaskan ke gua. Selalu di ceramahi bahwa siswa seperti gua dan temen temen gua tidak akan akan menjadi org yg sukses kelak hanya akan menjadi sampah masyarakat. Dan Alhamdulillah gua lulus sbmptn di univ top di Sumatera dan siswa siswa rajin yg mereka bilang cerdas lulus hanya bisa masuk lewat jalur mandiri hahaha.
Seorang manusia bisa dikatakan jujur 99% apabila manusia itu mendapat perlakuan kejujuran pada tiga tempat atau tiga lingkungan yg berbeda:Pertama ,tempat atau lungkungan dlm keluarga,sejak dlm rahim ibunya belajar kejujuran dari ayah dan ibunya masa usia masuk sekolah.Kedua :Tempat atau lingkungan sekolah,Ketika anak sudah masuk sekolah,maka Bapa dan Ibu Guru disekolah akan melanjutkan kejujuran anak"Gurulah yang menjadi panutan bagi anak-anak.Ketiga:Tempat atau lingkungan Masyarakat,sangat luas turut bertanggung jawab akan kejujuran ini,maka hasilnya menjadi keputusan bagi pribadi manusia tersebut.
@@xenomorphkokonosoko1556 Yap,betul sekolah itu mencuci otak para siswa agar menjadi karyawan. Ingat ya saya itu mengkritik sekolah bukan melarang sekolah.
Makanya jujur setelah saya berkeluarga saya ingin menyekolahkan anak saya dinegara dengan sistem pendidikan lebih baik dari Indonesia. Karena saya sendiri penasaran sekaligus agar anak saya mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada yang saya dapat di Indonesia.
Ih bener banget! Dulu saya di sekolah selalu didoktrin sama guru2 & Kepsek bahwa di masa depan kita akan saling bersaing satu sama lain. Nyatanya pas kerja kalo ga bisa kerja tim malah didepak. Yaa mungkin guru2 saya kalo kerja kan sendiri. Jadinya ga pernah ngerasain teamwork
Sedikit cerita. Anak sy SD kelas 1, sy masukkan ke sekolah non formal, yg konsentrasinya ke ilmu pengamalan Agama Islam, Tajwid, Dan hafalan. Pelajaran umum (ipa, matematika, bahasa dan ppkn) hanya 1 hari belajar, dan bisa belajar sendiri di rumah, awalnya ada sedikit rada menyesal, khawatir klo pengetahuan umumnya akan ketinggalan. Tapi setelah perhatikan, ya ga papalah, di anak usia SD sy pikir sangat penting bekal agama dan budi pekertinya dulu. Nntilah jenjang smp baru diperkaya dengan Ilmu pengetahuan yg lain sambil dipantau minatnya di bidang apa
Kritik saya Ironi ketika kualitas pendidik yg menghasilkan murid terbaik harus sebanding lurus dengan besar nya biaya pendidikan yg harus di tanggung Inilah yg disebut ilmu dunia sekalipun yg di ajarkan adalah ilmu agama Menjadu pejabat bla2 bla2 Wwkkkwkw kode nih pak guru
bengkel juga sekarang ada yg seperti sekolah, kesalahan mekanik dilimpahkan ke motornya dan pemiliknya karena pake sparepart aftermarket, karena pake bahan bakar murah, karena gaya berkendara Sekolah unggulan berdalih bahwa sekolah menfasilitasi siswa2 yang berpotensi di bidang akademik, eh sy berpikir ulang trus siswa yg biasa2 aja dikasi fasilitas seadany aja kitu? Terimaksi pak guru ini jadi salah satu pertimbangan sy jika kelak memilih sekolah untuk anak sy yg sekarang umurnya 3,5 tahun, sebetulnya sy mendambakan sy bisa menggalai bakat dan minat anak trus sy latih dan asah kemanpuannya di bidang tsb, kalo sy ga punya keahliannya sy carikan tempat belajar/kursus/sanggar yang bisa mengakomodir, sedangkan di rumah sy & istri yg menanamkan kedisiplinan dan nilai2 moral dalam bermasyarakat, tqpi sepertinya sy menerjang kebiasaan yang sudah jadi budaya besar kemungkinan sy dianggap naif dan mendapat perlawanan dari sisi keluarga besar Ini rikuwes sy ke pak gugem sejak lama untuk bahas home schooling yang diampu oleh orangtua sendiri, bukan menyerahkan ke lembaga home schooling
Pak guru kalo belajar sejarah penting bagi kehidupan manusia karena itu bisa di jadikan contoh kehidupan yg sudah ter empiris. Apalagi sejarah yang ada PD Al-Qur'an atau hadis, yg dengan metode pensanadan. Jd bisa dipertanggung jawabkan sejarahnaya Misal kaya si qorun dia contoh manusia sombong karena suka pamer kekayaan, maka ada akibat buruk dr perbuatan jumawa itu.
Dulu, saya sadar kalau menang lomba pun piala saya akan diambil. Jadi, saya merubah pandangan saya, piala bukan sebuah kebanggaan, asal sertifikatnya masih ada masih aman
BENER BANGET! Saya juga sering kepikiran, kenapa murid-murid harus belajar semua mata pelajaran. Padahal nanti saat dewasa dimasa depan, gak mungkin setiap mata pelajaran ingat semua atau digunakan dimasa depan tergantung pekerjaan apa yang diambil... :/
Mau share pengalaman, klo di sekolah saya dulu setiap siswa digencarkan untuk punya prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Setiap upacara terkadang disinggung, "kamu harus punya prestasi bla bla bla". Tp lucunya pas saya mau daftar lomba untuk memperkaya diri saya dengan prestasi, prosesnya dipersulit dan akhirnya saya gabisa ikut lomba. 😑
Sekolah bagiku adalah tempat untuk seleksi alam, bukan untuk membangun hidup..... Isinya permainan-permainan yang harus saya menangkan dengan nilai-nilai yang baik... Satu2nya cara saya bertahan hidup adalah dengan berprestasi... Baru setelah saya dewasa dan mencerna kembali apa yang saya pelajari di bangku sekolah.... baru saya ketahui bahwa ilmu-ilmu itu baik, hanya saja sayangnya ilmu2 di sekolah itu dijadikan sarana untuk menghabiskan waktu anak-anak dan menyeleksi anak-anak, bukan untuk membuat anak-anak mencintai kehidupan ini...
*sekolah menjadikan orang bingung menjadi tidak bingung Guru sy: Absen > disuruh memahami halaman sekian sampai sekian > tugas > ditinggal, dihubungi buat nanya gk dijawab cuma di read > nilai ulangan jelek ditelpon dimarahi (temen sy) 🗿 Apakah begini kualitas sebenarnya pendidikan sekolah saya yang katanya "terfavorit" di kota saya 🤣
Guru jaman dulu mengubah murid yang tidak bisa menjadi bisa. Guru jaman sekarang: Oke, anak-anak! Hari ini, kerjakan tugas di halaman 10 sampai 32. Kumpulkan besok pagi, di jam yang sama.
faktanya krn kita tidak terfokuskan dan belajr terlalu umum, maka bagi siswa yg memiliki ambisi dn tujuan pasti yg hrs dicapai dlm hidupnya. mereka hrs sanggup belajar mandiri dirumh dengan tertatih". sedangkan wktu mrka habis di ambil oleh jam sekolah itu sndiri.
Mungkin penjelasan guru gembul ini lebih relate jika diasumsikan ditingkat SD-SMP. Karena pada saat itu anak-anak masih berkembang dan bakat nya belum terlalu keliatan, sehingga perlu diasah di SD hingga SMP. Kalau sudah SMA / SMK itu siswa diharapkan sudah memiliki keahlian masing-masing, sehingga tes diperlukan untuk mengetahui apakah siswa tersebut mampu mendalami pelajaran yang akan dihadapi nya. Nah kalau masuk kuliah ini lebih selektif lagi, calon mahasiswa yang masuk diharapkan menjadi orang-orang terbaik diantara mahasiswa yang lainnya. Karena mahasiswa disini akan mendalami pelajaran yang spesifik hingga ke akar-akarnya, sehingga dibutuhkan mahasiswa yang benar-benar memiliki pengetahuan dasar nya sudah cukup. Dari sini sih logikanya mengajarnya sudah masuk, tetapi faktanya dilapangan tidak demikian. Dari SD hingga SMA kita tidak ajari untuk berpikir, tetapi didoktrin bahwa kita harus mengikuti kata guru hingga sama persis. "Ijasah adalah tanda orang pernah bersekolah, bukan tanda orang pernah berpikir" - Rocky Gerung
Sekolah memang saya lihat dri desain modern dan sejarahnya, dibagian dasar itu tujuannya adalah memberikan kecakapan minimal. masalah adalah kecakapan minimal itu sangat banyak di syaratkan.
