RHENALD KASALI ORANG TUA YANG TOXIC ATAU ANAK MUDA YANG TOXIC? Iso-late Show Grace Tahir
Вставка
- Опубліковано 21 лис 2024
- Hi GTeam,
Anak merasa orang tua toxic tidak mengerti dia, orang tua merasa anak sekarang bermasalah dan tidak mau mendengarkan orang tua. Sebetulnya siapa sih yang bermasalah? Anak atau orang tua, atau kedua-duanya. Di bagian kedua Iso-late Show kali ini, Prof @rhenald_kasali mengupas topik parenting. Simak yuk podcast kali ini dengan Prof Rhenald Kasali!
Jangan lupa like, comment, & subscribe! Thank you
UA-cam: Grace Tahir - www.youtube.co....
Instagram: gtahirs - www.instagram....
TikTok: gracetahir - www.tiktok.com....
EVEREST MERCH TOKOPEDIA: tokopedia.link...
#gracetahir #isolateshow #interview #vídeoviral #kisahnyata #rhenaldkasali #tipshidup #tipssukses #mentaljuara #inspiratif #kisahinspiratif #interview #podcast
Anak yg karakternya buruk adalah sebagai akibat dari:
1. Orgtua yg karakternya buruk jg
2. Orgtua yg tdk berani memarahi / ngomong jujur / menghukum setiap kali anaknya salah, jadi si anak menganggap semua yg dilakukannya benar & tidak tahu batasan baik-buruk.
3. Orgtua yg menjiplak persis gaya didik orgtuanya di masa lalu tanpa menyaring lg yg mana yg benar & salah
Ortu W banget
Dunia ini either you made it or you broke down in the middle.
Bukan untuk org lemah.
Prof Renald itu pengakuan jujur banget, pernah pressure anak tapi kemudian sadar dan segera memperbaiki, itu yg paling tepat.
Semua ortu pasti pernah salah, tapi yg penting segera sadar dan berbalik. Makin salut prof karena prof mengakui kesalahan.
Ortu toxic bukan hanya yg suka manjain, tapi juga yg selalu merasa benar. Salam prof 🙏
Dari umur 1.5 tahun, saya selalu meminta anak saya utk membersihkan mainan nya sendiri setelah main. Waktu itu suami saya agak kurang suka. Tapi kapan lagi akan dimulai? Itu kesempatan terbaik, karena anak suka sekali dengan mainan, sehingga kita bisa menunjukkan bagaimana cara merawat mainannya.
Sekarang sudah 13 tahun, sudah cuci piring sendiri, sikat krah baju sebelum masuk mesin cuci, vacum kamarnya.. lumayan lah.
Utk belajar, saya tdk pernah cerewet, terserah dia jam belajar dan berapa lama.. hasilnya jg bagus, walau cuma 15 menit rata rata lama belajarnya.
Saya percaya.
Kami juga sering bicara apapun yg dia mau tanyakan apapun yg dia dapat dari UA-cam.
Saya ingin dia juga percaya kepada orang tua.
Terimakasihnya sharingnya bu, apa bu tipsnya supaya anak2 tuh mau mendengarkan apa yg kita sampaikan?
@@missingmissed4530 ajak seperti temen bu..bisa curhat dll
@@missingmissed4530 ilmu yang saya dapat psikolog adalah anak harus nyaman dengan kita, dan pakai metode ABU (aku bermanfaat untukmu)
Sebagai guru dan pekerja swasta, saya dapetin yg prof bilang bener tuh. Di tim saya, salah satu yg terbaik malah anak yg sempet ga naik. Yg jd leader perusahaan malah bos geng tawuran. Leader tim lain anak yg ortu gaada, harus besarin adeknya. Mereka punya kesamaan : tantangan.
Anak didik yg berkecukupan tapi kerjaan ga beres : setelah dicek, semua pekerjaan rumah yg handle babu. So on point mak jleb. Anak yg kerjaan nya kreatif, telaten teliti, malah jago masak sama bersih2, cowok ini. 😂
Ortu jaman dulu kalo diajak diskusi sering melebar kesana kemari senggol sana senggil sini, sering gaslighting
Gak substansial, gak bs batesin diri, scope, egonya luar biasa
Tanggung jawab bs diajarin tanpa jd toxic kog
Apalagi kalau muncul dr dalem diri
Saya gak bangga dg cara ortu didik saya, bukan menjelekkan, saya anggap keterbatasan mrk dan mrk sukses, cm ada banyak hal yg bisa ditingkatkan yg menurut saya bs lebih baik
Yg saya terapkan untuk anak2 saya
Yap.mereka generasi baby boomers memang mayoritas toxic. Mayoritas ya, gak semua
Saya Gen X, setuju, banyak banget ngomongnya ya? Padahal kalo kita mau tau, kita juga akan bertanya ke mereka ya?
1 tidak memaksa kehendak ortu ke anak utk masa depannya
2.Anak skrg mentalnya bgm?
Prof..ortu skrg finansial lbh baik
Perlakuan kekerasan pd anak tdk boleh
Anak skrg gampang menyimpulkan dari google
Saat ini generasi strawberry (hanya bagus luarnya)
MUNTABER=MUNdur TAnpa BERita
ortu hrs komunikasi dgn anak=perlu org ke tiga kalau kita susah utk komunikasi sama anak kita sendiri.
jadilah Pribadi yg bisa memotivasi org lain.
MULUT ORG LAIN HARUS PUNYA NILAI POSITIF
MS. grace said setiap org hrs selalu belajar..
