penjelasan yang sangat mudah dimengerti, semoga menjadi amalan ilmu yang bermanfaat, dengan pahala yang tidak ada putusnya...., dan semoga bapak selalu dalam keadaan sehat... amiinn
Pengujian CBR Lapangan ini hanya utk mengenai kemampuan kuat tekan penetrasi tanah terhadap beban standar yg ditentukan pada SNI. Kalau untuk mengetahui Jenis Tanah maka pengujian yg diperlukan pengambilan sampel dari lapangan secara terganggu atau tidak terganggu utk (minimal utk pengujian) Analisa Saringan Tanah dan Batas Cair dan Batas Plastis Tanah.
Ini salah satu pengujian yg diperlukan saat di lapangan utk mengetahui kekuatan tanah timbunan. Pengujian CBR Lapangan ini merupakan pembuktian bahwa desain rencana pemadatan urugan semen-tanah (misalnya) telah melebihi/ kurang dari pengujian CBR Laboratorium.
PAK maap bukannya CBR itu merupakan perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan/ bahan tanah atau lapisan perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan yang sama? yang artinya antara dial penetrasi yg di jembatan harusnya menunjukkan bacaan 30(apabila pakai dial 0,10 mm) dan penunjukan jam ( Arloji ) seperempat menit (15 detik) baru di baca? artinya antara dial penetrasi dan arloji sebisa mungkin sejajar atau mana dulu yg tercapai baru dibaca? . ini kan sama halnya test kekerasan pak jadi yg terutama tekanan atau preser yg terbaca di dial penetrasi? apabila pakai acuan menit siapapun dapat melakukan test ini(apabila tidak dapat memperhatikan atau membaca dial penetrasi). cukup putar lalu menunggu menit? mohon penjelasannya pak karna ini kan empiris. terimaksih
1. Pengujian CBR ada 2 macam: CBR Laboratorium dan CBR Lapangan. Kedua"nya utk mengetahui hasilnya, harus diuji sehingga diketahui nilai perbandingan tekanannya. CBR Labor di Labor dan CBR Lapangan di lapangan. Kalo nilai CBR Labor yg ada di DMF/JMF maka salah satu pengujian Density atau CBR lapangan wajib dilakukan dan lebih baik dilakukan kedua"nya. Tapi jika tanah dasar bisa langsung tes CBR Lapangan atau dg alat DCP utk mengetahui nilai CBRnya. Pada video tsb hanya menampilkan CBR Lapangan saja. 2. Penetrasi dan waktu harus beriringan utk mendapatkan hasil tekanan yg benar. Kebanyakan CBR Labor otomatis dlm hal waktu sedangkan CBR Lapangan kebanyakan waktunya masih manual. 3. Jika yg dimaksud beban/tekanan standar 3x1000 lbs pd penetrasi 0.1 inchi dg waktu 2 menit, dan 3x1500 lbs pd penetrasi 0.2" dg waktu 4 menit, untuk penerapan akuratnnya dilakukan dengan grafik dari standar waktu dan penetrasi" yg ditentukan dari tabel pengujian. Tapi utk sekedar mengetahui perkiraan sementara bisa diambil dari nilai tekanan pd baris tabel 0.1" dan 0.2" lalu dibagi tekanan standar x 100.
Diuji setelah pemadatan selesai (tidak ada ketentuan berapa hari setelah pemadatan). Diuji ketika cuaca cerah/panas. Kira-kira permukaan tanah kering atau tidak jenuh air.
Keren banget penjelasanynya Pak. Bapak ada kontak yg bisa saya hubungi gak? Penelitian saya ttng uji cbr jalan angkut tambang. Saya ingin menannyakan beberapa hal
Perbedaannya, psi = pound per square inchi atau sama dg lbf/inchi^2 adalah untuk satuan tegangan (berat dibagi luas). Sedangkan lbs = pounds satuan untuk berat atau tekanan saja tetapi belum dibagi luas. Pada cbr lapangan diameter toraknya 2 inchi dg luas torak = 3 inchi^2. Jadi yg dibagi 1000 & 1500 berarti satuan sebelumnya lbf/inchi^2 karena sudah terbagi luas penampang. Adapun yg dibagi 3000 & 4500 satuan sebelumnya lbs karena belum terbagi luas penampang.
pada video tsb, merupakan pengujian soil semen ( tanah yg sudah disubsitusi semen portland 8%) jadi nilai CBR nya diusahakan kisaran minimal 25%. Jadi jika nilai CBR lapangan lebih yg disyaratkan maka itu lebih baik.
@@ochavernanda320 maksimalnya setahu saya tidak ada, tapi ini perlu penggunaan kajian lapisan perkerasan jalan lebih lanjut karena terkait peruntukan flexible pavement atau rigid pavement. Dalam video tsb lapisan diatasnya nantinya berupa lapisan kaku (rigid pavement) berupa Beton, sehingga perlu stabilitas tinggi.