Andai Saja Pendidikan di +62:
- SD = Moral, Akhlak
- SMP = Bakat, Hobi
- SMU / SMK = Project, Praktek
- Kuliah = Expert (Sudah Ahli)
- Kurikulum menyesuaikan jaman.
- Guru / Dosen hanya 10thn masa bakti
Tuhan menciptakan manusia masing2 punya kelebihan sendiri2.
Ini seperti di Jepang?
Ini yg saya pikirkan juga
- SD belajar baca tulis
- SMP belajar pacaran
- SMK belajar tawuran/nikah
- kuliah belajar sabar menghadapi cobaan kehidupan😅
Anak sekolah bakatnya pada kekubur
@@dickynurahman2292 setau saya gak, tapi setahu saya juga di tingkat SD-nya iya si agak mirip itu, siswa-siswinya ditanamkan kejujuran & kebersihan sejak SD
Saya setuju dengan kalimat dari Pak Guru bahwa, "sekolah dasar yang mensyaratkan calon siswanya untuk sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung itu bukan sekolah unggulan, tetapi sekolah yang mengeksploitasi siswa yang memang sudah unggul".
Sangat langka channel youtube seperti ini, edukasi, hiburan, sejarah, bahkan hal hal diluar nalar juga ada disini dengan pengemasan yang sederhana dengan background anggur, semoga channel pak guru makin maju siappppp
Serba random tapi berisi semua 👍
Emang GG pak GG
Iy cuy, ketagihan gw😂😂
Dan jangan lupakan figure transformer di meja
M
Inilah sebabnya kami memilih, sangat respek & hormat kepada SAAM Sekolah Alam Avesiena MALANG. Dari anak akan masuk di kelas 1 sya tanyakan ternyata tidak mensyaratkan anak yg lulus TK harus dapat baca tulis hitung. Lucu juga logika "sekolah unggulan" yg mengatakan anak lulus TK harus bisa baca tulis hitung.
Dikemudian hari kami justru menemukan kehebatan Sekolah Qualified yg dimotori psikiater senior di Kota Malang ini adalah sekolah SD yg sangat memanusiakan & mendidik segala aspek, bakat & kemampuan personal seorang anak . Dikemudian hari pula, saat kelas 5 sebuah lembaga tes psikologi indipenden menyatakan anak sy adalah seorang anak jenius. Terimakasih tiada terhingga untuk SAAM , telah memunculkan jatidiri anak seutuhnya , seluruhnya.
Bi'idznillah ALLAH MEMBERKAHI keluarga besar Sekolah Alam Avesiena Kota MALANG.
Barakallahu Fikum 💖 🙏🙏😇
saya bisa melihat teman2 yg waktu SMPnya sudah di arahkan oleh orang tua yg bijak.. beneran dia sukses di bidangnya di usia 28tahun sdh expert dan mapan...
Sebagian orang tua senang dengan jadwal tetap yg ditetapkan sekolah, krn mereka menjadikan sekolah sebagai tempat penitipan anak sampe mereka pulang kerja.
Terbukti ketika pandemi, banyak ortu yang kalang kabut 😆
Jirrr 😂
4:41 😌
Pas pandemi auto ketar ketir 🗿
wkwkwk sama
Menurut saya faktor yang membuat ada sekolah unggulan,tidak unggulan itu biasanya ada:
1.Tahun didirikan,semakin tua semakin unggulan(biasanya negri)
2.Lokasi yang strategis
3.Fasilitas
4.Alumni
5.Luas sekolah
Sekolah itu mendidik/mengajarkan suatu nilai baik. Sementara kecerdasan itu bonusnya. Orang berilmu ditinggikan derajatnya dr sebagian orang.
Semoga guru gembul suatu saat bisa jadi menteri pendidikan.
Jangan remehkan doa saya, ini bisa jadi butterfly effect.
Al Faaatiihaahh
Aamiin yra
Anda sepemikiran
Amin
Sangat pantas daripada Tukang Ojek jadi menteri
Terima kasih pak guru, sbg calon ayah saya akan lebih selektif dan lebih memperhatikan kualitas pendidikan anak, baik dr saya sendiri maupun guru dan tempat belajarnya.
Latarnya bikin adem pak guru mantap 😁
Saya sangat setuju apabila Guru Gembul membuat cabang konten lain semacam channel sekolah / madrasah online, muridnya para orang-tua seluruh Indonesia agar menjadi guru bagi anak-anaknya, menyusun semacam rencana pembelajaran yang bisa menjadi suplai pendidikan: 1. Keimanan 2. Budi Pekerti 3. Alam & Pengolahanya (tani/ternak/teknologi/kegiatan produktif lain) 4. Sejarah 5. Bahasa 6. dst. Sekolah mandiri yang bisa diamalkan seperti amalan wiridan yang diijazahkan Kyai kepada para muridnya setiap hari diulang-ulang. Saya prihatin dan sedih anak saya tidak menjadi tambah pintar di saat seperti ini, saya bingung bagaimana mendidik anak saya. Saya sangat ingin diajar Guru Gembul! Semoga Guru Gembul selalu mendapat Rahmat dan Barokah, mencerdaskan manusia, menjadi cahaya di gelapnya jalan menuju tempat bernama Akhirat, Amiin..
Baru nonton video ini setelah saya lulus dari sekolah. Dan mengenai sistem sekolah ini 100% akurat.
Gwe dari SD-SMP masih ada sistem ranking di kelas, jujur saya selalu mendominasi di semua mata pelajaran, karena saya merasa dikaruniai akal yang pintar. Ketika Ujian Nasional saya Ranking 1 dari sekolah SMP saya. Ketika itu saya menlanjutkan jenjang pendidikan ke SMK, nah di SMK ini saya gabung dengan SMK N, yang notabennya unggulan, seleksi sangat ketat. Sebelum masuk itu ada total 4 jalur yang bisa di ikutin. Ada Jalur Prestasi, Jalur Akademis, Jalur SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), dan Jalur "ANAK PNS".
Saya memilih jalur Akademis, ya karena saya PD dengan nilai total 275 ketika Ujian Nasional pasti ke trima. Ya bener aja saya ke trima di sekolah tsb.
Dan anehnya warga sekitar sekolah sedikit banget yang bisa masuk sekolah ini karena jalurnya yang ketat. Dan seperti guru gembul bilang SPP disini sangat tinggi, karena notabennya lulusan dari sekolah ini pasti pinter², ya gimana ga pinter², orang sebelum masuk di seleksi dlu, otomatis yang masuk yang pinter² secara bawaan, minat, dan bakat masing² bukan karena sekolahnya.
So di kelas ya biasa² aja, semua orang isinya orang pinter dan cerdas semua kecuali yang di awal seleksi ngambil jalur " SKTM/JALUR ANAK PNS" Rata² ya agak biasa aja. Tapi yang dominan masuk di sekolah unggulan ini ya Jalur Perestasi ama Akademis.
Di sekolah gwe ketemu sama guru² yang notabennya agak aneh si, ada satu mata pelajaran namanya kewirausahaan. Dan gurunya bener² ga ngerti apa² tentang dunia bisnis, tentang perdagangan, tentang market chain. Masuk kelas, ngasih salam, suruh baca buku, ngasih tugas yang sama persis pertanyaan dan jawabannya ada di buku. Segitunya banget ngajar, terus saya komplaint dong, kok ngajar gitu banget, padahal saya masuk ke sekolah ini bayar spp mahal dan sangat ada timbal balik yang sesuai, ternyata nggak ada isinya ini sekolah. Terus saya di tegur sama guru tsb, klo gasuka sama pelajaran saya, kamu gausah masuk ke kelas saya lagi.