3. Anak2 kurang diberikan tangungjawab sejak dini..
Selfdicipline bukan force dicipline
dibentuk dari KEBIASAAN (habit)
4. Beri kesempatan anak utk merantau, merantau utk sekolah atau merantau utk bekerja. (untuk bentuk kemandirian)
Mohon maaf pak Rhenald & bu Grace, untuk 4:25, sekiranya memang betul gen Y & Boomer mengalami kontak fisik ketika ekspektasi ortu tidak terpenuhi, tapi perlu diingat, situasi demografi dan lingkungan antara zaman Gen. Boomer dan Gen Z itu beda drastis, baik itu kondisi polusi lingkungan, kemacetan, persaingan lahan kerja & ketimpangan ekonomi keluarga untuk memulai usaha. Yang memperparah adalah, ketika usaha seseorang tidak sesukses orang lain dengan latar belakang lebih susah, maka usaha si anak yang gagal ini akan tidak divalidasi sekaligus dianggap pemalas. Jadi, ya meritokrasinya selalu tentang hasil dan hasil, tidak pernah melihat konteks proses, dan perbedaan multifaktor. Sekadar opini saya saja, maaf jika terdengar rude. Namun untuk loyalitas dan resiliensi, terkait quiet quitting & tanggung-jawab, saya setuju.
Ini obrolan Mahal, krn 2 orang smart bertemu, berdiskusi, Dan memberi inspirasi. Harus sering2 nih kak konten bareng sama prof
Menurut ku sikap toxic muncul saat kita menolak untuk belajar dan membuka diri dengan kemungkinan yg selalu berubah dari masa ke masa, gw perhatikan orang tua toxic itu lahir saat mreka hanya memaksakan sesuatu kepada anak nya yg cuman relate dimasa nya dia, orang tua ini cenderung yakin dengan apa yg didapat nya dimasa lalu ketimbang belajar di zaman sekarang.
Waktu kecil saya sering sakit2an, kena panas matahri dikit mimisan, cepat capek jga. Sedikit lelet karena terbiasa utk jadi demkian. Mudah nangis cuma karna dibentak dkit. Dan orang2 serta keluarga slalu berpikir aku anak lemah.
Namun keadaan kehidupan selanjutnya mengubah banyak hal dalam diri saya.
Tantangan kehidupan itu yg membuat saya kuat.
Merantau ke kota jkt utk hidup yg lebih baik. Berusaha biar dpat beasiswa, hidup serba kekurangan, jarang dapat kiriman. Stelah itu pengabdian 2 th dikalimantan, harus ke daerah2 pedalaman stiap saat, jdikan saya scara fisik mnjadi kuat. Balik ke jkt saat msih pandemi, krna tlah terbiasa dgn keadaan2 sulit di masa2 sbelumnya jadi gak takut. Bener saja langsung dpat kerjaan. Puji Tuhan. Kalau dipikir2 kita semua orang hebat dan kuat saat kita mampu menerjang stiap badai tantangan. Paling gak bisa kalo lihat sesama anak muda yg menye2 dkit2 ngeluh.
Benar sekali, anak" itu hrus di beri tanggung jawab.
Saya sbgai ank 90'an punya ortu yg keras dan memgharuzkan ank mandri disisi lagi ekonomi juga dibawah rata" dan semua itu memaksa diri untuk bisa melalukan sndiri.
Dan alhasil memiliki jiwa mandiri dan pekerja keras.
Sedangkan skrg saya sudah berperan sebagai ortu, karna berpikir saya tidak dapat perhatian itu dari ortu dan saya mentreat ank saya lbh spesial lahhh pokoknya.
Dan hsil nya anak tersebut belum mandiri sesuai diusia nya skrg. Dan jadi mnbuat aq berpikir, trnyta cara didik ortu zaman dulu lebih baik dri skrg😢
Ntahhh musti sedih apa bahgia yaa😅
Pusing dan tanggung jawab nya besar sekali mnjadi ortu, tidak hanya mnikah, hamil dan brojol aja, tapiiiii masih pnjanggggg perjalanan nyaaa😊
Betol saya kelahiran 80 an dulu ortu didiknya jg keras sekali ,,tp alhmdulillah saya jdi mandiri g cenggeng ,,disiplin ,tanggung jawab...anak sekarang umur 16 thn perempuan ,bangun maasih dibangunin ,nyuci piring ,baju sendiri ,menyapu maasih harus di dibilangin setip saat ,,huuhhhh .bikin pening
Kamu orang kaya ? Cara didik anak kaya sama kismin . Beda. Anak orang kaya sih. Kalau masalah itu. Ambil ART
Engga juga kok. Mungkin kalau zaman sekarang bukan harus keras, tapi harus dengan ketegasan dan juga dengan penuh bimbingan. Sekarang terlalu banyak informasi yang bisa diterima sama anak2 melalui gadget mereka dan sementara mereka belum mampu untuk filter itu semua. Mereka lebih butuh untuk mengerti "meaning" daripada sekedar 1+1=2, makannya kenapa harus terus di bimbing. Kalau kakak mau memberikan ajaran yang "keras" paling tidak si kakak harus tahu apa yang kakak lakukan dan dengan metode yang seperti apa. Anak2 juga perlu tahu ada "konsekuensi" dari segala perbuatan yang mereka lakukan dan ada kalanya mereka harus berpikir sendiri tanpa adanya bantuan dari orang tua. Challenge buat ortu zaman now paling dituntut untuk lebih kreatif aja sih. Keep fighting!
Di Indonesia bagus di didik anak utk mandiri tp dgn kekerasan bisa dgn fisik atau verbal klo jaman skrng gk bisa walaupun di didik mandiri tp dgn kasih sayang dan kelembutan tanpa pake emosi.
jaman dulu belum ada smartphone, akses internet tidak seluas sekarang..
