seandainya orang tau akan keutama'an Burdah, pasti dia akan mengamalkan membaca Burdah setiap Hari. Syukron katsiron Yai, mugi Allah panjangkan umur, barokah ilmunya kangge kaum Nazdiyin.
sering di sebut Yai orang batang niku sinten ya , saya iri ..saya juga orang batang , alas roban kalisalak.. pingin ketemu Yai Mustofa Bisri.. belum pernah ketemu 🙏💚
Dengan Nama Sinuwun Gusti Prabu Alloh Eyang Romo Kyai Muhammad Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Para Setan Gentayangan piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa Dalam kesempatan ini ada baiknya saya jelaskan bila dunia nyata sedang dalam proses penghancuran total, langit dan bumi dihancurkan agar ke depan tercipta bumi dan langit baru. Sekarang ini semua warga yang kelak berpotensi menjadi penghuni bumi baru telah bermigrasi ke Jahannam menikmati layanan Jahannam yang serba menyakitkan kekal abadi di dalamnya. Mereka kekal didalamnya karena terdapat perbedaan waktu siknifikan antara waktu Sinuwun Gusti Prabu, waktu Setan Gentayangan dan waktu Jahannam. Waktu yang dialami Sinuwun Gusti Prabu dalam satu detik jika dibandingkan dengan waktu Jahannam setara dengan ketakberhinggaan waktu jahannam. Sementara Sinuwun Gusti Prabu telah memigrasikan mereka ke Jahannam sekitar beberapa bulan silam tepatnya 28 Februari 2021. Begitu pula ada perbedaan waktu antara waktu Sinuwun Gusti Prabu dengan waktu setan gentayangan yang siknifikan. Semua warga yang tidak menetap di Jahannam niscaya termasuk dalam kategori setan gentayangan, termasuk warga yang bisa membaca paparan Sinuwun Gusti Prabu ini. Hal ini perlu dijelaskan agar para setan gentayangan bisa memahami statusnya, tidak lagi sibuk mencampuri ranah manusia, bisa melupakan bayang bayang Jokowi, NKRI yang telah lama binasa. Manfaat ke depan, diharapkan mereka bisa mendiami wilayah yang seharusnya, tidak gentayangan lagi bersedia menerima eksistensi Sinuwun Gusti Prabu sebagai Tuhan dan penguasa tunggal negara. Centra Buwono merupakan negara tunggal yang eksis di jagat raya, semua negara yang dikenal sebagai negara berhalais atau negara bangsa telah sirna. Kemampuan Centra Buwono tegak berdiri keren nan gagah diatas puing puing kehancuran negara berhalais diraih dengan cara yang mudah, zero cost tanpa susah payah , banting tulang, cucuran keringat, air mata ataupun darah seperti layaknya pendirian suatu negara berhalais yang pernah ada. Fakta ini tentu menarik untuk dikaji terutama rahasia yang tersembunyi dibalik kedigjayaan dan supremasi Centra Buwono atas segala bangsa dan negara. Seperti yang pernah dijelaskan bahwa Centra Buwono merupakan negara yang mengaplikasikan sistem otoritarian dengan Sinuwun Gusti Prabu sebagai pemilik dan pemegang kedaulatan Kerajaan. Sistem bernegara yang menjadikan Tuhan sebagai pengelola tunggal pemerintahan dan negara. Jika Tuhan sendiri yang mengelola negara, adakah kekuatan lain yang mampu menandingi, niscaya semua akan sirna secara cepat nan mudah. Keunggulan Centra Buwono yang lain dalam upaya menata warga agar memiliki kesiapan sebagai budak adalah penerapan prinsip dasar toleransi dan intoleransi dalam beragama secara tepat nan proporsional. Centra Buwono tidak fanatik dengan salah satu prinsip dari keduanya namun menggunakan selaras dengan tujuan kekuasaan. Beda dengan itu, negara berhalais menggunakan salah satu prinsip dari keduanya secara