And then saya di banned dari mata plajaran tsb. Ngadu lah ke wali kelas, terus wali kelas manggil BK, di introgasi sana sini, biar damai sama guru yang tadi. Kek apa ini, ada yang gaberes di sekolah ini.
Ah ya ...i feel you...terus klo "protas-protes" itu ditjap "pemberontaks"...Seoertinya guru2 yg kebakaran jenggot itu memang ZOMBIE..😐😐..jalan iya , pakai seragam PNS iya...tetapi buta,tuli dan hatinya mati/ pemikirannya mandeg..Yaa memang sekol besar itu lingkaran setannya besaaarr jugaaa...😂😂😂
Asik, penyegaran perspektif datang lagi, apalagi bahas masalah pendidikan.
"Jika siswa dipaksa belajar semua hal, maka ia dipaksa untuk tidak menguasai bidang apapun".
Jadi teringat salah satu kutipan Sun Tzu, yg mana " Kalau satu pasukan memperkuat satu atau sebagian arah/wilayah, maka arah/wilayah lainnya akan melemah, tapi bila seluruh pasukan memperkuat semua arah/wilayah, maka semua arah/wilayah itu bakal lemah pula".
Buku Seni Perang Legendaris 👍
Untuk level Sekolah Dasar, hal ini masih mungkin. Tapi untuk level lanjutan, tidak banyak yang mampu seperti ini. Ada orang-orang tertentu yang bisa jadi polymath (contoh: Leonardo da Vinci), tapi orang-orang seperti ini jarang. Setiap orang punya "bahan" talenta yang berbeda.
jadi inget kata bruce lee, saya lebih takut orang dengan belajar 1 tendangan daripada orang yang beljara 1000 tendangan
@@helmicartal lengkapnya ia bilang ia ga takut Sama orang yg belajar 10.000 tendangan 1 kali, tapi ia takut sama org yg berlatih 1 tendangan 10.000 kali.
Sederhananya, bagaikan lima lampu yang dijejerkan dalam rangkaian seri.
Lima baterai menyalakan satu lampu. Lampu 1 menyala terang, namun 4 lampu lainnya tidak menyala. Kalo semuanya dinyalakan, semuanya menyala, tapi redup. Karena besar tegangan listrik dari lima baterai itu dibagi menjadi 5 lampu.
Yes pak Guru,sekolah harus bertanggung jawab membina muridx menjadi lebih baik..😀👍
Pencerahan yg sangat bagus pak guru.. semoga yg punya usaha Sekolah unggulan pada sadar mereka curang . Gak seperti sekolah yg biasa membuat anak didik yg bodoh menjadi pintar yg gak bisa menjadi bisa. Salut banget sama pak guru .. semoga pak guru sehat selalu.. dan panjang umur.. Aamiin..
7:57 di kabupaten gowa sulawesi selatan saat pak Ichsan yg jadi bupati, tdk ada murid tdk naik kelas, yg ada gurunya yg dianggap gagal, pak bupati. Siswa yg tdk mampu pun tdk wajib pake seragam.
indonesia timur / jauh dari ibu kota masih bersih y... kalo di barat mah mungkin kasih duit biar gk dipecat
yang kaya gini berat, karena komentar ini tadi saya sediakan waktu cari penelitian terkait SKTB di gowa dan ada 1 skripsi yang saya temukan terkait ini, dampaknya ternyata memang tingkat kelulusannya 100% tapi kualitas pendidikannya tidak berubah. karena pemikiran "ngapain belajar cape2, udah pasti naik kelas kok" ujung2nya evaluasi lagi.
@@bayup4829 itu salah persepsi lagi bosku, maksudnya pak bupati tetap harus dibimbing murid2 yg belum mampu baik kelas itu, bukan diikutkan asal naik, itu namanya NGAMBEK kepada KEBIJAKAN pemimpinnya, sama percis peristiwa Mr. Ramboo Ahok saat menjadi gub DKI, pegawenya ngambek, mentang2 disuruh irit eh, malas sekalian ga dikeluarin dananya, ngamuklah org tua peserta paskibraka, krn ga dpt sama sekali minum 🤦🤦🤦
@@bayup4829 sebenar dulu sdh ada kebijakan seperti ini zaman Mbah harto, mendibudnya daud yusuf, 1978 ujian akhir ditunda ditambah durasi 1 smester jd juni 1979, awal mula thun ajaran baru di pertengahan tahun, alasannya krn tll banyak libur terutama saat bln puasa, 1bln full libur ++ hari besar, maka jam belajar kurang, yg mengakibatkan jumlah yg lulus ga maximal, ini yg ga bener krn hanya ABS viral saat rezim itu, wajib 1000% lulus, caranya pengawasnya keliling dlm kls untuk memberi tahu jawabannya 😂🤣 yak pasti luluslah 1000%.(pinjam istilah PEPO)
Jika sekolah di gambarkan ke bengkel:
Pay - work (mengajarkan) - done (pintar) - diakui
Pay - work - fail (nilai bawah kkm) - trash - be a karatan
90% sekolah unggulan di Indonesia terbentuk bukan dari sistem tetapi dari keberuntungan, yakni:
1. Beruntung secara geografis
2. Beruntung secara sosio-ekonomis
3. Beruntung KARENA KEBETULAN MEMPEROLEH SDM UNGGUL.
HANYA +- 10% Sekolah unggulan yang terbangun menjadi unggul oleh sistem:
1. Sistem management
2. Sistem marketting
3. Sistem pendidikan
4. Sistem pengkaderan
Berikut kriteria-kriteria sekolah yang patut dihindari: **literally menjelaskan kriteria semua sekolah negeri di indonesia**
otida tida, seleksi anak pintar diklaim,anak bermasalah dikeluarkan,marak terjadi di swasta unggulan kak
Justru sekolah swasta mahal yg seperti itu, sekolah buat gengsi²an
@@misterx3770 kebalik di gw
Jadi kangen esde inpres.
Ini sejarah tahun tujuhpuluhan. Saya pernah ditolak masuk SD Negeri di Kemayoran Jakarta Pusat, karena belum cukup umur katanya, belum tujuh tahun. Tahun berikutnya, baru saya bisa sekolah, di sebuah esde inpres di daerah Bogor, karena orangtua pindah ke daerah sana.
Dulu, esde inpres adalah sekolahan kaum marjinal, kaum miskin. Tapi, perkenankan saya ceritakan fakta-faktanya:
Selama tiga tahun sekolah di esde inpres, samasekali tidak pernah bayar apapun, mulai dari masuk sampai kelas tiga. Naik kelas empat keluarga kami pindah tempat tinggal dan saya pindah/masuk ke SD Negeri. Di sini barulah kita mengenal 'biaya sekolah'.
Waktu saya masih di esde inpres dan baru naik ke kelas tiga, adik saya baru berumur lima tahun. Seringkali, dia belum mandi belum ganti baju belum sarapan, suka ngikutin saya ke sekolah, terus ngintip dari pintu. Diusirkah dia oleh pihak sekolah? TIDAK! Oleh sang guru malah disuruh masuk dan ikut duduk di kelas satu. Ini yang diceritakan ibu saya di kemudian hari: waktu ibu saya menyusul adik untuk pulang dan mandi, oleh sang guru supaya dibiarkan dulu saja mengikuti pelajaran hari ini, karena anaknya kelihatan gembira dan semangat bisa ikutan sekolah. Selanjutnya, kata sang guru, kalau anak ibu rajin masuk dan bisa mengikuti pelajaran, kami buatkan rapornya mulai triwulan pertama ini. Tapi kalau anak ibu belum bisa mengikuti pelajaran, biarkan saja dia di sekolah bermain dengan teman sebayanya, dan tidak perlu kami buatkan rapornya dulu.
Esde inpres adalah surga buat anak-anak (dan orangtuanya) kala itu!