Anak saya sampai SMA masih serumah, gak mau bantu pekerjaan rumah tangga, tapi anak saya ngotot nanti kalau kuliah harus diluar kota bahkan di luar pulau
Pasti nya sebagai orang tua khawatir, apa bisa ya apa 2 sendiri
Puji Tuhan Yesus sekarang sudah kuliah, apa 2 diurus sendiri, puji Tuhan Yesus Haleluya Amin
Jaman sdh berubah. Anak saya tamatan D3 bahasa jepang. Saya bebaskan dia untuk menentukan pekerjaannya sendiri. Dia cinta binatang sekarang dia menjadi peternak murai. Dia bagun pagi dan melakukan aktivitasnya sendiri.
Kekurangan anak skrg itu...mental gk sekuat anak dulu...mudah putus asa..gk mau cape...gk mau susah...gk mandiri..masa iya hrs diterapkan cara didik yg keras sprti dulu....krn generasi sy lbih fight dlm mnghadapi hidup
saya sebagai orang tua suka banget obrolan seperti ini, ringan tapi bermakna, menyerap dengan benar, obrolan yang nyata adanya. bisa sebagai acuan kedepan, thanks prof rey dan kak grace
kak Grace coba baca buku 'berani tidak disukai' disana ada psikologi alfred adler.. disana dibuat pembagian tugas antar individu di hubungan interpersonal.. itu secara tidak langsung dijelasin sama pak rhenald.. tugas orang tua cuma bisa memberikan masukan ke anak.. dan tugas anak ya menjalankan dan mempertimbangkan.. 😊
Akar masalah saat Ortu mengabaikan periode Golden Years pada setiap anak saat usia 1 - 5 tahun dimana peranan OrTu memberikan kesempatan kpd anak utk mengcapture aneka aktifitas mulai dari membaca Big Book mengembangkan imajinasi visual melalui Story Telling. Berikan mainan Toys sesuai umur dengan bimbingan OrTu secara bergantian peranan Ayah dan Ibu.
Prof Rhenald pernah jd dosen saya. Sangat menikmati perkuliahan beliau dulu yg penyampaiannya very out of the box. Then, same here now I always enjoy his podcast. Sehat selalu prof.
Main dong ke rumahnya atau sapa kek japri kek
Kalau saya masalahnya tumbuh dari orang tua yang punya tendensi narcisssistic, sulit untuk mendengar dan diajak diskusi. Ga cuma terhadap anak aja, tapi juga terhadap orang lain. Secara ga sadar, saya copy paste juga dari ortu. Waktu ortu saya ngeluh tentang perilaku saya, baru saya sadar ini, dan saat ngomong ini ke ortu, malah dibilang ga sopan.
Bwkwwkwkwk, welcome to the club brow
Grace Thaher, Kania Sutisnawinata, Najwa Shihab, Gita Wiryawan, Helmy Yahya, zilvia Iskandar, Debra Yatim, Irma Hutabarat, Uni Lubis, Sandrina Malakiano, Rossi Silalahi, Muthia Hafids, Aviliani Malik.
Mengikuti Talk Show mereka enak sekali 3 - 4 jam pun betah apalagi dengan narsum" yang bobotnya macam Prof. Rhenald Kasali, Dr. Connie.
Wahhh..........
Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap professor Rhenald kasali, tapi menurut saya term "Quiet Quiting" kurang pas dipakai untuk karyawan ghosting atau menghilang.Karena konteks quiet quiting digunakan untuk karyawan yang tidak mau melakukan pekerjaan "extra" tapi mereka tetap mengerjakan pekerjaan sesuai jobdesk yang ada dengan baik.kenapa itu terjadi?karena biasa di perusahaan sering tidak menghargai atau memberikan jobdesk lebih banyak dari kontrak yang ada.Jadi bisa dibilang kerja normal pada umumnya tp tidak ada ambisi lebih dan tidak bekerja diluar jobdesk atau diluar jam kerja.Terima kasih
Seneng denger cerita prof.tentang anak2nya dimn ortu py banyak usng sedang saya pingin memberikan permintaan laptop yg didamba sejak SMP sangat sulit untuk mendapatkannya semoga g lsma lg dapat karena saya tahu itu sangat dibutuhkan anakku semoga bisa berguna buat masa depannya
Ssmangat kak
Sebagai orang tua kita semua pasti merasakan jd anak, karena itulah apa yg baik didikan ortu sy tiru yg mnurut sy buruk sy tinggalkan, kelemaha sy ( jujur) krn sayangnya sm anak sy tdk disipiln mengajar disiplin ( ngalah) 😂 tp biar lbh muda sy perbanyak pendekatan dr agama dan mohon bantuan Tuhan untk mnjaga anak2 sy.
Hard times create strong men,
strong men create good times,
good times create weak men,
and weak men create hard times
😍😍😍😍
wkwkwkwk...so true ...
Nah, sekarang tinggal nunggu hard times nya. Paling akhir tahun nanti nih.
And the cycle goes on😅
Tidak ada anak toxic tanpa orang tua toxic
KAMSIAH GRACE DAN BRO RHENALD........SEBAGAI ORANG TUA SAYA BELAJAR SAMA ANDA.. THE MAN HIMSELF MUST CHOOSE.....CHOOSE THE LIFE YOU WANT TO LIVE..........2 ANAK DIBAWA KEAMERICA SEMUA BERHASIL....YG SATU DIHARVARD MEDICAL SCHOOL.....YG SATU FINISH 5 CUCU.....SEBAGAI ORANG TUA HRS BANYAK BACA......DENGAR ANDA.....THANSK YOU......FROM BOISE IDAHO USA......PARENT WINSTON LIE HARVARD MEDICAL SCJHOOL
Parenting penting banget....jaman skrng ortu takut salah bersikap,takut efek terlalu keras
Mendidik anak memang ada ilmunya. Makanya jadi guru TK gak sembarangan. Bukan seperti sekarang semua orang sembarangan buka PAUD padahal tidak pernah belajar bagaimana mengajar anak usia TK. Sayangnya pendidikan SPG dihilangkan. SPG itu zaman dulu setara SMA/SMK, sekolah kejuruan untuk lulusannya jadi guru TK atau SD, ada penjurusannya seperti kita di SMA mau pilih IPA/IPS. Ibu saya termasuk yang lulusan SPGTK. Zaman dulu di Jakarta yang terkenal itu SPG Santa Maria. Zaman skrg pemerintah hanya sekedar harus S1 yang relevan & punya Akta 4, pdhl dulu gak begitu.