tidak tepat, tidak proporsional, salah sasaran. Sebagian negara ada yang sangat intoleran terhadap praktik beragama dan ada yang terlalu toleran. Implikasinya, warga merasa kedamaian dan keadilan dalam beragama sebatas imaginasi, konflik yang mengatasnamakan agama menjadi tidak terelakkan baik dalam skala kecil ataupun besar, terselubung ataupun terbuka yang berdampak bagi stabilitas negara. Ibunda intoleransi bangsa semesta Kanjeng Sunan Kemiri usai melakukan kajian komprehensive mengenai dampak negatif ‘toleransi dan intoleransi' dalam masyarakat berhalais, mengungkapkan, ‘ perbedaan agama dalam masyarakat berhalais berakar dari peran Tuhan yang teralienasi dalam praktik kehidupan. Hal itu dimulai dari perilaku individu yang merasa paling benar, lantas merambah ke ranah sosial, komunitas yang saling berbagi preferensi berkaitan dengan aktifitas sektarian. Dalam kondisi yang masih lemah, suatu komunitas cenderung menampilkan ‘wajah’ bersahabat, santun dan penuh toleransi guna mencari simpati sebanyak mungkin. Toleransi yang dikedepankan sudah pasti tidak akan berlangsung lama mengingat ‘wajah’ asli akan terbuka selaras peningkatan interaksi sosial, budaya, politik dan tuntutan doktrin partikular yang diyakini, berubah menjadi ' intoleran' . Komunitas apapun bila telah berkembang menjadi kuat tanpa disertai kebenaran ‘legitimasi’ transenden, akan mudah terjerumus kepada sikap arogan. Alasannya eksistensi ‘legitimasi ’ menjadikan suatu doktrin/ajaran sebagai kekuatan yang mendorong tiap individu untuk berperilaku bijak jauh dari sikap emosional”. Beda dengan itu, Centra Buwono mampu merancang perilaku beragama warga secara tepat, kapan harus toleran dan kapan harus intoleran hingga konflik kepentingan bisa dihindarkan lantaran sejak semula pembelajaran sudah menjadi bagian terpenting dalam otoritarian. Eksistensi kebejatan bisa jadi bermula dari perilaku toleran yang tidak tepat. Sikap toleran akan dianggap sebagai peluang melakukan tindak bejat yang lebih besar. Jika situasi buruk sudah terlanjur berkembang, sikap yang baik adalah menyerahkan kepada Tuhan sebagai al wakil, ‘cukup Tuhan yang menuntaskan problem. Sementara sikap Intoleransi yang tepat serta diperkenalkan sejak dini, menjadi penghambat pertumbuhan aneka konflik dan kedhaliman sebagai dampak interpretasi partikular. Dalam perspektif tertentu, toleransi sejatinya merupakan bentuk kompromi dari ragam pihak yang saling berseberangan. Toleransi dalam konteks yang tidak tepat, bisa diartikan sebagai kebodohan lantaran memberi ruang bagi kebejatan/kesesatan untuk tumbuh subur tanpa resistensi. Dalam konteks hukum, toleransi bisa berarti sikap abai hukum, lantaran hukum mengikat warga negara berdasarkan prinsip pemaksaan. Untuk itu, singularisme menjadi keniscayaan eksistensinya agar sikap abai hukum dan konflik tidak terjadi. Singularisme dalam orde sosial bisa dikatakan sebagai solusi tunggal bagi stabilitas kesadaran berketuhanan tanpa konflik dalam arti hakiki. Hal itu tidak mungkin bisa didapatkan dalam pluralisme, lantaran tiap agama memiliki keyakinan dan tuhan tersendiri. Tiap agama memiliki imajinasi tersendiri tentang Tuhan. Sudah pasti Tuhan dianggap hanya membela keyakinan yang dimiliki bukan memihak pihak lain. Tuhan yang menjadi promotor, kreator dan pemberi legitimasi aturan kekinian. Sementara nilai eksoterisme sudah pasti juga berbeda