Nih, cerita lain dari surga bernama esde inpres itu:
Buat yang mampu beli seragam, silahkan pakai seragam. Hari Senin pakai seragam Pramuka? BOLEH. Yang belum bisa beli seragam sekolah, BEBAS! Yang penting diusahakan pakaiannya bersih sudah dicuci 😁
Walaupun bolong-bolong, bisa sekolah pakai sepatu apalagi berkaos kaki, rasanya udah kayak jadi orang kaya, bangganya bikin kepala bengkak. Karena, yang lain ada yang pakai sandal jepit (saya inget Si Itutuh sandal jepitnya selalu warna ijo 😂), bahkan nyeker (silahkan cari arti kata nyeker di KBBI).
Daaan masih banyak cerita dari surga itu. Tiap alumni esde inpres mungkin juga punya cerita sendiri. Sebuah surga yang tanpa syarat masuk, tanpa ikatan, tanpa beban. Surga tempat berkembangnya impian-impian dan harapan yang dibentuk dalam jiwa-jiwa bebas penuh keceriaan. Surga yang telah punah.
Pas SD, saya juga sekolah di SD Inpres 1 Serui.
Guru tak lain, pantas di gugu dan ditiru kecuali ilmu yg sesuai dg amalannya, kesederhanaannya,
kecerdasannya dan kejujurannya...tapi realitanya yg muncul egoisnya,,emosionalnya,
akuisisinya, dan pekerja yg bersaing bukan pengabdi kemanfaatan yg ikhlash, serta mengatasnamakan..!
Mantap pak guru setelah liat sekolah swasta yg guru jelaskan, saya jadi pnya cita2 kalo pnya anak pengen di sekolahin di sekolah swasta biar mendapat ilmu yg terbaik.
Bayangkan seorang anak belajar di sebuah layanan bimbel online karena besok dia akan ujian. Untuk ujian yang akan berlangsung di sekolah, dia bergantung kepada bimbel.
Berarti mungkin bisa dikatakan bahwa untuk anak satu ini, fungsi sekolah sebagai tempat belajar mengajar sudah gugur. Bagi anak ini, fungsi sekolah hanya sebagai tempat ujian untuk mendapat nilai. Sedangkan belajarnya di bimbel.
Nah kalau sudah seperti ini, kalau sekolah hanya sebagai tempat ujian, kenapa tidak sekalian saja ujiannya di bimbel juga. Karena fungsi sekolah sudah digantikan.
Bimbel yang merajalela adalah bukti bahwa sekolah adalah tempat yg tidak efektif untuk belajar. Atau bahkan sama sekali tidak ada gunanya. Buktinya banyak orang tua yg rela membayarkan anaknya bimbel yang mahal hanya untuk "diuji di sekolah" dan dapat nilai bagus. Yah kalau begitu, buat apa ada sekolah.
Wajib sekolah mungkin bisa diganti wajib bimbel.
Gimana menurut baraya dan pak GG?
Jangankan bimbel offline. Bimbel online kayak Ruangguru dan Quipper Video jadi jalan mencapai nilai tinggi. 😂
Sekedar curhat, dulu jaman SMP pernah berfikir buat apa ikutan lomba disekolah kalo pialanya gak bisa dibawa pulang, yg sebenernya itu bentuk kekecewaan saya pada waktu SD dipilih buat ikut lomba cuma satu kali doank, itupun kalah😅
#Lomba_gerak_ jalan
Saya menang lomba dan piala nya hrs beli juga yg duplikat😕
Lah😱
@@azizabdullah4145 😔
@@alaliyputra bruh
Gw sd dulu pernah ikut lomba drumband, udah latihan berbulan-bulan ehhh pas perlombaan malah dikeluarin dari barisan dijadiin pengganti, posisi gw digantiin peserta lain, padahal dia nya gak lebih baik dari gw, alhasil gak menang
ringkasan video
murid : mau jadi orang hebat
sekolah : gampang bisa diatur
input dan output tidak sesuai,
jago makin jago, payah tetap payah
sekolah melatih orang ..... jadi penipu?
sekolah : kesalahan prosedur
murid: menurut kalian ini candaan?
Mereka itu guru atau dokter kok pake prosedur segala klo dokter sih wajar karena prosedur untuk mempermudah dokter, lah guru pake prosedur?
@@Dralala46 kiasan doang itu
"Ya, karena siswanya doang yang malas belajar," ucap seorang guru yang gagal mengajar.
Kesimpulannya.
Dulu, sekolah ditujukan untuk siswa menganggur yang membutuhkan pelajaran.
Sekarang, sekolah adalah bagian dari Wajib Belajar.
Dulu, hal yang diajarkan di sekolah adalah hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekarang, hal yang diajarkan di sekolah terlalu kompleks.
Dulu, guru adalah kedudukan tertinggi, bahkan lebih tinggi daripada pemimpin negara.
Sekarang, guru ada profesi bergaji kecil.
Dulu, sekolah ditujukan untuk mengubah murid yang bodoh menjadi pintar.
Sekarang, yang bodoh ditolak, yang pintar diterima, dan kepintaran siswanya dimanfaatkan untuk menjaga akreditasi sekolah.
Dulu, nilai rapor digunakan untuk mencari tahu kelemahan siswa.
Sekarang, nilai rapor digunakan untuk menentukan masa depan siswa.
sungguh miris dunia pendidikan Indonesia ini 😢😢
Ada juga contoh lain :
Guru memberikan projek penelitian ke siswa nya kemudian di ikutkan lomba karya ilmiah,, seolah itu buatan siswa nya padahal 90% garapan si guru itu sendiri , siswa tsb cuma presentasi hasil karya guru tsb.. sehingga sekolah tsb naik rating dan guru tsb mendapat promosi jabatan ..
***
Sekolah gue itu wkwkk
Rakit laptop diclaim sebagai buat laptop 😂
@@mohammadimron5758 tuh kan .. betul ..
bener, gak banget :")
pd dasarnya,setiap anak memiliki sisi kecerdasanya masing2 yg untk memunculkanya jg butuh metodenya masing,yg hrs dipahami oleh guru/sekolah.Tanggung jawab guru/sekolah,bkn sbg agen penyalur anak2 yg sdh berbakat,tp untk mengubah setiap anak didiknya yg trlihat kurang berkembng,sbg sebuah tantangn agr mampu tumbuh setara dgn yg lain..itulh tugas dr guru,artinya bila ada satu atau dua murid yg gagal naik kelas atau lulus,tntunya itu adlh kegagaln dr guru/sekolahnya..tdk semata dr si murid..
Saya mendukung spesifikasi pembljaran berdasar bakat anak pak guru,apakah akan terlaksana di indonesia??,,,semoga kedepan nya ada kajian sepert ini di pemerintahan yg punya otoritas trhadap pendidikan anak bangsa ,terimakasih
Setuju guruku 👍👍
Sekolah, sampai perguruan tinggi rata" hanya praktik kapitalisme terselubung, tempat penitipan anak, dan tempat liar dimana bullying dan hukum rimba menjadi budaya, dan sisi kelam sosial, kesenjangan prestasi, dan monopoli perdagangan bermodus kantin
Jadi ada pencerahan buat masukin anak sekolah. Makasih pak guru sehat selalu sekeluarga
Saya hanya senyum-senyum. Kebetulan ada siswa saya yang secara gak sengaja difitnah ikut tawuran, padahal enggak. Dia sampai dibawa ke kantor polisi. Sekolah ikut membantu orang tuanya, agar bisa ditangguhkan. Sejak itu, dia tobat betul, karena gurunya memberi perhatian dan bantuan.
Ngomong2, saya suka intro yang ini.
"..........Sejak itu, dia tobat betul, karena gurunya memberi perhatian dan bantuan...." Kalau tidak melakukan kesalahan. Kenapa tobat ?.....logikanya berlawanan
@@sukirmanfaisal968 lha iya... karena ada unsur kebetulan dan fitnah. Tapi kok tiba2 tobat 😄
@@Rachmat_PR mungkin maksud dia tobat untuk tidak menjadikan tawuran sebagai tontonan keluarga, kan banyak tuh anak anak entah nyempil di mana saat ada tawuran sebagai penonton, nah itu lah mereka.
Kalo istilahnya TOBAT, ya lebih tepat jika "dia tobat tidak ikut tawuran lagi". Lebih pas !