Tpi sekarang spg adanya kalau ambil kuliah keguruan kaya pgsd, pgtk
Benar kata Pak Rhenald, memberi kebebasan berekspresi untuk anak itu penting
Keluarga bukan orang kaya, bukan juga miskin...
kelas menengah...
Tapi, saya sendiri termasuk anak yang dimanja oleh orang tua.. saya jarang disuruh bantu mengerjakan pekerjaan rumah,, kalau kemana-mana selalu diantar orang tua
Banyak saudara sepupu dan anak di sekitar saya yang kira2 sama taraf ekonominya dengan keluarga saya yang hidupnya lebih diasuh untuk mandiri oleh orang tua nya
Tapi ternyata setelah mulai berkarier/berbisnis, saya dititipkan lebih banyak rezeki dibanding sepupu2 di keluarga besar.. padahal biasanya anak yang dimanja itu kesannya tidak bisa menjadi pebisnis yang handal
Setelah saya lihat, ternyata walaupun memanjakan, orang tua saya membebaskan saya untuk mencoba hal2 baru
SD saya belajar bahasa Inggris walau dulu itu tidak umum di daerah saya, SMA belajar filsafat,, SMP nge-band jadi gitaris pake tangan kiri (padahal aslinya nggak kidal...), kuliah saya belajar Bahasa Jepang walau saya kuliahnya di akuntansi
ijin berkomentar . sepertinya kakak punya hubungan kekeluargaan yg harmonis. saya sering perhatiin, anak yg keluarganya harmonis itu sangat mulus kehidupannnya. makanya jalan suksesnya lebih mulus..
Saya termasuk gen Z dan sangat terkagum-kagum dengan banyaknya inspirasi yang saya temukan dalam diskusi ini.
Pengalaman saya sebagai orang tua saya setuju sekali, ajar anak disiplin sejak dini, tugas orang tua ke depan akan lebih gampang
Saya punya 2 anak, anak pertama cara mendidiknya juga hrs di chalange dan "diberi masalah" sehingga dia tertarik menyeselesaikan. Sejauh ini sangat efektif. Tapi anak kedua beda lagi, dia harus diajak "alusin"
Sekedar sharing wawasan dan juga pengalaman....dilihat dari topik pembahasannya kira2 siapa yg toxic orang tua atau anak- anaknya? Jawabannya keduanya ..anak tumbuh dan berkembang seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan terdekat (keluarga) dan juga pergaulannya. Satu satunya cara yg bisa dilakukan, beritahukan dan ingatkan mereka (anak-anak) untuk mengenal jati dirinya sendiri sebab ilmu pengetahuan tertinggi ada dalam dirinya sendiri. Proses awal pembelajarannya bisa dimulai dari belajar membaca dan menulis dari berbagai sumber buku bacaan sesuai dgn tingkatan umurnya...seiring dgn perkembangannya arahkan mereka untuk menganalisa semua hal yg telah mereka pelajari agar kelak mereka menjadi orang cerdas...tidak cukup sampai disitu pintar dan cerdas bukanlah akhir daripada proses belajar anak tetapi terus arahkan mereka supaya kelak bisa menjadi orang yang arif dan bijaksana agar proses perjalanan hidupnya tidak sia sia semata karena sudah terlena dengan nikmatnya kehidupan duniawi...dst...dstnya....semoga bermanfaat!
2 2 nya donx. Ortu berpandangan bahwa dunia ini bergerak ditempat alias sama dgn jamannya tapi menuntut anak Isa bersaing dgn dunia nyata. Ada jg anak yg toxic. Ortu sdah menfasilitasi tapi anak nge-jin. Jd tergantung perspektif ga' bisa dipukul rata.
Benar prof. Kalau ortu yg ngomong anak gak mau dengar. Sy berharap anak sy bs ketemu prof spy ada titik balik nya krn smp saat ini masih belum ketemu titik balik dr kehidupan ini.😊
Tapi sy bersyukur krn anak² kami ringan tangan membantu dlm urusan rumah tangga
Anak2 sdh bisa membaca dan menulis dari sd kls 2 biasakan dia mandiri,,susun buku pelajarannya sendiri..kasih tugas dan tanggung jawab kecil2an..jd dia bisa dan berani menata hidupnya sendiri,,serta berani berkonpertisi dan berani bejuang dlm sebuah pengembara yg kuat.❤
Persaingan yg tinggi dan perubahan yg sangat cepat di berbagai bidang kehidupan akibat kemajuan teknologi informasi membuat anak mengalami tekanan mental yg sangat berat krn dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dg "gerakan" yg sangat cepat
Menjadi orang tua:
1. Pendidikan agama dan etika
2. Memberikan Gizi
3. Kasih-sayang
4. Encourage (poin 3 dan 4, akan seperti bad-cop good-cop, Ayah Ibu ambil perannya)
5. Reward & punishment
6. Terbuka, Komunikatif, Memahami
7. Objektif memandang ambisi orang tua dan ambisi anak (yg sesuatu saat harus menjadi individu yg mandiri).
Kemudian beberapa hal yg harus diperhatikan:
a. Lingkungan, sering kita hanya memberikan lingkungan yg sangat protektif dan akomodatif kpd anak, sehingga mereka merasa semua baik-baik saja, padahal diluar sana lingkungan dan kehidupan bisa jadi sangat kejam. Sangat memanjakan anak sama saja dgn menjerumuskan kehidupan masa depan mereka. Tetapi Kita tetap harus memanjakan anak.