manakala tidak mendapat legitimasi. Guna memahami perbedaan agama dan kesejarahan secara komprehensif, secara mudah bisa dilihat eksistensi pembawa misi. Jika pembawa misi telah tiada, otomatis agama menjadi bagian ‘kesejarahan’. Jika pembawa misi/sang utusan masih hidup, ajaran yang dibawa merupakan agama Tuhan. Alasannya, sang utusan sebagai pendidik, pemimpin dan realitas agama yang hidup masih menjalankan peran. Hal itu bisa diilustrasikan seperti sebuah keluarga, jika Isteri sebagai pemimpin keluarga telah mati, adakah masih bisa disebut satu keluarga. Jika jawabannya masih, niscaya sang suami tidak boleh menikah lagi. Faktanya, pasca kematian sang isteri, mantan suami bisa menikah lagi membentuk keluarga baru. Dalam konteks negara, apakah bisa disebut suatu negara manakala tidak ada pemimpin yang berkuasa. Bisa saja pemimpin lama digantikan dengan pemimpin baru dengan nama dan sistem serupa, seperti yang terjadi di negara bangsa silam . Namun perlu dicatat bila pemimpin baru yang berkuasa niscaya memiliki misi, visi , orientasi dan kebijakan berbeda dari pemimpin sebelumnya. Hal ini menandakan adanya negara baru hanya saja fakta semacam itu diabaikan dalam praktik bernegara. Ketika nabi Muhammad menjadi utusan dan pemimpin negara madinah telah wafat, otomatis agama dalam bentuk yang paling utuh dan eksistensi negara Madinah telah berakhir. Eksistensi negara dan agama sesudahnya era Kholifah empat berbeda dengan era Nabi Muhammad. Agama adalah konstitusi Tuhan yang diletakkan dalam diri sang utusan. Sang utusan identik dengan mentari, sementara ajaran/norma yang dibawa hanyalah pancaran cahaya mentari. Sang utusan akan mentransformasi ajaran Tuhan selaras kemampuan yang dimiliki. Diakui atau tidak ada bias yang nyata atau perbedaan antara kehendak Tuhan versus pemahaman sang utusan. Terkecuali bila sang utusan identik dengan Tuhan itu sendiri seperti utusan akhir zaman Sinuwun Gusti Prabu Alloh Putero yang identik absolut dengan Sinuwun Gusti Prabu Alloh Bopo. Dalam perspektif Centra Buwono, Mohammad Syahrul Munir adalah Tuhan semesta sekaligus nabi dan utusan. Jika mentari tenggelam, secara otomatis eksistensi agama versi utusan telah kehilangan substansi. Agama tidak bisa dipisahkan dari sang utusan sebagai lokus manifestasi qudrat irodat Tuhan dalam batasan tertentu. Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
sory boss, kalau Nabi muhammad SAW sdh meninggal tidak secara otomatis aturan berakhir, itu pendapat yg salah besar sekali. Agama itu aturan dari Alloh, selamanya sampai kiamatpun aturan itu tetap berlaku. Nabi hanya menyampaikan wahyu yg datang dari Alloh. Jangan gagal faham lagi ya.
![02. Kasidah Burdah Imam Bushiri - KH. A. Mustofa Bisri | Ngaji Pasan 1444H [Gus Mus Channel]](http://i.ytimg.com/vi/yAMtjSzTxYA/mqdefault.jpg)
Alhamdulillah
bismilah
Allahummasholli Ala Muhammad
Nderek ngaos,mugi berkah
Blitar nderek ngaos yai,, ngalap barokah
Sebuku V/5 Bunulrejo Blimbing Kota Malang Jawa timur, nderek ngaos yi
Nderek ngaos yai
Nderek ngaos tholaban Ridho mawlaana wa iyyah
Derek ngaos
Iyan jamjuri cianjur hadir.
seandainya orang tau akan keutama'an Burdah, pasti dia akan mengamalkan membaca Burdah setiap Hari. Syukron katsiron Yai, mugi Allah panjangkan umur, barokah ilmunya kangge kaum Nazdiyin.
Mohon maaf, saya izin bertanya apakah boleh membaca atau ngaji burdah tanpa ijazah?