Ketimbang misalnya "dia tobat ikut NONTON tawuran lagi". Rasanya kok kurang pas!
Tapi...
Saya sih hanya menyampaikan saran. Keputusan? Ya tetap di tangan Anda.
🤭🤭🤭
Guru apa anda ini?😂
setuju banget sih pak guru dulu waktu mau seleksi masuk perguruan tinggi sempat mikir kek gini
sekolah / kuliah tujuannya mebuat orang dari kurang pandai menjadi pandai sementara lembaga pendidikannya kudu nyeleksi cmn yg pinter yang bisa masuk
jadi yang pinter makin pinter
yang kurang pandai ya malah kagak dpt pendidikan yg bagus tuk membuat mereka bisa menjadi pandai
#hidupmemangkerasbro
Dulu: sekolah adalah waktu luang
Sekarang: Diluangkan waktu (bertahun-tahun) untuk sekolah
Wktu luang nya dari pagi smpe sore
@@heavensdoor844 kwkwk
ngabisin waktu hampir 16 tahun cmn bljr hal hal yg gak kepake
Tepuk tangan...
Pemikiran saya yg dari dulu tak tersalurkan. Ternyata baraya guru gembul punya hal sejalan. Majulah anak bangsa di kemudian hari.
Semoga bisa dilirik jadi menteri pendidikan kelak baraya.
Salam dari Bali
janganlah, kalo jadi pejabat gak akan bisa ngasih pencerahan lagi nanti 😁
@@dwioktahesty580 dengan jafi pejabat. Walau masyarakat di pelosok tanpa akses internet pun bisa tercerahkan. Karena baraya guru gembul bisa keliling indonesia.
Jadi yutuber pun udh becik pisan niki manfaatnya. semua orang bisa lihat dan bisa dibilang gratis, cuma bayar kuota aja
Semua yang Pak Guru paparkan disini saya alami, ini seperti menceritakan kisah hidup saya pak. bedanya hanya sekolah saya tidak mematok SPP tinggi....
Baru mengikuti channel ini akhir2 ini. Saat menonton video ini jadi teringat pengalaman sekolah masa lalu. Saya merasakan sendiri pengalaman yang diceritakan dan mengerti apa yang dimaksud oleh pak guru. Merasakan "buruknya" dunia pendidikan di Indonesia. Dari SD sampai SMA bersekolah di sekolah "paling unggulan" untuk masing2 jenjang di kota saya dan merasakan perbedaan kualitas, cara mengajar, dan visi masing2 sekolah tersebut. Sekarang saya menjadi dokter anak dan berusaha membagi pengalaman tersebut (bersama dengan ilmu parenting yang lain) kepada para orang tua.
Kalau menurut saya pribadi sekolah unggulan bukanlah sekolah yang memiliki banyak orang yg pintar namun sekolah yang dapat membuat orang bodoh menjadi pintar
sedangkan syarat masuk sekolah unggulan harus pintar dulu, gmn dong?
@@skr4307 nah ini dia
gw ngerasain sih dulu di smp unggulan bekasi, bahasa dibuku setengah bahasa inggris jd inggris dipelajari lebih, tapi minusnya buku yg dibawa banyak, sekolah kaya penjara belajar lama dan capek, yang jelas sekolah unggulan di indonesia cuma mau nerima siswa yg udh ada dasarnya pintar biar nama sekolahnya makin tinggi kaya akreditasi yg pdhal pengajarannya sama aja, bedanya di kualitas muridnya doang.
Kalo gitu test masuknya di mudahin jangan malah lebih susah dari sekolah lain 🗿
Bukan tambah cerdas.... Malah membodohkan bangsa.....
Masya Allah. Gue setuju banget sama abang ini. Pemikirannya cemerlang
Saya dulu berpikiran bahwa sekolah favorit itu berisi orang pintar karena cara mengajarnya yang berbeda dari sekolah lain sehingga menghasilkan lulusan yang pintar... Tetapi setelah saya masuk ke sekolah favorit, terbukti omongan Pak Guru Gembul. Cara mengajarnya sama saja bahkan tidak ada spesialnya. Yang membedakan hanya level pelajarannya yang lebih sulit, tapi pengajarnya biasa saja seperti sekolah lain. Jadi menurut saya guru yang mengajar di sekolah favorit adalah guru paling enak hidupnya... Gak ngajar terlalu berat karena siswanya emang udah pinter, tapi yang kurang pinter malah ditanya "Kenapa kamu memilih untuk sekolah disini". Jadi saya juga berpikiran bahwa sekolah favorit itu dikatakan favorit hanya karena didalamnya banyak orang pinternya.
Mohon maaf kalau belibet
Banyak guru sekolah yang baik,& mengajar dgn tulus,,guru gembul"
Saya juga merasakan kekesalan guru gembul,walaupun saya murid dan kebetulan juga waketos,sering melihat praktisi pendidikan di Indonesia tidak bertanggung jawab dengan anak anak yg di bina,apalagi yg senior senior berlabel "PNS"
Barakallahu Fikum Untuk keluarga besar Sekolah Alam Avesiena Kota MALANG, SAAM 💖
Terimakasih Yang Tiada Terhingga 🙏
ALLAH memberkahimu SELALU 🤲
Allahumma Sholli Wasallim Wabaarik 'ala Sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad
Bapak guru gembul benar2 paham pikiran orang awam kyk saya ttg sistem pendidikan
curhat sedikit ya baraya. waktu SMA saya ikut lomba diluar sekolah. pakai biaya sendiri. jalan sendiri dan tidak memberitahu sekolah. setelah itu kan saya tidak menang. tapi pihak panitia lomba mengirim sertifikat keikutsertaan lomba ke sekolah. dan respon guru saya? saya ditertawakan sama guru saya karena kalah sambil menyerahkan sertifikat keikutsertaan itu. eh, pas saya lulus saya dengar guru2 bergunjing, "eh itu dulu ada anak (saya) yang punya bakat di bidang xxx tapi kurang diarahkan. andai... andai..." heh, giliran gue udah lulus baru pengen ngarahin. ajg banget lah masa SMA saya tuh udah bulanannya mahal kelasnya ga bagus2 banget bener2 sekolah cuma buat ijazah. yg pas gede pun ijazahnya ga guna karena saya milih cari duit dengan bakat yg disia-siakan sekolah saya dulu. menyedihkan. sebenernya saya sudah malas sekolah sejak masuk SMP. tidak tau saja apa gunanya. di sekolah juga saya selalu dibuli. gurunya tau juga tidak ada yang membela malah ikut2an. sampah semua.
Waahh jan guru te***k
Setiap Nonton satu episode Guru Gembul, terbukalah satu (1) Kebulukan sistem di Indonesia.
Semoga ke depan orang2 yang mendengar ini akan menjadi guru yang ideal dan mampu mengajar dengan semestinya.
Sepetinya keputusan saya menjadi siswa biasa² saja di bidang akademik dan non akademik dengan nilai ditengah tengah agar tidak terlihat mencolok adalah keputusan yg tepat😃
"Jika siswa dipaksa belajar semua hal maka ia dipaksa untuk tidak menguasai bidang apapun!"
-Guru Gembul September 2021
Saya pernah merasa dirugikan sekali oleh pihak sekolah, lebih tepatnya oleh guru seni rupa saya. Saya diberi nilai jelek, hanya karena saya sudah mempelajari apa yang belun dia ajarkan. Misal saya sudah bisa tehnik B padahal dia baru mau mengajarkan tehnik A. Dan itu memengaruhi saya saat mau masuk universitas, karena nilai saya dibuat jelek. Tapi ya sudahlah. Toh saya sampai detik ini masih tetap dijalur seni seperti niat awal saya. Walau harus tidak keterima kuliah
Wah gurunya bermasalah tuh😂gk mau tersaingi.Guru di sekolahku palah seneng kalo ada murdinya yg udah mempelajari materi duluan 😅
kami dulu ikut eksul pramuka, pembina pramuka kami dari luar sekolah, waktu kami mau ikut lomba di luar kota, gak di kasi uang transport sama sekolah, akhirnya kami cari sponsor sana sini, nyebar proposal utk cari dana keperluan lomba, minta transport dari TNI, sekali nya dapat piala, eh secara ceremonial di serahkan di sekolah pas upacara
selesai upacara pialanya diambil trus di taroh di ruang pramuka
Kegagalan seorang murid adalah saat pengetahuan yg dipelajarinya tidak membawa manfaat pada dirinya dan orang disekitarnya, sedangkan kegagalan seorang guru adalah ketika sang murid gagal dalam mencaritahu fungsi kebaikan dari pengetahuan yg diajarkan.