b. Karena sang anak perlu tau, kemana mereka bisa kembali dan harus kembali. Ketika dunianya sudah sangat kejam buat mereka, mereka masih punya tempat untuk kembali. Itu lah makna "home" bagi tiap individu. Walaupun pada tingkatan yg lebih advance, "home" adalah kepada Ilahi.
c. Mendidik anak harus memperhatikan fasenya. Karena masalah psikologis pasti berhubungan dgn masalah (perkembangan) fisiologis pada sang anak. Karakter di usia kanak-kanak kemudian akan berubah drastis dgn karakter saat usia remaja, kemudian saat usia dewasa muda, dll.
woww.. ini bagus banget podcastnya. Saya punya 2 anak. Anak kedua saya, very gifted. he's so smart, dia cuma belajar 10-15 menit tapi nilainya bagus semua. Kakaknya, not so good in academic, tapi kakaknya ini tekun sekali, tau tanggung jawab juga. Disitu saya malah lebih kepikiran sama si adek. ya pinter sih, tapi kok selow banget idupnya. Ternyata memang anak pinter harus dibantu untuk push their limit ya
Mbah google bilang saya punya kanker stadium 4. Tanpa sadar gejala yang sama bisa aja dari kurang tidur dari salah makan atau alergi hal hal yang sepele. Dipikir punya gelar dokter atau profesor cuman belajar dari wikipedia 10 menit lulus? Jangan dikit dikit bilang depresi kalau dokter ahli belum diagnosa karena lebih rumit daripada yang kita pikirkan (pengalaman saya pribadi).
Ortu saya 22nya orang rantau, ketemu di tanah rantau. 3 anaknya semua merantau, termasuk saya dan saya ketemu pasangan jg di tanah rantau. Dan sekarang saat saya sdh berkeluarga sendiri punya keinginan anak saya nanti juga mesti merantau. 😊
Benar sekali Prof anak2 memang harus di ajari mandiri meskipun dlm hati sebenrnya TDK tega 🙏🙏
Saya suka istilah prof terkait force discipline & self discipline👍
Sebuah podcast yg berbobot meskipun kurang panjang dan lengkap bahasanya, mendidik anak finance, nilai sosial, religius dan masih banyak hal yg belum dibedah. keren podcastnya.
😢😢😢😢😢😢😭😭😭ini yang dialami oleh hidupku orang tua strawberry.
Seluruh hidupku harus ikut apa yang ortu mau😢😢😢😢😢😢😭😭😭😭😭😭😭bhkn dari semua hal😢😢😢😢😢😢😢tapi skrh aku sudah mulai memberontak krn png mandiri. 😢😢😢😢😭😭dan ortuku marah besar , , ortuku 100% seperti ini😢😢😢😢
Tapi aku sudah memberontak.😢😢😢😢😢maafkan aku ortuku ..bukan aku mau durhaka tapi aku pny masa depan yng berbeda dg kalian berdua dan jalannya pun berbeda😢😢tidak sama. Jadi biarkan aku mandiri..jangan kontrol hidupku😢😢😢😢
Prof RK, sebaiknya dilakukan riset yg cukup mewakili pendapat prof, sebab ada anak yg sukses atas saran ortu tapi juga ada yg gagal atas saran ortu...
Saya melihat ada faktor X anak bisa sukses atau tidak sukses atas saran ortunya......
Tolong jangan langsung lompat ke kesimpulan, prof......
Thanks
Saya sbg orangtua yg gagal mendidik anak, anak ku (laki2) saat ini umur 24 th gagal menyelesaikan skripsi nya, sejak SMP sdh mengenal game online maniak, dari dulu kami berusaha utk melarang dia tapi ternyata kami dibohongi dan hidupnya sekarang tak bisa lepas dari game..
Ditegur sedikit saja dia bisa ngamuk sejadi2 nya..emosi & depresi...kita sarankan ke psikolog dia menolak sekuat tenaganya .sebagai ortu apa yg bisa saya lakukan selain berdoa?
Apa yg bisa saya lakukan utk masa depannya?
Betul sekali prof, saat ini saya tinggal di Jerman dan sistem pendidikan di sini mendidik anak bertanggung jawab.
Saya pribadi yg sekarang masuknya ke gen z awal, ngerasa kalau stoberi sih. Jadi pernah lah 1-2 minggu sakit perut terus menerus. Ke dokter & psikolog, ternyata psikosomatis. Dan ngga cuma saya yang pernah psikosomatis ini, beberapa temen sekitar saya juga mengalami (dg psikosomatis beda), dan semuanya sudah hasil konsultasi psikolog. Ada juga yang sampai perlu konsultasi rutin (kalau saya alhamdulillah sekali cukup, karena langsung ketemu akar masalahnya).
Di situ saya mikir sih, ini generasi sebelumnya apa sebanyak ini juga yang kalau ketemu masalah secepat ini psikosomatisnya? Kalau akar masalah saya sendiri, itu dari kondisi prinsip saya yg lagi kurang kuat, jadi semacam lagi bingung. Kalau diliat2, generasi saya itu sejak kecil sudah terpapar informasi yg sangat bermacam2, dari perspektif yg sangat2 luas. Beda dengan generasi ortu saya yang masa kecilnya belum terpapar info sebanyak ini, kalau ada kebingungan mungkin akan tanya orang yang lebih tua / baca referensi, tanpa dengar terlalu cepat bantahan dari perspektif yg sampai ke beliau2 ini. Jadi ibaratnya kalaupun nantinya bertemu berbagai perspektif, pondasi pemikirannya sudah terbentuk dulu dengan utuh, tidak cepat2 terbantahkan yang lain.