@@satriansyahellenyudha9317 Pengujian CBR Lapangan dilakukan sesuai kontrak (spec teknik terlampir didalam) atau sesuai perintah pengawas pekerjaan. Pada umumnya pengujian CBR Lapangan ini dilakukan per 1000 m3 terhampar atau < 100 m utk pembangunan jalan baru atau per 500 m3 terhampar atau < 50 m utk pelebaran jalan.
mhn maaf pak izin penjelasan nya untk mncari cbr lapangan bisa juga dgn alat dcp itu hasil yg di dapat apakah sama dgn alat cbr lapangan yg ini ? atau apa ada hubungnya dgn cbr laboratorium pak mhon pak penjelasanya
Mencari nilai CBR dengan alat DCP juga bisa dilaksanakan, untuk hasilnya relatif sama mendekati. Cuma penggunaan DCP lebih sering dimanfaatkan utk mencari nilai CBR tanah dasar atau tanah timbunan. Bisa juga untuk lapis pondasi bawah atau lapis pondasi atas, tapi lebih valid dan real memakai alat CBR Lapangan karena mendapat beban langsung yg nyata. Dari segi rujukan alat CBR Lapangan lebih kuat dg SNI 1738:2011 dibanding dengan Surat Edaran DCP No. 04/SE/M/2010. Tinggal situasi di lapangan, kalau di lapangan akses alat berat mudah maka lebih baik memakai alat CBR lapangan, tetapi jika sulit untuk mendatangkan alat berat dapat memakai DCP. Atau sesuai Spesifikasi yg diminta dalam kontrak. CBR laboratorium itu untuk menyatakan bahwa material terkait dapat mencapai nilai CBR maksimum dengan tumbukan standar atau modifikasi dengan kadar air optimum. Sedangkan untuk di lapangan, sebelum penerapan seharusnya di trial pemadatan dulu ttg berapa passing/lintasan yg diperlukan utk mencapai nilai CBR laboratorium yang direncanakan. Tanpa trial/percobaan lapangan, terkadang berlebih nilai CBRnya dan terkadang kurang. Pengujian indikasinya bisa memakai alat CBR lapangan ataupun dengan alat DCP.
@@FuadM mhon maaf pak izin brtanya lagi apakah cbr bisa dipakai pada pondasi bangunan statis sprti gedung atau bangunan konstruksi lain slain pondasi jalan pak?
@@FuadM mhn maaf mas fuad saya msh kurang jelas hubungan antara cbr lapangan mnggunakan dcp dan cbr laboratroium apa ? mohon lbh dijelaskan lbh detail mas fuad 🙏🏿🙏
@@muhammadkafi1221 Untuk bangunan gedung atau bangunan tinggi statis lainnya terhadap kekuatan tanah penopang pondasinya maka dilakukan pengujian kekuatan tanah memakai alat sondir dan atau bor mesin SPT. Karena kemampuan Sondir utk mencari tanah keras (150kg/cm2) bisa mencapai 15 - 20 meteran. Sedangkan Bor mesin bisa mencari tanah keras (> 40 NSPT) hingga 40 - 60 meteran.
@@muhammadkafi1221 Hubungannya CBR labor, CBR lapangan, dan DCP yaitu sama2 mencari nilai kekuatan pondasi jalan atau tempat parkir yg nilai akhirnya CBR dalam persen. Kalo untuk pemahaman yg mudah: alat CBR labor utk perencanaan, alat CBR lapangan utk pengawasan pelaksanaan, sedangkan DCP utk perencanaan dan pengawasan pelaksanaan tetapi DCP diutamakan penggunaannya utk tanah dasar dan pemadatan timbunan biasa.
Hasil akhir penetrasi kedua (0,2") lebih kecil dari hasil penetrasi pertama (0,1") itu data yg benar. Sebaliknya, jika hasil akhir penetrasi kedua lebih besar dari penetrasi pertama maka perlu diulang pengujiannya, jika setelah pengujian diulang, hasilnya pada penetrasi 0,2" tetap lebih besar dari penetrasi 0,1" maka hasilnya menjadi benar.
Hasil sama atau mendekati, perbedaannya pada ketelitian bacaan dan ketepatan kegunaannya. Biasanya Proving ring 2000 lbs utk pengujian urugan biasa atau urugan pilihan. Proving ring 6000 lbs utk pengujian urugan pilihan, pondasi agregat klas C, klas S, dan klas B. Proving ring 10000 lbs utk pengujian pondasi agregat klas B, klas A dan CTB.
Waktu yang di gunakan pada pemutaran stang nya berlanjut dari waktu awal kan? Pada pemutaran nya, apakah boleh berhenti begitu? Soalnya waktunya kan berjalan terus ?
Fokuskan pada dial penetrasi dan waktu yg berjalan. Tanah dasar biasanya butuh putaran lebih lambat, dan pondasi klas A butuh putaran yg lebih cepat, pedomannya penetrasi konstan 1,3 mm/menit. Idealnya, memutar engkol tanpa jeda tapi diperhatikan juga dial penetrasi dan waktu yg berjalan. Terkadang dial penetrasi terus berjalan sesaat karena pengaruh suspensi tanah. Tks.