Terima kasih guru gembul sudah mewakili pemikiran saya yang tidak bisa saya suarakan. Saya adalah korban dari sekolah yang tidak mendukung bakat saya, sampai tidak naik 2 tahun dan di keluarkan.
selama bersekolah saya di kucilkan oleh guru dan siswa lain karena saya gemar menggambar. Puji Tuhan sekarang saya sukses dengan cara saya, bahagia dengan istri dan pekerjaan yang saya gemari
Masterpiece
Harusnya kyk gini guru² menjelaskan sesuatu 🤝👌😁
Leres pisan Kang. Sim kusing sapanuju sareng logikana
Saya juga jengkel dengan sistem pendidikan di Indonesia...
Perlu revolusi dalam pendidikan di Indonesia
Bapak Gembul luar biasa berintegritas, salam hormat buat bapak, saya juga menarik keluar anak saya dari sekolah yang terkenal di kota saya, karena gurunya sangat tidak berkompeten, anak saya masih kelas 2 SD.
Siswa juga ada kelemahannya:
1.Budaya membaca siswa kita juga sangat kurang.
2.Siswa kita banyak yang tidak fokus dalam belajar (gampang ke distract)
3. Kemudian banyak menghabiskan energi untuk berkhayal dikelas, raga ada tapi jiwa pergi.
4.Kemudian hal2 yang tidak penting lebih sering dibahas dibandingkan materi pelajaran seperti cinta, gaya hidup orang dan por**grafi.
5. Gak ada beban
6. Sukar menyalahkan keadaan.
7. Zona nyaman
8. Malas
9. Solidaritas palsu (jika ada pr, yg ngerjain pr dihalangi untuk kumpul, nyontek jamaah)
10. Mental lemah (merasa hidupnya paling berat)
11. Sukar menyepelkan sesuatu
12. Hobi membandingkan kekurangan dengan kelebihan.
13. Tuntutan banyak tapi produktivitas kurang.
14. Banyak alasan.
15. Sulit menerima pernyataan ini
karna kelemahan itu si guru di bayar,semoga ngerti y bos
Aku rada setuju sih, terkadang ada murid yang kesekolah benar benar tidak ada tujuan untuk belajar. Hanya untuk main ketemu teman, itu aja yang ada dipikiran mereka. Tapi balik lagi sih, guru juga harus memikirkan hal tersebut agar pemikiran murid jadi senang untuk belajar, walaupun terkadang guru yang seru sekalipun pasti ada saja murid yang bodo amat karena tujuan dia kesekolah bukan untuk belajar.
Memang tdk bisa dipungkiri, saya sebagai orang yg sering ngajarin walau masih pemula kadang nemuin hal-hal begini, but semua ada caranya kok untuk diselesaikan, makanya tekankan sama anaknya pas awal belajar, "Hari ini Semangat belajar atau tidak?"
@@guramee704 wkwk, kesindir ya lu? Dari poin 1-15 itu lu lakuin semua ya? Pantes dibilangin gitu malah bilangnya "sok paling pinter", kalimat yg sangat mencerminkan sifat anda yg tidak mau introspeksi diri 🤣🤣
Susah" gampang sih
Kayak begini sebenarnya bisa diatasi dengan gimana cara guru biar disenangi murid, soalnya biasanya murid malas karena guru gak asik, akhirnya jadi jauh & gak mau terbuka
Terimakasih Pak Guru..semoga diperhatikan Pemerintah dan Dinas terkait..agar segera mengambil kebijakan untuk membenahi Masalah Pendidikan siswa yg kelak menjadi generasi penerus bangsa..yg dimulai dari Peran peran seorang Guru...guru dalam arti yg sebenarnya bukan cuma guru yg mencari penghasilan 3konomi semata....
jadi inget teman SMA yg punya cita2 pengen jd koki profesional.. tapi malah milih SMA karena kurangnya arahan..
sekedar saran.. untuk indonesia maju
di sekolah SMP-SmA harus ada lembaga yg bijak untuk menjadi mentor dan mengarahkan siswa/siswi sesuai bakat dan minat..dan harus kemana dia belajar untuk mengembakan bakatnya.. 🙏🙏
usia SMP dan sma sdh masuk tahap siswa bisa memilih karir kedepannya untuk menjadi seorang expert..
saya yakin klo di arahkan paling lambat di usia 25-28 sdh berkembang bakatnya dan menginjak 30 dia sdh benar2 siap..
setelah menonton video ini, kenapa saya malah menangis begini.... terima kasih buat penjelasannya. ijin save ya,pak gembul....
11:25 sekolah butuh siswa cemerlang utk prestise sekolah, siswa butuh sekolah favorit untuk prestise diri dan orang tuannya 😂
#terus aja begitu ampe kiamat
dulu gua sekolah di sekolah swasta yg boro2 mau seleksi murid cari murid aja susah (krn swasta spp relatif lebih mahal dr sekolah negri jadi banyak yg menghindari masuk sekolah ini) jadi yg masuk sekolah ini ya mrk2 yg gagal masuk sekolah favorit, tapi lulusan nya bahkan yg nilai terendah pun bisa bersaing dgn anak2 yg lolos seleksi sekolah favorit.
Saya juga tidak menyukai istilah:
Ambil yg baik "buang" lah yg buruk
Karena menurut Saya yg benar adalah Ambil yg baik "perbaiki" lah yg buruk
Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia berusaha menyeleksi manusia lainnya dari segi pekerjaan, tindakan, maupun penyakit. "ia" sangat berusaha keras untuk menjadi Alam atau yg lebih buruk ingin menjadi tuh*n. Yg berhak menyeleksi & mengeksekusi suatu perbuatan atau nyawa sekalipun, yg pada tujuan (Sebenarnya) "ia" tidak memiliki hak untuk melakukannya!
nicee
Sistem pendidikan di negeri ini untuk mencetak buruh, seharusnya sistem pendidikan itu memfasilitasi minat dan bakat anak, setiap anak unik dan cara belajarnya juga unik dan berbeda dng anak yg lainnya, tapi sistem pendidikan negeri ini malah menyeragamkan. Seharusnya anak membuat kurikulum sendiri bukan anak mengikuti kurikulum nasional.
Lagi pula yg dikejar dan dikultuskan dalam pendidikan di negeri ini yaitu gelar, nilai, status, rangking dan ijasah bukan ilmunya
Karena Indonesia itu mengcopy kurikulum negara2 Eropa saat mereka masih dalam era industrialisasi. Seperti yg kita tahu, Indonesia kan msh dalam era agrikultur menuju industri, jadi emang orientasinya untuk memunculkan pekerja industri.
DAN INI GAK HANYA TERJADI DI INDO AJA, di seluruh Asia, Singapura, Korsel, China pakai kurikulum serupa bahkan lbh gila.
KENAPA SIH KITA GAK MENIRU FINLANDIA ATAU JERMAN AJA?
Dude, bahkan Amerika aja sampe sekarang msh gagal meniru sistem Finlandia Karna populasi yg jauh lbh beragam sosial ekonominya.
Kalau kita langsung loncat ke kurikulum berbasis minat ya gak bisa juga karna Indo msh kurang kuat basis industrinya, ekonominya belum dewasa. Semua itu butuh waktu. Belum lagi penduduk Indonesia yg generasi orang tua juga masih feodal, kalau Tiba2 dibikin progresif generasi mudanya, bakal ada konflik besar-besaran.
