UMKM Soka Wangi: Transformasi Batok Kelapa dan Bambu Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 19 вер 2024
  • Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
    TRIBUN-VIDEO.COM - UMKM Soka Wangi, yang terletak di BR. Payuk, Tembuku Bangli, Bali, adalah sebuah usaha mikro kecil menengah yang mengkhususkan diri dalam kerajinan tangan berbahan dasar batok kelapa dan bambu.
    Usaha ini berhasil mengubah bahan-bahan alami tersebut menjadi berbagai produk yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi.
    Produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM Soka Wangi meliputi keben atau sokasi dan keranjang dari batok kelapa, ingka (piring dari anyaman bambu), serta tas-tas yang terbuat dari kombinasi anyaman bambu dan batok kelapa.
    Inovasi ini membuat UMKM Soka Wangi menjadi salah satu usaha yang kreatif dan berdaya saing tinggi di tengah perkembangan zaman.
    Dewa Ayu Anom Merta Wangi, seorang ibu rumah tangga, kini menjadi sosok di balik kesuksesan UMKM Soka Wangi.
    Ia mengambil alih usaha ini dari kakaknya yang telah mendirikan Soka Wangi pada tahun 2011.
    "Soka Wangi sendiri berdiri pada tahun 2011 oleh kakak saya, Namanya Soka Sari Mandiri dulu, tapi karena beliau sudah umur dan tidak mampu lagi menjalankan usaha ini, jadi saya lah yang melanjutkan usahanya dan saya ganti Namanya menjadi Soka Wangi," ungkapnya dengan penuh semangat.
    Sejak diambil alih oleh Ibu Anom Merta Wangi, Soka Wangi tidak hanya berfokus pada pembuatan ingka dan sokasi saja, beliau mengembangkan lagi ide-ide kreatif baru, dan menghasilkan kerajinan batok kelapa dan kombinasi antara batok kelapa dengan anyaman bambu, yang kini menjadi produk unggulan Soka Wangi.
    Dalam proses produksinya, Ibu Anom Merta Wangi bekerja sama dengan para pengrajin yang terampil dari Soka Wangi.
    Sebuah keben atau sokasi dapat diselesaikan dalam satu hari, tergantung pada tingkat kerumitan motifnya.
    Untuk model-model tamas, produksi bisa mencapai satu lusin per hari.
    Namun, untuk produk yang lebih kompleks seperti tas dari kombinasi anyaman dan batok kelapa, pengerjaannya bisa memakan waktu hingga satu bulan.
    "Kalau pengerjaannya tekun, 1 hari saja selesai, apalagi untuk model-model tamas itu 1 lusin bisa dapat 1 hari. Kalo sokasi/keben itu juga bisa 1 hari, tapi motifnya ngga terlalu ribet. Nah, kalau model tas ini bisa 1 bulanan, soalnya ini kombinasi dari anyaman trus dan batok kelapa," jelasnya.
    Kesuksesan UMKM Soka Wangi juga terlihat dari tingginya permintaan produk-produk mereka di pasaran.
    Produk-produk Soka Wangi sering kali laris manis di toko-toko alat banten di sekitaran Bangli, serta menarik minat wisatawan asing yang mencari kerajinan khas Bali.
    Label "Soka Wangi" yang melekat pada setiap produk menjadi jaminan kualitas dan keaslian, sehingga produk-produk ini selalu diminati.
    Selain pemasaran melalui toko-toko, pameran-pameran UMKM juga menjadi ajang penting bagi Ibu Anom Merta Wangi untuk mempromosikan hasil karyanya.
    Di pameran-pameran tersebut, produk kerajinan Soka Wangi sering kali habis terjual dalam hitungan hari, membuktikan tingginya minat masyarakat terhadap produk-produk ini.
    Namun, di balik kesuksesan ini, Ibu Anom Merta Wangi juga menghadapi berbagai tantangan.
    Salah satu tantangan terbesar adalah kesulitan mendapatkan bahan baku.
    "Salah satunya di bahan baku kita sering kesusahan, agak susah nyarinya, apalagi pas orderan numpuk, jadi mau ngga mau kita keluar daerah nyarinya dan keluar biaya perjalanan lagi," ungkapnya.
    Tantangan lainnya adalah berkurangnya jumlah pengrajin.
    Sebelum pandemi COVID-19, UMKM Soka Wangi memiliki sekitar 60 pengrajin, namun setelah pandemi, banyak dari mereka yang berhenti.
    "Kita juga terkendala di pengrajin, dulu sebelum COVID-19 kita punya 60 pengrajin, trus pas COVID beberapa di rumahkan, nah pas udah mulai reda ini malah ada kerajinan baru yaitu selendang tenun Bali itu, nah kesana dah semuanya larinya," tambahnya.
    Meskipun demikian, semangat dan dedikasi Ibu Anom Merta Wangi dalam menjalankan UMKM Soka Wangi tidak pernah surut.
    Ia terus berinovasi dan berusaha untuk menjaga kualitas produk, sekaligus mencari cara untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
    Dengan kerja keras dan kreativitas, UMKM Soka Wangi siap untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal di Bangli.
    Bagi Tribuners yang ingin memiliki kerajinan tangan Soka Wangi ini, kalian bisa hubungi WA di 082236824478, atau bisa kunjungi Instagram mereka di @mertawangirara.
    Program: Local Experience
    Editor Video: yohanes anton kurniawan
    #umkm #bali #kelapa

КОМЕНТАРІ •