@@FuadM mau tanya, pas pengujian CBR di lapangan, faktor apa yang membuat jarum pada pembacaan dial beban memutar balik , padahal pembacaan belum selesai sampai penetrasi 0,2
@@syaifulamri7654 jarum dial berjalan terbalik ada 2 kemungkinan: 1) kemungkinan bhw tanah belum stabil, perlawanan tanah lebih lemah dari penetrasi konstan dan waktu, sehingga bentuk ring kembali lebih cepat. Solusinya: pindah titik pengujian dg jarak lebih dari 40 cm dari titik pertama. Jika belum juga, perlu perbaiki lagi metode/bahan penimbunan tanahnya. 2) kemungkinan lain bahwa ada material batu yg patah/pecah karena pipih atau tepat dipinggir piston. Solusinya: geser titik pengujian dg jarak > 15 sampai 40 cm.
Misal nilai CBR 60% artinya nilai perlawanan kekuatan reaksi tanah terhadap beban diatasnya dengan diameter standar 2 inchi serta perbandingan beban standar dalam waktu tertentu yg ditetapkan oleh SNI. Untuk penetrasi 0,1" dengan beban 3000 lbs dan 0,2" dengan beban 4500 lbs.
@@DrakenJoe-wr2bx DCP test biasanya dipakai untuk menguji tanah dasar dan timbunan biasa, boleh juga utk lapis pondasi diatasnya. Dari ketentuan spesifikasi bina marga untuk tanah dasar atau timbunan biasa minimum nilai CBRnya 6%. Jadi kalo didapat CBR 10% itu sudah memenuhi ketentuan lapisan tsb.
@@FuadM ya pak, standart nya 6%, tapi setelah penimbunan, dan di tes memakain cbr lapangan, kenapa hasil cbr nya rata2 nilainya 30%, kan sudah jauh melebihi standart, sudah 3 x lipat nya
32 mm ke inci 1.25984 pak Knapa itu 0.0125 Trus it yg jd patokan pembcaan it waktunya ato itu yg inchi Soalnya gk sama 1menit gak mesti 0.0500 Bngung jdnya
1) Kalibrasi ketelitian dial penurunan 0.01 mm. Jika terjadi 1 mm penurunan = 100 garis pd dial = 1 putaran. Jika ditentukan 0.25 menit (15 detik) dg penurunan 0.0125 inchi artinya pd dial terbaca 1.25 (jika dialnya memakai satuan inchi). Jika memakai satuan mm maka dikonversikan dulu inchi ke mm = 1.25 × 25.4 mm = 31.75 Dibulatkan menjadi 32 garis pd dial. 2) maka yg harus didahulukan 1 menit dg penurunan 0.050 inchi? Kedua-duanya harus saling mengiringi.
@@FuadM ini trnyata yg bikin bingung kalo pnurunan 0.0125 disamakan 1.25 pembacaanya. It htungan 0.0125 diartikan 1.25 yg sya cri2 perhtungannya dr mana pak?
Itu bukan semen melainkan pasir otawa (sandcone) utk meratakan permukaan saja sehingga piston menapak rata. Sedangkan semen sktr 4% dari berat tanah sudah dicampur sebelum dihampar.
Pada Laboratorium, khususnya Teknik Sipil itu ada 2 macam: 1) Laboratorium Pengujian Material/Konstruksi. 2) Laboratorium Kalibrasi Alat-alat Labor. Berkaitan dg pertanyaan diatas, itu masuk ranah pengujian kalibrasi alat, lbf/DIV artinya berat beban dalam satuan pound force dibagi dengan pembacaan dial ukur pada divisi tertentu. misal, dial menunjukan angka (divisi) 25, berapa beban yang dibutuhkan untuk mencapai angka tsb. Dan seterusnya pd angka 50, 75, 100, 125, 150, 175 dst dengan perbandingan alat yg sudah terstandarisasi. Kemudian beban pd masing2 angka dial tsb dirata2kan. Nilai rata2 tsb dianggap nilai kalibrasi alat untuk perkalian pada laboratorium pengujian. Jadi pembagian dg 1000 & 1500 atau 3000 & 4500 ketika luas kontak torak profing ring berhubungan dengan media benda uji tanah atau agregat pada laboratorium pengujian material/konstruksi.
mohon maaf bapak, ijin bertanya.. untuk hasil CBR lebih dari 100% itu bisa terjadi ya pak? dan mungkin bisaa dibuatkan video untuk pembuatan grafik yang seperti di SNI 1783:2011 pak heheheh
Utk hasil CBR lebih 100% bisa saja terjadi, hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor berikut: 1. Material yg diantar ke labor utk pemeriksaan/pembuatan desain tidak sama dengan yg ada di lapangan. 2. Di lapangan, material yg tertahan saringan 3/4 inchi ternyata lebih dari 30 persen. 3. Tidak dilakukan percobaan pemadatan di lapangan ttg berapa kali penggilingan (passing) dg alat pemadat, sehingga tampak padat-tidaknya hanya dengan visual atau dg lintasan kendaraan (proof rollling) yg terkadang tonasenya berlebih dari nilai CBR yg dibutuhkan. Catatan: Nilai CBR ini merupakan perbandingan nilai tekanan terhadap beban standar yaitu 3000 lbs pada 0,1 inchi dan 4500 lbs pada 0,2 inchi. keakuratan nilainya dengan pembuatan kurva grafik pada titik-titik pembacaannya. Mengenai cara pembuatan grafik.....the next video.