That's why saya homeschooling anak saya. Gak rela rasanya bayar uang gedung, perawatan lapangan basket, dll . .yg mana anak saya juga gk main basket, atau gak masukin semua ruangan kelas digedung itu 🤭mending invest ke fasilitas yg emng bener2 dia butuhkan dan dipakai setiap hari.. ahhh sekolah mahh bisnis banget cuuuyyy.. kalo kita mau sukses, belajar nya diluar sekolah. Ikut komunitas, learning by doing, ambil kelas keterampilan bersertifikat, dll. Semoga jadi manusia berguna, minimal gak nyusahin negara dan org lain... aamiinn
Bener juga sih
Kalo anaknya cewe hati hati kalo guru nya cowok wkwk
Yahhh..business matter pokoknya...sebenarnya mereka juga cuma peduli status masing2..mau ngajar di sekol "bernama" juga utk memuaskan egonya cendiri2..Kalau bicara kemurnian spirit mengajar itu jaaauuuhhh.Ya spirit itu memang ada, tetapi suaranya terdengar lirih saja.🙂🙂
Guru Gembul sangat logika bisa membuka mata hati yg tidak sekedar pokoke .
Setelah menyimak penjelasan pak Guru saya semakin sadar, betapa bejadnya sistem pendidikan di negeri kita...
Alhamdulillah terima kasih banyak pak guru gembul, saya sangat setuju akan pencerahan nya, saya sangat spendapat dgn pak guru.
jk sistem.a sperti ini terus saya khawatir bahwa generasi yg akan dtg skolahan n prkuliahan tdk dbutuhkan lg. =mohon dikoreksi pak guru gembul pendapat ini,🙏
sy brharap pendidikan di indonesia bisa lebih berkualitas lg dan lebih bisa memuliakan para siswa dan guru. Aamiin. trima kasih pak guru gembul smoga sehat slalu Aamiin.
Menurut saya yang menjadi pokok permasalahan disini terkait sistem kurikulum yang memaksa siswa harus memahami banyaknya pelajaran.. Sehingga sekolah mengarahkan tujuannya untuk mencapai nilai yang bagus sebagai tanda keberhasilan.. Sehingga guru disini kurang mendapat keleluasaan untuk menempa siswanya sesuai dengan kemampuanya..
Pendidikan bagian dari karakter masyarakat. Landasan dasar masyarakat melakukan sesuatu akan memberi efek pada pemilihan metode, teknis yang akan memberi efek pencapaian . Jadi standar masyarakat yang membentuk semuanya itu termasuk pendidikan.
Paling tidak masyarakat diangkat cara berpikir dan sudut pandangnya dari KETOKOHAN, dari DOGMATis menjadi KRITIS, OBSERVATIF dan PEMBUKTIan
Semoga guru gembul menjadi mentri pendidikan🤲Amiinn😊
Ada juga sekolah yang menerima anak dengan syarat ortunya bisa kerjasama dengan sekolah dalam hal pembiasaan baik dan tes kemandirian siswa. Bukan karena lulus tes kognitif. Ada juga guru yang setiap selesai mengajar, dia minta masukan dari murid muridnya untuk perbaikan cara dia mengajar. Beliau rajin baca Al Qur'an sebelum mengajar. Saya respek pada beliau. Dan, beliau PNS mengajar di sekolah negeri (ga ada SPP).
wow. guru gembul calon pejabat? Amien. Moga jadi pejabat yang amanah dan adil!
Sesungguhnya hidup ini adalah sendagurau, sekolah telah menyebabkannya menjadi serius.
"Pidi Baiq"
Kata2 paling spektakuler
Ada benarnya yg dibilang pak guru sih, gua punya pengalaman yg cukup tidak mengenakkan saat masa sekolah. Nilai KKM gua saat SMA selalu pas pas an kadang juga di bawah rata rata, padahal nilai nilai ujian gua cukup bagus bahkan kadang diatas org org yg ranking 1 sampai 5 di kelas. Tugas selalu gua buat walaupun sering telat karena malas, gua pernah menanyakan perihal ini ke guru guru yg bersangkutan, alasannya karena gua siswa yg Badung atau nakal jadi langganan masuk BK. Tapi menurut gua itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menjatuhkan nilai siswa semudah itu kalau nilai ujian gua bagus ya kasih saja di rapor kenapa harus dikurangi seenak jidat seperti itu, artinya walaupun gua dianggap Badung tapi setidaknya gua memperhatikan saat guru menerangkan dan mengerti apa yg dia jelaskan ke gua. Selalu di ceramahi bahwa siswa seperti gua dan temen temen gua tidak akan akan menjadi org yg sukses kelak hanya akan menjadi sampah masyarakat. Dan Alhamdulillah gua lulus sbmptn di univ top di Sumatera dan siswa siswa rajin yg mereka bilang cerdas lulus hanya bisa masuk lewat jalur mandiri hahaha.
Seorang manusia bisa dikatakan jujur 99% apabila manusia itu mendapat perlakuan kejujuran pada tiga tempat atau tiga lingkungan yg berbeda:Pertama ,tempat atau lungkungan dlm keluarga,sejak dlm rahim ibunya belajar kejujuran dari ayah dan ibunya masa usia masuk sekolah.Kedua :Tempat atau lingkungan sekolah,Ketika anak sudah masuk sekolah,maka Bapa dan Ibu Guru disekolah akan melanjutkan kejujuran anak"Gurulah yang menjadi panutan bagi anak-anak.Ketiga:Tempat atau lingkungan Masyarakat,sangat luas turut bertanggung jawab akan kejujuran ini,maka hasilnya menjadi keputusan bagi pribadi manusia tersebut.
yang pasti sekolah yang mengekang kreativitas dan potensi siswanya harus dihindari.
Sayangnya sebagian besar sekolah di Indonesia cenderung sangat normatif jangan mengekang kreativitas inovasi potensi siswanya gurunya dll
Lah abang nonton guru gembul juga?
@@elenthd4542 Tempat pendidikan atau tempat cuci otak?
@@patrickgalaxy1227 sambil nunggu job, mumpung kosong nonton guru gembul di kantor
Sekolah di label kristen, setau saya banyak yg bener" sekolahnya ungguoan
Setuju ga kalo nanti ada satu menteri pendidikan yang mereformasi makna sekolah dan kurikulumnya?
di bagian 15:00 guru gembul bilang sendiri.. hehe "MENJADI PEJABAT"
Kalau saya jadi Presiden, saya pilih guru gembul sebagai mentri pendidikannya, karena objektif dan tau keadaan di lapangan
jeromepolin kuncinya
gak bisa pak, menteri pendidikan gak bisa ngatur yayasan pemilik sekolah, seperti muhammadiyah, nu dll
@@alaliyputra Klo berbicara mah pasti lebih gampang dari Action.
Sekolah di Indonesia mengajarkan persaingan bukannya kerjasama.padahal manusia itu makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Sekolah tempat cuci otak untuk mencetak manusia menjadi buruh pabrik :v
@@xenomorphkokonosoko1556 Yap,betul sekolah itu mencuci otak para siswa agar menjadi karyawan. Ingat ya saya itu mengkritik sekolah bukan melarang sekolah.
@@xenomorphkokonosoko1556 entah mengapa gw setuju 😅
Makanya jujur setelah saya berkeluarga saya ingin menyekolahkan anak saya dinegara dengan sistem pendidikan lebih baik dari Indonesia. Karena saya sendiri penasaran sekaligus agar anak saya mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada yang saya dapat di Indonesia.
Ih bener banget!
Dulu saya di sekolah selalu didoktrin sama guru2 & Kepsek bahwa di masa depan kita akan saling bersaing satu sama lain. Nyatanya pas kerja kalo ga bisa kerja tim malah didepak.