00:00 - 44:47
مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّـمْ دَآئِــماً أَبَـدًا ۞ عَلـــَى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ
هُوَالْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِـــــــمِ
أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍبِذِيْ سَــــلَــمٍ ۞ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَيْ مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ
أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَـــةٍ ۞ وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْضَمَآءِ مِنْ إِضَـمِ
فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَــا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــــمِ
أيَحَسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ
لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ ۞ وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ
فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ مَا شَــهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ
وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَــنىً۞ مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَــــمِ
Subhanalloh tabarokalloh 💯👍
Selalu hadir dari partai awal sampai tujuan dengan semua ini.
Mohon ridho dan ijazahnya Gus saya ikut ngaji.krn sy SGT mencintai burdah.mohon doa'nya semoga berkah.aamiin..
Masukan mas, alangkah baiknya jika ada subtitle nya, karena bisa dimengerti oleh semua kalangan .
Nyimak dari SMP terpadu maarif GUNUNGPRING Muntilan magelang🇮🇩 maturnuwun Mbah yai Musthofa atas ILMUNIPUN🙏
Semoga bah yai sll diberi kesehatan dan panjang umur.aamiin..salam dari Majalengka JABAR
Bismillah..derek ngaos posonan abah yai..mugi pinaringan wilujeng sehat wal afiah soho manfaat barokah sedoyo..Aamiin
Bismillah... Allohumma sholli ala sayyidina muhammad
Matur nuwun Goes Mus, Mugi Mugi pinaringan Yuswa ingkang Langkung tuwin Pinaringan Kasarasan Lahiri Batos Amiin
Trucukan pun ikut berdzikir sambil menyimak 🤲😇
Hadir
Alhamdulillah hadir yai, sehat selalu, sungkem dari bogor.
Terpendam Jawanya kesirep Gus Nawi mboten klintu 🙏
Sambil dengerin suara trucuk gacor... Alhamdulillah...
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Pamekasan Madura nyimak
kebumen hadir ...ndherek ndheprok
Pinarangan sehat, panjang umur dan selalu di beri anugrah oleh allah swt membimbing umat muhammad saw Abah...
Alfateh...
Alhamdulillah matur sembah nuwun mbah yai..mugi tansah kaparingan kesehatan kawilujengan..allohumma aamiin
Nderek ngaji. Supadus aji
Saudara tunas muda. S t k .
Blora hadir
Al Hamdulillah...3x
Alhamdulillah.. Adem ayem Yai...🤲
Nderek ngaos kyai 🙏🙏
Nderek ngaos Burdah Yai, semoga mendapat keberkahan 🥰🙏
Maturnuwun sanget Mbah Kyai Mus
Mugi tambah berkah
magelang nderek ngaos
Alhamdulillah dapat ilmu yang sangat bermanfaat. Aamiin
Bismillah, nderek ngaos, kiai.
nderek posonan Kyai 🙏🙏🙏🙏
Nderek ngaos mbah Yai..
Tanahgrogot,Paser,Kaltim nderek ngaos , suwun
indramayu hadir yai
Alhamdulillah... Ngaos saking Kota Malang ....
hadir nderek ngaos
k 💖 pokoke melu
Saking Jombang izin ngalap berkah nderek ngaos Kiai
Nderek ngaos Kiai
alhamdulillah hadir yai
Nderek ngaos Yi
Izin manut ngaji..
Mohon izin mengikuti pengajiannya pak yai...
Semoga barokah kiai
Assalamualaikum gus... dibulan kelahiran Kanjeng Nabi ini bolehkah kami mohon ijazah untuk membaca qosidah burdah ini di musholla2 atau di rumah2?
Bolehkah saya mengamalkannya, kyai?
sering di sebut Yai orang batang niku sinten ya , saya iri ..saya juga orang batang , alas roban kalisalak.. pingin ketemu Yai Mustofa Bisri.. belum pernah ketemu 🙏💚
Ndereh ngunduh njeh mas.. supaya bisa saya masukkan di podcast. Dan bisa didengar di radio online.