PR ke depannya mungkin memang untuk sebisa mungkin mendidik anak agar memiliki prinsip yang utuh & kuat, sebelum dia bertemu dengan berbagai perspektif lain.
Setiap anak memiliki karakter asli dari Tuhan dengan Talenta nya Masing2 , antara yang satu dengan yang lainnya ., ketahui lah sejak dini . Spy kita jangan merusak karakter asli dari sang pencipta .tapi menambah apa yang tidak ia miliki melalui pendidikan di sekolah , orang tua , teman2, sodara, dan lingkungan tempat ia berada.
Saya bersyukur didikan Orang tua saya dari kecil bertumbuh manjadi diri sendiri kalau libur kami dilepas diperkbunan bpk biar kami bisa belajar dialam naik turun jurang pohon besar latihan secara indifidu dan kecil kami boleh berteman dgn lingkungan namun dalam pengawasan mama dan kini kami sudah besar bekerja dikantor yang sesuai bakat kami masing2 sangat mudah diterimah yang bagi sebagian orang harus bayar atau begitu sulit sekali pada hal sejujurnya semua mampu. Kembali lagi salah asuh dari awal
Bersyukur saya Prof, buat referensi saya yang keluarga, lingkungan toxic termasuk sampai sampai ke saya kadang. kini hanya banyak masa tenang dalam setiap doa dan berkaca diri.
Terima kasih prof🙏🏾
Terima kasih iso-late🙏🏾
Bu Grace bawain buagus banget. Pak Rhenald selalu menginspirasi. Terima Kasih.
Oya, anak saya alumni TK Kutilang, jadi kangen POMA ketemu pak Rhenald dan bu Lisa. Sekali lagi Terima Kasih
Anak rantau (baik sekolah dan bekerja) HADIR❤
Ini banyak banget poin2 yg berisi.
Dari teenage rebellion; merantau; explore (tapi secara pribadi saya melihatnya sbg eksposur); dan "be with each other" antara ortu-anak.
Salam untuk Ibu Grace dan Prof. Rhenald 🙌🏼
Mantap prof saya setuju anak itu diberi peluang merantau spy memahami arti sebuah kemandirian sbg bekal dimasa depan nya. 🙏🙏
Anak kedua saya, D3 bidan, D4 bidan pendidik S2 dg gelar M.kes.Awalnya mngajar di akbid.krn gaji gk sesuai skrang lebih pilih jd ibu rmhtangga.Asal dia bhagia, Saya sbg ibunya setuju saja.Ternyata dia bs luar biasa dlm didik kedua anaknya.Cerdas dan berbakat.Mrk tetap bs hidup bahagia.alhamdulillah
Haha kadang bener sih kita lebih denger kata org lain dr pd keluarga sendiri. Anak2 ksh tau mamaku dia ga denger, tp temen dia kasih tahu hal yg sama langsung di dengerin seketika 😂
Para guru dan orang tua harus nonton ini 👍👍 Thanks untuk tontonan dan tuntunannya 🙏🙏
Betul, Prof. Kami lepaskan anak kami bekerja di LN sesuai keinginannya. Tujuannya agar dia mendapatkan pengalaman, tanggung jawab dg pilihannya serta bahagia, walaupun dia anak tunggal.
Narasumber inppiratif dan saya suka baca bukunya
Pof. rhenald adalah dosen yang mau menerima perubahan
Yang belum dipahami adalah kondisi psikologi manusia yang terpapar informasi sejak dini bayak melemah pada saat tumbuh remaja. Saran saya banyakin aktivitas kinestetik (experience semua indra) pada masa anak-anak. Meskipun menurut teori bahwa pada usia tersebut masa golden emas anak paling mudah menyerap informasi. Yang terjadi selama ini orang tua memberi les-les mapel terlalu banyak, padahal disekolah dengan jumlah mapel yang banyak sudah membuat mereka lelah. .
Jadi inget ada video seorang bapak tua, dia ngasih tau cara mendidik anak terbaik itu dari saat anak itu menemukan masalah... Sekecil apapun masalahnya berikan kesempatan untuk anak berpikir, berkonsultasi dan menyelesaikan masalahnya sendiri, maka disitu dia akan terdidik, dan dia akan belajar.
Kalo orang tua yang suka caperin anaknya gimana ya? Aku agak cape, pulang inginnya liburan, rehat dari pekerjaanku (perform, nyanyi kontemporer dsb). Tapi ortu ajak aku pentas yg bahkan ruang apresiasinya cuma ortuku sendiri krn lingkungan jg gak ngerti esensi pentas itu buat apa.
Hello Gutami, coba sampaikan keberatanmu apa adanya pada ortumu, kalau mereka gak paham juga coba curhat & minta tolong kakakmu atau pihak lain yg biasanya omongannya lebih didengar & dihargai ortumu. Semoga ortumu bisa paham kondisi & keinginanmu. Btw, kayaknya saya pernah ketemu kamu deh :)
@anadiana9698 terima kasih, bu. Jawabannya memberikan saya pandangan baru untuk lebih jujur ke ortu.
Betul, bu. Saya murid ibu di masa SMA. Bu Diana adalah guru matkul bahasa Inggris saya. Ibu apa kabar? Semoga senantiasa sehat ya, bu 🙏🏽❤
yg sy perhatikan banyak anak yg udah lulus kuliah dan kerja tapi kelakuannya masih kekanak2 an, dan masih senang ikut2 an ortu kemana2. Beda dgn jaman dulu, SMA aja udah gak mau ikut2 an ortu.
Good Prof. Anak harus sedari Kecil harus diajari tanggungjawab. Makanya jijik dengan opini2 para Psikiater.