California Bearing Ratio test = pengujian dg skala rasio perbandingan tekanan cara California (metode AASHTO T193), yaitu perbandingan antara beban penetrasi suatu jenis material dan beban standar pd kedalaman dan kecepatan penetrasi yg sama.
utk pengujian CBR Lapangan tidak ada ketentuan pasti, tergantungan pemintaan pengawas pekerjaan terhadap titik2 yg dicurigai (secara acak). Berbeda dengan pengujian kepadatan lapangan dg alat sandcone minimal 100 m 1 titik, jumlah titik tergantung panjang pekerjaan atau volume.
Buset 130%???? Sedangkan aplikasi semen dengan 4 persen mana mungkin CBR sampai 130 persen. Artinya daya dukung kekerasan nya SDH melewati material granular base course yang pada umumnya desain CBR base course hanya di rate 80-90 %😊
Tanah tersebut mulanya berlempung ekspansif kemudian disubsitusi semen 4 %. Pekerjaan tsb tidak dilakukannya field trial compaction sebelumnya. Jadi pemadatan ini over passing. Sifat lempung kalau sudah padat sekali kemudian setelah kering jadi keras.
Subkhanallah....sangat mencerahkan. Terus berbagi ilmu + pengalaman...matur suwun, salam satu jiwa🙏🙏🙏
penjelasan yang sangat mudah dimengerti, semoga menjadi amalan ilmu yang bermanfaat, dengan pahala yang tidak ada putusnya...., dan semoga bapak selalu dalam keadaan sehat... amiinn
Semoga berkah dan penuh hikmah,...
terimakasih pencerahannya...semoga share ilmunya menjadi pahala yang berkah barokah
Sangat bermanfaat ilmunya. Terimakasih pak penjelasannya 👍
penjelasan sangat baik..terimakasih ilmunya..semoga bapak sehat selalu
terimakasih pak videonya bermanfaat🙏
Trm kasih pk Fuad utk unggahan pengujian CBR Lapangan, mhn izin share pak?. Sukses selalu. Salam sehat, 👍🙏
Sama2 pak, silahkan utk sharing....
Jangan lupa lampirkan standar yamg di gunakan..
Biconus..road sondir bisa di cek tokopedia
👍
Mantab pak
Cara mengetahui penetrasi (mm) dan proving upper pembacaan nya dari dial mana?
dial di dalam lingkaran ring itu nilai kuat tekannya, sedangkan dial di luar lingkaran ring itu nilai penetrasinya
Keren om
maaf mau bertanya, mengapa dibagi 3000 dan dibagi 4500,
Sedangkan di SNI dibagi 0.71 dan 1.06
ini memakai SNI yg lama, sedangkan SNI yg baru berbeda dalam memakai nilai satuannya
saya mau tanyak pak darihasil penyelidikan tanah ini maka jenis tanah yang di hasil kan jenis tanah apa yah pak
terimaksih pak
Pengujian CBR Lapangan ini hanya utk mengenai kemampuan kuat tekan penetrasi tanah terhadap beban standar yg ditentukan pada SNI. Kalau untuk mengetahui Jenis Tanah maka pengujian yg diperlukan pengambilan sampel dari lapangan secara terganggu atau tidak terganggu utk (minimal utk pengujian) Analisa Saringan Tanah dan Batas Cair dan Batas Plastis Tanah.
Toturial dari awal pemasangan alat CBR nya gimana.
Ini salah satu pengujian yg diperlukan saat di lapangan utk mengetahui kekuatan tanah timbunan. Pengujian CBR Lapangan ini merupakan pembuktian bahwa desain rencana pemadatan urugan semen-tanah (misalnya) telah melebihi/ kurang dari pengujian CBR Laboratorium.
PAK maap bukannya CBR itu merupakan perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan/ bahan tanah atau lapisan perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan yang sama? yang artinya antara dial penetrasi yg di jembatan harusnya menunjukkan bacaan 30(apabila pakai dial 0,10 mm) dan penunjukan jam ( Arloji ) seperempat menit (15 detik) baru di baca? artinya antara dial penetrasi dan arloji sebisa mungkin sejajar atau mana dulu yg tercapai baru dibaca? . ini kan sama halnya test kekerasan pak jadi yg terutama tekanan atau preser yg terbaca di dial penetrasi? apabila pakai acuan menit siapapun dapat melakukan test ini(apabila tidak dapat memperhatikan atau membaca dial penetrasi). cukup putar lalu menunggu menit? mohon penjelasannya pak karna ini kan empiris. terimaksih
1. Pengujian CBR ada 2 macam: CBR Laboratorium dan CBR Lapangan. Kedua"nya utk mengetahui hasilnya, harus diuji sehingga diketahui nilai perbandingan tekanannya. CBR Labor di Labor dan CBR Lapangan di lapangan. Kalo nilai CBR Labor yg ada di DMF/JMF maka salah satu pengujian Density atau CBR lapangan wajib dilakukan dan lebih baik dilakukan kedua"nya. Tapi jika tanah dasar bisa langsung tes CBR Lapangan atau dg alat DCP utk mengetahui nilai CBRnya. Pada video tsb hanya menampilkan CBR Lapangan saja.