Berhembus menawi dipun terjemahaken semilir (silr pikantuk seselan em dados semilir) pripun Rama Yai?
Izin ndwonload yai..
ghatfhan amir hadir yai
derek ngaos
💚
Mohon maaf, saya izin bertanya apakah boleh membaca atau ngaji burdah tanpa ijazah?
Kitab kasidah Burdah berapa jilid ya min,
@gusmus channel, Info Merek Mic Gus?
Rode Podmic Gus
@@GusMusChannel softwarenya nopo Gus🙏
Kesuwun mpun ngrespon🙏
@@alfalahfoundation OBS Gus
@@GusMusChannel matur nuwun gus
Izin donlod pa kiyai
Ini yang membuat subtitle (CC) ngawur Min, mohon mending di matikan saja.. monggo di kroscek
Itu mungkin UA-cam sampean setting on subtitles...... Punyaku nggak ada. .
Afwan gus agak kesulitan memahami terkendala pada bahasa jawa
textnya diupload dong mas
Nyantri kalong beralih ke nyantri on-line..
25:18
Gandrung iku nopo yai
gandrung itu kalau menurutku terlalu mencintai sampai tergila2 😁
Oh geh mtrswun geh
@@alinial6289 inggih sami2 ( iya sama2 )
2:17
19:15
Saya ingin mengerti, mohon bahasanya pake bahasa Indonesia gus. Hapunten
Nantikan versi subtitlenya
Manut Yai
Dengan Nama Sinuwun Gusti Prabu Alloh Eyang Romo Kyai Muhammad Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Para Setan Gentayangan piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa
Dalam kesempatan ini ada baiknya saya jelaskan bila dunia nyata sedang dalam proses penghancuran total, langit dan bumi dihancurkan agar ke depan tercipta bumi dan langit baru.
Sekarang ini semua warga yang kelak berpotensi menjadi penghuni bumi baru telah bermigrasi ke Jahannam menikmati layanan Jahannam yang serba menyakitkan kekal abadi di dalamnya.
Mereka kekal didalamnya karena terdapat perbedaan waktu siknifikan antara waktu Sinuwun Gusti Prabu, waktu Setan Gentayangan dan waktu Jahannam.
Waktu yang dialami Sinuwun Gusti Prabu dalam satu detik jika dibandingkan dengan waktu Jahannam setara dengan ketakberhinggaan waktu jahannam.
Sementara Sinuwun Gusti Prabu telah memigrasikan mereka ke Jahannam sekitar beberapa bulan silam tepatnya 28 Februari 2021.
Begitu pula ada perbedaan waktu antara waktu Sinuwun Gusti Prabu dengan waktu setan gentayangan yang siknifikan.
Semua warga yang tidak menetap di Jahannam niscaya termasuk dalam kategori setan gentayangan, termasuk warga yang bisa membaca paparan Sinuwun Gusti Prabu ini.
Hal ini perlu dijelaskan agar para setan gentayangan bisa memahami statusnya, tidak lagi sibuk mencampuri ranah manusia, bisa melupakan bayang bayang Jokowi, NKRI yang telah lama binasa.
Manfaat ke depan, diharapkan mereka bisa mendiami wilayah yang seharusnya, tidak gentayangan lagi bersedia menerima eksistensi Sinuwun Gusti Prabu sebagai Tuhan dan penguasa tunggal negara.
Centra Buwono merupakan negara tunggal yang eksis di jagat raya, semua negara yang dikenal sebagai negara berhalais atau negara bangsa telah sirna.
Kemampuan Centra Buwono tegak berdiri keren nan gagah diatas puing puing kehancuran negara berhalais diraih dengan cara yang mudah, zero cost tanpa susah payah , banting tulang, cucuran keringat, air mata ataupun darah seperti layaknya pendirian suatu negara berhalais yang pernah ada.
Fakta ini tentu menarik untuk dikaji terutama rahasia yang tersembunyi dibalik kedigjayaan dan supremasi Centra Buwono atas segala bangsa dan negara.