Sejak dulu sampai sekarang sudahkah masharakat Islam mencapai KEMATANGAN(MATURITY) dalam beragama? Kalau benar sudah tentunya TAMADDUN dan budaya Islam Ngetop, indah, harmonis dan sbagainya.Pendidikan pelbagai macam ilmu untuk orang2 tua, muda dan anak2 semua inklusif didalamnya. Satu topik yg perlu diberi perhatian. Salaam!
Gue salah satu contoh didikan "Ortu" yg menuntutkan ini itu.. alhasil kaya ga semangat banget sama kerjaan.. dan nyesel ikutin "Keinginan" ortu sampai detik ini..
Kl sy malah nyesel ga ikutin keinginan ortu krn sy emg ngeyelan merasa ngikutin passion. Sekarang sy mikir, dulu Kl ngikutin saran ortu minimal bs nyenengin hati ortu dan itu ibadah
@@bungapramudhita-n5m kalo ada orang lain cerita soal apa yang dia alami dan itu traumatis minimal anda bersimpati. ga usah anda membandingkan diri seperti itu, ga pantes. dunia ga berputar pada diri anda. terlihat anda sangat brengsek.
Apapun yg kita hadapi hari ini atas izin Tuhan, jd tetap semangat mencapai yg blm tercapai 😊
Benar, jgn sesali yg telah terjadi. Fokuslah untuk trs mencari celah2 kesempatan yg lebih baik
Agak susah untuk "langsung" di frekwensi yg sama dg ortu di saat yg sama. Ortu punya niat baik selama mereka punya duit dan kesempatan, sedang anak punya angan² seperti yg ditawarkan di beragam medsos secara instan. Kini cukup ucapkan terima kasih ke ortu atas apa yg ada depan mata, agar "dosa" ortu sedikit diampuni. Peace❤
Saya ada cerita nyata.. seorang Bapak suatu hari diucapin Putrinya yg sedang kuliah smster 5, "Ay, trm kasih sdh sekolahkan Aku di sekolah swasta nasional (SD hingga SMP).." si Bapak kaget tp terharu, "Kok tumben, De !?".. Si Anak bercerita, ketika masuk SMAN di Bdg dari SMP swasta di Bekasi.. dia sering terima n dengar komen2 teman SMA nya dgn nada penasaran, kagum, heran saat dia cerita keseharian pertemanan dgn berbagai teman beda agama beda suku.. teman2 SMA tsb bilang, asyik juga ya kamu punya teman2 berbeda agama dari suku2 yg lain (jga Tionghoa) meski selalu sekolah negeri saya tdk pernah bergaul n berteman dgn yg beda agama jg suku (trmasuk Tionghoa), beruntung lah kamu..
Si Bapak hanya bisa tersenyum, bahagia, n bangga.. ternyata yg direncanakan yakni menanamkan jiwa nasionalisme ke dada anak2nya, dgn menyekolahkan mereka ke sekolah swasta nasional bukan yg berorientasi ke agama, ternyata bisa dirasakan sendiri oleh anak2 nya..
Smg mereka bisa menjadi manusia Indonesia seutuh nya.. aamiin
Sebagian sekolah2 negeri di bbrapa kota, cenderung membuat aturan yg tidak mungkin anak berbeda agama masuk ke sekolah negeri tersebut.. sedih n prihatin mereka sekolah negeri yg dibiayai dari Dana Pemerintah dari uang pajak dari keringat Rakyat, tapi terjadi diskriminasi penerimaan siswa baru.. akankah Kita biarkan terus terjadi !?!? Hhrrr.. NKRI HARGA MATI..
Wah bersyukur dalam segala keadaan sbg ortu pengin nyekolshksn anak sampai PT dgn keadaan yg nggak mungkin akhir anak memutuskan utk kerja sbg ortu sy hanya bisa memberi doa dan srmangat , di usia yg msh muda anak ku hrs ikut terlibat urusan keu ortu anak tidak ingin jadi pegawai ASN y akhirnya hrs berjln taat dgn proses anak lebih srmangat bekerja sesuai posion anak bersyukur semoga Tuhan mengingat janjinya utk menuadikan kepala bukan ekor membawa baik bukan turun ,amin
ada zaman.., ada orangnya.., ada orang.., ada zamannya..
Saya tetep bangga sama didikan Ortu ..ortu jadikan saya diri saya sendiri do the best..Alhamdullilah
Dari segi pendidikan saya paling memberikan kebebasan, mau ikut les apapun saya ijinkan, mau plng isyak saya tetap setia antar jemput. Hari libur dia mau main sm tmn nya saya bolehin juga. Tapi klau sdh di rmh dia gak nyapu, gak nyuci piring.gak beresin kamar, gak nyikat kamar mandi apalagi berani bangun siang. Dah air satu ember bisa pindah ke kasur. Pagi2 bisa berubah jd singa saya.
Yang salah kita selaku ortu banyak excuse ... kita banyak bantu anak bukan kayak dulu kita sbg anak tidak di excuse ya sdh sini mama buatin besok buat sendiri..... besok gitu lagi ..
Sekarang sdh semua tersedia, orang tua juga aktif berkarya dan kondisi sosial juga berbeda banyak kemudahan dan difinisi2 dari alat2 media
Tidak ada ortu yg toxic,hanya saja kurang belajar tentang ilmu parenting,dizaman sekarang banyak cara untuk mendapatkan ilmu itu,kurangi ego lancar komunikasi yg aktif dgn anak.
Benar
😂😅😅😂😅 Kamu menyangkal pengalaman orang lain. Komen kamu bijaksana palsu😅😅
Prof, saya ibu dari anak yang dilahirkan pada tahun 2014. Dia cerdas secara linguistik, dia bukan number person. Saya tanya pengennya apa? Chinesse literature! Saya yang tadinya mau nyekolahin SD lulus SMA di sekolah internasional, akhirnya saya batalkan krn di sekolah tsb kurang support ke cita-citanya.
