Bekerja untuk Bersyukur - Ustadz Salim A. Fillah

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 11 вер 2024
  • Disampaikan oleh Ustadz Salim A FIllah dalam kajian berjudul Bekerja adalah Ibadah dalam segala maknanya (Ust Salim A Fillah) - Rohis AP2
    Video lengkapnya disini : • Ustadz Salim A Fillah ...
    Dalam kajian ini disampaikan makna 'bekerja untuk bersyukur ' sebagai berikut.
    Landasan Hadist
    "..i’maluu aala daawuuda syukran waqaliilun min ‘ibaadiya alsysyakuuru."
    Artinya : "Bekerjalah hai keluarga Daud (Sulaiman), untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu, yang berterima kasih." - (QS.34:13)
    Syarat Bekerja untuk bersyukur
    1. Ikhlas : ditujukan semata-mata untuk Allah
    2. Ihsan : melebihi ekspektasi dari yang memberi pekerjaan
    "Wa ahsin kama ahsana Allahu ilaika
    Artinya : "Dan berbuat baiklah seperti Allah yg telah berbuat
    baik padamu" (QS Al-Qashash: 77).
    3. Itqan : dikerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai jobdisk yang diberikan
    Contoh Kisah
    Suatu hari ada lelaki menemui Imam Syafi'i menceritakan kisah hidupnya. Dimana dengan gaji 5 dirham perhari kebutuhannya tidak tercukupi, rumah tangganya tidak harmonis, dan anaknya sulit diatur. Imam Syafi'i menyarankan ia mengurangi gajinya jadi 4 dirham.
    Setelah gaji diturunkan jadi 4 dirham ia kembali menemui Imam, dan mengatakan rejekinya masih pas-pasan, emosi istrinya masih tidak stabil, dan anaknya masih sulit diatur. Imam Syafi'i menyarankan ia mengurangi gajinya jadi 3 dirham.
    Setelah gaji diturunkan jadi 3 dirham ia kembali menemui Imam, dan mengatakan rejekinya terasa cukup bahkan melimpah, istrinya bersikap lembut, dan anaknya menjadi patuh, taat dan rajin. Imam Syafi'i menyarankan ia mengurangi gajinya jadi 3 dirham.
    Kaidah
    1. “Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya harta itu mejadi banyak. Yang haram pun masuk ke dalam yang halal lalu harta itu merusaknya”.
    2. “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebajikan itu adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati dan dosa itu adalah apa-apa yang meragukan jiwa dan meresahkan hati, walaupun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.” (HR. Ahmad no.17315, Darimi no.2421, hadits hasan, lihat hadits Arbain An-Nawawi hadits no. 27)

КОМЕНТАРІ • 3