2. Penetrasi dan waktu harus beriringan utk mendapatkan hasil tekanan yg benar. Kebanyakan CBR Labor otomatis dlm hal waktu sedangkan CBR Lapangan kebanyakan waktunya masih manual.
3. Jika yg dimaksud beban/tekanan standar 3x1000 lbs pd penetrasi 0.1 inchi dg waktu 2 menit, dan 3x1500 lbs pd penetrasi 0.2" dg waktu 4 menit, untuk penerapan akuratnnya dilakukan dengan grafik dari standar waktu dan penetrasi" yg ditentukan dari tabel pengujian. Tapi utk sekedar mengetahui perkiraan sementara bisa diambil dari nilai tekanan pd baris tabel 0.1" dan 0.2" lalu dibagi tekanan standar x 100.
Waktu yg tepat jarak brpa hari ya pak stelah pemadatan. Ini sy ada pemadatan sirtu + basecaurse. Lalu ada test cbr 60%.
Diuji setelah pemadatan selesai (tidak ada ketentuan berapa hari setelah pemadatan). Diuji ketika cuaca cerah/panas. Kira-kira permukaan tanah kering atau tidak jenuh air.
Minimal brpa ton pak untuk kndaraan yg digunakan untuk cbr 60
Keren banget penjelasanynya Pak. Bapak ada kontak yg bisa saya hubungi gak? Penelitian saya ttng uji cbr jalan angkut tambang. Saya ingin menannyakan beberapa hal
email saya ada di sheet "tentang" channel YT
@@FuadM saya ada pertanyaan pak jika nilai CBR nya 60% jadi beban maksimal yg bisa d lalui berapa lbs/inch2 pak?
@@motherandfather566 maksudnya dilalui truck?
izin share ya pak untuk mahasiswa kami
Silahkan pak
Waktu kalkulasi nilai cbr kalo baca refrensi, ada yg dibagi 1000 & 1500 psi tp ada jg yg dibagi 3000 & 4500 lbs. Apa bedanya? Trims
Perbedaannya, psi = pound per square inchi atau sama dg lbf/inchi^2 adalah untuk satuan tegangan (berat dibagi luas). Sedangkan lbs = pounds satuan untuk berat atau tekanan saja tetapi belum dibagi luas. Pada cbr lapangan diameter toraknya 2 inchi dg luas torak = 3 inchi^2.
Jadi yg dibagi 1000 & 1500 berarti satuan sebelumnya lbf/inchi^2 karena sudah terbagi luas penampang. Adapun yg dibagi 3000 & 4500 satuan sebelumnya lbs karena belum terbagi luas penampang.
Baik. Terimakasih 🙏
Jadi kita pakai pembaginya yg mana yea pk
stapwatch sama dial penetrasi kok sering ga sinkron yaa angkanya
Om pembacan dial ya gmna?
Dial yg mana yg di masukan k tabel data
yg di tengah lingkaran stabilitas beban (yg dicatat), sedangkan yg diluar penetrasi penurunan.
Bisa dituliskan rumusnya pak🙏🏻
Mau nanya pak, dsitu didapatkan alhasil nilai cbr nya 137%, sdgkan nilai cbr tertinggi yaitu 10%, mohon penjelasannya
pada video tsb, merupakan pengujian soil semen ( tanah yg sudah disubsitusi semen portland 8%) jadi nilai CBR nya diusahakan kisaran minimal 25%. Jadi jika nilai CBR lapangan lebih yg disyaratkan maka itu lebih baik.
@@FuadM maximal nya brapa persen pak?
@@ochavernanda320 maksimalnya setahu saya tidak ada, tapi ini perlu penggunaan kajian lapisan perkerasan jalan lebih lanjut karena terkait peruntukan flexible pavement atau rigid pavement. Dalam video tsb lapisan diatasnya nantinya berupa lapisan kaku (rigid pavement) berupa Beton, sehingga perlu stabilitas tinggi.
@@FuadM trimakasih jwbannya pak
permisi pak, bagaimana jika nilai cbr lapangan tidak memenuhi syarat?,, terimakasih
digarpu lagi dg grader lalu tambah fraksi gradasi yg kurang, kemudian dipadatkan lagi dg kadar air optimum dg lintasan lebih dari semula.