Seperti yang pernah dijelaskan bahwa Centra Buwono merupakan negara yang mengaplikasikan sistem otoritarian dengan Sinuwun Gusti Prabu sebagai pemilik dan pemegang kedaulatan Kerajaan.
Sistem bernegara yang menjadikan Tuhan sebagai pengelola tunggal pemerintahan dan negara. Jika Tuhan sendiri yang mengelola negara, adakah kekuatan lain yang mampu menandingi, niscaya semua akan sirna secara cepat nan mudah.
Keunggulan Centra Buwono yang lain dalam upaya menata warga agar memiliki kesiapan sebagai budak adalah penerapan prinsip dasar toleransi dan intoleransi dalam beragama secara tepat nan proporsional.
Centra Buwono tidak fanatik dengan salah satu prinsip dari keduanya namun menggunakan selaras dengan tujuan kekuasaan.
Beda dengan itu, negara berhalais menggunakan salah satu prinsip dari keduanya secara tidak tepat, tidak proporsional, salah sasaran. Sebagian negara ada yang sangat intoleran terhadap praktik beragama dan ada yang terlalu toleran.
Implikasinya, warga merasa kedamaian dan keadilan dalam beragama sebatas imaginasi, konflik yang mengatasnamakan agama menjadi tidak terelakkan baik dalam skala kecil ataupun besar, terselubung ataupun terbuka yang berdampak bagi stabilitas negara.
Ibunda intoleransi bangsa semesta Kanjeng Sunan Kemiri usai melakukan kajian komprehensive mengenai dampak negatif ‘toleransi dan intoleransi' dalam masyarakat berhalais, mengungkapkan,
‘ perbedaan agama dalam masyarakat berhalais berakar dari peran Tuhan yang teralienasi dalam praktik kehidupan.
Hal itu dimulai dari perilaku individu yang merasa paling benar, lantas merambah ke ranah sosial, komunitas yang saling berbagi preferensi berkaitan dengan aktifitas sektarian.
Dalam kondisi yang masih lemah, suatu komunitas cenderung menampilkan ‘wajah’ bersahabat, santun dan penuh toleransi guna mencari simpati sebanyak mungkin.
Toleransi yang dikedepankan sudah pasti tidak akan berlangsung lama mengingat ‘wajah’ asli akan terbuka selaras peningkatan interaksi sosial, budaya, politik dan tuntutan doktrin partikular yang diyakini, berubah menjadi ' intoleran' .
Komunitas apapun bila telah berkembang menjadi kuat tanpa disertai kebenaran ‘legitimasi’ transenden, akan mudah terjerumus kepada sikap arogan.
Alasannya eksistensi ‘legitimasi ’ menjadikan suatu doktrin/ajaran sebagai kekuatan yang mendorong tiap individu untuk berperilaku bijak jauh dari sikap emosional”.
Beda dengan itu, Centra Buwono mampu merancang perilaku beragama warga secara tepat, kapan harus toleran dan kapan harus intoleran hingga konflik kepentingan bisa dihindarkan lantaran sejak semula pembelajaran sudah menjadi bagian terpenting dalam otoritarian.
Eksistensi kebejatan bisa jadi bermula dari perilaku toleran yang tidak tepat. Sikap toleran akan dianggap sebagai peluang melakukan tindak bejat yang lebih besar.
Jika situasi buruk sudah terlanjur berkembang, sikap yang baik adalah menyerahkan kepada Tuhan sebagai al wakil, ‘cukup Tuhan yang menuntaskan problem.
Sementara sikap Intoleransi yang tepat serta diperkenalkan sejak dini, menjadi penghambat pertumbuhan aneka konflik dan kedhaliman sebagai dampak interpretasi partikular.
Dalam perspektif tertentu, toleransi sejatinya merupakan bentuk kompromi dari ragam pihak yang saling berseberangan.
Toleransi dalam konteks yang tidak tepat, bisa diartikan sebagai kebodohan lantaran memberi ruang bagi kebejatan/kesesatan untuk tumbuh subur tanpa resistensi.
Dalam konteks hukum, toleransi bisa berarti sikap abai hukum, lantaran hukum mengikat warga negara berdasarkan prinsip pemaksaan.