Orang tuanya punya yang (keadaan ekonomi ortu). What a good point..
Its been a long time and many parents should learn about this section.. Terima kasih banyak ❤
Tolong perpanjang durasi interview seperti ini dengan pak Rhenald kasali bu grace, dan kalau bisa ditambah dengan pak Helmi yahya.. Mereka orang orang wise..
Bahkan saya sendiri sudah mengalami bagaimana orang tua mendidik saya menjadi mandiri. Dari SD sudah bisa nyuci piring, pakaian sendiri bahkan pergi cari kayu bakar di hutan. Pun kalau kami makan itu wajib duduk dan tidak boleh pindah. Hingga sekarang saya bisa mandiri merantau di Jakarta
Ujungnya semua, hoby anak kita apa.. lakukanlah...
Anak sy 3, semua lulus dengan baik dari sekolah terbaik di dalam negri dan diluar negri...
Yg no 1 umur 46 thn, yg no2 umur42 thn, dulu sy mengajar mrk dengan gembira mrk saya libatkan dlm menghadapi segala masalah kehidupan berkeluarga. tapi kalau salah nggak nurut saya gebukin, gebukinnya nggak main2 kadang pake sapu lidi spt dulu sy digebukin ibu sy( sy sangat mencintai ayah ibu yg suka ngegebukin ketika sy nakal nggak nurut)😂 mrk punya kecerdasan dan kekuatan untuk menghadapi dan mengarungi kehidupan.
Yg bungsu sy udah mulai lelah buat marah2, cuma saya jadiin teman gosip dan teman menyalurkan hobi, kakaknya komplain kenapa mm lembek terhadapnya dan nggak pernah digebuk?
Bener sih ahirnya yg bungsu jadi cowok romantis, seniman...manis baik tapi nggak nurut, cenderung semaunya nggak bisa kerja yg punya bos, bisanya kerjain yg dia mau aja.
Tapi karena tiga2nya tau sy sangat kasih kpd mrk, jadi mrk juga kembali kasih kpd saya, dimasa tua ini sy dimanja dengan memberi perhatian dlm ekonomi dan puji2an bahwa sylah yg membuat mrk sukses bisa mengarungi kehidupan berkemenangan.
Sy sangat bersyukur. Ternyata baik didikan keras atau didikan lembek kalau mrk tau dan dilibatkan dlm setiap masalah keluarga, mrk merasa bahwa kita adalah kesatuan dlm mencapai segala tujuan,
Kebersamaan untuk mencapai kebahagiaan.
Bener pak Rhenald sya dari kecil di didik disiplin dalam waktu saat mau jln sama tmn pergi atau janjian harus lebih awal jalan nya tepat waktu
Saya punya seorang guru spiritual yang bahasan tentang parenting sangat bagus sekali, sesekali Prof. Boleh sharing dwngan beliau
Sy sll membebaskan anak sy utk memilih mata kuliah apa yg ia suka...tp dia jd seneng sekali berorganisasi di kampus... sampai ² skripsi nya terbengkalai sedih banget sampai sekarang udah semester 10 blm jg kelar skripsi nya...sy udah coba ngobrol sama anak sy..tp dia blm bs merubah..
Adakah solusi buat sy prof, sy hrs bagaimana 😢
Di Jaman teknologi dan sosial media seperti sekarang ini orang tua harus mengimbangi dalam situasi jaman seperti ini,anak muda sekarang ini merasa segala tahu,nasihat akan mental buat anak-anak muda ,yang bisa kita lakukan ajak dia diskusi menjadi teman
Keadaan ekonomi orang tua sekarang lebih baik....bagi anak yang beruntung lahir dari ortu tersebut😅
mkanya saat anak msih kecil dan bisa diarahkan pendidikan agama itu ditekankan...!!!
soal msalah dunia serahkan aja pda mereka yg sesuai keinginan dan bkat msing2..
Sebuah edukasi yg sangat bernilai, mksh prof...
Sama prof
Saya juga memanfaatkan saudara yg sukses dikarir dan ekonomi untuk menstimulus anak saya (menasehati, menginformasikan, mengedukasi )
Krn anak Sy lbh nurut 😂
Trust baru bilang, Bunda bilang bener/iya ya, Yg bunda blg benar😮
Dua anak saya ngga ikutan with social media. Thanks God! Saya membebaskan mereka untuk memilih jalan hidup dengan segala konsekwensinya. Saya nge push mereka untuk melek financial karena mau berapa punya duit kalau ngga bijaksana dalam menjaga ya end up di jalanan.
Ceritanya sama ky temenku.. Bandel ganaik kelas abistu jadi anak pinter bgt..
Self diagnosis, sebentar2 burn out dan "muntaber" . Untungnya anak saya tidak seperti ini. Dan saat berkomunikasi we're ready for 360 degrees communication. Artinya mereka sebagai teman dan kita pun harus "rela" menerima kritik dan masukan🥰
Mulai dari PAUD, anak tidak diajarkan daya juang. ga bisa calistung, yah biarkan berkembang sendiri, sementara... kurikulum di SD nya mengharuskan nilai yang didapat dari calistung. nilai jelek, tidak boleh tidak naik kelas. gak bisa ikuti pelajaran, dibiarkan dengan balutan "alami". akhirnya tidak ada daya juang.
Poin yg merantau itu bener bgt dan terbukti efektif di saya
Grace undang Prof Dono Baswardono 🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽
Semogaaaaa aku bisa ketemu prof rhenald suatu hari nanti. Pengen banget ngobrol. Amin amin amin..
Tolong podcast selanjutny dibuat 1 jam ci... isinya daging smua
Ortu saya kekeuh saya harus akuntan. Sampe lulus saya pilih jurusan yang lain, bokap gk dateng ke acara kelulusan. Sampe hari ini saya merasa sedih kecewa.