Pak untuk cbr lapangan aturanx per berapa meter dilakukan titik pengujianx,, aturannya bisa dilihat dimana?,, terimakasih pak
@@satriansyahellenyudha9317 Pengujian CBR Lapangan dilakukan sesuai kontrak (spec teknik terlampir didalam) atau sesuai perintah pengawas pekerjaan. Pada umumnya pengujian CBR Lapangan ini dilakukan per 1000 m3 terhampar atau < 100 m utk pembangunan jalan baru atau per 500 m3 terhampar atau < 50 m utk pelebaran jalan.
mhn maaf pak izin penjelasan nya untk mncari cbr lapangan bisa juga dgn alat dcp itu hasil yg di dapat apakah sama dgn alat cbr lapangan yg ini ? atau apa ada hubungnya dgn cbr laboratorium pak mhon pak penjelasanya
Mencari nilai CBR dengan alat DCP juga bisa dilaksanakan, untuk hasilnya relatif sama mendekati. Cuma penggunaan DCP lebih sering dimanfaatkan utk mencari nilai CBR tanah dasar atau tanah timbunan. Bisa juga untuk lapis pondasi bawah atau lapis pondasi atas, tapi lebih valid dan real memakai alat CBR Lapangan karena mendapat beban langsung yg nyata. Dari segi rujukan alat CBR Lapangan lebih kuat dg SNI 1738:2011 dibanding dengan Surat Edaran DCP No. 04/SE/M/2010.
Tinggal situasi di lapangan, kalau di lapangan akses alat berat mudah maka lebih baik memakai alat CBR lapangan, tetapi jika sulit untuk mendatangkan alat berat dapat memakai DCP. Atau sesuai Spesifikasi yg diminta dalam kontrak.
CBR laboratorium itu untuk menyatakan bahwa material terkait dapat mencapai nilai CBR maksimum dengan tumbukan standar atau modifikasi dengan kadar air optimum. Sedangkan untuk di lapangan, sebelum penerapan seharusnya di trial pemadatan dulu ttg berapa passing/lintasan yg diperlukan utk mencapai nilai CBR laboratorium yang direncanakan. Tanpa trial/percobaan lapangan, terkadang berlebih nilai CBRnya dan terkadang kurang. Pengujian indikasinya bisa memakai alat CBR lapangan ataupun dengan alat DCP.
@@FuadM mhon maaf pak izin brtanya lagi apakah cbr bisa dipakai pada pondasi bangunan statis sprti gedung atau bangunan konstruksi lain slain pondasi jalan pak?
@@FuadM mhn maaf mas fuad saya msh kurang jelas hubungan antara cbr lapangan mnggunakan dcp dan cbr laboratroium apa ? mohon lbh dijelaskan lbh detail mas fuad 🙏🏿🙏
@@muhammadkafi1221 Untuk bangunan gedung atau bangunan tinggi statis lainnya terhadap kekuatan tanah penopang pondasinya maka dilakukan pengujian kekuatan tanah memakai alat sondir dan atau bor mesin SPT. Karena kemampuan Sondir utk mencari tanah keras (150kg/cm2) bisa mencapai 15 - 20 meteran. Sedangkan Bor mesin bisa mencari tanah keras (> 40 NSPT) hingga 40 - 60 meteran.
@@muhammadkafi1221 Hubungannya CBR labor, CBR lapangan, dan DCP yaitu sama2 mencari nilai kekuatan pondasi jalan atau tempat parkir yg nilai akhirnya CBR dalam persen. Kalo untuk pemahaman yg mudah: alat CBR labor utk perencanaan, alat CBR lapangan utk pengawasan pelaksanaan, sedangkan DCP utk perencanaan dan pengawasan pelaksanaan tetapi DCP diutamakan penggunaannya utk tanah dasar dan pemadatan timbunan biasa.
Maaf putaran ada hitungNya atau tidak
tidak ada patokan, yg kita jaga bacaan keserasian yg antara hitungan waktu dengan penetrasi penurunan yg ditentukan pada tabel pengujian
pak, mau tanya itu berarti untuk penetrasi kedua lebih kecil dari yang pertama berarti datanya salah dan harus uji lagi ya?
Hasil akhir penetrasi kedua (0,2") lebih kecil dari hasil penetrasi pertama (0,1") itu data yg benar. Sebaliknya, jika hasil akhir penetrasi kedua lebih besar dari penetrasi pertama maka perlu diulang pengujiannya, jika setelah pengujian diulang, hasilnya pada penetrasi 0,2" tetap lebih besar dari penetrasi 0,1" maka hasilnya menjadi benar.
ijin share ya min
Silahkan mas
Pak kalau untuk penggunaan proving ring 2.000 atau 10.000 perbedaannya dimana ya pak
Hasil sama atau mendekati, perbedaannya pada ketelitian bacaan dan ketepatan kegunaannya.
Biasanya Proving ring 2000 lbs utk pengujian urugan biasa atau urugan pilihan.
Proving ring 6000 lbs utk pengujian urugan pilihan, pondasi agregat klas C, klas S, dan klas B.
Proving ring 10000 lbs utk pengujian pondasi agregat klas B, klas A dan CTB.