Yaa mungkin guru2 saya kalo kerja kan sendiri. Jadinya ga pernah ngerasain teamwork
Sedikit cerita. Anak sy SD kelas 1, sy masukkan ke sekolah non formal, yg konsentrasinya ke ilmu pengamalan Agama Islam, Tajwid, Dan hafalan. Pelajaran umum (ipa, matematika, bahasa dan ppkn) hanya 1 hari belajar, dan bisa belajar sendiri di rumah, awalnya ada sedikit rada menyesal, khawatir klo pengetahuan umumnya akan ketinggalan. Tapi setelah perhatikan, ya ga papalah, di anak usia SD sy pikir sangat penting bekal agama dan budi pekertinya dulu. Nntilah jenjang smp baru diperkaya dengan Ilmu pengetahuan yg lain sambil dipantau minatnya di bidang apa
Cara pandangyag luar biasa. mari kembalikan sekolah pada khittahnya
Kritik saya
Ironi ketika kualitas pendidik yg menghasilkan murid terbaik harus sebanding lurus dengan besar nya biaya pendidikan yg harus di tanggung
Inilah yg disebut ilmu dunia sekalipun yg di ajarkan adalah ilmu agama
Menjadu pejabat bla2 bla2
Wwkkkwkw kode nih pak guru
bengkel juga sekarang ada yg seperti sekolah, kesalahan mekanik dilimpahkan ke motornya dan pemiliknya karena pake sparepart aftermarket, karena pake bahan bakar murah, karena gaya berkendara
Sekolah unggulan berdalih bahwa sekolah menfasilitasi siswa2 yang berpotensi di bidang akademik, eh sy berpikir ulang trus siswa yg biasa2 aja dikasi fasilitas seadany aja kitu?
Terimaksi pak guru ini jadi salah satu pertimbangan sy jika kelak memilih sekolah untuk anak sy yg sekarang umurnya 3,5 tahun, sebetulnya sy mendambakan sy bisa menggalai bakat dan minat anak trus sy latih dan asah kemanpuannya di bidang tsb, kalo sy ga punya keahliannya sy carikan tempat belajar/kursus/sanggar yang bisa mengakomodir, sedangkan di rumah sy & istri yg menanamkan kedisiplinan dan nilai2 moral dalam bermasyarakat, tqpi sepertinya sy menerjang kebiasaan yang sudah jadi budaya besar kemungkinan sy dianggap naif dan mendapat perlawanan dari sisi keluarga besar
Ini rikuwes sy ke pak gugem sejak lama untuk bahas home schooling yang diampu oleh orangtua sendiri, bukan menyerahkan ke lembaga home schooling
Penjelasannya totalitas dan penuh ekspresi.... Mantap....maju terus pendidikan negri ini...Aamiin...
Pak guru kalo belajar sejarah penting bagi kehidupan manusia karena itu bisa di jadikan contoh kehidupan yg sudah ter empiris. Apalagi sejarah yang ada PD Al-Qur'an atau hadis, yg dengan metode pensanadan. Jd bisa dipertanggung jawabkan sejarahnaya
Misal kaya si qorun dia contoh manusia sombong karena suka pamer kekayaan, maka ada akibat buruk dr perbuatan jumawa itu.
Dulu, saya sadar kalau menang lomba pun piala saya akan diambil. Jadi, saya merubah pandangan saya, piala bukan sebuah kebanggaan, asal sertifikatnya masih ada masih aman
Betull.. Kebanggaan itu terletak pada diri dan ketika kita tahu apa arti dari perjuangan..
Arti dari perjuangan yah dapat sertif wkwkwk
BENER BANGET! Saya juga sering kepikiran, kenapa murid-murid harus belajar semua mata pelajaran. Padahal nanti saat dewasa dimasa depan, gak mungkin setiap mata pelajaran ingat semua atau digunakan dimasa depan tergantung pekerjaan apa yang diambil... :/
Alhamdulillah selama saya sekolah, pihak sekolah tidak pernah mengklaim piala dari saya, karena saya selalu kalah tiap mengikuti perlombaan catur
Awokwwokwkwkwwk sama kek gw 😭
Lah😂
Untung gw kalo ikut lomba yg ngadain bukan sekolah jadi duit hadiah bisa masuk kantong gw sepenuhnya
Suka catur mas?
Lucu2
Mau share pengalaman, klo di sekolah saya dulu setiap siswa digencarkan untuk punya prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Setiap upacara terkadang disinggung, "kamu harus punya prestasi bla bla bla". Tp lucunya pas saya mau daftar lomba untuk memperkaya diri saya dengan prestasi, prosesnya dipersulit dan akhirnya saya gabisa ikut lomba. 😑
Mudah2an Kang Guru Gembuh bisa suatu saat menjadi Mendikbud.
Sekolah bagiku adalah tempat untuk seleksi alam, bukan untuk membangun hidup.....
Isinya permainan-permainan yang harus saya menangkan dengan nilai-nilai yang baik...
Satu2nya cara saya bertahan hidup adalah dengan berprestasi...
Baru setelah saya dewasa dan mencerna kembali apa yang saya pelajari di bangku sekolah....
baru saya ketahui bahwa ilmu-ilmu itu baik,
hanya saja sayangnya ilmu2 di sekolah itu dijadikan sarana untuk menghabiskan waktu anak-anak dan menyeleksi anak-anak,
bukan untuk membuat anak-anak mencintai kehidupan ini...
*sekolah menjadikan orang bingung menjadi tidak bingung
Guru sy:
Absen > disuruh memahami halaman sekian sampai sekian > tugas > ditinggal, dihubungi buat nanya gk dijawab cuma di read > nilai ulangan jelek ditelpon dimarahi (temen sy) 🗿
Apakah begini kualitas sebenarnya pendidikan sekolah saya yang katanya "terfavorit" di kota saya 🤣
True bro...
maaf bro ya. itu termasuk kategori yang buruk. sama juga kok dengan sekolah saya
Ho'oh
sesuatu yg sangat mengocok perut
Guru q dulu lebih lucu lg,
Ngabek gk mw ngajar,
Ehh pas ujian nilai jelek smw 1 kelas,
Dan nilai'y sama sm merah..
Wkwk..
keresahan tertuang disini,mantab.......salam hormat guru gembul
Gagasan awal sekolah : mengubah orang gak bisa menjadi bisa,
sekarang : orang gk ber ijazah jadi ber ijazah
Dan ijazah ilang/rusak, buat ijazah yang sama dianggap palsu
Guru jaman dulu mengubah murid yang tidak bisa menjadi bisa.
Guru jaman sekarang: Oke, anak-anak! Hari ini, kerjakan tugas di halaman 10 sampai 32. Kumpulkan besok pagi, di jam yang sama.
@@nabiljanuarguru dulu juga ada yg gt
@@nabiljanuarOh, lautanku... Aku merasa menyesal saat aku disekolah diajarkan oleh oknum guru yang seperti ini... 😢
faktanya krn kita tidak terfokuskan dan belajr terlalu umum, maka bagi siswa yg memiliki ambisi dn tujuan pasti yg hrs dicapai dlm hidupnya. mereka hrs sanggup belajar mandiri dirumh dengan tertatih". sedangkan wktu mrka habis di ambil oleh jam sekolah itu sndiri.
Mungkin penjelasan guru gembul ini lebih relate jika diasumsikan ditingkat SD-SMP. Karena pada saat itu anak-anak masih berkembang dan bakat nya belum terlalu keliatan, sehingga perlu diasah di SD hingga SMP.
Kalau sudah SMA / SMK itu siswa diharapkan sudah memiliki keahlian masing-masing, sehingga tes diperlukan untuk mengetahui apakah siswa tersebut mampu mendalami pelajaran yang akan dihadapi nya.
Nah kalau masuk kuliah ini lebih selektif lagi, calon mahasiswa yang masuk diharapkan menjadi orang-orang terbaik diantara mahasiswa yang lainnya. Karena mahasiswa disini akan mendalami pelajaran yang spesifik hingga ke akar-akarnya, sehingga dibutuhkan mahasiswa yang benar-benar memiliki pengetahuan dasar nya sudah cukup.
Dari sini sih logikanya mengajarnya sudah masuk, tetapi faktanya dilapangan tidak demikian. Dari SD hingga SMA kita tidak ajari untuk berpikir, tetapi didoktrin bahwa kita harus mengikuti kata guru hingga sama persis.
"Ijasah adalah tanda orang pernah bersekolah, bukan tanda orang pernah berpikir"
- Rocky Gerung
Sekolah memang saya lihat dri desain modern dan sejarahnya, dibagian dasar itu tujuannya adalah memberikan kecakapan minimal. masalah adalah kecakapan minimal itu sangat banyak di syaratkan.
tujuan sekolah di sekolah unggulan tak lain dan bukan, biar ketemu lawan jenis yang rupawan dan pinter. Juga fasilitas buat olahraga