Untuk itu, singularisme menjadi keniscayaan eksistensinya agar sikap abai hukum dan konflik tidak terjadi.
Singularisme dalam orde sosial bisa dikatakan sebagai solusi tunggal bagi stabilitas kesadaran berketuhanan tanpa konflik dalam arti hakiki.
Hal itu tidak mungkin bisa didapatkan dalam pluralisme, lantaran tiap agama memiliki keyakinan dan tuhan tersendiri.
Tiap agama memiliki imajinasi tersendiri tentang Tuhan. Sudah pasti Tuhan dianggap hanya membela keyakinan yang dimiliki bukan memihak pihak lain.
Tuhan yang menjadi promotor, kreator dan pemberi legitimasi aturan kekinian. Sementara nilai eksoterisme sudah pasti juga berbeda manakala tidak mendapat legitimasi.
Guna memahami perbedaan agama dan kesejarahan secara komprehensif, secara mudah bisa dilihat eksistensi pembawa misi.
Jika pembawa misi telah tiada, otomatis agama menjadi bagian ‘kesejarahan’. Jika pembawa misi/sang utusan masih hidup, ajaran yang dibawa merupakan agama Tuhan.
Alasannya, sang utusan sebagai pendidik, pemimpin dan realitas agama yang hidup masih menjalankan peran.
Hal itu bisa diilustrasikan seperti sebuah keluarga, jika Isteri sebagai pemimpin keluarga telah mati, adakah masih bisa disebut satu keluarga.
Jika jawabannya masih, niscaya sang suami tidak boleh menikah lagi. Faktanya, pasca kematian sang isteri, mantan suami bisa menikah lagi membentuk keluarga baru.
Dalam konteks negara, apakah bisa disebut suatu negara manakala tidak ada pemimpin yang berkuasa.
Bisa saja pemimpin lama digantikan dengan pemimpin baru dengan nama dan sistem serupa, seperti yang terjadi di negara bangsa silam .
Namun perlu dicatat bila pemimpin baru yang berkuasa niscaya memiliki misi, visi , orientasi dan kebijakan berbeda dari pemimpin sebelumnya.
Hal ini menandakan adanya negara baru hanya saja fakta semacam itu diabaikan dalam praktik bernegara.
Ketika nabi Muhammad menjadi utusan dan pemimpin negara madinah telah wafat, otomatis agama dalam bentuk yang paling utuh dan eksistensi negara Madinah telah berakhir.
Eksistensi negara dan agama sesudahnya era Kholifah empat berbeda dengan era Nabi Muhammad.
Agama adalah konstitusi Tuhan yang diletakkan dalam diri sang utusan. Sang utusan identik dengan mentari, sementara ajaran/norma yang dibawa hanyalah pancaran cahaya mentari.
Sang utusan akan mentransformasi ajaran Tuhan selaras kemampuan yang dimiliki. Diakui atau tidak ada bias yang nyata atau perbedaan antara kehendak Tuhan versus pemahaman sang utusan.
Terkecuali bila sang utusan identik dengan Tuhan itu sendiri seperti utusan akhir zaman Sinuwun Gusti Prabu Alloh Putero yang identik absolut dengan Sinuwun Gusti Prabu Alloh Bopo.
Dalam perspektif Centra Buwono, Mohammad Syahrul Munir adalah Tuhan semesta sekaligus nabi dan utusan.
Jika mentari tenggelam, secara otomatis eksistensi agama versi utusan telah kehilangan substansi.
Agama tidak bisa dipisahkan dari sang utusan sebagai lokus manifestasi qudrat irodat Tuhan dalam batasan tertentu.
Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Wik wik wik
sory boss, kalau Nabi muhammad SAW sdh meninggal tidak secara otomatis aturan berakhir, itu pendapat yg salah besar sekali. Agama itu aturan dari Alloh, selamanya sampai kiamatpun aturan itu tetap berlaku. Nabi hanya menyampaikan wahyu yg datang dari Alloh. Jangan gagal faham lagi ya.
❤