@@FuadM siap pak terima kasih infonya, maaf pak kalau untuk standar nilai cbr yang bapak sebutkan di deskripsi video boleh tau refernsinya pak
@@chorialchampelo3484 Spek Umum Bina Marga dan Spek Bandara
Waktu yang di gunakan pada pemutaran stang nya berlanjut dari waktu awal kan? Pada pemutaran nya, apakah boleh berhenti begitu? Soalnya waktunya kan berjalan terus ?
Fokuskan pada dial penetrasi dan waktu yg berjalan. Tanah dasar biasanya butuh putaran lebih lambat, dan pondasi klas A butuh putaran yg lebih cepat, pedomannya penetrasi konstan 1,3 mm/menit. Idealnya, memutar engkol tanpa jeda tapi diperhatikan juga dial penetrasi dan waktu yg berjalan. Terkadang dial penetrasi terus berjalan sesaat karena pengaruh suspensi tanah. Tks.
@@FuadM mau tanya, pas pengujian CBR di lapangan, faktor apa yang membuat jarum pada pembacaan dial beban memutar balik , padahal pembacaan belum selesai sampai penetrasi 0,2
@@FuadM ada kontak yang bisa dihubungi apa gak?
@@syaifulamri7654 jarum dial berjalan terbalik ada 2 kemungkinan: 1) kemungkinan bhw tanah belum stabil, perlawanan tanah lebih lemah dari penetrasi konstan dan waktu, sehingga bentuk ring kembali lebih cepat. Solusinya: pindah titik pengujian dg jarak lebih dari 40 cm dari titik pertama. Jika belum juga, perlu perbaiki lagi metode/bahan penimbunan tanahnya.
2) kemungkinan lain bahwa ada material batu yg patah/pecah karena pipih atau tepat dipinggir piston. Solusinya: geser titik pengujian dg jarak > 15 sampai 40 cm.
Pada saat pengambilan data dial yang mna yang kita baca , Apakah yang di proving Ring atau dial yang lainnya?
Apa yang di maksud cbr 60,atau 80 dll
Misal nilai CBR 60% artinya nilai perlawanan kekuatan reaksi tanah terhadap beban diatasnya dengan diameter standar 2 inchi serta perbandingan beban standar dalam waktu tertentu yg ditetapkan oleh SNI. Untuk penetrasi 0,1" dengan beban 3000 lbs dan 0,2" dengan beban 4500 lbs.
@@FuadM Alhamdulillah terimakasih bang
Mau tanya pak, kalo cbr dengan dcpt tes, kenapa nilai cbr 10% sudah ternasuk tinggi ya
@@DrakenJoe-wr2bx DCP test biasanya dipakai untuk menguji tanah dasar dan timbunan biasa, boleh juga utk lapis pondasi diatasnya. Dari ketentuan spesifikasi bina marga untuk tanah dasar atau timbunan biasa minimum nilai CBRnya 6%. Jadi kalo didapat CBR 10% itu sudah memenuhi ketentuan lapisan tsb.
@@FuadM ya pak, standart nya 6%, tapi setelah penimbunan, dan di tes memakain cbr lapangan, kenapa hasil cbr nya rata2 nilainya 30%, kan sudah jauh melebihi standart, sudah 3 x lipat nya
32 mm ke inci 1.25984 pak
Knapa itu 0.0125
Trus it yg jd patokan pembcaan it waktunya ato itu yg inchi
Soalnya gk sama 1menit gak mesti 0.0500
Bngung jdnya
1) Kalibrasi ketelitian dial penurunan 0.01 mm. Jika terjadi 1 mm penurunan = 100 garis pd dial = 1 putaran. Jika ditentukan 0.25 menit (15 detik) dg penurunan 0.0125 inchi artinya pd dial terbaca 1.25 (jika dialnya memakai satuan inchi). Jika memakai satuan mm maka dikonversikan dulu inchi ke mm = 1.25 × 25.4 mm = 31.75
Dibulatkan menjadi 32 garis pd dial.
2) maka yg harus didahulukan 1 menit dg penurunan 0.050 inchi? Kedua-duanya harus saling mengiringi.
@@FuadM ini trnyata yg bikin bingung kalo pnurunan 0.0125 disamakan 1.25 pembacaanya.
It htungan 0.0125 diartikan 1.25 yg sya cri2 perhtungannya dr mana pak?
@@nungxsaja1177 kalibrasi dial penurunan = 0.01 mm (ini tertera didalam dial).
Kalo dial menunjukan 1.25" yg dikali 0.01 = 0.0125"
@@FuadM sip mksh om maf ya bnyak tnya gak paham2😃
mas, satu titik pengujian cbr mewakili berapa luasan tanah ya pak?
pengujian CBR Lapangan harus dilakukan dari waktu ke waktu sesuai yg diperintakan oleh pengawas pekerjaan.
putaran tangan operator berbeda beda bagaimana mengatur waktu nya yg 0.25 menit?
Dengan keahlian, waktu 0.25 menit dengan penurunan sama atau mendekati 0.0125 inchi.
itu semennya hanya dibentangkan diatas tanahnya saja ya pak? dan langsung dilakukan tes CBR?
Itu bukan semen melainkan pasir otawa (sandcone) utk meratakan permukaan saja sehingga piston menapak rata. Sedangkan semen sktr 4% dari berat tanah sudah dicampur sebelum dihampar.
jenis tanahnya jadinya apa pak
soil cement, tanah liat yg dicampur semen
Pak ijin tanya itu memutar tuasnya berapa putaran ya pak dari awal sampai akhir
putaran tergantung tahapan waktu penetrasi piston CBR, krn terkait tekanan minyak hidroulik jika sil bocor sedikit maka putaran lebih banyak.
tanya mas.pada data kalibrasi alat yang saya punya itu lbf / div.
untuk pembagi nya saya menggunakan 1000 & 1500 atau 3000 & 4500 ya mas?
terima kasih
Pada Laboratorium, khususnya Teknik Sipil itu ada 2 macam: 1) Laboratorium Pengujian Material/Konstruksi. 2) Laboratorium Kalibrasi Alat-alat Labor. Berkaitan dg pertanyaan diatas, itu masuk ranah pengujian kalibrasi alat, lbf/DIV artinya berat beban dalam satuan pound force dibagi dengan pembacaan dial ukur pada divisi tertentu. misal, dial menunjukan angka (divisi) 25, berapa beban yang dibutuhkan untuk mencapai angka tsb. Dan seterusnya pd angka 50, 75, 100, 125, 150, 175 dst dengan perbandingan alat yg sudah terstandarisasi. Kemudian beban pd masing2 angka dial tsb dirata2kan. Nilai rata2 tsb dianggap nilai kalibrasi alat untuk perkalian pada laboratorium pengujian. Jadi pembagian dg 1000 & 1500 atau 3000 & 4500 ketika luas kontak torak profing ring berhubungan dengan media benda uji tanah atau agregat pada laboratorium pengujian material/konstruksi.
mohon maaf bapak, ijin bertanya.. untuk hasil CBR lebih dari 100% itu bisa terjadi ya pak?
dan mungkin bisaa dibuatkan video untuk pembuatan grafik yang seperti di SNI 1783:2011 pak heheheh
Utk hasil CBR lebih 100% bisa saja terjadi, hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor berikut:
1. Material yg diantar ke labor utk pemeriksaan/pembuatan desain tidak sama dengan yg ada di lapangan.
2. Di lapangan, material yg tertahan saringan 3/4 inchi ternyata lebih dari 30 persen.
3. Tidak dilakukan percobaan pemadatan di lapangan ttg berapa kali penggilingan (passing) dg alat pemadat, sehingga tampak padat-tidaknya hanya dengan visual atau dg lintasan kendaraan (proof rollling) yg terkadang tonasenya berlebih dari nilai CBR yg dibutuhkan.
Catatan: Nilai CBR ini merupakan perbandingan nilai tekanan terhadap beban standar yaitu 3000 lbs pada 0,1 inchi dan 4500 lbs pada 0,2 inchi. keakuratan nilainya dengan pembuatan kurva grafik pada titik-titik pembacaannya.
Mengenai cara pembuatan grafik.....the next video.
Kepanjangan CBR test
California Bearing Ratio test = pengujian dg skala rasio perbandingan tekanan cara California (metode AASHTO T193), yaitu perbandingan antara beban penetrasi suatu jenis material dan beban standar pd kedalaman dan kecepatan penetrasi yg sama.
Biayanya BRP ya pak untuk tes CBR dan sandcone?
Masing" labor harganya berbeda" menurut ketentuan daerah/pusat.
tergantung wilayah mas
Mau nanya untuk 1 titik pengujian mewakili berapa m2 yaah ?
utk pengujian CBR Lapangan tidak ada ketentuan pasti, tergantungan pemintaan pengawas pekerjaan terhadap titik2 yg dicurigai (secara acak).
Berbeda dengan pengujian kepadatan lapangan dg alat sandcone minimal 100 m 1 titik, jumlah titik tergantung panjang pekerjaan atau volume.
Pak,itu cara muter gagang nya kecepatan nya bagaimana ? Ngikut dial yg kecil / bgaimana ?
waktu jam dan dial penurunan (dial yg diluar lingkaran) sebisa mungkin beriringan sesuai ketentuan.
Beban nya brp ya
beban tumpuan beban disarankan diatas 9 ton keatas
Buset 130%????
Sedangkan aplikasi semen dengan 4 persen mana mungkin CBR sampai 130 persen. Artinya daya dukung kekerasan nya SDH melewati material granular base course yang pada umumnya desain CBR base course hanya di rate 80-90 %😊
Tanah tersebut mulanya berlempung ekspansif kemudian disubsitusi semen 4 %. Pekerjaan tsb tidak dilakukannya field trial compaction sebelumnya. Jadi pemadatan ini over passing. Sifat lempung kalau sudah padat sekali kemudian setelah kering jadi keras.